Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN BELAJAR BERTOLAK DARI MASALAH KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN

KELOMPOK 10

QODRATHUN ARIFIA BELINDA FAUSTINAWATI HASBI BAGAS WASISTO TRIA EMERLIN ANNISA FALIHATI S. JAMES OTNIEL YULIANA FAJARIYANTI FULLY ASMANDITA DIMAS BANURUSMAN ATHINA FIORA OKKI AURILLIA M. AGUNG NUGROHO NADINE NURANI S. REDYAKSA DRESTANTA RISQA WAHYUNI

22010113120008 22010113120028 22010113120040 22010113120048 22010113120072 22010113120081 22010113120092 22010113140113 22010113130129 22010113130144 22010113130162 22010113130169 22010113130190 22010113140200 22010113140220

1. Skenario Masalah Komunikasi Dokter dan Pasien Udin mendatangi tempat praktek dokter umum dengan keluhan nyeri telan dan badan terasa demam. Saat tiba di tempat praktek dokter jam 17.15, dokter belum tiba di lokasi padahal di papan praktek tertera jam praktek dokter tersebut adalah 16.3019.00 . setelah menunggu kurang lebih setengah jam, akhirnya dokter datang. Sore itu pasien yang mengantri cukup banyak, setelah 5 pasien, Udin mendapat giliran untuk masuk ke ruang pemeriksaan. Karena diluar pasien masih cukup banyak, dokter tersebut hanya menanyakan keluhan utama pada Udin, tanpa melakukan pemeriksaan fisik dan anamnesa secara mendalam. Setelah mendapatkan resep, Udin dipersilahkan keluar dari ruang pemeriksaan meskipun sebenarnya ada beberapa hal yang ingin Udin tanyakan kepada dokter tersebut mengenai penyakitnya. Dengan hati kesal, Udin keluar dari ruang periksa menuju apotek. Sampai di apotek, Udin kaget karena obatnya sangat mahal, padahal dia hanya seorang buruh pabrik. Referensi Debra Roter, D, Hall. JA. 2006. Doctors Talking with Patients/Patients Talking with Doctors: Improving Communication in Medical Visits. 2nd ed. Fraeger. London Edwards WS, Gordon TS. 1997. Making the Patient Your Partner: Communication Skills for Doctors and Other Caregivers. 2nd ed. British Library. Kristina TN, Purwanti A, Utari A, Adespin D A, Komunikasi dokter pasien, modul kuliah komunikasi, semarang, 2013

1. Klarifikasi Teori dan Konsep 1.1 Nyeri Telan Rasa sakit saat menelan makanan/minuman, biasanya diakibatkan adanya peradangan pada tenggorokan. 1.2 Anamnesa informasi yang dikumpulkan oleh dokter dengan melakukan pertanyaan-

pertanyaan spesifik baik itu terhadap pasien (autoanamnesis) maupun dari orang yang dianggap dapat memberikan keterangan yang berhubungan dengan keadaan pasien (alloanamnesis/heteroanamnesis), yang tujuannya untuk menunjang diagnosis. 1.3 Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan standar fisik, baik secara umum maupun secara spesifik/khusus yang meliputi suhu badan, tekanan darah, denyut jantung, dll.

2. Analisis Problem 2.1 Dokter datang terlambat. Dokter tidak profesional karena tidak bisa mengatur manajemen waktu Dokter seharusnya mengantisipasi keterlambatan, jika tidak bisa datang seharusnya sekalian tutup saja agar pasien mendapat keterangan jelas dan bisa cepat mengambil keputusan untuk berobat di tempat lain. Dokter seharusnya meminta maaf kepada pasien dan menjelaskan alasan keterlambatannya. Sebagai alternatif, dalam membuka tempat praktik sendiri dokter bisa mempekerjakan resepsionis sebagai asisten sekaligus jembatan penghubung informasi dari dokter ke pasien

2.2 Dokter tidak melakukan pemeriksaan dan anamnesis yang mendalam. Dokter melanggar kode etik karena membatasi hak pasien Kesalahan tersebut potensial fatal, karena pemeriksaan yang kurang mendalam dapat menyebabkan kesalahan diagnosis maupun resep obat, sehingga membahayakan pasien Pemeriksaan kurang mendalam mencerminkan komunikasi yang kurang antara dokter dan pasien Dokter gagal membangun komunikasi yang efektif

Namun bisa saja karena penyakit yang diderita pasien adalah standar dan ringan, dokter sudah tahu dan cukup berpengalaman sehingga memang tidak perlu dilakukan pemeriksaan mendalam, tetapi komunikasi tetap menjadi fondasi utama dalam hal ini

2.3 Dokter tidak memberikan kesempatan untuk bertanya kepada pasien. Dokter kurang peka dalam membangun komunikasi dua arah Ada kesan membangun komunikasi dokter pasien layaknya guru dan murid, seharusnya setara sehingga komunikasi tidak mempasifkan pasien. Dokter melanggar hak pasien karena kesempatan bertanya dihilangkan Perlu kemampuan komunikasi yang lebih.

2.4 Dokter tidak memberikan penjelasan dan pilihan resep obat kepada pasien Dokter tidak menanyakan latar belakang pekerjaan, padahal latar belakang pekerjaan dapat menjadi rujukan / gambaran tentang kemampuan ekonomi pasien sehingga dokter bisa memberi resep obat yang sesuai dengan kondisi finansial. Seharusya dokter menjelaskan pilihan obat, meliputi kelebihan kekurangan masing masing obat maupun harga obat. Dokter tidak menanyakan tentang alergi obat. Penampilan pasien dapat dijadikan salah satu bahan pertimbangan untuk melihat latar belakang pasien.

3. Sasaran Belajar 3.1 Bagaimana ciri-ciri dokter profesional? 3.2 Bagaimana cara berkomunikasi efektif antara dokter pasien? 3.3 Apa saja kendala komunikasi efektif? 3.4 Apa dampak komunikasi tidak efektif? 3.5 Bagaimana cara menghadapi pasien yang pasif?

4. Laporan dan Sintesa Informasi

4.1 Bagaimana ciri-ciri dokter profesional?

Memiliki pengetahuan yang luas dan relevan, serta keterampilan medis yang baik.

Memiliki kemampuan komunikasi yang baik Memiliki kemampuan kepemimpinan Memiliki kemampuan intrapersonal

4.2 Bagaimana cara berkomunikasi efektif antara dokter pasien? Mampu berkomunikasi secara verbal dan non-verbal Mampu membuat pasien merasa nyaman dan percaya Mampu menyampaikan informasi secara jelas Menjadi pendengar yang baik Memiliki rasa empati Menerapkan langkah SAJI (salam, ajak bicara, jelaskan, ingatkan)

4.3 Apa saja kendala komunikasi efektif? Faktor komunikator a. Kredibilitas yang kurang b. Daya tarik tidak menarik c. Intelektual yang kurang d. Integritas yang kurang e. Keterpercayaan yang gagal dibangun f. Kepekaan yang rendah g. Kematangan emosional yang rendah

Faktor pasien a. Pendidikan b. Kebudayaan c. Agama d. Kondisi fisik dan mental e. Sikap introvert f. Ketakutan pasien

Faktor pesan a. Disampaikan tidak secara 2 arah

b. Isi tata bahasa tidak jelas c. Alat bantu tidak mendukung Faktor eksternal a. Suasana/lingkungan yang berisik, mengganggu, tidak nyaman, atau kotor.

4.4 Apa dampak komunikasi tidak efektif? Pasien tidak tahu keadaannya Pasien merasa dokter tidak memberi kesempatan bicara Pasien merasa tidak dipahami, diperlakukan sebagai objek penelitian Pasien ragu harus mematuhi aturan dokter atau tidak Pasien memutuskan pergi ke dokter lain Pasien memutuskan pengobatan alternatif Dokter tidak mampu dalam mebuat persetujuan tindakan kedokteran dan rekam medis

4.5 Bagaimana cara menghadapi pasien yang pasif? Sasaran belajar ini dimasukkan dalam sasaran belajar yang belum ditemukan

DAFTAR PUSTAKA Budiati, Luciana. 2009. Teknik Komunikasi untuk Mendapatkan Informed Consent. Jakarta : Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Djauzi, Samsulridjal. 2004. Komunikasi dan Empati dalam Hubungan Dokter-Pasien. Jakarta : Balai Penerbit FK UI. Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Komunikasi Efektif Dokter-Pasien. Jakarta : Konsil Kedokteran Indonesia. Soetjiningsih. 2008. Modul Komunikasi Pasien dan Dokter. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. World Health Organization. www.kppnrantauprapat.com www.organisasi.org

Anda mungkin juga menyukai