Anda di halaman 1dari 21

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Manusia memiliki bagian-bagian tubuh yang memiliki fungsinya masing-masing, namun sering
kali manusia tidak mengetahui bagian tubuh tersebut bekerja seperti apa. Pemahaman mendalam
mengenai gerak tubuh manusia sangat penting untuk mendukung dan memperlancar kegiatan
yang akan dilakukan. Postur tubuh yang baik sangat diperlukan agar nantinya kegiatan yang
akan dilakukan akan dijalankan lebih maksimal, akan terjadi produktivitas yang lebih maksimal
lagi, serta menghindari terjadinya Cumulative Trauma Discorders (CTD). Posisi tubuh yang
tidak benar akan menimbulkan kerusakan pada bagian tubuh dan membuat pekerjaan yang
dilakukan tidak akan maksimal, selain itu produktivitas yang akan diberikan pada hasil kerjanya
tidak akan maksimal. Hal-hal tersebut tidak akan di inginkan oleh perusahaan ataupun
perindustrian mana pun karena hanya dapat menimbulkan kerugian dan dapat membuat output
yang dihasilkan produsen tidak akan maksimal.

Oleh karena itu ergonomi mempelajari biomekanika yang mengidentifikasi tentang kekuatan
fisik manusia dan cedera tubuh pada manusia (Mas'idah, Fatmawati and Ajibta 2009).
Biomekanika merupakan sumber ilmu yang memiliki integrasi terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi kegiatan gerak tubuh manusia yang diambil dari pengetahuan dasar seperti ilmu
fisika, kimia, matematika, fisiologi, anatomi, dan konsep rekayasa untuk menganalisisgaya yang
terjadi pada tubuh manusia (Muslimah, Pratiwi and Rafsanjani 2006). Biomekanika juga dapat
didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari aspek-aspek kerja tubuh manusia. Biomekanika
didefinisikan secara umum sebagai ilmu yang membahas mengenai hukum-hukum dasar yang
berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi tubuh organik manusia mulai dari posisi
tubuh organik ataupun posisi gerak tubuh (Sukania, Widodo and Natalia2013).

Melalui ilmu biomekanika maka akan ditemukan solusi dari permasalahan untuk mengurangi
gaya dan momen yang akan diberikan ketika memberikan beban pada pekerja dan menghindari
terjadinya kecelakaan kerja. Biomekanika dilakukan untuk dapat menemukan solusi terkait
bagaimana cara yang tepat untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja pada pekerja dan
dapat membuat produktivitas kerja yang akan dilakukan pekerja akan lebih maksimal lagi.
Melalui biomekanika maka gerakan kerja yang dilakukan oleh tubuh manusia akan dianalisis
dengan dua cara yakni kuantitatif dan kualitatif. Analisis menggunakan metode kualitatif
didefinisikan sebagai observasi sistem dan penilaian introspektif kualitas gerakan manusia untuk
tujuan menyediakan intervensi yang paling tepat untuk meningkatkan kinerja manusia.
Sedangkan analisa dengan menggunakan metode kuantitatif yakni menggunakan variabel untuk
dijadikan media pengukuran dan menggunakan komputer apabila data yang diambil banyak
untuk mengelola datanya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah pada praktikum ergonomi modul 3 “Biomekanika dan Postur Kerja”
ini adalah sebagai berikut

1. Bagaimana menghitung nilai RWL (Recommended Weight Limit ), LI (Lifting Index), RULA
(Rapid Upper Limb Assessment) dan REBA (Rapid Entire Body Assessment) dalam
pengukuran beban kerja dan rekomendasi rancangan gerakan-gerakan perpindahan alat dan
benda kerja yang ergonomis ?
2. Apa saja perbaikan postur kerja pada sistem kerja dengan memperhatikan aspek-aspek
biomekanika kerja untuk menghasilkan rancangan yang efektif, nyaman, aman, sehat dan
efisien (ENASE) ?

1.3 TUJUAN PRAKTIKUM


Tujuan dari praktikum biomekanika dan postur kerja adalah sebagai berikut:

1. Mampu melakukan pengukuran kerja serta merancang metode kerja yang didasarkan pada
prinsip-prinsip biomekanika kerja dan postur tubuh.
2. Mengetahui besar beban kerja pada saat melakukan kerja dengan metode biomekanika.
3. Mampu memahami keterbatasan manusia dari beban kerja yang dibebankan pada anggota
tubuh manusia.
4. Mampu mengaplikasikan metode RWL, menghitung LI, RULA, dan REBA.
5. Mampu memberikan rekomendasi beban benda yang ideal saat diangkat oleh operator dan
mengetahui postur tubuh yang benar saat mengangkat beban.
BAB II LANDASAN TEORI
Biomekanika menggunakan konsep fisika dan teknik untuk menjelaskan gerakan pada
bermacam-macam bagian tubuh manusia dan gaya yang bekerja pada bagian tubuh pada aktifitas
sehari-hari (Franklin & Nordin 1980). Chaffin (1991) membuat istilah biomekanika kerja
(Occupational Biomechanic) yang didefinisikan sebagai berikut:

a. Biomekanika kerja adalah studi mengenai interaksi pekerja dengan peralatan, mesin dan
material, sehingga pekerja dapat meningkatkan performansinya dan di sisi lain dapat
meminimalkan resiko cedera kerja (muskuloskeletal).
b. Biomekanika menggunakan konsep fisika dan teknik untuk menjelaskan gerakan pada
bermacam-macam bagian tubuh manusia dan gaya yang bekerja pada bagian tubuh pada
aktifitas sehari-hari. Biomekanika kerja mengkaji perilaku tubuh manusia dan aspek-aspek
mekanika gerakan anggota-anggota tubuhnya. Pengetahuan tentang biomekanika sangat
diperlukan untuk mengetahui mekanisme terjadinya kecelakaan kerja, sehingga pendekatan
yang efektif dan ilmiah dapat membantu manusia bekerja dengan aman.
Biomekanika diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu :

a. General Biomechanic
General Biomechanic adalah biomekanika yang membahas hukum dan konsep dasar yang
mempengaruhi tubuh organik manusia baik dalam posisi diam maupun bergerak. Dalam
General Biomechanic sendiri meliputi dua bagian, yaitu :
1. Biostatics
Biostatics adalah bagian yang hanya menganalisa tubuh pada posisi diam atau bergerak
pada garis lurus dengan kecepatan seragam (uniform).
2. Biodinamic
Biodinamic adalah bagian yang berkaitan dengan gambaran gerakan– gerakan tubuh
tanpa mempertimbangkan gaya yang terjadi (kinematik) dan gerakan yang disebabkan
gaya yang bekerja dalam tubuh (kinetik). (Tayyari, 1997).
b. Occupational Biomechanic

Occupational Biomechanic berkaitan dengan interaksi fisik antara pekerja dengan mesin,
material dan peralatan, dimana memiliki tujuan dalam meminimalisir keluhan/kelelahan pada
sistem kerangka otot untuk meningkatkan produktifitas kerja. Biomekanik ini kolaborasi bagian-
bagian tubuh untuk menghasilkan gerak seperti tulang, jaringan penghubung (connective tissue),
dan otot.

Recommended Weight Limit (RWL) merupakan rekomendasi batas beban yang dapat diangkat
oleh manusia tanpa menimbulkan cidera meskipun pekerjaan tersebut dilakukan secara
repetitive dan dalam jangka waktu yang cukup lama. RWL ini ditetapkan oleh NIOSH pada
tahun 1991 di Amerika Serikat. Persamaan NIOSH berlaku pada keadaan:

a. Beban yang diberikan adalah beban statis, tidak ada penambahan ataupun pengurangan
beban di tengah-tengah pekerjaan.
b. Beban diangkat dengan kedua tangan.
c. Pengangkatan atau penurunan benda dilakukan dalam waktu maksimal 8 jam.
d. Pengangkatan atau penurunan benda tidak boleh dilakukan saat duduk.
e. Tempat kerja tidak sempit.

Menurut Wickens (2004) Dalam pengaplikasiannya ternyata formula NIOSH Lifting Equation
memiliki keterbatasan. Formula yang dikembangkan pada tahun 1981 tersebut hanya dapat
diaplikasikan pada aktivitas pengangkatan yang simetris atau pada aktivitas pengangkatan yang
didalamnya tidak meliputi adanya putaran pada tubuh. Selain itu, pada formula tersebut belum
mempertimbangkan tentang coupling. NIOSH Lifting Equation dikembangkan lebih lanjut
menjadi formula baru dengan mempertimbangkan kelemahan-kelemahan yang ada. Formula
tersebut bernama Recommended Weight Limit (RWL). RWL dapat digunakan untuk aktivitas
pengangkatan yang lebih beragam.

Berikut rumus matematis Recommended Weight Limit (RWL) menurut Wickens (2004) :

RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

Keterangan:

LC = Konstanta Pembebanan (23 kg)

HM = Faktor Pengali Horizontal (25/H)

FM = Faktor Pengali Frekuensi (Frequency Multiplier)

CM = Faktor Pengali Kopling (Handle)

VM = Faktor Pengali Vertikal

VM = 1 – 0,03 |V – 75|
VM (Indonesia) = 1 – 0,00326 |V – 69|

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


4.1 PENGUMPULAN DATA
A. RWL dan Lifting Index
1) Posisi 1
Tabel 4.1 Gambar Posisi Awal dan Akhir Mengangkat Galon dari Bawah ke Atas
Posisi Awal Posisi Akhir

(Sumber : Pengumpulan Data)

Tabel 4.2 Data Pengukuran Mengangkat Galon dari Bawah ke Atas


Data Pengukuran Posisi 1
Keterangan Awal Akhir
H (Jarak beban terhadap titik pusat tubuh) 44 cm 35 cm
V (Jarak beban terhadap lantai) 0 cm 70 cm
D (Jarak perpindahan beban secara vertikal) 0 cm 70 cm
A (Sudut simetri putaran yang dibentuk tubuh) 0o 0o
Load Weight 7,5 kg
Durasi kerja 1 jam = 60 menit 1 jam = 60 menit
Frekuensi Angkatan/Unit 10 10
(Sumber : Pengumpulan Data)

2) Posisi 2
Tabel 4.3 Gambar Posisi Awal dan Akhir Mengangkat Kardus Dengan Rotasi Sudut
Posisi Awal Posisi Akhir
(Sumber : Pengumpulan Data)

Tabel 4.4 Data Pengukuran Mengangkat Kardus Dengan Rotasi Sudut


Data Pengukuran Posisi 2
Keterangan Awal Akhir
H (Jarak beban terhadap titik pusat tubuh) 35 cm 40 cm
V (Jarak beban terhadap lantai) 70 cm 70 cm
D (Jarak perpindahan beban secara vertikal) 0 cm 55 cm
A (Sudut simetri putaran yang dibentuk tubuh) 0o 90o
Load Weight 8 kg
Durasi kerja 2 jam = 120 menit 2 jam = 120 menit
Frekuensi Angkatan/Unit 10 10
(Sumber : Pengumpulan Data)
B. RULA
1) Posisi 1 (Mengangkat Galon dari Bawah ke Atas)

Gambar 4.1 Shoulder Position Gambar 4.2 Elbow Position Gambar 4.3 Neck Position
(Sumber : Pengumpulan Data) (Sumber : Pengumpulan Data) (Sumber : Pengumpulan Data)

Gambar 4.4 Wrist Position Gambar 4.5 Shoulder Position Gambar 4.6 Shoulder Position
(Sumber : Pengumpulan Data) (Sumber : Pengumpulan Data) (Sumber : Pengumpulan Data)

Gambar 4.7 Elbow Position Gambar 4.8 Trunk Position Gambar 4.9 Legs Position
(Sumber : Pengumpulan Data) (Sumber : Pengumpulan Data) (Sumber : Pengumpulan Data)
2) Posisi 2 (Mengangkat Kardus Dengan Rotasi Sudut)
Gambar 4.9 Shoulder Position Gambar 4.10 Elbow Position Gambar 4.11 Wrist Position
(Sumber : Pengumpulan Data) (Sumber : Pengumpulan Data) (Sumber : Pengumpulan Data)

Gambar 4.12 Wrist


Gambar 4.13 Neck Position Gambar 4.14 Trunk Position
Pronosupination
(Sumber : Pengumpulan Data) (Sumber : Pengumpulan Data)
(Sumber : Pengumpulan Data)

Gambar 4.16 Legs Position


Gambar 4.15 Legs Position
(Sumber : Pengumpulan Data)
(Sumber : Pengumpulan Data)
C. REBA
Gambar 4.177 Gambar 4.18 Elbow Position Gambar 4.19 Neck Position
Shoulder Position (Sumber : Pengumpulan Data) (Sumber : Pengumpulan Data)
(Sumber : Pengumpulan Data)

Gambar 4.20 Wrist Position Gambar 4.21 Trunk Position Gambar 4.22
(Sumber : Pengumpulan Data) (Sumber : Pengumpulan Data) Shoulder Position
(Sumber : Pengumpulan Data)

Gambar 4.23 Elbow Position Gambar 4.24 Trunk Position Gambar 4.25 Legs Position
(Sumber : Pengumpulan Data) (Sumber : Pengumpulan Data) (Sumber : Pengumpulan Data)
2) Posisi 2 (Mengangkat Kardus Dengan Rotasi Sudut)
Gambar 4.26
Gambar 4.27 Elbow Position Gambar 4.28 Wrist Position
Shoulder Position
(Sumber : Pengumpulan Data) (Sumber : Pengumpulan Data)
(Sumber :Pengumpulan Data)

Gambar 4.29
Gambar 4.30 Neck Position Gambar 4.31 Trunk Position
Wrist Pronosupination
(Sumber : Pengumpulan Data) (Sumber : Pengumpulan Data)
(Sumber : Pengumpulan Data)

Gambar 4.33 Legs Position


Gambar 4.32 Legs Position
(Sumber : Pengumpulan Data)
(Sumber : Pengumpulan Data)
4.2 PENGOLAHAN DATA
A. Perhitungan RWL dan Lifting Index

RWL=LC × HM × VM × DM × AM × FM ×CM

Keterangan :
LC : Konstanta Pembebanan (23 kg)
HM : Faktor Pengali Horizontal (25/H)
FM : Faktor Pengali Frekuensi (Frecuency Multiplier)
CM : Faktor Pengali Kopling (Handle)
VM : Faktor Pengali Vertikal
VM =1−0 ,03∨V −75∨¿
VM =1−0,00326∨V −69∨¿
DM : Faktor Pengali Perpindahan
4,5
DM =0 , 82+
D
AM : Faktor Pengali Asimetrik
VM =1−0,0032 A

Load Weight
Lifting Index= =¿
Recommended Weight Limit

Keterangan:

Jika LI ≤ 1, maka aktivitas tersebut tidak mengandung resiko cidera tulang belakang. Jika LI >
1, maka aktivitas tersebut mengandung resiko cidera tulang belakang.

1) Posisi 1

Diketahui :

LC=23 kg

25 25
HM awal= = =0,568
H 44

25 25
HM akhir= = =0,714
H 35
VM awal ( Indonesia )=1−0,00326|V −69|=1−0,00326|0−69|=0,775

VM akhir ( Indonesia )=1−0,00326|V −69|=1−0,00326|70−69|=0,996

4,5 4,5
DM =0 , 82+ =0 , 82+ =0,884
D 70

AM awal=1−0,0032× A=1−0,0032× 0 °=1

AM akhir=1−0,0032× A=1−0,0032 ×0 °=1

FM =0 , 26(Tabel FM )

CM awal=Poor ( 0 cm<75 cm )=0 , 90 (Tabel CM )

CM akhir=Poor ( 70 cm<75 cm )=0 , 90(Tabel CM )

 RWL Awal

RWL=LC × HM × VM × DM × AM × FM ×CM

RWL=23 ×0,568 × 0,775 ×0,884 × 1× 0 , 26× 0 , 90

RWL=2 , 09

 RWL Akhir

RWL=LC × HM × VM × DM × AM × FM ×CM

RWL=23 ×0,714 ×0,996 × 0,884 ×1 ×0 , 26 × 0 ,90

RWL=3 , 38

 Lifting Index

Load Weight 7,5


Lifting Index= = =2 , 58
Recommended Weight Limit 2 , 09

Lifting Indeks > 1, maka aktivitas tersebut mengandung resiko cidera tulang belakang.
2) Posisi 2

Diketahui :

LC=23 kg

25 25
HM awal= = =0,714
H 35

25 25
HM akhir= = =0,625
H 40

VM awal ( Indonesia )=1−0,00326|V −69|=1−0,00326|70−69|=0,996

VM akhir ( Indonesia )=1−0,00326|V −69|=1−0,00326|70−69|=0,996

4,5 4,5
DM =0 , 82+ =0 , 82+ =0,901
D 55

AM awal=1−0,0032× A=1−0,0032× 0 °=1

AM akhir=1−0,0032× A=1−0,0032 ×90 °=0,994

FM =0 , 26(Tabel FM )

CM awal=Poor ( 70 cm<75 cm )=0 , 90(Tabel CM )

CM akhir=Poor ( 70 cm<75 cm )=0 , 90(Tabel CM )

 RWL Awal

RWL=LC × HM × VM × DM × AM × FM ×CM

RWL=23 ×0,714 ×0,996 × 0,901× 1× 0 ,26 × 0 , 90

RWL=3 , 44

 RWL Akhir
RWL=LC × HM × VM × DM × AM × FM ×CM

RWL=23 ×0,625 × 0,996 ×0,901 ×0,994 ×0 , 26 ×0 , 90

RWL=3 , 00

 Lifting Index

Load Weight 8
Lifting Index= = =2 , 67
Recommended Weight Limit 3 , 00

Lifting Indeks > 1, maka aktivitas tersebut mengandung resiko cidera tulang belakang.

B. Perhitungan score Rapid Upper Limb Assessment (RULA) dengan mengisi worksheet
perhitungan RULA.

Posisi 1 (Mengangkat Galon dari Bawah ke Atas)

Gambar 4. RULA Mengangkat Galon dari bawah ke atas


(Sumber : Pengolahan Data)
Posisi 2 (Mengangkat Kardus Dengan Rotasi Sudut)

Gambar 4. RULA Mengangkat Kardus Dengan Rotasi Sudut


(Sumber : Pengolahan Data)

C. Perhitungan score Rapid Entire Body Assessment (REBA) dengan mengisi worksheet
perhitungan REBA.

Posisi 1 (Mengangkat Galon dari Bawah ke Atas)


Gambar 4. REBA Mengangkat Galon dari bawah ke atas
(Sumber : Pengolahan Data)

Posisi 2 (Mengangkat Kardus Dengan Rotasi Sudut)


Gambar 4. REBA Mengangkat Kardus Dengan Rotasi Sudut
(Sumber : Pengolahan Data)

BAB V ANALISIS HASIL


5.1 BIOMEKANIKA DAN POSTUR KERJA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 KESIMPULAN

6.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Mas'idah, Eli, Fatmawati, W., & Azibta, L. (2009). Analisa Manual Material Handling (MMH)
Dengan Menggunakan Metoda Biomekanika Untuk Mengidentifikasi Risiko Cidera
Tulang Belakang (Musculoskeletal Disorder). Risiko Cidera Tulang Belakang
(Musculoskeletal Disorder), 119.
Sukania, I Wayan, Widodo, L., & Natalia, D. (2013). Identifikasi Keluhan Biomekanik dan
kebutuhan Operator Proses Packing. Jurnal Energi dan Manufaktur , 6.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai