Anda di halaman 1dari 26

PENGARUH PROSES PERLAKUAN

PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN


STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S

Mahasiswa
Edwin Setiawan Susanto

Dosen Pembimbing
Ir. Rochman Rochiem, M. Sc.
Hariyati Purwaningsih, S.Si, M.Si.

1
TUGAS AKHIR – RL1585
Latar Belakang
z Heat exchanger adalah alat yang merubah
(menurunkan) temperatur kerja.
z Kegagalan bahan dari heat exchanger yang
berupa timbulnya benjolan-benjolan pada
heat exchanger.

2
TUGAS AKHIR – RL1585
Batasan Masalah
z Kondisi bahan diasumsikan homogen
z Pengaruh lingkungan diabaikan
z Laju temperatur selama pengeluaran
spesimen dari dapur pemanas diabaikan
z Pengaruh agitasi dan perubahan temperatur
pada media pendingin diabaikan

3
TUGAS AKHIR – RL1585
Permasalahan
z Bagaimana pengaruh perlakuan panas
terhadap kekerasan baja AISI 310S?.
z Bagaimana pengaruh perlakuan panas
terhadap perubahan struktur mikro baja AISI
310S?
z Bagaimana pengaruh proses perlakuan
panas terhadap pembentukkan fasa baru dan
transformasi fasa?

4
TUGAS AKHIR – RL1585
Tujuan
z Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisa pengaruh perlakuan panas
terhadap kekerasan dan perubahan struktur
mikro serta pembentukan fasa –fasa baru
pada baja AISI 310S.

5
TUGAS AKHIR – RL1585
Perlakuan Panas
z Kombinasi operasi pemanasan dan
pendinginan terhadap logam atau paduan
dalam keadaan padat dengan waktu tertentu,
untuk memperoleh sifat tertentu.

6
TUGAS AKHIR – RL1585
Hardening
z Proses pengerasan terhadap logam atau
paduan yang dilakukan untuk memperoleh
sifat tahan aus yang tinggi, kekuatan, fatique
limit atau strength yang lebih baik.
z Proses ini dilakukan dengan memanaskan
hingga kedaerah satu fasa kemudian
didinginkan sangat cepat.

7
TUGAS AKHIR – RL1585
Normalizing
z Proses perlakuan panas yang dilakukan
pada logam atau paduan untuk
mendapatkan ukuran butir kristal yang lebih
halus, menaikkan sedikit kekuatan dan
kekerasan.
z Proses ini dilakukan dengan memanaskan
hingga kedaerah satu fasa kemudian
didinginkan dengan cukup cepat.

8
TUGAS AKHIR – RL1585
Kekerasan

z Ketahanan dari material terhadap


deformasi.

Uji Vickers
z Uji kekerasan dengan menggunakan
penumbuk piramida intan yang dasarnya
berbentuk persegi.

9
TUGAS AKHIR – RL1585
Difraksi Sinar X
z Suatu teknik analisa yang digunakan
untuk identifikasi fasa dan dimensi dari
unit sel.

10
TUGAS AKHIR – RL1585
Metodologi
z Diagram alir Start

Preparasi specimen baja AISI 310S dengan dimensi 21x21x4 mm


sebanyak delapan buah

Perlakuan panas Normalizing dengan temperatur 1050oC dan Perlakuan panas Hardening dengan temperatur 1050oC dan
1075oC dengan holding time 40 menit 1075oC dan holding time 40 menit dengan media quench oli

Pengujian

Kekerasan (Vickers) Metalografi Difraksi Sinar - x

Pengambilan data

Pengolahan data dan


pembahasan

Finish
11
TUGAS AKHIR – RL1585
Langkah kerja
z Melakukan proses perlakuan panas normalising
pada temperatur 1050oC dan 1075oC dengan
holding time 40 menit.
z Melakukan proses perlakuan panas hardening pada
temperatur 1050oC dan 1075oC dengan holding time
40 menit dan media quench oli.
z Menguji kekerasan dari material dengan metode
kekerasan Vickers.
z Menganalisa struktur mikro yang terjadi dan fasa
yang terbentuk setelah proses perlakuan panas
12
TUGAS AKHIR – RL1585
Dimensi spesimen
z Spesimen yang dipakai adalah baja AISI
310S dengan komposisi kimia 0,08%C,
1,50%Si, 2,00%Mn, 0,045%P, 0,03%S,
22,00%Ni, 26,00%Cr.

□ 21mm

4mm
13
TUGAS AKHIR – RL1585
Analisa Data
z Kekerasan
Pengujian kekerasan menggunakan delapan buah spesimen.
1. spesimen 1 dan 2 mengalami perlakuan panas normalizing pada
temperatur 1050oC dengan media pendingin udara.
2. spesimen 3 dan 4 mengalami perlakuan panas hardening pada
temperatur 1050oC dengan media pendingin oli.
3. spesimen 5 dan 6 mengalami perlakuan panas normalizing pada
temperatur 1075oC dengan media pendingin udara.
4. spesimen 7 dan 8 mengalami perlakuan panas hardening pada
temperatur 1075oC dengan media pendingin oli.

14
TUGAS AKHIR – RL1585
z Table nilai kekerasan
rata – rata
No Temperatur (oC ) Perlakuan Kekerasan rata – rata
(HV30)

1 1050 Normalizing 138

2 1050 Hardening 167

3 1075 Normalizing 146

4 1075 Hardening 175

15
TUGAS AKHIR – RL1585
Metalografi
Sigma

austenit

z Gambar struktur mikro spesimen tanpa perlakuan


dengan perbesaran 500 kali. Strukturnya berupa
sigma (FeNi) di dalam matriks austenit. Etsa :
elektrolit asam oksalat.

16
TUGAS AKHIR – RL1585
Presipitasi
karbida austenit

Sigma
Sigma

austenit

Presipitasi
karbida

a b

z Gambar struktur mikro spesimen dengan perlakuan panas


normalizing dengan perbesaran 500 kali. Etsa : elektrolit asam
oksalat.
z (a) Pada Temperatur 1050oC. Strukturnya berupa sigma (FeNi) dan
presipitasi karbida (M23C6) di dalam matriks austenit.
z (b) Pada Temperatur 1075oC. Strukturnya berupa sigma (FeNi) dan
presipitasi karbida (M23C6) di dalam matriks austenit.

17
TUGAS AKHIR – RL1585
austenit
Sigma

austenit Presipitasi
karbida
Presipitasi
karbida
Sigma

a b

z Gambar struktur mikro spesimen dengan perlakuan panas


hardening dengan perbesaran 500 kali. Etsa : elektrolit asam
oksalat.
z (a) Pada Temperatur 1050oC. Strukturnya berupa sigma (FeNi) dan
presipitasi karbida (M23C6) di dalam matriks austenit.
z (b) Pada Temperatur 1075oC. Strukturnya berupa sigma (FeNi) dan
presipitasi karbida (M23C6) di dalam matriks austenit.

18
TUGAS AKHIR – RL1585
Presipitasi
karbida
Sigma

Sigma austenit

austenit Presipitasi
karbida

a b

z Gambar struktur mikro spesimen dengan Temperatur 1050oC


dengan perbesaran 500 kali. Etsa : elektrolit asam oksalat.
z (a) Perlakuan panas normalizing. Strukturnya berupa sigma (FeNi)
dan presipitasi karbida (M23C6) di dalam matriks austenit.
z (b) perlakuan panas hardening. Strukturnya berupa sigma (FeNi)
dan presipitasi karbida (M23C6) di dalam matriks austenit.

19
TUGAS AKHIR – RL1585
austenit
austenit

Sigma Presipitasi
karbida

Presipitasi Sigma
karbida

a b

z Gambar struktur mikro spesimen dengan Temperatur 1075oC


dengan perbesaran 500 kali. Etsa : elektrolit asam oksalat.
z (a) Perlakuan panas normalizing. Strukturnya berupa sigma (FeNi)
dan presipitasi karbida (M23C6) di dalam matriks austenit.
z (b) perlakuan panas hardening. Strukturnya berupa sigma (FeNi)
dan presipitasi karbida (M23C6) di dalam matriks austenit.

20
TUGAS AKHIR – RL1585
Difraksi sinar - x
z Dari hasil pengujian difraksi sinar – x
yang ditunjukkan fasa yang terbentuk
pada stainless steel dengan perlakuan
2000 normalizing pada temperatur 10500C
Fe Cr0,29Ni0,16C0,06
adalah Cromium Iron Nickel Carbon (Fe
Cr0,29Ni0,16C0,06) ) dengan nomer
1500 pcpdf 33-0397. Fasa lain yang terbentuk
adalah FeNi dengan nomer pcpdf 47-
c o u n ts

1405 dan Cr23C6 dengan nomer pcpdf


1000 Cr23C6 14-0407. Fasa Cromium Iron Nickel
FeNi Carbon (Fe Cr0,29Ni0,16C0,06)
500 terbentuk pada 2 theta = 43,58500
dengan struktur kristal FCC (Face
centered cubic). Fasa FeNi terbentuk
0 pada 2 theta = 50,75860 dengan struktur
kristal FCC (Face centered cubic). Fasa
Cr23C6 terbentuk pada 2 theta =
-500 0 20 40 60 80 100 68,31401 dengan struktur kristal FCC
(Face centered cubic).
2 theta

21
TUGAS AKHIR – RL1585
z Dari hasil pengujian difraksi sinar – x
yang ditunjukkan fasa yang terbentuk
pada stainless steel dengan perlakuan
2500 hardening pada temperatur 10500C
Fe Cr0,29Ni0,16C0,06
adalah Cromium Iron Nickel Carbon (Fe
2000 Cr0,29Ni0,16C0,06) ) dengan nomer
pcpdf 33-0397. Fasa lain yang terbentuk
adalah FeNi dengan nomer pcpdf 47-
1500
c o u n ts

1405 dan Cr23C6 dengan nomer pcpdf


Cr23C6 14-0407. Fasa Cromium Iron Nickel
1000 FeNi Carbon (Fe Cr0,29Ni0,16C0,06)
terbentuk pada 2 theta = 43,56446
dengan struktur kristal FCC (Face
500 centered cubic). Fasa FeNi terbentuk
pada 2 theta = 50,68637 dengan struktur
0 kristal FCC (Face centered cubic). Fasa
Cr23C6 terbentuk pada 2 theta =
-500 0 20 40 60 80 100 68,81910 dengan struktur kristal FCC
(Face centered cubic).
2 theta

22
TUGAS AKHIR – RL1585
z Dari hasil pengujian difraksi sinar – x
yang ditunjukkan fasa yang terbentuk
pada stainless steel dengan perlakuan
2000 normalizing pada temperatur 10750C
Fe Cr0,29Ni0,16C0,06
adalah Cromium Iron Nickel Carbon (Fe
Cr0,29Ni0,16C0,06) dengan nomer pcpdf
1500 33-0397. Fasa lain yang terbentuk
adalah FeNi dengan nomer pcpdf 47-
c o u n ts

1405 dan Cr23C6 dengan nomer pcpdf


1000 14-0407. Fasa Cromium Iron Nickel
FeNi Cr23C6
Carbon (Fe Cr0,29Ni0,16C0,06)
500 terbentuk pada 2 theta = 43,69400
dengan struktur kristal FCC (Face
centered cubic). Fasa FeNi terbentuk
0 pada 2 theta = 50,85950 dengan struktur
kristal FCC (Face centered cubic). Fasa
Cr23C6 terbentuk pada 2 theta =
-500 0 20 40 60 80 100 68,32246 dengan struktur kristal FCC
(Face centered cubic).
2 theta

23
TUGAS AKHIR – RL1585
z Dari hasil pengujian difraksi sinar – x
yang ditunjukkan fasa yang terbentuk
pada stainless steel dengan perlakuan
2500 hardening pada temperatur 10750C
Fe Cr0,29Ni0,16C0,06 adalah Cromium Iron Nickel Carbon (Fe
2000 Cr0,29Ni0,16C0,06) ) dengan nomer
pcpdf 33-0397. Fasa lain yang terbentuk
adalah FeNi dengan nomer pcpdf 47-
1500
c o u n ts

1405 dan Cr23C6 dengan nomer pcpdf


14-0407. Fasa Cromium Iron Nickel
1000 FeNi Cr23C6 Carbon (Fe Cr0,29Ni0,16C0,06)
terbentuk pada 2 theta = 43,65356
dengan struktur kristal FCC (Face
500 centered cubic). Fasa FeNi terbentuk
pada 2 theta = 50,78577 dengan struktur
0 kristal FCC (Face centered cubic). Fasa
Cr23C6 terbentuk pada 2 theta =
-500 0 20 40 60 80 100 68,82246 dengan struktur kristal FCC
(Face centered cubic).
2 theta

24
TUGAS AKHIR – RL1585
Kesimpulan
Dengan adanya variasi perlakuan panas normalizing dan hardening pada
temperatur 1050oC dan 1075oC dapat mempengaruhi nilai kekerasan
pada baja AISI 310S.
z Pada perlakuan panas normalizing dengan temperatur 1050oC memiliki
angka kekerasan 138 HV30 dan pada temperatur 1075oC memiliki
angka kekerasan 146 HV30.
z Pada perlakuan panas hardening dengan temperatur 1050oC memiliki
angka kekerasan 167 HV30 dan pada temperatur 1075oC memiliki
angka kekerasan 175 HV30.
z Dari hasil pengujian metalografi pada spesimen dengan perlakuan
panas normalizing didapatkan batas butir yang lebih tebal yang
mengindikasikan adanya presipitat karbida (M23C6) pada perlakuan
panas normalizing lebih banyak bila dibandingkan dengan perlakuan
panas hardening.
z Dari pengujian difraksi sinar – x didapatkan fasa Cromium Iron Nickel
Carbon (Fe Cr0,29Ni0,16C0,06), FeNi, dan Cr23C6 pada masing –
masing spesimen.

25
TUGAS AKHIR – RL1585
TERIMA KASIH

26
TUGAS AKHIR – RL1585

Anda mungkin juga menyukai