Anda di halaman 1dari 20

PDGK4407/PABK/MODUL 5 KB 1, 2 dan 3

PENDIDIKAN ANAK
TUNARUNGU DAN ANAK
DENGAN GANGGUAN
KOMUNIKASI
Oleh: Kelompok 3
1. Nurhayadi PABK
2. Oom Omaryati
3. Nurjanah
Modul 5
4. Nurdiansyah
KEGIATAN BELAJAR 1

Definisi dan Klasifikasi, Penyebab,


serta Cara Pencegahan Terjadinya
Tunarungu dan Gangguan
Komunikasi

1. KEGIATAN BELAJAR 1
2. KEGIATAN BELAJAR 2
3. KEGIATAN BELAJAR 3
DEFINISI DAN KLASIFIKASI TUNARUNGU
A. DEFINISI TUNARUNGU
 Menurut Hallahan dan Kauffman (1991:266), yaitu
Tunarungu (hearing impairment) merupakan istilah
umum yang menunjukkan ketidakmampuan mendengar
dari yang ringan sampai yang berat sekali yang
digolongkan kepada tuli (deaf) dan kurang dengar (hard
of hearing).

 Menurut Frisina (Moores, 2001:11; Kirk, S. & Gallagher,


J., 1989:300) mengemukakan:
Orang yang tuli (a deaf person) adalah seseorang yang mengalami
ketidakmampuan mendengar sedemikian besar yang menghambat
pemahaman bicara melalui pendengarannya dengan atau tanpa
menggunakan alat bantu dengar.
Sedangkan orang yang kurang dengar (a hard of hearing person)
adalah seseorang yang mengalami ketidakmampuan mendengar
sedemikian besar sehingga mengalami kesulitan, tetapi tidak
menghambat pemahaman pembicaraan melalui pendengarannya,
tanpa atau dengan menggunakan alat bantu dengar.
KLASIFIKASI TUNARUNGU

Ketunarunguan dapat diklasifikasikan


berdasarkan empat hal, yaitu:
1)Tingkat kehilangan pendengaran,

2) Saat terjadinya ketunarunguan,

3) Letak gangguan pendengaran secara anatomis,

4) Berdasarkan etimologi (asal usul ketunarunguan).


B. PENYEBAB
KETUNARUNGUAN

1. Penyebab Terjadinya Tunarungu Tipe Konduktif


 a. Kerusakan/gangguna yang terjadi pada telinga luar
 b. Kerusakan/gangguan yang terjadi pada telinga
tengah

2. Penyebab Terjadinya Tunarungu Tipe Sensorineural


Tunarungu tipe Sensorineural, dapat disebabkan oleh
faktor genetik (keturunan) dan nongenetik
C. CARA PENCEGAHAN
TERJADINYA TUNARUNGU
Ada empat cara yang dapat dilakukan sebagai
upaya pencegahan terjadinya tunarungu. Sebagai
berikut:
1. Upaya yang dapat dilakukan pada saat
sebelum nikah (pranikah)
2. Upaya yang dapat dilakukan pada waktu hamil
3. Upaya yang dapat dilakukan pada saat
melahirkan
4. Upaya yang dapat dilakukan pada masa
setelah lahir (post natal)
D. DEFINISI GANGGUAN KOMUNIKASI

Komunikasi merupakan suatu aktivitas


atau peristiwa penyampaian pikiran
maupun perasaan, dari seseorang kepada
orang lain, melalui sistem simbol yang
dapat dimaknai bersama, seperti simbol
bunyi bahasa, tulisan, serta melalui isyarat
atau simbol lainnya. Pada dasarnya
komponen komunikasi terdiri dari
komunikator, pesan dan komunikan.
E. KLASIFIKASI GANGGUAN KOMUNIKASI

Secara umum, gangguan komunikasi


diklasifikasikan dalam dua kelompok besar, yaitu
gangguan bicara dan gangguan bahasa.
Gangguan bicara berkenaan dengan proses
pengucapan lambang bunyi bahasa yang meliputi
artikulasi (pelafalan), kelancaran, serta
penyuaraan. Gangguan bahasa berkenaan
dengan pemahaman dan penggunaan bahasa.
Akan tetapi, seseorang dapat mengalami kedua
gangguan tersebut sekaligus.
F. PENYEBAB GANGGUAN
KOMUNIKASI
Gangguan komunikasi dapat disebabkan
oleh berbagai faktor, diantaranya:
1) Faktor kehilangan pendengaran
2) Kelainan organ bicara
3) Gangguan emosi
4) Keterlambatan perkembangan
5) Mental retardasi
6) Kerusakan otak
7) Faktor lingkungan
G. PENCEGAHAN TERJADINYA
GANGGUAN KOMUNIKASI
1. Memonitor tumbuh kembang anak
2. Melakukan intervensi dini terhadap
kelainan yang ditemukan
3. Memberikan stimulasi bunyi-bunyi
bahasa
4. Menghindari dwi bahasa pada awal
masa perkembangan bahasa
KEGIATAN BELAJAR 2

A. DAMPAK TUNARUNGU
PABK BAGI ANAK
Modul 5
1. Dampak Tunarungu Terhadap Perkembangan Bicara
dan Bahasa

2. Dampak Tunarungu Terhadap Kemampuan Akademis

3. Dampak Tunarungu Terhadap Aspek Sosio-Emosional

4. Dampak Tunarungu Terhadap Aspek Fisik dan


Kesehatan
B. DAMPAK GANGGUAN KOMUNIKASI
BAGI ANAK

1. Hambatan dalam Berinteraksi Sosial


(anak mengalami hambatan/gangguan dalam kemampuan
berkomunikasi dengan orang lain)

2. Hambatan dalam Pengembangan Kemampuan


akademik
(kemampuan berbahasa baik secara reseptif maupun ekspresif
memegang peranan penting)
MODUL 5 KEGIATAN BELAJAR 3

Kebutuhan Khusus dan Profil Pendidikan


Anak Tunarungu dan Anak dengan
Gangguan Komunikasi

 Sebagaimana anak lainnya yang mendengar, anak


tunarungu membutuhkan pendidikan untuk
mengembangkan potensinya secara optimal. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan layanan
pendidikan yang disesuaikan dengan karakteristik,
kemampuan, dan ketidakmampuannya. Di samping
sebagai kebutuhan, pemberian layanan pendidikan
kepada anak tunarungu, didasari oleh beberapa
landasan, yaitu landasan agama, kemanusiaan, hukum,
dan pedagogis
Jenis Pelayanan
Pendidikan Bagi Anak
Tunarungu
Meliputi layanan umum dan layanan Khusus
1. Layanan umum merupakan layanan yang
biasa diberikan kepada anak
mendengar/normal,
2. Layanan khusus merupakan layanan yang
diberikan untuk mengurangi dampak
kelainannya, yang meliputi layanan bina bicara
serta bina persepsi bunyi dan irama.
Tempat/Sistem Pendidikan
Bagi Anak Tunarungu
 Layanan pendidikan bagi anak tunarungu dikelompokkan
menjadi sistem segregasi dan integrasi/terpadu.
Sistem segregasi merupakan sistem pendidikan yang
terpisah dari penyelenggaraan pendidikan untuk anak
mendengar/ normal.
Tempat pendidikan bagi anak tunarungu melalui sistem
ini meliputi sekolah khusus (SLB-B), SDLB, dan kelas
jauh atau kelas kunjung.
 Sistem pendidikan integrasi/terpadu, merupakan sistem
pendidikan yang memberikan kesempatan pada anak
tunarungu untuk belajar bersama anak mendengar/normal di
sekolah umum/biasa.
 Melalui sistem ini anak tunarungu ditempatkan dalam berbagai
bentuk keterpaduan yang sesuai dengan kemampuannya.
STRATEGI PEMBELAJARAN
Strategi pembelajaran bagi anak
tunarungu pada dasarnya sama dengan
strategi pembelajaran yang digunakan
dalam pembelajaran bagi anak
mendengar/normal, akan tetapi dalam
pelaksanaannya, harus bersifat visual,
artinya lebih banyak memanfaatkan indera
.penglihatan siswa tunarungu
TUJUAN DAN FUNGSI
EVALUASI
 Pada dasarnya, tujuan dan fungsi evaluasi
dalam pembelajaran siswa tunarungu sama
dengan siswa mendengar/normal, yaitu untuk
mengukur tingkat penguasaan materi pelajaran,
serta untuk umpan balik bagi guru.

 Kegiatan evaluasi bagi siswa tunarungu, harus


memperhatikan prinsip-prinsip:
berkesinambungan, menyeluruh, obyektif, dan
pedagogis.
PENDIDIKAN UNTUK ANAK
DENGAN GANGGUAN
KOMUNIKASI

 Pendidikan untuk anak dengan gangguan


komunikasi tergantung jenis gangguan
komunikasi dan hambatan lain yang dialami
anak tersebut, karena banyak gangguan
komunikasi yang merupakan hambatan
penyerta bagi hambatan utama yang dialami
anak. Mereka memperoleh layanan pendidikan
sesuai dengan hambatan utamanya serta
layanan untuk mengembangkan kemampuan
berkomunikasinya.
STRATEGI, MATERI, MEDIA,
PENILAIAN BAGI ANAK DENGAN
GANGGUAN KOMUNIKASI

Strategi, materi, media, maupun penilaian yang digunakan


dalam layanan pendidikan khusus bagi anak dengan
gangguan komunikasi, sangat beragam sesuai jenis
gangguan yang dialami anak. Namun, prosedur umum
layanan intervensi gangguan komunikasi meliputi
melakukan asesmen, menganalisis hasil asesmen,
membuat intervensi, melaksanakan program intervensi,
.penilaian/asesmen ulang, serta tindak lanjut
“Tiada gading yang tak retak”
“Manusia adalah tempat salah dan khilaf”
Kritik saran dan sumbangsih pemikiran yang
konstruktif sangat diharapkan

“TERIMA KASIH, HATUR NUHUN,


MATUR SUWUN, ALIGATO”

Anda mungkin juga menyukai