Dengan keterangan sebagai berikut:
CNi = konsumsi energi
DNo = denyut nadi awal
DNi = denyut nadi akhir
Berikut ini merupakan contoh perhitungan konsumsi energi (CNi)
Rivaldi dalam menggunakan ergo-bike. Data diambil dari Tabel 3.1 pada
kolom Rivaldi data nomor 1 dimana Rivaldi menggunakan ergo-bike dengan
kecepatan 20 km/jam.
Denyut nadi awal (DNo) = 85 heart rate/minute
Denyut nadi akhir (DNi) = 88 heart rate/minute
= konsumsi energi pada keadaan pertama ( menggunakan ergo-bike
dengan kecepatan 20 km/jam)
Prakticum Weekly Report 8
Human-Integrated Systems (D1048)
Integrated Industrial Engineering Laboratory
Faculty of Engineering
BINUS University
Sehingga perhitungan konsumsi energinya adalah sebagai berikut:
= 1,63 Kcal/minute
Sedangkan untuk menghitung rata-rata konsumsi energi (Average CNi) adalah
sebagai berikut:
CNi
1
= 1,63 Kcal/minute
CNi
2
= 4,03 Kcal/minute
CNi
3
= 5,83 Kcal/minute
= 3,83 Kcal/minute
3.3 Perhitungan Persamaan Korelasi antara Kecepatan dengan Konsumsi
Energi
Berikut ini merupakan hasil perhitungan persamaan korelasi antara
kecepatan dengan konsumsi energi dari masing-masing praktikan (Rivaldi dan
Syerly ) ketika menggunakan ergo-bike dan footstep:
Tabel 3.3 Equation Correlation for Ergo-bike
No Name Speed DNo DNi
DNi - DNo
(x)
CNi
(y)
r
1 Rivaldi
20
85
88 3 1,63
1
30 112 27 4,03
40 130 45 5,83
85 330 75 11,49
2 Syerly
20
105
101 -4 0,93
1
30 146 41 5,43
40 158 53 6,63
105 405 90 12,99
Tabel 3.4 Equation Correlation for Footstep
No Name Speed DNo DNi
DNi - DNo
(x)
CNi
(y)
r
1 Rivaldi
20
85
127 42 5,53
1
30 129
44
5,73
40 132 47 6,03
85 388 133 17,29
2 Syerly
20
105
134 29 4,23
1
30 137 32 4,53
40 147
42 5,53
105 418 103 14,29
Prakticum Weekly Report 9
Human-Integrated Systems (D1048)
Integrated Industrial Engineering Laboratory
Faculty of Engineering
BINUS University
Perhitungan persamaan korelasi antara kecepatan dengan konsumsi
energi dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Dengan keterangan:
X = Denyut nadi akhir denyut nadi awal
Y = Konsumsi energi (Kcal/minute)
Berikut ini merupakan contoh perhitungan persamaan korelasi antara
kecepatan dengan konsumsi energi dari data rivaldi dalam menggunakan
footstep:
X
1
= 42 ;
X
2
= 44 ;
X
3
= 47
Y
1
= 5,53 Kcal/minute
Y
2
= 5,73 Kcal/minute
Y
3
= 6,03 Kcal/minute
Dimana:
X = Denyut nadi akhir denyut nadi awal
Y = Konsumsi energi (Kcal/minute)
Maka korelasinya (r):
r = 1,01
r = 1
Prakticum Weekly Report 10
Human-Integrated Systems (D1048)
Integrated Industrial Engineering Laboratory
Faculty of Engineering
BINUS University
3.4 Perhitungan Waktu Istirahat yang Dibutuhkan
Berikut ini merupakan hasil perhitungan waktu istirahat yang dibutuhkan
oleh masing-masing praktikan (Rivaldi dan Syerly) dalam menggunakan ergo-
bike dan footstep:
Tabel 3.5 Rest Time for Ergo-bike
No Name Speed DNo DNi CNi R
1 Rivaldi
20
85
88 1,63
-3,02
30 112 4,03 -0,43
40 130 5,83 0,11
2 Syerly
20
105
101 0,93 7,68
30 146 5,43 0,35
40 158 6,63 0,50
Tabel 3.6 Rest Time for Footstep
No Name Speed DNo DNi CNi (y) R
1 Rivaldi
20
85
127 5,53 0,05
30 129 5,73 0,09
40 132 6,03 0,15
2 Syerly
20
105
134 4,23
0,08
30 137 4,53 0,17
40 147 5,53 0,36
Perhitungan waktu istirahat yang dibutuhkan dalam menggunakan ergo-
bike dan footstep dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Rest time for male:
Rest time for female:
Break Time = R x total waktu kerja
Dengan keterangan:
W = Konsumsi energi (CNi)
Total waktu kerja = 1 menit
Berikut ini merupakan contoh perhitungan rest time dengan
menggunakan data pertama Rivaldi dan data pertama Syerly:
Rest time for male (Rivaldi):
W = 5,53 Kcal/minute
R = 0,05
Prakticum Weekly Report 11
Human-Integrated Systems (D1048)
Integrated Industrial Engineering Laboratory
Faculty of Engineering
BINUS University
Break Time = R x total waktu kerja = 0,05 x 1 = 0,05 menit
Rest time for female (Syerly):
W = 4,23 Kcal/minute
R = 0,08
Break Time = R x total waktu kerja = 0,08 x 1 = 0,08 menit
Prakticum Weekly Report
Human-Integrated Systems (D1048)
Integrated Industrial Engineering Laboratory
Faculty of Engineering
BINUS University 12
BAB 4
ANALISIS
4.1 Analisis Hubungan Kecepatan dan Konsumsi Energi dengan Heart Rate
Hubungan dari kecepatan, konsumsi energi, dan heart rate seharusnya
berbanding lurus. Untuk menggerakkan ergo-bike dan footstep dengan
kecepatan yang terus meningkat maka dibutuhkan energi yang semakin banyak
pula dan tentu saja meningkatkan heart rate. Berdasarkan tabel data yang
diperoleh, dapat diketahui bahwa seiring dengan meningkatnya kecepatan
untuk menggerakkan ergo-bike dan footstep maka akan meningkatkan nilai
konsumsi energi dan heart rate. Misalnya dari tabel data diketahui bahwa heart
rate Rivaldi sebelum menggerakkan ergo-bike dan footstep yaitu sebesar 85
heart rate/minute dan dengan kecepatan untuk menggerakan ergo-bike 20
km/hour, 30 km/hour, 40 km/hour berturut-turut maka menghasilkan heart
rate 88 heart rate/minute, 112 heart rate/minute, 130 heart rate/minute serta
konsumsi energi sebesar 1,63 Kcal/minute, 4,03 Kcal/minute, 5,83 Kcal/minute
secara berturut-turut untuk Rivaldi. Dengan selisih yang cukup besar antara
heart rate sebelum menggerakkan ergo-bike dan footstep dengan heart rate
setelah menggerakkan ergo-bike dan footstep turut membuat semakin tingginya
konsumsi energi. Hal ini cukup untuk membuktikan bahwa hubungan
kecepatan, konsumsi energi, dan heart rate adalah berbanding lurus dimana
semakin besar kecepatan maka akan membuat semakin besar pula heart rate
dan konsumsi energi.
4.2 Analisis Perhitungan Korelasi antara Kecepatan dengan Konsumsi Energi
Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu
teknik pengukuran asosiasi / hubungan.Koefesien korelasi ialah pengukuran
statistik kovarian atau asosiasi antara dua variabel. Besarnya koefesien korelasi
berkisar antara +1 s/d -1. Koefesien korelasi menunjukkan kekuatan (strength)
hubungan linear dan arah hubungan dua variabel acak. Jika koefesien korelasi
positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai
variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika
koefesien korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik.
Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadi rendah
dan berlaku sebaliknya. Untuk memudahkan melakukan interpretasi mengenai
kekuatan hubungan antara dua variabel penulis memberikan kriteria sebagai
berikut (Sarwono,2006):
0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel
>0 0,25: Korelasi sangat lemah
>0,25 0,5: Korelasi cukup
>0,5 0,75: Korelasi kuat
>0,75 0,99: Korelasi sangat kuat
1: Korelasi sempurna
Perhitungan korelasi antara kecepatan dengan konsumsi energi dilakukan
dengan rumus:
Prakticum Weekly Report 13
Human-Integrated Systems (D1048)
Integrated Industrial Engineering Laboratory
Faculty of Engineering
BINUS University
Dengan keterangan:
X = Denyut nadi akhir denyut nadi awal
Y = Konsumsi energi (Kcal/minute)
Berdasarkan tabel data yang diperoleh, maka didapatkan hasil
perhitungan nilai korelasi adalah 1 untuk semua perhitungan tabel data baik itu
data Rivaldi maupun data Syerly. Berdasarkan kriteria koefisien korelasi maka
dapat dikatakan bahwa hubungan antara kecepatan dengan konsumsi energi
merupakan korelasi sempurna karena hasil korelasinya adalah 1 yang berarti
kecepatan dan konsumsi energi memiliki yang berbanding lurus dimana
apabila nilai kecepatan untuk menggerakkan ergo-bike dan footstep meningkat
maka nilai konsumsi energi akan meningkat pula. Misalnya dari tabel data
Syerly diketahui bahwa dengan kecepatan untuk menggerakan footstep 20
km/hour, 30 km/hour, 40 km/hour berturut-turut maka menghasilkan konsumsi
energi yang semakin meningkat pula, yaitu 4,23 Kcal/minute, 4,53
Kcal/minute, 5,53 Kcal/minute untuk Syerly.
4.3 Analisis Kecukupan Waktu Istirahat
Berdasarkan perhitungan waktu istirahat yang terdapat dalam tabel data,
secara keseluruhan hasilnya adalah mendekati 0 menit yang berarti di dalam
tiga kali untuk setiap menit menggunakan kecepatan 20, 30, dan 40 km/jam
menggerakkan masing-masing ergo-bike dan footstep hanya membutuhkan
sedikit tambahan waktu istirahat.
Berikut ini dijelaskan beberapa contoh implikasi perhitungan rest time
pada tabel data. Untuk rest time for ergo-bike yang dilakukan Rivaldi adalah
-302% dari 1 menit, yaitu -3,02 menit dalam menggerakkan ergo-bike dengan
kecepatan 20 km/jam. Dalam hal ini, tanda minus menunjukkan bahwa Rivaldi
tidak membutuhkan waktu istirahat. Untuk rest time for ergo-bike yang
dilakukan Syerly adalah 768% dalam menggerakkan ergo-bike dengan
kecepatan 20 km/jam. Namun dalam hal ini terjadi kesalahan data karena heart
rate praktikan menurun setelah melakukan aktivitas. Hal ini terjadi karena
waktu istirahat aktual yang diterapkan terlalu lama sehingga pengukuran heart
rate dilakukan saat heart rate praktikan sudah menurun cukup signifikan. Hal
ini juga bisa karena faktor nilai heart rate awal yang terlalu tinggi yaitu 105
karena praktikan terlebih dahulu memiliki heart rate yang tinggi. Semua hal ini
menyebabkan perhitungan waktu istirahat yang diperlukan menjadi tidak valid.
Untuk rest time for footstep yang dilakukan Rivaldi adalah 15% dari 1 menit,
yaitu 9 detik dalam menggerakkan ergo-bike dengan kecepatan 40 km/jam.
Penjelasan untuk rest time lain hampir serupa dengan penjelasan sebelumnya.
Dikarenakan dalam penggunaan ergo-bike dan footstep dilakukan secara
bergantian maka asumsikan selang waktu yang menjadi waktu istirahat aktual
adalah lebih dari 1 menit untuk satu jenis kecepatan. Waktu istirahat aktual
yang dilakukan oleh Rivaldi dan Syerly jauh melebihi waktu istirahat yang
ditentukan dari hasil perhitungan sehingga dapat dikatakan waktu istirahat
aktual yang dilakukan adalah cukup.
Dari perhitungan rest time tanpa memperhatikan data yang tidak valid,
dapat diketahui bahwa rest time untuk perempuan relatif lebih besar
dibandingkan dengan rest time untuk laki-laki. Hal ini tidak terlepas dari
perbedaan jenis kelamin dan rumus perhitungan rest time.
Prakticum Weekly Report 14
Human-Integrated Systems (D1048)
Integrated Industrial Engineering Laboratory
Faculty of Engineering
BINUS University
4.4 Analisis Perbedaan Konsumsi Energi antara Ergo-bikedan Footstep
Gambar 4.1 Grafik Hubungan Heart Rate dengan Kecepatan Ergo-bike (Rivaldi)
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Energy Consumption dengan Kecepatan Ergo-bike (Rivaldi)
Berdasarkan tabel data dan grafik, dapat diketahui bahwa heart rate pada
aktivitas footstep akan berbanding lurus dengan energy consumption sehingga
jika membahas tentang kuantitas heart rate akan sebanding dengan kuantitas
energy consumption. Sebagian data Syerly adalah tidak valid seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya sehingga data yang digunakan adalah data heart rate
dan energy consumption Rivaldi. Berdasarkan grafik, terlihat jelas bahwa baik
heart rate maupun energy consumption untuk menggerakkan footstep lebih
tinggi dibandingkan baik heart rate maupun energy consumption untuk
menggerakkan ergo-bike. Namun untuk peningkatan heart rate dan energy
consumption yang paling tinggi adalah dalam menggerakkan ergo-bike.
Aktivitas yang dilakukan pada footstep dilakukan setelah aktivitas pada ergo-
bike sehingga praktikan memiliki heart rate dan energy consumption yang
cukup tinggi terlebih dahulu akibat aktivitas pada ergo-bike. Heart rate dan
0
20
40
60
80
100
120
140
20 30 40
H
e
a
r
t
R
a
t
e
Kecepatan (km/jam)
Rivaldi Ergobike Rivaldi Footstep
0
1
2
3
4
5
6
7
20 30 40
E
n
e
r
g
y
C
o
n
s
u
m
p
t
i
o
n
(
K
C
a
l
/
m
i
n
u
t
e
)
Kecepatan (km/jam)
Rivaldi Ergobike Rivaldi Footstep
Prakticum Weekly Report 15
Human-Integrated Systems (D1048)
Integrated Industrial Engineering Laboratory
Faculty of Engineering
BINUS University
energy consumption pada footstep dapat dikatakan hanya melanjutkan heart
rate dan energy consumption pada ergo-bike.
Dapat dikatakan bahwa untuk heart rate dan energy consumption untuk
aktivitas pada footstep lebih tinggi dari heart rate dan energy consumption
untuk aktivitas pada ergo-bike. Hal ini dapat disebabkan karena kedua
praktikan terlebih dahulu menggunakan ergo-bike dan kemudian menggunakan
footstep, hal ini membuat praktikan mengalami sedikit kelelahan dan memiliki
heart rate yang lebih tinggi sehingga menyebabkan konsumsi energi kedua
praktikan semakin besar pada saat menggunakan footstep. Namun, peningkatan
heart rate dan energy consumption tertinggi ada pada aktivitas untuk ergo-bike
yang cukup signifikan menguras energi sehingga meningkatkan heart rate dan
energy consumption dengan cukup signifikan.
Prakticum Weekly Report
Human-Integrated Systems (D1048)
Integrated Industrial Engineering Laboratory
Faculty of Engineering
BINUS University 16
BAB 5
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian pada praktikum kedua ini dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Pengaruh beban kerja terhadap tubuh manusia selama aktivitas berlangsung
adalah semakin berat beban kerja akan membuat semakin banyak konsumsi
energi manusia yang juga dapat menyebabkan kelelahan pada tubuh manusia
yang mungkin bisa menyebabkan cidera pada tubuh manusia apabila pekerja
bekerja pada kondisi yang tidak mendukung.
2. Hubungan kecepatan dan konsumsi energi dengan heart rate adalah berbanding
lurus dimana semakin besar kecepatan dan konsumsi energi maka akan membuat
semakin besar pula heart rate.
3. Hasil korelasi antara kecepatan dengan konsumsi energi dari masing-masing
praktikan adalah 1, hal itu berarti bahwa antara kecepatan dengan konsumsi
energi memiliki korelasi sempurna dimana apabila nilai kecepatan untuk
menggerakkan ergo-bike dan footstep meningkat maka nilai konsumsi energi
akan meningkat pula.
4. Dari perhitungan rest time tanpa memperhatikan data yang tidak valid, dapat
diketahui bahwa rest time untuk perempuan relatif lebih besar dibandingkan
dengan rest time untuk laki-laki. Hal ini tidak terlepas dari perbedaan jenis
kelamin dan rumus perhitungan rest time.
5. perbedaan konsumsi energi antara ergo-bike dengan footstep adalah energy
consumption untuk aktivitas pada footstep lebih tinggi dari pada energy
consumption untuk aktivitas pada ergo-bike. Hal ini dapat disebabkan karena
kedua praktikan terlebih dahulu menggunakan ergo-bike dan kemudian
menggunakan footstep sehingga kedua praktikan mengalami sedikit kelelahan
dan heart rate kedua praktikan lebih tinggi sehingga konsumsi energi kedua
praktikan pada saat menggunakan footstep lebih besar.