Anda di halaman 1dari 20

1.

POSISI BADAN
Kekuatan ini dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain :

Berat beban
Kelenturan badan
Posisi lengan
Kecepatan proses lifting
Kecenderungan tubuh bagian atas ke samping
Memutar badan
Ketegangan otot

Gbr1. posisi mengangkat


Ketika mengangkat dan membawa barang dengan beban maka posisi
punggung dalam keadaan lurus (diskus intervertebralis), terihat pada
gambar 1 biru.Dengan posisi ini beban akan terdistribusi keseluruh sendi
yang berbeda (lutut, tulang belakang).

Gbr 2.posisi tulang belakang


Ketika mengangkat dan membawa/menjinjing beban posisi tulang belang
harus tegak terhadap panggul (Rundrckenhaltung postur swayback)

Gbr 3. Posisi Tulang menerima beban


Khusus untuk beban yang yang besar atau sering mengangkat beban
berat, maka sendi-sendi pada tulang belang akan menekat tulang rawan
dan akan berakibat merusak pada sendi diskus intervertebralis. Dengan
beban yang terlalu berat dan posisi yang dipaksakan, maka akan berakibat
pembengkaan atau salah urat (urat kejepit)

Ketika mengangkat beban berat , maka secara naluriah

terjadi

pengencangan otot-otot perut dan diapragma (terjadi peningkatan tekanan


pada abdominal). Rongga perut akan menstabilkan tekanan yang terjadi pada
tulang belakang yang mengarah pada penurunan dari diskus invertebralis.
Dalam hal ini perut bertindak sebagai shock absorber

untuk mengurangu

tekanan yang terjadi pada tulang belakang. Sehingga beban dapat dikurangi
sampai mencapai 30% (Rizzi,1979). Oleh karena itu disarankan agar otot-otot
perut tidak terjadi kram, maka disarankan mengangkat beban ringan

Gbr4. Tekanan pada rungga perut


Tingkat Ketegangan yang diterima pada waktu mengangkat beban tergantung
pada sifat ;
MANUSIA

BEBAN

KEMAMPUAN

usia

Berat

MENERIMA
BEBAN
Sifat dpt diraba

Jenis Kelamin

Bentuk

Menangani bentuk

kesehatan

Ukuran

Menangani posisi

efisiensi

Tempat

satu atau dua tangan

kondisi pelatihan

Mengangkat tinggi

mengangkat / membawa

pengalaman

Angkutan

Penggunaan

tinggi

Kecepatan transportasi

Babywearing

berat badan..
Mengangkat dan membawa beban dengan posisi berdiri , berjalan atau dengan
duduk , maka tekanan yang terjadi pada tulang belakang juga berbeda (gbr.3).
Sangat penting dan perlu diperhatikan adalah pada wktu mengangkat dan
membawa peralatan , posisi badan harus tepat pada titik tumpu pada tulang
belakang.
Sebagai tahap awal implementasi standar, perlu dilakukan penilaian terhadap
risiko cedera dari aktivitas mengangkat beban(manual handling). Apabila risiko
cedera ditemukan dalam aktivitas kerja, maka perlu dilakukan keterlibatan aktif

pekerja yang bersangkutan. Hal ini ditujukan untuk mendapatkan solusi praktis
dari pekerja yang lebih mengetahui aktivitas kerja. Risiko manual material
handling dapat dilakukan tiga perlakuan, yaitu: mengabaikan (avoid), menilai
(assess), dan mengurangi (reduce).Perlakuan diberikan sesuai dengan dampak
dari risiko yang berada dalam aktivitas kerja

Gbr 5.Tabel beban yang diterima pada berbagai posisi


(Bandscheibendruck in verschiedenen Ausgangspositionen (aus: Kempf:
Rckenschule,1999)
2. MENGANGKAT YANG TEPAT DAN MEMBAWA

Mengangkat dan memindahkan barang dalam pekerjaan maupun dalam bengkel/


laboratorium

maupun di kantor sangat sering terjadi. mengangkat dan

memindahkan barang adalah hal yang rutin , dan bahkan dianggap sepele karena
telah dilaksanakan secara terus menerus . Pekerjaan yang rutin tersebut tidak

memerlukan pelatihan atau training secara khusus, tetapi mesih diperlukan suatu
instruksi yang tepat. Dalam bengkel/laboratorium megangkat dan membawa serta
memindahkan barang diajarkan secara teratur dan diawasi secara terus menerus.
Dalam pelatihan ringan beberapa teori di demonstrasikan dengan model (contoh
pada gbr dibawah). Selanjutnya tatacara memegang dan memindahkan barang
akan dipantau dalam bentuk statistik kerja

Gbr 6.Posisi persiapan mengangkat tabung . Tempatkan beban dibahu angkat


bagian bawah dengan posisi jongkok tegak

Gbr 7.Posisi berjalan dengan mengangkat beban , waktu berjalan badan


dimiringkan ke sisi
Pekerjaan mengangkat dan mengangkut jika tidak dilakukan dengan benar
dan hati-hati dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja maupun penyakit
akibat kerja. Oleh sebab itu maka teknik mengangkat dan mengangkut yang benar
serta alat mengangkat dan mengangkut yang ergonomis sangat diperlukan untuk
mewujudkan

efektivitas

dan

efisiensi

kerja.

Kegiatan

mengangkat

dan

mengangkut dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu :

1. Beban yang diperkenankan, jarak angkut dan intensitas pembebanan.


2. Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan medan yang licin, kasar, naik turun, dll.
3. Ketrampilan bekerja.
4. Peralatan kerja.
5. Ukuran beban yang akan diangkut.
Disamping itu, jenis kelamin seseorang juga dapat mempengaruhi kegiatan
mengangkat dan mengangkut. Cara mengangkat dan mengangkut yang baik
harus memenuhi 2 prinsip kinetis, yaitu :
1. Beban diusahakan menekan pada otot tungkai yang kuat dan sebanyak
mungkin otot tulang yang lemah dibebaskan dari pembebanan.

2. Momentum gerak badan dimanfaatkan untuk mengawali gerakan.

Gbr 8.Tidak diperbolehkan


Mengangkat dengan posisi membung kukkan badan,

karena posisi

tersebut sangat tidak aman dan beban diterima langsung pada ujung
tulang belakang dekat kepala. Mengangkat dengan posisi seperti ini
,beban

daapat

meningkat

menjadi

lebih

dari

duakali

lipat

berat

sesungguhnya

Gbr 9. mengangkat beban bentuk tertentu


Mengangkat baban dengan bentuk tertentu perlu diperhatikan , pertama adalah
cara menangkap atau mengunci beban tidak meluncur/lepas, dengansatu
tangan dan posisi jongkok tegak (punggung lurus), benda dapat mulai
diangkat,otot kaki yang bergerak keatas

Gbr 10. mengangkat beban sport


Mengangkat beban pada posisi jongkok seperti yg dilakukan oleh seorang
olahraga angkat besi, dimana titik berat beban berada pada posisi titik ideal
posisi angkat. Posisi jongkok punggung dijaga lurus

Gbr 11. mengangkat.transportasi barang


lebih

Gb12.Mengubah arah kaki


ketika pengangkatan

baikdaripada memutar pinggul

Mengangkat barang dengan berjalan (memindahkan barang), maka posisi


badan dengan tulng belakang bertumpu pada panggul, punggung agak di
miringkan kebelakang, maka pertu/ atas dada menerima sebagian berat
beban , dimana tangan rapat ke badan menangga benda tersebut

Gbr 13 memindahkan beban


Memindahkan barang dari kiri ke kanan atau sebaliknya dengan cara memutar
badan sangat tidak dianjurkan dan berbahaya sekali. Hal tersebut dapat
memutar tulang belakang saat mengangkat dan menurunkan barang .
Yangperlu diperhatikan adalah posisi berdiri, dimana benda yang akan dipindah
berada didepan kita, arah kaki lurus, sedang arah berputar, posisi kaki 90 0 tidak
boleh lebih.

Gbr 14, mengangkat botol


Memindahkan barang atau tabung seperti ganbar, maka posisi beban harus
sama antara beban tangan kiri dan beban tangan kanan

gbr 15. batas beban angkat

Pada kegiatan mengangkat dan mengangkut, dianjurkan agar beban


sedekat mungkin pada garis vertikal gravitasi tubuh. Dengan begitu, upaya yang
bersifat mengimbangi berkurang dan dihindari aktivitas otot statis yang tidak
perlu.Standar kemampuan angkat tersebut tidak hanya meliputi arah beban,
akan tetapi beisi pula tentang ketinggian dan jarak operator terhadap beban yang
akan diangkat. Akhirnya, pelatihan dalam mengangkat beban dan metoda angkat
terbaik haruslah diimplementasikan. Dalam hubungan ini, mengangkut dengan
pemakaian gendongan sangat cocok. Adapun pekerjaan mengangkut dengan
beban di atas punggung kurang menguntungkan,oleh karena beberapa otot perut
menjadi berkontraksi statis.
Disamping itu, jenis kelamin seseorang juga dapat mempengaruhi
kegiatan mengangkat dan mengangkut. Cara mengangkat dan mengangkut yang
baik harus memenuhi 2 prinsip kinetis, Untuk menerapkan kedua prinsip
kinetisitu setiap kegiatan mengangkat dan mengangkut harus dilakukan sebagai
berikut :
1. Pegangan harus tepat. Memegang diusahakan dengan tangan penuh dan
memegang dengan hanya beberapa jari yang dapat menyebabkan
ketegangan statis lokal pada jari tersebut harus dihindarkan.

2. Lengan harus sedekat-dekatnya pada badan dan dalam posisi lurus. Fleksi
pada

lengan

untuk

mengangkut

dan

mengangkat

menyebabkan

ketegangan otot statis yang melelahkan.


3. Punggung harus diluruskan.
4. Dagu ditarik segera setelah kepala bisa ditegakkan lagi seperti pada
permulaan gerakan. Dengan posisi kepala dan dagu yang tepat, seluruh
tulang belakang diluruskan.
5. Posisi kaki dibuat sedemikian rupa sehingga mampu untuk mengimbangi
momentum yang terjadi dalam posisi mengangkat. Satu kaki ditempatkan
ke arah jurusan gerakan yang dituju, kaki kedua ditempatkan sedemikian
rupa sehingga membantu mendorong tubuh pada gerakan pertama.
6. Berat badan dimanfaatkan untuk menarik dan mendorong, serta gaya untuk
gerakan dan perimbangan.
7. Beban diusahakan berada sedekat mungkin terhadap garis vertikal yang
melalui pusat gravitasi tubuh.
Untuk efisiensi dan kenyamanan kerja yang sebesar-besarnya, hendaknya
dihindari sejauh mungkin bahwa manusia dipergunakan sebagai alat untuk
kegiatan mengangkut dan mengangkat. Faktor resiko yang berpengaruh dalam
pemindahan material yaitu :
1. Berat beban yang harus diangkat dan perbandingannya terhadap berat badan
operator.
2. Jarak horizontal dari beban relatif terhadap operator.
3. Ukuran beban yang harus diangkat (berukuran besar) memiliki pusat massa
(centre of gravity) yang letaknya jauh dari badan operator. Selain itu juga
menghalangi pandangan (vision) operator.
4. Ketinggian beban yang harus diangkat dan jarak perpindahan beban
(mengangkat beban dari permukaan lantai akan relatif lebih sulit dari pada
mengangkat beban dari ketinggian pada permukaan pinggang).
5. Beban puntir (twisting load) pada badan operator selama aktivitas angkat
beban.

6. Prediksi terhadap berat beban yang akan diangkat. Untuk mengantsipasi


beban yang lebih berat dari yang diperkirakan.
7. Stabilitas beban yang akan diangkat.
8. Kemudahan untuk dijangkau oleh pekerja.
9. Berbagai macam rintangan yang menghalangi ataupun keterbatasan postur
tubuh yang berada pada suatu tempat kerja.
10. Kondisi kerja, meliputi: pencahayaan, temperatur, kebisingan, kelicinan lantai.
11. Frekuensi angkat, yaitu banyaknya aktivitas angkat.
12. Tidak terkoordinasinya kelompok kerja (lifting team).
13. Diangkatnya suatu beban dalam suatu periode. Hal ini sama dengan
membawa beban pada jarak tertentu dan memberi tambahan beban pada
vertebral discus (VD) dan intervertebral discus (ID) pada vertebral column di
daerah punggung.
14. Metode angkat angkut yang benar(tidak boleh mengangkat dan mengangkut
beban secara tiba-tiba)
3.Beberapa pendekatan untuk mengurangi resiko
Batas beban yang diperbolehkan diangkat, dalam hal ini adalah
pendekatan terhadap batasan dimasa beban yang diangkut meliputi :Batasan
Legal ( Legal Limitations). Batasan angkat ini dapat membantu untuk mengurangi
rasa nyeri, ngilu pada tulang belakang bagi para wanita (back injuries inciedence
to woman). Batasan angkat ini akan mengurangi ketidak nyamanan kerja pada
tulang belakang, terutama bagi operator yang bekerja berat. Rekomendasi yang
dibuat oleh komisi keselamatan dan kesehatan (The Health and Safety
Commissions) di Inggris pada tahun 1982 :
-

Batasan Biomekanika (Biomechanical Limitations)

Batasan Fisiologi (Physiological Limitations)

Batasan Psiko-fisik (Psyho-physical Limitations

Sangat perlunya batas angkat bagi pelaksana di industri , maka Organisasi


kesehatan menetapkan tabel tindakan yang harus dilakukan sesuai dengan
batas angkat

BATASAN
ANGKAT (Kg)

Dibawah 16

TINDAKAN

Tidak ada tindakan khusus


yang perlu diabaikan

16 34

Prosedur administratif
dibutuhkan untuk
mengidentifikasi
ketidakmampuan seseorang
dalam mengangkat beban
tanpa menanggung resiko
yang berbahaya kecuali
dengan perantara alat bantu
tertentu

34 55

Operator terpilih dan terlatih,


menggunakan sistem
pemindahan material secara
terlatih. Harus dipengawasan
supervisio.

Diatas 55

Harus memakai peralatan


teknis, operator yang terlatih
dan terpilih pernah mengikuti
pelatihan kesehatan dan
keselamatan kerja dalam
industri, dan harus dibawah
pengawasan ketat

(Sumber data : Komisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Inggris, 1982, Eko
Nurmianto, Konsep Dasar dan Aplikasinya, 1996, hal 153)

Pentingnya pengawasan pada para pelaknasa untuk menghidari suatu resiko


yang akan mengakibatkan kerugian semua pihak , dan didasarkan pada
pengalaman lapangan, maka departemen buruh negara bagian victoria (Australia),

pada tahun 1998, mengeluarkan peraturandalam lembar kerja untuk metodologi


pemindahan material. lembaran kerj ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan K3
pada pemindahn material secara manual. Adapun regulasi berupa :1. Identifikasi
Resiko.2.Metodologi evaluasi resiko, dan 3.Pengendalian Resiko.
Adapun pada bagian evaluasi resiko berisikan beberapa petunjuk, yaitu :
1.

Aktivitas kerja dengan posisi duduk, tidak direkomendasi untuk mengangkat


atau membawa suatu objek yang lebih dari 4,5 Kg.

2.

Jika obyek yang diangkat lebih dari batas 16 s.d 29 Kg maka diharuskan lebih
berhati-hati dalam evaluasi resikonya selain itu juga dibutuhkan sistem
pengendalian dan pengukuran yang sesuai.

3.

Pekerja yang sudah lanjut tidak boleh membawa atau mengangkat,


menurunkan beban yang lebih dari 50 kg, tanpa bantuan peralatan apapun.
Hal ini dapat dipermudah dengan cara membuat satu tim kerja (work team)
atau dengan cara mengadakan (training) untuk penerapan metodologi cara
angkut yang benar

4.

Resiko beratnya beban yang dipindahkan jika dihubungkan dengan faktor


resiko pada saat jongkok. Jarak harisontal antara beban dan operator serta
frekuensi angkat (jumlah aktifitas angkat). Hal-hal diatas dapat dievaluasi
dengan menggunakan prosedur perhitungan yang telah dikodekan.

Pekerjaan mengangkat dan mengangkut jika dilakukan dengan salah


dapat menyebabkan resiko terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
semakin tinggi. Bagian tubuh yang paling paling beresiko terkena dampak dari
cara mengangkat dan mengangkut yang benar yaitu tulang belakang. Hal ini tentu
sangat berbahaya karena pada tulang belakang terdapat susunan syaraf yang
menghubungkan syaraf sensorik dan motorik dengan pengatur syaraf pusat atau
otak. Disamping itu juga terdapat resiko lain yang dapat terjadi jika proses
mengangkat dan mengangkut dilakukan dengan salah.
Adapun contoh kerusakan tulang belakang akibat teknik mengangkat dan
mengangkut beban yang terlalu berat antara lain :
1. Over Exertion Lifting and Carrying yaitu kerusakan jaringan, tubuh yang
diakibatkan oleh beban angkut yang berlebihan.

2. HNP (Hernia Nucleus Pulposus) yaitu robeknya bagian dalam dari lempeng
menonjol keluar serta mungkin menekan saraf-saraf disekitarnya akibat beban
angkut berlebih dan pembebanan tiba-tiba.
3. Back Injury yaitu timbulnya nyeri pada punggung, biasanya sikap kerja atau
mengangkat yang tidak benar dipengaruhi oleh arah beban yang diangkat.

POSTUR TUBUH YANG ERGONOMI SAAT BEKERJA


Postur tubuh adalah sikap dari anggota tubuh. Postur tubuh ditentukan oleh ukuran tubuh
dan ukuran peralatan atau benda yang digunakan pada saat bekerja. Pada saat bekerja perlu
diperhatikan postur tubuh agar tetap seimbang dan mempergunakan peralatan atau benda yang
dapat menunjang sikap tubuh secara baik sehingga nyaman dan aman pada saat dipergunakan.
Pertimbangan- pertimbangan ergonomi yang bekaitan dengan postur tubuh saat bekerja
dapat membantu mendapatkan postur tubuh yang nyaman bagi pegawai, baik itu saat berdiri,
duduk, maupun mengangkat. Beberapa jenis pekerjaan akan memerlukan postur tubuh tertentu
yang menututnya untuk melakukan sikap tubuh tersebut dalam jangka waktu yang relatif lama.

a.
b.
c.

1.

a.
b.

Hal ini mengakibatkan pegawai cepat lelah, dan adanya keluhan sakit pada beberapa bagian
tubuh. Untuk menghindari hal tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan
dengan sikap tubuh pada saat melakukan pekerjaan, diantaranya: (Tarwaka,2004)
Semua pekerjaan hendaknya dilakukan dalam sikap duduk atau berdiri secara bergantian.
Semua sikap tubuh yang tidak alami harus dihindari. Seandainya hal ini tidak memungkinkan,
hendaknya diusahakan agar beban diperkecil.
Tempat duduk harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak membebani melainkan dapat
memberikan relaksasi pada otot-otot yang sedang tidak dipakai untuk bekerja dan tidak
menimbulkan penekanan pada bagian tubuh.
Postur tubuh saat bekerja terdiri dari:
Sikap kerja duduk
Duduk merupakan sikap kerja dengan kaki tidak terbebani oleh beerat tubuh dan posisi
stabil selama bekerja. Duduk memerlukan lebih sedikit energi daripada berdiri. Kegiatan
bekerja sambil duduk harus dilakukan secara ergonomi sehingga dapat memberikan kenyamanan
dalam bekerja.
Sikap duduk yang keliru akan mengakibatkan timbulnya masalah-masalah pada punggung.
Sikap duduk yang benar yaitu sebaiknya duduk dengan punggung lurus dan bahu berada
dibelakang bokong menyentuh bagian belakang kursi, duduklah dengan lutut tetap setinggi
panggul, dan sebaiknya kedua tungkai tidak saling menyilang. Jangan biarkan kaki
menggantung dan hindari duduk dengan posisi yang sama lebih dari 20-30 menit. Selama duduk
istirahatkan siku dan lengan pada kursi, serta jaga bahu agar tetap rileks (Wasisto, 2005).

Gambar 1 Sikap kerja pada saat duduk


Posisi kerja yang sering dilakukan oleh para pegawai kantoran adalah posisi duduk.
Duduk adalah sikap yang wajar bagi tubuh manusia karena dapat mengurangi kelelahan otot,
kaki, punggung, dan pinggul.
Apabila dalam bekerja kita bisa duduk dengan baik dan nyaman karena menggunakan
tempat duduk yang ergonomis maka kita akan merasa nyaman dalam bekerja dan bisa
mengurangi rasa lelah dan memberi pengaruh positif pada kualitas pekerjaan dan juga kesehatan
tubuh.
Keuntungan bekerja sambil duduk adalah sebagai berikut:
Kurangnya kelelahan pada kaki.
Terhindarnya sikap-sikap yang tidak alamiah.

c.
d.
a.
b.
c.
2.

Berkurangnya pemakaian energi dalam bekerja.


Kurangnya tingkat keperluan sirkulasi darah.
Namun, kegiatan bekerja sambil duduk juga dapat menimbulkan kerugian/masalah apabila
tidak dilakukan secara ergonomi. Kerugian tersebut antara lain:
Melembeknya otot-otot perut.
Melengkungnya punggung.
Tidak baik bagi organ dalam tubuh, khususnya pada organ sistem pencernaan.
Sikap kerja berdiri
Sikap kerja berdiri merupakan sikap kerja dengan posisi tulang belakang vertical dan berat
badan bertumpu secara seimbang pada kedua kaki. Bekerja dengan posisi berdiri secara terus
menerus akan menyebabkan terjadinya penumpukan darah dan berbagai cairan tubuh pada kaku
dan hal ini akan bertambah apabila bentuk dan ukuran sepatu yang digunakan tidak sesuai.
PERTIMBANGAN ANTROPOMETRI DENGAN ERGONOMIVITAS
Akumulasi ketidaknyamanan penggunaan alat pada jangka waktu tertentu akan berdampak
tidak baik bagi kesehatan penggunanya dan keselamatan (Liliana, 2007). Tujuan pendekatan
antropometri dalam perancangan alat dan perlengkapan adalah agar terjadi keserasian antara
manusia dengan sistem kerja, sehingga menjadikan tenaga kerja dapat bekerja secara nyaman,
baik, dan efisien. Perancangan tempat kerja dan peralatan pendukungnya menjadi penting agar
sisi buruk yang ada pada setiap produk tidak muncul.
Kenyamanan menggunakan alat bergantung pada kesesuaian ukuran alat dengan ukuran
manusia. Jika tidak sesuai, maka dalam jangka waktu tertentu akan mengakibatkan stress tubuh
antara lain berupa lelah, nyeri, dan pusing. Sebaiknya, bukan manusia yang menyesuaikan
dengan alat, tetapi alat yang harus disesuaikan dengan manusia sehingga dapat mengurangi atau
bahkan menghindari masalah yang terjadi pada manusia.
INTERAKSI ANTARA TEMPAT KERJA DAN PERALATAN KERJA DENGAN
INDIVIDU
Lokasi ruang kerja adalah area fisik tempat seorang pegawai melakukan aktivitas kerja.
Tempat kerja adalah lokasi ruang kerja serta bagian dari mesin dan peralatan kerja, tempat
seorang pegawai melakukan berbagai aktivitas kerja.
Salah satu penyebab terjadinya stress fisik akibat kerja adalah terjadinya ketidaksesuaian
ukuran-ukuran komponen hhhhhhgmhu kerja dengan pegawai sehingga mengharuskan pegawai
bekerja dengan posisi sulit seperti membungkuk, mengangkat lengan dan bahu terlalu tinggi atau
aktivitas hanya dapat dilakukan hanya dengan satu lengan, dan lain lain. Gangguan sering kali
terjadi karena umumnya peralatan dan perlengkapan yang digunakan di desain dengan ukuran
yang tidak sesuai. Prinsip ergonomi yang benar mengharuskan peralatan, misalnya meja kerja,
yang sesuai atau dapat disesuaikan dengan ukuran individu yang menggunakannya
(Harrianto,2008).
Peralatan yang sering pegawai dalam kantor adalah komputer. Komputer adalah suatu alat
elektronik yang dapat digunakan untuk beberapa kegiatan perkantoran, seperti menginput,
memproses, dan menyimpan data. Dengan komputer pegawai dapat dengan mudah mengerjakan
berbagai tugas untuk menghasilkan suatu informasi. Dalam mengoperasikan komputer, beberapa
pegawai mengeluarkan waktu yang relatif lama dalam mengoperasikannya. Untuk itu dalam
menggunakan komputer diperlukan alat-alat penunjang yang disesuaikan oleh masing-masing

1.

individu, seperti meja, kursi, mouse, keyboard, dan layar monitor.


Peralatan-peralatan
penunjang tersebut harus dipakai secara ergonomi agar dapat memberikan kenyamanan bagi
pengguna.
Mouse
Mouse harus pada ketinggian dimana lengan, pergelangan tangan dan tangan sejajar.
Tempatkan mouse sedemikian rupa sehingga tidak perlu menggapai terlalu jauh dari jangkauan
tangan.

Gambar 2. Posisi Menggunakan Mouse


2.

3.

Keyboard
Keyboard harus ditempatkan pada ketinggian tertentu sehingga lengan atas, pergelangan
tangan, dan tangan berada pada posisi sejajar ketika sedang mengetik.

Gambar 3. Penggunaan Keyboard


Layar Monitor
Kebijakan ergonomi konvensionaal umumya menyarankan bahwa pusat layar monitor
seharusnya pada titik dimana tatapan mata jatuh secara alamiah dan monitor tidak harus agak
miring untuk menyesuaikan dengan sudut pandang seseorang. Penyangga monitor yang dapat
disesuaikan akan membantu membuat penyesuaian (Anderson, 2002). Posisikan layar monitor

50-60cm dari mata. Letak monitor akan sangat banyak mempengaruhi posisi kepala yang
berdampak teruatama pada otot-otot leher, dimana ketinggian yang berlebih akan menyebabkan
nyeri pada otot leher. Arah penglihatan untuk pekerjaan duduk adalah 32 - 44 dibawah garis
horizontal mata (Sumamur, 2009).

4.
a.
b.
c.
d.
e.
a.

b.
c.
d.
5.

a.

Gambar 4. Posisi Layar Monitor


Meja Komputer
Dalam memilih meja untuk menaruh sebuah komputer, terdapat beberapa persyaratan yang
dibutuhkan untuk meja komputer ergonomi, yaitu:
Meja dibuat dekat dengan pengguna agar terhindar dari penjangkauan yang terlalu jauh.
Permukaannya harus dibuat sedemikian rupa agar tidak memancarkan cahaya silau.
Memiliki tempat pergerakan kaki yang cukup.
Tinggi permukaan kerja untuk keyboard dibedakan dengan tinggi untuk monitor komputer.
Mempunyai jarak yang cukup antara kursi dan monitor komputer.
Ukuran meja yang sesuai dengan antropometri orang Indonesia adalah sebagai berikut:
Tinggi Meja
Tinggi permukaan atas dari meja dibuat setinggi siku dan disesuaikan dengan sikap tubuh
pada waktu bekerja. Untuk sikap duduk, tinggi meja yang diusulkan adalah 64-74cm yang
diukur dari permukaan daun meja sampai ke lantai.
Tebal Daun Meja
Jarak antara permukaan bawah daun meja dengan permukaan atas alas duduk >15cm.
Permukaan Meja
Permukaan meja harus rata dan tidak menyilaukan.
Lebar Meja
Lebar meja tidak melibihi jarak jangkauan tangan pegawai. Ukuran yang diusulkan adalah
kurang dari 80cm (Laurensia, 2004).
Kursi
Kursi merupakan salah satu komponen penting di kantor. Kursi yang ergonomi dapat
membantu mengatur posisi tulang belakang pada postur yang optimal dengan memberikan
pendukung yang tepat. Untuk kenyamanan dan kesesuaian yang lebih tepat, maka kursi
komputer harus mengikuti penyesuaian berdasarkan penggunanya dengan pilihan seperti:
Dudukan dapat disesuaikan dengan tinggi pengguna dan tinggi permukaan meja. Kedalaman
kursi harus sesuai untuk kedua kaki, dan berjarak 1-2 inchi di antara ujung kursi dan belakang
lutut.

b. Belakang kursi memiliki persyaratan seperti: dapat disesuaikan tinggi rendahnya untuk
mendukung kenyamanan tulang belakang, bentuk belakang kursi dapat disesuaikan untuk
pekerjaan yang berbeda, bergerak maju atau mundur.
c. Tinggi lengan kursi harus sesuai dengan tinggi lengan pengguna, lebar yang dibutuhkan
utamanya sesuai dengan pengguna atau rata-rata pengguna.
Ukuran kursi yang sesuai dengan antropometri orang Indonesia adalah:
a. Tinggi Alas Duduk
Diukur dari lantai sampai permukaan bagian depan alas duduk. Ukuran yang dianjurkan
adalah 38-54cm.
b. Panjang Alas Duduk
Diukur dari permukaan garis proyeksi permukaan dengan sandaran duduk pada permukaan
atas alas duduk sampai ke bagian depan alas duduk. Panjang alas duduk harus lebih pendek dari
jarak antara lekuk lutut dan garis punggung. Ukuran yang dianjurkan adalah 40cm.
c. Lebar Alas Duduk
Diukur pada garis tengah dengan alas duduk melintang. Lebar alas duduk harus lebih besar
dari pada pinggul. Ukuran yang dianjurkan adalah 40-44cm.
d. Sandaran Pinggang
Sandaran pinggang bagian atas tidak melebihi tepi bawah ujung tilang belikat, bagian bawah
setinggi garis pinggul, tinggi sandaran tidak melebihi tinggi bahu dan leher sandaran pinggang
lebih kecil atau sama dengan bahu.
Tips ergonomi bagi pegawai dalam penggunaan komputer:
1. Menggunakan kursi yang bagus dam mempunyai sandaran;
2. Bagian atas monitor hendaknya 5-8 cm diatas mata;
3. Monitor tidak silau;
4. Kursi mempunyai sandaran bagi tangan;
5. Kaki dapat diletakan di lantai dan dapat pula diletakan pada footrest;
6. Menggunakan sandaran dokumen;
7. Permukaan datar dan lurus;
8. Tangan dan siku dekat dengan badan;
9. Layar monitor dan keyboard berada tepat di tepan pengguna;
10. Sebaiknya sering melakukan istirahat singkat (senam atau jalan-jalan ringan).

Anda mungkin juga menyukai