Anda di halaman 1dari 13

Jurnal MATRIK p-ISSN : 1693-5128

Volume XVI No.2, Maret 2016, p 55-67 doi: 10.30587/matrik v16i2.xxx

PERANCANGAN ALAT BANTU FASILITAS KERJA OPERATOR LAS DENGAN


PRINSIP ERGONOMI DAN KONSEP VALUE ENGINEERING

( “Studi Kasus :UD. Sumber Anyar” )

Oleh :
Ahmad Irwanto
Program Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Gresik

Abstrak

Industri Pompa Air merupakan salah satu industri yang sedang berkembang di Indonesia. Pada UD. Sumber
Anyar, aktivitas pengelasan dilakukan terhadap benda kerja las yaitu berupa kipas sirip (baling-baling) dengan
menggunakan mesin las listrik. Setiap operator melakukan aktivitas pengelasan dengan fasilitas bantu yang ada
sejajar dengan lantai, sehingga mengharuskan operator cenderung menghasilkan posisi duduk jongkok,
punggung membungkuk, mengabaikan prinsip-prinsip kerja ergonomis, yang mengakibatkan ketidaknyamanan
kerja(kelelahan). Keadaan ini beresiko menimbulkan kelelahan dan cidera kerja. Penelitian ini diawali dengan
mengidentifikasi fasilitas kerja pengelasan, posisi postur tubuh pekerja, ketidaknyamanan operator mengenai
keluhan dan harapan operator untuk sikap kerja melalui analisis kuesioner nordic body map dan wawancara,
yang kemudian hasilnya diterjemahkan menjadi konsep perancangan alat bantu pengelasan, yaitu berupa meja
dudukan benda kerja kipas sirip. Tahapan kedua adalah memunculkan alternatif- alternatif alat bantu. Tahapan
ketiga adalah melakukan analisis terhadap alternatif- alternatif alat bantu yang muncul. Tahapan keempat
dilakukan analisa biaya dan perhitungan value dengan menggunakan nilai performansi diperoleh dari hasil
tahapan ketiga. Dan tahapan kelima akan dipersentasikan alternatif terbaik yang terpilih dengan nilai (value)
tertinggi yaitu 1,16 , serta akan disajikan laporan lengkap hasil evaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk
mendesain alat bantu pengelasan dan memperbaiki postur pekerja operator saat melakukan aktivitas
pengelasan melalui konsep Value Engineering(VE), dengan penerapan prinsip ergonomi terutama dalam hal
penentuan dimensi ukuran-ukurannya yang akan mengaplikasikan data anhtropometri yang relevan.
Perancangan alat bantu ini dapat dinyatakan bahwa terdapat perbaikan postur kerja operator pada saat
melakukan aktivitas pengelasan, sehingga operator berada dalam kondisi yang aman.

Kata Kunci: Perancangan Alat Bantu Pengelasan, Ergonomi-Anthropometri, Value Engineering, Fast
Diagram, AHP-Expert Choice

1. Pendahuluan kerjaoperator kurang memperhatikan prinsip-


prinsipergonomi terutama pada bagian
Bengkel UD.Sumber Anyar merupakan
pengelasan. Padabagian pengelasan, operator
perusahaan yang bergerak dalam bidang
bekerja dalam posisikerja yang tidak benar,
pengelasan dan perakitan pompa air. Bengkel
yang menyebabkan posisikerja yang terbentuk
ini berlokasi di Jl.Raya Pasar Glagah,
adalah duduk jongkok dengan punggung
Lamongan No.34. Bengkel UD. Sumber Anyar
membungkuk.Kondisi kerja dimana punggung
menghasilkanbeberapa produk, salah satunya
dan leheroperator selalu membungkuk
adalah Kipas Sirip yang digunakan untuk kipas
mengindikasikanbahwa fasilitas kerja yang ada
pada pompa sentrifugal.
bersifat tidakergonomis.
Pada proses produksi pembuatan part
Fasilitas kerja yang tidak sesuai
danaksesoris, teridentifikasi bahwa fasilitas
menyebabkanposisi kerja menjadi tidak
55
Ahmad Irwanto/MATRIK Vol. XVI No.2, Maret 2016, p 55-67

nyaman. Perbaikanposisi kerja dan perancangan data anthropometri masyarakat orang


fasilitas kerja sertaalat bantu dalam proses indonesia sebagai dasarperancanganfasilitas
produksi merupakansalah satu solusi untuk kerja.
menyelesaikanpermasalahan diatas.Dengan
e. Tahap Perancangan
adanya alat bantu pengelasan yang dirancang
Perancangan dibuat sesuai dengan kebutuhan
secara khusus; maka posisi kerja operator akan
darifasilitas kerja yang dirancang yaitu
dirubah yaitu dari posisi kerja duduk/jongkok
fasilitas kerjayang dimensinya sesuai dengan
menjadi berdiri. Sebuah posisi kerja natural
prinsip-prinsipergonomis, melalui penerapan
yang seharusnya dan sebaiknya dilakukan oleh
Five Phase Job Planeyang merupakan
operator yang melaksanakan pengelasan.
pengaplikasian dari langkah-langkah
Evaluasi dan pertimbangan ergonomis dalam
rekayasa nilai ( Value Engineering ) .
perancangan alat bantu ini ditunjukkan melalui
aplikasi konsep value engineeringdan prinsip 3. Pengolahan Data Dan Pembahasan
ergonomi(data antropometri) yang relevan dan
untuk perancangan alat bantu yang diperlukan Metode Pengumpulan data yang di gunakan
operator di stasiun kerja pengelasan. dalam penelitian kali ini adalah dengan
mengunakan metode riset lapangan yang mana
2. Metodologi Penelitian data yang diperoleh peneliti dengan melihat
a. Tahap Survey awal langsung yang sebenarnya terjadi
Survey awal dilakukan untuk mengetahui dilapangan.Langkah awal sebelum dilakukan
pengelasanpembuatan kipas sentrifugal pompa perancangan alat bantu adalah
air serta fasilitas apa saja yangdigunakan. mengidentifikasi fasilitas kerja yang
b. Identifikasi Masalah menyebabkan kondisi dari posisi tubuh para
Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah pekerja tidak ergonomis.
yangmenyebabkan ketidaknyamanan operator
pada saatbekerja, yaitu pada stasiun kerja yang
tidak ergonomis.
c. Analisa Postur Kerja dan Alat Bantu
Adapun analisa yang diperlukan dalam
penelitian ini antara lain :

1. Postur kerja
2. Alat bantu awal
3. Keluhan dan harapan operator
4. Desain alat bantu rencana
Setelah analisa dilakukan maka perlu
perbaikan padaposisi kerja operator agar
dapat bekerjadengan posisikerja yang benar
yang sesuaidengan prinsip-prinsipergonomis.

d. Tahap Analisa Anthropometri


Analisa berikutnya yaitu anthropometri
ukuran tubuhoperator pengelasan, dengan
Gambar 1. Posisi Kerja dan Fasilitas Bantu
jumlah operator las yang ada di bengkel
Awal
jumlahnya tidak memenuhi maka digunakan
Jurnal MATRIK p-ISSN : 1693-5128
Volume XVI No.2, Maret 2016, p 55-67 doi: 10.30587/matrik v16i2.xxx

Setelah menyebarkan kuisoner kepada Tahap Informasi


seluruh operator yang berjumlah 3 orang pada Berdasarkan pada gambar 4.1 dan latar
bagianpengelasan, dapat terlihat beberapa belakang masalah seperti yang telah diuraikan
keluhan yangsering dialami oleh operator maka pokok permasalahan yang dihadapi
pengelasan. Hasilrekapitulasi perhitungan adalah bagaimana meningkatkan kinerja
kuisioner Nordic Body mapdapat dilihat pada operator dengan melakukan modifikasi posisi
Tabel 1. dan tata cara kerja yang benar melalui
pendekatan prinsip ergonomi. Pengumpulan
Tabel 1. Tabel Keluhan Segmen Tubuh
data dilakukan dengan cara wawancara
Pekerja
langsung terhadap 3 operator las sebagai
OPERATOR PRESENTASE responden yang telah dipilih. Berdasarkan
NO
SEGMEN KE
JUMLAH
OPERATOR posisi postur tubuh pekerja dan hasil
TUBUH YANG
1 2 3
MENGELUH
wawancara didapatkan keluhan dan harapan
Telapak dari para operator. Untuk memudahkan dan
1    3 100%
kaki lebih jelasnya mengenai keluhan dan harapan
2 Lutut   2 66,70%
 dari para operator dapat di lihat pada tabel 2
3 Pinggang    3 100%
4 Punggung  1 33,30% berikut.

Dari rekapitulasi kuisoner diatas dapat Kebutuhan


No Keluhan Harapan Operator Desain alat
dilihat bahwajumlah keluhan terbesar terdapat operator

pada bagianpinggang dan telapak kaki yaitu Operator menginginkan alat Alat bantu las Alat dibuat
sebesar 100%, kemudian pada bagian bantu meja dudukan yang yang dengan
lebih tinggi sehingga posisi mengurangi menambahkan
lututsebesar 66,70% dan terakhir pada bagian postur tubuh dalam bekerja nyeri pada meja sehingga
tidak jongkok dan dapat bagian telapak posisi postur
punggung sebesar 33,30%.Berdasarkan hasil Nyeri pada meningkatkan kenyamanan kaki, lutut, tubuh dalam
kuisionerdiatas dapat dilihat penyebab keluhan bagian kerja pinggang, dan bekerja
telapak punggung dilakukan
tersebut sebagaiberikut: kaki, lutut, dengan berdiri
1 pinggang, Operator menginginkan Alat bantu las yang
dan benda yang dilas tidak harus dengan disesuaikan
a. Keluhan pada pinggang dan punggung punggung dipegang sehingga tetap menggunakan dengan
dikarenakanpunggung dalam berada pada posisi yang sistem pengunci anthropometri
terkunci yang lebih baik yang
posisimembungkuk akibatsering menunduk dilengkapi
dengan klem
pada saat proses pengelasan. penjepit
b. Keluhan pada telapak kakidan lutut
Proses Ada
disebabkan oleh posisi duduk jongkok pada pengelasan Operator menginginkan alat
Alat bantu las
penempatan
dengan dengan
saat melakukan prosespengelasan karena 2 pada dua bantu las yang lebih mudah
proses
meja putar
bidang pada saat melakukan proses yang
beban tubuh bertumpuh pada keadaan yang kampuh pengelasan terhadap dua
pengelasan dua
mekanismenya
kampuh secara
benda bidang kampuh benda kerja kontinyu
kurang seimbang. kontinyu
kerja

Pada tahap selanjutnya, di gunakan dalam Tabel 2. Tabel Keluhan dan Harapan Operator
penelitian kali ini adalah dengan mengunakan
metode Five Phase Job Plant yang merupakan
pengaplikasian dari langkah-langkah Rekayasa Tabel 2 menjelaskan tentang keluhan-
Nilai. keluhan yang terjadi pada operator pada saat
melakukan pengelasan. Berdasarkan tabel 2

57
Ahmad Irwanto/MATRIK Vol. XVI No.2, Maret 2016, p 55-67

maka didesain meja yang berfungsi untuk alternatif alat , agar dapat memenuhi
memudahkan operator untuk melakukan keinginan dari fungsi alat yang akan dicapai
aktivitas pengelasan, sehingga operator bisa peneliti. Dimana perancangan alat sangat
dengan aman dan nyaman dalam melakukan berkaitan dengan aktifitas pemakainya dan
aktivitas pengelasan dan mengurangi keluhan data yang dibutuhkan guna pencapaian
kerja. Berdasarkan harapan dan kebutuhan kebutuhan tersebut ialah data ukuran dimensi
operator yang ditampilkan pada tabel 2, maka tubuh anthropometri para pekerja, sehubungan
dikembangkan sejumlah ide maupun alternatif dengan data populasi sampel yang terpilih
pemecahan masalah. Ide maupun alternatif- untuk data pengukuran tidak mencukupi, maka
alternatif yang dikembangkan diharapkan peneliti menggunakan Data Anthropometri
dapat memenuhi kebutuhan dan mewakili orang indonesia yang terakhir diperbarui pada
konsep mekanisme perancangan alat bantu tahun 2010. Tabel Anthropometri orang
dudukan benda kerja kipas sirip yang baru. indonesia selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran.
Untuk selanjutnya dilakukan penyebaran
kuisioner untuk mendapatkan kriteria awal Dimana dalam pembuatan alat bantu
pada penentuan desain alat bantu. Hasilnya dikatakan berhubungan dengan data
berupa data yang masih mentah karena belum anthropometri tersebut. Data anthropometri
merupakan keinginan atau kebutuhan pemakai yang digunakan dalam perancangan alat bantu
alat, dimana kriteria tersebut diperoleh dari ialah :
kuisoner para pekerja. Tabel 3 menunjukkan
kriteria- kriteria produk menurut keinginan 1. Lebar Bahu
pekerja las. 2. Tinggi Mata Berdiri
3. Tinggi Siku Berdiri
Tabel 3. Kriteria Produk Menurut Keinginan 4. Panjang Lengan ke Samping Kanan
Pekerja Las 5. Jangkauan Tangan ke Depan
No Keteria Definisi

Berdasarkan penentuan data anthropometri,


1. Kemampuan Kemampuan alat untu memposisikan serta menahan
(mengunci benda kerja dengan stabil pada bagian-bagian yang maka alat bantu las dirancangmelalui data
benda kerja) memerlukan penyetelan/pengelasan. anthropometri yang ditampilkan. Perancangan
2. Kemudahan Spare Part tersedia banyak dijumpai sehingga alat bantu fasilitas dibutuhkan perhitungan
(spare part) mudah untuk mendapatkanya.
persentil dari data yang telah ditentukan.
3. Kehandalan Rasa percaya atau kepercayaan konsumen Persentil yang digunakan adalah persentil ke-5
terhadap suatu produk (kwalitas atau daya tahan
produk tersebut).
dan ke-50. Nilai persentil 50 adalah sama
dengan nilai rata-rata (mean) dari data
4. Kenyamanan Memberikan kenyamanan, dimensi alat bantu
(Saat disesuaikan dengan mempertimbangkan faktor anthropometri yang dihitung. Nilai persentil
Pengoperasian) teknis dan prinsip ergonomi.
ke-5 dan ke-50 data lebar bahu, tinggi mata
5. Multi guna / Fungsi pada posisi kerja, operator tidak perlu berdiri, tinggi siku berdiri, panjang lengan ke
Fleksibel berubah (bergerak-pindah) pada saat penyetelan
sekaligus proses pengelasan komponen- samping kanandan jangkauan tangan ke depan,
komponen(rangkaian benda kerja).
sebagai berikut :

Kemudian penggunaan ukuran dimensi


Anthrpometri pada alat digunakan sebagai
penyempurna dalam pembuatan desain
Jurnal MATRIK p-ISSN : 1693-5128
Volume XVI No.2, Maret 2016, p 55-67 doi: 10.30587/matrik v16i2.xxx

Tabel 4. Perhitungan Ukuran Dimensi dan How Why


Persentil Data Anthropometri Pada
Perancangan Alat Memperbai Menyesuaik Menahan Menggunak Meminimalka
ki Postur anTubuh Kestabilan an Meja n Pergerakan
Dimensi tubuh Pada Posisi benda kerja yang Tubuh
Spesifikasi Perse Ukuran Pekerja las Ideal berputar
No Tubuh yang Tujuan Mengelas
Pada Alat ntil (cm)
digunakan
Memutar
Untuk Benda Kerja
Mengurangi Mengunci pada bidang
Diameter th menentukan Kelelahan Benda Kerja sisi yang lain
1 Lebar bahu 50 42 cm
meja putar panjang diameter
meja
Alat Bantu Pengelasan
Untuk
Tinggi alat Tinggi mata th 151,4 menentukan
2 50
Bantu berdiri cm tinggi alat bantu Gambar 2. Diagram FAST Alat Bantu Pengelasan
keseluruhan

Untuk Selanjutnya peneliti melakukan


menyesuaikan
Tinggi
Tinggi siku
posisi postur pengumpulan data dengan melakukan survey
3 meja putar 5 th 93 cm tubuh pekerja
dari lantai
berdiri
pada saat mengunakan kuinsioner yang di sebarkan
melakukan
pengelasan kepada responden yang telah di pilih dalam
Lebar Panjang
penentuan tingkat kriteria produk. Adapun
Untuk
rangkaian lengan
menentukan yang bertindak sebagai responden adalah:
4 penjepit tangan ke 5 th 47,7 cm
panjang lengan
dari titik samping
statis
tengah kanan
1. Pemilik Usaha = 1 orang
Untuk
menyesuaikan 2. Karyawan = 6 orang
Jangkauan
Lebar kaki jarak alat bantu
5
meja
tangan ke 50 th 81 cm
las terhadap
3. Operator Las = 3 orang
depan
postur tubuh
pekerja
Total =10 orang

Berdasarkan tabel 4 diatas dapat diketahui Mengenai responden yang terdapat di


setiap spesifikasi alat bantu pengelasan tempat kerja penelitian, sebagaimana yang
memiliki ukuran yang disesuaikan terhadap telah disebutkan pada rincian tabel di atas,
bagiannya masing-masing, sehingga setiap bahwasanya Pemilik Usaha sekaligus menjadi
bagian alat bantu pengelasan digunakan sesuai kepala bengkel dan Karyawan (selain operator
dengan tujuan dan kebutuhan yang ada. las) ialah objek responden yang telah
ditentukan dengan kemampuan tingkat
Tahap Kreatif pemahaman dan berpengalaman yang cukup
Pada tahap kereatif ini peneliti membuat mengenai klasifikasi ketrampilan yang sama
Diagram FAST yang disusun berdasarkan atau mendekati nilai rata-rata terhadap para
heraki fungsi, fungsi tingkat tinggi diletakkan ahli di bidang pengelasan dan perancangan
sebelah kiri sedangkan fungsi tingkat rendah alat yang dimaksud. Hal ini bertujuan agar
diletakkan disebelah kanan. Penysunan hasil penilaian yang dihasilkan selanjutnya,
fungsi– fungsi dalam diagram FAST dapat mewakili kondisi yang sebenarnya.
dilakukan dengan mengunakan dua buah Kemudian untuk pengisian kuisioner pada
pernyataan yaitu : mengapa (how) dan bagian tingkat kepentingan, responden diminta
bagaiman (why). memberikan skala nilai kriteria– kriteria sesuai
dengan tingkat kepentingan. Skala nilai
kriteria yang digunakan adalah 1/9 dengan
penjelasan masing-masing skala. Berdasarkan
59
Ahmad Irwanto/MATRIK Vol. XVI No.2, Maret 2016, p 55-67

IV  Bentuk kaki meja berdimensi


hasil penilaian responden melalui kuisioner
kubus dengan poros
yang di edarkan untuk menentukan tingkat penyangga berada di atasnya
 Meja putar berbentuk
kepentingan, didapat urutan perolehan tingkat 4 lingkaran
 Rangkaian pengunci benda
kepentingan dari kriteria yang akan dipakai kerja di lengkapi dengan
poros statis yang bertumpu
dalam perhitungan matrik kelayakan pada pada diameter tengah meja
putar
alternatif awal dan alternatif pilihan. Adapun  Poros penyangga utama
berbentuk adjustable
urutan peoritas tingkat kepentingan tersebut
adalah:
Tahap Analisa
1. Kemampuan (mengunci benda kerja) Setelah melalui tahap kreatif, selanjutnya
2. Kenyamanan dilakukan Tahap Analisa atau tahap evaluasi.
3. Multi guna / Fleksibel Tahap Analisa ini dilakukan dengan berberapa
4. Kehandalan analisa antara lain: (1) Analisa keuntungan dan
5. Kemudahan spare part kerugian pada alternative. (2) Perhitungan
Sesudah urutan prioritas tingkat penilaian keteria yang dibangun dengan matrik
kepentingan didapat, tahap selanjutnya ialah kelayakan (3) Analisa pembobotan pada
memunculkan beberapa alternatif berdasarkan kriteria (4) Perhitungan performansi dengan
dari penelitian alternatif awal dan berbagai matrik evaluasi terhadap alternatif yang
macam pertimbangan. Adapun alternatif yang terpilih.
di munculkan antara lain : Tahap permulaan dari tahap ini adalah
melakukan analisa keuntungan dan kerugian
Tabel 5. Alternatif-alternatif Pilihan Alat Bantu
pada alternatif-alternatif yang dijelaskan pada
No Desain Alternatif Keterangan alternatif
tahap kreatif. Analisa keuntungan dan
I (Awal) kerugian untuk tiap-tiap alternatif alat bantu
1
Alat Bantu sederhana berupa pengelasan dijelaskan pada tabel analisa
besi siku yang diletakkan
pada lantai sebagai tumpuan berikut ini :
benda kerja , penggaris siku
dan plat besi kecil sebagai
penjepit komponen Tabel 6. Analisa Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan Kerugian
Alternatif I (Awal)
II  Komponen mudah di  Faktor kenyamanan dalam
 Bentuk kaki meja berdimensi
dapat pengoperasianya kurang
rangka kubus  Harga murah  Kemampuan pencekam
 Meja putar berbentuk persegi benda pengelasan tidak
2  Rangkaian pengunci benda maksimal
kerja menyatu dengan meja  Waktu pengelasan tangan
putar kiri digunakan untuk
 Lengan penyangga rangkaian, memegang benda kerja
bertumpu pada tepi meja putar
Alternatif II
 Komponen mudah di  Biaya pembuatan lebih
III dapat mahal
 Bentuk kaki meja berupa jari-  Mudah diperbaiki  Rangkaian penahan benda
jari berdimensi lingkaran
menyatu dengan poros  Dalam Pengelasan kerja ikut berputar dengan
penyangga utama operator tidak meja.
3  Meja putar berbentuk berpindah-pindah tempat  Kaki penyangga meja
lingkaran terlalu besar
 Rangkaian pengunci benda  Sulit di bawa (dipindah)
kerja bertumpu pada lengan Alternatif III
pembantu yang mengait pada
poros penyangga utama
 Poros penyangga utama
berbentuk adjustable
Jurnal MATRIK p-ISSN : 1693-5128
Volume XVI No.2, Maret 2016, p 55-67 doi: 10.30587/matrik v16i2.xxx

 Komponen mudah di  Biaya pembuatan lebih Pada matrik evaluasi akandiambil sebanyak
dapat mahal
 Dalam Pengelasan  Sulit dibawa (dipindah) tiga alternatif dan di tambah dengan alternatif
operator tidak
berpindah-pindah tempat awal yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada
 Tinggi rendah alat bisa matrik evaluasi ini akandigunakan sebanyak lima
diatur (adjustable)
 Kemampuan sistem kriteria sebagai bahan pertimbangan didalam
pengunci benda lebih memberikan penilaian. Untuk selanjutnya hasil
efektif (rangkaian sistem
pengunci tidak ikut yang di dapat akan digunakan pada perhitungan
berputar)
 Tersedia tempat untuk
tahap selanjutnya, yaitu tahap perhitungan
menaruh komponen lain performansi. Kelima kriteria tersebut berdasarkan
Alternatif IV kuisoner yang telah di edarkan diawal sebagai
 Dalam Pengelasan  Komponen sukar didapat
operator tidak  Kemampuan sistem berikut :
berpindah-pindah tempat pengunci benda kurang
 Dalam Pengelasan efektif (rangkaian sistem
operator tidak pengunci bertumpu pada
1. Kemampuan (mengunci benda kerja)
berpindah-pindah tempat tengah diameter meja ) 2. Kenyamanan
 Tinggi rendah alat bisa  Biaya pembuatan lebih
diatur (adjustable) mahal 3. Multi guna / Fleksibel
 Sulit dibawa (dipindah) 4. Kehandalan
5. Kemudahan spare part
Selanjutnya dilakukan perhitungan matrik
kelayakan. Tujuan dilakukanya matrik Cara penilaian yang dilakukan pada matrik
ke;layakan adalah untuk menyeleksi alternatif- evaluasi ini dengan kriteria yang diambil terhadap
alternatif yang diambil agar memenuhi tujuan alternatif yang dipilih adalah sebagia berikut :
yang diinginkan. Dan memberikan nilai untuk
menentukan urutan rangking tingkat kelayakan Tabel 7. Hasil Akhir Matrik Kelayakan
pada tiap-tiap altenatif dari kriteria-kriteria Kriteria
yang ada. Dalam penelitian ini penilaian
Alternat
melalui penyebaran kuisioner dilakukan Rangki
terhadap 10 responden yang sama yang sudah if Tot
ng
berpengalaman. Sedangkan kriteria-kriteria 1 2 3 4 5 al
penilaian dari alat bantu pengelasan adalah 4 3 5 5 8
sebagai berikut : 4
I 4 5 3 2 2 266
1. Kemampuan (mengunci benda kerja) 7 8 7 6 7
2
2. Kenyamanan II 7 1 2 4 8 372
3. Multi guna / Fleksibel
8 8 7 7 7
4. Kehandalan 1
III 7 2 9 3 5 396
5. Kemudahan spare part
7 7 6 6 6
3
Hasil penilaian matrik kelayakan dapat IV 4 9 3 8 7 351
dilihat pada tabel di bawah ini :
Sangat baik (5)
Pada tahap berikutnya dilakukan analisa Baik (4)
terhadap beberapa alternatif terpilih yang Cukup baik (3)
diambil berdasarkan urutan rangking terbaik Kurang baik (2)
yang telah dihasilkan pada matrik kelayakan Sangat kurang baik (1)
yaitu matrik evaluasi.
Penilaian dilakukan keempat alternatif yang

61
Ahmad Irwanto/MATRIK Vol. XVI No.2, Maret 2016, p 55-67

dipilih dengan mengunakan kriteria yang telah untuk penentuan bobot adalah sebagai berikut:
ditetapkan. Dalam penelitian ini penilaian Tabel 9. Skor kuisioner Perbandingan
melalui penyebaran kuisioner dilakukan Berpasangan
terhadap 10 responden yang sama yang sudah
berpengalaman. Adapun hasil dari perhitungan
matrik evaluasi terdapat pada tabel di bawah
ini:

Tabel 8. Hasil Penilaian Matrik Evaluasi


Kriteria

Kemamp Keny Multi Kehand Kemu


uan aman Guna alan dahan
N
o
Alternatif (mengun an /Flek (tahan spear Dari hasil kuisioner di atas yang telah diisi
ci benda sibel lama) pate
kerja) oleh responden, data lalu dimasukkan dalam
5
1 2 3 4 software expert choice, sebagai berikut
42
1 I (Awal) 15 13 14 20
28
2 II 44 43 38 31
27 KRIT RESPONDEN
3 III 40 44 37 36 KRITER
ERIA
IA
23 PEM
4 IV 39 33 35 39 PEMBA
BILA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 GI
NG

Setelah dilakukan penilaian matrik evaluasi Kema Kenyama


mpuan 4 2 4 2 2 1 2 5 2 1 nan
maka dilakukan pembobotan terhadap kriteria.
Multi
Perhitungan pada pembobotan kriteria Kema
Guna/fle
mpuan
diperlukan sebelum menghitung performansi 4 5 6 4 3 5 4 5 5 3 ksibel

untuk tiap-tiap kriteria dengan mengunakan Kema Kehandal


mpuan 7 4 6 6 2 3 1 5 6 6 an
metode perbandingan berpasangan
berdasarkan pada” Analiytic Hierarchy Kema
Kemudah
an spare
Proses” (AHP) dari tingkat kepentingan. mpuan
8 2 7 6 5 3 7 7 8 9 part
Matrik berpasangan dilakukan untuk Multi
Kenya
menormalisasikan pembobotan dengan jalan manan
Guna/fle
3 4 4 2 5 3 4 5 1 1 ksibel
membagi setiap enteri dengan jumlah kolom
yang bersangkutan tiap kriteria, selanjutnya Kenya Kehandal
manan 4 3 4 7 5 5 5 5 3 8 an
menentukan beberapa baik nilai konsistensi
Kemudah
dari data yang ada. Dengan ketentuan Kenya
an spare
manan
6 5 6 2 5 5 2 5 4 4 part
bilamana besar rasio inconsistency yang dapat
dikatakan memenuhi data konsisten ialah < 0,1 Multi
Guna/f Kehandal
(kurang dari pada 0,1). leksibe an
l 4 2 2 5 4 3 4 1 1 5
Perhitungan bobot dari data kuisioner Multi
Kemudah
perbandingan berpasangan untuk alternatif Guna/f
an spare
leksibe
pilihan dan kriteria setiap alternatif part
l 2 6 7 6 1 1 5 7 6 6
menggunakan Software Expert Choise 11 for Kemudah
Kehan
windows. Adapun contoh perhitungan dalan
an spare
2 3 4 3 2 2 3 2 1 3 part
menggunakan Software Expert Choise 11
Jurnal MATRIK p-ISSN : 1693-5128
Volume XVI No.2, Maret 2016, p 55-67 doi: 10.30587/matrik v16i2.xxx

berdasarkan kuisioner tersebut sudah memenuhi


syarat atau bisa dikatakan konsisten.

Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai


performansi untuk tiap alternatifyang terpilih,
perhitungan performansi dilakukan dengan
Gambar 3. Tampilan Software Setelah Data mengalikannilai bobot pada tiap-tiap kriteria
Dimasukkan dengan nilai yang didapat dari hasil akhir evaluasi
matriks.
Dan untuk selanjutnya pilih assessment –
Berikut ini tabel hasil perhitungan nilai
calculate
performansi untuk alternatif-alternatif alat bantu
Gambar 4. Cara Menghitung Dengan Memilih
Assessment – Calculate terpilih dan alternatif awal sebagai berikut :

Kemudian dari hasil calculation Software Tabel 10. Hasil Perhitungan Performansi
Expert Choice di atas, didapat hasil perhitungan
24/01/2015 20:37:22 Page 1 of 1
Kritria evaluasi
dalam bentuk diagram sebagai berikut :
Model Name: chek

Graphical Assessment
Kem Keny Multi Keha Kemu
amp ama guna / ndala dahan
Kemampuan
Alter uan nan Fleksi n spare Rang
Pn
Compare the relative importance with respect to: Goal: Tingkat Kep natif bel part king
Kenyamanan

Bobot tiap kriteria


KemampuanKenyamanan Multi Guna Kehandalan Kemudahan
Kemampuan 1,58626 2,02905 2,75006 3,2931
Kenyamanan 2,24216 2,56122 3,36676
Multi Guna 1,90513 3,49571 0,339 0,287 0,189 0,106 0,08
Kehandalan 1,25345
Kemudahan Incon: 0,02
24/01/2015 20:40:55 Page 1 of 1
I
Gambar 5. Hasil Calculation Dengan Tampilan (awa 15 13 14 20 42 27,076 4
Diagram
Model Name: chek l)

Priorities with respect to: Combined II 44 43 38 31 28 39,965 2


Goal: Tingkat Kepentingan Kriteria

III 40 44 42 36 38 40,982 1
Kehandalan ,106
Kemampuan ,339
Kemudahan ,080 IV 39 33 35 39 23 35,281 3
Kenyamanan ,287
Multi Guna ,189
Inconsistency = 0,02
with 0 missing judgments.

Pada tabel 4.12 diatas menjelaskan penilaian


Gambar 6. Hasil Akhir Calculation Software pada alternatif 3 menempati urutan pertama
Expert Choice Ahmad Irwanto berdasarkan rangking hasil perhitungan
Dari hasil running software expert choice performansi terbesar dari alternatif-alternatif yang
diatas, didapat kesimpulan untuk kriteria lain. Sehingga dapat dipertimbangkan untuk
kemampuan menempati urutan pertama dengan ditindak lanjuti sebagai alternatif terpilih dalam
nilai 0,339 . Selanjutnya adalah kriteria pengembangan alternatif perbaikan alat bantu
kenyamanan dengan nilai 0,287 , kriteria multi pengelasan pada tahap penentuan nilai (value)
guna dengan nilai 0,189 , kriteria kehandalan selanjutnya. Untuk perumusanperolehan nilai
dengan nilai 0,106 dan kriteria kemudahan dengan alternatif terpilih, dan alternatif yang lain dalam
nilai 0,080. perhitungan performansi diatas, selengkapnya
ditampilkan pada lampiran perhitungan
Dengan besar rasio inconsistensy adalah 0,02 performansi.
kurang dari pada 0,1. Maka hasil penilaian

63
Ahmad Irwanto/MATRIK Vol. XVI No.2, Maret 2016, p 55-67

Tahap Pengembangan makaalternatif terpilih dapat diketahui dengan


Pada tahap pengembangan ini akan dilakukan 2 rumus sebagai berikut :
perhitungan yaitu analisa biaya dan perhitungan
Value dengan mengunakan nilai performansi yang Pn x ( Co / Po )
V =
diperoleh dari hasil analisa dengan mengunakan
matrik evaluasi. Cn
Dalam perhitungan biaya ini akan dijelaskan n x Pn
mengenai biaya komponen dari alternatif yang Vn =
terpilih. Perhitungan biaya dilakukan pada 3 Cn
alternatif dan 1 alternatif awal. Komponen biaya
yang dipertimbangkan meliputi : biaya material
atau bahan, biaya pendukung yang dikeluarkan Perhitungan nilai Value Alternatif I (Awal)
dalam pembuatan, biaya pembuatan yang
4134,67 x 16,93
dikeluarkan dalam proses pembuatan alternatif
Vn = = 0,99
juga termasuk tenaga kerja yang terlibat. Biaya 70.000
pembelian dari setiap alternatif terpilih dan
alternatif awal adalah sebagai berikut :
Perhitungan nilai Value Alternatif II
Tabel 11. Biaya Pembuatan Tiap Alternatif Pada
Alat Bantu 4134,67 x 39,965
BIAYA ALTERNATIF Vn = = 1,05
158.000
NO Biaya (Rp)
Alternatif

Rp 70.000 Perhitungan nilai Value Alternatif III


1. I

Rp 158.000 4134,67 x 40,982


2. II
Vn = = 1,16
Rp 146.000
146.000
3. III

Rp 136.000
4. IV
Perhitungan nilai Value Alternatif IV

4134,67 x 35,281
Vn = = 0,95
Berdasarkan hasil analisa pada tahap 153.000
sebelumnya diperoleh performansi dari biaya
pembuatan alat bantu pengelasan, maka nilai Dengan mengunakan perumusan diatas, maka
tersebut akan dibandingkan sehingga diperoleh dapat diperoleh nilai untuk alternatif terpilih, dan
suatu nilai (value) sebagai bahan pertimbangan alternatif yang lain.
dalam pemilihan alternatif. Perhitungan nilai akan
ditentukan dengan mengunakan :
Tahap Presentasi
Rumus =
Dimana : V = Nilai (value) Tahap akhir dari 5 tahap rencana kerja
P = Performansi adalah tahap presentasi yang merupakan tahap
C = Biaya yang menjelaskan dari alternatif yang terbaik yang
dipilih dari perhitungan nilai performansi pada
masing-masing alat bantu dapat diperoleh nilai
Jurnal MATRIK p-ISSN : 1693-5128
Volume XVI No.2, Maret 2016, p 55-67 doi: 10.30587/matrik v16i2.xxx

(value) yang dapat menentukan alat bantu terbaik Keterangan :


yang akan dipresentasikan. Berdasarkan hasil
1. Kaki Meja
perhitungan nilai (value), maka dapat diketahui
2. Poros Penyangga (penyangga utama)
selisih nilai dari ke tiga alternatif terpilih dengan 3. Meja Putar
alternatif awal. Bahwasanya pada alternatif III 4. Lengan Statis
(tiga) memiliki nilai (value) lebih tinggi dari 5. Lengan Dinamis
alternatif awal dan alternatif yang lain. Hal ini di 6. Lengan Dinamis Pembantu
jelaskan selengkapnya pada tabel 4.14 sebagai 7. Poros Pengunci Utama
berikut : 8. Poros pengunci Pembantu
9. Mulut Cekam
Tabel 12 Perhitungan Nilai 10. Tool Box
Alternatif Pn Biaya Vn Analisis posisi postur tubuh pekerja baru yaitu
I (Awal) 16,93 Rp 70.000 0,99 analisis posisi postur tubuh kerja saat operator
II 39,965 Rp 164.000 1,05 melakukan pengelasan menggunakan alat
III 40,982 Rp 146.000 1,16 bantupengelasan yang baru. Posisi postur tubuh
pekerja pada saat menggunakan alat bantu las
IV 35,281 Rp 136.000 0,95
rancangan dapat disesuaikan dengan kenyamanan
operator karena sifat alat diposisikan sesuai
Dengan demikian, maka pada tahap presentasi ini kebutuhan.Adanya alat bantu akan menyebabkan
alternatif yang dipilih dan menjadi alternatif yang berubahnya posisi maupun tata cara (metode) kerja
akan dipresentasikan pada alat bantu pengelasan yang harus dilakukan oleh operator. Dengan
adalah Alternatif III dengan value tertinggi yaitu memberikan pelatihan dan sosialisasi penggunaan
1,16 . peralatan bantu, maka diharapkan operator akan
6 7
bisa memahami dan menerima tata cara kerja yang
baru yang lebih ergonomis dan produktif.Seberapa
jauh kondisi kerja yang baru mampu memberikan
8 5
perubahan tata cara kerja dan perbaikan kerja yang
mampu dihasilkan di stasiun kerja pengelasan
9 dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

3 Tabel 13Perbandingan Kondisi Kerja Sebelum dan


4 Sesudah Menggunakan Alat Bantu (Stasiun Kerja
10
Proses Pengelasan)

PARAMETER SEBELUM SESUDAH


2

Aktivitas kerja Aktivitas-Aktivitas kerja


mengukur, tersebut bisa digabung
memposisikan, jadi satu dengan bantuan
menekan serta alat bantu (meringankan
1 Aktivitas
menahan beban kerja)
kerja
dilakukan
berulang kali
(aktivitas tidak
Gambar 7. Desai Alat Bantu Pengelasan (Alternatif produktif)

terpilih) Aktivitas kerja Menggunakanan


Material manual dengan peralatan yang lebih
Handling menggunakan efektif (tidak lagi duduk
peralatan yang jongkok dan
kurang

65
Ahmad Irwanto/MATRIK Vol. XVI No.2, Maret 2016, p 55-67

memadai membungkuk) KESIMPULAN

1. Berdasarkan dari penelitian alternatif awal dan


berbagai macam pertimbangan, maka didapatkan
Kurang presisi, Lebih presisi, menambah tiga alternatif baru yang memiliki keunggulan
kurang variasi , variasi, hasil pengelasan dan kekurangan pada masing-masing alternatif.
Kualitas
dan hasil lebih baik
Hasil Kerja Disamping Value lebih tinggi dari alternatif yang
pengelasan
kurang baik
lain, alternatuif ke 3 (tiga) mempunyai beberapa
keunggulan dalam segi keergonomisnya, yaitu :
Pekerja sering Keluhan kelelahan otot a. Mudah dalam pengoperasianya.
mengalami dan rasa nyeri pekerja b. Dilengkapi dengan meja yang bisa berputar,
Kenyamana keluhan rasa pada saat sebelum dan
untuk mempermudah kerja operator pada saat
n nyeri pada sesudah melakukan
melakukan pengelasan sehingga operator
segmen tubuh aktivitas pengelasan
berkurang. tidak perlu berpindah memutar untuk
mengelas sisi yang lain pada benda kerja .
Alat bantu c. Rangkaian pengunci benda kerja bertumpu
kurang Ukuran pada alat bantu pada lengan pembantu yang mengait pada
Ergonomis memperhatika tepat secara teknis dan
poros penyangga utama sehingga efektif
n ukuran sesuai dengan
antropometri antropometri
dalam mengurangi resiko pencekaman benda
kerja yang tidak stabil.
d. Poros penyangga utama berbentuk adjustable
yang bisa dinaik turunkan sesuai kebutuhan
Berdasarkan analisis yang dihasilkan diperoleh tinggi operator.
hasil bahwa posisi postur tubuh pekerja operator 2. Dari hasil penentuan nilai, maka ditentukan
saat melakukan pengelasan dengan menggunakan alternatif terpilih untuk rancang bangun alat
alat bantu yang dirancang dapat mengurangi resiko bantu pengelasan ini yaitu alternatif yang ketiga
keluhan rasa nyeri dibeberapa segmen tubuh (III), karena memiliki nilai (value) paling tinggi
karena rancangan alat merubah posisi postur tubuh dari alternatif-alternatif yang lain dengan nilai
pekerja yang semula duduk jongkok menjadi (value) 1,16. Adapun perincian nilai (value) pada
berdiri. masing-masing alternatif sebagai berikut :

Rancangan fasilitas alat bantupengelasan


SARAN
digunakan untuk memudahkan proses pengelasan
terhadap bidang kampuh las tanpa harus membalik Hasil analisadan pembahasan dari aplikasi
rekayasa nilai dapat diimplementasikan secara
benda kerja, dengan posisi berdiri. Berdasarkan
optimal maka perlu dipertimbangkan beberapa hal
prinsip ergonomi dinyatakan posisi kerja operator antara lain:
berada dalam kondisi yang aman. Berdasarkan 1. Dianjurkan pada tahap ide untuk
aktivitas pengelasan yang dilakukan, berpotensi memunculkan feature desain, bekeja dengan
menimbulkan resiko keluhan. Sedangkan setelah tim ahli untuk membuat desain yang lebih
dilakukan perancangan alat bantupengelasan, dapat bersifat modern dengan penambahan aplikasi
mengurangi terjadinya resiko keluhan, karena alat otomatisasi.
bantu yang dirancang merubah posisi yang semula 2. Perancangan yang sudah ada, sebaiknya
duduk jongkok dengan punggung membungkuk dilakukan pengembangan lagi guna fungsi alat
dirubah menjadi posisi kerja berdiri. bantu bisa mencakup banyak permasalahan
tidak hanya seputar pekerjaan pengelasan saja.
3. Penelitian lebih lanjut dalam hal rancangan
dapat diarahkan mengenai penjepitan
Jurnal MATRIK p-ISSN : 1693-5128
Volume XVI No.2, Maret 2016, p 55-67 doi: 10.30587/matrik v16i2.xxx

klemmassa dan untuk sistem penjepitan benda Reba (Studi Kasus : UD.Intim Baru).
kerja yang lebih sederhana. Surakarta.

DAFTAR PUSTAKA Sutalaksana, Iftikhar, Zulkifhli. Teknik Tata Cara


Kerja,Bandung : Penerbit ITB, 1982.
Barness, Ralph M. Motion and Time Study: Design Tarwaka, Solichul, Sudiajeng.L. Ergonomi untuk
and Measurement of Work. New York : Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
John Wiley & Sons, 1980. Produktivitas, Uniba Presss, Surakarta,
Bridger, R.S. Introduction to Ergonomics. New 2004.
York : McGraw-Hill Inc., 1995. Ulrich, K.T., dan Eppinger, S.D., 2001,
Dell’Isola, Alphonse. 1975.Value Engineering in Perancangan Dan Pengembangan Produk.
the Construction Industry. Penerbit Van Jakarta: Salemba Teknika.
Nostrand Company New York. Wignjosoebroto, Sritomo. 1995, Ergonomi, Studi
Daulika, S., 2010, Perancangan Alat Bantu Gerak dan Waktu, Edisi Pertama, Penerbit
Pengelasan Perancangan Alat Bantu : PT. Gunawidya, Surabaya.
Pengelasan Deployment (Studi Kasus : PT. Wignjosoebroto, Sritomo. 2000, Ergonomi, Studi
ALSTOM Power Energy Systems Gerak dan Waktu Teknik Analisis untuk
Indonesia). Surabaya : Tugas Akhir Meningkatkan Produktivitas Kerja,Jakarta
Mahasiswa Jurusan Teknik Industri ITS. : PT. Gunawidya.
Heller, Edward. D. 1980.”Value Management : Wignjosoebroto, Sritomo. Sri Gunani Partiwi dan
Value Engineering and Cost Reduction”. Achmad Hanafi. Modifikasi Rancangan
Addison Wesley Publishing Co. Mesin Perontok Padi dengan Pendekatan
Fariborz, Tayyari dan J.L. Smith. Occupational Ergonomi-Antropometri. Proseding
Ergonomics : Principles and Applications. Seminar Nasional Ergonomi –
London : Chapman & Hall, 1982. Perhimpunan Ergonomi Indonesia (PEI)
Priyanto, J. Iwan 2008, Perancangan Alat dan Fakultas Teknologi Pertanian UGM,
Pengaduk Adonan Kue Terang Bulan Yang Tanggal 13 September 2003.
Ergonomis Dengan Pendekatan Metode
Rekayasa Nilai (Studi Kasus : UKM
P.Muchtar). Gresik : Tugas Akhir
Mahasiswa Jurusan Teknik Industri UMG.
Nurmianto, Eko. (2004). Ergonomi Konsep Dasar
dan Aplikasinya. Edisi ke 2. Guna widya.
Surabaya.
Pheasant, Stephen. 1991. Ergonomics, Work and
Health. Maryland. Aspen Publishers, Insc :
Maryland, Gaithersburg.
Rachman. 2008, Analisis Perbandingan Keluhan
Pengayuh Becak Menggunakan Kuisioner
Nordic. Universitas Gunadarma.Tangerang.

Suma‟ mur, P. 1996. Hygiene Perusahaan dan


Keselamtan Kerja. Cetakan 13. Haji
Masagung: Jakarta.

Suparno. 2008, Perancangan Fasilitas Meja Bor


Berdasarkan Antropometri Operator
Dengan Analisis Biomekanika dan Metode

67

Anda mungkin juga menyukai