Anda di halaman 1dari 26

KETERAMPILAN

WAWANCARA
DASAR

TIM PENGAJAR PAP


F.PSI. UNTAR -2021
KETERAMPILAN DASAR
WAWANCARA
Kemampuan membina
rapport
Empati
Attending behavior
Teknik bertanya
Keterampilan observasi
Active listening, terdiri
dari:
Encouraging
Refleksi konten cerita (parafrase) dan
refleksi perasaan klien (reflection of
feeling)
Menyimpulkan (summarizing)
KEMAMPUAN MEMBINA RAPPORT
Rapport is a warm, comfortable environment and a relationship that encourages the client
to speak freely and honestly about whatever topics are relevant to the interview

Senyum hangat, sambutan yang bersahabat, jabat tangan,


percakapan kecil tentang cuaca atau kesulitan menemukan
tempat.
Rapport akan tercipta secara berangsur-angsur, sikap
interviewer merupakan kuncinya.
Hindari raut muka datar
Ekspresi kepedulian serta ketertarikan akan membuat i-tee
nyaman.
Tidak menampakkan wajah yang ‘judgemental’
Perhatikan karakteristik ruangan, termasuk sediakan kursi dengan tinggi setara (tidak ada yang lebih
tinggi atau lebih rendah kedudukannya)
Tidak menerima telepon & hindari hal-hal yang dapat mengganggu
jalannya percakapan agar dapat memusatkan perhatian sepenuhnya
dengan perkataan klien.
Untuk menjalin rapport yang baik, i-tee harus tahu bahwa i-ter mengerti,
namun jangan ‘sok tahu’
Jaga sikap anda ketika menghadapi cerita dari i-tee yang membuat
andapun tercengang
Hati-hati dengan humor yang dilontarkan
Dengarkan bahasa i-tee & gunakanlah. Perhatikan tingkat Pendidikan &
reaksi i-tee terhadap bahasa yang anda gunakan, lalu atur cara bicara anda
Hindari jargon-jargon psikologi
EMPATHY

The effectiveness of empathic response depends on quality of


rapport with the client.
It is important to accurately reflect, or mirror your client’s
feelings, experiences, and behaviors.
The accuracy of your perceptions of what the client’s affect,
your understanding of what happened to the client, and finally,
what your client’s role may have been in the experience.
Empathic response allows your client to know that you are
accepting, understanding, and confirming his or her “world”
without making judgement about that world.
The key to this process is remaining focused on your client
at all times.
ATTENDING BEHAVIOR
Kunci dari attending behavior adalah mengurangi kuantitas bicara
interviewer dan memberikan klien waktu untuk menceritakan tentang diri
mereka.
You can’t learn about the other person or the problem while you are
doing the talking!
The usefulness of silence
Terkadang empati cukup ditunjukkan dalam keadaan hening
namun ditunjang dengan sikap empati nonverbal, seperti kontak mata, dsb.
Attending is easiest when you focus your attention on the client rather
than on yourself.

Note what the client is talking about, ask questions, and make comments
that relate to your client’s topic.
4 CRITICAL DIMENSIONS
OF ATTENDING BEHAVIOR
1. Visual : Pattern of eye contact
Tatap klien, jangan alihkan pandangan.

2. Vocal Qualities : Tone & speech rate


Nada & kecepatan bicara Anda mengindikasikan seberapa besar
ketertarikan dan rasa empati Anda terhadap cerita klien.

3. Verbal Tracking : Following the client or changing the topic


Jangan mengubah tujuan pembicaraan
yang telah ditetapkan sejak awal. Interviewer harus peka dalam
memilih pernyataan klien yang harus diberi perhatian khusus dan yang
harus diabaikan agar wawancara tetap fokus pada tujuan awal.

4. Body Language : attentive and authentic


Sifatnya tidak mengarahkan
Klien lebih dibebaskan untuk mengekspresikan perasaannya.
Dengan open question kita akan mendapatkan informasi yang
lebih kaya dari klien.
Open questions sebagai pembuka
 Apa yang bisa saya bantu?
Open questions untuk mengelaborasi & memperkaya cerita
klien
 Dapatkah Anda menceritakan lebih lanjut?
Open questions untuk memperjelas sudut pandang klien
 Apa yang kamu maksud dengan menyakiti?

OPEN QUESTIONS
CLOSED QUESTIONS
Pertanyaan yang merujuk pada jawaban tertentu.
Bersifat mengarahkan
Jawaban dari closed question ini akan pendek & sebatas
‘ya’ dan ‘tidak’
Namun terkadang akan menjadi leading question &
membuat klien merasa konselornya memiliki agenda
tertentu pada kliennya.
Closed question akan membuat klien menjadi terpengaruh
dengan pemikiran konselor & menjadi terdistorsi.
Contoh : “ Apakah anda marah?”
THE ABUSE OF QUESTIONS
Being Intrusive
Interrogating the client
Controlling client explores
Using ‘why’ questions
Satisfying counsellor’s needs
BEING INTRUSIVE

Tugas pertama pewawancara adalah


membuat klien percaya pada kita
(interviewer).
Ketika klien sulit bicara pada pewawancara,
jangan paksa klien untuk bicara karena akan
membuat klien terganggu dan tidak percaya
pada pewawancara.
INTERROGATING THE
CLIENT
Menanyakan hal yang bersifat personal
dengan daftar pertanyaan yang sangat
panjang akan membuat klien merasa
ditekan dan diinterogasi.
Hal ini akan membuat klien justru takut
berbicara dan menyembunyikan informasi
penting.
CONTROLLING CLIENT
EXPLORES
Pertanyaan yang terus menerus ditanyakan
akan membuat klien tidak mampu
mengungkapkan perasaan yang
sesungguhnya.
Klien seharusnya diijinkan untuk
mengungkapkan seluruh emosi dan
perasaannya.
USING ‘WHY’ QUESTIONS
Hindari kata ‘Mengapa’
Pertanyaan dengan ‘mengapa’ tidak akan dapat
mengungkap hal yang berada di ‘dalam diri’ klien,
melainkan justru hanya mengungkap hal yang ‘di luar
diri’ klien.
Pertanyaan ‘mengapa’ justru akan memunculkan
rasionalisasi klien, membuat klien merasa ia harus
bertanggung jawab akan segala sesuatu
Lebih baik menggunakan ‘Apa’, ‘Bagaimana’, dan
‘Kapan’
SATISFYING INTERVIEWER’S
NEEDS

Bertanya hanya untuk memuaskan rasa


ingin tahu pewawancara hanya akan
membuat klien merasa terganggu.
Merefleksikan kembali hal yang telah
dibicarakan akan membantu pewawancara
untuk dapat memancing inti masalah klien
tanpa bertanya terlalu banyak.
OBSERVATION SKILLS
Keterampilan Observasi berfokus pada 3
area
1. Perilaku Non Verbal
2. Perilaku Verbal
3. Konflik, diskrepansi, dan inkongruensi
Ekspresi Wajah
Alis dinaikkan, bibir dirapatkan, bibir menganga dll
merefleksikan emosi klien.
Bahasa Tubuh
Postur tubuh, posisi duduk, gerakan tangan, tarikan napas, dsb.
Hindari stereotype
Selective Attention
Clients tend to talk about what counselors are interested in and
willing to
Key Words
Perhatikan kata-kata yang ditekankan/diberi perhatian oleh klien

NONVERBAL
& VERBAL
BEHAVIOR
OBSERVATION:
DISCREPANCIES & CONFLICT

Pewawancara/ konselor/ terapis harus


mewaspadai diskrepansi antara tindakan verbal
dan nonverbal klien selama wawancara.

Inkongruensi bisa mengindikasikan bahwa klien


merasa tidak nyaman untuk mendiskusikan
masalah tertentu atau bahwa klien tidak
sepenuhnya bersikap jujur.
ENCOURAGING
A variety of verbal and nonverbal
means that the counselor or
therapist can use to prompt clients
to continue talking.
Including head nods, open gestures,
and positive facial expressions that
encourage the client to keep
talking.
Probing: exploring client’s
statement to discover more stories
about what the client has said; to
make client explain more about his/
her statement.
ENCOURAGING

NONVERBAL ENCOURAGEMENT
Berikan jarak 10-15 detik untuk diam, jangan berbicara tanpa
henti.
Namun jangan terlalu lama, karena akan terlihat anda tidak
tertarik atau tidak mendengarkan.
Gunakan body language dan kontak mata namun jangan
berlebihan

VERBAL ENCOURAGEMENT
Gunakan ‘hmm..’, ‘Ya…’, ‘oke..’, ‘lalu..’
Ulangi kata terakhir yang baru saja diucapkan klien dengan nada
yang berbeda.
Uraikan perkataan yang diucapkan oleh klien sebelumnya.
Reflection of content Reflection of
(Paraphrasing) VS feelings

Paraphrasing
Focuses on the content and clarifies what has been
communicated.
The paraphrase will indicate to the client that you have
heard what has been said and encourage him/her to move
further to the discussion.
Reflection of feelings
Identify the key emotions of a client and feed them back
to clarify affective experience.
Often combined with paraphrasing & summarizing.
REFLECTION OF CONTENT

Used to be called as PARAPHRASING: feedback


to the client the essence of what has just been said
by shortening and clarifying client comments.
Paraphrasing is not parroting; it is using some of
your own words plus the important main words of
the client.
The goal of paraphrasing is facilitating client
exploration and clarification of issues.
PARROTING
Dalam parroting, konselor hanya
mengulang perkataan klien.
Ini hanya akan bermanfaat untuk
memberikan garis besar cerita klien atau
ketika meminta klien meneruskan
pernyataannya yang belum selesai.
Hindari terlalu sering melakukan parroting
REFLECTION OF FEELING

How to identify client’s emotion?


Through labeling client behavior with affective
words such as “sad”, “mad”, “glad” and “scared”
(primary emotions) – p. 198
Sad  unhappy, depressed, tearful, etc.
Mad  angry, annoyed, hostile, etc.
Glad  happy, relaxed, comfortable, etc.
Scared  frightened, anxious, worried, etc
DISTINGUISHING BETWEEN
THOUGHT & FEELING

Klien kadang menggunakan kata ‘saya rasa’


untuk mendeskripsikan pikirannya, padahal
perasaan dan pikiran jelas berbeda.
Perasaan umumnya diungkapkan hanya dengan 1
kata.
Contoh: ‘Sedih’, ‘Marah’
Pikiran umumnya diungkapkan dengan untaian
kata, bukan hanya 1 kata
ACTIVE LISTENING SKILLS:
SUMMARIZING
Similar to paraphrases but are used to clarify and distill
what the client has said over a longer time span.
Summarizations may be used to begin or end an
interview, to move to a new topic, or to clarify complex
issues.
Very useful for organize thinking about what is
happening on the interview.

Anda mungkin juga menyukai