Anda di halaman 1dari 28

BASIC SKILLS [2]: REFLECTION OF FEELING,

PARAPHRASING, ACTIVE LISTENING, SUMMARIZING

TIM DOSEN DDK 2022


Reflection of Feeling
Feeling adalah perasaan emosi, bukan pikiran
yang terdiri dari beberapa kata
Saya merasa dia selalu membebani saya dengan
pujiannya.
Saya berpikir kalau kata-katanya membebani
saya.
Ex: Saya sedih/marah/bahagia/jijik/takut [terdiri
dari satu kata] karena...
Reflection of Feeling

Merefleksikan balik perasaan klien


membantu klien untuk merelease emosi 
healing
Klien kadang memerlukan ijin untuk
menangis  terlalu kuatnya kontrol atau
kendali diri.
• Ex:
• “Anda terlihat bahagia saat bercerita
tentang masa kanak-kanak”
• “Anda merasa marah setelah mengetahui
perselingkuhan suami anda”
Reflection of Content (Paraphrasing)
• Merefleksikan kembali kata-kata yang digunakan oleh klien.
• Konselor mengambil detil konten penting yang terkandung dalam
kata-kata klien  lalu mengekspresikan kembali dalam kata-kata
konselor.
• Cth: saya bertengkar dengan anak perempuan saya, suami saya tidak
mau bicara dengan saya, dan di kantor...bos saya kerap memaki
saya...dan lebih buruk lagi..teman-teman saya tidak lagi mau mengerti
saya.
Respon konselor: anda tampaknya memiliki problem relasi yang
cukup banyak.
Bentuk lain dalam Paraphrasing:
• Menggunakan respon yang tidak tepat
paraphrase yang kadang tidak tepat mendorong klien untuk mengkoreksi  membuat
klien makin jelas dengan masalahnya.
• Parroting
Parroting tidak sama dengan paraphrasing.
Parroting – mengulangi kata-kata klien secara persis
Parotting kadang ditanggapi sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan & tidak berguna.
Berguna untuk menekankan bagian penting yang perlu penekanan.
Mendorong klien menyelesaikan kalimat yang belum lengkap.
Parroting tidak boleh banyak digunakan karena akan membuat sesi menjadi tidak efektif.
LATIHAN/DEMO
Reflection of feeling
Konseli berkata:
“Saya hanya bisa diam dan sering
menangis kalau anak saya mulai berkata
kasar dan menyangka saya tidak sayang
dia. Padahal semua sudah saya korbankan
untuk dia.”

Paraphrasing
Konseli berkata:
“Saya bingung ketika harus kuliah
Psikologi. Saya tidak terlalu paham dengan
apa yang saya pelajari dan nanti ketika
lulus, saya tidak tahu akan melakukan apa
dengan titel sarjana psikologi saya.”
Helping the client explore the problem

Counselor uses the skill of

Primary Paraphrasing summarizing concreteness


level Content &
Reflecting
empathy feelings focusing
Using
Active
Open
listening
question

Tujuan: untuk memfasilitasi ekpslorasi problem


Primary Level Empathy
• Dalam mendengarkan aktif, respon konselor yang empati merupakan
sesuatu yang sangat penting (membantu terbentuknya terapeutik
aliance)
• Aliansi terapeutik : merupakan hubungan yang menekankan pada
rekanan yang bersifat kolaboratif antara konselor dan konseli
(Daddario & Kishimoto, 2011)
• Mendengarkan apa yang klien bicarakan berdasarkan sudut pandang
klien dan bagaimana respon konselor terhadap ceritanya tersebut
yang menjadi penentu.
Karakteristik konselor yang mendukung terbentuknya aliansi terapeutik
dalam proses konseling

• Fleksibel dan menerima konseli apa adanya


• Terbuka terhadap diskusi terhadap berbagai persoalan yang dianggap penting
• Menghormati dan menghargai konseli
• Hangat, ramah dan afirmatif
• Terbuka (dalam hal ini tidak terkesan misterius atau menyembunyikan hal-hal tertentu dari
konseli)
• Peka dan aktif
• Dapat dipercaya dan menjaga kepercayaan konseli
Karakteristik konselor yang menghambat terciptanya aliansi
terapeutik yang positif

• Kaku & dingin


• Terlalu kritis
• Menampilkan keterbukaan diri yang
berlebihan & tidak sesuai
• Menjaga jarak dari konseli
• Sombong
• Terlihat kacau & tidak fokus
• Membuat jeda diam yang membuat tidak
nyaman dalam percakapan dengan
konseli
Active listening
Ketrampilan mendengarkan secara aktif adalah
kemampuan untuk mengalami apa yang dirasa dan
dipikirkan oleh lawan bicara, sehingga membantu
dalam memahami dan mengintepretasikan apa yang
orang tersebut coba untuk komunikasikan.
• Bukan sekedar aktivitas mendengarkan
suara, kata atau kalimat.
• Mampu memahami ide secara tepat seperti
pesan yang dimaksudkan oleh si pengirim
pesan.
• Untuk menghindari kesalahpahaman kadang
kala perlu dilakukan konfirmasi, terutama
untuk pesan-pesan yang bersifat ambigu
atau muatan idenya kurang lengkap.
• Keterampilan mendengarkan secara aktif
juga meliputi kemampuan untuk mengamati
sekaligus mengintepretasikan bahasa non-
verbal.
Panduan Mendengarkan Aktif

• Bertanya (bentuk parafrase) merupakan bagian penting dari


mendengarkan aktif  membantu untuk memahami pesan yang
disampaikan oleh lawan bicara.
• Perhatikan bahasa-bahasa nonverbal seperti: mimik muka,
gerakan tubuh atau gesture, ekspresi pada nada suara, penekanan
dan intonasi.
• Pendengar aktif perlu peka dengan dirinya sendiri untuk
menghindari bias saat mendengarkan cerita atau pesan yang
disampaikan.
• Upayakan untuk mengatasi ketegangan dan kepanikan agar tidak
terjadi blocking  upayakan untuk menghindari terjadinya
kehilangan informasi ataupun kesalahan dalam memahami pesan
dari pembicara atau lawan bicara
Non-Active Listening
• Tidak menunjukkan perhatian
• Berpura-pura mendengarkan
• Mendengarkan tapi tidak menangkap maknanya
• Menginterupsi cerita klien
• Hanya mendengarkan apa yang konselor ingin dengarkan saja.
• Bersikap defensif, seolah mengharapkan serangan
• Fokus pada hal-hal yang tidak disetujui saja
Using Open Question

Open Question

What How
When

Apa yang anda rasakan Kapan kondisi


Lalu apa yang terjadi?
Saat mengetahui…. Seperti ini anda
Rasakan?

PERHATIKAN RESPON APA YANG DIUCAPKAN KLIEN


Cara bertanya
• Hindari memberikan pertanyaan terlalu banyak terutama jika tidak
relevan
• Hindari interogasi
• Bentuk pertanyaan closed question
• Mengarahkan pada jawaban yang spesifik
• Menegaskan keterbatasan klien
• Berguna untuk mengurangi informasi yang tidak perlu
• Bentuk pertanyaan Open Question
• Share informasi baru
• Mendorong untuk berbicara secara bebas dan terbuka
The Abuse of Question
• Being Intrusive
• Interrogating the client
• Controlling client explores
• Using ‘why’ questions
• Satisfying counsellor’s needs
Being Intrusive
• Tugas pertama pewawancara adalah membuat klien percaya pada kita
(interviewer).

• Ketika klien sulit bicara pada pewawancara, jangan paksa klien untuk
bicara karena akan membuat klien terganggu dan tidak percaya pada
pewawancara.
Interrogating the client
Menanyakan hal yang bersifat personal dengan daftar pertanyaan
yang sangat panjang akan membuat klien merasa ditekan dan
diinterogasi.

Hal ini akan membuat klien justru takut berbicara dan


menyembunyikan informasi penting.
Controlling Client Explores

• Pertanyaan yang terus menerus ditanyakan akan membuat klien tidak


mampu mengungkapkan perasaan yang sesungguhnya.

• Klien seharusnya diijinkan untuk mengungkapkan seluruh emosi dan


perasaannya.
Using ‘Why’ Questions
Jangan gunakan kata ‘Mengapa’
Pertanyaan dengan ‘mengapa’ tidak akan dapat mengungkap hal yang
berada di ‘dalam diri’ klien, melainkan justru hanya mengungkap hal yang
‘di luar diri’ klien.
Pertanyaan ‘mengapa’ justru akan memunculkan rasionalisasi klien saja.
Membuat klien merasa ia harus bertanggung jawab akan segala sesuatu
Lebih baik menggunakan ‘Apa’, ‘Bagaimana’, dan ‘Kapan’
Satisfying Interviewer’s Needs
Bertanya hanya untuk memuaskan rasa ingin
tahu pewawancara hanya akan membuat klien
merasa terganggu.

Merefleksikan kembali hal yang telah


dibicarakan akan membantu pewawancara untuk
dapat memancing inti masalah klien tanpa
bertanya terlalu banyak.
Focusing
Focusing mempertegas apa yang dieksplorasi oleh klien
melalui bantuan arahan dari konselor

Focusing responses

Anda menceritakan mengenai _____ dan _____. Akan lebih baik


Bila kita fokus terlebih dahulu terhadap salah satunya. Mau mulai
Dari yang mana?

Jadi kita sudah memutuskan bahwa yang akan dibahas adalah____


Apakah akan berguna bagi Anda bila kita mulai dari yang ini?
Concreteness
• Dengan membuat sesuatu lebih konkrit akan membantu klien
memahami permasalahannya
• Klien datang dengan banyak cerita sehingga tidak dapat menjelaskan
secara jelas, apalagi konkrit.
• Hal ini penting dilakukan karena klien suka melakukan generalisasi
terhadap masalah yang dihadapinya.
Elaboration
• Ada yang lain?
• Dapat Anda uraikan lebih detail?
• Dapatkah Anda jelaskan lebih detail dari apa yang baru diceritakan

Spesification
• Pada saat Anda cerita bahwa dia kecewa sama Anda, dapat ceritakan lebih
detail apa yang terjadi saat itu?
• Anda menyebutkan ____ dapat Anda memberikan contoh yang lebih spesifik?
• Berapa kali?
Summarizing

• Membuat kesimpulan dari apa yang sudah dibahas selama sesi berlangsung.
• Untuk meminta penjelasan lebih lanjut dari apa yang sedang dibahas.
• Untuk menutup diskusi/sesi saat itu.
• Menolong konselor dan klien menemukan arah ke tahap berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai