Anda di halaman 1dari 5

COUNSELOR: BASIC SKILLS OF A COUNSELOR

RESUME VIDEO

Dibuat untuk memenuhi tugas semester ganjil


mata kuliah Psikologi Konseling

Dosen Pengampu:
Dr. Gantina Komalasari, M.Psi.

Disusun oleh:
Charlos Abednego B.
1801619009

PRODI PSIKOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA TIMUR
2021
RESUME

BASIC SKILLS OF A COUNSELOR


Penelitian membuktikan bahwa hasil yang positif tidak didasarkan pada jenis
terapi tertentu, seperti pada terapi konselor. Kemampuan untuk menjadi antusias,
percaya diri, dan menyajikan keyakinan pada kemampuan pasien untuk berubah. Kita
tidak bisa mengubah seseorang, namun kita dapat membantu dalam mendorong klien
untuk bergerak menuju perubahan.
Lalu tampaknya klien lebih mungkin untuk mencapai tujuan mereka ketika ada
hubungan yang sehat dan saling percaya antara klien dan terapis. Jadi, tentu saja, cara
konselor melibatkan klien dapat menjadi solusi yang sangat efektif dalam mempererat
hubungan.

1. Listening with Attending


Attending berarti memposisikan diri kita kepada klien dengan cara yang membuat
pasien tahu bahwa kita memperhatikan akan mereka, dan bahwa mereka memiliki
perhatian penuh dari kita, juga bahwa kita peduli dengan apa yang mereka
katakana sebagai pribadi. Adapun contoh dari attending seperti melakukan kontak
mata, singkirkan apa pun yang dapat mengalihkan, menganggukan kepala pada
waktu yang tepat, mencoba untuk tidak bergerak sedikitpun, membuat verbalisasi
yang mendorong, dan bersandar ke depan untuk menunjukkan kepada klien bahwa
kita menaruh perhatian.
Ada banyak aspek lain dari bahasa tubuh yang mungkin bergantung pada pasien
tertentu. Para peneliti menyarankan bahwa 80 persen komunikasi sebenarnya
terjadi secara non-verbal. Jadi, attending adalah cara penting bahwa kita
berkomunikasi dan peduli tentang mereka. Klien perlu yakin bahwa kita
mempertahankan dan memahami informasi verbal dan nonverbal yang
disampaikan oleh pasien tersebut.
Berhati-hatilah untuk mendengarkan, tidak hanya apa yang dikatakan seseorang,
tetapi juga kata-kata, ekspresi, dan pola yang digunakan orang tersebut, yang dapat
memberi Anda wawasan yang lebih dalam. Konselor juga harus mengembangkan
kemampuan untuk mengingat apa yang dikatakan, dan mengklarifikasi dengan
pasien apa yang dikatakan. Proses mengacu pada semua komunikasi nonverbal,
termasuk bagaimana konten disajikan.
2. Empathy
Empati tidak berarti kita harus mengidentifikasi. Kita mungkin tidak benar-benar
tahu bagaimana perasaan mereka, tapi penting untuk mengembangkan kemampuan
untuk membedakan pengalaman orang lain dan kemudian berkomunikasi persepsi
itu kembali ke individu untuk mendalami apa yang mereka katakan.
Memperhatikan bahasa non dan perilaku verbal serta non verbal, kita dapat
mengomunikasikan kepada klien kita memperhatikan dan mendengarkan dengan
seksama. Kemudian melakukan perception check guna merefleksikan posisi klien.

3. Genuineness
Jadilah diri sendiri, apapun yang dilakukan tidak boleh menjadikan situasi tidak
nyaman, karena tindakan kita mencerminkan kata-kata yang kita ucapkan.

4. Unconditional Positive Regards


Konselor harus menunjukkan kebaikan dan perhatian yang tak ada habisnya
kepada klien sehingga klien dapat mengekspresikan segala emosinya. Kita
mungkin tidak menyetujui apa yang dikatakan, namun jangan sekali-kali
berargumen untuk melawan itu melainkan perlu mendorong mereka mencari solusi
berdasarkan realitas. Berikn afirmasi terhadap kesedihan, kebahagiaan dan
kebingungan yang dirasakan oleh klien.

5. Concreteness
Adalah wajib bagi seorang konselor yang baik tetap fokus dan tidak
menghilangkan fokus pada sesi konseling, utamanya pada fakta yang relevan dan
perasaan, supaya terhindar dari ketidaksinambungan topik. Bantu klien untuk
mengakui dan mengikuti perkembangan pembicaraan pada area spesifik.

6. Open Questions
Sebagai seorang konselor, harus dapat mengajukan pertanyaan yang berisi namun
tidak memaksa klien selama memperdalam pikiran dan perasaannya, agar dapat
mengeksplor pikiran dan perasaan klien lebih dalam. Bertanya secara intensional
dan penuh dengan tujuan, namun jangan menginterogasi mereka, tetapi bantu
mereka melewati masalahnya.
7. Counselor Self-Disclosure
Ini adalah waktu dimana konselor sebagai pribadi untuk berbagi perasaan,
pengalaman hidup, atau reaksi tertentu kepada klien. Dalam hal ini, itu hanya harus
mencakup yang relevan konten yang dimaksudkan untuk membangun mereka.
Tapi ingat, empati bukan berarti berbagi pengalaman yang sama, tetapi mampu
berkomunikasi apa yang klien rasakan dan pikirkan. Jangan lupa “safer to avoid”.

8. Interpretation
Ini adalah waktu dimana konselor menginterpretasi, memberikan perspektif baru,
dan memberikan penjelasan mengenai perilaku. Namun jangan terlalu sering
melakukan interpretasi yang membuat tidak nyaman. Jangan sampai menggunakan
interpretasi secara berlebihan, karena ini bisa dianggap sebagai asumsi atau bahkan
menuduh.

9. Informations Giving & Removing Obstacles to Change


Konselor dapat memberikan fakta, data, sumber daya dan jawaban,
mengidentifikasi masalah, dan temukan alternatif yang bermanfaat. Identifikasi
permasalahan bersama dengan klien, dan pikirkan solusi alternatif yang mungkin
bisa diterapkan.

DAFTAR PUSTAKA
Academy, M. (2017, 11 Oktober). Counselor: Basic Skills of a Counselor [Video].
Youtube. https://www.youtube.com/watch?v=lJXSf-cx8V8&t=416s

Anda mungkin juga menyukai