Kata Kunci : Recommended Weight Limit (RWL) dan Lifting Index (LI), Musculoskeletal
Disorder (MSDs),Antropometri, NIDA (Need, Idea, Decision and Action).
Keywords: Recommended Weight Limit (RWL) dan Lifting Index (LI), Musculoskeletal
Disorder (MSDs),Anthropometry,NIDA (Need, Idea, Decision and Action)
1
Jurnal Teknologika (Jurnal Teknik-Logika-Matematika)
1 Pendahuluan
PT.XYZ mempunyai 2 departemen operator yang dilakukan secara manual
dalam memproduksi produknya, tanpa mengunakan alat bantu yang di
diantaranya depearteman process and rasa efektif di bagian tersebut, yaitu
drier (P&D) dan departemen filling and pada aktifitas penuangan larutan emulsifier
packing (F&P) dan masing-masing ke dalam intermediate tank yang terdapat
mempunyai sub kerjanya masing-masing. pada area fat blend preparation room,
Pada salah satu sub di departemen P&D pada aktivitas pemasukan larutan tersebut.
yaitu bagian proses basah dimana awal Di bagian fat blend ini terdapat aktivitas
mula susu di produksi di perusahaan rutin yang di lakukan operator secara
tersebut.Walaupun sebagian besar manual, yaitu penuangan larutan emulsifier
aktivitasnya terkontrol secara digital dan ke dalam intermediate tank setinggi 127
berproduksi secara otomatis namun pada Cm hanya dengan mengunakan alat bantu
saat awal pemasukan material bahan- 2 anak tangga yang terbuat dari
bahannya masih terdapat aktivitas yang aluminium dengan total tinggi tangga yaitu
masih mengunkan tenaga manusia, 48 cm, selebihnya mengunakan tangan
aktivitas pemindahan bahannya masih operator secara langsung dalam
secara manual. dalam hal ini pada saat mengangkat wadah berbahan stainles steel
penelitian dan observasi pada proses yang berisi larutan emulsifier tersebut
pengangkatan beban produk yang di dengan berat total 31 Kg. Dari aktivitas
lakukan terdapat indikasi salah satu tersebut terindikasi bahawa terdapat risiko
aktivitas angkat beban manual material keluhan musculoskeletal disorder pada
handling (MMH), yang berisiko terhadap pekerja.maka di lakukan analisis untuk
keselamatan operator dan kondisi tubuh membuktikanya.
2 Kajian Pustaka
Material handling yang dilakukan yang dapat diangkat oleh manusia tanpa
manusia disebut sebagai Manual Material menimbulkan cidera meskipun pekerjaan
Handling (MMH). Jika manusia harus tersebut dilakukan secara repetitive dan
bekerja dalam aktivitas Manual Material dalam jangka waktu yang cukup lama.
Handling secara berulang-ulang dalam RWL ini ditetapkan oleh NIOSH pada
waktu yang lama, maka harus diperhatikan tahun 1991 di Amerika Serikat.
batasan kemampuan metabolisme dan Persamaan NIOSH
sirkulasi dalam tubuh. Pemindahan bahan berlaku pada keadaan : (Waters, et al;
secara manual apabila tidak dilakukan 1994)
secara ergonomis akan menimbulkan 1. Beban yang diberikan adalah beban
kecelakaan dalam industri. Kecelakaan statis, tidak ada penambahan
industri (industrial accident) ini dapat ataupun pengurangan beban ditengah-
menyebabkan kerusakan jaringan tubuh tengah pekerjaan.
yang diakibatkan oleh beban angkatan 2. Beban diangkat dengan kedua tangan.
berlebih. Bermacam-macam cara dalam 3. Pengangkatan atau penurunan benda
mengangkat beban yakni dengan kepala, dilakukan dalam waktu maksimal 8 jam.
bahu, tangan, punggung, dan sebagainya. 4. Pengangkatan atau penurunan benda
Beban yang terlalu berat dapat tidak boleh dilakukan saat duduk
menimbulkan cedera tulang punggung, atau berlutut.
jaringan otot, dan persendian akibat 5. Tempat kerja tidak sempit.
gerakan yang berlebihan.
Recommended Weight Limit (RWL) Berdasarkan sikap dan kondisi sistem
merupakan rekomendasi batas beban kerja pengangkatan beban dalam proses
2
Jurnal Teknologika (Jurnal Teknik-Logika-Matematika)
pemuatan barang yang dilakukan oleh V = Jarak vertikal posisi tangan yang
pekerja dalam eksperimen, penulis memegang beban terhadap lantai
melakukan pengukuran terhadap faktor- D = Jarak perpindahan beban secara
faktor yang mempengaruhi dalam vertikal antara tempat asal sampai tujuan
pengangkatan beban dengan acuan A = Sudut simetri putaran yang dibentuk
ketetapan NIOSH. antara tangan dan kaki.
Persamaan untuk menentukan beban
yang direkomendasikan untuk diangkat Untuk Frequency Multiplier (FM) adalah :
seorang pekerja dalam kondisi tertentu 1. Durasi pendek : 1 jam atau kurang.
menurut NIOSH adalah sebagai berikut 2. Durasi sedang : antara 1 – 2 jam.
(Waters, et al, 1993): 3. Durasi panjang : 2 – 8 jam.
Untuk Coupling Multiplier (CM) adalah :
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x 1. Kriteria Good, adalah :
FM x CM ... (1) - Kontainer atau Box merupakan
Keterangan : design optimal, pegangan
LC : (Lifting Constanta) konstanta bahannya tidak licin.
pembebanan = 23 kg - Benda yang didalamnya tidak
HM : (Horizontal Multiplier) faktor mudah tumpah.
pengali horisontal = 25/H - Tangan dapat dengan nyaman
VM : (Vertical Multiplier) meraih box tersebut.
faktor pengali vertikal = 1 – 2. Kriteria Fair, adalah :
0,003 [V – 75] - Kontainer atau Box tidak
DM : (Distance Multiplier) mempunyai pegangan.
faktor pengali perpindahan = - Tangan tidak dapat meraih dengan
0,82 + 4,5/D mudah.
AM : (Asymentric Multiplier) 3. Kriteria Poor, adalah :
faktor pengali asimentrik = 1 – - Box tidak mempunyai
0 Handle/pegangan.
0,0032 A( )
FM : (Frequency Multiplier) - Sulit dipegang (Licin, Tajam, dll).
faktor pengali frekuensi - Berisi barang yang tidak stabil,
CM : (Coupling Multiplier) (Pecah, Jatuh, Tumpah, dll).
faktor pengali kopling (handle) - Memerlukan sarung
tangan untuk
H = Jarak horizontal posisi tangan yang mengangkatnya.
memegang beban dengan titik pusat tubuh.
Setelah nilai RWL diketahui, tidak mengandung resiko cidera tulang
selanjutnya perhitungan Lifting Index, belakang (Waters, et al; 1993)
untuk mengetahui index pengangkatan Sebagian besar data Antropometri
yang tidak mengandung resiko cidera dinyatakan dalam bentuk persentil.
tulang belakang, pada persamaan 2.. Persentil merupakan suatu nilai yang
menyatakan bahwa persentase tertentu
.....(2) dari sekelompok orang yang dimensinya
sama dengan atau lebih rendah dari nilai
tersebut. Misalnya 95% dari populasi
Jika LI > 1, berat beban yang adalah sama atau lebih rendah dari 95
diangkat melebihi batas pengangkatan persentil, dan 5% dari populasi berada
yang direkomendasikan maka aktivitas sama dengan atau lebih rendah dari 5
tersebut mengandung resiko cidera tulang persentil.
belakang. Pada perancangan alat bantu Hand lift
Jika LI < 1, berat beban yang diangkat katrol dilakukan dengan pendekatan
tidak melebihi batas pengangkatan yang tahapan umum dan teknik perancangan,
direkomendasikan maka aktivitas tersebut
3
Jurnal Teknologika (Jurnal Teknik-Logika-Matematika)
yaitu NIDA (Need,Idea,Decision, and ada, maka disini diambil rentang 2,5 dan
Action). 97.5 persentil sebagai batas-batasnya.
Pemakaian nilai-nilai persentil yang umum
diaplikasikan dalam perhitungan data Adapun pendekatan dalam penggunaan
antropometri dapat dilihat pada tabel sebagai data antropometri, adalah sebagai berikut:
berikut : 1. Pilihlah standar deviasi yang sesuai untuk
perancangan yang dimaksud.
Dalam pokok bahasan antropometri, 95 2. Carilah data pada rata-rata dan distribusi
persentil akan menggambarkan ukuran dari dimensi yang dimaksud untuk populasi
manusia yang “Terbesar”, sedangkan 5 yang sesuai.
persentil sebaliknya akan menunjukkan 3. Pilihlah nilai persentil yang sesuai sebagai
ukuran manusia yang “terkecil”. Bilamana dasar perancangan.
diharapkan ukuran yang mampu 4. Pilihlah jenis kelamin yang sesuai.
mengakomodasikan 95% dari populasi yang
S = Derajat ketelitian
menggunakan rumus persamaan 5
bila tingkat keyakiann 0 ~ 50 %, maka k =
0.67 bila tingkat keyakiann 50.1 % ~ 68 %,
√∑
maka k = 1 bila tingkat keyakinan 68.2 % ~
....(5)
95 % , maka k = 2 bila tingkat keyakinan 95
Dimana : .1 % ~ 99 %, maka k = 3 apabila N’ < N,
𝑥 = Rata - rata pada data, Xi= angka maka data dinyatakan cukup
4
Jurnal Teknologika (Jurnal Teknik-Logika-Matematika)
5
Jurnal Teknologika (Jurnal Teknik-Logika-Matematika)
6
Jurnal Teknologika (Jurnal Teknik-Logika-Matematika)
7
Jurnal Teknologika (Jurnal Teknik-Logika-Matematika)
8
Jurnal Teknologika (Jurnal Teknik-Logika-Matematika)
Perhitungan persentil
Setelah memperoleh data, melakukan
perhitungan persentil untuk tiap-tiap dimensi
dan dilakukan pada data pria maupun
wanita. Persentil yang digunakan dalam
Gambar 2 Grafik Control Chart Lebar Bahu pengolahan data ini ialah persentil 5-th, 50-
th, dan 95-th, perhitungan persentil 95-th
Uji kenormalan data antropometri pada Tinggi Sikut Berdiri adalah Persentil
95-th = 107.2 Cm, perhitungan persentil 95-
Tabel 4 Hasil Uji Statistik Tinggi Sikut Berdiri th pada Lebar Persentil 95-th = 46.1 Cm
T hitung = 0.246 Tidak ada pada nilai kritis 2 Menentuka Lebar Bahu
0.337 Maka Ho : Sampel Berasal dari n lebar (LB) 95 % 46.1
alat bantu
Distribusi Normal lift manual
Dalam pengujian kenormalan data
anthropometri di gunakan Uji Liliforce.
Uji ini. Landasan Perancangan Alat Bantu
Tabel 5 Hasil Uji Statistik Lebar Bahu Pada perancangan alat bantu Hand lift
katrol dilakukan dengan pendekatan
Z F(zi) S(zi) │ F(Zi) - S(Zi) tahapan umum dan teknik perancangan,
│ yaitu NIDA (Need,Idea,Decision, and Action)
-1.206 0.1138 0.2 0.086
yang di uaraikan pada tahapan-tahapan
-0.384 0.3505 0.4 0.049 sebagai berikut :
-0.110 0.4563 0.6 0.143
0.165 0.5653 0.8 0.234 a. Need ( Kebutuhan )
Dalam aktivitas persiapan larutan
1.536 0.9377 1 0.062
emulsifier. Pada saat opertaor mengangkat
larutan terjadi 2 kali aktivitas pemindahan
T hitung = 0.234 Tidak ada pada nilai dari meja trolley ke tangga kemudian dari
kritis 0.337 Maka Ho : Sampel Berasal dari tangga ke tank senagai langkah akhir
9
Jurnal Teknologika (Jurnal Teknik-Logika-Matematika)
menuangkan larutan. Diperlukan alat yang angkat dengan alat bantu tanpa harus di
bisa memindahlan wadah langsung pada lakukan dengan tangan kosong dan tidak
tank. Adanya gejala risiko cedera dan harus membungkuk saat mengangkat
wadah.
aktivitas perlu di lakukan perubahan dalam
d. Action ( Tindakan)
proses pengangkatannya yang di lakukan
Disain dan perancangan Prototype atau
operator pada aktivitas penuangan larutan purwarupa alat bantu lift manual dengan
emulsifier berdasarkandengan di buktikan sistem katrol sebagai rupa dan bentuk awal
oleh hasil perhitungan RWL dan LI, untuk di gunakan sebagai uji fungsional
sehingga diperlukan adanya sebuah alat adapaun purwarupa yang di buat di rancang
dengan mendekati fungsi awal yang telah di
bantu.
jelaskan pada pembahasan sebelumnya.
b. Idea ( ide)
Agar Proses pengangkatan tidak berkali- Pemetaan Bagian Utama Desain Alat
kali, maka diperlukan alat bantu yang bisa Bantu Lift Manual
mengangkatnya langsung ke dalam
intermediate tank. Risiko cedera pada Rancangan lift manual terdiri dari
empat bagian utama, yaitu :
aktivitas penuangan larutan emulsifier dapat
1. Rangka atas
di atasi dengan sebuah alat bantu manual 2. Rangka tengah
berupa alat bantu tambahan dengan 3. Sistem Penggerak
sistem kerja katrol yang penampangnya 4. Rangka bawah
bisa di naikan dan di turunkan, sehingga
pengangkatan larutan emulsifier yang di
lakukan operator dapat di gantikan dengan
alat bantu. Adapaun dalam
perancangannnya di lakukan dnegan
mempertimbnagkan kondisi larutan yang
tidak boleh berisiko terjadinya kontaminasi
silang dari timbulknya microba dari alat di
pakai, maka alat yang di perlukan harus
sesuai dengan ketentuan perusahaan pula.
c. Decision (Keputusan)
Desain di buat berupa alat sejenis lift
manual tambahan yang terletak pada Gambar 3. Pemetaan bagian
penampangnya bisa dinaikkan dan Desain prototype
diturunkan sesuai keinginan.tujuan nya
supaya pekerja dapat mengangkat wadah E. Pembuatan Prototype
dengan leluasa karna tidak perlu Dalam Perancangan alat bantu
mengangkat dengan tangan kosong. lift manual pada proses pengangkatan
larutan emulsifier pada proses fat blend ini,
Perancangan alat bantu lift manual maka di buatkan prototype. Kendatipun
dengan mekanisme menaikan wadah dalam pembuatan prototype ini juga
larutan emulsifier dengan penggerak sejenis mempertimbangkan nilai ekonomis dalam
gear yang di bantu dengan kayuhan tangan pembuatannya. Tujuan pembuatan
dengan menggunakan pengukuran yang di prototype ini tidak lain ialah agar bisa
dapat dengan hasil perhitungan uji persentil memastikan semua fungsi dari alat yang di
sehingga tinngi dan lebar dari alat dapat desain dan di rencanakan sesaui fungsi yang
di tentukan sesuai postur tubuh pekerja . di harapkan. Bahan utama dari pembuatan
Sehingga wadah berisi larutan bisa di
10
Jurnal Teknologika (Jurnal Teknik-Logika-Matematika)
prototype ini adalah kayu selain itu di kedua aktivitas pengangkatan yang di
gunkana roda, skrup, paku dan alat lakukan satu operator adalah 13.58 kg,
penggerak dari bahan-bahan yang ekonomis sedangkan tempat tujuan (destination)
dan memadai dalam menunjang pembutan pada kedua aktivitas tersebut ialah 9.40
prototype dari alat itu sendiri yang bisa di kg. Sedangkan untuk nilai aktivitas
lihat pada gambar 4 berikut : pengangkatan ke dua ialah (origin) 11.36
kg, dan (destination) sebesar 19.62 kg.
Ini menjelaskan bahwa berat benda yang
diangkat saat pertama pengangkatan
aktivitas pertama seberat 31 kg dan
pengangkatan aktivitas ke 2 adalah 30
kg, tidak sesuai dengan berat yang di
rekomendasikan. Lifting index pada
pengangkatan aktivitas ke satu di tempat
awal (origin) kedua aktivitas
pengangkatan pada satu operator
tersebut sebesar 2.28 , sedangkan
tempat tujuan (destination) adalah
sebesar 3.29 , sedangkan untuk nilai
lifting index pada aktivitas penuangan
yang ke dua ialah untuk (origin) sebesar
2.62 dan (destination) sebesar 1.52 , hal
ini di kategorikan berbahaya bagi
operator dan dapat menimbulkan risiko
cedera otot punggang karena LI
menunjukan > 1
Gambar 4. Prototype Lift Manual 3. Menghasilkan usulan desain dan
Pengangkatan Larutan Emulsifier perancangan sebuah alat bantu berupa
lift manual yang penampangnya bisa di
5 Kesimpulan naikan dan di turunkan dengan sistem
Berdasarkan hasil penelitian yang di tarik ulur dengan katrol dan penggerak
lakukan, diperoleh kesimpulan sebagai dengan roda-roda gigi, ini di usulkan
berikut : sebagai pengganti proses angkat dalam
aktivitas penuangan larutan emulsifier di
1. Dari hasil penelitian aktivitas area fat blend, sehingga dapat
penuangan larutan emulsifier dibagi mengurangi risiko keluhan
menjadi 3 tahapan penuanagan. Tahap musculoskeletal disorder maupun
kesatu, wadah stainless steel berisi kemungkinan risiko kecelakaan kerja
larutan emulsifier di angkat dari meja yang dapat timbul pada saat bekerja.
troli menuju ke anak tangga bantu satu. Dalam membuat dimensi pengukuran
Tahap ke dua, mengangkat larutan berisi alat bantu di lakukan dengan menghitung
wadah emulsifier ke dalam anak tangga dimensi pada tinggi alat dan lebar
ke dua dan tahap ketiga mengangkat pegangan alat bantu sesuai dengan
laruran dari anak tangga terakhir perhitungan data anthropometri pada
menuju intermediate tank kemudian th
pekerja dengan persentil 95 yang
pekerjaan selanjutnya ialah dengan menghasilkan tinggi alat sampai pada
melakukan tahap ke 1 sampai tahap 3 penggerak 107.2 cm dan lebar alat bantu
selanjutnya secara berulang hingga 46.1 cm dan total tinggi alat bantu ialah
wadah berisi larutan habis sesuai 167 cm dari dasar roda sampai ujung
dengan Order Kerja Produksi (OKP). rangka atas sesuai dengan
2. Berdasarkan hasil pengolahan data, pertimbangkan rasional pada dimensi
diperoleh nilai recomended weight limit mesin serta kondisi ruangan
untuk tempat awal (origin) pada
11
Jurnal Teknologika (Jurnal Teknik-Logika-Matematika)
6. Saran
Penelitian lebih lanjut di harapkan
dalam mengembangkan rancangan baik
dari sistem gerak maupun jenis bahan yang
di gunakan dapat di arahkan dengan
metode perancangan yang lebih
terstruktur dan sistematis dengan
melibatkan faktor – faktor yang melibatkan
perhitungan, perhitungan biaya, mekanika
teknik serta sistem pengangkatan yang lebih
kompleks dan simpel tentunya di sesuaikan
dengan kebutuhan penelitian
Referensi
2004. Ergonomi untuk keselamatan,
kesehatan kerja dan produktivitas.
Surakarta. UNISBA Press.
Ilmu dan Seni, Rineka Cipta,
Jakarta.
Kuswana, W.S. 2014. Ergonomi dan K3
(Keselamatan dan kesehatan kerja).
Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Nurmianto, Eko. 2008. Ergonomi
Konsep Dasar dan Aplikasinya, Edisi
kedua. Surabaya. Guna Wijaya.
Purnomo Ronal Natalianto, Mulyono Julius
*, Santosa Hadi .2017. Perancangan
Alat Bantu Angkut Tabung LPG 3 Kg
Yang Ergonomis (Studu Kasus Di
UD.X). Jalan Kalijudan 37
Surabaya. Jurnal Ilmiah Widya Teknik,
Jurusan Teknik Industri, Fakultas
Teknik, Universitas Katolik Widya
Mandala Surabaya.
Thomas R Waters, Ph.D., Vern Putz-
Anderson, Ph.D., Anm Garg, Ph.D.,
Aplication Manual For The Revised
Niosh Lifting Wquation.1994. Ohio
45226. U.S. Department Of Health
And Human Servics, Public Health
Servic Centers for Disease Control
and Prevention National Institute for
Occupational Safety and Health
Division of Biomedical and Behavioral
Science Cincinnati.
Waters, TR., dkk. 1994. Aplication Manual
for the Revised NIOSH Lifting
Equation. US. Departement of Health
and Human Services Tarwaka, dkk.,
2004. Ergonomi dan Aplikasinya.
Jakarta.
12