Kemampuan berkomunikasi
Kedokteran keluarga merupakan profesi yang menarik dan memiliki
berbagai tantangan dan memiliki cakupan yang luas dengan beragam
orang. Oleh karena itu memiliki ketrampilan interpersonal dan menjadi
komunikator yang efektif adalah syarat mutlak dan ciri penting bagi
seorang DK yang baik. Bab ini memberikan petunjuk dan tips-tips dalam
membangun kemampuan berkomunikasi.
a. Berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya
Dokter yang baik adalah dokter yang mampu membangun hubungan
komunikasi yang baik antar pasien dan keluarganya, kegagalan dalam
komunikasi dapat berakibat atas keluhan dari pihak keluarga pasien.
Adapun kegagalan komunikasi akan mengakibatkan kegagalan untuk
memperoleh informasi yang adekuat, gagal untuk mendengar seluruh
keluhan pasien, kebutuhan psiko-sosial pasien menjadi terabaikan, dan
gagal membangun hubungan mutual dokter-pasien.
Sangatlah bermanfaat apabila pasien-dokter dapat membangun
hubungan komunikasi yang baik, hal ini dapat terlihat dari kepercayaan
pasien terhadap saran terapi dari dokter, dan keberhasilan pengobatan.
Walaupun ketika dokter tidak lagi memiliki cara pengobatan yang efektif,
namun hubungan yang baik, mampu menekan stress dan kecemasan
pasien.
Konsultasi yang efektif dan berhasil membutuhkan kemampuan
komunikasi yang kompeten, pasien tidak lagi dilihat sebagai objek
penderita namun sebagai mitra kerja yang dapat memberikan pendapat
atas yang dirasakan oleh pasien dari sudut pandang pasien.
Pengembangan ini lebih melibatkan pasien dan sebagai hasilnya pasien
merasa puas dan dihargai, selain itu memberikan alur diskusi dan
konsultasi yang lebih hidup.
Pengenalan
dan
identifikasi
masalah kedatangan pasien.
Mengumpulkan
informasi
menentukan masalah klinis
&
Pemeriksaan Fisis
Menegakkan diagnosis
Menutup Pertemuan
Performa
keseluruhan
membangun hubungan.
dan
bahasa
yang
mudah
dimengerti
Membuat diagnosis klinis
Menjelaskan diagnosis klinis
dengan bahasa yang mudah
dimenegerti
Mendiskusikan
pilihanpilihan pengobatan dengan
pasien
Melibatkan pasien dalam :
o Informasi
mengenai
diagnosis, komplikasi,
prognosis dan tujuan
pengobatan
o Berempati
terhadap
keadaan pasien
o Memberikan
saran
untuk perubahan gaya
hidup
o Menyusun
pemeriksaan lanjutan
o Menjelaskan
secara
rasional dan ilmiah
terkait dengan efek
samping pengobatan
o Menyusun follow up
dan
rujukan
yang
sesuai
o Menyusun
tim
multidisiplin yang tepat
untuk kasus pasien
Bertanya kepada pasien,
mengecek
pemahaman
pasien
Mencapai
kesepakatan
dalam penatalaksanaan dan
memberikan
paparan
singkat
mengenai
penatalaksanaan.
Tenang, profesional dan
hangat, posture yang tepat,
Orang tua yang merasa tidak dihormati atau yang merasa ditakuti,
biasanya tidak merasa puas dengan informasi yang diberikan. Menjadi
tugas DK adalah untuk memberikan perhatian, empathy dan hormat
untuk menghadapi dan membangun hubungan anak-pasien-dokter.
Table tanda bahaya, apa yang harus dan tidak harus dilakukan dalam
menghadapi amarah pasien
Tanda bahaya
Kenali sebelum hal ini mulai lepas kendali
Suara = tiba-tiba pelan, lembut atau keras menjadi tinggi dan
memaksa
Wajah = kehilangan kontak mata, mengkerut, memerah, mata menjadi
merah
Fisik = mendekati dokter, bersifat menantang
Yang harus dilakukan
Menjaga jarak yang aman, tidak jauh dan tidak terlalu dekat
Tetap tenang
Menyadari kemarahan pasien dan tidak memancingnya lebih jauh lagi
Menyetujui pendapat pasien apabila tepat dan tidak menyalahkan
siapapun
Mendengar dengan aktif, pertahankan kontak mata dan memberikan
anggukkan
Mengidentifikasi derajat amarah Seberapa marah pasien anda?
Memberikan pertanyaan terbuka apa yang menyebabkan anda
menjadi marah
Mencari penyebab amarah sambil mencari fokus amarah
Mengakui
ketidaksempurnaan
diagnosis,
pemeriksaan
dan
pengobatan.
Meminta maaf dengan tepat
Apabila langkah diatas tidak berhasil, akhiri visite berikan waktu
sebelum melanjutkan visite kembali