Abstrak
Anak hambatan pendengaran adalah anak yang mengalami kehilangan kemampuan dengar yang
meliputi seluruh gradasi, baik ringan, sedang maupun berat, dan walaupun diberikan alat bantu mendengar
tetap memerlukan layanan pendidikan khusus. Dasar dari layanan pendidikan bagi anak dengan hambatan
pendengaran adalah asesmen fungsi pendengaran dan asesmen pendukung lainnya. Dampak dari hambatan
pendengaran adalah terjadinya kemiskinan bahasa dan bicara, yang berdampak pula pada aspek
perkembangan lainnya. Hal ini disebabkan karena anak tidak mendengar bahasa sejak usia dini. Untuk
mengatasi terhambatnya perkembangan bahasa tersebut, maka sangat diperlukan adanya intervensi edukatif
berupa program bimbingan orangtua agar orangtua dapat memenuhi kebutuhan khusus anak akibat dari
hambatan pendengarannya, pengembangan aspek sosial dan emosi, serta pemberian latihan kemampuan
mendengar melalui program Pengembangan Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama. Proses pemerolehan dan
penguasaan bahasa menggunakan strategi dan prosedur secara alami seperti yang terjadi pada anak
mendengar pada umumnya dalam lingkungan bahasa.
Abstract
Children with hearing loss are ones who lose their listening ability at all levels from mild,
moderate and severe, and even they are supported with hearing devices they need special educational
care. The basic elements for conducting education program for children with hearing loss are the
assessments of hearing organ functions and other supporting tests. The effects of hearing loss are
having low literacy skills and poor speaking ability that affect the other dimensions of the children
development. It happens because they have not been able to listen since they are babies. In order to
move barriers in a way they learn languages, the educational interventions in form of parental
guidance program are needed. The program is designed for the parents to fulfil their children special
needs as a consequence of the hearing loss, develop the children social and emotional aspects, and to
provide exercises to improve their hearing ability through Communication Development of Sound
Perception and Rhythm Program. The language acquiring and mastering in this program are applied
based on the strategy and natural process as it happens to normal children when they are in their
language environment.
Key words: Children with hearing loss, hearing function assessment, educational intervention
______________________________________________________
*
Penulis Korespodensi.
Email: bambang.nugroho@atmajaya.ac.id*
Asesmen dan Intervensi Pendidikan bagi Siswa dengan Hambatan Pendengaran (Gregorius Bambang) 46
bahasa. Anak baru menggunakan tanda atau data yang berkaitan dengan hambatan
tertentu seperti mengamati, menunjuk, pendengaran melalui pengetesan,
meraih, memegang benda dan mulai pengamatan, dan wawancara sebagai dasar
memahami lambang yang digunakan orang dalam mengambil suatu keputusan yang
lain sebagai tanda namun belum membentuk berkaitan dengan pendidikan bagi anak
suatu sistem lambang. Dan kedua, tuli purna hambatan pendengaran (Kretsmer, 2009).
bahasa (Postlingually Deaf), yaitu mereka Tujuan dilaksanakannya asesmen fungsi
yang mengalami hambatan pendengaran pendengaran yang paling mendasar adalah
setelah menguasai suatu bahasa, telah untuk mengetahui tingkat kehilangan
menerapkan dan memahami sistem lambang kemampuan dengar anak setelah diidentifikasi
yang berlaku di lingkungannya. Van Uden bahwa anak tersebut mengalami hambatan
(dalam Lani Bunawan, 2000) mengutamakan pendengaran, sehingga sesegera mungkin
pengembangan metode pengajaran bahasa mendapat pelayanan intervensi sesuai dengan
Metode Maternal Reflektif bagi anak yang kebutuhan khususnya.
masuk dalam kelompok tuli prabahasa. Dalam pelaksanaannya, asesmen fungsi
Dari uraian tersebut di atas, penulis pendengaran tersebut dapat dilakukan secara
menyimpulkan bahwa anak hambatan obyektif maupun secara subyektif
pendengaran adalah anak yang mengalami (Vermeulen, 1995). Asesmen fungsi
kehilangan kemampuan dengar baik ringan, pendengaran secara obyektif dilakukan oleh
sedang maupun berat dan walaupun diberikan seorang profesional, seperti dokter THT atau
alat bantu dengar tetap membutuhkan layanan seorang audiolog. Jenis-jenis asesmen fungsi
pendidikan khusus. pendengaran secara obyektif antara lain tes
BERA (Brain Evoke Respons Audiometry),
Asesmen Anak dengan Hambatan Tymphanometer, Otoacustic Emision.
Pendengaran
Sedangkan asesmen fungsi pendengaran
Untuk mengetahui tingkat kemampuan
subyektif, dapat dilakukan oleh siapapun dan
dengar pada anak dengan hambatan
dapat dilakukan dengan menggunakan
pendengaran diperlukan adanya asesmen
peralatan sederhana sekalipun, karena
fungsi pendengaran. Adapun yang dimaksud
terutama berfungsi untuk mengenali secara
dengan asesmen fungsi pendengaran yaitu
dini terhadap ada dan tidaknya hambatan
suatu proses kegiatan pengukuran untuk
pendengaran pada anak tersebut. Beberapa
mengumpulkan berbagai macam informasi
contoh asesmen fungsi pendengaran secara
49 JURNAL PSIKO EDUKASI Vol. 20 Issue 1, 2022 (45-52)
subyektif, antara lain ; BOA (Behavioral maupun berbicara, yang berdampak pada
Observation Audiometry), Puppet Show kemampuan dalam berbagai aspek yang lain
Audiometry, Free Field Test dan Audiometer (Boothroyd, 1990). Hal ini disebabkan karena
Nada Murni Asesmen. fungsi pendengaran kemiskinan bahasa yang diakibatkan anak
tersebut sebagai dasar awal untuk tidak mendengar Bahasa sejak dini. Maka
memberikan intervensi dini. tindakan intervensi seyogyanya merupakan
Asesmen fungsi pendengaran dapat suatu keharusan yang harus dilakukan, baik
bersifaf kuantitatif, yaitu untuk mengetahui ditinjau dari segi etik, moral, humaniora
berapa deciBell anak mengalami kehilangan maupun ekonomis. Boothroyd (2002)
kemampuan dengar, dan dapat bersifat mengemukakan bahwa tujuan jangka pendek
kualitatif yaitu untuk mengetahui jenis suatu tindakan intervensi adalah untuk
ketunarunguannya, termasuk tunarungu mengurangi hambatan primer yaitu
konduktif, perseptif atau campuran. Menurut ketunarunguan anak dan mencegah
Van Uden (dalam Vermeulen,1995), di berkembangnya masalah sekunder yakni
samping asesmen fungsi pendengaran, anak kemiskinan bahasa yang berdampak pada
dengan hambatan pendengaran perlu aspek perkembangan yang lain, serta
mendapatkan asesmen pendukung, yaitu menjamin terpenuhinya kebutuhan khsusus
asesmen bahasa dan bicara, asesmen sosial peserta didik tunarungu, kendati adanya
emosional, asesmen ketajaman penglihatan hambatan. Sedangkan tujuan jangka panjang
maupun asesmen fisik motorik. Hal ini dilakukannya intervensi dini adalah agar
dikarenakan anak hambatan pendengaran peserta didik tunarungu tumbuh dan
sebagian besar juga mengalami hambatan- berkembang secara optimal, sehingga mampu
hambatan penyerta. Hasil dari kegiatan menghadapi berbagai macam tantangan hidup
asesmen, digunakan sebagai dasar untuk di kemudian hari dalam hidup bermasyarakat.
memberikan intervensi pendidikan sejak usia Agar tujuan itu dapat tercapai, maka jenis
dini bagi anak dengan hambatan pendengaran. penanganan yang dapat diadakan adalah
penanganan dalam bidang medik, bidang
Intervensi Pendidikan untuk Anak prostetik, dan yang paling penting setelah
Hambatan Pendengaran
kedua bentuk intervensi dilakukan adalah
Ketunarunguan berdampak pada
diselenggarakannya intervensi yang bersifat
hambatan perkembangan anak yang sangat
edukatif dengan dimasukkannya anak
kompleks, baik pada kemampuan berbahasa
tunarungu dalam proses pendidikan usia dini
Asesmen dan Intervensi Pendidikan bagi Siswa dengan Hambatan Pendengaran (Gregorius Bambang) 50
khusus untuk anak tunarungu (Des Power, dapat memenuhi kebutuhan khusus anaknya,
1995). Maka dapat dikatakan bahwa tujuan yang meliputi ; kegiatan konseling, terutama
diselenggarakannya intervensi sejak usia dini pada fase awal bila orangtua masih
menurut Boothroyd adalah untuk pertama, mengalami kesulitan dalam menerima
memaksimalkan pencegahan dampak keadaan anak, pemberian informasi tentang
ketunarunguan, artinya adalah dengan seluk beluk ketunarunguan, pembinaan dalam
memberikan kemampuan berkomunikasi dan teknik cara-cara tertentu : seperti
berbahasa secara optimal dapat memfungsikan dan merawat alat bantu
mencegah/mengurangi dampak yang lain dengar, merangsang dan mengembangkan
misalnya : kognitif, sosial, emosi dan lain- keterampilan anak dalam bidang
lain, kedua memanfaatkan usia peka dalam berkomunikasi atau berbicara, serta
perkembangan anak, dan ketiga untuk pengembangan aspek kognitif. Kedua,
mempertahankan sinkroni dalam pengembangan bidang sosial emosional anak
perkembangan, artinya adalah seorang anak hambatan pendengaran usia dini, pemberian
akan berkembang sekaligus dalam pelbagai informasi pada orangtua untuk memahami
bidang yang paralel, namun saling terkait dampak ketunarunguan dan bagaimana cara
sehingga ada sinkroni dalam perkembangan. mengatasinya, sehingga akan berpengaruh
Menurut Boothroyd, berhasil tidaknya positif dalam membangun sikap sosial
penanganan peserta didik dengan hambatan emosional anak. Dan ketiga, pemberian
pendengaran tergantung dari berbagai faktor, latihan kemampuan mendengar melalui
yaitu : faktor orangtua, makin mereka dapat program Pengembangan Komunikasi Persepsi
menyesuaikan perilaku anak guna memenuhi Bunyi dan Irama. Sebelum melaksanakan
kebutuhan khususnya, makin besar pembinaan dalam persepsi bunyi dan irama,
kemungkinan akan berhasil. Di samping itu maka langkah pertama adalah upaya
juga pendekatan komunikasi dan pendekatan “mengurangi” tingkat kehilangan kemampuan
penguasaan bahasa yang diterapkan dengar anak melalui kegiatan pemilihan alat
merupakan salah satu faktor yang juga ikut bantu mendengar yang cocok sesuai
ambil peranan (Myklebust, 1990). kehilangan kemampuan pendengaran anak.
Program intervensi bagi anak dengan Menurut Van Uden (dalam Lani
hambatan pendengaran antara lain mencakup Bunawan, 2000) mengatakan bahwa anak
bidang-bidang sebagai berikut : Pertama, hambatan pendengaran segera mungkin
program bimbingan orangtua, agar orangtua proses penguasaan bahasa perlu dimulai
51 JURNAL PSIKO EDUKASI Vol. 20 Issue 1, 2022 (45-52)