Anda di halaman 1dari 19

Aplikasi batas angkat aman

Oleh
Kelompok II

Herlinda
Rasti Sahara Putri
Muhammad Nurkhalik
Dino Harjowiyono Jamri
POSISI TUBUH YANG ERGONOMI
KETIKA MENGANGKAT BEBAN

Pengangkatan beban secara manual berpengaruh terhadap anatomi


badan (muskoloskeletal), khususnya beban yang terjadi pada tulang
belakang. Manipulasi beban dengan kekuatan yang sangat besar
terutama pada persendian tulang belakang (diskus intervertebralis dan
sendi vertebral). Manusia dengan segala sifat dan tingkah lakunya
merupakan mahluk yang sangat kompleks. Untuk mempelajari manusia
tidak cukup di tinjau dari segi ilmu saja.
POSISI TUBUH YANG ERGONOMI
KETIKA MENGANGKAT BEBAN

POSISI BADAN
Kekuatan ini dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain :

Berat beban
Kelenturan badan
Posisi lengan
Kecepatan proses lifting
Kecenderungan tubuh bagian atas ke samping
Memutar badan
Ketegangan otot
POSISI TUBUH YANG ERGONOMI
KETIKA MENGANGKAT BEBAN

Gambar 1 Posisi Mengangkat Gambar 2 Posisi Tulang Belakang


POSISI TUBUH YANG ERGONOMI
KETIKA MENGANGKAT BEBAN

Gambar 3 Posisi Tulang Menerima Gambar 4 Tekanan pada Rongga


Beban Perut
POSISI TUBUH YANG ERGONOMI
KETIKA MENGANGKAT BEBAN

Gambar 5.Tabel beban yang diterima pada berbagai posisi


POSISI TUBUH YANG ERGONOMI
KETIKA MENGANGKAT BEBAN

MENGANGKAT YANG TEPAT DAN MEMBAWA


Mengangkat dan memindahkan barang dalam pekerjaan maupun dalam bengkel/
laboratorium maupun di kantor sangat sering terjadi. mengangkat dan
memindahkan barang adalah hal yang rutin , dan bahkan dianggap sepele karena
telah dilaksanakan secara terus menerus .
Pekerjaan yang rutin tersebut tidak memerlukan pelatihan atau training secara
khusus, tetapi mesih diperlukan suatu instruksi yang tepat. Dalam
bengkel/laboratorium megangkat dan membawa serta memindahkan barang
diajarkan secara teratur dan diawasi secara terus menerus.
Dalam pelatihan ringan beberapa teori di demonstrasikan dengan model (contoh
pada gbr dibawah). Selanjutnya tata cara memegang dan memindahkan barang
akan dipantau dalam bentuk statistik kerja.
POSISI TUBUH YANG ERGONOMI
KETIKA MENGANGKAT BEBAN

Gambar 6.Posisi persiapan mengangkat Gambar 7.Posisi berjalan dengan


tabung . Tempatkan beban dibahu angkat mengangkat beban , waktu berjalan
bagian bawah dengan posisi jongkok tegak badan dimiringkan ke sisi
POSISI TUBUH YANG ERGONOMI
KETIKA MENGANGKAT BEBAN

Cara mengangkat dan mengangkut yang baik harus memenuhi 2 prinsip kinetis,
yaitu :
a. Beban diusahakan menekan pada otot tungkai yang kuat dan sebanyak
mungkin otot tulang yang lemah dibebaskan dari pembebanan.
b. Momentum gerak badan dimanfaatkan untuk mengawali gerakan.

Gambar 8.Tidak Gambar 9. mengangkat


diperbolehkan beban bentuk tertentu
POSISI TUBUH YANG ERGONOMI
KETIKA MENGANGKAT BEBAN

Gambar 10. mengangkat Gambar 11.


beban sport mengangkat.transportasi
barang

Gambar12.Mengubah arah kaki


lebih ketika pengangkatan baik dari
pada memutar pinggul
POSISI TUBUH YANG ERGONOMI
KETIKA MENGANGKAT BEBAN

Gambar 13 memindahkan beban Gambar 14 mengangkat botol


POSISI TUBUH YANG ERGONOMI
KETIKA MENGANGKAT BEBAN

Gambar 15. batas beban angkat


FAKTOR RESIKO YANG BERPENGARUH
DALAM PEMINDAHAN MATERIAL DAN
PENDEKATANNYA
Faktor resiko yang berpengaruh dalam pemindahan material yaitu :
a. Berat beban yang harus diangkat dan perbandingannya terhadap berat
badan operator.
b. Jarak horizontal dari beban relatif terhadap operator.
c. Ukuran beban yang harus diangkat (berukuran besar) memiliki pusat
massa (centre of gravity) yang letaknya jauh dari badan operator. Selain itu
juga menghalangi pandangan (vision) operator.
d. Ketinggian beban yang harus diangkat dan jarak perpindahan beban
(mengangkat beban dari permukaan lantai akan relatif lebih sulit dari pada
mengangkat beban dari ketinggian pada permukaan pinggang).
e. Beban puntir (twisting load) pada badan operator selama aktivitas angkat
beban.
f. Prediksi terhadap berat beban yang akan diangkat. Untuk mengantsipasi
beban yang lebih berat dari yang diperkirakan.
FAKTOR RESIKO YANG BERPENGARUH
DALAM PEMINDAHAN MATERIAL DAN
PENDEKATANNYA

g. Stabilitas beban yang akan diangkat.


h. Kemudahan untuk dijangkau oleh pekerja.
i. Berbagai macam rintangan yang menghalangi ataupun keterbatasan
postur tubuh yang berada pada suatu tempat kerja.
j. Kondisi kerja, meliputi: pencahayaan, temperatur, kebisingan,
kelicinan lantai.
k. Frekuensi angkat, yaitu banyaknya aktivitas angkat.
l. Tidak terkoordinasinya kelompok kerja (lifting team).
m. Diangkatnya suatu beban dalam suatu periode. Hal ini sama dengan
membawa beban pada jarak tertentu dan memberi tambahan beban
pada vertebral discus (VD) dan intervertebral discus (ID) pada
vertebral column di daerah punggung.
n. Metode angkat angkut yang benar(tidak boleh mengangkat dan
mengangkut beban secara tiba-tiba)
FAKTOR RESIKO YANG BERPENGARUH
DALAM PEMINDAHAN MATERIAL DAN
PENDEKATANNYA

Pendekatan untuk mengurangi resiko

Kebutuhan untuk mengangkat secara manual harus benar-benar


diteliti secara ergonomis. Penelitian ini akan menghasilkan
adanya standarisasi dalam aktivitas angkat manusia.

Standar kemampuan angkat tersebut tidak hanya meliputi arah


beban, tetapi juga berisi ketinggian dan jarak operator
terhadap beban dan metode angkat terbaik harus
diimplementasikan.
BATASAN BEBAN YANG BOLEH
DIANGKAT

1. Batasan Angkat secara Legal (Legal Limitations)

Dalam rangka menciptakan suasana kerja yang aman dan


sehat maka perlu adanya suatu batasan angkat untuk
operator. Batasan angkat ini dapat membantu untuk
mengurangi rasa nyeri, ngilu pada tulang belakang bagi para
wanita (back injuries incidence to women). Batasan angkat
ini akan mengurangi ketidaknyamanan kerja pada tulang
belakang, terutama bagi operator untuk pekerjaan berat.
BATASAN BEBAN YANG BOLEH
DIANGKAT

2. Batasan Angkat secara Biomekanika


Batasan angkat biomekanika adalah analisa biomekanika tentang rentang
postur atau posisi aktivitas kerja, ukuran badan dan ukuran manusia.
Kriteria keselamatan adalah berdasarkan beban tekan (compression load) pada
intervertebral disc antara lumbar nomor lima dan sacrum nomor satu (L5/S1).

3. Batasan Angkat secara Fisiologis


Batasan angkatan secara fisiologis ditetapkan dengan
mempertimbangkan rata-rata beban metabolisme dan aktivitas angkat
berulang (repetitive lifting) atau dapat juga ditentukan dari jumlah
konsumsi oksigen.
BATASAN BEBAN YANG BOLEH
DIANGKAT

4. Batasan Angkat secara Psiko-Fisik

Metode ini berdasarkan pada sejumlah eksperimen yang berupaya


mendapatkan berat pada berbagai keadaan dan ketinggian beban yang
berbeda-beda. Ada tiga kategori posisi angkat yang ditemukan yaitu :
a. Dari permukaan lantai ke ketinggian genggaman (knuckle height)
b.Dari ketinggian genggaman tangan (knuckle height) keketinggian
bahu (shoulder height)
c.Dari ketinggian bahu (shoulder height) ke maksium jangkauan
tangan vertikal (vertical arm reach)

Anda mungkin juga menyukai