Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

KOMUNIKASI TERAPEUTIK KEPERAWATAN

“Komunikasi Terapeutik pada Fase Implementasi Keperawatan”

Dosen Pengampu:

Ns. Sidaria, M.Kep

Disusun Oleh:

Kelompok B-1

Kelas A2 2021

1. Nurul Jannah (2111312023)


2. Khofifah Gustina (2111312029)
3. Rahma Indriani Putri (2111312041)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

TAHUN AJARAN 2022/2023


STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KOMUNIKASI PADA FASE IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN

Kondisi Pasien
Pasien bernama An. R berusia 7 tahun dan berjenis kelamin perempuan. Pasien masuk
UGD pada tanggal 01 november 2022 pukul 09.30 WIB dengan diagnosa medis anemia.
Pasien mengatakan awal masuk rumah sakit karena mengalami muntah darah sudah tiga kali
sejak dirumah dan melena dua kali. Saat dikaji keluhan yang dirasakan pasien adalah badan
terasa lemas. Tanda-tanda vital dengan suhu 36.2 C, nadi 62x/menit dan lemah, pernapasan
28x/menit, Konjungtiva anemis, bibir pucat, mulut kotor.

Diagnosis/Masalah Keperawatan
1. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin
dalam darah.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia.
3. Defisit perawatan diri: mandi berhubungan dengan gangguan persepsi.

Rencana Keperawatan
a. Mengkaji ulang klien,menelaah dan memodifikasi rencana asuhan yang sudah ada
b. Mengidentifikasi area bantuan
c. Mengimplementasikan intervensi keperawatan : pemeriksaan TTV dan tranfusi darah
d. Mengkomunikasikan intervensi

Tujuan
a. Melaksanakan Hasil Rencana
b. Membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah diharapkan, yaitu peningkatan
kesehtan dan pemulihan
c. Mencegah Komplikasi
d. Mempertahankan daya tahan tubuh
SP Komunikasi

Fase Orientasi

Salam Terapeutik

Perawat : “Selamat pagi Ibu dan adik”

Pasien & Keluarga: “Pagi ners”

Perawat: “Perkenalkan saya Khofifah, perawat yang bertugas pada pagi ini. Sesuai standar
keselamatan pasien di rumah sakit, bisa adik sebutkan nama lengkap dan tanggal lahirnya?”

Pasien: “Namaku Rahma Indriani Putri, lahir 1 Oktober 2003 ners”

Perawat: “Ners izin pegang tangannya untuk cek gelang pasien rahma ya..” (mengecek
gelang tangan pasien) “Baik, sudah sesuai ya”

Perawat: “Adik biasanya senang dipanggil apa?”

Pasien: “Dipanggil Rahma ners”

Perawat: “Oke dik Rahma”

Evaluasi dan Validasi

Perawat : “Gimana keadaannya Rahma? Apa yang rahma rasakan sekarang?”

Pasien : “Rahma pusing ners”

Perawat: “Ooh begitu ya”

Perawat: “Ibu, sejauh ini bagaimana keadaan rahma bu?”

Keluarga: “Tadi katanya pusing ners, terus lemas, dan ga mau makan ners, tadi juga sempat
muntah darah”

Kontrak
Perawat: “Baik Ibu, Rahma, sesuai kesepakatan kita sebelumnya, sekarang Ners akan
mengimplementasikan intervensi keperawatan Rahma berdasarkan intervensi/perencanaan
yang telah dirancang berdasarkan masalah penyakit rahma, dimana akan dilakukan
pemeriksaan TTV dan tranfusi darah

Keluarga: “Baik ners”

Perawat: “Tindakan ini akan membutuhkan waktu sekitar 15-20 menit. Tujuannya agar
membantu rahma dalam mencapai tujuan yang diharapkan rahma dan keluarga diantaranya
peningkatan kesehatan, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping.

Keluarga: “Oke ners”

Perawat: “ Untuk melakukan implementasinya, mari kita pindah ke bed yang disana rahma
dan ibu.

Keluarga & Pasien : Baik Ners

Fase Kerja

Perawat: “Baik Rahma dan Ibu, saya akan mempersiapkan alat terlebih dahulu” ( alat sudah
siap dan sudah cuci tangan)

Keluarga & Pasien : Baik ners

Perawat: “ Baik tindakan pertama yang akan dilakukan mengecek TTV rahma untuk
memonitor keefektifan penyakit rahma dan mengecek apakah rahma demam atau tidak

Rahma : Baik ners

Perawat : boleh rahma duduk terlebih dahulu, saya izin pegang tangannya ya

Rahma : Silahkan ners

Perawat : Dari hasil pemeriksaan TTV rahma, didapatkan Suhu : 36.2 C, Nadi 68x/ menit
( lemah), pernafasan 28x/menit.

Keluarga : Bagaimana TTV anak saya ners, apakah normal?

Perawat : Untuk Nadi anak ibu lemah dan pernafasannya cepat dari normal

Keluarga : oh gitu ya ners


Perawat: “Baik ibu, untuk tindakan selanjutnya akan dilakukan transfusi darah karena
hemoglobin rahma sangat rendah yaitu hanya 6g/dL, Bu. Tujuan transfusi ini untuk
mengganti darah yang hilang karena muntah darah pada rahma dan juga untuk meningkatkan
Hb Rahma”

Keluarga: “Oooh gitu ya ners”

Perawat: “Iya bu. Apakah ibu setuju kita lakukan transfusi darah sekarang?

Keluarga: “Saya setuju ners biar anak saya cepat pulih”

Perawat: “ Baik saya siapkan alatnya terlebih dahulu ( set tranfusi darah, NACL 0.9%, darah,
Iv cath 18, alcohol swab, torniket, plester, gunting, tiang infus, handscoon steril,kantung
sampah) dan cuci tangan serta pasang handscoon

Keluarga: Baik Ners

Perawat : kita mulai sekrang ya rahma

Pasien : Baik ners

Perawat : (Gantung cairan infus dan darah di tiang infus, hubungkan Nacl dengan set tranfusi
darah )

Perawat : Saya izin pegang tangannya ya rahma untuk mencari vena yang akan ditusuk.

Rahma : Baik ners

Perawat : Saya akan menusuk dibagian vena metakarpal dan saya akan pasang torniket. Saat
saya menusuk rahma kepalkan tangannya ya

Rahma : Oke ners

Perawat : Baik sudah selesai ( dalam keadaan torniket sudah dilepas, iv catch sudah
terpasang). Selanjutnya saya akan mengidentifikasi produk darah sebelum dilakukan tranfusi.

Diantaranya , nomor identifikasi, kelompok dan tipe darah, tanggal kadaluarsa, kompabilitas,
nama pasien

Pasien : Baik ners


Perawat : Baik sudah sesuai , saya ganti NACL dengan produk darah yang sudah disiapkan
dan saya alirkan

Keluarga : Berapa lama ners ?

Perawat : Setelah darah masuk , saya alan pantau tanda vital selama 15 menit pertama untuk
mengecek apakah ada efek samping seperti pembengkakan di area tempat pemasangan. Nah
jika ada efek samping kita akan menghentikan transfusi sementara dan alirkan NACL
kembali, Kalau tidak ada efek samping transfusi bisa dilanjutkan.

Pasien : Baik ners

Perawat : Apakah rahma merasakan sesuatu sekarang, menggigil atau gatal-gatal ?

Pasien : Tidak ada ners

Perawat : Alhamdulillah kalau begitu, baik kalau begitu , Rahma jangan banyak gerak ya agar
set tranfsusi darahnya tidak kepas

Pasien : Baik ners

Perawat : ( Beberapa menit setelahnya, transfusi darah sudah selesai) Baik transfusi darah
sudah selesai dan berjalan lancar, untuk prosedure selanjutnya saya akan bersihkan slang
dengan NaCL 0,9% .

Pasien : Oke ners

Perawat : Saya akan melakukan dokumentasi terhadap tindakan yang sudah dilakukan

Pasien : Baik Ners

Fase Terminasi

Evaluasi subjektif/objektif:

Perawat: “Bagaimana perasaan rahma sekarang?

Pasien: “ Tadi saya merasa cemas ners , namun setelah transfusi tubuh saya perlahan
membaik, lemas saya berkurang”

Perawat : Alhamdulillah kalau begitu, iya ini salah satu efek dari transfusi bisa memperbaiki
kekebalan tubuh rahma
Perawat: “Kalau ibu bagaiman perasaannya sekarang?

Pasien: “Saya agak khawatir ners jika rahma mengalami efek samping setelah transfusi
ini,ternyata tidak dan berjalan lancar

Rencana Tindak Lanjut:

Perawat: “Baik ibu, karena kita sudah melakukan transfusi darah,saya akan mengirim sisa
produk darah dengan set infus ke bank darah terlebih dahulu. Rahma bisa istirahat dan
berbaring terlebih dahulu di bed ini ya bu.

Keluarga: “Baik ners”

Kontrak yang akan datang:

Perawat: “Kalau begitu, Ners akan datang 15 menit lagi, dan kita akan mengecek TTV rahma
kembali.

Keluarga: “Iya ners”

Perawat: “Saya pamit bu, rahma.. Jika ibu butuh bantuan Ibu bisa menekan bell yang ada di
samping tempat tidur pasien, atau melapor ke ners station ya Bu..”

Keluarga: “Baik ners, terima kasih ners..”

Anda mungkin juga menyukai