Anda di halaman 1dari 7

Batasan beban yang boleh diangkat

Batasan angkat ini akan mengurangi ketidak nyamanan kerja pada tulang belakang,
terutama bagi operator yang bekerja berat. Rekomendasi yang dibuat oleh komisi
keselamatan dan kesehatan (The Health and Safety Commissions) di Inggris pada tahun
1982 :
Batasan angkat secara legal (Legal Limitations)
Dalam rangka menciptakan suasana kerja yang aman dan sehat maka perlu
adanya suatu batasan angkat untuk operator. Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa
batasan angkat secara legal yang digunakan untuk pabrik dan sistem bisnis manufaktur
lainnya. Batasan angkat ini dipakai sebagai batasan angkat secara internasional.
Adapun variabelnya adalah sebagai berikut :
 Pria dibawah usia 16th, maksimum angkat adalah 14 kg
 Pria usia diantara 16th dan 18th, maksimum angkat 18 kg
 Pria usia lebih dari 18th, tidak ada batasan angkat
 Wanita usia diantara 16th dan 18th, maksimum angkat 11 kg
 Wanita usia lebih dari 18th, maksimum angkat adalah 16 kg
Batasan angkat ini akan mengurangi ketidaknyamanan kerja pada tulang
belakang, terutama bagi operator untuk pekerjaan berat.
Batasan angkat di Indonesia ditetapkan melalui Peraturan Menteri Tenaga
Kerja Transmigrasi dan Koperasi No. PER.01/Men/1978 tentang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja dalam bidang Penebangan dan Pengangkutan Kayu. Beban
angkat ditetapkan dengan dasar perhitungan 5/7 kg berat badan., contohnya
seorang lelaki dengan berat badan 70 kg berarti beban yang dapat diangkat
sebesar 50 kg. Batasan tersebut dapat dilihat pada table berikut:
Aktivitas Dewasa Tenaga kerja muda
mengangkat
Laki-laki (kg) Wanita (kg) Laki-laki (kg) Wanita (kg)

Sekali-kali 40 10 15 10-12

Terus menerus 15-18 10 10-15 6-9

Dampak negatif bila pekerja dengan kelebihan berat badan (overweight-obesitas)


mengangkat beban berat

Hasil penelitian Purnamasari (2010) menyatakan bahwa seseorang yang overweight


lebih berisiko 5 kali menderita LBP (Low Back Pain) dibandingkan dengan orang yang
memiliki berat badan ideal. Ketika berat badan bertambah, tulang belakang akan tertekan
untuk menerima beban yang membebani tersebut sehingga mengakibatkan mudahnya terjadi
kerusakan dan bahaya pada stuktur tulang belakang. Salah satu daerah pada tulang belakang
yang paling berisiko akibat efek dari obesitas adalah verterbrae lumbal.
Dampak negatif bila pekerja dengan kekurangan berat badan (underweight)
mengangkat beban berat

Seseorang dengan berat badan dibawah ideal (underweight) berisiko untuk terjadi
patah tulang, terlebih jika mengangkat beban berat. Lemak bisa diibaratkan sebagai
bahan bakar dalam pembentukan esterogen, yaitu hormon seks yang berguna untuk
menjaga kesehatan tulang. Makin sedikit lemak tubuh, makin sedikit esterogen yang
dihasilkan sehingga tulang menjadi rapuh karena massanya sedikit.

Cara Mengangkat Beban yang Benar

Beberapa contoh teknik pengangkatan beban yang sering digunakan.

a. Basic lift ( teknik dasar dalam pengangkatan beban )

Sumber : U.S. ARMY CENTERFOR HEALTH PROMOTIONAND PREVENTIVE MEDICINE

Basic Lift ini adalah metode yang paling umum dari teknik mengangkat. Penggunaanya
antara lain untuk mengangkat benda-benda yang cukup kecil. Cara melakukan basic lift yaitu:
1. Dekatkan diri ke objek dengan posisi hampir jongkok.
2. Kemudian berdiri dengan sikap kaki melebar dan tempatkan satu kaki ke depan dan ke
sisi objek.
3. Jaga punggung agar tetap lurus, dan seolah- olah posisi mendorong, tetapi punggung
langsung ditarik ke arah luar, kemudian gunakan kaki dan pinggul dengan posisi lebih
rendah dari objek.
4. Usahakan dalam mengangkat beban, taruh beban sedekat mungkin dengan tubuh.
5. Jika kotak memiliki handle, pegang gagang.
6. Tempatkan tangan di sisi objek ( bagian bawah / alas objek ), usahakan bagian tangan
juga searah dengan kaki yang lebih maju.
7. Begitu juga dengan tangan lain, tempatkan tangan di objek sama seperti tangan sebelah
kiri
8. Pastikan objek tegak lurus dengan kedua tangan.
9. Mulai untuk mengangkat
10. Angkat beban kemudian menyusul dongakan kepala dan bahu. Dalam menahan beban,
usahakan kaki tidak menutup rapat agar lebih kuat.
11. Mulai mengangkat secara vertikal, dimulai dari berdiri dengan punggung, bokong lurus,
dan tahan napas saat mulai mengangkat.

Jika Anda melakukan teknik mengangkat ini dengan benar, kepala anda akan terangkat
pertama dengan posisi punggung lurus. Jika pinggul terangkat pertama dan harus menekuk
punggung ( posisi membungkuk ) kemudian berdiri tegak, maka anda melakukan teknik
angkat ini dengan salah. Karena pada posisi membungkuk, beban lebih membebani tulang
belakang, dan ini sangat berpotensi bahaya.

b. Power lift

Sumber : U.S. ARMY CENTERFOR HEALTH PROMOTIONAND PREVENTIVE MEDICINE

Gunakan teknik mengangkat ini ( power lift ) untuk benda-benda yang terlalu besar.
Power Lift ini sangat mirip dengan teknik angkat dasar. Di power lift, objek bergeser dengan
mendorong bokong untuk meringankan berat beban saat berdiri. ( Profesional Atlet angkat besi
mengangkat menggunakan posisi ini ). Cara melakukan power lift yaitu :
1. Menempatkan kaki kiri lebih kedepan dari kaki kanan sikap mengangkang.
2. Jagalah punggung tetap lurus, mendorong posisi pantat lebih keluar dengan
menggunakan kaki, dan pinggul turun mendekat ke objek.
3. Mendekap beban sedekat mungkin dengan tubuh.
4. Pastikan objek tegak lurus dengan kedua tangan.
5. Bersiaplah untuk mengangkat.
6. Angkat beban, kemudian menyusul dongakan kepala dan bahu. Tahan kaki untuk mulai
menutup ( jangan terlalu rapat), dan mulai mengangkat dengan berdiri dengan posisi
punggung lurus, bokong keluar (kaki mulai menutup pada posisi ini), dan tahan napas
ketika mulai mengangkat.

c. Tripod Lift
Penggunaaan tripod lift ini untuk distribusi objek berat dan bentuk tidak merata
(contoh: karung makanan). Teknik ini sangat mengandalkan otot lengan dan kaki. Dan tidak
dianjurkan untuk orang yang mempunyai masalah pada lutut. Karena akan fatal, bisa merusak
ligament dan otot keram. Cara melakukan tripod lift yaitu :
Sumber : U.S. ARMY CENTERFOR HEALTH PROMOTIONAND PREVENTIVE MEDICINE

1. Tempatkan kaki kiri di samping objek. Jaga punggung tetap lurus, dorong bokong
keluar, dan perlahan - lahan turunkan diri ke lutut kiri (jangan sampai membungkuk).
(Untuk bantuan, bisa menempatkan benda pada bangku atau paha untuk mempermudah
pengangkatan).
2. Posisikan objek dekat dengan lutut pada yang menempel tanah ( kaki kiri).
3. Pastikan objek tegak dengan kedua tangan
4. Geser objek dari lutut di tanah ke pertengahan paha. Jaga kepala kearah depan lurus
dengan bokong dan angkat objek ke paha yang lebih tinggi
5. Letakkan kedua lengan di bawah objek (dengan posisi telapak menghadap ke atas) dan
memeluk objek dibagian perut dan dada.
6. Mulai untuk mengangkat
7. Angkat beban kemudian menyusul dongakan kepala dan bahu. Tahan kaki untuk mulai
menutup. Mulai angkat dengan berdiri dengan posisi punggung lurus, bokong keluar
(kaki mulai menutup pada posisi ini), dan tahan napas ketika mulai mengangkat.

d. Overhead Lift

Penggunaan overhead lift ini untuk menempatkan objek di rak yang lebih tinggi dari
kepala. Teknik angkat ini dimulai dengan objek di tangan Anda. Hati-hati! Lift overhead
berisiko pada ketegangan otot. Hal ini dapat mempersulit untuk menjaga keseimbangan selama
mengangkat. Jika mungkin, menghindari mengangkat dengan metode ini dan usahakan hanya
menggunakan metode ini jika benar- benar diperlukan saja.
Sumber : U.S. ARMY CENTERFOR HEALTH PROMOTIONAND PREVENTIVE MEDICINE

Cara melakukan overhead lift yaitu :


1. Posisikan objek agar dekat dengan tubuh.
2. Jaga kaki agar selebar bahu, satu kaki sedikit di depan.
3. Mulai untuk mengangkat.
4. Angkat objek untuk rak tinggi menggunakan otot-otot lengan dan bahu. Dan tetap
menjaga agar objek menempel pada tubuh dengan posisi seperti pada gambar kiri dan
bernapas saat mengangkat.
5. Ketika mencapai rak, perlahan-lahan tahan kaki pada posisi belakang dan sedikit demi
sedikit untuk maju. Selalu jaga agar posisi punggung lurus.
6. Ketika beban mencapai tepi rak, mendorong objek ke rak.

e. Teknik Pivot
Ketika Anda harus angkat objek dan kemudian membawa pergi, itu umumnya langsung
untuk memutar tubuh terlebih dahulu. Namun, memutar dan mengangkat bersamaan dapat
menyebabkan kerusakan serius pada jaringan didaerah tulang belakang. Teknik pivot untuk
menghindari memutar sambil mengangkat.
Sumber : U.S. ARMY CENTERFOR HEALTH PROMOTIONAND PREVENTIVE MEDICINE
Cara melakukan pivot lift yaitu :
1. Angkat beban menggunakan salah satu teknik sebelumnya.
2. Tahan beban dekat dengan tubuh sejajar pada pinggang.
3. Putar 90 derajat salah satu kaki kearah dimana akan membawa beban tersebut.
Usahakan beban pada posisi tetap sejajar pada pinggang.

Beberapa keluhan cedera akibat kerja angkat beban berat :


1. Kram otot
Kram otot terjadi akibat otot tertarik pada arah yang salah, kontraksi otot yang berlebihan
atau saat terjadi kontraksi, dan juga bisa disebabkan otot yang belum siap. Kram otot sering
terjadi pada bagian paha ( groin muscles ), hamstrings ( otot paha bagian bawah , otot betis,
dan otot quadriceps ( Rini susilowati, 2014 ).
Penyebab dari kelelahan otot atau kram, yaitu karena melakukan pekerjaan berat tanpa
disertai pemanasan ( stretching ) terlebih dahulu. Oleh karena itu, pemanasan wajib dilakukan
sebelum memulai pekerjaan.

2. Nyeri Sendi
Kegiatan mengangkat beban yang terlalu berat juga dapat menyebabkan terjadinya nyeri sendi
pada bagian punggung. Selain mengangkat beban yang berat, mengangkat atau memindahkan
barang dengan posisi tubuh yang salah juga dapat memicu nyeri sendi pada bagian punggung.
Saat memindahkan suatu barang, berhati-hatilah agar cedera punggung dapat terhindarkan.
Rekomendasi Dokter Perusahaan
Agar terhindar dari dampak negatif mengangkat beban berat di lingkungan kerja selain
harus menggunakan teknik yang benar dalam proses pengangkatan barang, pekerja juga harus
menggunakan APD (Alat Pelindung Diri). Perlengkapan perlindungan diri yang wajib
digunakan pekerja antara lain sepatu boots dengan sol karet agar membantu pekerja dalam
berjalan dilantai yang cukup licin, penggunaan masker untuk melindungi diri dari virus, debu
yang ada di lingkungan kerja. Menggunakan pelindung kaki, sarung tangan, serta helm. Selain
itu, agar selalu diperhatikan tata cara penggunaan yang benar. Karena akan timbul masalah
baru, jika APD yang digunakan hanya sebagai hiasan semata tanpa menggunakanya sesuai
SOP / manual yang telah distandarkan.

Anda mungkin juga menyukai