Anda di halaman 1dari 8

PEDOMAN BAGI DOKTER KELUARGA

Oleh : Dr. dr. A. Armyn Nurdin. M.Sc. DPDK

Kemampuan berkomunikasi
Kedokteran keluarga merupakan profesi yang menarik dan memiliki
berbagai tantangan dan memiliki cakupan yang luas dengan beragam
orang. Oleh karena itu memiliki ketrampilan interpersonal dan menjadi
komunikator yang efektif adalah syarat mutlak dan ciri penting bagi
seorang DK yang baik. Bab ini memberikan petunjuk dan tips-tips dalam
membangun kemampuan berkomunikasi.
a. Berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya
Dokter yang baik adalah dokter yang mampu membangun hubungan
komunikasi yang baik antar pasien dan keluarganya, kegagalan dalam
komunikasi dapat berakibat atas keluhan dari pihak keluarga pasien.
Adapun kegagalan komunikasi akan mengakibatkan kegagalan untuk
memperoleh informasi yang adekuat, gagal untuk mendengar seluruh
keluhan pasien, kebutuhan psiko-sosial pasien menjadi terabaikan, dan
gagal membangun hubungan mutual dokter-pasien.
Sangatlah bermanfaat apabila pasien-dokter dapat membangun
hubungan komunikasi yang baik, hal ini dapat terlihat dari kepercayaan
pasien terhadap saran terapi dari dokter, dan keberhasilan pengobatan.
Walaupun ketika dokter tidak lagi memiliki cara pengobatan yang efektif,
namun hubungan yang baik, mampu menekan stress dan kecemasan
pasien.
Konsultasi yang efektif dan berhasil membutuhkan kemampuan
komunikasi yang kompeten, pasien tidak lagi dilihat sebagai objek
penderita namun sebagai mitra kerja yang dapat memberikan pendapat
atas yang dirasakan oleh pasien dari sudut pandang pasien.
Pengembangan ini lebih melibatkan pasien dan sebagai hasilnya pasien
merasa puas dan dihargai, selain itu memberikan alur diskusi dan
konsultasi yang lebih hidup.

Table 1 : Panduan konsultasi Patient-centered


Sapa pasien dengan sopan
dan ramah, meminta izin
pasien untuk di anamnesis.
Memperkenalkan diri
Melakukan anamnesis
Mendengarkan pasien dan
tidak
memotong
pembicaraannya.
Mengumpulkan
informasi
yang
cukup
untuk
menegakkan diagnosis, dan
mengeksklusikan diagnosis
yang tidak sesuai
Mendapatkan
riwayat
pengobatan
pasien
sebelumnya
Mendengarkan
ide
dan
harapan pasien
Mendengarkan
riwayat
psiko-sosial
Merespon pasien dengan
baik secara verbal maupun
nonverbal
Meminta izin kepada pasien
Berusaha membuat pasien
merasa nyaman
Memeriksa pasien dengan
pemeriksaan fisis yang tepat
Menjelaskan
proses
pemeriksaan pada pasien
Menginterpretasikan
pemeriksaan dengan tepat
Menjelaskan
hasil
pemeriksaan
dengan

Pengenalan
dan
identifikasi
masalah kedatangan pasien.

Mengumpulkan
informasi
menentukan masalah klinis

&

Pemeriksaan Fisis

Menegakkan diagnosis

Merencanakan tata laksana

Menutup Pertemuan

Performa
keseluruhan
membangun hubungan.

dan

bahasa
yang
mudah
dimengerti
Membuat diagnosis klinis
Menjelaskan diagnosis klinis
dengan bahasa yang mudah
dimenegerti
Mendiskusikan
pilihanpilihan pengobatan dengan
pasien
Melibatkan pasien dalam :
o Informasi
mengenai
diagnosis, komplikasi,
prognosis dan tujuan
pengobatan
o Berempati
terhadap
keadaan pasien
o Memberikan
saran
untuk perubahan gaya
hidup
o Menyusun
pemeriksaan lanjutan
o Menjelaskan
secara
rasional dan ilmiah
terkait dengan efek
samping pengobatan
o Menyusun follow up
dan
rujukan
yang
sesuai
o Menyusun
tim
multidisiplin yang tepat
untuk kasus pasien
Bertanya kepada pasien,
mengecek
pemahaman
pasien
Mencapai
kesepakatan
dalam penatalaksanaan dan
memberikan
paparan
singkat
mengenai
penatalaksanaan.
Tenang, profesional dan
hangat, posture yang tepat,

menjaga kontak mata


Menunjukkan rasa empati
Bersikap sesuai dengan
budaya pasien

Berkomunikasi dengan anak-anak


Berkomunikasi dengan pasien anak-anak dapat menjadi hal yang
menantang, hal ini dikarenakan, sangat jarang pasien anak-anak
menyadari akan pasien mereka, dan mengakibatkan dokter untuk
berkomunikasi terhadap orang tua mereka, dan membuat anak merasa
terabaikan.
Sebagai seorang dokter keluarga, haruslah mampu untuk berbicara
kepada pasien, disamping dari pendapat orang tuanya, dokter
diharapkan untuk mendapatkan informasi dan perhatian dari anak-anak
itu sendiri.
Tabel : langkah-langkah melakukan pemeriksaan terhadap anak2
Berkomunikasi dengan anak
Berkomunikasi di sebuah ruang yang privat
Menentukan siapa yang mendampingi pasien
o Anak yang kecil akan memilih untuk didampingi oleh orang
tuanya
o Anak yang memiliki riwayat penganiyayaan oleh anggota
keluarga, sebaiknya mendapat ruangan khusus
o Hampir semua remaja memilih privasi.
Mulai dengan topik yang ringan
Menyimak secara aktif
Memperhatikan tanda non-verbal (nada suara dan gerak tubuh)
Gunakan gambar, atau media kreatif lain
Menghindari rasa takut dengan menggunakan diri sendiri dan
pihak ketiga

Orang tua yang merasa tidak dihormati atau yang merasa ditakuti,
biasanya tidak merasa puas dengan informasi yang diberikan. Menjadi
tugas DK adalah untuk memberikan perhatian, empathy dan hormat
untuk menghadapi dan membangun hubungan anak-pasien-dokter.

Menginformasikan Berita buruk


Berita buruk didefinisikan sebagai segala sesuatu yang memperburuk
pandangan pasien kedepannya. Pemecahan terhadap berita buruk
adalah salah satu hal yang paling menantang dalam dunia kedokteran.
Kemampuan komunikasi yang baik adalah syarat utama bagi seorang
DK untuk menghadapi dan menginformasikan berita buruk yang dapat
memperburuk keadaan pasien.

TABEL : ABCDE UNTUK MENGINFORMASIKAN BERITA BURUK


Persiapan Awal

Menyusun waktu, tempat yang tepat dan tanpa gangguan


Melakukan review terkait informasi klinik
Siap secara mental, menyiapkan kata-kata yang tepat
Mempersiapkan diri

MemBangun hubungan/lingkungan terapeutik

Menentukan informasi yang akan diberikan kepada pasien


Memastikan ada keluarga pasien yang mendampingi pasien
Memperkenalkan diri
Memperingatkan pasien akan berita buruk yang akan datang
Gunakan sentuhan
Menjadwalkan follow up lanjutan

Komunikasikan dengan baik.


Menanyakan apakah pasien dan keluarga telah mengetahuinya
Menjelaskan secara terus terang dan dengan perhatian hindari
euphisme dan jargon medis

Berikan jeda untuk pasien, selaraskan pemberian informasi


dengan keadaan pasien
Berikan pasien kesempatan untuk mengutarakan pendapatnya
dan lakukan visite dan pemberian informasi secara berkala
Biarkan waktu yang menjawab pertanyaan pasien, follow up
pasien dari waktu ke waktu
Akhiri setiap visite dengan rencana follow up dan kesimpulan.

Menghadapi reaksi pasien dan keluarga


Menilai dan merespon terhadap keluhan pasien, follow up disetiap
visite
Berempati
Jangan mengkritik dan berargumen dengan rekan
Mendukung dan mengvalidasi emosi

Telusuri makna informasi bagi pasien


Memberikan harapan yang realitas
Menggunakan sumber daya interdisiplin
Tetap memenuhi kebutuhan dasar diri sendiri dan kolega

Berhadapan dengan amarah pasien


Menghadapi emosi pasien adalah salah satu tugas yang menantang dari
seorang dokter keluarga. Hal ini akan memicu response flight and fight.
Kadang emosi yang timbul diarahkan ke hal dan orang lain yang tidak
berhubungan dengan dokter. Adapun alasan amarah tersebut timbul
adalah karena :
Waktu yang lama ketika menunggu konsultasi
Menerima berita buruk, seperti kanker stage terminal atau
kematian mendadak
Delay ketika menunggu diagnosis dan terapi
Pasien merasa tidak ada pilihan lain
Ekspektasi yang terburu-buru
Kehilangan pengaruh
Gangguan kepribadian
6

Tetap tenang dan profesional serta memberikan empati terhadap pasien


bukanlah hal yang mudah tapi dengan kemampuan komunikasi yang
tinggi, seorang DK mampu mengubah argumen menjadi pembicaraan
yang interaktif antar dokter-pasien. Seorang DK harus menghindari sifat
defensif dan berargumen serta memotong pembicaraan pasien namun
sebaliknya DK harus lebih aktif mendengar, bertanya ulang, dan
membairkan pasien mengeluarkan emosinya agar DK dapat meredam
amarah pasien dan memulai diskusi.

Table tanda bahaya, apa yang harus dan tidak harus dilakukan dalam
menghadapi amarah pasien
Tanda bahaya
Kenali sebelum hal ini mulai lepas kendali
Suara = tiba-tiba pelan, lembut atau keras menjadi tinggi dan
memaksa
Wajah = kehilangan kontak mata, mengkerut, memerah, mata menjadi
merah
Fisik = mendekati dokter, bersifat menantang
Yang harus dilakukan
Menjaga jarak yang aman, tidak jauh dan tidak terlalu dekat
Tetap tenang
Menyadari kemarahan pasien dan tidak memancingnya lebih jauh lagi
Menyetujui pendapat pasien apabila tepat dan tidak menyalahkan
siapapun
Mendengar dengan aktif, pertahankan kontak mata dan memberikan
anggukkan
Mengidentifikasi derajat amarah Seberapa marah pasien anda?
Memberikan pertanyaan terbuka apa yang menyebabkan anda
menjadi marah
Mencari penyebab amarah sambil mencari fokus amarah
Mengakui
ketidaksempurnaan
diagnosis,
pemeriksaan
dan
pengobatan.
Meminta maaf dengan tepat
Apabila langkah diatas tidak berhasil, akhiri visite berikan waktu
sebelum melanjutkan visite kembali

Yang jangan dilakukan


Melakukan interupsi
Memperingatkan pasien untuk tidak menggunakan kata-kata kasar
Menyangkal kebenaran, sebagaimanapun kejam
Berbicara di belakang pasien
Menjadi marah saat pasien mempertanyakan kemampuan dokter
Menantang pasien dan mengkritik tindakan mereka
Memberikan respon defensive kita telah melakukan yang terbaik
Memasifkan mereka dengan menyentuh mereka
Menghalang-halangi pasien

Anda mungkin juga menyukai