Anda di halaman 1dari 17

KETERAMPILAN

KONSELING
KONDANG BUDIYANI, M.A, PSIKOLOG

ATTENDING
KETERAMPILAN NON VERBAL

Salah satu cara untuk mendengarkan pesan


verbal maupun non verbal
Cara mengkomunikasikan secara non verbal ,
bahwa Anda/konselor bersama klien,
memperhatikan klien dan tertarik terhadap
apa yang dikatakan oleh klien
Salah satu cara untuk mengkomunikasikan
adanya penerimaan

BEBERAPA CARA
Posture (sikap badan)
- sikap badan terbuka
- mengkomunikasikan : Anda siap dan mau
mendengarkan,
konselor bersama klien, memperhatikan
klien dan tertarik terhadap apa yang dikatakan
oleh klien
-Temukan posisi yang nyaman, menghadap klien
secara langsung, duduk tegak dan rileks.
- bersandar pada kursi tidak akan menunjukkan
bahwa Anda benar-benar sedang memperhatikan

BEBERAPA CARA
Eye contact (kontak mata)
- Anda harus tetap menjaga kontak mata
anda
- bukan berarti harus memelototi tetapi
ketika klien melihat anda, anda sedang
melihat/memperhatikannya.
- Kadang-kadang dengan memperhatikan pola
kontak mata dapat memberikan tanda yang
bermanfaat tentang apa yang mereka pikir
dan rasakan

BEBERAPA CARA
Facial expression (ekspresi muka)
- Bagaimana sebaiknya Anda terlihat? Sikap
tenang dapat membantu klien melepaskan
dirinya dari topeng dan mengekspresikan apa
yang mereka rasakan
-

BEBERAPA CARA
Seating (duduk)
-Jarak duduk kurang lebih 3-5 feet dan kursi
sama tingginya.
- Memberikan space/ruang berarti
memberikan lingkungan fisik yang tepat dan
hubungan yang supportif serta waktu tidak
terganggu.

BEBERAPA CARA
Adopting an open posture (memperlihtakan sikap
tubuh terbuka)

memperlihatkan sikap tubuh terbuka :


penerimaan
Sikap tubuh terbuka memberitahu klien
bahwa ia dapat mempercayai konselor

CONTOH PERILAKU ATTENDING


YANG BAIK :

Kepala : melakukan anggukan jika setuju


Ekspresi wajah : tenang, ceria, senyum
Posisi tubuh : agak condong ke arah klien, jarak
antara konselor dengan klien agak dekat, duduk
akrab berhadapan atau berdampingan.
Tangan : variasi gerakan tangan/lengan spontan
berubah-ubah, menggunakan tangan sebagai isyarat,
menggunakan tangan untuk menekankan ucapan.
Mendengarkan : aktif penuh perhatian, menunggu
ucapan klien hingga selesai, diam (menanti saat
kesempatan bereaksi), perhatian terarah pada lawan
bicara.

CONTOH PERILAKU
ATTENDING YANG TIDAK BAIK :

Kepala : kaku
Muka : kaku, ekspresi melamun, mengalihkan
pandangan, tidak melihat saat klien sedang
bicara, mata melotot.
Posisi tubuh : tegak kaku, bersandar, miring,
jarak duduk dengan klien menjauh, duduk
kurang akrab dan berpaling.
Memutuskan pembicaraan, berbicara terus
tanpa ada teknik diam untuk memberi
kesempatan klien berfikir dan berbicara.
Perhatian : terpecah, mudah buyar oleh
gangguan luar.

KETERAMPILAN MENGAMATI KLIEN


(OBSERVASI)

Klien mengatakan banyak hal pada kita


tentang dunia mereka melalui sarana-sarana
verbal dan non verbal.
konselor dituntut untuk sungguh-sungguh
sadar akan apa yang sedang dikatakan klien,
khususnya melalui gerakan-gerakan tibuh
mereka, raut wajah, kualitas suara dan
ketidaksesuaian antara bahasa tubuh dengan
ungkapan-ungkapan verbal mereka.

MENDENGARKAN DENGAN AKTIF

Anda mendengar dengan mempunyai tujuan


dan mengkomunikasikan apa yang Anda
dengar.
Jangan sampai konselor melebih-lebihkan
apa yang diceriterakan oleh klien.
Jangan Mengurangi pernyataan klien
salah menangkap arti

BERTANYA DENGAN
PERTANYAAN TERBUKA

teknik untuk memancing klien agar mau


berbicara mengungkapkan perasaan,
pengalaman dan pemikirannya
Pertanyaan yang diajukan sebaiknya tidak
menggunakan kata tanya mengapa atau apa
sebabnya. Pertanyaan semacam ini akan
menyulitkan klien, jika dia tidak tahu alasan
atau sebab-sebabnya.
lebih baik gunakan kata tanya apakah,
bagaimana, adakah, dapatkah.

REFKELSI ISI (PARAFRASE)

pengulangan kata-kata dan pemikiran-pemikiran


kunci dari klien dg kata-kata konselor sendiri.
cara ini memberi tahu klien ia sedang
mendengarkan apa yang dikatakan
Klien dipersiapkan untuk mengolah lebih dalam
lagi masalah-masalah yang diajukan
membantu klien agar dapat mempertimbangkan
satu pemikiran atau situasi secara lebih terarah
teknik untuk menyatakan kembali esensi atau
initi ungkapan klien dengan teliti mendengarkan
pesan utama klien

TUJUAN PARAFRASE

(1) untuk mengatakan kembali kepada klien


bahwa konselor bersama dia dan berusaha
untuk memahami apa yang dikatakan klien
(2) mengendapkan apa yang dikemukakan
klien dalam bentuk ringkasan
(3) memberi arah wawancara konseling
(4) pengecekan kembali persepsi konselor
tentang apa yang dikemukakan klien.

PARAFRASE

Mulailah kalimat Anda dengan, saya mendengar anda


berkata, kelihatan Anda bermaksud mengatakan,
sepertinya Anda.
rumuskanlah inti dari apa yang telah dikatakan klien dan
ringkaskanlah.
pusatkan perhatian pada kata-kata kunci yang
digunakan klien. Dan gunakanlah kata-kata itu juga
dalam parafrase.
Penting untuk membatasi parafrase Anda. Beri
kesempatan pada klien untuk berbicara. ketika ia
berhenti sejenak atau menyampaiakn sesuatu yang
penting, tanggapilah dengan sebuah parafrase.
Penggunaan parafrase terus-menerus akan menganggua
jalannya percakapan

REFLEKSI PERASAAN

diarahkan pada keadaaan perasaan klien


menyatakan empati dan pemahaman
terhadap perasaan-perasaan klien.

DORONGAN MINIMAL

semua isyarat, anggukan, sepatah kata atau


suara tertentu, gerakan anggota badan atau
pengulangan kata-kata kunci
menunjukkan penyuluh mempunyai perhatian
dan ikut serta dalam pembicaran klien.
Mmm; A-ha; ya; jadi?; Ibumu?
Restating : mengulang kata tunggal atau
prase pendek yang dikatakan oleh klien

Anda mungkin juga menyukai