DISUSUN OLEH :
KELAS 2A (KEL B)
TAHUN AJARAN
2021/2022
Resume Video 1 : Teknik Komunikasi Efektif dalam menangani komplain pasien
rumah sakit
Fakta komplain :
96% pelanggan yang kecewa dengan perusahaan kita memilih diam dan tidak
mengajukan komplain. Dan, 91% memilih pindah ke lain hati dan tak kembali ke bisnis
kita.
Kabar pelayanan pelanggan yang buruk mencapai lebih banyak 2x lipat yang mendengar
daripada pujian atas pengalaman pelayanan yang baik. Dan dibutuhkan, 12x
pengalaman positif untuk mengatasi satu pengalaman negatif yang tidak terselesaikan..
Harapan komplainer :
4. Permintaan maaf
5. Kompensasi finansial
1. Demoralisasi karyawan
3. Kampanye negatif
Setiap pasien mempunyai hak mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
Setiap pasien mempunyai hak mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan
standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang adanya
proses untuk menerima, menanggapi dan menindaklanjuti bila ada pasien menyampaikan
keluhan, konflik dan perbedaan pendapat tentang pelayanan pasien. Rumah sakit juga
menginformasikan tentang hak pasien untuk berpartisipasi dalam proses ini.
1. Lisan : Normal
2. Lisan : Berat/Penting
3. Telepon
4. Surat
VERBAL
Do's/ Lakukan
• Magic word/positif (terima kasih, silakan, mohon bantuan dll) Menciptakan suasana kondusif
Parafrasing untuk konfirmasi atau menggarisbawahi
Don'ts/Tidak Lakukan
Killer word/negative (tidak bisa, itu sudah kebijakan, bukan bagian saya, dil)
Menghilangkan keinginan orang berinteraksi lebih
Memotong pembicaraan
Menguasai pembicaraan
VOCAL
Do's
Volume suara cukup Artikulasi jelas Intonasi suara dinamis •Jeda teratur
Don'ts
Do's
Tegak namun fleksibel Menghadap ke arah lawan bicara Gerak mendukung pesan
Dekatkan diri dg lawan bicara Kontak mata, senyum Antusias, terbuka Ramah, bersahabat
Don'ts
Semakin lama, sulit dikendalikan. Sekecil apa pun komplain, respon secepatnya. Jangan
tunggu informasi lengkap. Respon ketika complain masih hangat, jangan tunggu basi.
Respon keluhan ketika komplainer masih online.
2) Mendengarkan aktif
Dengarkan dengan seluruh tubuh Anda, memperhatikan dengan seksama pada orang
lain.
Tidak lakukkan aktivitas lain yang tidak relevan (contoh: main hape, pulpen)
Tidak memotong pembicaraan pasien
Bersikap sabar ketika pasien terdiam dan mencari kata-kata yang pas
3) Perhatikan non-verbal
Perhatikan nada suara, kontak mata, ekspresi wajah, diam dan tangan, postur lengan dan
kaki.memastikan posisi pasien juga nyaman ketika berkonsultasi.Misalnya mendengarkan
sambil duduk
4) Tunjukkan empati
Tak ada orang yang mau dapat masalah dan disalahkan, EMPATI!
Kemampuan untuk memahami dan berbagi perasaan orang lain
Tunjukkan bahwa anda meluangkan waktu untuk dia.
Tidak mengingkari nyeri yang dikeluhkan pasien
Pasien boleh didampingi keluarga
5) KISS, keep it short & simple
Berbicara dengan jelas pesan, artikulasi dan ringkas. Ingat pesan kunci meski tidak
kaku
Bahasa yang dimengerti pasien
6) Mengajukan pertanyaan
Selain untuk memperjelas, mengajukan pertanyaan menunjukkan Anda tertarikpada
pembicaraan.
Gunakan pertanyaan terbuka, kecuali untuk menyimpulkan atau menegaskan poin.
Jangan menyanggah, fokuspada pemecahan masalah
Hadapi dengan transparan, dan tetapi janji
9) Umpan balik
"Komunikasi itu bukan sekadar apa yang anda katakan, melainkan bagaimana mengatakan
dan apa yang anda dapatkan" -Anjari Umarjiyanto
Resume Video 2 : Panduan Skills Lab Komunikasi Pemberitahuan Berita Buruk
Fakultas Kedokteran UNIMUS
1. Melakukan persiapan
2. Menanyakan apa yang pasien tahu tentang penyakitnya
3. Menanyakan seberapa besar keinginan tahu pasien tentang penyakitnys
4. Menyampaikan berita
5. Memberikan respon terhadap perasaan pasien
6. Merencanakan tindak lanjut
7. Mengkomunikasikan Prognosis
2. Menggali informasi
6. Megakhiri percakapan
Yang harus dilakuan dan yang tidak boleh dilakukan ketika melakukan percakapan bad
news:
1. Persiapkan diri, pastikan anda memiliki gambaran kasar tentang apa yang akan
dikatakan dan bagaimana anda akan mengatakannya. Juga, persiapkan diri untuk
setiap kemungkinan hasil klienyang menerima kabar buruk bisa marah, menangis,
atau (skenario kasus terbaik) menerimanya dengan baik. Tugas tenaga medis untuk
bersiap menangani reaksi apa pun secara profesional.
2. Jangan bercanda, saat menyampaikan berita buruk, melontarkan lelucon dianggap
tidak sopan. Mungkin sulit bagi sebagian orang untuk menghindarinya karena wajar
jika ingin meringankan suasana dalam situasi yang tidak nyaman dengan humor,
tetapi Anda harus menghindari melakukan ini dengan cara apa pun agar tidak terlihat
tidak peka.
3. Beri klien kesempatan untuk mengungkapkan pikiran mereka. Bahkan jika anda tahu
bahwa apa yang mereka katakan tidak akan mengubah situasi, mereka akan merasa
lebih tervalidasi mengetahui anda mendengarkan mereka.
4. Jangan bertele-tele, langsung ke intinya, jelaskan dan ringkas, sambil tetap menjaga
ketenangan anda. Saat anda harus melepaskan orang, jelaskan mengapa mereka
dilepaskan dan bagaimana prosesnya untuk menyelesaikan pekerjaan mereka.
5. Berusahalah untuk menyemangati, anda dapat memberikan pikiran positif dengan
memberi tahu mereka bahwa mereka telah menjadi aset berharga bagi perusahaan,
dan pastikan mereka tahu apa itu. Terjadi bukanlah kesalahan mereka.
6. Jangan terlalu tidak jelas, jika anda membiarkan mereka pergi tanpa memberikan alas
an apa pun, mereka akan pergi dengan bingung, kesal, dan dengan kesan buruk
tentang anda.
7. Perlakukan mereka dengan empati, bahkan sebelum anda berbicara dengan orang-
orang ini, pikirkan bagaimana perasaan Anda jika menerima berita yang sama.
Meskipun tidak membiarkan diri anda terbebani oleh emosi-emosi ini, mengingatnya
akan membantu anda menangani situasi dengan lebih mahir.
8. Jangan memberi saran kecuali diminta, ini mungkin satu lagi yang sulit karena wajar
jika ingin menghibur seseorang yang sedang kesal sebanyak mungkin, tetapi
memberikan nasihat yang tidak diinginkan dapat menyebabkan kesedihan berubah
menjadi kemarahan dalam sepersekian detik
LP Praktikum
1. Definisi
Berita buruk adalah berita (informasi) yang secara drastis dan negatif mengubah
pandangan hidup pasien tentang masa depannya. Berita buruk sering diasosiasikan dengan
suatu diagnosis terminal, namun seorang dokter keluarga mungkin akan menghadapi banyak 2
situasi yang termasuk dalam bagian berita buruk, seperti hasil USG seorang ibu hamil yang
menunjukkan bahwa janinnya telah meninggal, atau gejala polidispi dan penurunan berat
badan seorang remaja yang terbukti merupakan onset diabetes. Menyampaikan berita buruk
pada pasien adalah salah satu tanggung jawab seorang petugas medis yang harus dikerjakan
dalam praktek pelayanan kesehatan. Menyampaikan berita buruk merupakan keterampilan
komunikasi yang penting dan menantang. Terdapat kewajiban secara sosial dan moral bagi
petugas medis untuk bersikap sensitif dan tepat dalam menyampaikan berita buruk. Secara
medikolegal petugas medis berkewajiban menyampaikan atau menginformasikan diganosis
yang secara potensial berakibat fatal. Jika petugas medis tidak menyampaikan dengan tepat,
komunikasi tentang berita buruk akan berakibat pada munculnya perasaan ketidak percayaan,
kemarahan, ketakutan, kesedihan atau pun rasa bersalah pada diri pasien. Hal-hal tersebut
dapat berefek konsekuensi emosional jangka panjang pada keluarga pasien. Terdapat
hubungan yang kuat antara persepsi pasien yang menerima informasi adekuat tentang penyakit
dan pengobatannya dengan penyesuaian psikologis pasien dalam jangka waktu yang lebih
lama. Pasien yang menyadari mereka menerima terlalu banyak atau terlalu sedikit informasi
mempunyai risiko lebih besar untuk mengalami stress atau berkembang menjadi cemas dan
atau depresi.
Persiapan adalah langkah pertama dan paling penting dalam menyampaikan kabar buruk.
Dalam persiapan dilakukan peninjauan ulang apa yang akan disampaikan pada pasien,
kelengkapan data pendukung diagnosis, bagaimana cara menyampaikan kabar buruk dan
bagaimana kira-kira pasien akan merespons kabar buruk tersebut. Hal ini bukanlah hal yang
mudah, terutama bagi dokter yang pertama kali melakukannya.
Seringnya pasien akan berkata “Saya ingin yang terbaik, Dok.” Bila pasien menjawab
seperti ini, tanyakan lagi bagaimana persepsi pasien tentang yang yang terbaik
Mulailah dengan pertanyaan terbuka.
Hal yang terpenting adalah mendapatkan persepsi pasien tentang harapannya terhadap
penyakitnya. Persepsi pasien bervariasi mulai dengan ingin sembuh seutuhnya, ini
tidak nyeri, ingin tumornya diangkat, tidak ingin dioperasi tidak ingin minum obat
sampai sudah berpasrah.
Dapat pula ditemukan kekeliruan pemahaman dan informasi pasein mengenai
penyakitnya. Hal ini perlu dikoreksi dokter agar pasien memiliki pemahaman yang
tepat.
Seringnya pasien akan berkata “Saya ingin yang terbaik, Dok.” Bila pasien
menjawab seperti ini, tanyakan lagi bagaimana persepsi pasien tentang yang yang
terbaik
Mulailah dengan pertanyaan terbuka.
Hal yang terpenting adalah mendapatkan persepsi pasien tentang harapannya terhadap
penyakitnya. Persepsi pasien bervariasi mulai dengan ingin sembuh seutuhnya, ini
tidak nyeri, ingin tumornya diangkat, tidak ingin dioperasi tidak ingin minum obat
sampai sudah berpasrah.
Dapat pula ditemukan kekeliruan pemahaman dan informasi pasein mengenai
penyakitnya. Hal ini perlu dikoreksi dokter agar pasien memiliki pemahaman yang
tepat.
Akan lebih mudah bagi pasien untuk dapat mempersiapkan diri menerima kabar
buruk apabila dokter memberikan petunjuk di awal pembicaraan. Pembicaraan bisa
dimulai dengan “Ada hal penting namun kurang menyenangkan yang harus saya
sampaikan.” atau “Dari hasil pemeriksaan, ada kabar buruk yang saya harus
sampaikan”
Pemberian informasi pada pasien harus memperhatikan hal-hal berikut:▪ Pahami
tingkat pengetahuan pasien akan penyakitnya (langkah ke-2)
Gunakan kata-kata yang mudah dipahami oleh pasien. Hindari penggunaan jargon-
jargon medis. Hindari pula pemakaian kata-kata yang bersifat ambigu. Kata-kata yang
digunakan harus bersifat tegas, lugas namun tidak mematahkan harapan pasien.
Hindari memberikan ketakutan yang berlebihan misalnya “Anda memiliki kanker
paru yang sangat parah dan harus segera diobati kalau tidak anda akan segera mati”.
Respons yang paling mungkin diterima oleh dokter dari pasien adalah pasien dan
keluarganya tidak terima dan memarahi dokter.
Berikan informasi dalam potongan-potongan singkat. Berikan pasien jeda waktu
antara masing-masing potongan untuk dapat mencerna informasi yang diberikan.
Contohnya:“Sayangnya, hasil pemeriksaan saya, ditunjang dengan pemeriksaan lab
dan
CT yang kita lakukan kemarin, ibu menderita kanker paru.” Berikan waktu jeda
setelah mengatakan kalimat di atas. Pasien tidak akan mampu menangkap informasi
apapun yang disampaikan setelah mendengar kata “kanker”. Berikan waktu untuk
pasien mencerna informasi tersebut, setelah beberapa saat, barulah potongan
informasi lain disampaikan.
Walaupun pasien dalam kondisi terminal, tidak memiliki kemungkinan untuk sembuh,
jangan memutuskan pengharapan pasien seketika dengan mengatakan “Sudah tidak
ada hal yang kita bisa perbuat.” Sebaliknya, dokter dapat memberikan informasi
mengenai tidak adanya modalitas terapi untuk menyembuhkan pasien namun masih
adal hal yang
dilakukan untuk hidup pasien yang lebih baik, misalnya “Sayangnya, sampai saat ini terapi
kanker seperti kemoterapu atau radiasi tidak dapat menyembuhkan kanker ibu secara
sempurna. Namun demikian ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk membuat ibu
merasa lebih baik.”
Perlu disampaikan bahwa masih ada tata laksana yang kita lakukan yang mungkin
tidak menyembuhkan penyakitnya, namun membuat kehidupannya lebih baik,
misalnya mengurangi gejala, kontrol nyeri atau transfusi darah.
Pasien akan memberikan respons terhadap berita buruk yang didengarnya dari dokter. Respons
pasien bervariasi, mulai dari diam, marah, tidak percaya, menangis atau menolak dan menarik
diri. Dokter harus mampu menunjukkan sikap empati dalam merespons emosi pasien tersebut.
Dokter harus mampu memberikan dukungan empati pada pasien dengan cara:
Amati secara mendalam emosi pasien. Seringnya pasien hanya diam, menangis atau
mengisolasi diri.
Dalami perasaan pasien dengan menanyakan apa yang dirasakan pasien. Bila pasien
hanya diam, gunakan pertanyaan terbuka untuk mengetahui apa yang pasien rasakan
dan pikirkan.
Dalami apa yang menjadi alasan emosi pasien. Bila pasien berkata dia sedih atas
berita yang didengarnya, dalami bagian mana yang menjadi kesedihannya, apakah
kenyataan tentang diagnosisnya, atau kenyataan bahwa penyakitnya sulit
disembuhkan atau hal lain.
Nyatakan dukungan terhadap pasien. Pada tahap ini pasien tidak ingin mengetahui
hal- hal medis akan penyakitnya, dia ingin mendapatkan dukungan dan tidak merasa
sendiri berjuang untuk penyakitnya.
Tunda pembicaraan yang bersifat teknis dan medis sampai pasien merasa lebih tenang
atau lebih baik. Ada kemungkinan pasien tidak sanggup sehingga bagian ini
dilanjutkan dengan anak atau keluarganya yang lain. Keluarga juga pasti memiliki
respons terhadap berita buruk tersebut, pastikan keluarga dalam keadaan tenang dan
siap sebelum melanjutkan
Definisi
Keluhan merupakan ungkapan rasa tidak puas yang dirasakan oleh konsumen terhadap satu
produk atau layanan baik secara lisan ataupun tertulis dari pelanggan internal maupun
pelanggan eksternal (Millani et al., 2019). Menurut Tazkiya et al. (2019), keluhan merupakan
hal yang disampaikan oleh konsumen karena mereka merasakan adanya ketidaksesuaian atas
jasa yang diterima dengan yang dijanjikan. Suatu pengaduan dan keluhan bisa dijadikan
kesempatan untuk perusahaan agar memperbaiki kesalahan yang ada. Dengan demikian,
perusahaan dapat mengembangkan ide-ide yang baru, meningkatkan pemasaran ataupun
pelayanan.
Pada dasarnya pelanggan yang mengeluh karena merasa tidak puas ada beberapa penyebabnya.
Menurut Soeharto A. Majid (2009:149) banyak hal yang dapat menimbulkan terjadi keluhan
dari klien, seperti :
a. Pelayanan yang diharapkan dari kita tidak seperti yang mereka harapkan
b. Mereka diacuhkan, misalnya dibiarkan menunggu tanpa penjelasan
c. Seseorang berlaku tidak sopan atau tidak ada yang mau mendengarkan
d. Tidak ada yang mau bertanggung jawab terhadap suatu kesalahane. Adanya
kegagalan dalam komunikasi, dll
1. Komitmen
Pihak manajemen dan semua anggota memiliki komitmen yang tinggi
untukmendengarkan dan menyelesaikan masalah komplain dalam rangka peningkatan
produkdan jasa.
2. Vesible
Manajemen dapat memberikan informasi yang jelas dan akurat kepada pelanggan tentang
prosedure penyampaian komplain dan pihk-pihak yang dapat dihubungi.
3. Acessible
Menjamin bahwa pelanggan dapat menyampaikan komplain secara bebas, mudah, danmurah.
4. Kesederhanaan
Prosedure komplain sederhana dan mudah dipahami pelanggan
5. Kecepatan
Komplain ditangani secepat mungkin. Rentang waktu penyelesaian yang realistis dan
diinformasikan kepada pelanggan. Setiap perkembangan atau kemajuan daam
penanganankomplain yang sedang diselesaikan, dikomunikasikan kepada pelanggan yang
bersangkutan.
6. Fairness
Setiap komplain mendapatkan perlakuan yang sama, adil, tanpa membeda-bedakan.
7. Confidential
Menghargai dan menjaga keinginan dan privasi pelanggan.
8. Records
Data mengenai komplain disusun sedemikian rupa sehingga memudahkan setiap upaya
perbaikan yang berkesinambungan.
9. Sumber daya
Mengalokasikan sumber daya dan infrastruktur yang memadai untuk pengembangan dan
penyempurnaan sisitem penanganan komplain termasuk pelatihan tenaga kerja.
10. Remedy
Pemecahan dan penyelesaian yang tepat (seperti permohonan maaf, hadiah, ganti
rugi)untuk setiap komplain ditetapkan dan diimplementasikan secara konsekuen
Menurut Edvardsson dari Universitas Karlstad, Swedia (dikutip ari Kawan Lama News, 2008)
adalah :
Permasalahan komplain dirumah sakit memiliki tingkatan yang berbedabeda, mulai dari
komplain yang sifatnya ringan atau segera bisa tertangani sampai masalah komplain yang
berhubungan dengan nyawa pasien atau keselamatan. Rumah sakit harus menjelaskan
bagaimana pasien dapat mengajukan keluhan tentang dimana mereka dapat melaporkan dan
penjelasan dari penanganan masalah yang mereka hadapi. Sebisa mungkin proses keluhan
dipermudah bagi semua pasien yang komplain.
DAFTAR PUSTAKA
Baile, W.F., Buckman, R., Lenzi, R., Glober, G., Beale, E.A., Andrrzej, and Kudelka.
(2000). A Six-Step Protocol for Delivering Bad News: Application to the Patient with
Cancer.