Anda di halaman 1dari 10

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL.3 NO.

3
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PENENTUAN JUMLAH OPERATOR BERDASARKAN ANALISA BEBAN KERJA


FISIK DENGAN PERTIMBANGAN CARDIOVASCULAR LOAD
(Studi Kasus: Pabrik Gondorukem dan Terpentin Garahan Jember)

THE DETERMINATION OF THE NUMBER OF OPERATORS ACCORDING TO


PHYSICAL WORKLOAD ANALYSIS BASED ON CARDIOVASCULAR LOAD
(Case Study: Pabrik Gondorukem dan Terpentin Garahan Jember)

Dessy Nurvitarini1), Arif Rahman2), Rahmi Yuniarti3)


Jurusan Teknik Industri, Universitas Brawijaya
Jl. Mayjen Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
E-mail: dessynurvitarini@gmail.com1), posku@ub.ac.id2), rahmi_yuniarti@ub.ac.id3)

Abstrak

Pabrik Gondorukem dan Terpentin (PGT) Garahan Jember mengelola hasil hutan berupa getah pinus
menjadi gondorukem (resina colophonium) dan terpentin. Departemen produksi mempunyai 7 workstation
dengan 1 operator di setiap workstation. Di departemen produksi terjadi ketidakseimbangan beban kerja
antar operator. Bahkan sebagian operator mendapatkan beban kerja berlebih. Sehingga menyebabkan
operator tersebut mengalami kelelahan.Penelitian dimulai dengan melakukan pengukuran beban kerja fisik
dengan pendekatan ergonomi. Denyut jantung selama bekerja diukur untuk menilai cardiovascular strain
operator. Pengukuran waktu kerja menggunakan metode stopwatch time study untuk menetapkan waktu baku
pada setiap elemen kerja. Berdasarkan data denyut jantung, selanjutnya mengidentifikasikan dan
mengevaluasi workstation yang berindikasi operatornya mengalami beban kerja berlebih dan mempunyai
resiko kelelahan. Kemudian menghitung kebutuhan operator di workstation yang operatornya bekerja terlalu
berat, dari aspek beban kerja ataupun kuantitas elemen kerjanya. Bedasarkan hasil perhitungan persentase
cardiovascular load (%CVL), terdapat 2 operator mempunyai nilai %CVL > 30%. Operator workstation 5
dan 7 mempunyai nilai %CVL melebihi batas risiko kelelahan yaitu sebesar 31,58% dan 40,21%. Operator
workstation 3 bekerja dengan kuantitas elemen kerja sangat banyak dibandingkan workstation lainnya. Hasil
perhitungan kebutuhan operator pada workstation 3, 5, dan 7 menunjukkan perlunya penambahan operator
sebanyak 1 orang di masing-masing workstation. Maka secara keseluruhan, direkomendasikan penambahan
dari 7 operator menjadi 10 operator.

Kata kunci: Beban Kerja Fisik, Cardiovascular Load, Stopwatch Time Study, Waktu Baku, Kebutuhan
Operator

1. Pendahuluan Saat ini telah banyak perusahaan yang


Perkembangan industri dan inovasi memberikan perhatian khusus pada efisiensi,
dalam dunia teknologi yang semakin efektifitas dan produktivitas pekerjanya. Namun
berkembang pesat menuntut perusahaan terlepas dari itu pekerja merupakan manusia
menjadi lebih kompetitif dalam menghadapi yang memiliki kapasitas dalam bekerja. Salah
persaingan yang semakin ketat. Perusahaan satunya adalah adanya kelelahan saat bekerja.
berlomba-lomba untuk meningkatkan Rasa lelah yang terjadi dapat timbul dari beban
kinerjanya secara optimal untuk dapat mencapai kerja pekerjaan yang dilakukan sehari-hari.
tujuan dan bersaing di era globalisasi saat ini. Beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah
Dalam hal ini, salah satu faktor yang perlu kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit
diperhatikan adalah pengelolaan sumber daya organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka
manusia didalam perusahaan. Sumber daya waktu tertentu. Setiap beban kerja yang
manusia merupakan salah satu faktor yang diterima seseorang harus sesuai dan seimbang
sangat penting dalam organisasi, karena terhadap kemampuan fisik maupun mental
kualitas organisasi sendiri sangat bergantung pekerja yang menerima beban kerja tersebut
pada kualitas sumber daya manusia sebagai agar tidak terjadi kelelahan (Sastrowinoto,
karyawan dan pelaku layanan dalam suatu 1985:118). Definisi kelelahan menurut Tarwaka
organisasi (Zeithaml et al., 1990, dalam (2004:107) kelelahan adalah suatu mekanisme
Susanto, 2001:1). perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari
kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi
536
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL.3 NO.3
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

pemulihan setelah istirahat. Kelelahan kerja diukur menggunakan kuesioner Nordic Body
akan menurunkan kinerja dan menambah Map yang dapat dilihat pada Gambar1.
tingkat kesalahan kerja. Meningkatnya
kesalahan kerja akan memberikan peluang Jumlah
Keluhan Data Kuesioner Nordic Body Map
terjadinya kecelakaan kerja dalam industri 20
16
(Nurmianto, 2004:269). 12
8
Pabrik Gondorukem dan Terpentin 4 Bagian
0 Tubuh
(PGT) Garahan Jember adalah salah satu Pabrik
milik Perum Perhutani yang merupakan Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak
dibidang industri kehutanan. Produk utama sangat sakit sakit

PGT. Garahan Jember adalah gondorukem dan Gambar 1. Data Kuesioner Nordic Body Map
terpentin yang hasilnya nantinya akan diekspor (Sumber: PGT. Garahan Jember, kuisioner)
keluar negeri dan dipasok ke beberapa
konsumen. Terdapat beberapa masalah pada Dari data hasil kuesioner Nordic Body
departemen produksi yang salah satunya adalah Map pada Tabel 1.2 yang diberikan kepada 25
permasalahan tentang beban kerja operator. operator PGT. Garahan Jember yang telah
Salah satunya penyebabnya adalah adanya diurutkan mulai dari keluhan sangat sakit, sakit,
ketidakseimbangan antara jumlah pekerjaan sedikit sakit, kemudian tidak sakit. Dapat
yang dilakukan oleh operator dengan jumlah dilihat bahwa pinggang dan punggung
operator yang tersedia. Terdapat beberapa merupakan bagian tubuh yang memiliki nilai
stasiun kerja yang mengharuskan operator keluhan sakit dan ketidaknyamanan yang paling
untuk menangani beberapa fasilitas produksi tinggi. Untuk menangani permasalahan tersebut
sekaligus dengan jumlah elemen kerja yang dilakukan perdekatan ergonomi untuk
tidak sedikit dengan waktu setiap elemen yang mengetahui tingkat beban kerja fisik yang
relatif sama. Sebagai dugaan awal, semakin diderita oleh operator. Ergonomi adalah ilmu
banyak elemen kerja maka akan berdampak yang mempelajari interaksi antara manusia
pada ketidakseimbangan beban kerja yang dengan elemen-elemen lain dalam suatu sistem,
diterima operator. Berikut ini data jumlah serta profesi yang mempraktekkan teori,
operator dan jumlah elemen kerja pada setiap prinsip, data, dan metode dalam perancangan
stasiun kerja operator departemen produksi untuk mengoptimalkan sistem agar sesuai
PGT. Garahan Jember yang dapat dilihat pada dengan kebutuhan, kelemahan, dan
Tabel 1. keterampilan manusia (International
Ergonomics Association, 2002).
Tabel 1. Data Perbandingan Jumlah Operator dan
Pengukuran beban fisik diukur dengan
Elemen Kerja
Work Jumlah Fasilitas Jumlah Elemen Jumlah pengukuran denyut nadi selama bekerja,
Station Produksi Kerja Operator dimana metode ini digunakan untuk menilai
1 2 7 1
2 1 4 1 cardiovascular strain pekerja (Menuaba, 1996,
3 6 29 1 dalam Tarwaka, 2004:101). Kepekaan denyut
4 4 15 1
5 1 13 1 nadi terhadap perubahan pembebanan yang
6 2 6 1 diterima tubuh adalah cukup tinggi. Denyut
7 2 15 1
(Sumber: PGT. Garahan Jember, observasi)
nadi akan segera berubah seirama dengan
perubahan pembebanan, baik yang berasal dari
Pada Tabel 1. di atas dapat dilihat bahwa pembebanan mekanik, fisik maupun kimiawi
terjadi ketidakseimbangan antara jumlah (Sastrowinoto, 1985:105). Kemudian setelah
elemen kerja pada masing-masing stasiun kerja. menilai persentase tingkat beban kerja fisik
Selain itu, beban kerja yang diterima operator akan ditentukan jumlah pekerja atau operator
tidak dipertimbangkan oleh PGT. Garahan dengan teknik pengukuran time and motion
Jember. Ketidakseimbangan tersebut secara study yang akan dilakukan secara langsung
tidak langsung juga dapat mempengaruhi dengan menggunakan metode jam henti
produktivitas operator karena beban kerja yang (stopwatch time study). Dengan konsep
diterima dapat mengakibatkan kelelahan pada pendekatan pengukuran beban fisik dengan
operator. Berikut ini data keluhan sakit dan menggunakan denyut nadi kemudian
ketidaknyamanan pada tubuh operator yang menentukan jumlah operator menggunakan

537
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL.3 NO.3
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

metode stopwatch time study, diharapkan terdahulu yang berkaitan dengan masalah
mampu mengatasi ketidakseimbangan jumlah beban kerja fisik atau studi ilmu
operator dan elemen kerja dari setiap stasiun ergonomi. Tujuan pada tahapan ini
kerja untuk mengurangi terjadinya beban kerja adalah untuk mengidentifikasi metode-
yang tinggi sehingga dapat mencegah dampak metode apa yang dapat digunakan untuk
buruk bagi operator. memecahkan masalah yang ada pada
departemen produksi PGT. Garahan
2. Metode Penelitian Jember melalui literatur-literatur yang
Penelitian ini termasuk jenis penelitian berkaitan.
kuantitatif analisis. Penelitian kuantitatif 3. Identifikasi Masalah
analisis merupakan penelitian yang dimana Pada tahap ini dilakukan
membuktikan teori dan meneliti data yang identifikasi masalah berdasarkan
diambil dalam sampel dari populasi kemudian pengamatan yang dilakukan didasarkan
di uji data tersebut, lalu di analisis berdasarkan dengan landasan teori yang berkaitan
output dari pengolahan data selanjutnya dengan pengamatan yang dilakukan.
mencoba untuk memberikan solusi Masalah yang timbul adalah adanya
permasalahan yang ada supaya memperoleh keluhan kelelahan dan sakit yang timbul
hasil yang lebih baik dari sebelumnya (Umar, pada tubuh operator. Setelah identifikasi
2008:36). masalah telah diperoleh, selanjutnya
digunakan sebagai acuan dalam
2.1 Metode Pengumpulan Data menentukan rumusan masalah yang akan
Data yang diambil dalam penelitian ini menjadi fokus dalam penelitian ini.
berupa data elemen kerja operator, data denyut 4. Perumusan Masalah
nadi/jantung operator, data frekuensi beban Setelah mengidentifikasi masalah,
kerja, dan data stopwatch time study pada setiap tahap selanjutnya adalah merumuskan
elemen kerja masing-masing stasiun kerja. Data masalah sesuai dengan kenyataan yang
tersebut didapatkan dengan cara pengamatan terjadi di lapangan. Rumusan masalah
atau observasi langsung kepada operator pada penelitian ini adalah untuk
departemen produksi PGT. Garahan Jember. menghitung beben kerja fisik, waktu
Dimana pengumpulan data dilakukan selama 8 baku dan jumlah operator yang ada pada
jam kerja pada setiap operator. Untuk data departemen produksi PGT. Garahan
denyut nadi/jatung didapatkan dengan Jember. Perumusan masalah merupakan
menggunakan alat bantu heart rate monitor rincian dari permasalahan yang dikaji dan
berupa jam tangan yang digunakan oleh nantinya akan menunjukkan tujuan dari
operator selama pengamatan berlangsung, penelitian ini.
sedangkan untuk data stopwatch time study 5. Penetapan Tujuan
didapatkan dengan menggunakan alat bantu Tujuan penelitian ini ditentukan
stopwatch. berdasarkan perumusan masalah yang
telah dijabarkan sebelumnya. Dimana
2.2 Langkah-langkah Penelitian tujuan penelitian adalah untuk
Prosedur dari penelitian yang akan mengetahui berapa beban kerja fisik dan
dilakukan adalah sebagi berikut: waktu baku pada operator PGT. Garahan
1. Studi lapangan Jember sehingga dapat diketahui jumlah
Pada tahap ini dilakukan studi operator. Hal ini ditunjukkan untuk
lapangan atau survey lapangan untuk menentukan batasan-batasan yang perlu
mengetahui permasalahan apa yang dalam pengolahan data dan analisis hasil
sebenarnya terjadi pada operator PGT. pengukuran selanjutnya.
Garahan Jember untuk memperoleh 6. Pengumpulan Data
kerangka berpikir dalam menyelesaikan Tahap pengumpulan data yang
masalah yang akan dipelajari. dilakukan meliputi observasi,
2. Studi Pustaka wawancara, dan dokumentasi
Sumber dari studi kepustakaan perusahaan. Selain itu pada tahap
yang digunakan dalam penelitian ini pengumpulan data dibutuhkan data-data
berupa buku, jurnal maupun penelitian sebagai berikut:

538
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL.3 NO.3
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

a. Data jumlah operator dan fasilitas operator di setiap stasiun kerja selama 8 jam
produksi pada setiap stasiun kerja. kerja dengan memantau alat bantu heart rate
b. Job Description dari setiap operator. monitor berupa jam tangan yang digunakan
c. Data kuisioner Nordic Body Map. oleh operator selama pengamatan berlangsung,
d. Data pengukuran denyut maka akan dilakukan perhitungan persentase
nadi/jantung operator departemen cardiovascular load yang dapat dilihat pada
produksi. Tabel 2. Berikut ini contoh perhitungan %CVL
e. Data pengamatan stopwatch time dari Operator Melter Atas:
study operator untuk menentukan DNK-DNI
waktu baku. CVL = x100 (pers.1)
DNMax - DNI
7. Pengolahan Data 81 – 62
Setelah mendapatkan data yang = x100
173 – 62
dibutuhkan kemudian dilakukan = 17,07 %
pengolahan data dengan metode yang
relevan dengan permasalahan yang Berikut ini hasil rekap perhitungan
dihadapi yang meliputi: persentase cardiovascular load pada operator
a. Melakukan pengolahan data hasil departemen produksi PGT. Garahan Jember
pengukuran denyut nadi/jantung dapat dilihat pada Tabel 2.
(cardiovascular load).
b. Melakukan pengolahan data Tabel 2. Perhitungan Cardiovascular Load Operator
DNK DNI Dnmax
CVL
pengamatan stopwatch time study WS Operator (denyut
/min)
(denyut
/min)
(220-
umur)
(%)
Keterangan

220 – 47
untuk menentukan waktu baku. 1 Melter Atas 81 62
= 173
17,07
Tidak terjadi
kelelahan
220 – 50
c. Melakukan perhitungan jumlah 2 Melter Bawah 75 57
= 170
16,49
Tidak terjadi
kelelahan
220 – 37 Tidak terjadi
operator berdasarkan dari hasil 3 Washer 76 57
= 183
14,92
kelelahan
220 – 54 Tidak terjadi
pengamatan stopwatch time study. 4 Pamasak 71 54
= 166
15,42
kelelahan
220 – 55 Diperlukan
8. Analisa dan Pembahasan 5 Canning 92 58
= 165
31,58
perbaikan
220 – 46 Tidak terjadi
Adapun tahapan analisis dan 6 UPL 66 55
= 174
9,55
kelelahan
Pengemasan & 220 – 50 Diperlukan
7 104 59 40,21
pembahasan yang dilakukan dalam Penyimpanan = 170 perbaikan

penelitian ini adalah sebagai berikut:


a. Analisis deskriptif yang bertujuan Pada Tabel 2. dapat dilihat bahwa dari 7
menjelaskan dan mendeskripsikan operator PGT. Garahan Jember, terdapat 2
hasil dari pengamatan berupa operator yang memiliki nilai persentase
tingkatan beban kerja fisik yang cardiovascular load (%CVL) > 30% yaitu
diderita oleh operator departemen operator workstation 5 dan 7 yang dimana hal
produksi PGT. Garahan Jember tersebut menunjukkan bahwa kedua operator
berdasarkan hasil pengukuran mengalami kelelahan saat bekerja yang
denyut nadi/jantung. memerlukan perbaikan kerja. Sedangkan 5
b. Analisa jumlah operator pada setiap operator dengan nilai %CVL < 30% yaitu
stasiun kerja dengan pertimbangan operator workstation 1, 2, 3, 4, dan 5 yang
hasil pengukuran denyut jantung. melakukan pekerjaan yang tidak menyebabkan
9. Kesimpulan dan Saran terjadinya kelelahan. Untuk analisa lebih lanjut
Tahap kesimpulan dan saran akan dibahas pada sub bab analisa dan
merupakan tahap akhir dari penelitian ini pembahasan.
yang berisi kesimpulan yang diperoleh
dari hasil pengumpulan, pengolahan, dan 3.2 Frekuensi Beban Kerja
analisa yang menjawab tujuan penelitian Frekuensi beban kerja adalah jumlah
yang ditetapkan. pekerjaan yang harus dilakukan operator selama
pengamatan (8 jam kerja) pada setiap elemen
3. Hasil dan Pembahasan kerjanya. Dimana setiap elemen kerja memiliki
3.1 Pengolahan Data Cardiovascular Load frekuensi beban kerja yang berbeda. Berikut ini
Berdasarkan data pengamatan denyut data frekuensi beban kerja operator departemen
nadi/jantung yang berupa Denyut Nadi Kerja produksi yang terdapat pada Tabel 3.
(DNK) dan Denyut Nadi Istirahat (DNI) yang
diambil setiap 5 menit pada masing-masing

539
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL.3 NO.3
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Tabel 3. Frekuensi Beban Kerja Uji Keseragaman Data Elemen Kerja 1 WS 1


Jumlah Elemen Jumlah Frekuensi 30
WS Operator

Data Pengamatan
Kerja Beban Kerja
25
1 Melter Atas 7 214
20
2 Melter Bawah 4 112
15
3 Washer 29 621
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 13 14 15 16 17 18 19 21 22
4 Pemasak 15 239 Replikasi ke-
5 Canning 13 694
6 UPL 6 91
BKB Data Pengamatan BKA Rata-Rata
Pengemasan &
7 15 867
Penyimpanan Gambar 3. Grafik Uji Keseragaman Data In Conrol

3.3 Pengolahan Data Stopwatch Time Study Hasil uji keseragaman data pengamatan
3.3.1 Uji Keseragaman Data stopwatch time study setiap elemen kerja pada 7
Uji keseragaman dilakukan untuk orang operator departemen produksi PGT.
mengidentifikasi data ekstrim, yaitu data yang Garahan Jember adalah bahwa seluruh data
terlalu besar atau terlalu kecil dan jauh yang diambil berada pada batas kontrol atas
menyimpang dari trend rata-rata data (BKA) dan batas kontrol bawah (BKB).
pengamatan. Data yang digunakan dalam uji Dengan demikian seluruh data pengamatan
keseragaman adalah data pengamatan yang diambil telah seragam.
stopwatch time dengan menggunakan tingkat
kepercayaan sebesar 95% dan tingkat ketelitian 3.3.2 Uji Kecukupan Data
5%. Berikut ini contoh perhitungan dari uji Uji kecukupan data dilakukan untuk
keseragaman data pada elemen kerja 1 Operator mengetahui apakah banyaknya data yang
Melter Atas (work station 1). diambil pada pengamatan stopwatch time study
1 1 1
 ̅ telah mencukupi atau belum. Data yang
 √
∑ ( )
(pers.2) digunakan dalam uji kecukupan adalah data
1
( ) ( ) ( ) ( )
pengamatan stopwatch time study dengan

menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95%
 Nilai k = 2, karena menggunakan s = 5% dan α = 95%
dan tingkat ketelitian 5%. Berikut ini contoh
 ( ) ̅ (pers.3) perhitungan dari uji kecukupan data pada
( ) elemen kerja 1 Operator Melter Atas (work
 ( ) ̅ (pers.4) station 1).
( )

Peta kontrol dari uji keseragaman data  ( )
 ( )
pada elemen kerja 1 Operator Meleter Atas  N = 20; k = 2; s = 5%
(work station 1) dapat dilihat pada Gambar 2.  [
√ ( ) ( )
] (pers.5)
√ 3 1 3
[ ]
3
Uji Keseragaman Data Elemen Kerja 1 WS 1
35 Berdasarkan hasil perhitungan di atas
Data Pengamatan

25 untuk elemen kerja 1 Operator Melter Atas


(work station 1) menunjukkan bahwa N > N’
15
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 yaitu 20 > 11. Dimana N merupakan jumlah
Replikasi ke- replikasi dari pengamatan stopwatch time study
BKB Data Pengamatan BKA Rata-Rata
pada operator, sedangkan N’ adalah jumlah data
Gambar 2. Grafik Uji Keseragaman Data Out Of yang harus diambil. Maka dapat disimpulkan
Control
bahwa data pada elemen kerja 1 Operator
Melter Atas telah memenuhi kecukupan data.
Pada Gambar 2. dapat dilihat dilihat bahwa
Hasil perhitungan jumlah kecukupan data
terdapat data pengamatan yang melebihi batas
terhadap data pengamatan stopwatch time study
control bawah, sehingga data tersebut harus
setiap elemen kerja pada 7 orang operator
dibuang agar data pada elemen kerja 1 dapat
departemen produksi PGT. Garahan Jember
seragam. Setelah data yang melebihi batas
diperoleh bahwa seluruh nilai N > N’. Sehingga
kontrol bawah dibuang didapatkan data
seluruh data yang diambil dinyatakan cukup.
seragam pada elemen kerja 1 yang ditujukan
Keseluruhan data didapatkan selama 8 jam
pada Gambar 3.

540
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL.3 NO.3
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

kerja yang memiliki jumlah frekuensi yang elemen dalam operasi tersebut, akan tetapi
berbeda pada setiap elemen kerjanya. banyak organisasi yang memiliki penilaian
waktu baku pada setiap elemen kerja secara
3.3.3 Penentuan Performance Rating terpisah. Kemudian menentukan nilai
Faktor penyesuaian atau performance performance rating serta allowances dalam
rating bertujuan untuk menormalkan waktu menghitung waktu baku setiap elemen (Barnes,
kerja yang diperoleh dari hasil pengamatan 1980:309). Sebelum melakukan perhitungan
yang diakibatkan oleh operator yang bekerja waktu baku maka akan dihitung waktu siklus
secara kurang wajar yaitu bekerja dalam tempo dan waktu normal terlebih dahulu. Berikut ini
atau kecepatan yang tidak sebagaimana contoh perhitungan waktu baku untuk elemen
mestinya. Penenentuan performance rating kerja 1 pada Operator Melter Atas.
didapatkan berdasarkan tabel westinghouse ∑
 (pers.7)
system dengan 4 faktor penilaian, yaitu skill,
effort, condition, dan consistency. Rumus
performance rating adalah:
 (pers.8)
Performance rating = 1 + rating faktor (pers.6)
= 1 + (skill, effort, condition, consistency)
1
Berikut ini perhitungan performance  (pers.9)
1
1
rating dari masing-masing operator setiap 1 7
stasiun kerja departemen produksi PGT.
Garahan Jember yang terdapat pada Tabel 4. Berikut ini rekapitulasi hasil perhitungan
waktu baku pada masing-masing work station
Tabel 4. Performance Rating departemen produksi PGT. Garahan Jember
WS Operator
Westinghouse System
PR
yang terdapat pada Tabel 6.
Skill Effort Condition Consistency
1 Melter Atas D=0 D=0 D=0 D=0 1
2 Melter Bawah D=0 D=0 D=0 D=0 1 Tabel 6. Waktu Baku
3 Washer D=0 D=0 D=0 D=0 1 Jumlah Jumlah
4 Pemasak D=0 D=0 D=0 D=0 1 WS Operator Elemen Frekuensi Total Waktu Baku
5 Canning D=0 D=0 D=0 D=0 1 Kerja Beban Kerja
6 UPL D=0 D=0 D=0 D=0 1 1 Melter Atas 7 214 3,84 menit ~ 0,06 jam
Pengemasan & 2 Melter Bawah 4 112 9 menit ~ 0,15 jam
7 D=0 D=0 D=0 D=0 1 3 Washer 29 621 51,96 menit ~ 0,87 jam
Penyimpanan
4 Pemasak 15 239 7,86 menit ~ 0,13 jam
5 Canning 13 694 22,68 menit ~ 0,38 jam
6 UPL 6 91 11,61 menit ~ 0,19 jam
3.3.4 Penentuan Allowance 7
Pengemasan &
Penyimpanan
15 867 17,46 menit ~ 0,29 jam
Seorang operator tentu tidak akan mampu
bekerja secara terus menerus, maka diperlukan 3.4 Perhitungan Jumlah Operator
kelonggaran (allowance) yang merupakan Dari perhitungan waktu baku maka dapat
waktu khusus bagi operator dalam melakukan dihitung jumlah operator pada setiap stasiun
aktivitas pribadi, melepas lelah, dan kebutuhan kerja (work station) berdasarkan beban kerja
lainnya. Penentuan allowance didapatkan pada yang dilakukan operator, yang didapatkan dari
tabel kelonggaran yang didasarkan pada faktor- data jumlah frekuensi beban kerja operator
faktor yang berpengaruh, dimana terdiri dari 7 selama 8 jam kerja. Jumlah operator adalah
faktor dan ditambah dengan kelonggaran untuk hasil perkalian dari frekuensi beban kerja pada
kebutuhan pribadi (Sutalaksana, 1979:84). Data setiap elemen kerja dengan waktu baku
allowance masing-masing operator dapat dilihat (standard time) pada setiap elemen kerja, dibagi
pada Tabel 5. dengan jam kerja operator. Berikut ini contoh
perhitungan jumlah tenaga kerja pada work
Tabel 5. Allowance
Faktor Allowance station 1.
WS Operator Total
1 Melter Atas
A
6%
B
0%
C
0%
D
3%
E
10%
F
5%
G
1%
H
2,5% 27,5%  (pers.10)
2 Melter Bawah 10% 5% 3% 0% 10% 5% 1% 2,5% 36,5%
3 Washer 10% 2,5% 0% 3% 10% 10% 1% 2,5% 39%
4 Pemasak 6% 2,5% 0% 3% 10% 5% 1% 2,5% 30%
5 Canning 10% 2,5% 0% 3% 15% 5% 1% 2,5% 39%
6 UPL 6% 0% 0% 0% 10% 5% 1% 2,5% 24,5%
7
Pengemasan &
Penyimpanan
19% 5% 3% 3% 10% 5% 1% 2,5% 48,5% Berikut ini data perhitungan operator
pada masing-masing work station departemen
3.3.5 Perhitungan Waktu Baku produksi PGT. Garahan Jember yang terdapat
Waktu baku (standard time) adalah pada Tabel 7.
waktu yang harus mencakup waktu semua

541
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL.3 NO.3
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Tabel 7. Perhitungan Jumlah Operator Kemudian akan dibuat peta kerja setempat yang
Work station
1 2 3 4 5 6 7 digunakan untuk menganalisa dan memperbaiki
P x T (jam)
D (jam/orang)
1,22
8
2,72
8
8,69
8
1,29
8
11,49
8
2,99
8
11,34
8
proses kerja yang ada dalam suatu stasiun kerja.
N (orang) 1 1 2 1 2 1 2 Dimana salah satunya adalah Peta Kelompok
Kerja (Gang Process Chart) yang merupakan
Berdasarkan perhitungan jumlah operator alat yang baik guna menetapkan jumlah
yang terdapat pada Tabel 7. dapat dilihat bahwa operator yang seharusnya dibutuhkan untuk
work station 2 (Washer), work station 5 mengoperasikan fasilitas produksi atau proses
(Canning), dan work station 7 (Pengemasan & secara efektif. Peta Kelompok Kerja
Penyimpanan) memerlukan tenaga kerja dilaksanakan dengan jalan membagi elemen
sebanyak 2 orang, sedangkan pada work station kerja yang ada di antara anggota kelompok
lainnya hanya membutuhkan 1 orang saja. Akan secara optimal dan menetapkan tugas masing-
tetapi pada kenyataannya, jumlah operator yang masing didalam mengoperasikan fasilitas kerja
tersedia pada setiap work station hanya 1 orang. yang ada (Wignjosoebroto, 2003:148).
Oleh karena itu, perlu adanya penambahan
2. Membagi pekerjaan (diperbantukan) dengan
jumlah operator agar jumlah operator yang
operator work station lain
tersedia sesuai dengan beban kerja yang
Membagi pekerjaan atau elemen kerja
dikerjakan oleh operator.
dengan operator work station lain, dapat juga
dilakukan dengan pertimbangan sebagai
3.5 Rekomendasi Penurunan Beban Kerja
berikut:
Untuk mengurangi beban kerja yang
a. Operator yang akan membatu pekerjaan,
diterima oleh operator departemen produksi
memiliki beban kerja atau persentase
PGT. Garahan Jember, maka akan diberikan
cardiovascular load yang rendah.
beberapa rekomendasi penurunan beban kerja.
b. Operator yang akan membatu pekerjaan,
Rekomendasi ini dipusatkan kepada operator
memiliki elemen kerja yang sedikit dan
yang memiliki beban kerja tinggi yang
waktu kelonggaran (allowance) yang cukup.
didasarkan pada perhitungan jumlah operator
c. Letak work station antara operator yang
dengan pertimbangan persentase
membutuhkan penambahan tenaga kerja dan
cardiovascular load. Berikut ini rekomendasi
operator yang akan membantu pekerjaan
yang diberikan:
saling berdekatan.
1. Menambah jumlah operator
Berdasarkan hasil perhitungan jumlah Berdasarkan pertimbangan tersebut maka
pekerja berdasarkan beban kerja yang diterima Operator Washer dapat diperbantukan
oleh operator maka jumlah operator yang pekerjaannya oleh Operator UPL. Hal ini
dibutuhkan dapat dilihat pada Tabel 8. dikarenakan beban kerja atau persentase yang
dimiliki oleh Operator UPL sangat rendah, yaitu
Tabel 8. Jumlah Tenaga Kerja Usulan 9,55%. Kemudian elemen kerja dari Operator
Work
station
Operator
Tenaga Kerja
(existing)
Tenaga Kerja
(usulan)
UPL pun juga sedikit yaitu 6 elemen kerja
1. Melter Atas 1 1 dengan rentang waktu kerja yang pendek pada
2. Melter Bawah 1 1
3. Washer 1 2 setiap elemen, sehingga Operator UPL memiliki
4. Pemasak 1 1 waktu kelonggaran (allowance) yang cukup
5. Canning 1 2
6. UPL 1 1 panjang. Selain itu, letak dari work station
Pengemasan & Operator Washer dan Operator UPL saling
7. 1 2
Penyimpanan
berdekatan. Dimana pada keadaan yang
Tabel 8. menunjukkan bahwa terdapat 3 sesungguhnya di lapangan atau lantai produksi,
work station yang memerlukan penambahan Operator UPL memang sering kali membatu
jumlah operator yaitu operator work station 3 pekerjaan yang dilakukan oleh Operator
(Washer), operator work station 5 (Canning), Washer.
dan operator work station 7 (Pengemasan & Untuk Operator Canning dan Operator
Penyimpanan). Dimana pada setiap work Pengemasan & Penyimpanan yang juga
station tersebut membutuhkan penambahan membutuhkan penambahan jumlah tenaga
operator sebanyak 1 orang, sehingga pada 3 kerja, tidak dapat dilakukan pembagian kerja
work station tersebut masing-masing akan dengan alasan letak dari work station kedua
memiliki jumlah operator sebanyak 2 orang. operator tersebut sulit untuk dijangkau oleh
operator lain. Sehingga dikhawatirkan akan

542
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL.3 NO.3
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

meningkatkan beban kerja operator lain yang disebabkan karena beban kerja operator yang
akan membantu pekerjaan kedua operator tinggi. Dimana kepekaan denyut nadi terhadap
tersebut. Oleh kerana itu, akan dibuat Peta perubahan pembebanan yang diterima tubuh
Kelompok Kerja (Gang Process Chart) dari adalah cukup tinggi. Denyut nadi akan segera
Operator Washer dan Operator UPL, dimana berubah seirama dengan perubahan
pembagian kerja akan dilakukan untuk pembebanan, baik yang berasal dari
menangani 8 fasilitas produksi. Dimana pembebanan mekanik, fisik maupun kimiawi
Operator Washer akan menangani Tangki Filter (Sastrowinoto, 1985:105).
Gaf, Tangki Asam Oksalat, Tangki Mixer dan Operator Canning harus melakukan
Tangki Setler. Sedangkan Operator UPL akan pekerjaan yaitu mencuci, mengangkat, dan
menangani Tangki Penampung Limbah, Tangki menyablon drum pengemasan gondorukem
Penampung Getah, Tangki Scrubbing, dan serta mengisi drum dengan larutan gondorukem
Tangki Washer. yang memiliki suhu titik didih ±170OC. Selain
Untuk Tangki Setler akan ditangani oleh beban kerja yang tinggi, panasnya larutan yang
kedua operator. Pembagian kerja telah akan diisi ke dalam drum membuat suhu
disesuaikan dengan waktu dari proses setiap lingkungan yang tinggi atau panas. Kemudian
fasilitas produksi dan elemen kerja dari work operator work station 7 (Pengemasan &
station 3 dan work station 6. Peta Kelompok Penyimpanan) dengan nilai %CVL tertinggi
Kerja (Gang Process Chart) pada operator work yaitu sebesar 40,21%, memiliki beban kerja
station 3 dan work station 6 dibuat selama satu yang tinggi dibandingkan dengan seluruh
kali proses produksi yang dalam sehari dapat operator pada work station lainnya dimana
melakukan sampai dengan 8 kali proses sebagian besar elemen kerjanya dilakukan
produksi, hal tersebu bergantung dari jumlah secara manual. Dalam melakukan pengemasan
kedatangan bahan baku. drum gondorukem operator harus bekerja
dengan posisi tubuh membungkuk dengan
3.6 Analisa dan Pembahasan jumlah drum yang harus ditutup ±150 drum per
Berdasarkan hasil perhitungan persentase hari. Suhu lingkungan dari ruang pengemasan
cardiovascular load (%CVL) yang telah yang tinggi atau panas, juga merupakan
dilakukan pada 7 orang operator departemen penyebab meningkatnya denyut jantung dari
produksi PGT. Garahan Jember, maka operator. Selain melakukan pengemasan pada
didapatkan %CVL dari masing-masing operator drum gondorukem, Operator Pengemasan &
yang terdapat pada Gambar 4. Penyimpanan juga harus melakukan canning
atau pengisian larutan terpentin ke dalam drum.
50%
40.21%
batas resiko
Oleh karena itu, pekerjaan yang
40% 31.58% kelelahan dilakukan oleh kedua operator tersebut
30%
17.07% 16.49% 14.92% 15.42% cenderung memiliki rentang waktu yang lama
20%
9.55% untuk melakukan pemulihan, hal ini bergantung
10%
0%
pada beban kerja yang diterima oleh operator.
WS 1 WS 2 WS 3 WS 4 WS 5 WS 6 WS 7 Semakin berat beban kerja, maka semakin
Gambar 4. Grafik Data Persentase Cardiovascular lambat denyut nadi untuk kembali normal
Load (Sutalaksana, 2006:80). Dengan demikian
beban kerja yang diterima oleh operator work
Pada Gambar 4. dapat dilihat bahwa station 5 (Canning) dan operator work station 7
terdapat 2 operator yang memiliki nilai (Pengemasan & Penyimpanan) lebih besar
persentase cardiovascular load (%CVL) > 30% dibandingkan operator pada work station
yang berarti melebihi batas risiko kelelahan. lainnya yang memiliki nilai %CVL < 30% yaitu
Batas risiko kelelahan yang dimaksudkan operator work station 1 (Melter Atas) dengan
adalah batas dari rentang waktu yang nilai sebesar 17,07%, operator work station 2
dibutuhkan operator untuk kembali ke denyut (Melter Bawah) dengan nilai sebesar 16,49%,
nadi normal atau kemampuan tubuh seseorang operator work station 3 (Washer) dengan nilai
untuk melakukan pemulihan setelah melakukan sebesar 14,92%, operator work station 4 dengan
aktivitas. Operator yang memiliki nilai %CVL nilai sebesar 15,42%, dan operator work station
> 30% yaitu operator work station 5 (Canning) 6 dengan nilai sebesar 9,55%.
dengan nilai %CVL sebesar 31,58%, yang

543
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL.3 NO.3
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Setalah melakukan analisa beban kerja 3

fisik adalah melakukan pengumpulan data 2

stopwacth time study. Dari pengumpulan data 1


Tenaga Kerja (tambahan)

yang telah dilakuakn pada 7 operator 0


Tenaga Kerja (existing)

departemen produksi, seluruh operator memiliki WS 1 WS 2 WS 3 WS 4 WS 5 WS 6 WS 7

total 89 elemen kerja yang harus dilakukan


dengan jumlah elemen kerja yang berbeda pada Gambar 5. Grafik Data Jumlah Operator
setiap work station. Frekuensi beban kerja pada
setiap elemen kerja pun berbeda, hal tersebut Berdasarkan Gambar 5. terdapat 3 work
dapat dilihat pada rekap data perhitungan waktu station yang membutuhkan penambahan
baku pada Tabel 9. dibawah ini. operator dari jumlah operator yang tersedia
pada perusahaan yaitu 1 orang tiap work
Tabel 9. Rekap Data Waktu Baku station. Hal ini sesuai dengan hasil persentase
Jumlah Total
WS Operator
Jumlah
Elemen
Frekuensi
Total Waktu Baku
Waktu
Produktif
cardiovascular load, dimana operator work
Beban
Kerja
Kerja (jam) station 5 (Canning) memiliki nilai %CVL
1 Melter Atas 7 214 3,84 menit ~ 0,06 jam 1,22
2 Melter Bawah 4 112 9 menit ~ 0,15 jam 2,72 sebesar 31,58% yang melebihi batas risiko
3 Washer 29 621 51,96 menit ~ 0,87 jam 8,69
4 Pemasak 15 239 7,86 menit ~ 0,13 jam 1,29
kelelahan sehingga membutuhkan penambahan
5
6
Canning
UPL
13
6
694
91
22,68 menit ~ 0,38 jam
11,61 menit ~ 0,19 jam
11,49
2,99
operator yaitu sebanyak 1 operator. Untuk
7
Pengemasan &
Penyimpanan
15 867 17,46 menit ~ 0,29 jam 11,34 operator work station 7 (Pengemasan &
Penyimpanan) yang juga memiliki nilai %CVL
Dari Tabel 9. dapat dilihat adanya sebesar 40,21% yang melebihi batas risiko
perbedaan jumlah elemen kerja dengan kelelahan sehingga membutuhkan penambahan
frekuensi beban kerja yang berbeda pada setiap operator yaitu sebanyak 1 operator. Akan tetapi,
elemen kerja tersebut, hal ini dikarenakan untuk operator work satation 3 (Washer) juga
menyesuaikan kondisi proses produksi. Dengan memerlukan jumlah operator sebayak 1
contoh pada proses pencucian akhir larutan operator.
getah yaitu pada work station 3 di Tangki Meskipun hasil perhitungan persentase
Washer. Proses tersebut dapat dilakukan lebih cardiovascular load pada operator work station
dari satu kali dengan pertimbangan mutu atau 3, memiliki nilai persentase tidak melebihi
kualitas bahan baku yang akan diolah. Semakin batas risiko kelelahan yaitu sebesar 14,92%
banyak kotoran yang ada pada larutan getah yang berarti tidak adanya kelelahan saat
atau mutu bahan baku yang rendah, maka bekerja. Hal ini disebabkan oleh banyaknya
proses pencucian pada Tangki Washer dapat jumlah elemen kerja yang harus dikerjakan oleh
dilakukan lebih dari satu kali. Hal ini membuat Operator Washer pada work station 3 yaitu
frekuensi beban kerja pada elemen kerja yang sebanyak 29 elemen kerja pada 6 fasilitas
dilakukan pada Tangki Washer akan lebih produksi dengan frekuensi beban kerja yang
banyak dan menyebabkan jumlah elemen kerja dilakukan sejumlah 621 kali. Sehingga waktu
yang berbeda dengan elemen kerja lain. Dari yang dibutuhkan Operator Washer dalam
waktu produktif yang dibutuhkan operator bekerja akan lebih lama dengan catatan adanya
dalam menyelesaikan pekerjaan, juga terdapat 3 penambahan allowance pada saat bekerja.
operator yang memiliki waktu produktif lebih Dengan demikian jumlah operator yang
dari 8 jam kerja yang disediakan perusahaan. dibutuhkan pada departemen produksi PGT.
Sehingga dibutuhkan penambahan jumlah Garahan Jember adalah sebanyak 10 orang dari
tenaga kerja agar operator dapat menyelesaikan 7 orang operator yang saat ini tersedia, yang
pekerjaannya. berarti terdapat penambahan operator sebanyak
Dalam perhitungan jumlah operator pada 3 orang.
departemen produksi yang telah dilakukan pada
sub bab pengolahan data didapatkan jumlah 4. Kesimpulan
operator yang dibutuhkan pada setiap work Berdasarkan hasil pengolahan data dan
station yaang dapat dilihat pada Gambar 5. pembahasan pada bab sebelumnya, kesimpulan
yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1. Dari 7 orang operator departemen
produksi, terdapat 2 operator dengan
persentase cardiovascular load (%CVL) >

544
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL.3 NO.3
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

30% yang berarti pekerjaan yang mereka Atas), 1 pekerja untuk operator work
kerjakan memerlukan perbaikan atau station 2 (Melter Bawah), 2 pekerja untuk
menyebabkan kelelahan selama bekerja. operator work station 3 (Washer), 1
Dimana operator tersebut adalah pada pekerja untuk operator work station 4
operator Canning dengan %CVL sebesar (Pemasak), 2 pekerja untuk operator work
31,58% dan operator Pengemasan & station 5 (Canning), 1 pekerja untuk
Penyimpanan dengan %CVL sebesar operator work station 6 (Unit Pengolahan
40,21%. Sedangkan untuk 5 operator Limbah), dan 2 pekerja untuk operator
lainnya, memiliki persentase work station 7 (Pengemasan &
cardiovascular load (%CVL) < 30% yang Penyimpanan).
berarti pekerjaan yang mereka kerjakan
tidak menyebabkan terjadinya kelelahan. Daftar Pustaka
Dengan persentase cardiovascular load
(%CVL) sebesar 17,07% untuk operator Barnes, Ralph Mosser (1980), Motion and Time
Melter Atas, 16,49% untuk operator Melter Study Design and Measurement of Work,
Bawah, 14,92% untuk operator Washer, United States of America: Quinn – Woodbine,
15,42% untuk operator Pemasak, dan Inc.
9,55% untuk operator UPL.
2. Terdapat 89 elemen kerja yang harus International Ergonomics Association (IEA)
dilakukan oleh 7 orang operator (2002), Definition Domains of Ergonomics,
departemen produksi. Dimana operator Zurich: IEA. www.iea.cc, diakses pada hari
work station 1 (Melter Atas) menjalankan Jumat, 10 Oktober 2014 Pk. 13.40 WIB
7 elemen kerja dalam frekuensi beban
kerja sebanyak 214 tugas dengan waktu Nurmianto, Eko (2004), Ergonomi Konsep
produktif selama 73 menit, operator work Dasar dan Aplikasinya, Surabaya: GunaWidya.
station 2 (Melter Bawah) menjalankan 4
elemen kerja dalam frekuensi beban kerja Sastrowinoto, Suyatno (1985), Meningkatkan
sebanyak 112 tugas dengan waktu Produktivitas Dengan Ergonomi, Jakarta: PT.
produktif selama 163 menit, operator work Pertja.
station 3 (Washer) menjalankan 29 elemen
kerja dalam frekuensi beban kerja Susanto, Grace W. (2001), Analisa Faktor-
sebanyak 621 tugas dengan waktu Faktor Yang Memperngaruhi Kepuasan Kerja
produktif selama 521 menit, operator work Karyawan, Skripsi tidak dipublikasikan,
station 4 (Pemasak) menjalankan 15 Semarang: Universitas Diponegoro.
elemen kerja dalam frekuensi beban kerja
sebanyak 239 tugas dengan waktu Sutalaksana, I. Z., Anggawirasastra, R &
produktif selama 77 menit, operator work Tjakkraatmad, J.H. (2006), Teknik Tata Cara
station 5 (Canning) menjalankan 13 Kerja, Bandung: Jurusan Teknik Industri
elemen kerja dalam frekuensi beban kerja Institut Teknologi Bandung
sebanyak 694 tugas dengan waktu
produktif selama 689 menit, operator work Tarwaka, Bakri, S. H. A., dan Sudiajeng, L.
station 6 (UPL) menjalankan 6 elemen (2004), Ergonomi Untuk Kesehatan dan
kerja dalam frekuensi beban kerja Keselamatan Kerja dan Produktivitas,
sebanyak 91 tugas dengan waktu produktif Surakarta: UNIBA Press.
selama 179 menit, dan operator work
station 7 (Pengemasan & Penyimpanan) Umar, Husein, (2008), Metode Penelitian
menjalankan 15 elemen kerja dalam Untuk Skripsidan Tesis Bisnis, Jakarta: PT.
frekuensi beban kerja sebanyak 867 tugas Raja Grafindo Persada.
dengan waktu produktif selama 680 menit.
3. Jumlah operator yang dibutuhkan dalam Wignjoesoebroto, Sritomo, (2003), Ergonomi
setiap work station departemen produksi Studi Gerak Dan Waktu: Teknik Analisis Untuk
PGT. Garahan Jember adalah 1 pekerja Peningkatan Produktivitas Kerja, Surabaya:
untuk operator work station 1(Melter GunaWidya.

545

Anda mungkin juga menyukai