Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR TUGAS MANDIRI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG


TIRTAYASA
Jalan Jenderal Sudirman Km 3, Kotabumi, Kec. Purwakarta, Cilegon
Oleh : Elvina Azaria Putri (8881210018)

Nama : Elvina Azaria Putri


NIM : 8881210018
Jurusan : Kedokteran
Focus Group : 1

PENDAHULUAN
Komunikasi menjadi salah satu keterampilan utama yang perlu dimiliki oleh seorang dokter.
Namun, terdapat beberapa tantangan dalam menyampaikan beberapa informasi kepada
pasien, salah satunya adalah saat tenaga medis harus menyampaikan berita buruk. Karena
dalam penyampaian berita buruk diperlukan perhatian dan pelatihan khusus agar dapat
melakukannya dengan benar. Maka dari itu, kali ini saya berkesempatan mempelajari dan
mencari jawaban dari berbagai referensi untuk menjawab 3 pertanyaan yang diberikan
kepada focus group 1, yaitu:
1. Apa definisi penyampaian berita buruk?
2. Bagaimana tahapan melakukan komunikasi saat penyampaian berita buruk?
3. Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat menyampaikan berita buruk?

JAWABAN
1. Definisi penyampaian berita buruk
Berita buruk adalah suatu situasi di mana tidak ada harapan lagi, adanya ancaman terhadap
kesejahteraan fisik dan mental seseorang, sesuatu yang menuntut perubahan gaya hidup
yang sudah menjadi kebiasaan, sesuatu yang membuat seseorang memiliki lebih sedikit
pilihan dalam hidupnya.

Sedangkan penyampaian berita buruk merupakan sebuah komunikasi yang terjadi antara
seorang tenaga kesehatan dengan pasiennya mengenai berita buruk tentang penyakit akut,
kronis hingga penyakit yang membatasi hidup yang dapat memiliki efek negatif pada hasil
dan kepuasan pasien.

2. Bagaimana tahapan melakukan komunikasi saat penyampaian berita buruk?


Sebelum penyampaian berita buruk, seorang dokter perlu memperhatikan hal-hal berikut,
yaitu:
 Mengevaluasi keseriusan penyakit pasien
Seorang dokter harus mengevaluasi secara lengkap dan benar mengenai keseriusan
penyakit dan prognosisnya. Sehingga tidak ada ruang keraguan, kebingungan dan
kekeliruan.
 Mempertimbangkan kekhasan pasien
Seorang dokter harus mempertimbangkan kekhasan setiap pasien, termasuk elemen-
elemen seperti kepribadian, situasi kerja, dan status ekonomi. Keyakinan agama adalah
dukungan psikologis yang penting dan untuk alasan ini sangat penting bahwa kita
menyadari iman pasien kita.
 Merencanakan komunikasi terhadap keluarga pasien
Seorang dokter harus merencanakan terlebih dahulu bagaimana kita akan berurusan
dengan keluarga. Karena anggota keluarga dapat mengunjungi satu per satu, pada hari
yang berbeda dan pada waktu yang berbeda, seringkali perlu memberikan informasi
secara individual kepada masing-masing dari mereka. Masing-masing dapat
menafsirkan penjelasan secara berbeda dan ini dapat menciptakan kebingungan
 Mempertimbangkan hubungan dokter-pasien
Dokter juga harus mempertimbangkan hubungan dokter-pasien,di mana tingkat saling
percaya, pengalaman masa lalu, dan partisipasi profesional lainnya semua memainkan
peran. Meskipun tampaknya ikatan dokter-pasien yang kuat memfasilitasi proses
komunikasi, dalam beberapa kasus itu meningkatkan ketegangan emosional dan
frustrasi dokter, yang tidak dapat menghindarkan penderitaan pasien mereka.
Jika hal-hal tersebut telah diperhatikan, maka kita dapat mencapai komunikasi yang tulus
dan efektif untuk menyampaikan berita buruk tersebut. Selanjutnya adalah tahapan-tahapan
dalam menyampaikan berita buruk tersebut, yaitu:
1. Menganalisis konteksnya
Pertimbangkan pertanyaan kapan, bagaimana, dengan siapa, dan berapa lama untuk
mengambil. Kita harus mencoba menemukan lingkungan yang bebas dari gangguan
dan gangguan. Kita harus duduk dengan nyaman dan dekat dengan pasien. Setidaknya
ada tiga kursi yang dibutuhkan. Salah satunya adalah untuk pasien, 1 untuk kerabat,
dan 1 untuk dokter, serta jangan terburu-buru.
2. Pertimbangkan titik awal 
Pertimbangkan mengenai apa yang pasien tahu? Apa yang dia ingin tahu? Kita harus
mencari tahu apa yang pasien ingin tahu dan memberikan jawaban (“Apakah Anda
ingin saya memberi tahu Anda lebih banyak tentang penyakit Anda?”). Kita harus
menerima kemungkinan keheningan, jawaban mengelak, atau penolakan untuk
diinformasikan, tetapi selalu menawarkan kemungkinan lain, seperti (“Saya dapat
melihat bahwa Anda tidak ingin berbicara sekarang, tetapi saya akan berada di sini
ketika Anda melakukannya”).
3. Berbagi Informasi
Dalam menyampaikan informasi, kita harus memperhatikan komunikasi non verbal
dan verbal.
 Perhatikan komunikasi nonverbal (gerakan, postur, penampilan).
Petunjuk seperti itu muncul dari proses emosional. Kita harus melihat pasien
langsung di mata, tetapi harus berhati-hati untuk tidak menatap, karena itu
mungkin menakut-nakuti mereka. Ekspresi wajah kita harus mengekspresikan
keseriusan, tetapi tidak keparahan. Gerakan harus baik, tetapi tidak terlalu
ceria. Kita harus berbicara dengan nada netral, dengan suara tegas yang tidak
otoriter atau tremulous. Cara kita harus mengekspresikan kepercayaan diri dan
tidak tergesa-gesa. Kita juga perlu siap untuk kemungkinan pasien
mengeluarkan kemarahan mereka pada kita.
 Perhatikan komunikasi verbal (kata-kata).
Kata-kata yang diucapkan mengekspresikan proses kognitif. Elemen yang
paling penting di sini adalah pernyataan pembukaan, di mana seorang dokter
merumuskan pernyataan, pertanyaan, dan jawaban utama kami. Kita harus
menyajikan fakta secara objektif dan konkret mungkin. Dokter juga dapat
menghilangkan beberapa rincian ketika informasi tersebut menimbulkan
ancaman langsung dan serius terhadap integritas fisik atau psikologis pasien.
 Mendengarkan.
Ini adalah ide yang baik untuk mendorong pasien untuk mengekspresikan
perasaan mereka dan mendengarkan dengan penuh perhatian jika mereka
mengganggu kita. Dengarkan dengan sikap yang tidak menghakimi atau
moralisasi. Mendengarkan dengan cara ini, bahkan untuk keheningan, dikenal
sebagai "mendengarkan aktif" dan merupakan alat yang sangat efektif dalam
komunikasi manusia.
4. Berempati

Berempati, jangan bersimpati. Kita harus mencoba membayangkan bagaimana


perasaan orang lain tanpa membiarkannya mempengaruhi kita secara pribadi. Adalah
baik untuk dipraktekkan dengan baik dalam memberikan dukungan dan belajar
berempati dengan emosi pasien kami tanpa mengidentifikasi dengan penderitaan
mereka. Kegagalan berulang dalam beradaptasi dengan situasi individu dapat
menyebabkan kelelahan dokter.
5. Mengusulkan perawatan dan tindak lanjut
Seorang dokter tidak dapat mengubah berita buruk, tetapi dokter dapat menawarkan
saran positif dan dukungan emosional yang konstan baik kepada pasien maupun
keluarga mereka.

3. Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat menyampaikan berita buruk?
Dalam penyampaian berita buruk, seorang dokter harus memperhatikan beberapa hal yang
boleh dan tidak boleh dilakukan saat penyampaian berita buruk tersebut, hal yang boleh
dilakukan saat menyampaikan berita buruk, yaitu:
 Mendengarkan apa yang dirasakan pasien
Dengan mendengarkan apa yang dirasakan pasien, dokter dapat lebih mengerti dan
memahami apa yang dirakankan pasien, sehingga dokter dapat lebih mudah mencari
dan menyarankan tindak lanjut yang tepat agar pasien lebih tenang.
 Memulai penyampaian informasi dengan merumuskan pertanyaan, pernyataan, dan
jawaban.
Saat memulai menyampaikan berita buruk, seorang dokter harus terlebih dahulu
mengetahui apa yang ingin diketahui pasien, dan apa yang pasien ketahui. Dengan
begitu dokter dapat menanyakan terlebih dahulu kepada pasien dan keluarganya apa
saja yang ingin diketahui oleh pasien.
 Dapat menghilangkan beberapa rincian informasi
Informasi yang dimaksud adalah informasi yang dapat menimbulkan ancaman
langsung dan serius terhadap integritas fisik atau psikologis pasien sehingga
memengaruhi kesehatan pasiena dan memperlambat penyembuhannya.
 Berempati dan mengusulkan saran tindak lanjut
Setelah menyampaikan informasi berita buruk, hal yang dapat dilakukan dokter adalah
berempati dengan memposisikan diri terhadap apa yang dirasakan pasien sehingga
dokter dalam memberi semangat dan saran tindak lanjut yang baik serta tepat.

Sedangkan hal-hal yang tidak dibolehkan saat menyampaikan berita buruk, yaitu:
 Terburu-buru dalam penyampaian berita buruk.
Berita buruk terkadang memengaruhi pasien secara negatif terutama pada
psikologinya, sehingga tentu perlu berhati-hati dalam penyampaiannya, seorang dokter
perlu menyampaikan berita tersebut tanpa terburu-buru agar dapat dimengerti dan
diterima oleh pasien serta keluarganya secara perlahan.
 Mengekspresikan sebuah keparahan.
Seorang dokter saat menyampaikan berita buruk harus menunjukkan ekspresi
keseriusan tetapi bukan keparahan berita yang disampaikan.
 Memberikan ketakutan yang berlebihan kepada pasien
Berita buruk merupakan hal yang tidak diharapkan oleh pasien dan keluarganya, jika
seorang dokter memberikan informasi secara berlebih sehingga menyebabkan
ketakutan pada pasien tentu ini akan memengaruhi kesehatan pasien kedepannya,
terutama pada psikologi pasien.
 Menyampaikan informasi dengan cara dan persepsi yang berbeda
Dalam penyampaian berita buruk, ada kemungkinan jika anggota keluarga
mengunjungi pasien pada waktu dan hari yang berbeda. Seringkali dokter perlu
memberi informasi secara individual kepada masing masing dari mereka. Jika dokter
menyampaikan informasi secara berubah-ubah tentu ini akan membentuk persepsi
yang berbeda-beda hingga terciptanya kebingungan.

REFERENSI

1. Tapia, Guerra A. Guerra, Gonzales E. Actas Dermo-Sifiliográficas (English Edition):


Communicating Bad News During an Office VisitTransmisión de malas noticias en la
consulta. Vol. 1. Spain: Academia Española de Dermatología y Venereología and Elsevier
España; 2013. p. 1-3.
2. Bukowski, Henryk. Sweeney, Catherine. Bennett, Deirdre. Rizzo, Gabriella. O’Tuathaigh,
Colm M. P. Patient Education and Counseling: Medical student empathy and breaking bad
news communication in a simulated consultation. Amsterdam: Elsevier; 2021. p. 1-2.
3. Martinez, Luis A. D. Armesto, Mitzy H. C. Rojas, Maria J. D. Educación Médica: Perspektif
mahasiswa kedokteran Kolombia pada pelatihan mereka dalam memberikan berita buruk:
studi cross-sectional. Amsterdam: Elsevier; 2021. p. 9.

Anda mungkin juga menyukai