Anda di halaman 1dari 25

KOMUNIKASI DALAM MASA

NIFAS DAN MENYUSUI

OLEH:
HJ. SRI SATIARSIH, SST
PENGERTIAN
Komunikasi merupakan metode utama dalam mengimplementasikan
proses asuhan. Bidan perlu memahami dan mengaplikasikan konsep
dan proses komunikasi untuk meningkatkan hubungan saling
percaya dengan klien yang akan membantu perubahan perilaku klien
kearah yang positif. Penggunaan komunikasi yang tepat saat bidan
berinteraksi dengan tim kesehatan lain akan memengaruhi hasil
pelayanan kesehatan yang dilakukan. Konseling kebidanan adalah
suatu proses pembelajaran, pembinaan hubungan baik, pemberian
bantuan, dan bentuk kerja sama yang dilakukan secara profesional
(sesuai dengan bidangnya) oleh bidan kepada klien untuk
memecahkan masalah, mengatasi hambatan perkembangan,
memenuhi kebutuhan klien.
TUJUAN

1. Memfasilitasi perubahan tingkah laku klien


2. Meningkatkan kemampuan klien untuk
menciptakan dan memelihara hubungan
3. Mengembangkan keefektifan dan kemampuan
klien untuk memecahkan masalah
4. Meningkatkan kemampuan klien untuk
membuat keputusan
5. Memfasilitasi perkembangan potensi klien
LANGKAH-LANGKAH KONSELING

1. Menyatakan kepedulian
2. Membentuk hubungan
3. Menentukan tujuan dan eksplorasi perasaan
4. Menangani masalah
5. Menumbuhkan kesadaran
6. Merencanakan cara bertindak
7. Melakukan konseling penilaian hasil dan
mengakhiri
A. Mendengarkan dan Berbicara Kepada Ibu Serta
Keluarganya Untuk Membina Hubungan Saling Percaya

Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam membina


hubungan baik adalah:
1. Menunjukkan tanda perhatian verbal.
2. Menjalin kerjasama.
3. Memberika respon positif berupa pujian, dukungan.
Sikap yang hangat, menghormati, menerima klien
apa adanya, empati dan tulus merupakan upaya untuk
membina hubungan yang baik.
Sikap dasar yang perlu dimiliki adalah SOLER yaitu:
S : Face your clients squarely (menghadap klien) dan
smile/nod at clients (senyum/ mengganggukkan kepala).
O : Open and Non Judgemental Facial Expression (ekspresi
muka menunjukkan sikap terbuka dan tidak menilai).
L : Lean Towards Client (tubuh condong kearah klien).
E : Eye Contact in a culturally- Acceptable Manner (kontak
mata/tatap mata sesuai dengan cara yang diterima budaya
setempat).
R : Relaxed and Friendly Manner (santai dan sikap
bersahabat).
Tujuan mendengarkan dan berbicara adalah :
1. Mendorong klien untuk berbicara
2. Menunjukkan minat dan perhatian kita
terhadap klien
3. Meningkatkan kesadaran kita terhadap perasa
klien.
4. Untuk memperoleh informasi
5. Memberi arahan percakapan terhadap klien.
Terdapat empat bentuk mendengarkan yang bisa digunakan
sesuai dengan situasi yang dihadapi, yaitu :
1. Mendengar pasif (diam); dilakukan antara lain bila klien
sedang menceritakan masalahnya: berbicara tanpa henti,
menggebu-gebu dengan ekspresi perasaan kesal atau sedih.
Selain itu bila berhenti sejenak, konselor dapat
mendengar pasif untuk memberi kesempatan menenangkan
diri.
2. Memberi tanda perhatian verbal dan non verbal; seperti:
Hmm, yaa, lalu, oh begitu atau sesekali mengangguk.
Dilakukan antara lain sewaktu klien berbicara panjang
tentang peristiwa yang terjadi pada dirinya.
3. Mengajukan pertanyaan untuk mendalami dan
klarifikasi; dilakukan bila konselor ingin
mendalami apa yang diucapkan/ diceritakan
klien. Misalnya : “Bagaimana hubungan ibu
dengan saudara-saudara suami ?”, “ Apakah
maksud ibu dengan perbuatan tidak layak itu?”.
4. Mendengar aktif; yaitu dengan memberikan
umpan balik/ merefleksikan isi ucapan dan
perasaan klien.
B. Konseling Masa Nifas

Masa nifas adalah masa setelah melahirkan,


biasanya ibu merasa lelah, pendampingan harus
tetap diberikan oleh bidan karena 12jam pertama
dapat terjadi perdarahan.
Setelah pemeriksaan, lakukan komunikasi
interpersonal dan konseling dengan ibu tentang
informasi yang berkaitan dengan masa nifas.
Ciptakan suasana yang nyaman dan bina hubungan
baik dengan ibu agar ibu merasa nyaman.
KONSELING IBU NIFAS
1. Proses Masa Nifas
2. Keluhan umum masa nifas
3. Tanda-tanda kegawatan masa nifas :
• Perdarahan karena retensio plasenta
• Perdarahan karena atonia uteri
• Demam, cairan darah berbau dari jalan lahir
4. Tanda komplikasi masa nifas
5. Kebersihan ibu
6. Kolostrum dan pemberian ASI
7. Kebutuhan Nutrisi ibu pada masa nifas
8. Aktivitas ibu pada masa nifas
9. Hubungan senggama masa nifas dan program
KB
10. Perubahan Emosi Ibu
11. Perencanaan kunjungan rumah
C. Konseling Perawatan BBL

1. Tanda-tanda kegawatan pada bayi


2. Kebersihan bayi
3. Perawatan tali pusat
4. Imunisasi
5. Status kesehatan bayi
6. Penilaian pertumbuhan dan perkembangan bayi
D. Konseling Menyusui

Konseling menyusui adalah salah satu upaya yang


dilakukan oleh petugas/konselor untuk membantu
ibu menyusui mengenali kondisinya saat ini,
masalah yang sedang dihadapi danbersama-sama
memilih alternatif pemecahan masalah yang sesuai
dengan kondisinya saat ini tanpa adanya unsur
paksaan untuk membantu ibu mencapai
keberhasilan dalam menyusui bayinya.
Konseling menyusui dalam pelaksanaannya dilakukan
melalui 3 tahapan yaitu terutama pada masa kehamilan,
segera setelah persalinan dan pada masa menyusui
selanjutnya. Adapun pada masa kehamilan (antenatal care)
konselor menerangkan bahwa begitu banyak manfaat dan
keunggulan ASI disamping bahaya pemberian susu botol.
Konselor juga menjelaskan bagaimana perawatan payudara
agar ibu mampu memproduksi dan memberikan ASI yang
cukup pada bayinya, pemeriksaan payudara/ keadaan
puting susu apakah ada kelainan atau tidak.
Pada masa segera setelah persalinan (perinatal),
konselor juga dapat membantu ibu menyusui tiga puluh
menit setelah kelahiran dengan menunjukan cara
menyusui yang baik dan benar, upaya penting lainnya
yang juga harus dilakukan oleh konselor adalah pada
masa menyusui selanjutnya (postnatal) yaitu dengan
menganjurkan ibu untuk memberikan ASI secara
eksklusif selama enam bulan pertama usia bayi dan
teruskan menyusui sampai bayi berumur 2 tahun atau
lebih.
E. Konseling KB

Bidan dapat membantu klien untuk memilih dan


memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan
Jika menggunakan teknik konseling yang baik dan
memberikan informasi yang tepat, maka klien akan
lebih yakin dan merasa lebih puas dalam
menentukan jenis kontrasepsi yang akan digunakan
Sikap Bidan Sebagai Konselor :
1. Memperlakukan klien dengan baik
2. Interaksi dengan klien
3. Menghindari pemberian informasi yang
berlebihan
4. Menyediakan metode yang diinginkan klien
5. Membantu klien mengerti dan mengingat
Langkah-langkah Konseling KB (SATU TUJU)
SA
SApa dan SAlam kepada klien secara terbuka dan
sopan. Berikan perhatian sepenuhnya kepada klien
dan berbincang-bincang ditempat yang nyaman serta
terjamin privasinya.
Yakinkan klien untuk membangun rasa percaya diri.
Tanyakan kepada klien apa yang perlu dibantu serta
jelaskan pelayanan apa yang dapat diperolehnya
T
Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya. Bantu
klien untuk berbicara mengenai pengalaman KB dan
kesehatan reproduksi, tujuan, kepentingan, harapan, serta
keadaan kesehatan dan kehidupan keluarganya.Tanyakan
kontrasepsi yang diinginkan oleh klien.Berikan perhatian
kepada klien, apakah yang disampaikan klien sesuai
dengan kata-kata, gerak isyarat dan caranya.•Coba
tempatkan diri di dalam diri klien. Perhatikan bahwa
bidan sebagai konselor mampu memahami kliennya.
U
Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beri
tahu apa pilihan kontrasepsi yang paling mungkin,
termasuk pilihan beberapa jenis kontrasepsi.
Bantulah klien pada jenis kontrasepsi yang paling
diinginkan klien, serta jelaskan jenis jenis alternatif
kontrasepsi lain yang ada
TU
BanTUlah klien menentukan pilihannya.Bantulah klien
berpikir mengenai apa yang paling sesuai dengan keadaan
dan kebutuhannya. Dukungan klien untuk menunjukkan
keinginannya dan mengajukan pertanyaan.Tanggapilah
secara terbuka. Bidan sebaiknya membantu klien untuk
mempertimbangkan kriteria dan keinginan klien terhadap
setiap jenis kontrasepsiTanyakan juga apakah pasangan
akan memberi dukungan dengan pilihan klien.• Yakinkan
bahwa klien telah mengambil keputusan yang tepat
J
Jelaskan secara lengkap kepada klien bagaimana
menggunakan kontrasepsi pilihannya.
Setelah klien memilih jenis kontrasepsi, apabila diperlukan
perhatikan alat kontrasepsinya.
Jelaskan bagaimana alat kontrasepsi tersebut digunakan
dan bagaimana cara penggunaannya.
Sekali lagi, dukung klien untuk bertanya dan jawablah
secara jelas dan terbuka.
U
Perlunya kunjungan Ulang
Diskusikan dan buat kontrak dengan klien untuk
melakukan pemeriksaan lanjutaan atau permintaan
kontrasepsi apabila dibutuhkan
Ingatkan pula untuk melakukan pemeriksaanapabila terjadi
permasalahan tentangkontrasepsi pilihannya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai