Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Teknologika (Jurnal Teknik-Logika-Matematika)

PERANCANGAN ALAT BANTU LIFT MANUAL


MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI DI
AREA FAT BLEND PT.XYZ
1 2
Rizky Fajar Ramdhani , Muhammad Ali Akbar
Program studi Teknik Industri, STT Wastukancana Purwakarta
1 2
rizky@stt-wastukancana.ac.id , maliakbar@stt-wastukancana.ac.id
Abstrak. PT.XYZ merupakan perusahaan produsen dengan bergerak di bidang industri
pembuatan susu formula. Di salah satu departemen produksi pada perusahaan tersebut yaitu
bagian fat blend terdapat aktivitas manual material handling (MMH) yang di lakukan
operator, yaitu penuangan larutan emulsifier ke dalam intermediate tank. Berdasarkan
permasalahan yang timbul di perlukan adanya penanganan perbaikan pada aktivitas
pengangkatan tersebut, dengan merancang alat bantu yang dapat memindahkan pengangkatan
dengan bantuan alat bantu guna mencegah risiko keluhan musculoskeletal disorder pada
pekerja. Tahapan dalam perancangan yang di lakukan dengan menghitung nilai Recommended
Weight Limit (RWL) dan Lifting Index (LI) menggunakan NIOSH equation, kemudian
menggunakan metode anthropometri dan metode perancangan yang mengadopsi serta
modifikasi beberapa tahapan dalam proses perancangan, dengan metode rasional dan NIDA
(Need,Idea,Decision and Action). Hasil Penelitian di peroleh dengan nilai Recommended Weight
Limit (RWL) lebih kecil dari berat aktual wadah berisi larutan dan Lifting Index (LI) lebih besar
dari 1 (LI>1), Maka aktivitas tersebut tidak di rekomendasikan dan dapat berisiko cedera
termasuk risiko keluhan pada Musculoskeletal Disorder (MSDs). Kemudian menghasilkan
sebuah rancangan alat bantu dengan pembuatan desain dan prototype yang sesuai dengan
anthropometri pekerja dengan persentil 95 th yang mengasilkan tinggi pegangan penggerak
ialah 107.2 cm, dan lebar untuk alat bantu 46.1 cm.

Kata Kunci : Recommended Weight Limit (RWL) dan Lifting Index (LI), Musculoskeletal
Disorder (MSDs),Antropometri, NIDA (Need, Idea, Decision and Action).

Abstract. PT.XYZ is a manufacturing company engaged in the manufacturing of formula milk. In


one of the production departments at the company, namely the fat blend section, there is manual
material handling (MMH) activity carried out by the operator, namely pouring the emulsifier solution
into an intermediate tank. Based on the problems that arise, it is necessary to handle
improvements in the lifting activity, planning tools that can move the lifting with the help of assistive
devices to prevent the risk of complaints of musculoskeletal disease in workers. The stages in the
design are carried out by calculating the Recommended Weight Limit (RWL) and Lifting Index (LI)
values using the NIOSH equation, then using the anthropometric method and the applied design
method and modification of several stages in the design process, with the rational method and
NIDA (Need, Ideas, Decisions, and Actions). The results of the study were obtained with a
Recommended Weight Limit (RWL) value smaller than the actual weight of the container containing
the solution and the Lifting Index (LI) greater than 1 (LI> 1), so this activity is not recommended
and can be at risk of injury including the risk of complaints at Musculoskeletal Disorders (MSDs).
Then produce a design tool by making designs and prototypes that are following the anthropometry
of workers with the 95th percentile which produces a high driving handle that is 107.2 cm, and
width for the auxiliary tools 46.1 cm.

Keywords: Recommended Weight Limit (RWL) dan Lifting Index (LI), Musculoskeletal
Disorder (MSDs),Anthropometry,NIDA (Need, Idea, Decision and Action)

1
Jurnal Teknologika (Jurnal Teknik-Logika-Matematika)

1 Pendahuluan
PT.XYZ mempunyai 2 departemen operator yang dilakukan secara manual
dalam memproduksi produknya, tanpa mengunakan alat bantu yang di
diantaranya depearteman process and rasa efektif di bagian tersebut, yaitu
drier (P&D) dan departemen filling and pada aktifitas penuangan larutan emulsifier
packing (F&P) dan masing-masing ke dalam intermediate tank yang terdapat
mempunyai sub kerjanya masing-masing. pada area fat blend preparation room,
Pada salah satu sub di departemen P&D pada aktivitas pemasukan larutan tersebut.
yaitu bagian proses basah dimana awal Di bagian fat blend ini terdapat aktivitas
mula susu di produksi di perusahaan rutin yang di lakukan operator secara
tersebut.Walaupun sebagian besar manual, yaitu penuangan larutan emulsifier
aktivitasnya terkontrol secara digital dan ke dalam intermediate tank setinggi 127
berproduksi secara otomatis namun pada Cm hanya dengan mengunakan alat bantu
saat awal pemasukan material bahan- 2 anak tangga yang terbuat dari
bahannya masih terdapat aktivitas yang aluminium dengan total tinggi tangga yaitu
masih mengunkan tenaga manusia, 48 cm, selebihnya mengunakan tangan
aktivitas pemindahan bahannya masih operator secara langsung dalam
secara manual. dalam hal ini pada saat mengangkat wadah berbahan stainles steel
penelitian dan observasi pada proses yang berisi larutan emulsifier tersebut
pengangkatan beban produk yang di dengan berat total 31 Kg. Dari aktivitas
lakukan terdapat indikasi salah satu tersebut terindikasi bahawa terdapat risiko
aktivitas angkat beban manual material keluhan musculoskeletal disorder pada
handling (MMH), yang berisiko terhadap pekerja.maka di lakukan analisis untuk
keselamatan operator dan kondisi tubuh membuktikanya.

2 Kajian Pustaka
Material handling yang dilakukan yang dapat diangkat oleh manusia tanpa
manusia disebut sebagai Manual Material menimbulkan cidera meskipun pekerjaan
Handling (MMH). Jika manusia harus tersebut dilakukan secara repetitive dan
bekerja dalam aktivitas Manual Material dalam jangka waktu yang cukup lama.
Handling secara berulang-ulang dalam RWL ini ditetapkan oleh NIOSH pada
waktu yang lama, maka harus diperhatikan tahun 1991 di Amerika Serikat.
batasan kemampuan metabolisme dan Persamaan NIOSH
sirkulasi dalam tubuh. Pemindahan bahan berlaku pada keadaan : (Waters, et al;
secara manual apabila tidak dilakukan 1994)
secara ergonomis akan menimbulkan 1. Beban yang diberikan adalah beban
kecelakaan dalam industri. Kecelakaan statis, tidak ada penambahan
industri (industrial accident) ini dapat ataupun pengurangan beban ditengah-
menyebabkan kerusakan jaringan tubuh tengah pekerjaan.
yang diakibatkan oleh beban angkatan 2. Beban diangkat dengan kedua tangan.
berlebih. Bermacam-macam cara dalam 3. Pengangkatan atau penurunan benda
mengangkat beban yakni dengan kepala, dilakukan dalam waktu maksimal 8 jam.
bahu, tangan, punggung, dan sebagainya. 4. Pengangkatan atau penurunan benda
Beban yang terlalu berat dapat tidak boleh dilakukan saat duduk
menimbulkan cedera tulang punggung, atau berlutut.
jaringan otot, dan persendian akibat 5. Tempat kerja tidak sempit.
gerakan yang berlebihan.
Recommended Weight Limit (RWL) Berdasarkan sikap dan kondisi sistem
merupakan rekomendasi batas beban kerja pengangkatan beban dalam proses

2
Jurnal Teknologika (Jurnal Teknik-Logika-Matematika)

pemuatan barang yang dilakukan oleh V = Jarak vertikal posisi tangan yang
pekerja dalam eksperimen, penulis memegang beban terhadap lantai
melakukan pengukuran terhadap faktor- D = Jarak perpindahan beban secara
faktor yang mempengaruhi dalam vertikal antara tempat asal sampai tujuan
pengangkatan beban dengan acuan A = Sudut simetri putaran yang dibentuk
ketetapan NIOSH. antara tangan dan kaki.
Persamaan untuk menentukan beban
yang direkomendasikan untuk diangkat Untuk Frequency Multiplier (FM) adalah :
seorang pekerja dalam kondisi tertentu 1. Durasi pendek : 1 jam atau kurang.
menurut NIOSH adalah sebagai berikut 2. Durasi sedang : antara 1 – 2 jam.
(Waters, et al, 1993): 3. Durasi panjang : 2 – 8 jam.
Untuk Coupling Multiplier (CM) adalah :
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x 1. Kriteria Good, adalah :
FM x CM ... (1) - Kontainer atau Box merupakan
Keterangan : design optimal, pegangan
LC : (Lifting Constanta) konstanta bahannya tidak licin.
pembebanan = 23 kg - Benda yang didalamnya tidak
HM : (Horizontal Multiplier) faktor mudah tumpah.
pengali horisontal = 25/H - Tangan dapat dengan nyaman
VM : (Vertical Multiplier) meraih box tersebut.
faktor pengali vertikal = 1 – 2. Kriteria Fair, adalah :
0,003 [V – 75] - Kontainer atau Box tidak
DM : (Distance Multiplier) mempunyai pegangan.
faktor pengali perpindahan = - Tangan tidak dapat meraih dengan
0,82 + 4,5/D mudah.
AM : (Asymentric Multiplier) 3. Kriteria Poor, adalah :
faktor pengali asimentrik = 1 – - Box tidak mempunyai
0 Handle/pegangan.
0,0032 A( )
FM : (Frequency Multiplier) - Sulit dipegang (Licin, Tajam, dll).
faktor pengali frekuensi - Berisi barang yang tidak stabil,
CM : (Coupling Multiplier) (Pecah, Jatuh, Tumpah, dll).
faktor pengali kopling (handle) - Memerlukan sarung
tangan untuk
H = Jarak horizontal posisi tangan yang mengangkatnya.
memegang beban dengan titik pusat tubuh.
Setelah nilai RWL diketahui, tidak mengandung resiko cidera tulang
selanjutnya perhitungan Lifting Index, belakang (Waters, et al; 1993)
untuk mengetahui index pengangkatan Sebagian besar data Antropometri
yang tidak mengandung resiko cidera dinyatakan dalam bentuk persentil.
tulang belakang, pada persamaan 2.. Persentil merupakan suatu nilai yang
menyatakan bahwa persentase tertentu
.....(2) dari sekelompok orang yang dimensinya
sama dengan atau lebih rendah dari nilai
tersebut. Misalnya 95% dari populasi
Jika LI > 1, berat beban yang adalah sama atau lebih rendah dari 95
diangkat melebihi batas pengangkatan persentil, dan 5% dari populasi berada
yang direkomendasikan maka aktivitas sama dengan atau lebih rendah dari 5
tersebut mengandung resiko cidera tulang persentil.
belakang. Pada perancangan alat bantu Hand lift
Jika LI < 1, berat beban yang diangkat katrol dilakukan dengan pendekatan
tidak melebihi batas pengangkatan yang tahapan umum dan teknik perancangan,
direkomendasikan maka aktivitas tersebut

3
Jurnal Teknologika (Jurnal Teknik-Logika-Matematika)

yaitu NIDA (Need,Idea,Decision, and ada, maka disini diambil rentang 2,5 dan
Action). 97.5 persentil sebagai batas-batasnya.
Pemakaian nilai-nilai persentil yang umum
diaplikasikan dalam perhitungan data Adapun pendekatan dalam penggunaan
antropometri dapat dilihat pada tabel sebagai data antropometri, adalah sebagai berikut:
berikut : 1. Pilihlah standar deviasi yang sesuai untuk
perancangan yang dimaksud.
Dalam pokok bahasan antropometri, 95 2. Carilah data pada rata-rata dan distribusi
persentil akan menggambarkan ukuran dari dimensi yang dimaksud untuk populasi
manusia yang “Terbesar”, sedangkan 5 yang sesuai.
persentil sebaliknya akan menunjukkan 3. Pilihlah nilai persentil yang sesuai sebagai
ukuran manusia yang “terkecil”. Bilamana dasar perancangan.
diharapkan ukuran yang mampu 4. Pilihlah jenis kelamin yang sesuai.
mengakomodasikan 95% dari populasi yang

Beberapa pengolahan data yang pada data , n = banyaknya data


harus dilakukan pada data
anthropometri adalah : Uji Kecukupan Data
Uji Keseragaman Data
Pengujian keseragaman data Uji Kecukupan data dilakukan apakah
dilakukan untuk mengetahui tingkat data cukup atau tidak, untuk data yang
keyakinan tertentu data yang diperoleh telah di uji keseragamannya maka harus
seluruhnya berada dalam batas kontrol. di uji kecukupanya karena agar data
Jika terdapat data yang berada di seragam ada beberapa data yang dibuang
atas batas kontrol atas dan di bawah maka harus di uji apakah data tersebut
batas kontrol bawah seharusnya data cukup atau tidak untuk Uji Kecukupan
tersebut dibuang dan tidak dimasukkan data menggunakankan persamaan rumus 6:
dalam perhitungan selanjutnya, untuk
Pengujian Keseragaman Dengan
Menetukan Batas Kontrol Atas (BKA) dan
Batas Kontrol Bawah (BKB) berikut
adalah rumus untuk menetukan BKA dan
BKB : ...(6)
Batas Kontrol Atas (BKA) atau Upper
Control Limit (UCL) Dimana :
𝐾 = 𝑥 + 𝑘. 𝜎 ....(3)
N’ = Jumlah pengamatan yang dibutuhkan
Batas Kontrol Bawah (BKB) atau Lower
Control Limit (LCL) N = Jumlah pengamatan
𝐾 = 𝑥 − 𝑘. 𝜎 .....(4)
Xi = Angka pada data
Standar deviasi (𝜎) dapat dihitung dengan K = Tingkat keyakinan

S = Derajat ketelitian
menggunakan rumus persamaan 5
bila tingkat keyakiann 0 ~ 50 %, maka k =
0.67 bila tingkat keyakiann 50.1 % ~ 68 %,
√∑
maka k = 1 bila tingkat keyakinan 68.2 % ~
....(5)
95 % , maka k = 2 bila tingkat keyakinan 95
Dimana : .1 % ~ 99 %, maka k = 3 apabila N’ < N,
𝑥 = Rata - rata pada data, Xi= angka maka data dinyatakan cukup

4
Jurnal Teknologika (Jurnal Teknik-Logika-Matematika)

Uji Kenormalan Data


Biasanya dengan uji statistik, akan lebih
obyektif untuk mengatakan data berdistribusi ....(7)
normal. Berikut salah satu cara dalam
menghitung statistik uji kenormalan data : Dengan x = rata-rata sampel
1. Statistik Dengan Liliforce S = simpangan baku sampel
i = 1, 2, 3, ..., 𝑛
“Perumusan ilmu statistik juga
berguna dalam pengendalian
persediaan untuk menentukan pola Menghitung rata-rata sampel digunakan
distribusi. Pola distribusi tersebut dapat rumus persamaan 8 :
diketahui dengan melakukan uji
kenormalan Lilliefors. Pada pengujian
ini terdapat 2 jenis hipotesa yaitu : ;...(8)
1. Hipotesa untuk
Menghitung simpangan baku digunakan
hipotesa yang
rumus persamaan 9:
berdistribusi normal
2. Hipotesa untuk
hipotesa yang tidak
berdistribusi normal
....(9)
Untuk pengujian hipotesa maka
prosedur yang harus dilakukan antara a.Tiap angka baku dan
lain : menggunakan daftar distribusi normal
Nilai data x1, x2,, xn dijadikan baku, hitung peluang :
angka baku z1,z2,, zn dengan
menggunakan pada ...(10)
persamaan rumus 7 : b. Menghitung proporsi z1,z2,, zn .
Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(zi),
maka S(zi)
Persentil
S(zi)= ....(11) Persentil adalah suatu nilai yang
menunjukkan persentase tertentu dari
c. Hitung selisih F (zi) – S(zi) tentukan orang yang memiliki ukuran pada atau
harga mutlaknya. dibawah nilai tersebut. Sebagai contoh,
d. Cari nilai yang terbesar dari selisih F (zi) – persentil ke- 95 akan menunjukkan 95%
S(zi) jadikan LHitung populasi akan berada pada atau dibawah
ukuran tersebut, sedangkan persentil
e. Kriteria pengambilan keputusan adalah : ke-5 akan menunjukkan 5% populasi
akan berada pada atau dibawah ukuran
Jika,
itu.
Lhit ≤ , (n) ; maka H0 diterima, jadi
normal

Lhit > L , (n) ; maka H0 ditolak, jadi tidak


normal

dengan L = , n adalah nilai kritis uji ...(12)


kenormalan lilliefors dengan taraf nyata
dan n banyaknya data” .

5
Jurnal Teknologika (Jurnal Teknik-Logika-Matematika)

3 Metodologi karyawan, sehingga di lakukan analisis


berdasarkan berat beban yang di
rekomendasikan serta dengan adanya
Metodologi Penelitian ini merupakan pengadaan alat bantu dalam
rangkaian dan susunan dari semua memindahkan beban yang di lakukan oleh
gambaran proses yang di dapat dari operator sehingga berpindah pada alat
penelitian yang di mulai dari terbentuknya bantu dengan dimensi yang dapat di
perumusan masalah hingga sampai pada tentukan sesuai anthropometri pekerja.
tahap akhir yaitu kesimpulan yang saling Dengan studi lapangan yang di lakukan
keterkaitan satu dengan yang lainnya.Maka oleh peneliti maka data yang pertama kali
pada bab ini tahapan dalam penelitian akan di dapat adalah dengan cara observasi yang
di uriakan secara sistematis yang di uraikan diperoleh di lapangan di mana peneliti
ke dalam beberapa langkah di bawah ini : menemukan masalah untuk di teliti.
 Tahap ke- I = Menentukan topik Tentunya dengan bantuan para pekerja
penelitian yang terkait dengan kepentingan penelitian
 Tahap ke-II = Metode Pengumpulan dengan mewawancarainya secara
data langsung, terhadap permasalahan yang
 Tahap ke-III = Pengumpulan dan sedang terjadi di PT.XYZ.
pengolahan data Dengan metode pengumpulan data
 Tahap ke-IV = Perancangan alat dengan cara studi pustaka tujuannya
bantu adalah dengan mencari metode-metode
 Tahap ke-V = Kesimpulan dan saran maupun informasi yang terkait dengan
Berdasarkan observasi yang di lakukan permaslahan yang sedang di teliti, informasi
peneliti pada aktivitas pada area proses yang di dapat pun berguna dalam dalam
basah di PT. XYZ yang di lakukan oleh memecahkan masalah baik dengan
operator yang bersangkutan, terdapat penelitian sebelumnya maupun teori-teori
aktivitas yang berisiko cedera dan keluhan dari para ahli yang terkait, seperti
musculoslecetal disordrs (MSDs) dalam jurnal ilmiah penelitian, buku,dll
aktivitas. Data yang di dapat dari lapangan dan
Adapun identidfikasi dari permasalahan studi pustaka kemudian di olah melalui
tersebut ialah adanya risiko yang di lakukan beberapa tahapan terlebih dahulu seperti
saat mengangkat wadah yang berisi larutan menguji keseragaman data dan kecukupan
emulsify ier yang di lakukan oleh operator data. Data yang berada di luar batas kontrol
fat blend yang terdapat di bagian proses atau yang di sebut data ekstrim yang
basah dengan berat wadah sebera 31 Kg berada di luar Batas Kendali Atas (BKA) dan
sebanyak 6 wadah dalam sekali penuangan Batas Kendali bawah (BKB). Kemudian uji
atau sesuai order kerja produksi (OKP), kecukupan data di lakukan dengan syarat
aktifitas manual material handling (MMH) (N’<N). Artinya ketika data sudah di
yang di laukan tanpa mengunakan alat katakan cukup ialah ketika jumlah (N’)
bantu , itu artinya hal tersebut di nilai dapat atau data teoritis lebih kecil dari pada
menyebabakan keluhan musculoslecetal jumlah (N) atau pengamatan sebenarnya.
disordrs (MSDs). Hal tersebut menjadi Kemudian dalam penelitian ini digunakan
landasan dalam nenentukan latar belakang tingkat kepercayaan 95% dan tingkat
dan identifikasi permasalahan yang ada ketelitian 5% sebagai bahan acuannya.
Dari permasalahan yang sudah Pada penelitian ini, dilakukan dengan
ditetapkan maka selanjutnya adalah cara analisa lapangan dengan memasuka
dengan menjabarkan dengan lebih perhitungan RWL dan LI dengan
terperinci dan spesifik, sehingga penelitian menggunakan persamaan NIOSH Equation.
dapat dengan mudah di tetapkan. Masalah Perhitungan ini bertujuan untuk mengetahui
yang di tetapkan pada penelitian ini ialah berat yang di rekomendasikan yang bisa di
pada aktivitas penuangan larutan emulsifier angkat oleh pekerja. Dari analisis lapangan
pada bagian fat blend pada proses basah yang ada maka di gunaka ialah 95-th
yang berisiko cedera yang di alami persentile, nilai ini digunakan supaya dalam

6
Jurnal Teknologika (Jurnal Teknik-Logika-Matematika)

proses perancangan sampai jadi alat 4 Hasil dan Pembahasan


dapat di gunakan secara garis besar
oleh semua pekerja di persuahaan pada Pengolahan Data RWL dan LI
saat pemakaiannya. Dengan terlebih
dahulu mencari nilai rata-rata (mean), dan Pada tahap dilakukan perhitungan nilai
standar deviasi dari data anthropometri RWL untuk melihat apakah beban
yang diperoleh. pengangkatan yang dilakukan oleh operator
Dalam tahap perancangan terlebih direkomendasikan atau tidak. Perhitungan
dahulu di buatkan desain untuk yang dilakukan pada hand action origin
meminimalisir kesalahan dalam dan destination menggunakan metode
perancangan juga sebagai gambaran awal RWL single task, dikarenakan jarak yang
sebagai acuan rancangan alat bantu, di terjadi selalu tetap setiap dilakukam
dalamnya terdapat bagian-bagian ukuran penuangan larutan. Nilai RWL dan Lifting
dan gambar dimensinya yang di jadikan Index dihitung berdasarkan persamaan yang
ukuran atau acauan pada rancangan yang dikeluarkan NIOSH (National Institute of
akan di buat hingga menjadi alat yang di Occupational Safety and Health. Rekapitulasi
maksud dalam gambar menjadi nyata. nilai RWL dan Lifting index untuk tempat
Pada tahapan ini di buatkan sebuah awal (origin) dan tempat tujuan (destination)
prototype awal dengan mengunakan bahan dapat di lihat pada tabel 1.
kayu, sebagai langkah menyerupai tujuan Tabel 1 Hasil perhitungan RWL dan LI
dari gambar asli. Prototype ini di buat Aktivitas Origin Destination
untuk mengetahui cara kerja alat secara Pengang
katan RWL LI
nyata sesaui perhitungan persentil untuk RWL LI
alat yang sudah di tentukan sebelumnya.
Setelah prototype di buat maka langkah
selanjutnya adalah memastikan dan menguji 1 13.58 2.28 9.4 3.29
alat berfungsi atau tidak, uji fungsional ini
juga berfungsi untuk memastikan semua 2 11.36 2.64 19.62 1.52
bagian alat berfungsi atau tidak.
Dalam analisis penelitian ini selain Dari hasil perhitungan RWL
observasi lapangan dan wawancara terlihat bahwa berat yang
terhadap pekerja yaitu di lakukan pula direcomendasikan untuk tempat awal
dengan menggunankn metode perhitungan (origin) kedua aktivitas pengangkatan
recommended weight limit (RWL) dan lifting larutan 13.58 kg dan 11.36 kg,
index (LI) untuk mengetahui apakah sedangkan tempat tujuan (destination)
pekerjaan yang di lakukan oleh pekerja di kedua aktivitas pengangkatan 9.4 kg dan
rekomendasikan atau tidak dengan cara 19.62 kg, ini menjelaskan bahwa berat
manual (Manual Material Handling), setelah benda yang diangkat tidak sesuai dengan
itu menentukan nilai persentil dengan berat yang direkomendsikan. Juga hasil
menentukan terlebih dahulu beberapa Lifting Index pada pengangkatan dari awal
tahapan metode pengolahan data (origin) kedua aktivitas pengangkatan
anthropometri untuk mendapatkan nilai sebesar 2.28 dan 2,64, sedangkan untuk
persentil sebagai ukuran pada alat bantu tempat tujuan (destination) adalah
yang didesain dengan metode perhitungan sebesar 3.29 dan 1.52, hal ini termasuk
manual dan softwere SPSS v24. Lalu kedalam kategori berbahaya bagi operator
kemudian mendesain alat bantu dengan dan dapat menimbulkan cedera otot karena
tujuan mempermudah pekerjaan di area Li > 1.
fat blend. Dalam mendiesain pun di Dengan ini maka untuk mengurangi risiko
lakukan dengan mengunakan softwere cedera otot maka harus memindahkan
AutoCad 2016 dan Sketcup 2017. beban yang di angkat tanpa harus
Terakhir dengan merancang ptototype untuk mengunakan tangan kosong dalam
di uji secara fungsional. aktivitas pengangkatanya.

7
Jurnal Teknologika (Jurnal Teknik-Logika-Matematika)

Analisis Data Anthropometri penjumlahan data pada pembahasan


berikutnya, dengan hasil data yang
Pada tahap ini di lakukan uji terdapat pada Tabel 2 dan 3 sebagai
kecukupan data pada pada tinggi sikut berikut :
berdiri dan lebar bahu dengan mengunakan
tingkat keyakinan 95 % dan tingkat ketelitian Menghitung Standar Deviasi
5 % dengan merajuk pada nilai index
dengan keyakinan 95% tersebut ialah 2 (K) Nilai standar deviasi dari Tinggi sikut dan
serta tingkat ketelitian 5% (S). berikut Lebar (TSB) adalah σ=0,85 dan Lebar Bahu
adalah hasil pengujiannya : tingkat (LB) σ=0,36
keyakinan untuk Tinggi Duduk Tegak (
TDT ), (k) 95 % = 2, dari hasil perhitungan Menghitung Batas Kendali Atas (BKA)
N’ (0.07) ≤ N (5) Jadi data dianggap “Data dan Batas Kendali Bawah (BKB).
Cukup” untuk tinggi sikut berdiri dan lebar
bahu. Pada Pengujian ini di tentukan Batas
Kendali Atas (BKA) dan Batas Kendali
Uji keseragaman data anthropometri Bawah (BKB) pada setiap grup variabel
yang di tentukan pada data anthropometri
Tabel 2 Rata-rata Tinggi Sikut Berdiri Lebar Bahu dan Tinggi Sikut Berdiri. Apabila
data yang di hitung berada pada Batas
Tinggi Sikut Berdiri (TSB) Kendali Bawah (BKB) dan Batas Kendali
Rata Atas (BKA) maka data yang di hitung bias di
1 2 3 4 5 -rata sebut seragam, maka untuk hasil pengujian
dapat di lihat pada Gambar 1 dan Gambar 2
berikut :
105 105. 105.5 106 107. 105.
4 2 82 Tinggi Sikut Berdiri (TSB)
BKA= 107.52
Tabel 3 Rata-rata Lebar Bahu BKB =104.12
Lebar Bahu
Ukuran Lebar Bahu (LB) BKA=46,36
Rata- BKB=44,92
rata
1 2 3 4 5

45.2 45.5 45. 45.7 46.2 45.64


6

Pada tahapan ini dilakukan dengan uji


keseragaman data yang menggunakan
softwere SPSS v25 Microsoft Axel. Yang di
lakukan untuk mengetahui tingkat
homogenitas pada data baik yang ekstrim
ataupun data yang berada pada data
Batas Kendali Atas (BKA) dan Batas
Kendali Bawah (BKB). Kemudian ialah
menghasilkan keseragaman data yang di Gambar 1 Grafik Control Chart Tingi
lakukan dengan melalui beberapa tahapan Sikut Berdiri
sebagai berikut
Berikut yaitu menghitung nilai rata-rata
dari Tinggi Sikut Berdiri dan Lebar Bahu
yang di urutankan berdasarkan nilai terkecil
hingga terbesar untuk mempermudah

8
Jurnal Teknologika (Jurnal Teknik-Logika-Matematika)

Distribusi Normal. merupakan normalitas


secara nonparametric dengan data sampel
yang tersaji hanya terdiri dari 5 sampel dari
masing masing- masing data yang di ukur.
Hasil Pengujian data untuk Tinggi Sikut
Berdiri dan Lebar Bahu. terdapat pada tabel
4dan tabel 5.

Perhitungan persentil
Setelah memperoleh data, melakukan
perhitungan persentil untuk tiap-tiap dimensi
dan dilakukan pada data pria maupun
wanita. Persentil yang digunakan dalam
Gambar 2 Grafik Control Chart Lebar Bahu pengolahan data ini ialah persentil 5-th, 50-
th, dan 95-th, perhitungan persentil 95-th
Uji kenormalan data antropometri pada Tinggi Sikut Berdiri adalah Persentil
95-th = 107.2 Cm, perhitungan persentil 95-
Tabel 4 Hasil Uji Statistik Tinggi Sikut Berdiri th pada Lebar Persentil 95-th = 46.1 Cm

Zi f(zi) s(zi) │ F(Zi) - Tabel 6 Dimensi Perancangan Sesuai Data


S(Zi) │ Anthropometri
-0.965 0.1673 0.2 0.032 No Kebutuhan Anthropometri Persentil Dimensi

-0.494 0.3106 0.4 0.089


Menentuka Tinggi Sikut
-0.377 0.3532 0.6 0.246 n Tinggi Berdiri (TSB) 95 % 107.2
1 pegangan
0.212 0.5839 0.8 0.216 alat bantu
lift manual
1.624 0.9478 1 0.052

T hitung = 0.246 Tidak ada pada nilai kritis 2 Menentuka Lebar Bahu
0.337 Maka Ho : Sampel Berasal dari n lebar (LB) 95 % 46.1
alat bantu
Distribusi Normal lift manual
Dalam pengujian kenormalan data
anthropometri di gunakan Uji Liliforce.
Uji ini. Landasan Perancangan Alat Bantu

Tabel 5 Hasil Uji Statistik Lebar Bahu Pada perancangan alat bantu Hand lift
katrol dilakukan dengan pendekatan
Z F(zi) S(zi) │ F(Zi) - S(Zi) tahapan umum dan teknik perancangan,
│ yaitu NIDA (Need,Idea,Decision, and Action)
-1.206 0.1138 0.2 0.086
yang di uaraikan pada tahapan-tahapan
-0.384 0.3505 0.4 0.049 sebagai berikut :
-0.110 0.4563 0.6 0.143
0.165 0.5653 0.8 0.234 a. Need ( Kebutuhan )
Dalam aktivitas persiapan larutan
1.536 0.9377 1 0.062
emulsifier. Pada saat opertaor mengangkat
larutan terjadi 2 kali aktivitas pemindahan
T hitung = 0.234 Tidak ada pada nilai dari meja trolley ke tangga kemudian dari
kritis 0.337 Maka Ho : Sampel Berasal dari tangga ke tank senagai langkah akhir

9
Jurnal Teknologika (Jurnal Teknik-Logika-Matematika)

menuangkan larutan. Diperlukan alat yang angkat dengan alat bantu tanpa harus di
bisa memindahlan wadah langsung pada lakukan dengan tangan kosong dan tidak
tank. Adanya gejala risiko cedera dan harus membungkuk saat mengangkat
wadah.
aktivitas perlu di lakukan perubahan dalam
d. Action ( Tindakan)
proses pengangkatannya yang di lakukan
Disain dan perancangan Prototype atau
operator pada aktivitas penuangan larutan purwarupa alat bantu lift manual dengan
emulsifier berdasarkandengan di buktikan sistem katrol sebagai rupa dan bentuk awal
oleh hasil perhitungan RWL dan LI, untuk di gunakan sebagai uji fungsional
sehingga diperlukan adanya sebuah alat adapaun purwarupa yang di buat di rancang
dengan mendekati fungsi awal yang telah di
bantu.
jelaskan pada pembahasan sebelumnya.
b. Idea ( ide)
Agar Proses pengangkatan tidak berkali- Pemetaan Bagian Utama Desain Alat
kali, maka diperlukan alat bantu yang bisa Bantu Lift Manual
mengangkatnya langsung ke dalam
intermediate tank. Risiko cedera pada Rancangan lift manual terdiri dari
empat bagian utama, yaitu :
aktivitas penuangan larutan emulsifier dapat
1. Rangka atas
di atasi dengan sebuah alat bantu manual 2. Rangka tengah
berupa alat bantu tambahan dengan 3. Sistem Penggerak
sistem kerja katrol yang penampangnya 4. Rangka bawah
bisa di naikan dan di turunkan, sehingga
pengangkatan larutan emulsifier yang di
lakukan operator dapat di gantikan dengan
alat bantu. Adapaun dalam
perancangannnya di lakukan dnegan
mempertimbnagkan kondisi larutan yang
tidak boleh berisiko terjadinya kontaminasi
silang dari timbulknya microba dari alat di
pakai, maka alat yang di perlukan harus
sesuai dengan ketentuan perusahaan pula.

c. Decision (Keputusan)
Desain di buat berupa alat sejenis lift
manual tambahan yang terletak pada Gambar 3. Pemetaan bagian
penampangnya bisa dinaikkan dan Desain prototype
diturunkan sesuai keinginan.tujuan nya
supaya pekerja dapat mengangkat wadah E. Pembuatan Prototype
dengan leluasa karna tidak perlu Dalam Perancangan alat bantu
mengangkat dengan tangan kosong. lift manual pada proses pengangkatan
larutan emulsifier pada proses fat blend ini,
Perancangan alat bantu lift manual maka di buatkan prototype. Kendatipun
dengan mekanisme menaikan wadah dalam pembuatan prototype ini juga
larutan emulsifier dengan penggerak sejenis mempertimbangkan nilai ekonomis dalam
gear yang di bantu dengan kayuhan tangan pembuatannya. Tujuan pembuatan
dengan menggunakan pengukuran yang di prototype ini tidak lain ialah agar bisa
dapat dengan hasil perhitungan uji persentil memastikan semua fungsi dari alat yang di
sehingga tinngi dan lebar dari alat dapat desain dan di rencanakan sesaui fungsi yang
di tentukan sesuai postur tubuh pekerja . di harapkan. Bahan utama dari pembuatan
Sehingga wadah berisi larutan bisa di

10
Jurnal Teknologika (Jurnal Teknik-Logika-Matematika)

prototype ini adalah kayu selain itu di kedua aktivitas pengangkatan yang di
gunkana roda, skrup, paku dan alat lakukan satu operator adalah 13.58 kg,
penggerak dari bahan-bahan yang ekonomis sedangkan tempat tujuan (destination)
dan memadai dalam menunjang pembutan pada kedua aktivitas tersebut ialah 9.40
prototype dari alat itu sendiri yang bisa di kg. Sedangkan untuk nilai aktivitas
lihat pada gambar 4 berikut : pengangkatan ke dua ialah (origin) 11.36
kg, dan (destination) sebesar 19.62 kg.
Ini menjelaskan bahwa berat benda yang
diangkat saat pertama pengangkatan
aktivitas pertama seberat 31 kg dan
pengangkatan aktivitas ke 2 adalah 30
kg, tidak sesuai dengan berat yang di
rekomendasikan. Lifting index pada
pengangkatan aktivitas ke satu di tempat
awal (origin) kedua aktivitas
pengangkatan pada satu operator
tersebut sebesar 2.28 , sedangkan
tempat tujuan (destination) adalah
sebesar 3.29 , sedangkan untuk nilai
lifting index pada aktivitas penuangan
yang ke dua ialah untuk (origin) sebesar
2.62 dan (destination) sebesar 1.52 , hal
ini di kategorikan berbahaya bagi
operator dan dapat menimbulkan risiko
cedera otot punggang karena LI
menunjukan > 1
Gambar 4. Prototype Lift Manual 3. Menghasilkan usulan desain dan
Pengangkatan Larutan Emulsifier perancangan sebuah alat bantu berupa
lift manual yang penampangnya bisa di
5 Kesimpulan naikan dan di turunkan dengan sistem
Berdasarkan hasil penelitian yang di tarik ulur dengan katrol dan penggerak
lakukan, diperoleh kesimpulan sebagai dengan roda-roda gigi, ini di usulkan
berikut : sebagai pengganti proses angkat dalam
aktivitas penuangan larutan emulsifier di
1. Dari hasil penelitian aktivitas area fat blend, sehingga dapat
penuangan larutan emulsifier dibagi mengurangi risiko keluhan
menjadi 3 tahapan penuanagan. Tahap musculoskeletal disorder maupun
kesatu, wadah stainless steel berisi kemungkinan risiko kecelakaan kerja
larutan emulsifier di angkat dari meja yang dapat timbul pada saat bekerja.
troli menuju ke anak tangga bantu satu. Dalam membuat dimensi pengukuran
Tahap ke dua, mengangkat larutan berisi alat bantu di lakukan dengan menghitung
wadah emulsifier ke dalam anak tangga dimensi pada tinggi alat dan lebar
ke dua dan tahap ketiga mengangkat pegangan alat bantu sesuai dengan
laruran dari anak tangga terakhir perhitungan data anthropometri pada
menuju intermediate tank kemudian th
pekerja dengan persentil 95 yang
pekerjaan selanjutnya ialah dengan menghasilkan tinggi alat sampai pada
melakukan tahap ke 1 sampai tahap 3 penggerak 107.2 cm dan lebar alat bantu
selanjutnya secara berulang hingga 46.1 cm dan total tinggi alat bantu ialah
wadah berisi larutan habis sesuai 167 cm dari dasar roda sampai ujung
dengan Order Kerja Produksi (OKP). rangka atas sesuai dengan
2. Berdasarkan hasil pengolahan data, pertimbangkan rasional pada dimensi
diperoleh nilai recomended weight limit mesin serta kondisi ruangan
untuk tempat awal (origin) pada

11
Jurnal Teknologika (Jurnal Teknik-Logika-Matematika)

6. Saran
Penelitian lebih lanjut di harapkan
dalam mengembangkan rancangan baik
dari sistem gerak maupun jenis bahan yang
di gunakan dapat di arahkan dengan
metode perancangan yang lebih
terstruktur dan sistematis dengan
melibatkan faktor – faktor yang melibatkan
perhitungan, perhitungan biaya, mekanika
teknik serta sistem pengangkatan yang lebih
kompleks dan simpel tentunya di sesuaikan
dengan kebutuhan penelitian

Referensi
2004. Ergonomi untuk keselamatan,
kesehatan kerja dan produktivitas.
Surakarta. UNISBA Press.
Ilmu dan Seni, Rineka Cipta,
Jakarta.
Kuswana, W.S. 2014. Ergonomi dan K3
(Keselamatan dan kesehatan kerja).
Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Nurmianto, Eko. 2008. Ergonomi
Konsep Dasar dan Aplikasinya, Edisi
kedua. Surabaya. Guna Wijaya.
Purnomo Ronal Natalianto, Mulyono Julius
*, Santosa Hadi .2017. Perancangan
Alat Bantu Angkut Tabung LPG 3 Kg
Yang Ergonomis (Studu Kasus Di
UD.X). Jalan Kalijudan 37
Surabaya. Jurnal Ilmiah Widya Teknik,
Jurusan Teknik Industri, Fakultas
Teknik, Universitas Katolik Widya
Mandala Surabaya.
Thomas R Waters, Ph.D., Vern Putz-
Anderson, Ph.D., Anm Garg, Ph.D.,
Aplication Manual For The Revised
Niosh Lifting Wquation.1994. Ohio
45226. U.S. Department Of Health
And Human Servics, Public Health
Servic Centers for Disease Control
and Prevention National Institute for
Occupational Safety and Health
Division of Biomedical and Behavioral
Science Cincinnati.
Waters, TR., dkk. 1994. Aplication Manual
for the Revised NIOSH Lifting
Equation. US. Departement of Health
and Human Services Tarwaka, dkk.,
2004. Ergonomi dan Aplikasinya.
Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai