Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK TERHADAP

KUALITAS PRESTASI AKADEMIK PADA REMAJA DI SMPN


2 TAROGONG KIDUL GARUT

PROPSAL PENELITIAN

Diajukan dalam seminar usulan penelitian yang akan digunakan dalam


penyusunan Skripsi pada Program Studi S1 Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Karsa Husada Garut.

Disusun Oleh :
ISMAIL MAULANA IBRAHIM
KHGC 18084

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


KARSA HUSADA GARUT
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan
yang sangat dibutuhkan bagi semua manusia.Akan tetapi pergaulan di zaman
sekarang banyak sekali kalangan remaja yang terjerumus kedalam pergaulan
bebas salah satunya yaitu perilaku merokok Menurut Undang-Undang RI NO.
36 Tahun 2009 dalam Notoatmodjo (2010).
Berdasarkan data World Health Organization tahun 2019, rokok
membunuh lebih dari 8 juta orang per tahun di seluruh dunia. Lebih
dari 1,2 juta kematian tersebut dihasilkan dari pengguna perokok pasif,
sementara sekitar 8 juta kematian itu dialami oleh perokok aktif.
Negara pada Association of South East Asian Nations (ASEAN)
adalah kawasan dengan 10% dari seluruh perokok didunia dan kawasan
dengan 20% penyebab kematian global akibat rokok.Data tersebut juga
menyebutkan bahwa Indonesia adalah negara dengan persentase perokok
terbanyak di negara ASEAN (lebih dari 50%) (Drope & Neil, 2018). Data
perokok aktif terbanyak pada usia remaja (10-18 tahun) mengalami
peningkatan dari 7,2% di tahun 2013 menjadi 9,1 % di tahun 2018. (Kemenkes
RI, 2019).
Menurut WHO (2015), persentase penduduk dunia yang
menggunakan rokok didapatkan hasil sebanyak 57% pada penduduk Asia dan
Australia, 14% pada penduduk Eropa Timur dan Pecahan Uni Soviet, 12%
penduduk Amerika, 9% penduduk Eropa Barat dan 8% pada penduduk
Timur Tengah serta Afrika. ASEAN adalah suatu kawasan dengan 10%
dari seluruh perokok dunia dan 20% penyebab kematian global adalah
akibat dari rokok (Alamsyah, A, 2017). Penelitian Global Youth Tobacco
Belakangan ini tingkat perokok remaja di Indonesia sudah sangat
mengkhawatirkan. Diperkirakan dari 70 juta anak Indonesia, 37% atau
sama dengan 25,9 juta anak Indonesia adalah perokok dan jumlah ini
menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah perokok terbanyak di
Asia. Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia (HRKDI) tahun 2013
menunjukan bahwa proporsi perokok di Indonesia sebesar 24,3% dari
jumlah penduduk, mulai merokok pertama kali pada saat usia 5-9 tahun sebesar
2,8%, usia 10-14 tahun sebesar 97,2% dan usia 15-19 mulai merokok
pertama kali sebesar 74,9% (Noviana, A., Riyanti, E., 2016).
Merokok merupakan suatu kegiatan yang sangat berbahaya bagi
kesehatan tubuh,karena rokok mengandung zat adiktif yang memiliki
kandungan kurang lebih 4000 elemen ,dimana 200 elemen di dalamnya sangat
membahayakan tubuh. Penumpukan nikotin dan berbagai macam zat kimia
yang terkandung di dalam rokok akan berpengaruh terhadap kondisi
stamina fisik dan berpengaruh juga secara tidak langsung terhadap motivasi
belajar (Liem, 2016). Pengaruh bahan-bahan kimia yang dikandung rokok
seperti nikotin, CO (karbon monoksida) dan tar dapat menimbulkan berbagai
penyakit jika dilihat dari sisi kesehatan. Bahan kimia ini akan
mempengaruhi kerja susunan saraf pusat dan susunan saraf simpatis
sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat dan detak jantung
bertambah cepat, menstimulasi penyakit kanker dan juga berbagai penyakit
lainnya seperti penyempitan pembuluh darah, tekanan darah tinggi,
jantung, paru-paru dan bronkitis kronis.
Merokok dapat di pengaruhi oleh lingkungan dan sosial. Modelling
atau meniru perilaku orang lain menjadi salah satu determinan dalam
melakukan perilaku merokok. Perilaku merokok pada usia remaja umumnya
semakin lama akan semakin meningkat sesuai dengan tahap perkembangan
yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi dan intensitas merokok,
sehingga mengakibatkan mereka mengalami ketergantungan nikotin
(Ramadhan et al., 2017).
Merokok bisa merusak proses berpikir dan menimbulkan gejala seperti
gelisah, konsentrasi terganggu, gangguan daya tangkap, gangguan fungsi
psikomotor dan stress. Perilaku merokok diawali oleh rasa ingin tahu dan
pengaruh teman sebaya juga dipengaruh oleh lingkungan sosial dan meniru
perilaku orang lain.
.
Prestasi akademik adalah tolak ukur keberhasilan yang telah dicapai siswa
saat proses belajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) prestasi
merupakan hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan, dan lain-lain.
Prestasi akademik merupakan seluruh hasil yang telah dicapai (achievement)
dan didapat melalui proses belajar akademik (academic achievement). Tolak
ukur prestasi akademik berorientasi pada Peraturan Pemerintah No. 19 tahun
2005 yang mengatur tentang Standar Nasional Pendidikan, batas kelulusan
siswa harus dengan kriteria baik. Kriteria baik dapat ditetapkan oleh sekolah
sesuai dengan standar pelayanan pendidikan di sekolah tersebut.

Berdasarkan studi literatur yang telah peneliti lakukan bahwa merokok


merupakan suatu kegiatan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh salah satunya
yaitu suka terganggunya proses berpikir.Adapun gejala yang yang di timbulkan
seperti gelisah, konsentrasi terganggu, gangguan daya tangkap, gangguan
fungsi psikomotorik dan stress.
Berdasarkan hal tersebut,penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut sejauh
mana hubungan kebiasaan merokok terhadap kulitas prestasi akademik pada
anak remaja.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang tersebut,peneliti dapat merumuskan
bahwa permaslahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Hubungan
Kebiasaan Merokok terhadap Kualitas Prestasi Akademik Pada Remaja di
SMPN 2 Tarogong Kidul Garut
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah umuk mengetahui hubungan
kebiasaan merokok terhadap kualitas prestasi akademik pada remaja di SMPN
2 Tarogong Kidul Garut
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
a.Mengidentifikasi perilaku merokok pada usia remaja (SMPN 2 Tarogong
Kidul Garut)
b. Menganalisis apakah ada hubungan perilaku merokok terhadap kualitas
prestasi akademik
1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi Institusi Akademik


Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan
tentang bagaimana hubungan perilaku merokok terhadap kualitas prestasi
akademik pada anak usia remaja dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi referensi tambahan bagi institusi dalam bidang ilmu keperwatan
khususnya Keperawatan Medikal Bedah (KMB) terkait hubungan
kebiasaan merokok terhadap kualitas prestasi akademik pada usia remaja
SMPN 2 Tarogong Kidul Garut.
1.4.2 Manfaat Bagi Peneliti
Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan serta
wawasan baru khusus nya bagi peneliti yang baru melakukan pertamakali
serta sebagai sebuah pengalaman yang dianggap benar- benar berharga
bagi peneliti.
1.4.3 Manfaat Teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai
informasi serta menambah pengetahuan mengenai hubungan perilaku
merokok terhadap kualitas prestasi akademik pada usia remaja.

Anda mungkin juga menyukai