Anda di halaman 1dari 7

PERAN BIDAN SEBAGAI KOMUNIKATOR Perawatan kebidanan merupakan bentuk pelayanan professional yang diberikan oleh bidan kepada

individu , keluarga, masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan kebidanan. Dalam memberikan pelayanan kebidanan ini, peranan komunikasi antara antara bidan dengan klien sangat menentukan keberhasilan hasil dan mutu pelayanan yang diberikan. Disinilah peranan komunikasi amat penting, karena fungsi bidan diantaranya adalah mentransformasikan nilai-nilai perawatan kebidanan kepada individu , keluarga, masyarakat. Pada intinya bidan sebagai komunikator harus mampu mentransformasikan proses penyesuaian terhadap klien.sehubungan dengan hal tersebut, maka bidan sebagai komunikator mempunyai kewajiban dan keharusan sebagai berikut : 1. Sebagai penyampai pesan, seorang bidan harus mempersiapkan pesan yang akan disampaikan sebaik-baiknya mudah dimengerti oleh klien, sesuai dengan latar belakang dan kondisi. 2. Pesan yang telah disiapkan dengan baik, dalam menyampaikan dengan klien dapat dilaksanakan dengann verbal maupun non verbal. Sikap, penampilan, dan ekspresi klien harus mencerminkan rela membantu tanpa pamrih. 3. Jika pesan yang akan disampaikan akan menimbulkan kegoncangan pada psikologis klien, dan pesan itu harus disampaikan, maka bidan harus mempersiapkan klien sehingga klien betul-betul siap menerima keadaaan yang paling buruk. 4. Setiap menyampaikan pesan, perlu diperhatikan psikologi klien, jangan sampai pesan yang bersifat rahasia disampaikan dihadapan klien lain.

5. Respon klien merupakan balikan bagi bidan terhadap pelayanan yang telah diberikan. Bidan hendaknya sensitive terhadap respon apapun yang sangat berarti untuk mengawasi pelayanan yang telah diberikan. 6. Bidan dalam melaksanakan perawatan kebidanan merupakan suatu tim. Oleh karena itu ada keterkaitan dengan pihak lain dalam perawatan klien, misalnya dengan begian laboratorium, bagian rontgen, bagian gizi, dokter ahli lainnya, psikiater, psikolog, dan lain-lain. Sebagai komunikator bidan harus mempersiapkan data-data klien selengkap-lengkapnya, sehingga dalam berkomunikasi dengan pihak lain tidak akan merugikan klien. 7. Dalam berkomunikasi dengan tim, bidan harus menunjukkan kedewasaan sebagai tenaga professional. Dewasa dalam arti sikap dan penampilan, serta tindakan. 8. Sebagai bidan, di desa, wawasan komunikasi lebih luas. Disamping secara langsung kepada klien serta keluarganya, juga kepada masyarakat dan dukun.

MENJADI PENDENGAR YANG BAIK a. Pengertian mendengar Mendengar menurut Drs. Sartin Citrobroto adalah memusatkan perhatian, penglihatan dan pendengaran sehingga dapat menangkap dan mengingat apa yang kita dengar serta kita lihat. Untuk dapat mendengarkan dengan baik dibutuhkan usaha dan kemauan yang pada akhirnya menghasilkan pemusatan jiwa. b. Tujuan mendengar Tujuan menjadi pendengar yang baik adalah : 1) Menyenangkan hati klien Klien akan merasa senang kalau bidan mau mendengarkan masalah yang diutarakannya, dengan jalan kita member reaksi seperti :

a) Memandang wajah klien sewaktu berbicara b) Menganggukkna kepala tanda kita memikirkan apa yang dirasakan klien.

2) Mengetahui dan mengerti pembicaraan Bila kita mendengarkan dengan baik dan kita memahami apa yang dimaksud klien dan kita memberikan umpan balik terhadap yang dibicarakan.

3) Memberikan rasa puas Bila klien bicara, perhatikan dan dengarkan, pusatkan perhatian pada klien, dekati klien.

4) Memberi rasa aman pada klien Jika bidan menjadi pendengar yang baik dan dapat mendekati klien pada waktu klien bicara, maka klien akan merasa sangat senang dan terlindungi.

5) Menunjukkan rasa saling percaya Dalam mendengarkan,, bidan harus dapat menunjukkan sifat terbuka yaitu bidan akrab dengan klien sehingga klien dapat mempercayai bidan, bila dia sudah mempercayai bidan, maka ia akan mau menceritakan apa yang dialami dan dirasakannya. 6) Menghargai pembicaraan Dengan adanya bidan mendengarkan dan memahami pembicaraan klien, maka klien akan merasa dirinya dihargai dan dianggap sebagai manusia seutuhnya.

c. Teknik mencadi pendengar yang baik

1) Kesiapan mendengarkan Untuk menjadi pendengar yang baik sangat sulit, tapi hali itu akan dilakkukan kalau kita berlatih dengan tekun. Mendengarkan perlu kesiapan jasmani dan mental. 2) Partisipasi dalam proses mendengarkan Proses mendengarkan akan berhasil jika kitaa dapat berkonsentrasi atau memusatkan perhatian dan pikiran, serta aktif dalam mengikuti pembicaraan dan sebelumnya dengan berlatih dahulu. 3) Menekankan pada pemahaman, bukan mengkritik Sikap demikian sering menimbulkan kesalah pahaman. Apa yang dibicarakan oleh pembicara tanpa dipikirkan dahulu, tanpa dianalisis apa yang didengarkan. Sikap demikian menyebabkan hasil yang ditangkap sangat sedikit, dan kurang memahami isi pembicaraan. 4) Mengendalikan emosi bila pendengar mudah terpengaruh oleh perasaan atau emosi, maka mentalnya akan sulit menangkap perasaan yang akan disampaikan. Hali ini karena emosi atau perasaan yang negative akan selalu mengganggu pikiran. Jika bidan dapat menjadi pendengar yang baik dan dapat menerima klien apa adanya, emosi bidan tidak terpengaruh, dan pada akhirnya bidan dapat mendengar dengan baik. 5) Menangkap ide pokok Factor pendukung fakta atau kenyataan maupun pernyataan yang dapat memperjelas ide pokok. 6) Tunjukkan sikap terbuka Sebagai seorang bidan, sikap kita harus rileks dan kekeluargaan, agar klien mau mengutarakan apa yang dirasakannya. 7) Kontak mata yang baik

Kita harus melihat klien yang berbicara, dan menunjukkan sikap perhatian. Dengan memandang klien sewaktu berbicara, ia akan merasa mendapat tanggapan atau perhatian dari bidan. 8) Posisi sejajar dengan klien Pada saat bidan berbicara dengan klien, posisi bidan harus sama tinggi atau sejajar dengan klien. 9) Berusaha seperti dirumah Ciptakan suasana nyaman seperti di rumah agar klirn tidak malu saat mengutarakan pembicaraannya. 10) Gunakan sentuhan Kontak fisik akan membuat kedekatan, kadang-kadang hanya dengan menyentuh tangan klien dengan halus menunjukkan perhatian dan pengertian . 11) Pelihara rasa humor Membagi rasa humor dengan orang yang kita ajak bicara juga merupakan suatu yang amat penting. Tidak semua orang memiliki rasa humor, selain spontanitas dan kebijaksanaan, bidan juga harus mampu mendorong untuk menggunakan rasa humornya. 12) Gunakan pertanyaan terbuka Pertanyaan yang tidak memberikan jawanban tertentu, memberikan kesempatan kepada klien untuk menggunakan kata-katanya sendiri dan mengutarakan masalahnya sendiri dengan caranya sendiri. Pertanyaan terbuka ini sangat berguna dalam menggali perasaan, kegagalan, reaksi dan sikap seseorang. 13) Gunakan teknik terarah Bidan mengarahkan klien untuk berbicara mengenai hal-hal yang dianggap penting oleh bidan. Jadi bidan bisa mendapatkan pesan secara sistematis dan berurutan dalam waktu yang tersedia mencakup semua masalah.

Dalami, Ermawati, dkk. Komunikasi dan konseling dalam praktik kebidanan.2009. Jakarta : TIM

KONSELOR MELAKUKAN KESALAHAN Dalam banyak hal, konselor dapat melakukan suatu kesalahan, konselor mungkin salah mengartikan maksud kata-kata klien, konselor mungkin tidak berkonsentrasi sehingga bertanya berkali-kali kepada klien tentang suatu hal, konselor mungkin memberikan informasi yang salah, konselor mungkin merasa malu atau marah karena ucapan klien. Hal utama yang terpenting untuk menciptakan hubungan baik dengan klien adalah bersikap jujur. Menghargai klien adalah salah satu syarat penting dalam konseling. Menghargai dan memepercayai klien dapat ditunjukkan dengan cara mengakui bahwa konselor telah melakukan kesalahan. Minta maaflah bila melakukan kesalahan atau keliru. Seandainya konselor tersinggung atau marah karena kata-kata klien konselor perlu menyadari dan dapat menyatakan penyesalannya. Perlu diketahui bahwa apapun reaksi emosi konselor, akan dirasakan klien. Semakin terbuka perasaan kita selama pertemuan kita dengan klien (bukan berarti membuka diri tentang hal-hal pribadi di luar konseling) semakin terbuka pula perasaan klien. Kesalahan konselor dapat berubah menjadi hal yang baik bagi klien. Kesulitan Saat Konseling Saat melakukan konseling tentu saja sebagai seorang bidan akan banyak mengalami kesulitan-kesulitan. Ada sejumlah kesulitan tersembunyi dalam konseling yang disadari oleh semua konselor, terutama konselor pemula, antara lain: 1. Berusaha terlalu banyak dan terlalu dini

2. Lebih banyak mengajar daripada membina hubungan 3. Penerimaan yang berlebihan 4. Menampilkan masalah konseling pada orang yang tidak bepengalaman 5. Kecenderungan untuk menampilkan kepribadian konseling 6. Merenungkan setelah sesi yang sulit Upaya untuk Mengatasi Kesulitan Adapun untuk memperlancar komunikasi/konseling persiapan materi, bahan, alat yang bisa mempermudah penerimaan klien terhadap apa yang akan kita sampaikan perlu dipersiapkan sebelumnya. Sebagai seorang bidan kita harus menguasai ilmu komunikasi sehingga dapat melakukan konseling dengan baik pada semua klien dengan bermacam karakter dan keterbatasan mereka. Beberapa pakar mengemukakan bahwa kearifan merupakan dasar kepribadian konselor efektif. Kearifan merupakan konsep lama dan lintas cultural, sebagai suatu perangkat cirri-ciri kognitif dan afektif tertentu yang secara langsung pada keterampilan dan pemahaman hidup. Karakteristik kearifan meliputi: aspek afektif dan kesadaran yang meliputi empati, kepedulian, pengenalan rasa, deotomatisasi (menolak kecenderungan kebiasaan, perilaku dan pola berfikir otomatik, menekan kesadaran tindakan dan pilihan yang bertanggung jawab), aspek kognitif meliputi penalaran dialetik (mengenal konteks, situasi, berorientasi pada perubahan yang bermanfaat) dll. (Tyastuti, Siti, S.Kep.,NS.dkk. 2008. Komunikasi dan Konseling Dalam Pelayanan Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya) (Saraswati,Ina dan Lukman Hakim Taringan. 2002. Modul Pelatihan Keterampilan Komunikasi Interpersonal/Konseling(KIP/K). Jakarta: Dinas Kesehatan Jawa Barat )

Anda mungkin juga menyukai