Anda di halaman 1dari 11

MODUL PERKULIAHAN

W162100019
Ergonomi

Occupational Biomechanics 2
Dosen : Anisah H ST, MT

Abstract Kompetensi
Modul 5 ini menjelaskan mengenai Mampu mengevaluasi pekerjaan dengan
Panduan Perhitungan NIOSH menggunakan panduan NIOSH RWL
RWL
NIOSH :Lifting
Pengangkatan benda secara manual jika dilakukan dengan cara yang salah dapat
menyebabkan cidera, terutama cidera pada tulang belakang. Seperti gangguan di bagian
otot skeletal yang dapat diakibatkan karena beban yang diterima otot secara terus-
menerus dalam kurun waktu yang cukup lama. Keluhan seperti ini biasa disebut dengan
musculoskeletal disorders (MSDs).

Kecelakaan yang ada di industri yang diakibatkan karena pengangkatan beban yang
berlebih disebut “over exertion lifting and carrying” atau kerusakan jaringan tubuh
yang disebabkan karena beban angkat yang berlebihan. Menurut data terkait konpensasi
pekerja di negara bagian New South Wales Australia, data mengenai kecelakaan yang
diakibatkan oleh hal tersebut mencapai angka 18% dari seluruh kecelakaan yang ada di
industri selama tahun 1982-1985. Dari data kecelakaan itu, 93% diantaranya
disebabkan karena strain atau rasa nyeri yang berlebihan, sedangkan 5% lainnya karena
hernia. Dari data tentang strain, 61% diantaranya berada di bagian punggung.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh NIOSH (The National Institute of
Occupational Safety and Health), dapat dilihat bahwa tingginya angka kecelakaan kerja
kebanyakan disebabkan karena kecerobohan dan keteledoran dari pekerja itu sendiri,
seperti yang terjadi pada proses pengangkatan benda secara manual, pengangkatan
dilakukan secara tidak ergonomis. Pekerjaan pengangkatan benda secara manual biasa
dilakukan dengan cara menarik (pull), mendorong (push), membawa (carry), dan
mengangkat yang dapat dilakukan dengan cara menaikan barang (loading) atau
menurunkan barang (unloading).

Recommended Weight Limit (RWL)

Sebuah lembaga riset yang menangani aspek kesehatan dan keselamatan kerja di
Amerika Serikat, NIOSH (National Institute of Occupational Safety and Health), pada
tahun 1991 mengeluarkan sebuah panduan mengenai batas maksimum beban yang
boleh diangkat oleh pekerja untuk berbagai kondisi pengangkatan (waters et al., 1993).
Penetapan batas beban tersebut didasari oleh hasil-hasil penelitian yang

‘13 Ergonomi
2 Anisah H, ST.MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
menggabungkan pendekatan biomekanika, fisiologi dan psikofisik. Batas Pengangkatan
tersebut dikenal dengan nama RWL (Recommended weight limit)

Terdapat 6 faktor pengali yang menentukan besarnya RWL. Rumusan RWL adalah
sebagai berikut :

RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

Keterangan :

RWL : Batas beban yang direkomendasikan

LC : Konstanta pembebanan (Load Constant) = 23 kg

HM : Faktor pengali Horizontal (Horizontal Multiplier)

VM : Faktor pengali Vertikal (Vertical Multiplier)

DM : Faktor pengali Perpindahan (Distance Multiplier)

AM : Faktor pengali Asimetrik (Asymmetric Multiplier)

FM : Faktor pengali Frekuensi (Frequency Multiplier)

CM : Faktor pengali Pegangan( Coupling Multiplier)

Berikut akan dijelaskan bagaimana menentukan besarnya masing-masing pengali

Horizontal Multiplier (HM)

HM ditentukan dengan rumus :

HM = 25 / H

Dimana H adalah jarak Horizontal yang didefinisikan sebagai jarak antara titik tengah
kedua mata kaki bagian dalam sampai dengan titik yang diproyeksikan dari titik pusat
beban saat pengangkatan.

‘13 Ergonomi
3 Anisah H, ST.MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Jika H <25 cm, maka diasumsikan H sama dengan 25 cm dan HM = 1. Semakin besar
nilai H akan semakin kecil nilai HM.

Perlu dicatat bahwa H sangat ditentukan oleh sikap tubuh saat pengangkatan. Kondisi
yang ideal adalah saat beban sedekat mungkin dengan tubuh.

Vertical Multiplier (VM)

Besar VM ditentukan dengan menggunakan rumus :

VM = 1- (0.003 |V-75|)

Dimana V didefinisikan sebagai jarak dari lantai terhadap posisi kedua tangan saat
pengangkatan yang biasanya diasumsikan sebagai titik tengah dari benda yang dibawa.

‘13 Ergonomi
4 Anisah H, ST.MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kondisi ideal adalah saat beban setinggi pinggang (v = 75 sehinga VM = 1).

Distance Multiplier (DM)

Besarnya DM ditentukan dengan rumus

DM = 0.82 + (4.5/ D)

Dengan D didefinisikan sebagai jarak perpindahan ketinggian secara vertical antara


posisi awal dan akhir dari pengangkatan. Nilai D diasumsikan mulai dari 25- 175 cm.
jika nilai D < 25, maka nilai D dianggap 25 cm. Kondisi ideal adalah jarak perpindahan
vertical kurang dari 25 cm.

Asymmetric Multiplier (AM)

Besar AM ditentukan dengan rumus :

AM = 1 – 0.0032 A (Rad)

Dimana A adalah sudut asimetrik yang merupakan sudut yang dibentuk antara
pertengahan bidang sagittal dan garis asimetrik. Bidang sagittal adalah bidang yang
membagi tubuh menjadi 2 bagian, kanan dan kiri. saat posisi tubuh netral (tidak ada
perputaran pada bahu dan kaki). Garis asimetrik adalah garis horizontal yang
menghubungkan titik tengah garis yang menghubungkan kedua mata kaki bagian dalam
dan proyeksi titik tengah beban pada lantai. Kondisi optimal adalah saat posisi tubuh
berada dalam keadaan netral (tidak berputar).

‘13 Ergonomi
5 Anisah H, ST.MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Frequency Multiplier (FM)

FM ditentukan oleh frekuensi rata-rata pengangkatan per menit dan posisi beban saat
diangkat dari lantai (V, Jarak vertical). Untuk pengangkatan dengan frekuensi per
menit< 0.2 maka diambil nilai frekuensi per menit = 0.2

Tabel diatas data V dalam inchi, jika dikonversi ke cm maka angka V< 30 menjadi
V<75 cm, dan seterusnya dengan mengkonversi 1 inchi = 2.5 cm

‘13 Ergonomi
6 Anisah H, ST.MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Coupling Multiplier (CM)

CM ditentukan dengan kondisi pegangan (handle) benda yang diangkat dan juga nilai
V. Kondisi yang baik diindikasikan oleh adanya handle yang nyaman dipegang oleh
tangan. Kondisi buruk berarti benda yang diangkat tidak ada pegangan sama sekali
(bulky), seperti misalnya karung beras. Kondisi dinilai cukup jika berada di antara baik
dan buruk, misalnya terdapat pegangan tangan namun tidak nyaman digunakan karena
terlalu kecil atau tidak sesuai dengan antropometri tangan.

Lifting Index
Pada dasarnya dalam setiap pengangkatan terdapat dua posisi tubuh yakni posisi awal
dan akhir pengangkatan. Oleh karena itu, RWL harus dihitung untuk kedua kondisi
tersebut dan diberi nama nilai RWL dan RWL
awal akhir . dalam perhitungan keduanya,
besaran faktor pengali DM akan sama untuk awal dan akhir. Sedangkan besarnya FM,
CM bisa saja berbeda antara awal dan akhir bergantung pada V di tiap kondisi.

Lifting Index (LI) dirumuskan sebagai perbandingan antara batas beban yang
direkomendasikan untuk diangkat terhadap beban yang seharusnya diangkat. Batas
beban yang direkomendasikan diangkat dipilih dari nilai terkecil diantara RWL dan
awal

RWL akhir

Rumusan LI adalah sebagai berikut :

LI = bobotbeban actual/ minimal { RWLawal, RWL akhir}

‘13 Ergonomi
7 Anisah H, ST.MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Rekomendasi yang diberikanadalahsebagaiberikut :

 JIka LI ≤ 1, pekerjaantersebutaman
 Jika 1 < LI ≤ 3 , pekerjaantersebutmungkinberesiko
 Jika LI > 3, pekerjaantersebutberesiko

Analisis Hasil RWL dan LI

Jika hasil evaluasi menunjukkan bahwa suatu pekerjaan beresiko (LI > 3), maka perlu
segera dilakukan intervensi ergonomic. Ada dua bentuk intervensi yaitu secara teknik
(engineering control) dan administrative (administrative control).

Intervensi dilakukan untuk menghilangkan atau meminimalisasi sumber resiko dengan


cara menerapkan konsep ilmu kerekayasaan mesin untuk memperbaiki cara kerja dan
sistem kerja termasuk penggunaan mesin, alat baru, atau metode baru. Jika tidak
memungkinkan dilaksanakannya pengendalian teknik, maka pengendalian
administrative dapat dilakukan untuk membatasi paparan resiko terhadap pekerja.
Seperti pengaturan penjadwalan kerja, shift kerja, rotasi kerja dan pemilihan orang yang
tepat untuk pekerjaan tersebut.

Contoh Perhitungan

‘13 Ergonomi
8 Anisah H, ST.MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Posisi awal seperti gambar diatas, kemudian derigen diangkat dan diletakkan di kanan
dan kiri lalu dibawa ke tempat peletakkan.

Berikut data-data yang telah diambil, perhitungan dengan menggunakan rumus diatas.

‘13 Ergonomi
9 Anisah H, ST.MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dari hasil perhitungan di atas, tampak bahwa nilai LI baik LI awal ataupun LI akhir
lebih dari 1. Tingkat resiko cedera yang dihadapi oleh para pekerja juga semakin besar.
Hal ini diakibatkan oleh nilai pengali horizontal yang kecil (0,52), nilai pengali vertikal
yang kecil (0,906) dan nilai pengali frekuensi yang kecil (0,88). Selain itu, nilai LI yang
besar juga dipengaruhi oleh adanya beban yang beratnya sangat besar yaitu 44 kg.

Untuk memperoleh nilai Lifting Index yang kecil maka kita harus meningkatkan nilai
pengali horisontal, nilai pengali vertikal dan nilai pengali frekuensi. Selain itu, beban
yang diangkat juga harus dikurangi. Perbaikan yang dilakukan adalah :

1. Barang yang diangkat dikurangi satu sehingga berat beban = 22 kg.

2. Pada saat melakukan pengangkatan, barang diletakkan dekat dengan tubuh pekerja.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi jarak horisontal sehingga nilai pengali horisontal
mengalami peningkatan.

Jadi metode pengangkatan yang baru adalah pada saat melakukan pengangkatan,
pekerja harus mendekatkan tubuhnya dengan barang yang diangkat. Kemudian
pengangkatan dilakukan dengan dua tangan seperti tampak pada gambar

‘13 Ergonomi
10 Anisah H, ST.MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

 Kroemer, K.H.E. 1994. Ergonomics How To Design for Ease & Efficiency: Prentice Hall.
pp 514 ƒ
 NIOSH. 1994. Applications Manual For The Revised NIOSH Lifting Equation diambil di
internet di alamat http://www.cdc.gov/niosh

‘13 Ergonomi
11 Anisah H, ST.MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai