Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

REVIEW JURNAL TENTANG DAYA DAN MESIN PERTANIAN

UJI ERGONOMIS KONSEPTUAL KNAPSACK SPRAYER UNTUK PALM


BUDIDAYA MINYAK KELAPA SAWIT

Hery Andrean
(J1B017023)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini
dengan waktu yang telah berikan dan bisa menyelesaikan makalah ini dengan penuh
kemudahan. Makalah ini di buat dengan tujuan supaya bisa mengetahui nilai ergonomis
konseptual knapsack sprayer untuk palm budidaya minyak kelapa sawit. Dan yang pastinya
kita bisa lebih jauh dan lebih baik pengenalannya untuk menambah ilmu pengetahuan baik
dari segi cara kerja, serta pengaplikasiannya dalam keidupan sehari-hari. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan
yang kami miliki. Oleh sebab itu kritik dan saran akan penulis terima demi perbaikan untuk
dikemudian hari. Semoga makalah ini dapat berguna baik bagi penulis sendiri maupun bagi
para pembaca sebagai tambahan wawasan.

Mataram, 5 september 2020.

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penilaian kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu hal yang penting
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Tenaga kerja harus memperhatikan faktor
kesehatan dan keselamatan kerja serta memastikan kondisi kerja yang aman sehingga
dapat meningkatkan produktivitas kerja tenaga kerja.

Ada beberapa laporan yang menunjukkan bahwa pekerja penyemprot di


perkebunan kelapa sawit terkadang menunjukkan prevalensi keracunan atau memiliki
serum cholinesterase Alat pelindung diri, frekuensi dan lama penyemprotan, arah
penyemprotan berdasarkan arah angin, luas dan waktu penyemprotan berhubungan
dengan tingkat aktivitas kolinesterase pekerja penyemprot.

Operasi knapsack sprayer tentunya berpotensi pada gangguan kesehatan dan


keselamatan kerja, seperti nyeri otot yang disebabkan oleh keseleo / terkilir karena
beban angkat yang berlebihan, gerakan yang berulang dan postur yang canggung.
Operasi alat semprot knapsack digunakan di areal perkebunan kelapa sawit yang
keadaannya sangat bervariasi dan kondisi topografinya berupa tanah datar, rawa, dan
perbukitan. Apabila para pekerja tidak memperhatikan faktor keamanan dan prosedur
yang benar dalam menggunakan alat semprot knapsack, maka akan menimbulkan
berbagai resiko yang berakibat fatal sehingga perlu pendekatan ergonomis dalam
mendesain suatu alat / mesin agar sesuai antara sistem manusia dengan mesin..

1.2. Tujuan
1. Mengetahui tingkat kenyamanan pekerja dalam mengoprasikan alat semprot knapsack
2. Memahami risiko pekerjaan pada pengoperasian alat semprot knapsack
3. Meningkatkan kualitas mahasiswa dalam bidang keteknikan pertanian
BAB II
PEMBAHASAN

Perancangan suatu alat / mesin membutuhkan data yang representatif untuk


menentukan kriteria perancangan berdasarkan kebutuhan pengguna. Hasil perancangan
terkadang tidak memenuhi kebutuhan pengguna karena insinyur desain sulit
mendapatkan data yang representatif [10]. Incompatibiakan menimbulkan keluhan
trauma muskuloskeletal pada operator alat semprot knapsack. Pendekatan ergonomis
yang digunakan untuk menentukan desain yang baik membutuhkan postur kerja yang
ideal agar operator knapsack sprayer tidak mengalami resiko cedera pada kondisi kerja.

2.1 Peta Tubuh Nordik


Operator menderita Musculoskeletal Disoders (MSDs) di bahu kiri (28%). Hal
ini terkait dengan gerakan pemompaan berulang kali sebanyak 11 sampai 15 kali /
menit sehingga piston memberikan tekanan untuk mendorong fluida herbisida ke
selang selang sebelum memecah fluida granular melalui nozel. Penyebab lain keluhan
pada bahu adalah pembebanan statis dengan membawa sabuk (tali pengikat) sehingga
membawa tersumbatnya aliran darah pada otot. Kekurangan aliran darah di otot akan
menyebabkan penurunan kemampuan kontraksi otot. Jika situasi ini dalam jangka
panjang, itu akan menyebabkan risiko MSD. Material strap yang digunakan pada
ruber sintetik dengan elastisitas rendah sehingga tidak dapat merusak distribusi gaya
pada bahu akibat akumulasi beban sprayer.
Keluhan lain yang dialami operator menggunakan kuesioner Nordic Body
Map adalah ekstremitas bawah (27%). Tungkai bawah terjadi pembebanan statis dan
dinamis selama pengoperasian alat semprot knapsack. Pembebanan statis dipengaruhi
oleh berat total operator

2.2 Rentang Gerak (ROM)


Elemen pekerjaan dianalisis menggunakan Range of Motion (ROM) untuk
memprediksi risiko pekerjaan pada pengoperasian alat semprot knapsack. Gerakan
kerja membutuhkan kesesuaian dengan kriteria ROM. Openshaw [13]
merekomendasikan bahwa operator harus meminimalkan gerakan kerja di Zona 2 dan
Zona 3 tetapi harus memaksimalkan gerakan sambungan di Zona 0 dan Zona 1.
Berdasarkan kriteria ROM, bagian tubuh yang mengalami gerakan interval pada zona
berbahaya adalah fleksi siku,

2.3 Penilaian Cepat Seluruh Tubuh (REBA)


Metode REBA dilakukan dengan tujuan mengevaluasi postur kerja secara
detail. Ada tiga gerakan utama ransel
Gambar 3 menunjukkan bahwa hasil rata-rata skor REBA pada elemen kerja
Pumping (Pm) dan Spraying (Sp) adalah skor 7 atau lebih. Dengan demikian, elemen
pekerjaan memiliki tingkat risiko MSD yang tinggi dan membutuhkan intervensi
untuk mengubah kondisi kerja. Tangan kiri pada elemen kerja Pm memiliki skor
REBA 10 karena posisi fleksi bahu 118º. Lengan kiri atas memiliki skor REBA 4 lalu
memaksa bahu untuk berkontraksi otot lebih tinggi saat fleksi.
Rating skor tersebut dipengaruhi oleh gaya kerja otot bahu terhadap gaya
gravitasi dan massa grip pompa. Jika gerakan lengan kiri atas dilakukan berulang kali,
maka akan menimbulkan gangguan pada sistem muskuloskeletal. Sudut fleksi lengan
atas yang lebih besar sehingga operator akan mengalami tingkat kelelahan yang lebih
cepat [3]. Karakteristik gerak lengan kiri dikaitkan dengan tingkat risiko MSDs yang
tinggi sehingga diperlukan modifikasi desain pumping handle.

2.4 Total Pengeluaran Energi (TEE)


Total Energy Expenditure (TEE) digunakan untuk memperkirakan jumlah
energi metabolik pada kapasitas beban kerja untuk setiap mata pelajaran. Total
workburden yang diangkut operator adalah 19 kg dengan waktu kerja 4 jam. Operator
pengeluaran energi terendah mencapai 6,99 kkal / menit. Data biaya energi kerja
bukan merupakan pengukuran dalam penelitian ini tetapi menggunakan data referensi
sesuai SNI 7269: 2009 tentang beban kerja
Tingkat beban kerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: berat
badan, beban, jenis kelamin, waktu kerja dan frekuensi angkat. Diperlukan pengaturan
waktu kerja dan waktu istirahat. Hubungan antara rata-rata konsumsi energi kerja
(Tabel 3) sebanding dengan waktu istirahat dalam kegiatan pengoperasian alat
semprot knapsack. Otot yang bekerja berlebihan akan mempengaruhi terjadinya
kelelahan dan peradangan pada otot dan persendian. Jika frekuensi kerja tinggi dan
waktu istirahat lebih sedikit, maka akan menyebabkan tingkat gangguan trauma
kumulatif yang parah, seperti tendonitis. Berdasarkan persamaan Muller [8]
menentukan persyaratan waktu istirahat berkisar antara 123 - 126 menit.
Kecenderungan operator yang tidak memenuhi waktu pemulihan akan berdampak
pada menurunnya produktivitas tenaga kerja dalam kegiatan penyemprotan. Dalam
biokimia terjadi penurunan kemampuan kerja otot akibat pembentukan asam laktat
akibat perubahan ATP menjadi ADP tanpa bantuan oksigen. Dengan demikian, tidak
ada suplai oksigen yang dibutuhkan untuk melakukan kontraksi otot.

2.5 Penilaian ergonomis pengoperasian alat semprot knapsack


Kriteria penilaian ergonomi terdiri dari postur kerja dan analisis beban kerja. Tahap
analisis data (baik persepsi subyektif maupun faktual di lapangan) menyatakan bahwa
penggunaan alat semprot knapsack tidak memenuhi kriteria ergonomi. Operator
subyektif persepsi (Nordik Tubuh Peta kuesioner) diverifikasi dengan analisis postur
kerja (ROM dan REBA
keluhan parah pada tungkai bawah. Selain itu, gerakan lengan kiri juga postur
kerja yang kurang optimal. ROM menyatakan elemen kerja Pr, Ld, dan Pm tidak
sesuai dengan kondisi kerja ergonomis sedangkan analisis REBA menunjukkan
elemen kerja Ld, Pm dan Sp tidak sesuai dengan kriteria ergonomi. Hasil ini
disebabkan karena perbedaan metode ROM tidak memperhitungkan besarnya beban
beban, tingkat kemudahan angkat dan lama waktu angkat yang dapat diterima.
Metode ROM diklasifikasikan berdasarkan gerakan sendi [13].
Sedangkan metode REBA menganalisis postur kerja secara detail dengan
memperhatikan jumlah beban, nilai kopling dan skor aktivitas. Unsur kerja Ld dan Pm
tidak memenuhi postur kerja secara ergonomis. Oleh karena itu dapat disimpulkan
persepsi subjektif operator sesuai dengan pekerjaan analisis dan postur yang telah
dilakukan.
Pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa operator alat semprot knapsack
kurang memperhatikan waktu kerja dan waktu istirahat secara cermat. Pendekatan
TEE dilakukan untuk memprediksi lamanya waktu kerja dan waktu istirahat yang
dibutuhkan. Penjadwalan waktu kerja dan waktu istirahat diperlukan untuk
menghindari terjadinya kelelahan operator. Tingkat kelelahan yang tinggi yang terjadi
pada operator akan menyebabkan penurunan kemampuan kontraksi otot. Ini juga akan
mempengaruhi keseragaman hasil penyemprotan herbisida.

2.6 Desain konseptual alat semprot knapsack


Kinoshita [7] menyatakan bahwa batasan beban yang dapat diterima oleh
operator adalah 30% dari total berat badan. Dengan demikian, beban yang dapat
ditoleransi dengan menggunakan persentil Jawa Barat ke-50, data antropometri
Indonesia [15] adalah 17 kg. Oleh karena itu, dimensi alat semprot knapsack dapat
ditentukan dengan perbandingan 14 kg untuk larutan herbisida dan 3 kg untuk alat
semprot knapsack massal (tangki kosong).
Volume total = 0,014 m 3 = 14 x 10 6 mm3
Total volume = volume larutan x faktor koreksi (Cf)
= 14 x 10 6 mm 3 x 2,54 = 35,56 x 10 6 mm 3
Lebar tangki = persentil kedalaman dada (dada) 5 = 171
Panjang tangki = Persentil lebar bahu 5 = 390 mm
Tinggi tangki= 35,56 x 10 6 mm 3 / ( 171 mm x 390 mm) = 534 mm
2.7 Prosedur manajemen risiko ergonomis
Tubuh manusia memiliki keterbatasan fisik untuk membuat beban kerja
sistem aman. Prosedur kerja dengan fokus pada program ergonomi diperlukan untuk
mencegah keluhan cedera dan penyakit dengan cara mengontrol dan mengurangi
sistem kerja secara tidak efisien.
2.7.1 Penyemprot knapsack posisi tangki
Rostykus dkk. [14] mengidentifikasi lima tanggapan dalam perbaikan
prosedur kerja: (1) melakukan perawatan pada operator yang cedera, (2)
menyesuaikan karakteristik fisik operator dengan tugas, (3) mengganti operator baru,
(4) melakukan pelatihan kerja untuk meningkatkan sistem kerja lebih efektif dan (5)
mengubah cara kerja. Penggunaan posisi knapsack sprayer berada di punggung atas
operator. Stuempfle et al (2004) menyatakan posisi tinggi di belakang mampu
menurunkan konsumsi oksigen hingga 16,2% dibandingkan dengan posisi rendah. Hal
tersebut dipengaruhi oleh longsleeve strap yang relatif lebih dekat ke bahu sehingga
momen gaya yang dihasilkan menjadi lebih kecil.
2.7.2 Pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat
Berdasarkan analisis beban kerja maka diperlukan pengaturan prosedur kerja.
Oleh karena itu, operator memerlukan waktu pemulihan yang berkisar antara 125
menit untuk menghindari potensi cedera muskuloskeletal selama 4 jam waktu kerja
pengoperasian alat semprot knapsack. Pola kerja pengoperasian alat semprot knapsack
adalah satu jam waktu kerja dan 30 menit waktu istirahat. Jika waktu pemulihan
sesuai dengan pendekatan ergonomis maka tingkat kelelahan operator dapat dikurangi
selama kegiatan penyemprotan. Selain itu, dimulainya jam kerja pada pukul 07.00
dikarenakan suhu lingkungan kerja yang belum mencapai titik maksimum yang akan
mempengaruhi tingkat kelelahan operator.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
1. Tingkat risiko gerak kerja pengoperasian alat semprot knapsack dengan persepsi
subjektif (kuesioner Nordic Body Map) menyatakan keluhan MSDs adalah
tungkai bawah 28%, lengan kiri atas 27%, dan leher 14. Berdasarkan kriteria
ROM, zona berbahaya (Zona 3) adalah di fleksi pinggul, bahu, dan leher. Evaluasi
ergonomi melalui postur kerja menggunakan REBA
2. menunjukkan bahwa elemen kerja Ld, Sp dan Pm memiliki skor 7 atau lebih
sehingga berisiko tinggi dan memerlukan perubahan kondisi kerja.
3. Batas muatan operator yang disarankan adalah 17 kg. Waktu istirahat dibutuhkan
125 menit selama 4 jam waktu kerja efektif.
2. Saran

Rekomendasi dimensi tangki alat semprot knapsack (390 x 171 x 534) mm


dengan panjang tuas pompa tangki 720 mm.
DAFTAR PUSTAKA

Bria Hofni ,2015. Conceptual Design Knapsack Sprayer for Palm Oil Cultivation by
Ergonomic Approach. International Journal of Scientific & Engineering Research,
Volume 6, Issue 8, August-2015 ISSN 2229-5518

Herry Purwanto, 2020. Factors Associated With Cholinesterase Level of Spraying Workers
Using Paraquat Herbicide At Oil Palm Plantation In East Kalimantan, Indonesia.
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia 19 (1), 2020, 16 – 20
DOI : 10.14710/jkli.19.1.16-20

Anda mungkin juga menyukai