Anda di halaman 1dari 109

MODUL BIOMEDIK

MODUL I :
PENGANTAR FISIKA KEPERAWATAN
Sadar Prihandana, Ns., SpKV

Fisika keperawatan atau fisika kesehatan merupakan ilmu yang


menggabungkan dua bidang kajian, yaitu ilmu fisika dan ilmu
kesehatan, mengacu kepada dua bidang kajian utama, yaitu :
a. Penerapan fungsi fisika pada tubuh manusia dan
penerapannya untuk mengatasi penyakit yang dialami oleh
tubuh
b. Penerapan fisika pada kegiatan teknik pemeriksaan penunjang

Proses dalam keperawatan menerapkan dan mempertimbangkan


prinsip-prinsip fisika untuk memastikan efisiensi dan efektifitas
tindakan keperawatan, validasi pengukuran, serta keamanan
pasien (patient safety).
Hal yang perlu diperhatikan dalam proses keperawatan adalah
pengukuran, untuk membedakan nilai normal dan nilai abnormal
yang perlu mendapatkan penanganan, dan juga sebagai indikator
keberhasilan proses keperawatan. Pengukuran adalah proses
yang dilakukan untuk membandingkan sebuah kuantitas dari
benda yang menjadi objek. Perlu ada pemahaman tentang besaran
dan satuan dari ukuran. Setiap hasil pengukuran harus dicatat
untuk mengetahui perbandingan dari waktu-ke waktu, pola hasil,
dan pertanggung jawabannya. Ketelitian, kebenaran, dan
kejujuran dari hasil pengukuran sangat berperan dan menjadi hal
yang harus diperhatikan. Setiap pengukuran harus dipastikan

1
validitas data dengan prosedur yang tepat. Dalam pengukuran
dikenal istilah false positive dan false negative.
a. False positive, atau disebut dengan positif palsu, merupakan
hasil pengukuran dimana hasil tes menunjukkan positif tetapi
pasien tidak mengalaminya. Misalnya tes kehamilan,
dikatakan positif palsu bila hasil tes positif tetapi pasien tidak
hamil.
b. False negative, atau disebut dengan negatif palsu, merupakan
hasil pengukuran dimana hasil tes menunjukkan negatif tetapi
pasien mengalaminya. Misalnya tes kehamilan, dikatakan
negatif palsu bila hasil tes negatif tetapi pasien ternyata hamil.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya false


positive atau false negative, misalnya cara/prosedur pengukuran
yang tidak tepat, waktu pengukuran yang tidak tepat, tempat
pengukuran yang tidak tepat

2
MODUL BIOMEDIK
MODUL 2:
BIOMEKANIKA
Sadar Prihandana, Ns., SpKV

Biomekanika adalah bidang ilmu aplikasi mekanika pada sistem


biologi. Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu
terapan dengan ilmu biologi dan fisiologi. Banyak gerakan tubuh
yang menerapkan prinsip-prinsip mesin sederhana. Dengan
memahami prinsip-prinsip tersebut, diharapkan perawat dapat
menghindari terjadinya cedera baik bagi perawat atau pun pasien
dalam beraktivitas (prinsip patient safety). Contohnya perawat
sering mengalami cedera punggung serius yang seringkali
disebabkan oleh kesalahan perawat dalam cara pengangkatan
pasien.

GAYA DAN GERAK


Manusia diciptakan mampu berdiri dan berjalan dengan tegak,
dan itu semua diperlukan gaya yang dilakukan oleh otot. Otot
merupakan jaringan kontraktil yang memiliki elastisitas, dan gaya
yang dihasilkan oleh otot mirip dengan pegas, yang dinamakan
gaya recoil. Sifat dari gaya recoil tersebut adalah makin
diregangkan maka makin besar gaya reaksi yang dikeluarkan otot
tersebut.
Gaya yang bekerja dalam makhluk hidup dapat menimbulkan
gerakan, menjadi stimulus tumbuh kembang, pembebanan
terhadap jaringan, atau dapat menyebabkan cedera.

3
HUKUM DASAR BIOMEKANIKA
a. Hukum Newton I (Kelembaman)
Semua objek atau benda selama tidak ada resultan gaya yang
bekerja pada benda tersebut, maka benda tersebut akan selalu
pada keadaannya. Pada benda yang diam akan tetap diam
dan pada benda yang bergerak akan bergerak dengan
kecepatan konstan. Arah dimana benda bergerak akan sama
dengan arah gaya yang digunakan.

F = 0, F = 0, a = 0

b. Hukum Newton II (percepatan):


Percepatan pada sebuah benda sebanding dengan resultan
gaya yang bekerja pada benda tersebut. Apabila ada gaya (F)
yang bekerja pada suatu benda (m), maka benda akan
mengalami suatu percepatan (a) yang arahnya sama dengan
arah gaya.
Contohnya adalah saat awal mendorong trolley, awal
mendorong kursi roda, maka akan terasa lebih berat
dibanding setelah trolley jalan karena diperlukan percepatan.

4
F = m.a
Satuan F : N atau kgm/s2, m : kg, dan a : m/s2.

c. Hukum Newton III (aksi-reaksi)


Untuk setiap aksi, selalu ada reaksi yang arahnya berlawanan.
Hubungan aksi dan reaksi dapat dituliskan

FA = -FR

5
GAYA PADA TUBUH DAN GAYA DALAM TUBUH

GAYA PADA TUBUH:


Adalah gaya yang bekerja pada tubuh atau mengenai tubuh,
dapat berupa tekanan, atau tarikan. Gaya tersebut dapat berupa
akibat dari peristiwa menabrak/ditabrak, mendorong/didorong,
dan adanya benturan pada tubuh kita.

GAYA DI DALAM TUBUH:


Adalah gaya yang muncul akibat sistem atau materi yang bekerja
di dalam tubuh. Misalnya a) kontraksi otot jantung menimbulkan
aliran darah ke seluruh tubuh, b) kontraksi otot-otot pernapasan
membuat aliran udara dapat masuk dan keluar paru-paru,
c) kontraksi otot-otot rangka dapat melakukan ambulasi dan
mobilisasi.

GAYA STATIS DAN DINAMIS


Gaya pada tubuh dapat berupa gaya statis atau gaya dinamis.
Gaya statis adalah keadaan dimana tubuh berada dalam keadaan
setimbang karena resultan gaya yang bekerja sama dengan nol.
Dalam medukung pergerakan, sistem muskuloskeletal berfungsi
sebagai pengumpil. Gaya yang bekerja adalah gaya berat dan
gaya otot.
a. Kelas pertama sistem pengumpil
Titik tumpuan (O) terletak diantara gaya berat (W) dan gaya
otot (M). Contoh kepala dapat berdiri tegak dengan model
kelas pertama sistem pengumpil.

6
Berat kepala direspon oleh gaya dari otot-otot leher.

O
M

Contoh : Kemampuan bayi untuk menegakkan kepala


ditentukan oleh kemampuan tonus otot (M) yang menciptakan
respon gaya terhadap berat kepala (W). Bila tonus otot belum
bisa merespon berat kepala, maka bayi belum mampu
menegakkan kepalanya.

b. Kelas kedua sistem pengumpil


Gaya berat (W) terletak di antara titik tumpuan (O) dan gaya
otot (M). Contoh saat kaki berjinjit bertumpu pada ujung kaki.

Otot yang dipakai adalah otot gastrocnemius dan tendon


achiles. Pada pasien yang cedera pada otot tersebut maka tidak
dapat berjinjit.

c. Kelas ketiga sistem pengumpil


Gaya otot (M) terletak diantara titik tumpuan (O) dan gaya
berat (M). Contohnya adalah kemampuan lengan menahan
7
dan mengangkat berat, yang bergantung kepada kontraksi otot
biceps.

KEUNTUNGAN MEKANIK (Km)


Keuntungan mekanik adalah perbandingan antara beban otot (M)
dengan beban berat (W)
Km = M/W

Semakin besar nilai Km, maka semakin kecil gaya otot yang
digunakan untuk mengangkat beban yang lebih berat. Misalnya
perawat akan lebih ringan mengangkat pasien dengan cara
mendekatkan pasien ke tubuh perawat (mendekap) dibandingkan
perawat mengangkat pasien dengan cara menggotongnya.

8
MOMENTUM
Adalah perkalian antara massa dengan kecepatan. Semakin besar
massa atau kecepatan, maka semakin besar momentum yang
dihasilkan.
p = m.v

Impuls adalah perubahan momentum. I = pawal – pakhir ; I = F.t.


Semakin lama waktu kontak (t), maka semakin tinggi impuls dan
akan menurunkan momentum akhir. Sehingga dalam aplikasinya
digunakan peredam untuk meningkatkan waktu kontak (t)
sehingga momentum akhir menurun drastis.
Contoh penerapan, ketika meletakkan pasien ke bed dimana bed
tersebut mempunyai matras yang tebal, maka tidak akan terasa
sakit (momentum rendah dan waktu sentuh yang lama),
dibandingkan meletakkan pasien ke brankard yang tidak ada alas
matrasnya (momentum besar). Matras digunakan sebagai
peredam, sepatu yang empuk digunakan sebagai peredam pada
pasien cedera tulang ekstremitas.

PUSAT GRAVITASI
Pusat gravitasi (center of gravity = cg) adalah titik utama pada
tubuh yang akan mendistribusikan massa tubuh secara merata.
Bila tubuh selalu ditopang oleh titik ini maka tubuh berada dalam
keadaan seimbang. Pada manusia pusat gravitasi berpindah
sesuai dengan arah atau perubahan berat. Derajat stabilitas tubuh
dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu ketinggian dari titik pusat
gravitasi dengan bidang tumpu, ukuran bidang tumpu, lokasi
garis gravitasi dengan bidang tumpu, serta berat badan.
9
Bidang tumpu : misalnya
berdiri dengan kedua kaki
akan lebih stabil. Pada
manusia pusat gravitasi
berada di regio pelvis dekat
bagian dasar medula spinalis
sekitar vertebrae sakrum
kedua. Pusat gravitasi sejajar
dengan tulang belakang dan
berada dalam bagian pelvis
jika sedang duduk atau
berdiri tegak.

APLIKASI BIOMEKANIKA DALAM KEPERAWATAN


a. Tekhnik pemindahan pasien
Dalam pemindahan pasien, diperlukan tekhnik yang tepat
sehingga tidak menggeser pusat gravitasi, dan yang menjadi
tumpuan adalah tulang dan otot kaki. Bila pusat gravitasi
bergeser maka yang akan menjadi tumpuan adalah tulang
belakang dan rawan cedera tulang belakang. Dalam
pemindahan pasien, dibuat bed yang bisa dinaikkan dan
diturunkan sehingga sesuai dengan posisi untuk
memindahkan pasien.

10
Gambar berat maksimal dari posisi tubuh :

Gambar cara mengangkat beban yang benar :

Gambar bed yang bisa naik-turun :

11
b. Traksi

Traksi leher, beban yang diperlukan seberat 12 pound

Traksi tulang, beban yang


digunakan sebesar 1/7 berat
pasien

Traksi kulit, beban pemberat


sebesar 1/10 dari berat badan

Pada anak-anak kurang dari 12 tahun, hanya diperbolehkan


traksi kulit

12
MODUL BIOMEDIK
MODUL 3:
BIOFLUIDA CAIR
Sadar Prihandana, Ns., SpKV

Materi terbagi menjadi tiga fase, yaitu :


a. Fase padat
Zat mempertahankan suatu bentuk dan ukuran yang tetap,
meskipun suatu gaya yang besar dikerjakan pada benda
tersebut
b. Fase cair
Zat tidak dapat mempertahankan bentuk yang tetap,
melainkan mengikuti bentuk wadahnya
c. Fase gas
Zaat tidak mempunyai bentuk tetap, akan berkembang
mengisi seluruh wadah

Fluida dapat diartikan sebagai zat alir atau zat yang memiliki sifat
mengalir. Kemampuan sifat mengalir karena sifatnya yang tidak
mempertahankan bentuk, dan jarak antara molekul tidak tetap
karena lemahnya ikatan antar molekul (gaya kohesi).
Tubuh memiliki 2 macam zat yang mengalir, yaitu fluida gas,
yang mengalir di dalam saluran pernapasan, serta fluida cairan,
yaitu darah dan cairan yang mengalir di dalam sistem sirkulasi
darah.

13
Karakteristik dari fluida gas dan fluida cair memiliki perbedaan,
antara lain :

Fluida cair Fluida gas


Molekul terikat secara longgar Molekul bergerak bebas dan
dan berdekatan sehingga saling bertumbukan
timbul gaya kohesi dan adesi.
Tekanan muncul akibat gaya Tekanan akibat tumbukan antar
gravitasi, sehingga tekanan molekul sehingga tidak pernah
selalu tegak lurus terhadap tegak lurus terhadap bidang
bidang tekan. tekan
Non kompresibel (tidak dapat Kompresibel
ditekan) : tidak berubah
volumenya jika mendapat
tekanan.

FLUIDA CAIR
Fluida cair di tubuh manusia adalah darah. Darah mengalir di
dalam sistem sirkulasi karena ada tekanan, yang diberikan oleh
jantung. Kecepatan aliran darah yang melalui pembuluh darah
bergantung pada faktor :
a. Luas penampang pembuluh darah
b. Perubahan tekanan
c. Panjang pembuluh darah
d. Viskositas

Fluida cair pada tubuh dapat dijelaskan sebagai fluida cair yang
dinamis.

14
HUKUM PASCAL
“Tekanan pada suatu titik akan diteruskan kesemua titik lain
secara sama.”

Bila tekanan pada suatu titik dalam zat cair ditambah dengan
suatu harga, maka tekanan semua titik di tempat lain pada zat cair
yang sama akan bertambah dengan harga yang sama pula.

TEKANAN
Tekanan adalah gaya yang bekerja tiap satuan luas

P = F/A

P = tekanan (Pa)
F = gaya (N)
A = luas permukaan yang menderita gaya (m2)

TEKANAN HIDROSTATIK
Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang dialami oleh suatu
permukaan akibat gaya hidrostatik (gaya yang disebabkan oleh
zat cair).

Ph = gh

Ph= tekanan hidrostatik (Pa)


 = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = tinggi zat cair (m)

15
Dengan hukum ini, sebuah gaya
yang kecil dapat digunakan untuk
menghasilkan gaya yang besar
dengan membuat luas penampang
keluaran lebih besar daripada luas
penampang masukan.
Hal ini terjadi karena tekanan pada masukan dan keluaran
akan sama pada ketinggian yang sama. Dengan demikian,
akan diperoleh:

P in = P out

Fin Fout

Ain Aout

Hal ini dapat menjelaskan kenapa botol infus dibuat lebih tinggi
dan selang infus dibuat kecil supaya tekanan yang masuk ke
dalam pembuluh darah besar dan cairan dapat masuk ke dalam
pembuluh darah.

16
EFEK TEKANAN TERHADAP DEBIT
Debit adalah jumlah cairan yang diberikan tiap menit (ml/min).
Aliran air mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah, dan
aliran air sebanding dengan perbedaan tekanan.

HUKUM KONTINUITAS
Hukum kontinuitas menyatakan bahwa volume cairan per satuan
waktu (Q) yang keluar sama dengan yang masuk. Semakin kecil
luas penampang dari suatu pembuluh darah, maka akan semakin
cepat laju aliran darah tersebut. Hukum kontinuitas membuktikan
bahwa luas penampang mempengaruhi kecepatan alir darah

Q1 = Q2 ; maka A1 x V1 = A2 x V2

Q = debit; A = luas penampang pembuluh darah;


V = kecepatan aliran pembuluh darah

17
HUKUM BERNAULI

Bernauli memperbaiki kelemahan dari kontinuitas yang tidak


memperhitungkan faktor massa jenis dan beda ketinggian.
Peningkatan kecepatan aliran akan berakibat pada penurunan
tekanan pada aliran tersebut. Hukum Bernauli menyatakan
bahwa energi dari sebuah fluida cair adalah konstan, dan Bernauli
ikut membuktikan kebenaran dari hukum kekekalan energi.

Hukum Bernauli menggunakan pendekatan bahwa :


a. Tidak ada gesekan dalam zat cair
b. Aliran stationer
c. Aliran steady (mengalir melalui lintasan tertentu)
d. Tidak termampatkan

HUKUM POISEUILLE
Hukum Poiseuille menjelaskan aliran fluida melalui pipa
berbentuk silinder sepanjang L meter dengan jari-jari penampang
r. Cairan yang mengalir melalui suatu pembuluh akan berbanding
langsung dengan penurunan tekanan di sepanjang pipa dan
pangkat empat jari-jari pipa.

18
Dari persamaan tersebut, maka dapat diketahui bahwa ada 4
faktor yang mempengaruhi laju alir zat cair pada pembuluh
darah, yaitu :
a. Panjang pembuluh
b. Diameter pembuluh
c. Viskositas / kekentalan zat cair
d. Tekanan

ALIRAN FLUIDA
Sifat aliran ditentukan oleh tekanan darah yang mengalir di dalam
pembuluh darah. Aliran darah dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu alliran laminar dan aliran turbulen.

Aliran laminer, yaitu arah aliran sejajar dengan bidang pembuluh


darah yang dilalui dan bersifat tenang. Sedangkan aliran turbulen
arahnya berputar-putar dan tidak terkendali. Hal tersebut terjadi
karena adanya penyempitan atau kekakuan pembuluh darah
(atherosklerosis) dan hal tersebut akan membahayakan darah
karena darah akan berisiko pecah dan terjadi penggumpalan
(trombosis).

19
Pada massa jenis dan viskositas yang tetap, perubahan sifat aliran
darah dari laminar menjadi turbulen disebabkan oleh peningkatan
tekanan (P) dan kecepatan (v). Perubahan aliran darah dapat
diprediksikan melalui pengukuran bilangan Reynould. Bilangan
Reynould yang melebihi 2000 menujukan potensi aliran turbulensi
pada pembuluh darah tersebut. Hal ini mengindikasikan adanya
peningkatan tekanan yang dapat disebabkan faktor internal atau
eksternal.

Aliran turbulen juga dapat diaplikasikan pada pengukuran


tekanan darah.

Pengukuran tekanan darah menggunakan prinsip yang sama


dengan perubahan aliran laminar menjadi turbulen. Udara yang
dipompakan terus ke manset menambah tekanan eksternal pada
pembuluh darah. Sesaat aliran darah berubah dari laminar
menjadi turbulen. Bila tekanan terus ditambah, maka aliran
pembuluh darah menjadi total tertutup. Pada saat ini, bising yang
semula kuat terdengar menghilang karena aliran darah
mengalami retensi. Setelah pengunci manset dibuja perlahan,
tekanan mulai berkurang dan obstruksi menjadi parsial. Darah
yang semula mengalami retensi, kembali mengalir turbulen.
20
Bising korotkoff mulai terdengar hingga beberapa saat kemudian
kembali menghilang seiring dengan penurunan tekanan manset.
Bising yang terdengar pertama kali setelah pengunci manset
dilepas mewakili kondisi sistolik sehingga tekanan darah saat
bising itu pertama kali terdengar juga disebut tekanan sistolik.
Bising itu terdengar beberapa saat lalu menghilang. Bising
terakhir yang terdengar sebelum menghilang menunjukan
perubahan aliran dari turbulen menjadi laminar dan mewakili
kondisi diastolik. Tekanan yang terukur saat bising terakhir
terdengar sebelum menghilang disebut tekanan diastolik.

VISKOSITAS
Viskositas disebut juga derajat kekentalan. Viskositas digunakan
sebagai ukuran penolakan cairan terhadap perubahan bentuk atau
sifat dari fluida untuk melawan tegangan geser pada saat
mengalir. Viskositas menunjukkan gaya gesek antara lapisan-
lapisan cairan yang sejajar saat lapisan tersebut bergerak akibat
gaya kohesi antar molekul.

21
Viskositas diukur dari kecepatan endap dua buah benda pipih
yang dimasukan ke dalam zat cair. Viskositas dipengaruhi oleh
resultante gaya, luas bidang benda di dalam zat alir, kecepatan
benda mengendap dan perubahan jarak tempuh.
Kekentalan darah diwakili oleh parameter hematokrit atau PCV
pada pemeriksaan laboratorium. Semakin kental cairan yang
melewati pembuluh, semakin besar gesekan terhadap dinding
pembuluh , sehingga tahanan semakin besar.

KEKENTALAN DARAH
Kekentalan darah sebagai indikator konsentrasi sel darah merah.
Darah normal : 3,5 x kekentalan air. Aliran darah penderita
anemia: cepat, konsentrasi sel darah merah sangat rendah.
Penderita polycythemia (kadar sel darah merah meningkat) aliran
darah sangat lambat.

LAJU ENAP DARAH


Apabila ada dua buah benda yang memiliki massa yang sama
dimasukkan ke dalam tabung yang berisi dua jenis cairan, maka
waktu yang dibutuhkan oleh kedua benda tersebut untuk
mencapai dasar tabung akan berbeda. Hal ini disebabkan oleh
massa jenis kedua cairan yang berbeda. Menurut Stokes sebuah
benda yang yang jatuh dalam zat cair akan mendapat gaya
hambatan

22
Penentuan kecepatan sedimentasi ini sangat penting. Beberapa
penyakit seperti rheumatic, rheumatic fever, rheumatic heart
disease dan gout sangat dipengaruhi kecepatan mengendap sel
darah merah. Sel darah merah cenderung berkumpul/
bergerombol bersama yang mengakibatkan jari-jari efektif
meningkat sehingga pada waktu pengetesan kecepatan
sedimentasi akan tampak meningkat..
Menentukan kecepatan sedimentasi ini di klinik atau di rumah-
rumah sakit dikenal dengan nama BBS (= Bloed Bezinking
Snellheid), BSR (= Basal Sedimentasi Rate), LED (Laju Endapan
Darah) atau KPD ( Kecepatan Pengendapan Darah).

Efek panjang Pembuluh Terhadap debit


Makin panjang pembuluh, diameter sama, zat cair akan mendapat
tahanan semakin besar, maka debit zat cair akan lebih besar pada
pembuluh yang pendek.

Debit aliran zat cair makin besar pada diameter yang


pembuluhnya makin besar

23
MODUL BIOMEDIK
MODUL 4:
HEMOSTASIS
Sadar Prihandana, Ns., SpKV

Sistem Hemostasis : sistem yang mempertahankan pembuluh


darah dan isinya dalam keadaan normal
Sistem hemostasis mencegah terjadinya perdarahan dari
pembuluh darah yang utuh dan mencegah hilangnya darah secara
berlebihan dari pembuluh darah yang terluka
Tujuan sistem hemostasis
 Mempertahankan viskositas darah
 Menghentikan perdarahan

Hemostasis melibatkan interaksi faktor:


 Sistem pembuluh darah
 Trombosit
 Clotting factor
 Sistem fibrinolitik

24
MEKANISME HEMOSTASIS
1. Hemostasis primer
Hemostasis primer terjadi dengan mengaktivasi sel endotel
pembuluh darah (vasokonstriksi) dan aktivasi trombosit.
Kemudian akan terjadi adhesi, agregasi, dan sekresi trombosit.
Kemudian akan menyebabkan terjadinya formasi sumbat
trombosit (predominan) yang belum stabil.
Adhesi adalah perlekatan trombosit pada jaringan pengikat
sub endotel, berfungsi sebagai jembatan antara trombosis dan
jaringan sub endotel
Agregasi adalah lepasnya ADP dan tromboxan A2 yang
menyebabkan interaksi dan perlekatan trombosis satu sama
lain dengan perantara fibrinogen
Sekresi adalah aktivitas PF 3, yang akan mengakibatkan reaksi
clotting

2. Hemostasis sekunder
Aktivasi faktor koagulasi dan formasi jendalan fibrin
menyebabkan stabilisasi sumbatan hemostasi primer. Clot
reaction : trombosit dan jendalan fibrin mengadakan interaksi
sehingga terjadi pengkerutan jendalan dan serum terperas
keluar. Sistem koagulasi ini melibatkan faktor koagulasi,
fosfolipid, Ca 2+, dan vitamin K.

3. Hemostasis tersier
Merupakan konsolidasi dan penghancuran fibrin secara
gradual, dan mekanisme yang mengontrol pengelompokan
trombosit dan proses koagulasi tidak meluas (fibrinolisis)

25
KOMPONEN YANG BERPERAN
 Besar jaringan : jenis jaringan, usia jaringan
 Vaskular : lapisan endotel yang berperan sebagai tissue factors,
aktivator plasminogen, dan jaringan ikat sub endotel
 Intra vaskular : berisi trombosit, pro koagulan, aktivator dan
inhibitor koagulasi dan fibrinolisis

PENGARUH PERDARAHAN
Perdarahan kelas I
Kehilangan hingga Perubahan tanda vital
15% dari volume Resusitasi cairan belum begitu
darah diperlukan

Perdarahan kelas II
Kehilangan 15-30% Takikardi
dari volume darah Selisih tekanan sistolik dan
diastolik semakin sempit
Vasokonstriksi perifer
Kulit pucat dan mulai dingin
Tingkah laku gelisah
Sudah diperlukan resusitasi cairan
dengan kristaloid : normal salin
atau ringer laktat
Transfusi darah belum begitu
diperlukan

26
Perdarahan kelas III
Kehilangan 30-40% Tekanan darah drop
dari volume darah Nadi meningkat
Perfusi perifer menghilang
Status mental terganggu
Resusitasi cairan dengan kristaloid
Transfusi darah diperlukan

Perdarahan kelas IV Batas akhir dari kompensasi tubuh


Kehilangan lebih dari dan diperlukan resusitasi yang
40% volume darah agresif untuk mencegah kematian

27
28
29
30
MODUL BIOMEDIK
MODUL 5:
BIOLISTRIK
Sadar Prihandana, Ns., SpKV

BIOLISTRIK
Daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron
yang keluar dari setiap titik tubuh muncul akibat adanya
rangsangan penginderaan. Di dalam penghantar listrik
(konduktor), terdapat elektron-elektron (-) bebas yang dapat
bergerak. Gerakan ini berlawanan arah dengan gerakan proton
(+). Dengan adanya gerakan electron dan proton inilah maka
timbul gerakan muatan listrik yang disebut sebagai “arus listrik”.
Arus listrik berjalan searah dengan gerakan proton (berlawanan
arah dengan gerakan electron).

HUKUM BIOLISTRIK
1. Hukum Ohm
Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding
langsung dengan arus yang melewati, berbanding terbalik
degan tahanan dari konduktor
R = V/I
 R = hambatan (ohm)
 I = Arus (ampere)
 V= tegangen (Volt)

31
2. Hukum Joule
Arus listrik (A) yang melalui suatu konduktor dengan tegangan
(V), dalam waktu tertentu (t) akan menghasilkan kalor (W atau
H).
Jadi unsur yang terlibat dalam Hukum Joule adalah:
W=VxIxT
 V: tegangan listrik satuan Volt (V)
 I: arus listrik satuan Ampere (A)
 t: waktu satuan sekon atau detik (s atau dt.)
 W: Energi satuan Joule (J)
 Energi panas (H) dengan satuan kalori(Kal)
 H = 0,24. VIt (karena 1 Joule=0,24 kalori)

POTENSIAL AKSI SUATU SEL


Sel terdapat kation (ion bermuatan positif) dan anion-anion (ion-
ion bermuatan negatif). Kandungan diluar sel, Na lebih banyak
(142 mEq/L) dan K lebih sedikit (4 mEq/L).
Dalam sel, kandungan Na lebih sedikit (14 mEq/L) dan K lebih
banyak (140 mEq)

Na merupakan kation utama ekstra sel dan K merupakan kation


utama intrasel
Dalam sel cenderung mempunyai potensial negatif. Perpindahan
ion kation menyebabkan perubahan potensial listrik di sel. Na
masuk ke sel dengan berdifusi. Na keluar sel dengan transpor
aktif

32
Dalam keadaan istirahat, potensial membran bila diukur akan
mencapai -90 mVolt. Keadaan tersebut dinamakan potensial
membran istirahat atau fase polarisasi

Saat stimulus (mekanik, kimia, listrik, panas dll.) datang, maka


permeabilitas membran sel akan meningkat, akibatnya terjadi
difusi ion natrium dengan cepat ke dalam sel sehingga di dalam
sel menjadi lebih positif. Proses masuknya ion natrium sehingga
spasi intrasel menjadi positif ini dinamakan depolarisasi.

33
Stimulus harus cukup kuat (mencapai nilai ambang) untuk dapat
menimbulkan depolarisasi. Jika tidak cukup, maka depolarisasi
tidak akan terjadi. Depolarisasi akan berlanjut sampai dengan
potensial membran naik overshooot +40 mV.
Terjadinya depolarisasi sel membran secara tiba-tiba disebut
potensial aksi. Proses ini berlangsung sangat cepat, kurang dari 1
milidetik (ms).

Potensial aksi adalah fenomena keseluruhan atau tidak sama


sekali (all or none). Ketika nilai ambang tercapai, peningkatan
waktu dan amplitudo potensial aksi selalu sama, tidak
bergantung dari intensitas dan jenis rangsangan.
Segera setelah potensial aksi mencapai puncak, secara cepat akan
mengembalikan Na keluar sel (2,5 ms) (fase repolarisasi) sampai
mencapai potensial membran istirahat

34
Periode refrakter absolut: tidak ada rangsangan, tak ada unsur
kekuatan untuk menghasilkan potensial aksi lain. Periode
refrakter relatif: bila terdapat stimulus yang kuat akan
menghasilkan potensial aksi yang baru.

35
JENIS GELOMBANG POTENSIAL AKSI

1. Potensial aksi dari akson

2. Potensial aksi dari otot lurik

3. Potensial aksi dari miokard

36
Otot Jantung Otot Lurik

1. Konduksi cepat Gerak gelombang depolarisasi


serempak seluruh struktur otot

2. Repolarisasi dan Repolarisasi dan periode refrakter


periode refrakter relatif lebih cepat
100x lebih lambat

3. Depolarisasi spontan Manunggu stimulus

LISTRIK DALAM TUBUH


1. Sistem saraf
 Sistem saraf pusat:
Terdiri dari otak, medulla spinalis, dan saraf perifer.
Saraf aferen mengirim informasi sensorik ke otak/medula
spinalis.
Saraf eferen mengirim informasi dari otak/medula spinalis

 Sistem saraf otonom


a. Kontrol otonom, mengatur organ visceral/ dalam tubuh
seperti jantung, usus, kelenjar.
b. Sistem saraf simpatis dan parasimpatis

37
Impuls berjalan dari dendrit melalui badan sel untuk
selanjutnya ke akson. Struktur sel saraf menentukan kecepatan
perjalanan impuls saraf.
Struktur yang menentukan tersebut adalah:
 Diameter akson:
akson berdiameter lebih besar akan menghantarkan impuls
lebih cepat.
 Ada atau tidaknya selubung myelin pada akson

Mielin bersifat sebagai isolator, sehingga potensial aksi akan


menurun jika melewati selubung myelin. Impuls yang melalui
selubung myelin akan dihantarkan lebih cepat, karena signal
dihantarkan dengan cara meloncat dari Nodus Ranvier yang
satu ke nodus berikutnya. Gerakan ini disebut sebagai gerakan
saltatoir. Neuron tanpa myelin kecepatan impuls 20-50 m/s
sedangkan Neuron bermielin mampu menghantarkan impuls
dengan kecepatan 120 m/s.

38
TIPE SEL SARAF DAN HANTARANNYA
a. Neuron sensorik
Neuron berawal dari reseptor, yang merupakan ujung dari
dendrit selanjutnya menuju dendrit, lalu badan sel, akson
dan akhirnya bersinapsis (hubungan antar neuron) dengan
dendrit dari neuron penghubung

b. Neuron penghubung
Neuron berawal dari sinapsis dengan neuron sensorik,
berlanjut ke dendrit, lalu badan sel, akson dan diakhiri
pada sinapsis dengan neuron motorik. Umumnya neuron
ini terdapat pada sistem saraf pusat.

c. Neuron motorik
Neuron berawal dari sinapsis dengan neuron penghubung,
berlanjut ke dendrit lalu badan sel, akson dan diakhiri
pada:
 Neuromyal junction: berhubungan dengan sel otot
 Neuroglandular junction: berhubungan dengan
kelenjar

Kedua junction merupakan jenis dari neuroeffector


junction. Neuromyal junction jika efektornya: jaringan otot,
Neuroglandular junction jika efektornya: kelenjar (misalnya
kelenjar saliva, kelenjar keringat dll.)

39
SINAPSIS
Sinapsis adalah hubungan antara neuron satu dengan neuron
lainnya. Impuls yang berjalan di sepanjang neuron akan
berakhir pada bagian ujung yang mengandung vesikel sinaptik.
Dengan adanya impuls tersebut maka vesikel akan terstimuli
dan akhirnya mengeluarkan neurotransmitter.
Neurotransmitter inilah yang membantu meneruskan impuls
menuju sel berikutnya.
Reseptor sinaptik dari sel berikutnya akan menangkap
neurotransmitter tersebut sehingga impuls dapat diteruskan ke
sel berikutnya tersebut.

NEUROMYAL JUNCTION
Neuromyal junction adalah hubungan antara sel saraf dengan
sel otot.

Seperti halnya pada sinapsis, neuromyal junction memiliki


kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara

40
meloncat dari sel satu ke sel berikutnya. Gelombang
depolarisasi ini penting pada membran sel otot karena pada
saat terjadi depolarisasi, zat kimia yang terdapat pada otot akan
bergetar, menyebabkan kontraksi otot yang akhirnya
dilanjutkan dengan repolarisasi.

2. SEL JANTUNG (MIOKARD)


Membran miokard berbeda karakteristik dengan membran sel
otot lurik atau sel saraf. Miokard tidak perlu rangsangan
untuk berdepolarisasi. Pada miokard mudah terjadi
kebocoran Na. Setelah potensial aksi, Na perlahan akan
berdifusi kembali ke dalam sel. Akibatnya terjadi depolarisasi
spontan dan terjadi potensial aksi tanpa rangsangan dari luar

41
POTENSIAL AKSI MIOKARD
1. Fase 0: Depolarisasi Cepat
Depolarisasi sel disebabkan oleh meningkatnya
permeabilitas membran terhadap Na+ sehingga Na+
mengalir dari luar masuk ke dalam sel dengan cepat.
Akibatnya muatan di dalam sel menjadi positif sedangkan
diluar sel menjadi negatif.

2. Fase 1: Polarisasi Parsial


Segera setelah terjadi depolarisasi terdapat sedikit
perubahan akibat masuknya Cl- ke dalam sel sehingga
muatan positif di dalam sel menjadi berkurang.

3. Fase 2: Plato (keadaan stabil 1)


Fase 1 diikuti keadaan stabil yang agak lama, sesuai
dengan masa refrakter absolut dari miokard. Selama fase
ini tidak ada perubahan muatan listrik. Terdapat
keseimbangan antara ion positif yang masuk dan keluar.
Yang menyebabkan fase plato ini adalah masuknya Ca++
dan Na+ ke dalam sel secara perlahan-lahan, yang
diimbangi dengan keluarnya K+ dari dalam sel.

4. Fase 3: Repolarisasi cepat


Muatan Ca+ dan Na+ secara berangsur-angsur tidak
mengalir lagi. Permeabilitas terhadap K+ sangat
meningkat sehingga K+ keluar dari sel dengan cepat.
Akibatnya muatan (+) didalam sel menjadi sangat
berkurang, sehingga pada akhirnya muatan di dalam sel

42
menjadi relatif (-) dan muatan diluar sel menjadi relatif
(+).

5. Fase 4: Istirahat
Pada keadaan istirahat bagian luar sel jantung bermuatan
positif dan bagian dalam bermuatan negatif. Sel tersebut
kemudian mengalami polarisasi. Dalam keadaan
polarisasi, membran sel lebih permeabel terhadap K+
daripada Na+ sehingga sebagian kecil K+ merembes
keluar sel. Dengan hilangnya K+ maka bagian dalam sel
menjadi relatif negatif

43
SISTEM KONDUKSI MIOKARD

 SA Node ( Sino-Atrial Node )


Terletak dibatas atrium kanan (RA) dan vena cava superior
(VCS). Sel-sel dalam SA Node ini bereaksi secara otomatis
dan teratur mengeluarkan impuls (rangsangan listrik)
dengan frekuensi 60 – 100 kali permenit, kemudian
menjalar ke atrium, sehingga menyebabkan seluruh atrium
terangsang

 AV Node (Atrio-Ventricular Node)


Terletak di septum internodal bagian sebelah kanan, diatas
katup trikuspid. Sel-sel dalam AV Node mengeluarkan
impuls dengan frekuensi lebih rendah yaitu : 40-60 kali
permenit. Oleh karena AV Node mengeluarkan impuls
lebih rendah, maka dikuasai oleh SA Node yang

44
mempunyai impuls lebih tinggi. Bila SA Node rusak, maka
impuls akan dikeluarkan oleh AV Node.

 Berkas His
Terletak di septum interventrikular dan bercabang 2, yaitu:
1. Cabang berkas kiri ( Left Bundle Branch)
2. Cabang berkas kanan ( Right Bundle Branch )
Setelah melewati kedua cabang ini, impuls akan diteruskan
lagi ke cabang-cabang yang lebih kecil yaitu serabut
purkinye.

 Serabut Purkinye
Serabut purkinye ini akan mengadakan kontak dengan sel-
sel ventrikel. Dari sel-sel ventrikel impuls dialirkan ke sel-
sel yang terdekat sehingga seluruh sel akan dirangsang. Di
ventrikel juga tersebar sel-sel pace maker (impuls) yang
secara otomatis mengeluarkan impuls dengan frekuensi 20
– 40 kali permenit.

45
MODUL BIOMEDIK
MODUL 6:
BIO OPTIK
Sadar Prihandana, Ns., SpKV

Optik dikenal sebagai bagian ilmu fisika yang berkaitan dengan


cahaya atau berkas sinar. Secara spesifik ada klasifikasi Optik
geometri dan optika fisis.
Fokus utama di biooptik adalah terkait dengan indera penglihatan
manusia, yaitu mata
Optik Geometri: Dengan cara pendekatan ini dapat melukiskan
ciri-ciri cermin dan lensa dalam bentuk matematika.
Optik Fisis. Cahaya mempunyai sifat materi (partikel) dan sifat
gelombang.

PERSAMAAN GAUSS

Karena
S=x+f dan S’=x’+f
sehingga
(s-f) (s’-f)=f2
ss’-f (s+s’)-f2=f2
ss’=f(s+s’) :ss’f
Jadi :

46
MATA
Ada tiga komponen pada penginderaan penglihatan :
 Sistem syaraf mata yang memberi informasi ke otak
 Mata memfokuskan bayangan pada retina
 Korteks penglihatan salah satu bagian yang menganalisa
penglihatan tersebut

BAGIAN MATA
Mata memiliki bagian-bagian yang memiliki fungsi-fungsi
tertentu sebagai alat optik, yaitu:
 Kornea :
merupakan selaput kuat yang tembus cahaya dan berfungsi
sebagai pelindung bagian dalam bola mata.

47
Kornea memiliki inervasi saraf tetapi avaskuler (tidak
memiliki suplai darah).

 Iris:
merupakan selaput berbentuk lingkaran yang menyebabkan
mata dapat membedakan warna.
Iris adalah diafragma yang melingkar dan berpigmen dengan
lubang yang agak di tengah yakni pupil.
Iris terletak sebagian dibagian depan lensa dan sebagian di
depan badan siliaris.
Iris terdiri dari serat otot polos. Fungsi iris yakni
mengendalikan jumlah cahaya yang masuk.

 Pupil:
merupakan celah lingkaran pada mata yang dibentuk oleh iris,
berfungsi mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke mata.

 Lensa mata:
merupakan lensa cembung yang terbuat dari bahan bening,
berserat dan kenyal, berfungsi mengatur pembiasan cahaya.

 Retina:
merupakan lapisan yang berisi ujung-ujung saraf yang sangat
peka terhadap cahaya. Retina berfungsi untuk menangkap
bayangan yang dibentuk oleh lensa mata.
Retina merupakan bagian saraf pada mata, tersusun oleh sel
saraf dan serat-seratnya.

48
Retina berperan sebagai reseptor rangsang cahaya.
Retina tersusun dari sel kerucut yang bertanggung jawab
untuk penglihatan warna dan sel batang yang bertanggung
jawab untuk penglihatan di tempat gelap.

 Aquaeuos humor:
merupakan cairan mata.

 Saraf optic:
merupakan saraf yang menyampaikan informasi tentang kuat
cahaya dan warna ke otak

Mata bisa mengamati objek dengan sudut yang sangat besar. Tiap
mata mempunyai kelopak mata dan ada cairan lubrikasi. Dalam
satu detik dapat memfokuskan objek berjarak 20 cm. Mata sangat
efektif pada intensitas cahaya 10 : 1. Diafragma mata di atur secara
otomatis oleh iris. Kornea terdiri dari sel-sel hidup namun tidak
mendapat vaskularisasi. Tekanan bola mata diatur secara otomatis
sehingga mencapai 20 mmHg. Tiap mata dilindungi oleh tulang.
Bayangan yang terbentuk oleh mata akan diteruskan ke otak..
Bola mata dilengkapi dengan otot-otot mata yang mengatur
gerakan bola mata (m=muskulus = otot).

 M. rektus medialis = menarik bola mata ke dalam


 M. rektus lateralis = menarik bola mata ke samping
 M. rektus superior = menarik bola mata ke atas
 M. rektus inferior = menarik bola mata ke bawah
 M. obligus inferior = memutar ke samping atas

49
 M. obligus superior = memutar ke samping dalam.
Kelumpuhan salah satu otot mata akan timbul gejala yang
disebut strabismus (mata juling).
 Ada tiga macam strabismus yaitu strabismus horizontal,
vertical dan torsional.

PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA MATA


 Mata bisa melihat benda jika cahaya yang dipantulkan benda
sampai pada mata dengan cukup,
 lensa mata akan membentuk bayangan yang bersifat nyata,
terbalik dan diperkecil pada retina.
 Cahaya memasuki mata melalui bukaan yang berubah, lapisan
serat saraf yang menutupi permukaan belakangnya.
 Retina berisi struktur indra-cahaya yang sangat luas yang
disebut batang (rod) dan kerucut (cone) yang menerima dan
memancarkan informasi di sepanjang serat saraf optic ke otak.
 Bentuk lensa kristal dapat diubah sedikit oleh kerja otot
siliari.

50
DAYA AKOMODASI
 kemampuan lensa mata untuk memfokuskan objek di sebut
daya akomodasi.
 Selama mata melihat jauh, tidak terjadi akomodasi.
 Makin dekat benda yang dilihat semakin kuat mata / lensa
berakomodasi.
 Daya akomodasi ini tergantung kepada umur.
 Usia makin tua daya akomodasi semakin menurun.
 Hal ini disebabkan kekenyalan lensa/elastisitas lensa semakin
berkurang.

PROSES AKOMODASI
 Apabila mata difokuskan pada benda yang jauh, otot akan
mengendur dan sistem lensa kornea berada pada panjang
fokus maksimumnya, kira-kira 2 cm, jarak dari kornea ke
retina.
 Apabila benda didekatkan, otot siliari akan meningkatkan
kelengkungan lensa, yang dengan demikian akan mengurangi
panjang fokusnya sehingga bayangan akan difokuskan ke
retina.

a. Akomodasi mata saat melihat jauh

b. Akomodasi mata saat melihat dekat

51
TANGGAP CAHAYA
 Bagian mata yang tanggap cahaya adalah retina.
 Ada dua tipe fotoreseptor pada retina yaitu Rod (batang) dan
kone(kerucut).
 Rod dan Kone tidak terletak pada permukaan retina
melainkan beberapa lapis di belakang jaringan syaraf.

KONE PADA MATA


 Tiap mata mempunyai ± 6,5 juta kone
 fungsi untuk melihat siang hari disebut “fotopik”.
 Melalui kone kita dapat mengenal berbagai warna,
 kone tidak sensitife terhadap semua warna,
 hanya sensitive terhadap warna kuning, hijau (panjang
gelombang 550 mm).
 Kone terdapat terutama pada fovea sentralis.

ROD PADA RETINA


 Dipergunakan pada waktu malam atau disebut penglihatan
Skotopik.
 merupakan ketajaman penglihatan dan dipergunakan untuk
melihat ke samping
 Setiap mata ada 120 juta batang.
 Distribusi pada retina tidak merata, pada sudut 20° terdapat
kepadatan yang maksimal.
 Batang ini sangat peka terhadap cahaya biru, hijau (510 mm).
 Rod dan Kone sama-sama peka terhadap cahaya merah (650 –
700 nn), tetapi penglihatan kone lebih baik terhadap cahaya
merah jika dibandingkan dengan Rod.

52
TANGGAP WARNA
 Kemampuan mata adalah tanggap warna,
 mekanisme tanggap warna tersebut belum diketahui secara
jelas.
 Dengan menggunakan pengamatan Skotopik pada intensitas
cahaya yang lemah, tidak ada respon terhadap warna
 tetapi dengan menggunakan pengamatan Fotopik dapat
melihat warna namun tidak bisa membedakan warna pada
objek yang letaknya jauh dari pusat medan penglihatan.

Teori Tanggap Warna


kone berbeda dengan rod dalam beberapa hal yaitu:
 kone memberikan jawaban vang selektif terhadap warna,
kurang sensitif terhadap cahaya dan mempunyai hubungan
dengan otak dalam kaitan ketajaman penglihatan
dibandingkan dengan rod.
 Ahli faal Lamanov, Young Helmholtz berpendapat ada tiga
tipe kone yang tanggap terhadap tiga warna pokok yaitu: Biru,
Hijau, Dan Merah.

Kone biru
 Mempunyai kemampuan tanggap gelombang frekuensi
cahaya antara 400 dan 500 milimikron. Ini berarti kone biru
dapat menerima cahaya, ungu, biru dan hijau.
Kone hijau
 Berkemampuan menerima gelombang cahaya dengan
frekuensi antara 450 dan 650 milimikron. Ini berarti kone hijau
dapat mendeteksi warna biru, hijau, kuning, orange dan
merah.
53
Kone merah
 Dapat mendeteksi seluruh gelombang cahaya tetapi respon
terhadap cahaya orange kemerahan sangat kuat daripada
warna-warna lainnya.
 Ketiga warna pokok disebut Trikhromatik.

KETAJAMAN PENGLIHATAN
 Ketajaman penglihatan digunakan untuk menentukan
penggunaan kacamata, di klinik
 dikenal dengan istilah visus.
 Sedangkan dalam fisika, ketajaman penglihatan ini disebut
resolusi mata.
 Visus memberi keterangan mengenai baik buruknya fungsi
mata secara keseluruhan.
 Pada penentuan visus, para ahli mata mempergunakan kartu
Snellen, dengan berbagai ukuran huruf dan jarak yang sudah
ditentukan.
 Misalnya mata normal pada waktu diperiksa diperoleh 20/40,
berarti penderita dapat membaca huruf pada 20 ft, sedangkan
bagi mata normal dapat membaca pada jarak 40 ft, (1 ft = 5 m).

54
CACAT MATA

MYOPI
Lensa cenderung menebal sehingga titik jauh berhingga di depan
retina
Koreksi dengan lensa minus

HIPERMETROPI
RABUN DEKAT, Lensa mata
cenderung memipih, sehingga
untuk jarak dekat mata tidak
dapat membaca, koreksi
dengan lensa positif.

55
PRESBIOPI
Gabungan dari cacat mata hipermetropi dan myopi, dikoreksi
dengan lensa ganda.

ASTIGMATISMA
Tidak bisa melihat garis horisontal dan vertikal dengan tegas
secara serentak, dikoreksi dengan lensa silindris

56
MODUL BIOMEDIK
MODUL 7:
BIO AKUSTIK
Sadar Prihandana, Ns., SpKV

Membahas bio-akustik berarti berusaha mengurai keterkaitan


antara bunyi – gelombang bunyi, getaran dan sumber bunyi
dengan kesehatan.
 Apa yang dimaksud gelombang itu ?
 Apa hubungannya dengan telinga?
 Adakah manfaat gelombang bunyi dalam kesehatan?

GELOMBANG
Gelombang: adalah fenomena perambatan energi.
Arah perambatan ini dapat merambat dalam:
 satu dimensi (misalnya gelombang simpangan tali ),
 dua dimensi (misalnya gelombang permukaan air ), dan
 tiga dimensi (misalnya gelombang bunyi di udara ).

Berdasarkan arah rambat, gelombang dibedakan menjadi:


 Gelombang Longitudinal yaitu arah rambat gelombang sejajar
dengan arah gerak partikel-partikel medium.
 Gelombang Transversal yaitu arah rambat gelombang tegak
lurus dengan arah gerak partikel-partikel medium.

Berdasarkan mekanismenya, gelombang dibedakan:


 Gelombang mekanis yaitu gelombang yang cepat rambatnya
tergantung pada besaran mekanik.
57
 Gelombang elastik yaitu gelombang yang cepat rambatnya
tergantung pada besaran-besaran elastisitas.
 Gelombang permukaan dalam zat cait yaitu gelombang yang
cepat rambatnya tergantung pada besaran permukaan cairan.
 Gelombang elektromagnetik yaitu gelombang yang cepat
rambatnya tergantung pada besaran listrik dan magnetik.
 Medium pada proses perambatan gelombang tidak selalu ikut
berpindah tempat bersama dengan rambatan gelombang.
Misalnya bunyi yang merambat melalui medium udara akan
membuat partikel-partikel udara bergerak osilasi (lokal) saja.

BUNYI
 Bunyi atau suara merupakan salah satu jenis gelombang yang
dirambatkan pada medium udara.
 Bunyi timbul akibat vibrasi yang ditimbulkan dari materi
sumber bunyi tersebut.
 Getaran ini akan menyebabkan merambatnya gelombang
dalam medium, yang dalam hal ini adalah udara, dan
perambatannya berupa perubahan tekanan secara merambat
dan merenggang.
 Sehingga kita mengenal gelombang bunyi sebagai gelombang
longitudinal yang berupa rapatan dan renggangan dimana
bentuknya juga khas.
 Bunyi dalam kehidupan sehari-hari dihubungkan dengan
indera pendengaran (telinga). Frekuensi yang didengar
manusia adalah f = 20 - 20000 Hz (audible frequency).
 Jenis gelombang bunyi yang lain adalah Ultrasonic f > 20000
Hz dan infrasonic f < 20 Hz.

58
 Gelombang bunyi adalah gelombang mekanik longitudinal
yang berada dalam daerah pendengaran kita yaitu 20 Hz
sampai dengan 20.000 Hz dan dalam perambatannya
membutuhkan medium, mediumnya dapat berupa zat padat,
cair dan gas.
 Cepat gelombang bunyi di udara pada suhu 0oC atau 273 K
adalah sekitar 331,3 m/s.
 Selain frekuensi, faktor lain yang mempengaruhi agar bunyi
dapat didengar dengan baik adalah energi bunyi yang cukup.
Energi gelombang bunyi sangat ditentukan frekuensi dan
amplitudo gelombang serta medium rambatannya.
 Intensitas bunyi adalah besarnya energi bunyi ( daya bunyi )
tiap sekon tiap satuan luas dalam arah tegak lurus.
 Ambang pendengaran adalah intensitas bunyi terkecil yang
masih didengar manusia dan intensitas terbesar yang masih
didengar manusia tanpa terasa sakit
 Suara setiap manusia tidak ada yang sama.
 Suara manusia dihasilkan oleh perpaduan antara paru-paru,
katup tenggorokan (epiglotis) dengan pita suara (vocal cord),
dan artikulasi yang diakibatkan oleh adanya rongga mulut
(mouth cavity) dan rongga hidung (nose cavity).
 Ketika kita berbicara, secara otomatis rongga mulut kita
bergerak ( membuka atau menutup).
 Pergerakan ini menyababkan udara dari luar masuk dan udara
pernafasan dari rongga hidung juga masuk karena saat itu kita
pasti sedang bernafas.
 Udara yang masuk ini akan masuk ke laring atau pangkal
tenggorokan.

59
 Laring ini disebut juga kotak suara karena di sinilah terletak
pita suara tepatnya di dinding dalam laring.
 Udara yang masuk serta udara yang dihembuskan oleh paru-
paru yang melewati laring juga akan membuat pita suara yang
dalam keadaan tegang menjadi bergetar.
 Bergetarnya pita suara inilah yang menyebabkan manusia bisa
mengeluarkan suara.
 Lalu bunyi yang dihasilkan ini akan merambat dalam bentuk
gelombang longitudinal dimana arah rambatnya sejajar
dengan arah getarannya.
 Udara yang menggetarkan pita suara akan menyebabkan
selaput pita suara bergetar berulang-ulang, rapatan dan
renggangan molekul-molekul udara juga akan terjadi
berulang-ulang.
 Getaran yang terdiri atas rapatan dan renggangan itu akan
merambat ke segala arah dan menghantarkan bunyi yang
dihasilkan oleh pita suara keluar dari mulut.
 Manusia juga dapat mengeluarkan suara tanpa membuka
mulutnya, tetapi suara yang dihasilkan bersifat abstrak atau
tidak dapat dimengerti.
 Hal ini karena tidak adanya artikulasi yang ditimbulkan oleh
rongga mulut dan hidung.
 Namun udara dari hidung dan yang dihembuskan oleh paru-
paru akan mengalir melewati laring dan menggetarkan pita
suara sehingga menimbulkan bunyi.
 Tetapi bila mulut dan hidung kita ditutup, maka jalan
pernafasan akan tertutup, sehingga hanya udara sisi pada
paru-paru saja yang akan menggetarkan pita suara yang

60
dalam keadaan lemas dan suara yang dihasilkan juga akan
kecil.
 Laju getaran dari aktifitas pita suara ini dapat didefinisikan
sebagai frekuensi fundamental atau frekuensi dasar yang
umum kita sebut pitch.
 Pitch dimiliki oleh setiap benda yang bergetar dan
mengeluarkan bunyi, termasuk pita suara manusia.
 Frekuensi suara manusia didefinisikan sebagai seberapa sering
pita suara bergetar ketika aliran udara melewatinya.
 Hal yang membuat suara setiap orang berbeda yaitu timbre.
 Timbre dalam bahasa Prancis berarti ”warna nada”. Jadi
timbre disini adalah warna suara manusia.
 Timbre dapat disebut sebagai kunci inti dari bunyi atau suara
yang membuat suara yang satu berbeda dengan yang lainnya,
walaupun frekuensi suara (pitch) dan level kekerasan
bunyinya sama.
 Getaran gelombang bunyi atau suara cukup kompleks dan
biasanya bergetar dalam beberapa frekuensi secara simultan.
Inilah yang menyebabkan bunyi atau suara masing-masing
orang berbeda dikarenakan muatan harmonik timbrenya
berbeda pula.

TELINGA
 Telinga sebagai alat pendengaran
 telinga merupakan organ untuk pendengaran dan
keseimbangan, yang terdiri dari telinga luar, telinga tengah
dan telinga dalam.
 telinga luar menangkap gelombang suara yang dirubah
menjadi energi mekanis oleh telinga tengah. telinga tengah
61
merubah energi mekanis menjadi gelombang saraf, yang
kemudian dihantarkan ke otak. telinga dalam juga membantu
menjaga keseimbangan tubuh.

Telinga luar:
 daun telinga (pinna atau aurikel) dan
 saluran telinga (meatus auditorius eksternus).
 telinga luar merupakan tulang rawan (kartilago) yang
dilapisi oleh kulit,
 daun telinga kaku tetapi juga lentur.
 suara yang ditangkap oleh daun telinga mengalir melalui
saluran telinga ke gendang telinga.
 gendang telinga adalah selaput tipis yang dilapisi oleh
kulit, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga luar.

Telinga tengah
 Terdiri dari:
◦ gendang telinga (membran timpani) dan
◦ sebuah ruang kecil berisi udara yang memiliki 3
tulang kecil yang menghubungkan gendang telinga
dengan telinga dalam. ketiga tulang tersebut adalah:
 maleus (bentuknya seperti palu, melekat pada
gendang telinga)
 inkus (menghugungkan maleus dan stapes)
 stapes (melekat pda jendela oval di pintu
masuk ke telinga dalam).
 getaran dari gendang telinga diperkuat secara mekanik
oleh tulang-tulang tersebut dan dihantarkan ke jendela
oval. telinga tengah juga memiliki 2 otot yang kecil-kecil:
62
 otot tensor timpani (melekat pada maleus dan menjaga
agar gendang telinga tetap menempel) otot stapedius
(melekat pada stapes dan menstabilkan hubungan antara
stapedius dengan jendela oval.
 jika telinga menerima suara yang keras, maka otot
stapedius akan berkontraksi sehingga rangkaian tulang-
tulang semakin kaku dan hanya sedikit suara yang
dihantarkan.
 respon ini disebut refleks akustik, yang membantu
melindungi telinga dalam yang rapuh dari kerusakan
karena suara.
 tuba eustakius adalah saluran kecil yang menghubungkan
teling tengah dengan hidung bagian belakang, yang
memungkinkan masuknya udara luar ke dalam telinga
tengah.
 tuba eustakius membuka ketika kita menelan, sehingga
membantu menjaga tekanan udara yang sama pada kedua
sisi gendang telinga, yang penting untuk fungsi
pendengaran yang normal dan kenyamanan.

Telinga dalam
 telinga dalam (labirin) adalah suatu struktur yang
kompleks, yang terdiri dari 2 bagian utama:
◦ koklea (organ pendengaran)
◦ kanalis semisirkuler (organ keseimbangan).
 koklea merupakan saluran berrongga yang berbentuk
seperti rumah siput, terdiri dari cairan kental dan organ
corti, yang mengandung ribuan sel-sel kecil (sel rambut)

63
yang memiliki rambut yang mengarah ke dalam cairan
tersebut.
 getaran suara yang dihantarkan dari tulang pendengaran
di telinga tengah ke jendela oval di telinga dalam
menyebabkan bergetarnya cairan dan sel rambut.
 sel rambut yang berbeda memberikan respon terhadap
frekuensi suara yang berbeda dan merubahnya menjadi
gelombang saraf.
 gelombang saraf ini lalu berjalan di sepanjang serat-serat
saraf pendengaran yang akan membawanya ke otak.
walaupun ada perlindungan dari refleks akustik, tetapi
suara yang gaduh bisa menyebabkan kerusakan pada sel
rambut.
 jika sel rambut rusak, dia tidak akan tumbuh kembali.
 jika telinga terus menerus menerima suara keras maka bisa
terjadi kerusakan sel rambut yang progresif dan
berkurangnya pendengaran.
 Kanalis semisirkuler merupakan 3 saluran yang berisi
cairan, yang berfungsi membantu menjaga keseimbangan.
 Setiap gerakan kepala menyebabkan cairan di dalam
saluran bergerak. gerakan cairan di salah satu saluran bisa
lebih besar dari gerakan cairan di saluran lainnya
 Hal ini tergantung kepada arah pergerakan kepala.
 Saluran ini juga mengandung sel rambut yang memberikan
respon terhadap gerakan cairan.
 Sel rambut ini memprakarsai gelombang saraf yang
menyampaikan pesan ke otak, ke arah mana kepala
bergerak, sehingga keseimbangan bisa dipertahankan.

64
 Jika terjadi infeksi pada kanalis semisirkuler, (seperti yang
terjadi pada infeksi telinga tengah atau flu) maka bisa
timbul vertigo (perasaan berputar).

GANGGUAN PENDENGARAN
1. Gangguan Pendengaran Konduktif :
 Terjadi ketika gelombang suara terhalang masuknya dari
lubang telinga dan gendang telinga menuju ke rumah siput
( koklea ) dan Saraf Pendengaran (Auditory Nerve).

Penyebab gangguan pendengaran ini :


 Infeksi Telinga Tengah (otitis media)
 Peradangan yang ditimbulkan menyebabkan cairan yang
menumpuk di telinga tengah serta dapat merusak gendang
telinga.
 Kista di liang telinga
 Tumor di telinga tengah
 Sumbatan Cerumen atau Benda Asing (kotoran telinga)
 Pengapuran atau kekakuan pada:
 Gendang telinga (timpanosklerosis)
 Tulang-tulang pendengaran (otosklerosis)

2. Gangguan Pendengaran Sensorineural/Saraf :


 Terjadi ketika rumah siput ( koklea) atau saraf
pendengaran fungsinya menurun.
 Disebabkan adanya kerusakan pada telinga bagian dalam
atau pada jalur saraf pendengaran ke otak dan biasanya
bersifat menetap/permanen.
Penyebab gangguan pendengaran ini :
65
 Faktor Usia
 Dikenal dengan presbikusis. Terjadi secara berangsur-
angsur, sehingga kadang-kadang tidak disadari.
 Paparan terhadap Kebisingan
 Suara mesin di pabrik atau suara musik yang keras dapat
menyebabkan gangguan pendengaran.
 Penyakit atau Trauma
 Penyakit Meniere Syndrome (disertai dengan vertigo, mual,
dan tinitus), tumor, cedera kepala waktu lahir, dan juga
dapat disebabkan oleh infeksi virus seperti TORCHS
(toksoplasma, rubella, citomegalovirus, herpes, dan
syphilis), dan diabetes melitus.
 Obat-obatan (ototoxic) seperti: pemakaian aspirin dosis
tinggi, beberapa antibiotika, diuretika, dan kemoterapi.
Sebaiknya selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum
mengkonsumsi obat-obatan.
Faktor-Faktor Lain:
 Merokok dapat menyebabkan penyumbatan pada
pembuluh darah ke telinga dalam.
 Faktor genetika/keturunan.
 Akibat dari penyakit sistemik lainnya.

3. Gangguan Pendengaran Campuran :


 Campuran atau gabungan antara gangguan pendengaran
konduktif dan saraf.
 Gangguan pendengaran ini disebabkan karena adanya
gangguan pada jalur konduktif dan sensorineural/saraf.

66
ALAT BANTU DENGAR
Alat bantu dengar merupakan suatu alat elektronik yang
dioperasikan dengan batere, yang berfungsi memperkuat dan
merubah suara sehingga komunikasi bisa berjalan dengan lancar.
Alat bantu dengar terdiri dari:
 Sebuah mikrofon untuk menangkap suara
 Sebuah amplifier untuk meningkatkan volume suara
 Sebuah speaker utnuk menghantarkan suara yang
volumenya telah dinaikkan.
Berdasarkan hasil tes fungsi pendengaran, seorang audiologis
bisa menentukan apakah penderita sudah memerlukan alat
bantu dengar atau belum
 Alat bantu dengar sangat membantu proses pendengaran
dan pemahaman percakapan pada penderita penurunan
fungsi pendengaran sensorineural.
Dalam menentukan suatu alat bantu dengar, seorang
audiologis biasanya akan mempertimbangkan hal-hal berikut:
 kemampuan mendengar penderita
 aktivitas di rumah maupun di tempat bekerja
 keterbatasan fisik
 keadaan medis
 Penampilan
 Harga.

Alat Bantu Dengar Hantaran Udara


 Alat ini paling banyak digunakan, biasanya dipasang di
dalam saluran telinga dengan sebuah penutup kedap udara
atau sebuah selang kecil yang terbuka.
 Alat Bantu Dengar Yang Dipasang Di Badan
67
 Digunakan pada penderita tuli dan merupakan alat bantu
dengar yang paling kuat.
 Alat ini disimpan dalam saku kemeja atau celana dan
dihubungkan dengan sebuah kabel ke alat yang dipasang
di saluran telinga.
 Alat ini seringkali dipakai oleh bayi dan anak-anak karena
pemakaiannya lebih mudah dan tidak mudah rusak.

Alat Bantu Dengar Yang Dipasang Di Belakang Telinga


 Digunakan untuk penderita gangguan fungsi pendengaran
sedang sampai berat.
 Alat ini dipasang di belakang telinga dan relatif tidak
terlihat oleh orang lain.

CROS (contralateral routing of signals)


 Alat ini digunakan oleh penderita yang hanya mengalami
gangguan fungsi pendengaran pada salah satu telinganya.
 Mikrofon dipasang pada telinga yang tidak berfungsi dan
suaranya diarahkan kepada telinga yang berfungsi melalui
sebuah kabel atau sebuah transmiter radio berukuran mini.
 Dengan alat ini, penderita dapat mendengarkan suara dari
sisi telinga yang tidak berfungsi.
 BICROS (bilateral CROS)
 Jika telinga yang masih berfungsi juga mengalami
penuruna fungsi pendengaran yang ringan, maka suara
dari kedua telinga bisa diperkeras dengan alat ini.

Alat Bantu Dengar Hantaran Tulang

68
 Alat ini digunakan oleh penderita yang tidak dapat
memakai alat bantu dengar hantaran udara, misalnya
penderita yang terlahir tanpa saluran telinga atau jika dari
telinganya keluar cairan (otore).
 Alat ini dipasang di kepala, biasanya di belakang telinga
dengan bantuan sebuah pita elastis. Suara dihantarkan
melalui tulang tengkorak ke telinga dalam.
 Beberapa alat bantu dengar hantaran tulang bisa
ditanamkan pada tulang di belakang telinga.

PENCANGKOKAN KOKLEA
 Pencangkokan koklea (implan koklea) dilakukan pada
penderita tuli berat yang tidak dapat mendengar meskipun
telah menggunakan alat bantu dengar.
 Alat ini dicangkokkan di bawah kulit di belakang telinga
dan terdiri dari 4 bagian:
◦ Sebuah mikrofon untuk menangkap suara dari
sekitar
◦ Sebuah prosesor percakapan yang berfungsi
memilih dan mengubah suara yang tertangkap oleh
mikrofon
◦ Sebuah transmiter dan stimulator/penerima yang
berfungsi menerima sinyal dari prosesor percakapan
dan merubahnya menjadi gelombang listrik
 Elektroda, berfungsi mengumpulkan gelombang dari
stimulator dan mengirimnya ke otak.
 Suatu implan tidak mengembalikan ataupun menciptakan
fungsi pendengaran yang normal, tetapi bisa memberikan

69
pemahaman auditoris kepada penderita tuli dan membantu
mereka dalam memahami percakapan.
 Implan koklea sangat berbeda dengan alat bantu dengar.
 Alat bantu dengar berfungsi memperkeras suara. Implan
koklea menggantikan fungsi dari bagian telinga dalam
yang mengalami kerusakan.
 Jika fungsi pendengaran normal, gelombang suara diubah
menjadi gelombang listrik oleh telinga dalam. Gelombang
listrik ini lalu dikirim ke otak dan kita menerimanya
sebagai suara.
 Implan koklea bekerja dengan cara yang sama. Secara
elektronik, implan koklea menemukan bunyi yang berarti
dan kemudian mengirimnya ke otak.

PEMANFAATAN GELOMBANG ULTRASONIK


 Alat diagnostik USG menggunakan gelombang ultrasonik
yang mempunyai frekuensi 1-10 MHz.
 Kecepatan gelombang suara didalam suatu medium akan
berbeda dari medium lainnya. Sifat akustik medium
menentukan perbedaan ini. Frekuensi dan daya ultrasonik
yang dipakai dalam bidang kedokteran disesuaikan dengan
kebutuhan.
 Untuk diagnostik digunakan frekuensi 1 – 5 MHz dengan
daya 0,01 W/cm2. untuk terapi daya ditingkatkan menjadi
1 W/cm2, bahkan untuk menghancurkan kanker daya
yang diperlukan sebesar 103 W/cm2.
 Pengurangan intensitas merupakan atenuasi, yang dapat
disebabkan oleh mekanisme, refleksi, refraksi, absorpsi dan
scattening.
70
Pengaruh atenuasi dalam pemeriksaan USG :
 Atenuasi akan membatasi kemampuan alat USG dalam
memeriksa truktur jaringan tubuh hanya sampai batas ke
dalaman tertentu.
 Adanya atenuasi yang berbeda pada jaringan tubuh akan
memberikan gambaran USG yang berbeda pula.
 Alat USG sulit digunakan untuk memeriksa struktur
jaringan tulang organ yang berisi gas.
 Dasar penggunaan ultrasonik adalah efek Dopler, yaitu
terjadi perubahan frekuensi akibat adanya pergerakan
pendengar atau sebaliknya dan getaran yang dikirim ke
obyek akan direfleksikan oleh obyek itu sendiri.

Efek Gelombang Ultrasonik


 Gelombang ultrasonik dapat memberikan efek baik
mekanik, panas, kimiawi maupun biologis. Atau
perubahan – perubahan siklik yang terjadi pada
perambatan gel ultrasonik : getaran partikel, perubahan
tekanan, peruabahan densitas, dan perubahan suhu.
 Semua perubahan diatas bersifat sementara dan
penagruhnya sangat kecil, banyaknya panas yang timbul
didalam jaringan tubuh ditentukan oleh : intensitas,
lamanya pemaparan, dan koefisien absorpsi jaringan.
Pemakaian gel ultrasonik dan intensitas tinggi dapat
menimbulkan fenomena kavitasi pada medium yang
berupa cairan.

71
 Faktor yang menambah keamanan penggunaan USG yang
banyak dipakai saat ini mempunyai intensits <10
MW/Cm2.
 Mekanik : Membentuk emulsi asap/awan dan disintegrasi
beberapa benda padat. Ini bisa digunakan untuk
mendeteksi lokasi batu empedu
 Panas : Sebagian ultrasonik mengalami refleksi pada titik
yang bersangkutan, dan sebagian lagi pada titik tersebut
mengalami perubahan panas. Pada jaringan bisa terjadi
pembentukan rongga dengan intensitas tinggi.
 Kimia : Gelombang ultrasonik menyebabkan oksidasi dan
hidrolisis ikatan polyester
 Biologis: Efek ini sebenarnya merupakan gabungan antara
efek-efek di atas, misalnya panas menimbulkan dilatasi
pembuluh darah. Ultrasonik juga meningkatkan
permeabilitas membran sel dan kapiler serta merangsang
aktifitas sel. Otot mengalami paralisis dan sel-sel hancur,
bakteri dan virus dapat pula hancur. Keletihan akan terjadi
jika frekuensi ultrasonik ditingkatkan.

72
MODUL BIOMEDIK
MODUL 8:
THERMODINAMIKA TUBUH
Sadar Prihandana, Ns., SpKV

Thermodinamika berasal dari kata thermal (panas) dan dinamik


(pergerakan). Thermodinamika mempelajari tentang perubahan
energi (panas), pengaliran energi, dan usaha yang dilakukan.
Energi merupakan konse dasar dalam fisika, dan tubuh
menggunakan energi tersebut. Energi tubuh digunakan untuk
mengoperasikan orgn-organ dalam tubuh, menghasilkan panas
tubuh supaya suhu tubuh konstan, dan menghasilkan pasokan
energi simpanan.
Beberapa organ yang mengkonsumsi sebagian besar energi adalah
 Otot rangka dan jantung: 25%
 Otak: 19%
 Ginjal: 10%
 Hati dan linfa: 27%
 19% lainnya tersebar di banyak sistem

Kalor (Q) berkaitan dengan perpindahan energi akibat adanya


perbedaan suhu. Kerja (W) berkaitan dengan perpindahan energi
dengan cara mekanis. Panas yang dihasilkan bermanfaat untuk
mempertahankan suhu normal tubuh. Sisa panas dalam tubuh
harus dibuang. Beberapa sumber energi lain, misal matahari dan
energi panas lain dapat membantu mempertahankan fungsi
tubuh, tetapi tidak bermanfaat untuk fungsi tubuh

73
HUKUM THERMODINAMIKA NOL
 Dua sistem yang berbeda akan berada dalam keadaan
setimbang termal bila dibuat interkoneksi
 Contoh air putih suhu 25oC dicampur dengan es suhu 0oC
maka akan berada dalam keaadan setimbang termal, misalnya
15oC

HUKUM THERMODINAMIKA I
Asas kekekalan energi
Perubahan sistem dari keadaan 1 ke keadaan 2 menurut lintasan
tertentu, maka
Panas yang diberikan (Q) akan diserap dan menyebabkan usaha
sebesar (W)

∆U = ∆Q - ∆W

∆U: perubahan simpanan energi


∆Q: panas yng hilang atau panas yang didapat
∆W: kerja tubuh
 ∆Q positif apabila tubuh mendapat panas
74
 ∆W positif apabila tubuh melakukan kerja
 ∆W = nol, dan pada suhu konstan, secara umum akan
kehilangan paas ke lingkungannya
 Apabila suhu lingkungan lebih rendah, maka ∆Q akan negatif
 ∆U juga negatif yang menunjukkan penurunan simpanan
energi

HUKUM THERMODINAMIKA II
Efisiensi energi
 Panas atau energi yang diberikan ke sistem 100%, maka sistem
akan menggunakan/mengeluarkan panas/energi kurang dari
100%
 Tidak mungkin mesin yang bekerja menerima kalor dan
mengubah kalor seluruhnya menjadi usaha
W = Q2 – Q1
n = 1 – Q1/Q2
W = kerja, n = efisiensi, Q1=kalor yang diberikan
Q2 = kalor yang diterima

75
 Apabila kita memberikan panas dengan kecepatan tertentu
 Kita dapat mengharapkan tubuh menghasilkan atau
menyimpan energi dengan kecepatan tertentu
 Atau menghasilkan kerja dengan kecepatan tertentu

HUKUM THERMODINAMIKA III


 Benda bila suhunya diturunkan secara bertahap sampai
temperatur absolut, gerakan molekulnya berangsur melemah
sampai berhenti
 Semua panas jenis mendekati nol bila temperatur absolutnya
mendekati nol
 Contoh pada penyimpanan preparat kuman, atau darah yang
akan ditransfusikan

Metabolisme tubuh
Metabolisme tubuh terbagi menjadi anabolisme dan katabolisme.
Anabolisme: menunjukkan reaksi sintesis untuk pembentukan /
penyimpanan energi. Katabolisme: menunjukkan penguraian
energi

Berdasar hukum thermodinamika I, maka :


Food intake = heat loss + work output + energy storage

Energi di dalam tubuh selalu berubah dan perubahan tersebut


untuk pertumbuhan dan perkembangan, melalui :
 Pembentukan panas
 Perbaikan jaringan rusak
 Mempertahankan fungsi fisiologis
 Sumber energi untuk metabolisme tubuh
76
Pengaturan suhu tubuh
 HOMEOTERMIK artinya suhu konstan (berdarah panas)
 POIKILOTERMIK artinya suhu tidak konstan (berdarah
dingin)
 Unggas dan mamalia memiliki mekanisme untuk
mempertahankan suhu meski terjadi fluktuasi dalam suhu
lingkungan
 Suhu tubuh yang konstan memungkinkan proses metabolisme
berjalan dengan kecepatan yang tetap
 Suhu tubuh yang konstan memungkinkan tubuh tetap aktif
meskipun cuaca dingin
 Untuk mempertahankan suhu tubuh konstan, tubuh memiliki
energi simpanan panas yang konstan
 Saat aktivitas metabolik terhenti (kematian), simpanan panas
akan menurun dengan kecepatan tertentu sampai tubuh sama
dingin dengan lingkungan

HIPOTHALAMUS
Pengaturan suhu tubuh diatur oleh hipothalamus.
Hipothalamus anterior mengatur suhu panas dan menghilangkan
panas melalui vasodilatasi kulit, respirasi, berkeringat, dan
anoreksia.
Hipothalamus posterior mengatur suhu dingin dan meningkatkan
pembentukan panas dengan cara tubuh menggigil, vasokonstriksi
kulit, serta rasa lapar.

77
Pembentukan panas
Panas dibentuk dari
 Reaksi oksidasi dari makanan: 60% karbohidrat, 30% protein,
10% lemak
 Reaksi biokimia eksoterm
 Kontraksi otot (aktivitas)
 Kecepatan produksi panas tubuh untuk makanan 2400
kkal/hari adalah 1,7 kkal/menit atau 120 J/detik (120 Watt)

Hukum Lavoiser (1974)


Makanan yang telah dicerna di dalam sel tubuh akan mengalami
proses oksidasi. Pada proses oksidasi tersebut akan terjadi
pembebasan panas. Panas tersebut dibebaskan sebagai energi
metabolisme. Proses pembentukan energi tersebut membutuhkan
waktu tertentu, dan kecepatan pembentukan energi disebut
sebagai laju metabolisme (metabolisme rate)
Contoh :
C6H12O6 + 6O2 6H2O + 6CO2 + 2,87 x106 J

Basal Metabolisme Rate (BMR)


Dalam keadaan istirahat total, konsumsi energi sekitar 92
kkal/jam atau 100 W. Basal metabolisme Rate (BMR)  jumlah
energi yang diperlukan untuk melakukan fungsi tubuh minimal
dalam keadaan istirahat. BMR bergantung pada fungsi tiroid.
Pada kondisi hipertiroid maka BMR lebih tinggi. Suhu tubuh naik
1 derajat C, kenaikan metabolisme 10%. Hal tersebut berguna pada
operasi yang lama untuk menurunkan BMR dengan menurunkan
suhu pasien

78
Pengeluaran panas
Pengeluaran panas terjadi melalui radiasi, konveksi, dan
evaporasi (keringat). Tubuh mengalami pendinginan saat udara
inspirasi yang dingin dihangatkan dan udara ekspirasi
dilembabkan. Kehilangan panas melalui kulit 75%, kehilangan
panas melalui paru-paru 20%, kehilangan panas melalui feses dan
urin 5%. Termostat tubuh adalah hipotalamus otak

79
80
KONDUKSI
Perpindahan panas melalui konduksi berkisar 3-5%. Perpindahan
panas dilakukan dengan kontak langsung. Misal perpindahan
panas antara tubuh dengan kontak langsung dengan udara yang
lebih dingin atau perpindahan panas antara tubuh ibu dengan
bayi baru lahir yang membutuhkan panas (kangoroo mother care)

KONVEKSI
Perpindahan panas melalui konveksi sekitar 15%. Perpindahan
panas karena ada aliran udara dengan kecepatan angin antara 2-
20 m/detik. Windchill merupakan istilah yang digunakan ketika
suhu udara berangin dirasakan lebih dingin dibanding suhu yang
terukur. Misal pada ruang operasi suhu ruangan dibuat lebih
dingin dengan aliran udara lebih kencang. Pada ICU ruangan
dibuat udara AC lebih kencang dan dingin.

EVAPORASI
Kehilangan panas yang terjadi karena :
1. Perbedaan tekanan uap air antara keringat pada kulit dengan
udara ambien
2. Suhu lingkungan rendah dari normal
3. Adanya gerakan angin
4. Adanya kelembaban

Kecepatan evaporasi tubuh ditentukan oleh:


1. Kelembaban relatif udara
2. Kecepatan bergerak udara angin
3. Luas permukaan tubuh yang terbuka

81
Pengendalian suhu tubuh melalui aliran darah
Pada cuaca dingin, darah yang ada di vena perifer yang ada di
ekstremitas , menjadi lebih dingin. Sebelum mencapai jantung,
vena memiliki jalur tersendiri dan bersinggungan dengan arteri
ekstremitas. Dengan cara tersebut terjadi counter-current, hal
tersebut menrunkan suhu ekstrem dan mengurangi pengeluaran
panas ke lingkungan.
Pada musim panas, darah vena kembali ke jantung mengalir
melalui permukaan kulit, sehingga terjadi pengeluaran panas
tubuh

Mekanisme aktivitas karena dingin


Tubuh akan meningkatkan produksi panas dengan cara
menggigil, peningkatan rasa lapar, peningkatan aktivitas otot
lurik, peningkatan sekresi norepineprin dan efeneprin. Tubuh
juga akan menurunkan kehilangan panas dengan cara kulit
mengkerut dan penyempitan pembuluh darah kutaneus

Mekanisme aktivitas karena panas


Tubuh akan meningkatkan kehilangan panas dengan cara
melebarkan pembuluh darah kulit, kulit berkeringat, dan
peningkatan pernapasan. Tubuh juga akan menurunkan produksi
panas dengan cara napsu makan berkurang, serta aktivitas yang
terasa lesu dan lembam

Efek busana –CLO


Busana sebagai insulator dalam pengeluaran panas. Suhu kulit
normal yang nyaman adalah 34 derajat C. Satu clo adalah nilai
insulatif busana yang dibutuhkan agar manusia merasa nyaman
82
dengan udara ruangan 21 derajat C, kecepatan angin 0,1 m/detik
dan kelembaban kurang dari 50%. Semakin besar nilai clo,
seseorang mampu bertahan dan nyaman pada suhu udara yang
lebih dingin

Aplikasi penerapan konduksi


Tekhnik Fungsi

Kantong/botol isi air Pengobatan nyeri (misal abdomen)


panas

Handuk panas Sakit otot (spasme, poliomyelitis akut)

Turkish bath (mandi Relaksasi otot dan penyegaran


uap)

Lumpur panas Mengkonduksi panas ke jaringan dan


mencegah kehilangan panas

Wax bath (parafin Transfer panas pada tungkai bawah


o
bath) terutama pada orangtua (115-120 F selama
30-60 menit)

Electric pads Melingkari kawat, elemen panas dibungkus


asbes/plastik dengan thermostat

83
Aplikasi penerapa radiasi
 Electric fire
- old type fire : 750 W,
range radiasi : merah - infra red, < 150 nm,
home treatment
- pencil bar type :
menggunakan reflektor rektangular dan
Shape Like Acoustic Type
 Infra merah
- lampu pijar 250-1000 W dengan filter merah - infra
red 800-4000 nm, penetrasi kulit ± 3 mm.
Sama dengan metode konduksi panas, tapi lebih
efektif karena penetrasi lebih dalam

Daftar Referensi
- Campbell, NA.,Reece JB dan Mitchel LG (202) Biologi.
- Gabriel F (1996) Fisika Kedokteran.
- Lodish H et all (2004) Molecular Cell Biology.
- Tortora GJ (1996) Principles of anatomy and physiology.

84
LATIHAN SOAL I

1. Berikut adalah hal yang tidak termasuk ke dalam lingkup bahasan


biomekanika . . .
a. Gaya pada tubuh d. Gravitasi benda terhadap
b. Gaya di dalam tubuh tubuh
c. Analisa gaya e. Pusat gravitasi tubuh

2. Benda akan bergerak sama dengan gaya yang digunakan, adalah . . .


a. Hukun Newton I d. Hukum vektor dan gaya
b. Hukum Newton II e. Hukum biomekanika gaya
c. Hukum Newton III

3. Hubungan antara aksi dan reaksi dimana reaksi yang diberikan selalu
berlawanan dengan aksi, adalah . . .
a. Hukum Newton I d. Hukum vektor dan gaya
b. Hukum Newton II e. Hukum biomekanika aksi
c. Hukum Newton III

4. Gaya yang bekerja pada tubuh yang dapat menyebabkan tubuh berada
dalam keadaan setimbang, dan jumlah gaya dalam segala arah sama
dengan nol, adalah termasuk ke dalam .
a. Gaya nol d. Gaya statis
b. Gaya stabil e. Gaya dinamis
c. Gaya tidak labil

5. Contoh dari gaya kelas kedua sistem pengumpil, dimana gaya berat (W)
terletak diantara titik tumpuan (O) dan otot (M), adalah . . .
a. Otot tangan dapat mengangkat beban
b. Otot kaki dapat menahan beban
c. Tumit kaki dapat berjinjit
d. Otot leher dapat menahan kepala
e. a dan c benar

85
6. Mata bisa melihat karena ada cahaya. Fungsi mata yang seperti diafraghma
pada kamera, yang mengendalikan jumlah cahaya yang masuk, adalah . . .
a. kornea d. lensa
b. retina e. aquoeous humor
c. iris

7. Fungsi lensa mata adalah . . .


a. sebagai reseptor rangsang cahaya
b. mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke mata
c. mengatur pembiasan cahaya
d. melindungi bagian dalam mata
e. benar semua

8. Lensa mampu menfokuskan obyek. Bila lensa melakukan akomodasi


maksimal atau lensa mencembung (kelengkungan lensa meningkat), hal
tersebut karena . . .
a. melihat benda jauh d. melihat benda di terang
b. melihat benda dekat e. melihat benda di gelap
c. melihat benda berputar

9. Retina mempunyai reseptor kone dan rod. Reseptor rod berfungsi untuk . . .
a. melihat benda jauh d. melhat benda di terang
b. melihat benda dekat e. melihat benda di gelap
c. melihat benda lurus

10. Akomodasi lensa yang terganggu dimana mata tidak mampu memipihkan
lensa ketika melihat benda jauh, akibatnya bayangan jatuh di depan retina.
Kelainan tersebut dinamakan
a. hipermetropi d. buta warna
b. presbiopi e. rabun senja
c. miopi

86
11. Ketika bayangan jatuh di depan retina, maka harus dikoreksi dengan . . .
a. lensa positif d. lensa dobel
b. lensa minus e. lensa riben
c. lensa silindris

12. Untuk menentukan ketajaman mata maka dilakukan pemeriksaan . . .


a. Lapang pandang d. Refleks pupil
b. Ishihara e. Bola mata
c. Visus

13. Untuk menentukan pasien tidak buta warna, maka dilakukan pemeriksaan. .
a. Lapang pandang d. Refleks pupil
b. Ishihara e. Bola mata
c. Visus

14. Berikut adalah hal tidak tepat tentang bunyi . . .


a. merupakan gelombang mekanik longitudinal
b. perambatannya tidak memerlukan medium
c. jenis gelombang 20-2000 Hz merupakan frekwensi audibel
d. termasuk gelombang bunyi utrasonik dan infrasonik
e. cepat gelombang bunyi adalah 331,3 m/s dalam suhu nol derajat celcius

15. Pada pasien dengan pemasangan ventilator mekanik tidak dapat bersuara,
karena . . .
a. pita suara menghilang
b. pita suara tertekan
c. pita suara rusak
d. tak ada aliran udara ke pita suara
e. semua benar

16. Bagian telinga yang menguatkan getaran suara secara mekanik adalah . . .
a. membran telinga d. tulang maleus-inkus-stapes
b. daun telinga e. tuba eustachius
c. membran timpani
87
17. Suara mesin yang keras dan bising di pabrik, akan mengakibatkan
gangguan pendengaran . . .
a. konduktif d. sementara
b. sensorineural e. dalam
c. campuran

18. Bila telinga sering terkena peradangan atau infeksi di bagian telinga
tengah, akan mengakibatkan gangguan pendengaran . . .
a. konduktif d. tengah
b. saraf e. sementara
c. campuran

19. Untuk mengetahui fungsi pendengaran dalam keadaan baik, digunakan


pemeriksaan .
a. keseimbangan d. spirometri
b. webber e. lapang pandang
c. ishihara

20. Pemeriksaan pendengaran dengan membandingkan suara garpu tala antara


pasien dengan orang normal, dimana garpu tala diletakkan di puncak
kepala, adalah . . .
a. Pemeriksaan rhinne d. Pemeriksaan tuli konduksi
b. Pemeriksaan swabach e. Pemeriksaan tuli hantaran
c. Pemeriksaan tuli persepsi

21. Pemeriksaan pendengaran dengan garpu tala menggunakan frekwensi . . .


a. 312 Hz c. 512 Hz e. 1000 Hz
b. 412 Hz d. 612 Hz

22. Alat diagnostik USG bekerja dengan memanfaatkan aplikasi . . .


a. gelombang suara infrasonik d. gelombang elektromagnetik
b. gelombang suara audibel e. gelombang ultra tinggi
c. gelombang suara ultrasonik
88
23. Basal metabolisme rate adalah . .
a. Jumlah energi yang diperlukan untuk melakukan aktivitas sehari-hari
b. Jumlah energi yang diperlukan ketika beraktivitas maksimal
c. Jumlah energi minimal yang diperlukan ketika beraktivitas minimal
(istirahat)
d. Jumlah energi maksimal ketika beraktivitas maksimal
e. Metabolisme rata-rata tiap hari

24. Kehilangan panas tubuh yang paling banyak melalui . . .


a. Konduksi c. Evaporasi e. Konektor
b. Konveksi d. Radiasi

25. Terapi Kangooro mother care menggunakan prinsip kehilangan panas


melalui . . .
a. Konduksi c. Evaporasi e. Konektor
b. Konveksi d. Radiasi

26. Cryotherapy adalah terapi dengan . . .


a. Terapi panas dengan menggunakan spons panas untuk menurunkan
nyeri
b. Terapi panas dengan menggunakan air hangat untuk menurunkan nyeri
c. Terapi panas dengan menggunakan air hangat untuk menurunkan
demam
d. Terapi dingin dengan menggunakan es yang dikunyah di mulut untuk
menurunkan nyeri
e. Terapi dingin dengan menggunakan es yang dikompres untuk
menurunkan nyeri

27. Water tepid sponge adalah . . .


a. Terapi panas dengan menggunakan spons panas untuk menurunkan
nyeri
b. Terapi panas dengan menggunakan air hangat untuk menurunkan nyeri

89
c. Terapi panas dengan menggunakan air hangat untuk menurunkan
demam
d. Terapi dingin dengan menggunakan es yang dikunyah di mulut untuk
menurunkan nyeri
e. Terapi dingin dengan menggunakan es yang dikompres untuk
menurunkan nyeri

28. Berikut yang termasuk ke dalam karakteristik fluida gas adalah . . .


a. Terdapat gaya kohesi dan adhesi
b. Tekanan muncul akibat gaya gravitasi
c. Molekul saling bertumbukan dan bergerak bebas
d. Tekanan yang ditimbulkan selalu tegak lurus terhadap bidang tekan
e. Tidak dapat dikompresi bila diberi tekanan

29. Pada fluida darah, kecepatan (V) aliran darah melalui pembuluh darah
tergantung pada faktor:
a. Tekanan yang diberikan d. Gravitasi
b. Ketinggian e. Massa
c. Aktivitas

30. Hukum yang mendukung bergeraknya darah di dalam pembuluh darah,


yang menjelaskan aliran fluida melalui pipa silinder tertutup dengan jari-
jari penampang r, adalah hukum . . .
a. Hukum pascal d. Hukum kontinuitas
b. Hukum bernaulli e. Hukum fluida dinamis
c. Hukum poiseuille

31. Viskositas darah normal nilainya adalah . . .


a. 1,5 x viskositas air d. 3,2 x viskositas air
b. 2,2 x viskositas air e. 3,5 x viskositas air
c. 2,5 x viskositas air

90
32. Berikut ini faktor yang tidak berperan dalam proses hemostasis adalah . . .
a. Trombosit d. Viskositas darah
b. Sistem pembuluh darah e. Sistem fibrinolitik
c. Faktor pembekuan darah
(clotting factor)

33. Dalam hemostasis primer, terjadi perlekatan trombosit pada jaringan


pengikat sub endotel, dan berfungsi sebagai jembatan antara trombosis dan
jaringan sub endotel. Proses tersebut dinamakan proses . . .
a. Agregasi d. Clotting reaction
b. Adhesi e. Fibrinolisis
c. Sekresi trombosit

34. Dalam hemostasis tersier, terjadi konsolidasi dan penghancuran fibrin


secara gradual supaya proses koagulasi tidak meluas. Proses tersebut
dinamakan . . .
a. Fibrinogenesis d. Fibrinolisis
b. Sekresi fibrin e. Agregasi fibrin
c. Clotting factor

35. Perdarahan kelas II, dimana kehilangan darah 15-30% dari volume darah,
akan berpengaruh terhadap perubahan berikut, yaitu . . .
a. Tekanan darah drop d. Takikardi
b. Status mental terganggu e. Perfusi perifer menghilang
c. Memerlukan transfusi darah

36. Proses perpindahan cairan dimana cairan bergerak dari larutan konsentrasi
rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi melalui membran semi permiabel
dan sifatnya menarik, adalah proses . . .
a. Difusi c. Transpor aktif e. Ultrafiltrasi
b. Osmosis d. Filtrasi

91
37. Kehilangan cairan melalui kulit (difusi) dan paru-paru dan kehilangan
tersebut tidak dapat diukur, adalah . . .
a. Dehidrasi d. Penguapan
b. Insesible water loss e. Rehidrasi
c. Evaporasi

38. Sediaan seperti serum darah dan vaksin, proses sterilisasi dengan
menggunakan . . .
a. Incenerator d. Filtrasi
b. Autoclave e. Chlorine
c. Pemanasan kering

39. Proses sterilisasi ruangan seperti ruang operasi yang paling tepat dengan
menggunakan . . .
a. Radiasi sinar gamma d. Autoclave
b. Radiasi sinar x e. Chlorine
c. Incenerator

40. Potensial listrik suatu sel disebabkan karena adanya perbedaan muatan.
Potensial membran bila diukur berada di -90 mVolt dinamakan . . .
a. fase depolarisasi d. nilai ambang
b. fase repolarisasi e. fase stimulus
c. resting membran potensial

41. Kation utama ekstra selular adalah . . .


a. Kalium c. Chlorida e. Magnesium
b. Natrium d. Calsium

42. Pada potensial aksi suatu listrik, terjadi fase depolarisasi setelah ada
stimulus, hal tersebut terjadi karena . . .
a. Kalium masuk ke dalam sel sampai nilai ambang tercapai
b. Natrium masuk ke dalam sel sampai nilai ambang tercapai
c. Kalium keluar sel dengan transport aktif
d. Natrium keluar sel dengan transport aktif
e. Semua salah
92
43. Sistem konduksi dari neuron sensorik yang benar adalah . . .
a. Stimulus  badan sel  akson  dendrit
b. Stimulus  dendrit  badan sel  akson
c. Stimulus  akson  badan sel  dendrit
d. Dendrit badan sel  akson  otot
e. Akson  badan sel  dendit  otot

44. Pada potensial aksi miokard, fase nol adalah fase . . .


a. Istirahat d. Plato
b. Depolarisasi cepat e. Repolarisasi cepat
c. Polarisasi parsial

45. Sistem konduksi dari miokard yang benar adalah . . .


a. AV node  SA node  Bundle branches  bundle his  purkinje
fibers
b. AV node  bundle his  SA node  bundle branches  purkinje
fibers
c. SA node  AV node  Bundle branches  bundle his  purkinje
fibers
d. SA node  AV node  bundle his  bundle branches  purkinje
fibers
e. SA node  bundle his  AV node  bundle branches  purkinje
fibers

46. Alat diagnostik untuk mengukur aktivitas listrik di jantung adalah . . .


a. EKG c. ENG e. ECT
b. EMG d. EEG

47. Alat diagnostik untuk mengukur aktivitas listrik di otak adalah . . .


a. EKG c. ENG e. ERG
b. EMG d. EEG

93
48. Untuk mengukur kelistrikan tubuh digunakan elektrode, elektrode terbuat
dari . . .
a. logam AgCl c. logam KCl e. logam emas
b. logam NaCl d. logam HCl

49. Tindakan yang menggunakan aliran listrik singkat yang diberikan kepada
pasien psikiatrik adalah . . .
a. TPM c. ECT e. EEG
b. PPM d. EMG

50. Tindakan yang dilakukan pada pasien aritmia jantung dengan


menggantikan sinyal listrik jantung dan sifatnya sementara, adalah . . .
a. TPM c. EKG e. EEG
b. PPM d. ECT

94
LATIHAN SOAL II

1. Biomekanika mempelajari hal-hal berikut, kecuali . . .


a. Gaya pada tubuh d. Gravitasi benda terhadap
b. Gaya di dalam tubuh tubuh
c. Analisa gaya e. Pusat gravitasi tubuh

2. Hubungan antara aksi dan reaksi dimana reaksi yang diberikan selalu
berlawanan dengan aksi, adalah . . .
a. Hukum Newton I d. Hukum vektor dan gaya
b. Hukum Newton II e. Hukum biomekanika aksi
c. Hukum Newton III

3. Benda akan bergerak sama dengan gaya yang digunakan, adalah . . .


a. Hukun Newton I d. Hukum vektor dan gaya
b. Hukum Newton II e. Hukum biomekanika gaya
c. Hukum Newton III

4. Gaya yang bekerja pada tubuh yang dapat menyebabkan tubuh berada
dalam keadaan setimbang, dan jumlah gaya dalam segala arah sama
dengan nol, adalah termasuk ke dalam .
a. Gaya nol d. Gaya statis
b. Gaya stabil e. Gaya dinamis
c. Gaya tidak labil

5. Contoh dari gaya kelas kedua sistem pengumpil, dimana gaya berat (W)
terletak diantara titik tumpuan (O) dan otot (M), adalah . . .
a. Otot tangan dapat mengangkat beban
b. Otot kaki dapat menahan beban
c. Tumit kaki dapat berjinjit
d. Otot leher dapat menahan kepala
e. a dan b benar

95
6. Alat diagnostik USG bekerja dengan memanfaatkan aplikasi . . .
a. gelombang suara infrasonik d. gelombang elektromagnetik
b. gelombang suara audibel e. gelombang ultra tinggi
c. gelombang suara ultrasonik

7. Potensial listrik suatu sel disebabkan karena adanya perbedaan muatan.


Potensial membran bila diukur berada di -90 mVolt dinamakan . . .
a. fase depolarisasi d. nilai ambang
b. fase repolarisasi e. fase stimulus
c. resting membran potensial

8. Kation utama ekstra selular adalah . . .


a. Kalium c. Chlorida e. Magnesium
b. Natrium d. Calsium

9. Pada potensial aksi suatu listrik, terjadi fase depolarisasi setelah ada
stimulus, hal tersebut terjadi karena . . .
a. Kalium masuk ke dalam sel sampai nilai ambang tercapai
b. Natrium masuk ke dalam sel sampai nilai ambang tercapai
c. Kalium keluar sel dengan transport aktif
d. Natrium keluar sel dengan transport aktif
e. Semua salah

10. Sistem konduksi dari neuron sensorik yang benar adalah . . .


a. Stimulus  badan sel  akson  dendrit
b. Stimulus  dendrit  badan sel  akson
c. Stimulus  akson  badan sel  dendrit
d. Dendrit badan sel  akson  otot
e. Akson  badan sel  dendit  otot

11. Pada potensial aksi miokard, fase nol adalah fase . . .


a. Istirahat d. Plato
b. Depolarisasi cepat e. Repolarisasi cepat
c. Polarisasi parsial
96
12. Sistem konduksi dari miokard yang benar adalah . . .
a. AV node  SA node  Bundle branches  bundle his  purkinje
fibers
b. AV node  bundle his  SA node  bundle branches  purkinje
fibers
c. SA node  AV node  Bundle branches  bundle his  purkinje
fibers
d. SA node  AV node  bundle his  bundle branches  purkinje
fibers
e. SA node  bundle his  AV node  bundle branches  purkinje
fibers

13. Alat diagnostik untuk mengukur aktivitas listrik di jantung adalah . . .


a. EKG c. ENG e. ECT
b. EMG d. EEG

14. Untuk mengukur kelistrikan tubuh digunakan elektrode, elektrode terbuat


dari . . .
a. logam AgCl c. logam KCl e. logam emas
b. logam NaCl d. logam HCl

15. Tindakan yang menggunakan aliran listrik singkat yang diberikan kepada
pasien psikiatrik adalah . . .
a. TPM c. ECT e. EEG
b. PPM d. EMG

16. Berikut yang termasuk ke dalam karakteristik fluida gas adalah . . .


a. Terdapat gaya kohesi dan adhesi
b. Tekanan muncul akibat gaya gravitasi
c. Molekul saling bertumbukan dan bergerak bebas
d. Tekanan yang ditimbulkan selalu tegak lurus terhadap bidang tekan
e. Tidak dapat dikompresi bila diberi tekanan

97
17. Pada fluida darah, kecepatan (V) aliran darah melalui pembuluh darah
tergantung pada faktor:
a. Tekanan yang diberikan d. Gravitasi
b. Ketinggian e. Massa
c. Aktivitas

18. Hukum yang mendukung bergeraknya darah di dalam pembuluh darah,


yang menjelaskan aliran fluida melalui pipa silinder tertutup dengan jari-
jari penampang r, adalah hukum . . .
a. Hukum pascal d. Hukum kontinuitas
b. Hukum bernaulli e. Hukum fluida dinamis
c. Hukum poiseuille

19. Viskositas darah normal nilainya adalah . . .


a. 1,5 x viskositas air d. 3,2 x viskositas air
b. 2,2 x viskositas air e. 3,5 x viskositas air
c. 2,5 x viskositas air

20. Berikut ini faktor yang tidak berperan dalam proses hemostasis adalah . . .
a. Trombosit
b. Sistem pembuluh darah
c. Faktor pembekuan darah (clotting factor)
d. Viskositas darah
e. Sistem fibrinolitik

21. Dalam hemostasis primer, terjadi perlekatan trombosit pada jaringan


pengikat sub endotel, dan berfungsi sebagai jembatan antara trombosis dan
jaringan sub endotel. Proses tersebut dinamakan proses . . .
a. Agregasi d. Clotting reaction
b. Adhesi e. Fibrinolisis
c. Sekresi trombosit

98
22. Dalam hemostasis tersier, terjadi konsolidasi dan penghancuran fibrin
secara gradual supaya proses koagulasi tidak meluas. Proses tersebut
dinamakan . . .
a. Fibrinogenesis d. Fibrinolisis
b. Sekresi fibrin e. Agregasi fibrin
c. Clotting factor

23. Perdarahan kelas II, dimana kehilangan darah 15-30% dari volume darah,
akan berpengaruh terhadap perubahan berikut, yaitu . . .
a. Tekanan darah drop d. Takikardi
b. Status mental terganggu e. Perfusi perifer menghilang
c. Memerlukan transfusi darah

24. Proses perpindahan cairan dimana cairan bergerak dari larutan konsentrasi
rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi melalui membran semi permiabel
dan sifatnya menarik, adalah proses . . .
a. Difusi d. Filtrasi
b. Osmosis e. Ultrafiltrasi
c. Transpor aktif

25. Kehilangan cairan melalui kulit (difusi) dan paru-paru dan kehilangan
tersebut tidak dapat diukur, adalah . . .
a. Dehidrasi d. Penguapan
b. Insesible water loss e. Rehidrasi
c. Evaporasi

99
LATIHAN SOAL III

1. Biomekanika mempelajari hal-hal berikut, kecuali . . .


a. Gaya pada tubuh d. Gravitasi benda terhadap
b. Gaya di dalam tubuh tubuh
c. Analisa gaya e. Pusat gravitasi tubuh

2. Hubungan antara aksi dan reaksi dimana reaksi yang diberikan selalu
berlawanan dengan aksi, adalah . . .
a. Hukum Newton I d. Hukum vektor dan gaya
b. Hukum Newton II e. Hukum biomekanika aksi
c. Hukum Newton III

3. Benda akan bergerak sama dengan gaya yang digunakan, adalah . . .


a. Hukun Newton I d. Hukum vektor dan gaya
b. Hukum Newton II e. Hukum biomekanika gaya
c. Hukum Newton III

4. Gaya yang bekerja pada tubuh yang dapat menyebabkan tubuh berada
dalam keadaan setimbang, dan jumlah gaya dalam segala arah sama
dengan nol, adalah termasuk ke dalam .
a. Gaya nol d. Gaya statis
b. Gaya stabil e. Gaya dinamis
c. Gaya tidak labil

5. Contoh dari gaya kelas kedua sistem pengumpil, dimana gaya berat (W)
terletak diantara titik tumpuan (O) dan otot (M), adalah . . .
a. Otot tangan dapat mengangkat beban
b. Otot kaki dapat menahan beban
c. Tumit kaki dapat berjinjit
d. Otot leher dapat menahan kepala
e. a dan b benar

100
6. Berikut adalah hal tentang bunyi, kecuali
a. merupakan gelombang mekanik longitudinal
b. perambatannya tidak memerlukan medium
c. jenis gelombang 20-2000 Hz merupakan frekwensi audibel
d. termasuk gelombang bunyi utrasonik dan infrasonik
e. cepat gelombang bunyi adalah 331,3 m/s dalam suhu nol derajat celcius

7. Manusia dapat mengeluarkan suara karena pita suara yang bergetar. Pada
pasien dengan pemasangan ventilator mekanik tidak dapat bersuara, karena
a. pita suara menghilang
b. pita suara tertekan
c. pita suara rusak
d. tak ada aliran udara ke pita suara
e. semua benar

8. Bagian telinga yang menguatkan getaran suara secara mekanik adalah . . .


a. membran telinga d. tulang maleus-inkus-stapes
b. daun telinga e. tuba eustachius
c. membran timpani

9. Suara mesin yang keras dan bising di pabrik, akan mengakibatkan


gangguan pendengaran . . .
a. konduktif c. campuran e. dalam
b. sensorineural d. sementara

10. Bila telinga sering terkena peradangan atau infeksi di bagian telinga
tengah, akan mengakibatkan gangguan pendengaran . . .
a. konduktif c. campuran e. sementara
b. saraf d. tengah

11. Untuk mengetahui fungsi pendengaran dalam keadaan baik, digunakan


pemeriksaan . . .
a. keseimbangan c. ishihara e. lapang pandang
b. webber d. spirometri
101
12. Pemeriksaan pendengaran dengan membandingkan suara garpu tala antara
pasien dengan orang normal, dimana garpu tala diletakkan di puncak
kepala, adalah . . .
a. Pemeriksaan rhinne d. Pemeriksaan tuli konduksi
b. Pemeriksaan swabach e. Pemeriksaan tuli hantaran
c. Pemeriksaan tuli persepsi

13. Pemeriksaan pendengaran dengan garpu tala menggunakan frekwensi . . .


a. 312 Hz c. 512 Hz e. 1000 Hz
b. 412 Hz d. 612 Hz

14. Alat diagnostik USG bekerja dengan memanfaatkan aplikasi . . .


a. gelombang suara infrasonik d. gelombang elektromagnetik
b. gelombang suara audibel e. gelombang ultra tinggi
c. gelombang suara ultrasonik

15. Mata bisa melihat karena ada cahaya. Fungsi mata yang seperti diafraghma
pada kamera, yang mengendalikan jumlah cahaya yang masuk, adalah . . .
a. kornea c. iris e. aquoeous humor
b. retina d. lensa

16. Fungsi lensa mata adalah . . .


a. sebagai reseptor rangsang cahaya
b. mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke mata
c. mengatur pembiasan cahaya
d. melindungi bagian dalam mata
e. benar semua

17. Lensa mampu menfokuskan obyek. Bila lensa melakukan akomodasi


maksimal atau lensa mencembung (kelengkungan lensa meningkat), hal
tersebut karena . . .
a. melihat benda jauh d. melihat benda di terang
b. melihat benda dekat e. melihat benda di gelap
c. melihat benda berputar
102
18. Retina mempunyai reseptor kone dan rod. Reseptor rod berfungsi untuk . . .
a. melihat benda jauh d. melhat benda di terang
b. melihat benda dekat e. melihat benda di gelap
c. melihat benda lurus

19. Akomodasi lensa yang terganggu dimana mata tidak mampu memipihkan
lensa ketika melihat benda jauh, akibatnya bayangan jatuh di depan retina.
Kelainan tersebut dinamakan
a. hipermetropi c. miopi e. rabun senja
b. presbiopi d. buta warna

20. Ketika bayangan jatuh di depan retina, maka harus dikoreksi dengan . . .
a. lensa positif c. lensa silindris e. lensa riben
b. lensa minus d. lensa dobel

21. Untuk menentukan ketajaman mata maka dilakukan pemeriksaan . . .


a. Lapang pandang c. Visus e. Bola mata
b. Ishihara d. Refleks pupil

22. Untuk menentukan pasien tidak buta warna, maka dilakukan pemeriksaan .
a. Lapang pandang c. Visus e. Bola mata
b. Ishihara d. Refleks pupil

23. Potensial listrik suatu sel disebabkan karena adanya perbedaan muatan.
Potensial membran bila diukur berada di -90 mVolt dinamakan . . .
a. fase depolarisasi d. nilai ambang
b. fase repolarisasi e. fase stimulus
c. resting membran potensial

24. Kation utama ekstra selular adalah . . .


a. Kalium c. Chlorida e. Magnesium
b. Natrium d. Calsium

103
25. Pada potensial aksi suatu listrik, terjadi fase depolarisasi setelah ada
stimulus, hal tersebut terjadi karena . . .
a. Kalium masuk ke dalam sel sampai nilai ambang tercapai
b. Natrium masuk ke dalam sel sampai nilai ambang tercapai
c. Kalium keluar sel dengan transport aktif
d. Natrium keluar sel dengan transport aktif
e. Semua salah

26. Sistem konduksi dari neuron sensorik yang benar adalah . . .


a. Stimulus  badan sel  akson  dendrit
b. Stimulus  dendrit  badan sel  akson
c. Stimulus  akson  badan sel  dendrit
d. Dendrit badan sel  akson  otot
e. Akson  badan sel  dendit  otot

27. Pada potensial aksi miokard, fase nol adalah fase . . .


a. Istirahat d. Plato
b. Depolarisasi cepat e. Repolarisasi cepat
c. Polarisasi parsial

28. Sistem konduksi dari miokard yang benar adalah . . .


a. AV node  SA node  Bundle branches  bundle his  purkinje fibers
b. AV node  bundle his  SA node  bundle branches  purkinje fibers
c. SA node  AV node  Bundle branches  bundle his  purkinje fibers
d. SA node  AV node  bundle his  bundle branches  purkinje fibers
e. SA node  bundle his  AV node  bundle branches  purkinje fibers

29. Alat diagnostik untuk mengukur aktivitas listrik di jantung adalah . . .


a. EKG c. ENG e. ECT
b. EMG d. EEG

30. Alat diagnostik untuk mengukur aktivitas listrik di otak adalah . . .


a. EKG c. ENG e. ERG
b. EMG d. EEG

104
31. Untuk mengukur kelistrikan tubuh digunakan elektrode, elektrode terbuat
dari . . .
a. logam AgCl c. logam KCl e. logam emas
b. logam NaCl d. logam HCl

32. Tindakan yang menggunakan aliran listrik singkat yang diberikan kepada
pasien psikiatrik adalah . . .
a. TPM c. ECT e. EEG
b. PPM d. EMG

33. Tindakan yang dilakukan pada pasien aritmia jantung dengan


menggantikan sinyal listrik jantung dan sifatnya sementara, adalah . . .
a. TPM c. EKG e. EEG
b. PPM d. ECT

34. Basal metabolisme rate adalah . .


a. Jumlah energi yang diperlukan untuk melakukan aktivitas sehari-hari
b. Jumlah energi yang diperlukan ketika beraktivitas maksimal
c. Jumlah energi minimal yang diperlukan ketika beraktivitas minimal
(istirahat)
d. Jumlah energi maksimal ketika beraktivitas maksimal
e. Metabolisme rata-rata tiap hari

35. Kehilangan panas tubuh yang paling banyak melalui . . .


a. Konduksi c. Evaporasi e. Konektor
b. Konveksi d. Radiasi

36. Terapi Kangooro mother care menggunakan prinsip kehilangan panas


melalui . . .
a. Konduksi c. Evaporasi e. Konektor
b. Konveksi d. Radiasi

105
37. Cryotherapy adalah terapi dengan . . .
a. Terapi panas menggunakan spons panas untuk menurunkan nyeri
b. Terapi panas menggunakan air hangat untuk menurunkan nyeri
c. Terapi panas menggunakan air hangat untuk menurunkan demam
d. Terapi dingin menggunakan es yang dikunyah di mulut untuk menurunkan
nyeri
e. Terapi dingin menggunakan es yang dikompres untuk menurunkan nyeri

38. Water tepid sponge adalah . . .


a. Terapi panas menggunakan spons panas untuk menurunkan nyeri
b. Terapi panas menggunakan air hangat untuk menurunkan nyeri
c. Terapi panas menggunakan air hangat untuk menurunkan demam
d. Terapi dingin menggunakan es yang dikunyah di mulut untuk menurunkan
nyeri
e. Terapi dingin menggunakan es yang dikompres untuk menurunkan nyeri

39. Berikut yang termasuk ke dalam karakteristik fluida gas adalah . . .


a. Terdapat gaya kohesi dan adhesi
b. Tekanan muncul akibat gaya gravitasi
c. Molekul saling bertumbukan dan bergerak bebas
d. Tekanan yang ditimbulkan selalu tegak lurus terhadap bidang tekan
e. Tidak dapat dikompresi bila diberi tekanan

40. Pada fluida darah, kecepatan (V) aliran darah melalui pembuluh darah
tergantung pada faktor:
a. Tekanan yang b. Ketinggian d. Gravitasi
diberikan c. Aktivitas e. Massa

41. Hukum yang mendukung bergeraknya darah di dalam pembuluh darah,


yang menjelaskan aliran fluida melalui pipa silinder tertutup dengan jari-
jari penampang r, adalah hukum . . .
a. Hukum pascal d. Hukum kontinuitas
b. Hukum bernaulli e. Hukum fluida dinamis
c. Hukum poiseuille

106
42. Viskositas darah normal nilainya adalah . . .
a. 1,5 x viskositas air d. 3,2 x viskositas air
b. 2,2 x viskositas air e. 3,5 x viskositas air
c. 2,5 x viskositas air

43. Berikut ini faktor yang tidak berperan dalam proses hemostasis adalah . . .
a. Trombosit
b. Sistem pembuluh darah
c. Faktor pembekuan darah (clotting factor)
d. Viskositas darah
e. Sistem fibrinolitik

44. Dalam hemostasis primer, terjadi perlekatan trombosit pada jaringan


pengikat sub endotel, dan berfungsi sebagai jembatan antara trombosis dan
jaringan sub endotel. Proses tersebut dinamakan proses . . .
a. Agregasi d. Clotting reaction
b. Adhesi e. Fibrinolisis
c. Sekresi trombosit

45. Dalam hemostasis tersier, terjadi konsolidasi dan penghancuran fibrin


secara gradual supaya proses koagulasi tidak meluas. Proses tersebut
dinamakan . . .
a. Fibrinogenesis d. Fibrinolisis
b. Sekresi fibrin e. Agregasi fibrin
c. Clotting factor

46. Perdarahan kelas II, dimana kehilangan darah 15-30% dari volume darah,
akan berpengaruh terhadap perubahan berikut, yaitu . . .
a. Tekanan darah drop
b. Status mental terganggu
c. Memerlukan transfusi darah
d. Takikardi
e. Perfusi perifer menghilang

107
47. Proses perpindahan cairan dimana cairan bergerak dari larutan konsentrasi
rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi melalui membran semi permiabel
dan sifatnya menarik, adalah proses . . .
a. Difusi d. Filtrasi
b. Osmosis e. Ultrafiltrasi
c. Transpor aktif

48. Kehilangan cairan melalui kulit (difusi) dan paru-paru dan kehilangan
tersebut tidak dapat diukur, adalah . . .
a. Dehidrasi d. Penguapan
b. Insesible water loss e. Rehidrasi
c. Evaporasi

49. Sediaan seperti serum darah dan vaksin, proses sterilisasi dengan
menggunakan . . .
a. Incenerator d. Filtrasi
b. Autoclave e. Chlorine
c. Pemanasan kering

50. Proses sterilisasi ruangan seperti ruang operasi yang paling tepat dengan
menggunakan . . .
a. Radiasi sinar gamma
b. Radiasi sinar x
c. Incenerator
d. Autoclave
e. Chlorin

108
AKPER
PEMERINTAH KOTA TEGAL
2015

109

Anda mungkin juga menyukai