Anda di halaman 1dari 7

BAB II

STUDI LITERATUR

2.1 STUDI LITERATUR


Studi Literatur merupakan dasar teori yang digunakan dalam penggunaan
metode yang digunakan.

2.1.1 Ergonomi
Ergonomi menurut Chapanis (1985) adalah suatu cabang ilmu yang sistematis
untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, dan keterbatasan manusia
untuk merancang suatu sistem kerja sehingga dapat hidup dan bekerja pada sistem
tersebut dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan dengan efektif, aman, dan
nyaman. Adapun beberapa cakupan ergonomi dalam peranannya memanusiawikan
suatu produk antara lain:
1. Antropometri, meneliti dimensi anggota tubuh manusia dalam berbagai posisi
tubuh saat melakukan berbagai aktivitas kerja dalam lingkungannya.
2. Fisiologi, meneliti aspek yang berhubungan dengan energi yang dibutuhkan
manusia dalam melakukan suatu pekerjaan.
3. Biomekanika, meneliti aspek yang berhubungan dengan daya tahan tubuh
terhadap beban mekanika gerak anggota tubuh yang meliputi kecepetan,
kekuatan, ketelitian, dan yang lainnya.
4. Penginderaan, meneliti aspek kemampuan manusia dalam menerima isyarat-
isyarat dari luar yang ditangkap oleh indera, seperti penglihatan, pendengaran,
penciuman, peraba, dan perasa.
5. Psikologi kerja, meneliti berbagai faktor signifikan yang mempengaruhi kondisi
psikologis seorang dalam konteks penggunaan suatu produk dan lingkungan
kerja karena adanya korelasi yang erat antara unsur yang bersifat fisik maupun
psikologis.

II-1
Bab II Studi Literatur
III-2
2.1.2 Biomekanika dan Pemindahan Beban
Biomekanika merupakan ilmu yang mempelajari manusia dari segi
kemampuannya seperti kekuatan, daya tahan, kecepatan, dan keletihan (Sutalaksana,
1979). Penelitian yang menggunakan pendekatan biomekanika pada dasarnya
mempelajari dan menganalisis batas-batas kekuatan, ketahanan, kecepatan dan ketelitian
yang dimiliki manusia dalam melakukan suatu pekerjaan. Biomekanika dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Faktor diri: umur, jenis kelamin, suku bangsa, dan lainnya
2. Sikap kerja
3. Jenis pekerjaan

A. Klsifikasi Biomekanika
Biomekanika diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1. General Biomechanic
General Biomechanic merupakan bagian dari biomekanika mengenai hukum-
hukum dan konsep dasar yang mempengaruhi tubuh organic manusia baik
dalam posisi diam maupun bergerak. General Biomechanic dibagi menjadi dua,
yaitu:
a. Biostatic adalah bagian dari biomekanika umum yang hanya menganalisis
tubuh pada posisi diam atau bergerak pada garis lurus dengan kecepatan
seragam (uniform).
b. Biodinamic adalah bagian dari biomekanik umum yang berkaitan dengan
gambaran gerakan-gerakan tubuh tanpa mempertimbangkan gaya yang
terjadi (kinematik) dan gerakan yang disebabkan gaya yang bekerja dalam
tubuh (kinetik). (Tayyari, 1997)
2. Occuptional Biomechanic
Occuptional Biomechanic adalah sebagai bahan dari biomekanik terapan yang
mempelajari interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material dan peralatan
tangan dengan tujuam untuk meminimumkan keluhan pada sistem kerangka otot
agar produktifitas kerja dapat meningkat.
B. Pemindahan Bahan
Biomekanika pada dasarnya mempelajari dan menganalisis batas-batas
kekuatan, ketahanan, kecepatan dan ketelitian yang dimiliki manusia dalam melakukan
Bab II Studi Literatur
III-3
suatu pekerjaan. Faktor ini sangat berhubungan dengan pekerjaan yang bersifat material
handling, seperti pengangkatan dan pemindahan secara manual atau pekerjaan lain yang
dominan menggunakan otot tubuh.
Sebuah lembaga yang menangani masalah keshatan dan keselamatan kerja di
Amerika Serikat, National Institute of Occupational Safety and Health (NIOSH)
melakukan analisis terhadap kekuatan manusia dalam mengangkat atau memindahkan
beban dan merekomendasikan batas beban yang dapat diangkat oleh manusia tanpa
menimbulkan cedera meskipun pekerjaan tersebut dilakukan secara berulang-ulang
dalam jangka waktu yang lama.
Rumusan untuk menghitung beban berdasarkan rekomendasi NIOSH tahun 1991
terdapat 2 metode, yaitu metode Recommended Weight Limis (RWL) dan metode
Maximum Permissible Limit (MPL).

2.1.3 Metode Recommended Weight Limis (RWL) dan Lifting Index (LI)
Recommended Weight Limis (RWL) merupakan rekomendasi batas beban yang
dapat diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cedera meskipun pekerjaan tersebut
dilakukan secara repetitive dan dalam jangka waktu yang sangat lama.
Rumusan RWL memunyai syarat dan kondisi sebagai berikut:
1. Tidak mengangkat dengan satu tangan
2. Pengangkatan tidak lebih dari 8 jam
3. Posisi pengangkatan tidak berlutut atau jongkok
4. Tidak ditempat yang sempit
5. Objek yang diangkat harus stabil
6. Kondisi pengangkatan tidak sambil membawa, mendorong atau menarik
7. Tidak menggunakan kereta dorong atau sekop
8. Tidak dalam kecepetan tinggi
9. Kondisi lantai tidak licin
Rumusan untuk meghitung beban berdasarkan rekomendasi NIOSH tahun 1991
adalah sebagai berikut:
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM (3.1)

Keterangan:
RWL : Batas beban yang direkomendasikan
LC : Konstanta pembebanan
Bab II Studi Literatur
III-4
HM : Faktor pengali horizontal = 25/H (3.2)
VM : Faktor pengali vertikal = 1- (0,003 |V-75|) (3.3)
DM : Faktor pengali perpindahan = 0,82+4,5/D (3.4)
AM : Faktor pengali asimetrik = 1-0,0032 A (3.5)
FM : Faktor pengali frekuensi (3.6)
CM : Faktor pengali kopling (handle) (3.7)
Berikut merupakan penjelsan mengenai variabel yang digunakan pada rumus
perhitungan batas beban yang direkomendasikan oleh NIOSH:

a. Load Constant (LC)


Konstanta beban 23 kg. Besaran tersebut merupakan beban maksimum yang
direkomendasikan untuk pengangkatan pada lokasi standar.

b. Horizontal Multiplier (HM)


Faktor pengali horizontal ditentukan dari jarak horizontal dari titik tengah antara
mata kaki dak titik hasil proyeksi titik tengah pegangan kedua tangan ke lantai.

c. Vertical Multiplier (VM)


Faktor pengali vertikal ditentukan dari jarak vertikal dari lantai ke titik tengah
antara kedua pegangan tangan. Berikut merupakan bentuk pengangkatan dalam
biomekanika dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Jarak Horizontal dan Vertikal


Bab II Studi Literatur
III-5
d. Distance Multiplier (DM)
Faktor pengali jarak ditentukan dari perpindahan vertikal kedua tangan, mulai dari titik
asal sampai ke tujuan pengangkatan. Berikut merupakan penentuan perhitungan titik
acuan untuk jarak horizontal dan juga vertikal dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Jarak Horizontal, Vertikal, dan Perpindahan


e. Asymetric Multiplier (AM)
Faktor pengali asimetri dimana variabel A merupakan sudut asimetrik yang
merupakan sudut yang dibentuk antara garis asimetrik dan pertengahan garis
sagital. Garis asimetrik adalah garis horizontal yang menghubungkan titik
tengah garis yang menghubungkan kedua mata kaki bagian dalam dan proyeksi
titik tengah beban pada lantai. Garis sagital adalah garis yang melalui titik
tengah kedua mata kaki bagian dalam dan berada pada bidang sagital.
Respresntasi sudut asimetrik seperti Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Respresentasi Sudut Asimetrik

f. Frequency Multiplier (FM)


Bab II Studi Literatur
III-6
Faktor pengali frekuensi ditentukan berdasarkan banyaknyan pengangkatan per
menit (frekuensi), lamanya waktu untuk aktivitas pengangkatan (durasi), dan
jarak vertikal pengangkatan dari lantai. Untuk faktor pengali dapat dilihat pada
Tabel 3.1.
g. Coupling Multiplier (CM)
Faktor ini merupakan faktor pemegangan terhadap benda kerja yang akan
dilakukan pengangkatan. Faktor coupling juga memperhatikan posisi vertikal
dari beban. Untuk faktor pengali coupling dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.1 Faktor Pengali Frekuensi

Tabel 3.2 Faktor Pengali Coupling

Lifting Index (Sutalaksana, 2006) adalah prose perhitungan setelah menghitung RWL
untuk mengetahui penyimpangan beban yang diangkat terhadap batas beban yang
direkomendasikan. Jika nilai LI kecil dari 1 maka dikatakan aman untuk pengangkatan beban.
Bab II Studi Literatur
III-7
Nilai LI lebih besar dari 1 maka berisiko cidera pada operator. Nilai LI sama dengan 1 maka
akan optimal. Rumus yang digunakan untuk menentukan LI, yaitu :
LI= Berat Beban / RWL

Anda mungkin juga menyukai