Xenobiotik
Kelompok 5:
Nida Nabila
Widya Ayu Larasati
Liza Rastiti
Gumilar Adhi Nugroho
M. Furqon
Russell Koyean
Rimson M.J
Pendahuluan
Semakin banyak
manusia terpajan oleh
senyawa bahan kimia
asing, seperti obat,
zat aditif, polutan,
dan lain-lain
Pendahuluan
Xenobiotik (Xenos = asing) merupakan
senyawa kimia yang asing bagi tubuh.
Klasifikasi dari segi medis: obat,
karsinogen kimia, senyawa lain-lain.
Terdapat banyak sekali senyawa
xenobiotik di sekitar kita, jika masuk ke
dalam tubuh manusia akan
termetabolisir.
Metabolisme Xenobiotik
Secara sederhana,
metabolisme xenobiotik
terdiri dari 2 fase
Fase 1 :
Hidroksilasi
Fase 2 :
Konjugasi
Metabolisme Xenobiotik
Fase 1:
Hidroksilasi
Metabolisme Xenobiotik
Fase 2:
Konjuga
si
Konjugasi dimana
senyawa yang sudah
diproses di fase 1
diubah menjadi
metabolit polar (hasil
reaksi konjugasi seperti
asam glukoronat,
sulfat, asetat, glutation,
asam amino tertentu
atau juga metilasi)
Metabolisme Xenobiotik
Kedua fase ini meningkatkan kelarutan
dalam air sehingga ekskresi senyawa
xenobiotik dalam tubuh meningkat.
Senyawa xenobiotik yang sangat
hidrofobik akan menetap di jaringan
adiposa hampir selamanya jika tidak
diubah dalam bentuk polar.
Metabolisme Xenobiotik
O Pada kasus tertentu, Dalam fase
Hidroksilasi
Reaksi utama
fase 1
Enzi
m
Monooksigenas
e
Reaksi
Sitokrom P450
Memiliki tatanama
sistematik yang penting
O Didasarkan pada homologi struktural
O Singkatan CYP suatu sitokrom
P450
O Diikuti angka arab menunjukan
famili
O Diikuti huruf besar menunjukan
sub famili
O Diberi secara acak angka arab
O Contoh: CYP1A3, CYP1A1
hemoprotein
O Seperti hemoglobin, sitokrom P450
adalah hemoprotein
enterosit
O Paling banyak di retikulum
endoplasma halus suatu sel
O Di kelenjar adrenal berada di
mitokondria
Dapat diinduksi
O Menimbulkan interaksi obat
O Terjadi jika efek satu obat berubah
hidroksilase
O Penting dalam metabolisme PAH
katalitik rendah
O Bentuk yang polimorfik dapat
menyebabkan resiko interaksi obat
semakin tinggi
Reaksi Konjugasi
Menyiapkan Xenobiotik
Untuk Diekskresikan
pada Fase 2
Metabolismenya
Pendahuluan
O Pada
reaksi
Fase
1,
xenobiotik
umumnya
diubah
KONJUGA
SI
FAS
E2
ASETILASI
METILASI
KONJUGASI
Biasanya terjadi terhadap gugus nukelofil pada
obat, seperti alkohol, asam karboksilat, amina
(termasuk amina heterosiklik) dan tiol
-OH,
-COOH,
-NH2, -NR2,
-SH
GLUKURONIDASI
Contd
karboksilat
berperan
penting
SULFASI
Reaksi yang membantu mentransfer asam
amino
tertentu
di
seluruh
membran
plasma
Jarang terjadi dibandingkan glukuronidasi,
Contd
Baik gugus hidroksil (3 OH) maupun asam
GLUTATION
Terjadi sitoplasma, terutama di sel hati dan ginjal.
Glutation mempunyai gugus thiol nukleofil poten
berbahaya,
metabolitnya.
baik
xenobiotik
maupun
GLUTATION (Adisi
Michael)
METILASI
Contd
O
O-metilasi
terjadi
terutama
Contd
O N-metilasi
ASETILASI
Menghasilkan metabolit kurang hidrofil
spesies
O kemungkinan toksisitas atau karsinogenitas xenobiotik pada satu spesies tidak
sama dengan spesies lain.
O banyak diantaranya disebabkan oleh faktor genetik dan bervariasi sesuai usia dan
jenis kelamin.
O asupan berbagai xenobiotik, misalnya fenobarbital, atau hidrokarbon tertentu dapat
menyebabkan induksi enzim.
O penting diketahui apakah yang bersangkutan telah terpajan bahan - bahan
penginduksi ini, metabolit xenobiotik tertentu dapat menghambat atau merangsang
aktivitas enzim - enzim yang memetabolisme xenobiotik.
O hal ini juga dapat mempengaruhi dosis obat tertentu yang dapat diberikan kepada
pasien. berbagai penyakit ( mis. sirosis hati ) dapat mempengaruhi aktivitas enzim
yang memetabolisme obat sehingga kadang - kadang dosis berbagai obat untuk
pasien dengan penyakit ini perlu disesuaikan.
RESPON TERHADAP
XENOBIOTIK
O Pengikatan secara
XENOBIOTIK SEBAGAI
HAPTEN
O Hapten merupakan molekul
kecil yang tidak merangsang
pembentukan antibodi dengan sendirinya, tetapi akan
berikatan dengan antibodi jika telah terbentuk
KARSINOGENESIS KIMIAWI
O Beberapa bahan kimia perlu diaktifkan oleh
KARSINOGENESIS KIMIAWI
FARMAKOGENOMIKA AKAN
MENDORONG
PERKEMBANGAN OBAT
BARU YANG LEBIH AMAN
FARMAKOGENETIKA
Ilmu yang memepelajari peranan
variasi genetik dalam respons
terhadap obat
FARMAKOGENOMIKA
Pengembangan dari farmakogenetik
yang juga mencakup informasi
genomik, proteomika,
bioinformatika, dan disiplin lain
seperti biokimia, toksikologi, yang
akan dipadukan untuk
memungkinkan pembuatan obat
baru yang lebih aman.
Diketahui sekuens
semua gen
manusia dan
protein yang
tersandi di
dalamnya
Diketahui
polimorfisme
enzim, dan protein
yang berkaitan
dengan
metabolisme,
kerja, dan
toksisitas obat
SASARAN
BARU
TEMPAT
KERJA OBAT
AKAN
TERUNGKAP
Pengembanag
an Microarrays
yang mampu
mendeteksi
polimorfisme
Mendeteksi
polimorfisme
yang dapat
merugikan
individu
Mengurangi
reaksireaksi yang
tidak
diinginkan
sebelum
dimulai
pengobatan