PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
persamaan NIOSH dengan menambahkan dua angka dalam metode multiplier
evaluasi. Sehingga pada persamaan baru disediakan prosedur untuk mengevaluasi pekerjaan
dengan rentang waktu lebih lama dan frekuensi yang lebih tinggi dengan hasil yang lebih
baik. Semua pengganda (koefisien) yang diperoleh dari sejumlah iterasi dimana koefisien
empiris yang telah direvisi digunakan untuk memperkirakan beban yang mungkin
diangkut. Beban yang diperoleh dari perhitungan ini kemudian dibandingkan dengan studi
empiris psikofisik. Formula persamaan RWL yang dimaksud adalah:
RWL = LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
Pengertian:
1. LC (Lifting Constanta)
Beban konstan ditentukan berdasarkan beban maksimum yang diijinkan untuk mengangkat
di lokasi standar dalam kondisi optimum. Pengertiannya adalah penghapusan dilakukan pada
posisi sagital dengan penunjukan frekuensi yang tidak terlalu sering, kopling baik, dan lokasi
penempatan kurang dari 25 cm. Kriteria seleksi didasarkan pada beban konstan psikofisik dan
biomekanik. Dalam persamaan yang didapatkan, nilai beban konstan berkurang dari 40 kg
menjadi 23 kg. Penurunan ini disebabkan oleh peningkatan jarak horizontal minimum 15 cm
sampai 25 cm dalam posisi transportasi standar.
2. HM (Horizontal Multiplier)
Dari sudut pandang biomekanik dan jarak horizontal psikofisik dari beban, akan
menyebabkan gaya tekan yang lebih besar pada tulang belakan, dan dapat mengurangi beban
maksimum yang diizinkan untuk diangkat. Multiplier horisontal dihitung dengan persamaan
berikut:
HM = (25 / H)
Dimana H = jarak horizontal antara arah pergelangan kaki titik tengah di tempat asal sebelum
beban diangkat dalam cm
Gambar 2.1
3
3. VM (Vertical Multiplier)
Posisi vertikal multiplier, didefinisikan sebagai posisi vertikal tempat landasan asal
sebelum beban diangkat. Dari sudut pandang biomekanik akan meningkatkan stres pada
lumbar jika pengangkatan dilakukan dengan posisi beban makin mendekati lantai. Studi
epidemiologi menunjukkan bahwa beban semakin dekat ke lantai terkait dengan persentase
pertumbuhan cedera tulang belakang karena mengangkat beban bagian bawah. Sementara itu,
menurut pandangan studi fisiologi menyatakan bahwa beban adopsi lebih dekat ke lantai
menyebabkan pengeluaran energi meningkat. Menurut Snook (1978), Ayoub et al (1989),
Snook & Ciriello, (1991), beban maksimum yang dapat diangkat (MAWL - Maximum
Acceptable Weight of Load) oleh pekerja menurun dengan meningkatnya jarak vertikal lebih
dari 75 cm dari lantai. Untuk menghilangkan beban tingkat lantai (tingkat bahu) hasil dari
faktor pengali vertikal adalah:
VM = (1-0,0030 │ │ V - 75)
Di mana V = jarak vertikal antara posisi awal beban dengan beban pada posisi saat ini akan
diangkat dalam cm (Gambar 2.1).
4. DM (Distance Multiplier)
Hasil penelitian psikofisik memprediksi penurunan 15% terhadap MAWL jika jarak
bergerak lebih dekat ke maksimum (berat terangkat dari lantai ke bahu) dan akan meningkat
sejalan dengan peningkatan kebutuhan fisiologis mengangkat jarak. Jarak multiplier ditentukan
oleh persamaan berikut:
DM = 0.82 + (4,5 / D)
Dimana D = jarak bergerak / mengangkat jarak vertikal antara titik asal dan tujuan (cm).
D diasumsikan antara 25 cm ke (200 - V) cm. Untuk jarak perpindahan vertikal kurang dari 25
cm digunakan nilai D = 2.
5. AM (Asymmetric Multiplier)
Pengangkatan asimetri beban tidak terletak pada bidang sagital atau titik di mana benda
kerja ditempatkan pada sudut terhadap bidang sagital dan penghilangan asimetri juga
mendukung pengurangan MAWL tersebut. Asimetri multiplier dihitung dengan persamaan:
AM = 1 - (0.0032A)
Dimana A adalah sudut asimetri terbentuk ketika aktivitas removal material terjadi. Angle
asimetris adalah sudut yang menunjukkan sejauh mana item / obyek ditransfer dari tubuh
pekerja ke titik tujuan.
4
6. FM (Frequency Multiplier)
Multiplier ini menunjukkan seberapa sering aktivitas mengangkat materi / load
dilakukan. Nilai FM diberikan dalam Tabel 2.2
7. CM (Coupling Multiplier)
Yang dimaksud disini adalah kombinasi dari pekerja fungsi tangan kerja kopling dengan
pegangan tangan (handle). Hasil investigasi psikofisik menunjukkan bahwa penurunan nilai
bantalan beban MAWL tidak dilengkapi untuk menangani dengan baik. Nilai CM ditentukan
berdasarkan kualitas kopling yang menghubungkan lengan untuk barang / beban yang
diangkut. Baik clutch akan dapat mengurangi cengkeraman gaya yang dibutuhkan untuk
mengangkat beban, sementara clutch buruk akan membutuhkan gaya pegangan yang lebih
besar sehingga bisa mengurangi kemampuan untuk mengangkat pekerja.
8. LI (Lifting Index)
Lifting Index (LI) menyatakan nilai estimasi tingkat relatif stres fisik dalam kegiatan
penghapusan manual. L (Berat Beban) menyatakan beban yang diangkat. Semakin besar nilai
LI menunjukkan lebih sedikit jumlah pekerja yang dapat melakukan pekerjaan dengan aman
bertahan di tingkat stres tertentu.
Kriteria:
LI ≤ 1 (Resiko low back pain rendah)
LI> 1 (pekerjaan cukup membuat stres);
LI> 3 (pekerjaan sangat membuat stres)
5
6. Pengukuran kualitas kopling (C), kategori kualitas kopling adalah baik, cukup atau kurang.
Faktor pengali kopling dihitung tergantung pada kategori kualitas kopling dan kategori
ketinggian.
7. Pengukuran frekuensi kerja, dari hasil perhitungan waktu origin- destination kemudian
dapat dihitung berapa kali kegiatan pengangkatan atau penurunan barang dapat dilakukan
oleh seorang pekerja setiap satu menit kerja. Jumlah pengangkatan/penurunan barang per
menit inilah yang disebut sebagai frekuensi origin-destination.
8. Menentukan Recommended Weight Limit (RWL) dan Lifting Index (LI)
6
Berikut ini adalah tabel CM
Tabel 2.3 Coupling Multiplier Table
Cm
Tipe coupling
V < 75 cm (30 inch) V ≥ 75 cm (30 inch)
Baik (Good) 1 1
Sedang (Fair) 0,95 1
Jelek (Poor) 0,9 0,9
Gambar diatas adalah kegiatan pengangkatan beban oleh operator. Posisi ini dipilih
untuk dianalisa dikarenakan posisi ini diyakini beresiko menimbulkan kelelahan atau cedera
pada muskuloskeletal (MSDs).
7
Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan yang diperoleh dari pengamatan:
Tabel 2.4 Data Pengamatan
Frequency
Hand Location Vertical
Object Asimetric Angle Rate
Weight Distance Duration Object
Lift/Minute
Origin Destination (D) Original Destination (hrs) Coupling
L L
(kg) (max) H V H V A A
12,2 12,2
kg kg 30 1 55 74 73 0 0 11 <1 Fair
Dapat dilihat dari data tersebut bahwa Lifting index pada origin sebesar 2,393 dan pada
destination sebesar 3,445 Oleh karena itu pekerjaan tersebut termasuk cukup dan mampu
membuat stress. (LI ≥ 2) dan (LI ≥ 3) , yaitu resiko cedera punggung untuk pekerjaan mengangkat
kerdus air mineral pada operator besar.
2.2 Penelitian dengan menggunakan metode OWAS dengan Nordic Body Map (NBM)
Ovako Working Posture Analysis System (OWAS) adalah suatu metode ergonomi yang
digunakan untuk mengevaluasi postural stress yang terjadi pada seseorang ketika sedang
bekerja. Metode OWAS merupakan salah satu metode yang memberikan output berupa
kategori sikap kerja yang beresiko terhadap kecelakaan kerja pada
bagian musculoskeletal. Metode OWAS mengkodekan sikap kerja pada bagian punggung,
tangan, kaki, dan berat beban. Masing-masing bagian memiliki klasifikasi sendiri-sendiri.
8
Metode ini cepat dalam mengidentifikasi sikap kerja yang berpotensi menimbulkan kecelakaan
kerja
Nordic Body Map (NBM) Scoring Nordic Body Map (NBM) adalah peta tubuh yang
dapat mengidentifikasi bagian-bagian dari otot atau sendi yang mengakibatkan keluhan dari
para pekerja. NBM dibagi ke dalam 27 bagian tubuh dengan penomoran 0-27.
9
2.2.1 Data Pengamatan
Pengamatan dilakukan terhadap 2 orang operator dengan metode kerja berupa
pengangkatan kerdus air mineral hingga menyusun air mineral di atas meja. Berat kerdus yang
digunakan adalah sebesar 12,2 kg selama 2 kali percobaan tiap operator.
Operator 1 melakukan
posisi jongkok saat
melakukan pengambilan
kerdus air mineral,
2 sedangkan operator 2
melakukan posisi
membungkuk saat
melakukan pengambilan
kerdus air mineral.
Operator melakukan
pemindahan air mineral
3 dari bawah meja ke kursi
dengan posisi masih
membungkuk
10
Tabel Lanjutan 2.7
Operator membuka
kerdus air mineral untuk
4
ditur posisinya ke atas
permukaan meja
Operator melakukan
penataan air mineral ke
5 atas permukaan meja
hingga kerdus tidak
memiliki isi.
11
2.2.3 Data Kuesioner Nordic Body Map
Data kuesioner Nordic body map diisi oleh kedua operator. Berikut adalah data
kuesioner Nordic body map dari kedua operator:
1. Data Operator 1
Nama = Bayu Yanar
Pekerjaan = Mahasiswa
Umur = 19 tahun
Berat Badan/ Tinggi Badan = 80 kg / 175 cm
12
2. Data Operator 2
Nama = Darmawan Arief
Pekerjaan = Mahasiswa
Umur = 19 tahun
Berat Badan/ Tinggi badan = 54 kg / 165 cm
13
2.2.4 Pengolahan data body map
Tingkat keluhan
No jenis keluhan A B C D
jmlh % jmlh % Jmlh % jmlh %
0 Sakit/kaku di leher bagian atas 1 50 1 50
1 Sakit/kaku di leher bagian bawah 1 50 1 50
2 Sakit di bahu kiri 2 100
3 Sakit di bahu kanan 2 100
4 Sakit pada lengan atas kiri 2 100
5 Sakit di punggung 1 50 1 50
6 Sakit pada lengan atas kanan 2 100
7 Sakit pada pinggang 1 50 1 50
8 Sakit pada bokong 1 50 1 50
9 Sakit pada pantat 2 100
10 Sakit pada siku kiri 1 50 1 50
11 Sakit pada siku kanan 1 50 1 50
12 Sakit pada lengan bawah kiri 1 50 1 50
13 Sakit pada lengan bawah kanan 1 50 1 50
14 Sakit pada pergelangan tangan kiri 1 50 1 50
15 Sakit pada pergelangan tangan 1 50 1 50
kanan
16 Sakit pada tangan kiri 1 50 1 50
17 Sakit pada tangan kanan 1 50 1 50
18 Sakit pada paha kiri 2 100
19 Sakit pada paha kanan 2 100
20 Sakit pada lutut kiri 2 100
21 Sakit pada lutut kanan 2 100
22 Sakit pada betis kiri 1 50 1 50
23 Sakit pada betis kanan 1 50 1 50
24 Sakit pada pergelangan kaki kiri 2 100
25 Sakit pada pergelangan kaki kanan 2 100
26 Sakit pada kaki kiri 2 100
27 Sakit pada kaki kanan 2 100
14
pada tubuhnya. Bagian – bagian tubuh yang terasa sakit hingga sakit sekali dari kedua operator
adalah pada bagian shoulder, upper arm, waist, buttock, elbow, wrist, hand, thigh, dan calf.
Penelitian diawali dengan mengambil data denyut jantung pekerja, kemudian melakukan
perhitungan energi ekspenditur dan konsumsi energi. Tahap selanjutnya adalah melakukan
perhitungan CVL sehingga didapatkan penilaian beban kerja. Operator dalam penelitian ini
adalah mahasiswa. Operator berjumlah 2 orang yang mengangkut kerdus air mineral.\
2.3.1 BMR (Basal Metabolic Rate)
BMR (Basal Metabolic Rate) adalah kebutuhan energi minimal yang dibutuhkan tubuh
untuk menjalankan proses tubuh yang vital. Kebutuhan energi metabolisme basal termasuk
jumlah energi yang diperlukan untuk pernapasan, peredaran darah, pekerjaan ginjal, pankreas,
dan lain-lain alat tubuh, serta untuk proses metabolisme di dalam sel-sel dan untuk
mempertahankan suhu tubuh
15
Berikut ini merupakan formulasi BMR:
1) BMR laki – laki = 88,362+(13,397 x berat tubuh dalam kg) + (4,799 x tinggi dalam cm)
– (5,677 x umur tahun)
2) BMR Perempuan = 447,593 + (9,247 x berat dalam kg) + (3,098 x tinggi dalam cm) -
(4,33 x umur tahun)
Setelah menghitung besar BMR, hasilnya kemudian dikalikan dengan LEVEL AKTIVITAS
FISIK untuk memperoleh kebutuhan kalori harian (Energy Expenditure)
Energy expenditure adalah jumlah energi yg dikeluarkan atau digunakan oleh tubuh.
16
Denyut Jantung/menit
Operator
DN0 DN1 D maks
1 112 152 220-19=201
2 83 119 220-19=201
2.3.6 Contoh Perhitungan Energi Expenditure, Konsumsi Energi, dan Cardiovaskuler Load
1. Contoh Perhitungan EE
1) Operator 1 :
BMR = 88,362 + (13,397 x 80) + (4,799 x 175) - (5,677 x 19)
= 88,362 + 1071,76 + 839,825 – 107,673
= 1892,274 Kcals
Energi Expenditure = 1892,274 x 1,2 = 2270,728 Kcals atau 2270,728 kalori
2) Operator 2 :
BMR = 88,362 + (13,397 x 54) + (4,799 x 165) - (5,677 x 19)
= 88,362 + 723,438 + 791,835 – 107,863
= 1495,772 Kcals
Energi Expenditure = 1495,772 x 1,55 = 2318,446 Kcals atau 2318,446 kalori
2. Contoh Perhitungan KE
1) Operator 1
DN0
Y = 1,80411-0,0229X +0,00047X2
= 1,80411 –(0,0229x112) + (0,0004x 12544)
= 1,80411- 2,5648 + 5,0176
= 4,256
DN1
Y = 1,80411-0,0229X +0,00047X2
= 1,80411 –(0,0229x152) + (0,0004x 23104)
= 1,80411 – 3,4808 + 9,2416
= 7,565
2) Operator 2
DN0
Y = 1,80411-0,0229X +0,00047X2
= 1,80411 –(0,0229x83) + (0,0004x 6889)
17
= 1,80411 – 1,9007 + 2,7556
= 2,659
DN1
Y = 1,80411-0,0229X +0,00047X2
= 1,80411 –(0,0229x119) + (0,0004x 14161)
= 1,80411 – 2,7251 + 5,6644
= 4,743
2) Operator 2
[100 ( Dj kerja – Dj istirahat)]
% CVL = (Dj Maks – Dj istirahat)
[100 ( 119 – 83]
% CVL = (201 – 83)
100 x 36
= 118
3600
= = 30,508 %
118
2.3.7 Analisis
Hasil perhitungan tersebut 100 % operator termasuk di range % CVL 30 % s/d 60 %
sehingga rekomendasi yang diberikan adalah perlu perbaikan. Perbaikan dapat dilakukan pada
posisi sikap tubuh saat beraktivitas MMH, dan menggunakan alat bantu berupa kursi plastik
pada saat menyusun air mineral.
18
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
19