Anda di halaman 1dari 72

OSTEOARTHRITIS

Kelompok 8 - OGSO
Diar S. H. Sukandi
Fitria Handayani
Lailla Krishenurfitri
Muhammad Sahlan
Rahmi Puspita Sari

Definisi, patofisiologi, dan


gejala
Lailla Krishenurfitri

Definisi
Osteoartritis adalah jenis arthritis (nyeri) yang
disebabkan oleh kerusakan dan hilangnya
kartilago (tulang rawan) dari satu atau lebih
sendi. Tulang rawan adalah substansi protein
yang berfungsi sebagai bantal antara tulangtulang pada persendian.

Definisi
Osteoartritis juga dikenal sebagai artritis
degeneratif. Di antara lebih dari 100 jenis yang
berbeda dari arthritis, osteoarthritis adalah yang
paling umum terjadi. Osteoarthritis lebih sering
terjadi saat kita bertambah usia.
Osteoartritis umumnya mempengaruhi tangan,
kaki , tulang belakang , dan sendi yang menahan
beban besar, seperti pinggul dan lutut.

Osteoarthritis vs Normal

OA yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif mempunyai


kelainan primer pada rawan sendi (cartilage), sedangkan RA
mempunyai kelainan primer pada sinovial. Secara mudah dapat
dijelaskan bahwa pada OA, proses degeneratif pada awalnya
menyebabkan perubahan biokimiawi pada rawan sendi yang
akhirnya menyebabkan integritas rawan sendi terganggu,
sehingga akan terjadi penipisan rawan sendi sampai akhirnya
rawan sendi habis. Perubahan dan awal sampai akhir
berlangsung sangat lambat, dibutuhkan waktu bertahun-tahun
untuk tercapainya stadium akhir yang ditandai dengan
deformitas sendi. Pada RA perubahan patologik yang menonjol
adalah inflamasi sinovia (sinovitis). Penyebab sinovitis ini belum
diketahui dengan pasti, tetapi faktor imunologik sangat berperan.

Klasifikasi
Osteoarthritis primer: penuaan
Osteoarthritis sekunder
Obesitas
Fraktur atau cedera sendi
Timbunan kristal asam urat

Osteoarthritis primer
Dengan menua, kartilago mulai degenerasi dengan
mengelupas atau menipis. Pada kasus-kasus yang telah
lanjut, ada kehilangan total dari bantal kartilago antara
tulang-tulang dari sendi-sendi. Penggunaan yang
berulangkali dari sendi-sendi yang terpakai dari tahun
ke tahun dapat mengiritasi dan meradang kartilago,
menyebabkan nyeri dan pembengkakan sendi.
Kehilangan dari bantal kartilago menyebabkan gesekan
antara tulang-tulang, menjurus pada nyeri dan
pembatasan dari mobilitas sendi.

Osteoarthritis sekunder
Obesitas meningkatkan beban biomekanik pada sendi
lutut dan panggul selama aktivitas. Tekanan pada lutut
dan panggul selama aktivitas, 2-4 kali lebih besar dari
berat badan normal, sehingga efek berat badan yang
berlebih akan meningkatkan tekanan pada lutut dan
panggul. Obesitas juga meningkatkan risiko OA melalui
peningkatan kadar hormon, faktor pertumbuhan dan
faktor intermediate yang berperan pada patogenesis OA.
Endapan-endapan kristal pada kartilago dapat
menyebabkan degenerasi kartilago dan osteoarthritis.

Gejala
Sakit pada sendi setelah melakukan gerakan
berulang
Sakit pada sendi dan kesulitan untuk bergerak
setelah terlalu lama diam
Terjadi perubahan bentuk pada sendi,
khususnya pada tangan
Kemampuan gerak dari sendi berkurang
Timbulnya suara pada sendi jika digerakkan
Adanya Heberden's node dan Bouchard's node

ALGORITMA TERAPI DAN TERAPI


NON-FARMAKOLOGI
Rahmi Puspita Sari

Algoritma Terapi

Terapi Nonfarmakologi

Terapi Farmakologi
Fitria Handayani
1106067223

Klasifikasi Terapi Farmakologi


Golongan Anti Inflamasi Non Steroid
(AINS)
Golongan Kortikosteroid
Golongan Analgesik Non-Narkotika
dan Narkotika
Golongan Obat Lain

GOLONGAN OBAT ANTI


INFLAMASI NON-STEROID (OAINS)
Fitria Handayani (1106067223)

Adalah suatu golongan obat yang memiliki


khasiat analgesik (pereda nyeri), antipiretik
(penurun panas), dan anti inflamasi (anti
radang).

Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja NSAID didasarkan atas
penghambatan isoenzim COX-1
(cyclooxygenase-1) dan COX-2
(cyclooxygenase-2). Enzim cyclooxygenase ini
berperan dalam memacu pembentukan
prostaglandin dan tromboksan dari arachidonic
acid. Prostaglandin merupakan molekul
pembawa pesan pada proses inflamasi (radang).

Golongan OAINS Berdasarkan Struktur


Asam Karboksilat
Terbagi menjadi dua, yaitu salisitat terasetilasi dan
salisilat nonasetilasi.
Contoh: aspirin (salisilat terasetilasi) dan salsalate (salisilat
nonasetilasi)

Asam Asetat
Contoh: diklofenak, indometasin, ketorolak*

Asam Propionat
Contoh: ibuprofen, fenoprofen, ketoprofen, naproxen

Fenamat
Contoh: Asam mefenamat dan meclofenamat

Oxicam
Contoh: Piroxicam dan Meloxicam

Coxib
Contoh: Celecoxib dan Valdecoxib

Golongan OAINS Berdasarkan Mekanisme


Kerja

AINS Non-selektif
Merupakan obat golongan AINS yang bekerja dengan
menginhibisi enzim siklooksigenase 1 dan 2
Contoh: semua golongan AINS kecuali turunan
inhibitor COX-2 (Coxib)

AINS Selektif
Merupakan obat golongan AINS yang bekerja dengan
hanya menginhibisi enzim siklooksigenase 2
Contoh: golongan inhibitor COX-2 (Coxib)

Penggunaan AINS
Hanya dipakai bila dibutuhkan
Sebaiknya pengobatan dimulai dengan parasetamol
AINS adalah obat pilihan terakhir untuk terapi nyeri

Waspada risiko individual


Risiko bertambah dengan lama pengobatan, dosis, dan pemakaian
bersamaan steroid , dan adanya penyakit gastrointestinal

Tukak Lambung
Pencegahan tukak memakai berbagai anti-ulcer bersama dengan
NSAID seperti H2 blocking drugs (ranitidine), analog
prostaglandin (misoprostol), dan Proton Pump Inhibitor / PPI
(omeprazol)

Efek Samping
Pengaruh pada GIT
Mual, dispepsia, anoreksia, rasa sakit di lambung, flatulen,
diare terjadi pada 10-60% pasien
Menghambat terjadinya prostaglandin yang berfungsi sebagai
gastroprotektor sehingga menyebabkan luka pada mukosa.
Pendarahan di saluran pencernaan.
Risiko tinggi komplikasi dengan NSAID sebaiknya
menggunakan golongan COX-2 inhibitor

Pengaruh pada Ginjal


Menyebabkan penyakit ginjal, termasuk insufisiensi renal akut,
hiperkalemia, nekrosis papilari ginjal

Pengaruh pada Hati


Menyebabkan hepatitis terutama jenis
diklofenak

Pengaruh pada Sistem Saraf Pusat


Menyebabkan gangguan SSP seperti mengantuk,
sakit kepala, depresi, bingung, dan tinnitus.
Terjadi reaksi hipersensitivitas bagi pasien yang
sensitif terhadap AINS.

Interaksi Obat
Meningkatkan risiko pendarahan
antikoagulan (walfarin, heparin), anti
platelet (ticlopidine, clopidogrel, aspirin,
abciximab, dipyridamole, eptifibatide,
tirofiban).

Menurunkan efek antihipertensi


ACE Inhibitor, hidralazine dan thiazide.

Meningkatkan risiko tukak lambung


Kortikosteroid

Meningkatkan kadar lithium


Meningkatkan nefrotoksisitas dari siklosporin
Meningkatkan klirens AINS
Contohnya: penggunaan meloxicam dengan kolestiramin

Analgesik
Aspirin
Pemberian lebih dari satu AINS dapat meningkatkan efek samping

Kontra Indikasi

Hipersensitif AINS
Penderita dengan penyakit ginjal berat.
Wanita hamil dan menyusui.
Tukak lambung aktif selama 6 bulan terakhir atau
memiliki riwayat penyakit tukak lambung yang
berulang.
Gagal ginjal non-dialisis berat.
Perdarahan gangguan saluran pencernaan,
perdarahan cerebrosvaskular atau perdarahan
penyakit lainnya.

Contoh Sediaan (1):


Meloxicam

Pemberian oral:
Pada osteoarthritis: 7,5 mg satu kali sehari, jika diperlukan
dosis dapat ditingkatkan hingga 15 mg satu kali sehari.
Untuk pasien dengan resiko tinggi diberikan dosis awal 7,5
mg satu kali sehari.
Untuk pasien penderita gagal ginjal dosis tidak lebih dari
7,5 mg satu kali sehari.

Contoh Sediaan (2):


Ketoprofen
Sediaan oral :
Dosis awal yang dianjurkan : 75 mg 3 kali sehari atau 50
mg 4 kali sehari.
Dosis maksimum 300 mg sehari. Sebaiknya digunakan
bersama dengan makanan atau susu.
Injeksi IM :
50100 mg tiap 4 jam. Dosis maksimum 200 mg/hari,
tidak lebih dari 3 hari.

Contoh Sediaan (3):


Celecoxib
Dosis oral: 200 mg per hari diberikan sebagai
dosis tunggal atau 100 mg dua kali sehari

GOLONGAN OBAT
KORTIKOSTEROID
Fitria Handayani (1106067223)

Adalah anti-inflamasi yang identik dengan


kortisol, hormon steroid alami pada manusia
yang disintesis dan disekresi oleh korteks
adrenal.
Efek antiinflamasi kortikosteroid mempengaruhi
berbagai sel imunokompeten seperti sel T,
makrofag, sel dendritik, eosinofil, neutrofil, dan
sel mast, yaitu dengan menghambat respons
inflamasi dan menyebabkan apoptosis berbagai
sel tersebut

Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja kortikosteroid adalah menekan
reaksi inflamasi pada tingkat molekuler terjadi
melalui mekanisme genomik dan nongenomik.

Golongan Kortikosteroid
Glukokortikoid
Merupakan kortikosteroid yang efek utamanya terhadap
penyimpanan glikogen hepar dan efek anti inflamasi nyata
Pengaruh terhadap keseimbangan air dan elektrolit kecil
Contohnya: prednisolon, triamsinolon, dan betametason

Mineralokortikoid
Merupakan kortikosteroid yang efek utamanya terhadap
keseimbangan air dan elekrolit
Tidak memiliki khasiat anti inflamasi yang berarti
Contohnya: fluorokortisol

Efek Samping

Peningkatan berat badan


Meningkatkan nafsu makan
Menyebabkan penumpukan lemak
tubuh

Peningkatan Gula Darah

Menyebabkan meningkatnya kadar gula


di dalam darah, sehingga perlu
perhatian untuk penderita diabetes

Osteoporosis
Mempercepat kematian sel tulang dan memperlambat
pembentukan sel tulang baru yang menyebabkan
penurunan kepadatan tulang

Pengaruh pada Mata


Menyebabkan terjadinya glaukoma dan katarak

Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh


Steroid bekerja dengan melemahkan sistem kekebalan
tubuh sehingga berdampak kepada kerentanan infeksi
penyakit

Interaksi Obat
AINS
Antidiabetik
Diuretika
Ketokonazol dan Troleandomisin
Menghambat metabolisme kortikosteroid

Obat menginduksi enzim hepatik


Meningkatkan klirens kortiosteroid
Contohnya: fenitoin, rifampisin, fenobarbital

Kontra Indikasi
Infeksi sistemik, kecuali bila diberika antibiotika
sistemik; hindari vaksinasi dengan virus aktif pada
pasien yang menerima dosis imunosupresive.
Penderita hipersensitif terhadap kortikosteroid dapat
menimbulkan dermatitis kontak alergi.
Rosasea, jerawat dan dermatitis perioral.
Infeksi pada kulit karena virus (misalnya herpes
simpleks, cacar air).
Dermatosis pada anak-anak dibawah satu tahun
termasuk dermatitis dan ruam popok.
Wanita hamil dan menyusui

Contoh Sediaan (1):


Metilprednisolon
Dewasa
Secara intramuskular atau intravena, 10-40 mg
diulangi sesuai keperluan.
Secara oral, 4 mg - 48 mg per hari, dosis tunggal atau
terbagi.

Contoh Sediaan (2):


Triamsinolon
Per oral untuk dewasa dan anak > 12 tahun: insufisiensi
adrenal 4-12 mg per hari sebagai dosis tunggal atau
terbagi, indikasi lain 4-36 mg per hari sebagai dosis
tunggal atau terbagi.
Per oral untuk anak < 12 tahun: insufisiensi adrenal
0,117 mg/kg berat badan per hari sebagai dosis tunggal
atau terbagi, indikasi lain 0,416-1,7 mg/kg berat badan
per hari sebagai dosis tunggal atau terbagi.
Dapat melewati sawar plasenta

Contoh Sediaan (3):


Deksametason
Indikasi:
Anti inflamasi, rematik dan alergi, cerebral
adema yang disebabkan oleh karena anoksia
atau malignansi, asma bronkial.
Dosis: Oral, sehari 1 - 3 kaplet.

OBAT GOLONGAN ANALGESIK


Diar S. H. Sukandi

Asetaminofen

Acetaminophen direkomendasikan sebagai


terapi obat lini pertama untuk manajemen nyeri
OA .
Dosisnya adalah 325-650 mg setiap 4 sampai 6
jam (dosis maksimum 4 g / hari ; maksimum 2
g / hari jika mengkonsumsi alkohol kronis atau
mengidap penyakit hati ) .
Mekanisme
Kerja:
Menghambat
sintesis
prostagladin dari ssp

Kontra Indikasi: Alkohol akut dan Penderita


kerusakan hati
Interaksi Obat :
- Antikoagulan penggunaan asetamenofen secara
rutin dalam waktu yang lama dapat meningkatkan
warfarin
- Metoklopramid dan Domperion mempercepat
absorbsi parasetamol
Efek Samping : ruam kulit , pangkreasitis akut,
kerusakan hati

ANALGESIK OPIOID

Indikasi : nyeri sedang sampai berat


Kontra indikasi :

Hindari pada penderita depresi pernafasan akut


Alkohol akut

Interaksi Obat

Alkohol meningkatkan efek sedatif


Antibakteri : rifamisin mempercepat
metabolisme metadon, dapat menurunkan efek
siprofloksasin
Antidepresan : eksitasi dan depresi ssp

Efek samping: Mual, muntah, konstipasi, dan


rasa mengantuk.
Sedian di pasaran: Oxycodone, Kodein dan
Tramadol

Kapsaisin (topikal)

Mekanisme kerja capsaicin (ekstrak paprika


merah) menyebabkan pelepasan dan
pengosongan substansi P (Neuron aferen
primer) dari serabut saraf
Indikasi nya adalah bermanfaat dalam
menghilangkan nyeri pada OA ketika dioleskan
di atas sendi yang terkena OA.
Capsaicin dapat digunakan tunggal atau
dikombinasikan dengan analgesik atau NSAID.

Agar efektif, capsaicin harus digunakan secara


teratur, dan itu bisa memakan waktu hingga 2
minggu.
Efek Samping : Rasa terbakar dan sengatan pada
area yang dioleskan

Terapi tambahan dan evaluasi


Muhammad Sahlan
1106017446

Glucosamine dan Chondroitin


Glucosamine dan chondroitin adalah suplemen
diet yang merangsang sintesis proteoglikan dari
tulang rawan artikular secara in vitro .

Dosis : glukosamin sulfat 1.500 mg / hari dan


kondroitin sulfat 1.200 mg / hari dalam dosis
terbagi .
Kontraindikasi : tidak boleh digunakan pada
pasien dengan alergi kerang .
Efek samping : kondroitin mual
Glukosaminkembung , dan kram

Hyaluronate Suntikan
Tinggi berat molekul asam hialuronat merupakan
konstituen dari tulang rawan normal yang memberikan
pelumasan dengan gerakan dan shock serap selama
gerakan cepat . Karena konsentrasi dan ukuran molekul
endogen asam hyaluronic mengalami penurunan pada
OA , administrasi eksogen dapat menyusun kembali
cairan sinovial dan mengurangi gejala .
Injeksi asam Hyaluronic yang sementara dan
sederhana dapat meningkatkan viskositas cairan
sinovial dan mengurangi rasa sakit.

komposisi : sodium hyaluronate ( Hyalgan 20 mg / 2 mL;


Supartz 25 mg/2.5 mL ) ,
polimer hylan ( Synvisc 16 mg / 2 mL ) ,
dan Hyaluronan ( Orthovisc 30 mg / 2 ml ) .
Hyalgan dan Supartz yang diberikan sekali seminggu dalam
lima suntikan , sedangkan Synvisc dan Ortho - VISC diberikan
sekali seminggu dalam tiga suntikan .
Suntikan masih dapat ditoleransi dengan baik , namun
pembengkakan sendi akut dan reaksi kulit lokal (misalnya ,
ruam , ekimosis , atau pruritus ) masih sering terjadi.
asam hialuronat intraartikular ini bermanfaat untuk OA lutut
yang tidak responsif terhadap terapi lain , tetapi mahal

EVALUATION OF THERAPEUTIC OUTCOMES


Untuk memantau efikasi , nyeri pada pasien dapat
dinilai dengan skala analog visual, dan rentang gerak
untuk sendi yang terkena bisa dinilai dengan fleksi ,
ekstensi , abduksi , atau adduksi .
Tergantung pada sendi yang terkena , pengukuran
kekuatan pegangan dan berjalan 50 - kaki waktu dapat
membantu menilai tangan dan OA pinggul / lutut.
Baseline radiografi dapat menggambarkan tingkat
keterlibatan dan mengikuti perkembangan penyakit
dengan terapi .

EVALUATION OF THERAPEUTIC OUTCOMES


Pasien harus ditanya apakah mereka mengalami
efek samping dari obat mereka . Mereka juga harus
dipantau untuk tanda-tanda efek komplikasi,
seperti ruam kulit , sakit kepala , mengantuk , berat
badan , atau hipertensi dari NSAID .
Baseline kreatinin serum , profil hematologi , dan
serum transaminase dengan tingkat berulang pada
6 - 12 bulan berguna dalam mengidentifikasi
toksisitas khusus untuk ginjal, hati , saluran
pencernaan , atau sumsum tulang .

Daftar Pustaka
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik.
2006. Pharmaceutical Care Untuk Pasien Penyakit
Arthritis Rematik. Jakarta: Departemen Kesehatan
Sitompul, Ratna. 2011. Kortikosteroid dan Tata
Laksana Uveitis: Mekanisme Kerja, Aplikasi
Klinis, dan Efek Samping. Jakarta: Dep. Ilmu
Kesehatan Mata FKUI
Wells, Barbara. 2009. Pharmacotherapy
Handbook Seventh Edition. USA: The McGraw-Hill
Companies

Pertanyaan:
Nisrina: Mengapa ketoprofen harus konsumsi pakai makanan dan susu?
Golongan AINS digunakan bersama dengan makanan dan susu untuk mengurangi
efek samping yang ditimbulkan.
Mega: gol. Kortikosteroid meningkatkan BB, padahal OA karena obesitas?
Karena kortikosteroid banyak memiliki efek samping yang berat, maka
penggunaannya tidak dianjurkan pada terapi OA meskipun dapat bermanfaat untuk
menurunkan nyeri yang merupakan gejala utama pada OA.
Innes: terapi utama memakai apa?
Terapi utama dengan analgesik untuk meredakan nyeri, karena OA merupakan
penyakit akibat menipisnya kartilago. Jika kartilago menipis, tidak ada obat yang
bisa meningkatkan kartilago.
Riah: OA biasanya orang tua. untuk orang muda gimana?
Bisa saja terjadi jika memang pada usia tersebut terjadi penipisan kartilago.

Tambahan (1)
OA berarti ada peradangan pada sendi. Hal ini
disebabkan karena ada masalah pada kartilago/tulang
rawan. Kartilago berada pada ujung tulang untuk tidak
membuat gesekan dengan tulang yang lain. Di antara
kartilago, terdapat cairan sinovial yang diproduksi
oleh kartilago
Pada OA, terjadi pengurangan ruang gerak sendi karena
ada masalah pada cairan sinovial karena
kartilago saling bergesek dan menipis sehingga
menimbulkan nyeri.
OA umumnya tidak dapat dicegah, namun sebaiknya
hindari cedera pada sendi.

Tambahan (2)
Lini pertama pengobatan adalah analgesik, pilih
yang paling rendah risiko (Asetaminofen).
Pengobatan utama tidak ada
Suplemen digunakan untuk menyusun matriks
kartilago, sehingga diharapkan matriks
kartilago bisa pulih.
Injeksi hialuronat untuk membentuk kembali
cairan sinovial

Tambahan (3)
Glukosamin lebih baik secara oral karena dikombinasi dengan
condroitin.
Kortikosteroid bisa digunakan tapi tidak menjadi pilihan karena
efek samping berkepanjangan.
AINS
- sudah pasti memiliki ES, makanya konsumsi obat lain setelah
makan
- Risiko tukak: dikombinasikan dengan ranitidine untuk
menurunkan efek samping
- dengan makanan/susu untuk mengurangi efek samping karena
efek samping AINS tidak dipengaruhi oleh makanan

Anda mungkin juga menyukai