Anda di halaman 1dari 20

MODUL 5

PENDIDIKAN ANAK TUNARUNGU DAN


ANAK DENGAN GANGGUAN KOMUNIKASI

Anggota kelompok 4

1. Rudi Astoni
2. Lispa Dewi
3. Lela Martilaya 857022655
4. Mirnayanti 857028624
5. Shofa Mardalena 857022648
6. Neni Diana 857023009
KB 1

Definisi dan Klarifikasi, Penyebab, serta Cara


Pencegahan TerjadinyaTunarungu dan gangguan
Komunikasi
DEFINISI DAN KLARIFIKASI
TUNARUNGU
A. Definisi Tunarungu
Menurut hallahan dan kauffman (1991:266), yaitu Tunarungu (hearing
impairment) merupakan istilah umum yang menunjukkan
ketidakmampuan mendengar dari yang ringan sampai yang berat sekali
yang digolongkan kepada tuli (deaf) dan kurang dengar (hard of hearing).
Menurut Frisina (Moores, 2001:11;Kirk, S. & Gallagher,J., 1989:300)
mengemukakan :
 Orang yang tuli (a deaf person) adalah seseorang yang mengalami
ketidakmampuan mendengar sedemikian besar yang menghambat
pemahaman bicara melalui pendengarannya dengan atau tanpa
menggunakan alat bantu dengar.
 Sedangkan orang yang kurang dengar (a hard of hearing person)
adalah seseorang yang mengalami ketidakmampuan mendengar
sedemikian besar sehingga mengalami kesulitan tetapi tidak
menghambat pemahaman pembicaraan melalui pendengarannya, tanpa
atau dengan menggunakan alat bantu dengar.
KLASIFIKASI TUNARUNGU

Ketunarunguan dapat di klasifikasikan berdasarkan 4 hal


yaitu :

1. Tingkat kehilangan pendengarannya


2. saat terjadinya ketunarunguan
3. letak gangguan pendengaran secara anatomis
4. berdasarkan etimologi (asal usul ketunarunguan)
B. PENYEBAB
KETUNARUNGUAN
1. Penyebab terjadinya tunarungu tipe Konduktif
a. kerusakan/gangguan yang terjadi pada telinga luar
b. kerusakan/gangguan yang terjadi pada telinga tengah

2. Penyebab terjadinya tunarungu tipe sensorineural


Tunarungu tipe Sensorineural, dapat disebabkan oleh
faktor genetik (keturunan) dan nongenetik
C. CARA PENCEGAHAN
TERJADINYA TUNARUNGU
Ada 4 cara yang dapat dilakukan sebagai upaya
pencegahan terjadinya tunarungu. Sebagai berikut:
1. Upaya yang dapat dilakukan pada saat sebelum nikah
(pranikah)
2. Upaya yang dapat dilakukan pada waktu hamil
3. Upaya yang dapat dilakukan pada saat melahirkan
4. Upaya yang dapat dilakukan pada masa setelah lahir
(post natal)
D. DEFINISI GANGGUAN
KOMUNIKASI

Komunikasi merupakan suatu aktivitas atau peristiwa


penyampaian pikiran maupun perasaan, dari seseorang
kepada orang lain, melalui sistem simbol yang dapat
dimaknai bersama, seperti simbol bunyi bahasa, tulisan,
serta melaui isyarat atau simbol lainnya. Pada dasarnya
komponen komunikasi terdiri dari komunikator, pesan dan
komunikan.
E. KLASIFIKASI GANGGUAN
KOMUNIKASI

Secara umum gangguan komunikasi diklasifikasikan dalam


2 kelompok besar, yaitu gangguan bicara dan gangguan
bahasa. Gangguan bicara berkenaan dengan proses
pengucapan lambang bunyi bahasa yang meliputi artikulasi
(pelafalan), kelancaran serta penyuaraan. Gangguan bahasa
berkenaan dengan pemahaman dan penggunaan bahasa.
Akan tetapi, seseorang dapat mengalami kedua gangguan
tersebut sekaligus.
F. PENYEBAB GANGGUAN
KOMUNIKASI
Gangguan komunikasi dapat disebabkan oleh berbagai
faktor, diantaranya:

1.Faktor kehilangan pendengaran


2. Kelainan organ bicara
3. Gangguan emosi
4. Keterlambatan perkembanagan
5. Mental retardasi
6. Kerusakan otak
7. Faktor lingkungan
G. PENCEGAHAN TERJADINYA
GANGGUAN KOMUNIKASI

1. Memonitor tumbuh kembang anak


2. Melakukan intervensi dini terhadap kelainan yang
ditemukan
3. Memberikan stimulasi bunyi-bunyi bahasa
4. Menghindari dwi bahasa pada awal masa
perkembanagan bahasa
KB 2
A. DAMPAK TUNARUNGU BAGI
ANAK
1. Dampak tunarungu terhadap perkembanagn
bicara dan bahasa

2. Dampak tunarungu terhadap kemampuan


akademis

3. Dampak tunarungu terhadap aspek sosio-


emosional

4. Dampak tunarungu terhadap aspek fisik dan


kesehatan
B. DAMPAK GANGGUAN
KOMUNIKASI BAGI ANAK

1. Hambatan dalam berinteraksi sosial


(anak mengalami gangguan/hambatandalam
kemampuan berkomunikasidengan orang lain)

2. Hambatan dalam pengembangan kemampuan


akademik
(kemampuan berbahasa baik secara reseptif maupun
ekspresif memegang peranan penting)
KB 3

KEBUTUHAN KHUSUS DAN PROFIL


PENDIDIKAN ANAK TUNARUNGU DAN ANAK
DENGAN GANGGUAN KOMUNIKASI

Sebagaimana anak lainnya yang mendengar, anak


tunarungu membutuhkan pendidikan untuk
mengembangkan potensinya secara optimal.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan
layanan pendidikan yang disesuaikan dengan
karakteristik, kemampuan, dan ketidak
mampuannya. Disamping sebagai kebutuhan,
pemberian layanan pendidikan kepada anak
tunarungu didasari oleh beberapa landasan, yaitu
landasan agama, kemanusiaan, hukum dan
pedagogis.
JENIS PELAYANAN
PENDIDIKAN BAGI ANAK
TUNARUNGU
Meliputi layanan umun dan layanan khusus
1. Layanan umum merupakan layanan yang biasa
diberiakan kepada anak mendengar/normal

2. Layanan khusus merupakan layanan yang


diberikan untuk mengurangi dampak kelainannya,
yang meliputi layanan bina bicara serta bina persepsi
bunyi dan irama.
TEMPAT/SISTEM PENDIDIKAN BAGI
ANAK TUNARUNGU
>> Layanan pendidikan bagi anak tunarungu
dikelompokkan menjadi sistem segregasi dan
integrsai/terpadu.
Sistem segregasi merupakan sistem pendidikan yang
terpisah dari penyelenggaraan pendidikan untuk anak
mendengar/normal.
Tempat pendidikan bagi anak tunarungu melalui
sistem ini meliputi sekolah khusus (SLB-B), SDLB dan
kelas jauh atau kelas kunjung
>> Sistem pendidikan integrasi/terpadu, merupakan
sistem pendidikan yang memberikan kesempatan pada
anak tunarungu untuk belajar bersama anak
mendengar/normal di sekolah umum/biasa.
>> Melalui sistem ini anak tunarungu ditempatkan
dalam berbagai bentuk keterpaduan yang sesuai
dengan kemampuannya.
STRATEGI PEMBELAJARAN

Strategi pembelajaran bagi anak tunarungu


pada dasarnya sama dengan strategi
pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran bagi anak mendengar/normal,
akan tetapi dalam pelaksanaannya harus
bersifat visual, artinya lebih banyak
memanfaatkan indera penglihatan siswa
tunarungu.
TUJUAN DAN FUNGSI EVALUASI

>> Pada dasarnya, tujuan dan fungsi evaluasi


dalam pembelajaran siswa tunarungu sama
dengan siswa mendengar/normal, yaitu untuk
mengukur tingkat penguasaan materi pelajaran,
serta untuk umpan balik bagi guru.

>> Kegiatan evaluasi bagi siswa tunarungu,


harus memperhatikan prinsip-prinsip:
Berkesinambungan, menyeluruh, obyektif, dan
pedagogis.
PENDIDIKAN UNTUK ANAK
DENGAN GANGGUAN KOMUNIKASI
Pendidikan untuk anak dengan gangguan
komunikasi tergantung jenis gangguan
komunikasi dan hambatan lain yang dialami anak
tersebut, karena banyak gangguan komunikasi
yang merupakan hambatan penyerta bagi
hambatan utama yang dialami anak. Mereka
memperoleh layanan pendidikan sesuai dengan
hambatan utamanya sera layanan untuk
mengembangkan kemampuan berkomunikasinya.
STRATEGI, MATERI, MEDIA,
PENILAIAN BAGI ANAK DENGAN
GANGGUAN KOMUNIKASI
Strategi, materi, media, maupun penilaian
yang digunakan dalam layanan pendidikan
khusus bagi anak dengan gangguan
komunikasi, sangat beragam sesuai jenis
gangguan yang di alami anak. Namun
prosedur umum layanan intervensi gangguan
komunikasi meliputi melakuka assesmen,
menganalisis hasil assesmen, membuat
intervensi, melaksanakan program
intervensi, penilaian/assesmen ulang, serta
tindak lanjut.
TERIMA KASIH

Jika banyak kesalahan


dalam penyampaian kami
mohon maaf

Anda mungkin juga menyukai