Oleh :
Ahmad Irwanto
Program Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Gresik
Abstrak
Industri Pompa Air merupakan salah satu industri yang sedang berkembang di Indonesia. Pada UD. Sumber
Anyar, aktivitas pengelasan dilakukan terhadap benda kerja las yaitu berupa kipas sirip (baling-baling) dengan
menggunakan mesin las listrik. Setiap operator melakukan aktivitas pengelasan dengan fasilitas bantu yang ada
sejajar dengan lantai, sehingga mengharuskan operator cenderung menghasilkan posisi duduk jongkok,
punggung membungkuk, mengabaikan prinsip-prinsip kerja ergonomis, yang mengakibatkan ketidaknyamanan
kerja(kelelahan). Keadaan ini beresiko menimbulkan kelelahan dan cidera kerja. Penelitian ini diawali dengan
mengidentifikasi fasilitas kerja pengelasan, posisi postur tubuh pekerja, ketidaknyamanan operator mengenai
keluhan dan harapan operator untuk sikap kerja melalui analisis kuesioner nordic body map dan wawancara,
yang kemudian hasilnya diterjemahkan menjadi konsep perancangan alat bantu pengelasan, yaitu berupa meja
dudukan benda kerja kipas sirip. Tahapan kedua adalah memunculkan alternatif- alternatif alat bantu. Tahapan
ketiga adalah melakukan analisis terhadap alternatif- alternatif alat bantu yang muncul. Tahapan keempat
dilakukan analisa biaya dan perhitungan value dengan menggunakan nilai performansi diperoleh dari hasil
tahapan ketiga. Dan tahapan kelima akan dipersentasikan alternatif terbaik yang terpilih dengan nilai (value)
tertinggi yaitu 1,16 , serta akan disajikan laporan lengkap hasil evaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk
mendesain alat bantu pengelasan dan memperbaiki postur pekerja operator saat melakukan aktivitas
pengelasan melalui konsep Value Engineering(VE), dengan penerapan prinsip ergonomi terutama dalam hal
penentuan dimensi ukuran-ukurannya yang akan mengaplikasikan data anhtropometri yang relevan.
Perancangan alat bantu ini dapat dinyatakan bahwa terdapat perbaikan postur kerja operator pada saat
melakukan aktivitas pengelasan, sehingga operator berada dalam kondisi yang aman.
Kata Kunci: Perancangan Alat Bantu Pengelasan, Ergonomi-Anthropometri, Value Engineering, Fast
Diagram, AHP-Expert Choice
1. Postur kerja
2. Alat bantu awal
3. Keluhan dan harapan operator
4. Desain alat bantu rencana
Setelah analisa dilakukan maka perlu
perbaikan padaposisi kerja operator agar
dapat bekerjadengan posisikerja yang benar
yang sesuaidengan prinsip-prinsipergonomis.
pada bagianpinggang dan telapak kaki yaitu Operator menginginkan alat Alat bantu las Alat dibuat
sebesar 100%, kemudian pada bagian bantu meja dudukan yang yang dengan
lebih tinggi sehingga posisi mengurangi menambahkan
lututsebesar 66,70% dan terakhir pada bagian postur tubuh dalam bekerja nyeri pada meja sehingga
tidak jongkok dan dapat bagian telapak posisi postur
punggung sebesar 33,30%.Berdasarkan hasil Nyeri pada meningkatkan kenyamanan kaki, lutut, tubuh dalam
kuisionerdiatas dapat dilihat penyebab keluhan bagian kerja pinggang, dan bekerja
telapak punggung dilakukan
tersebut sebagaiberikut: kaki, lutut, dengan berdiri
1 pinggang, Operator menginginkan Alat bantu las yang
dan benda yang dilas tidak harus dengan disesuaikan
a. Keluhan pada pinggang dan punggung punggung dipegang sehingga tetap menggunakan dengan
dikarenakanpunggung dalam berada pada posisi yang sistem pengunci anthropometri
terkunci yang lebih baik yang
posisimembungkuk akibatsering menunduk dilengkapi
dengan klem
pada saat proses pengelasan. penjepit
b. Keluhan pada telapak kakidan lutut
Proses Ada
disebabkan oleh posisi duduk jongkok pada pengelasan Operator menginginkan alat
Alat bantu las
penempatan
dengan dengan
saat melakukan prosespengelasan karena 2 pada dua bantu las yang lebih mudah
proses
meja putar
bidang pada saat melakukan proses yang
beban tubuh bertumpuh pada keadaan yang kampuh pengelasan terhadap dua
pengelasan dua
mekanismenya
kampuh secara
benda bidang kampuh benda kerja kontinyu
kurang seimbang. kontinyu
kerja
Pada tahap selanjutnya, di gunakan dalam Tabel 2. Tabel Keluhan dan Harapan Operator
penelitian kali ini adalah dengan mengunakan
metode Five Phase Job Plant yang merupakan
pengaplikasian dari langkah-langkah Rekayasa Tabel 2 menjelaskan tentang keluhan-
Nilai. keluhan yang terjadi pada operator pada saat
melakukan pengelasan. Berdasarkan tabel 2
57
Ahmad Irwanto/MATRIK Vol. XVI No.2, Maret 2016, p 55-67
maka didesain meja yang berfungsi untuk alternatif alat , agar dapat memenuhi
memudahkan operator untuk melakukan keinginan dari fungsi alat yang akan dicapai
aktivitas pengelasan, sehingga operator bisa peneliti. Dimana perancangan alat sangat
dengan aman dan nyaman dalam melakukan berkaitan dengan aktifitas pemakainya dan
aktivitas pengelasan dan mengurangi keluhan data yang dibutuhkan guna pencapaian
kerja. Berdasarkan harapan dan kebutuhan kebutuhan tersebut ialah data ukuran dimensi
operator yang ditampilkan pada tabel 2, maka tubuh anthropometri para pekerja, sehubungan
dikembangkan sejumlah ide maupun alternatif dengan data populasi sampel yang terpilih
pemecahan masalah. Ide maupun alternatif- untuk data pengukuran tidak mencukupi, maka
alternatif yang dikembangkan diharapkan peneliti menggunakan Data Anthropometri
dapat memenuhi kebutuhan dan mewakili orang indonesia yang terakhir diperbarui pada
konsep mekanisme perancangan alat bantu tahun 2010. Tabel Anthropometri orang
dudukan benda kerja kipas sirip yang baru. indonesia selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran.
Untuk selanjutnya dilakukan penyebaran
kuisioner untuk mendapatkan kriteria awal Dimana dalam pembuatan alat bantu
pada penentuan desain alat bantu. Hasilnya dikatakan berhubungan dengan data
berupa data yang masih mentah karena belum anthropometri tersebut. Data anthropometri
merupakan keinginan atau kebutuhan pemakai yang digunakan dalam perancangan alat bantu
alat, dimana kriteria tersebut diperoleh dari ialah :
kuisoner para pekerja. Tabel 3 menunjukkan
kriteria- kriteria produk menurut keinginan 1. Lebar Bahu
pekerja las. 2. Tinggi Mata Berdiri
3. Tinggi Siku Berdiri
Tabel 3. Kriteria Produk Menurut Keinginan 4. Panjang Lengan ke Samping Kanan
Pekerja Las 5. Jangkauan Tangan ke Depan
No Keteria Definisi
Komponen mudah di Biaya pembuatan lebih Pada matrik evaluasi akandiambil sebanyak
dapat mahal
Dalam Pengelasan Sulit dibawa (dipindah) tiga alternatif dan di tambah dengan alternatif
operator tidak
berpindah-pindah tempat awal yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada
Tinggi rendah alat bisa matrik evaluasi ini akandigunakan sebanyak lima
diatur (adjustable)
Kemampuan sistem kriteria sebagai bahan pertimbangan didalam
pengunci benda lebih memberikan penilaian. Untuk selanjutnya hasil
efektif (rangkaian sistem
pengunci tidak ikut yang di dapat akan digunakan pada perhitungan
berputar)
Tersedia tempat untuk
tahap selanjutnya, yaitu tahap perhitungan
menaruh komponen lain performansi. Kelima kriteria tersebut berdasarkan
Alternatif IV kuisoner yang telah di edarkan diawal sebagai
Dalam Pengelasan Komponen sukar didapat
operator tidak Kemampuan sistem berikut :
berpindah-pindah tempat pengunci benda kurang
Dalam Pengelasan efektif (rangkaian sistem
operator tidak pengunci bertumpu pada
1. Kemampuan (mengunci benda kerja)
berpindah-pindah tempat tengah diameter meja ) 2. Kenyamanan
Tinggi rendah alat bisa Biaya pembuatan lebih
diatur (adjustable) mahal 3. Multi guna / Fleksibel
Sulit dibawa (dipindah) 4. Kehandalan
5. Kemudahan spare part
Selanjutnya dilakukan perhitungan matrik
kelayakan. Tujuan dilakukanya matrik Cara penilaian yang dilakukan pada matrik
ke;layakan adalah untuk menyeleksi alternatif- evaluasi ini dengan kriteria yang diambil terhadap
alternatif yang diambil agar memenuhi tujuan alternatif yang dipilih adalah sebagia berikut :
yang diinginkan. Dan memberikan nilai untuk
menentukan urutan rangking tingkat kelayakan Tabel 7. Hasil Akhir Matrik Kelayakan
pada tiap-tiap altenatif dari kriteria-kriteria Kriteria
yang ada. Dalam penelitian ini penilaian
Alternat
melalui penyebaran kuisioner dilakukan Rangki
terhadap 10 responden yang sama yang sudah if Tot
ng
berpengalaman. Sedangkan kriteria-kriteria 1 2 3 4 5 al
penilaian dari alat bantu pengelasan adalah 4 3 5 5 8
sebagai berikut : 4
I 4 5 3 2 2 266
1. Kemampuan (mengunci benda kerja) 7 8 7 6 7
2
2. Kenyamanan II 7 1 2 4 8 372
3. Multi guna / Fleksibel
8 8 7 7 7
4. Kehandalan 1
III 7 2 9 3 5 396
5. Kemudahan spare part
7 7 6 6 6
3
Hasil penilaian matrik kelayakan dapat IV 4 9 3 8 7 351
dilihat pada tabel di bawah ini :
Sangat baik (5)
Pada tahap berikutnya dilakukan analisa Baik (4)
terhadap beberapa alternatif terpilih yang Cukup baik (3)
diambil berdasarkan urutan rangking terbaik Kurang baik (2)
yang telah dihasilkan pada matrik kelayakan Sangat kurang baik (1)
yaitu matrik evaluasi.
Penilaian dilakukan keempat alternatif yang
61
Ahmad Irwanto/MATRIK Vol. XVI No.2, Maret 2016, p 55-67
dipilih dengan mengunakan kriteria yang telah untuk penentuan bobot adalah sebagai berikut:
ditetapkan. Dalam penelitian ini penilaian Tabel 9. Skor kuisioner Perbandingan
melalui penyebaran kuisioner dilakukan Berpasangan
terhadap 10 responden yang sama yang sudah
berpengalaman. Adapun hasil dari perhitungan
matrik evaluasi terdapat pada tabel di bawah
ini:
Kemudian dari hasil calculation Software Tabel 10. Hasil Perhitungan Performansi
Expert Choice di atas, didapat hasil perhitungan
24/01/2015 20:37:22 Page 1 of 1
Kritria evaluasi
dalam bentuk diagram sebagai berikut :
Model Name: chek
Graphical Assessment
Kem Keny Multi Keha Kemu
amp ama guna / ndala dahan
Kemampuan
Alter uan nan Fleksi n spare Rang
Pn
Compare the relative importance with respect to: Goal: Tingkat Kep natif bel part king
Kenyamanan
III 40 44 42 36 38 40,982 1
Kehandalan ,106
Kemampuan ,339
Kemudahan ,080 IV 39 33 35 39 23 35,281 3
Kenyamanan ,287
Multi Guna ,189
Inconsistency = 0,02
with 0 missing judgments.
63
Ahmad Irwanto/MATRIK Vol. XVI No.2, Maret 2016, p 55-67
Rp 136.000
4. IV
Perhitungan nilai Value Alternatif IV
4134,67 x 35,281
Vn = = 0,95
Berdasarkan hasil analisa pada tahap 153.000
sebelumnya diperoleh performansi dari biaya
pembuatan alat bantu pengelasan, maka nilai Dengan mengunakan perumusan diatas, maka
tersebut akan dibandingkan sehingga diperoleh dapat diperoleh nilai untuk alternatif terpilih, dan
suatu nilai (value) sebagai bahan pertimbangan alternatif yang lain.
dalam pemilihan alternatif. Perhitungan nilai akan
ditentukan dengan mengunakan :
Tahap Presentasi
Rumus =
Dimana : V = Nilai (value) Tahap akhir dari 5 tahap rencana kerja
P = Performansi adalah tahap presentasi yang merupakan tahap
C = Biaya yang menjelaskan dari alternatif yang terbaik yang
dipilih dari perhitungan nilai performansi pada
masing-masing alat bantu dapat diperoleh nilai
Jurnal MATRIK p-ISSN : 1693-5128
Volume XVI No.2, Maret 2016, p 55-67 doi: 10.30587/matrik v16i2.xxx
65
Ahmad Irwanto/MATRIK Vol. XVI No.2, Maret 2016, p 55-67
klemmassa dan untuk sistem penjepitan benda Reba (Studi Kasus : UD.Intim Baru).
kerja yang lebih sederhana. Surakarta.
67