Anda di halaman 1dari 17

Dengan berkomunikasi, kita dapat menjalin hubungan, saling pengertian dengan orang lain

karena komunikasi memiliki beberapa fungsi yang sangat penting, di antaranya adalah:

1. Fungsi informasi.

Untuk memberitahukan sesuatu (pesan) kepada pihak tertentu, dengan maksud agar komunikan
dapat memahaminya.

2. Fungsi ekspresi.

Sebagai wujud ungkapan perasaan / pikiran komunikator atas apa yang dia pahami terhadap
sesuatu hal atau permasalahan.

3. Fungsi kontrol.

Menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, dengan memberi pesan berupa perintah,
peringatan, penilaian dan lain sebagainya.

4. Fungsi sosial.

Untuk keperluan rekreatif dan keakraban hubungan di antara komunikator dan komunikan.

5. Fungsi ekonomi.

Untuk keperluan transaksi usaha (bisnis) yang berkaitan dengan finansial, barang dan jasa.

 Pembicara yang baik mampu menginspirasi orang di hadapannya, serta mampu mentransfer
gagasan secara jelas dan persuasif.
            Keahlian presentasi atau presentation skill merupakan salah satu dari sekian keahlian
yang akan meningkatkan kemampuan berbicara di muka umum atau public speaking. Keahlian
ini memiliki peran yang penting dalam pengembangan karier, pemasaran produk dan jasa, hingga
membangun opini untuk tujuan klarifikasi dan lobi. Jika dihubungkan dengan pekerjaan, maka
kemampuan berbicara di depan publik adalah salah satu dari sekian keterampilan untuk
membangun kredibilitas profesional.
            Create impressiveness get the impact. Pembicara yang baik adalah yang mampu
menginspirasi orang di hadapannya, juga mampu mentransfer gagasan secara jelas dan persuasif.
Berbicara dengan terampil memungkinkan Anda untuk mengemukakan ide atau informasi
dengan lebih baik. Masalahnya, tidak semua orang tahu bagaimana melakukan presentasi yang
memikat.
            Untuk menjadi pembicara yang sukses, Anda harus melatih diri di setiap kesempatan.
Ada beberapa hal sebagai solusi mendasar untuk menghadirkan presentasi yang memikat dan
tidak bertele-tele. Berikut ini tiga prinsip dasar presentasi yaitu fundamental,
guidelines, dan rapport.
            Fundamental (dasar berpijak) merupakan hal-hal pokok yang harus Anda lakukan dan
miliki pada materi presentasi. Hal ini sangat penting untuk memastikan presentasi sukses,
memikat, dan mencapai tujuan.Untuk mendapatkan fundamental tersebut, Anda harus mengenali
materi presentasi, memiliki perasaan positif, lalu memproyeksikan arti dan nilai presentasi.
            Guidelines (panduan) mesti dipersiapkan sebelum melakukan presentasi. Hal ini
bukanlah hal yang tabu karena pembicara andal pun terkadang masih membutuhkan panduan
yang ditulis di atas secarik kertas.
            Solusi berikutnya adalah rapport (kesan). Untuk menciptakan dan membangun kesan
yang memikat audience, berikut beberapa tip yang dianjurkan oleh para pakar public
speaking. Pertama, yakinlah pembicara mendapat kehormatan untuk menyampaikan presentasi,
berikan penghargaan yang tulus kepada seluruh audience, rendah hati dan jangan terkesan
angkuh, serta jangan terlalu sering meminta maaf untuk alasan yang tidak jelas dan pasti.
            Dengan pendekatan high impressive presentation skill, pembicara memiliki peluang dan
kesempatan untuk bisa menghadirkan presentasi yang memikat sehingga menghasilkan dampak
positif yang dahsyat.

2. . cara kembangkan

Perhatikan Artikulasi

Satu poin penting yang tak bisa dilewatkan dalam berkomunikasi adalah berbicara dengan jelas.
Artikulasi dari setiap kata yang Anda ucapkan harus jelas terdengar oleh lawan bicara. Jangan
sampai mereka hanya mendengar gumaman saja yang pasti tidak akan dimengerti maksudnya.

Jika Anda merasa sering berbicara seperti itu, mulai saat ini rajinlah berlatih mengucapkan kata-
kata secara jelas dan tegas. Anda bisa berlatih dengan mengucapkan ‘A,I,U,E,O’ dengan bentuk
bibir dan suara yang benar.

Bisa juga dengan merekam setiap pembicaraan yang Anda lakukan, kemudian dengarkan lagi di
waktu senggang. Perhatikan kata-kata apa saja yang sering terucap dengan tidak jelas saat Anda
berbicara.
Lakukan Kontak Mata

Cara berikutnya untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi adalah selalu menjaga kontak
mata saat berbicara dengan orang lain ataupun ketika Anda melakukan presentasi. Tentu saja,
kontak mata ini dilakukan secara wajar. Tidak perlu sampai melotot atau justru terlalu
memicingkan mata.

Kirimkan sinyal positif saat Anda melakukan kontak mata di awal pembicaraan. Mulai dengan
tersenyum saat Anda akan berbicara dengan orang lain. Sehingga mereka akan merasa nyaman
dan mau menjadi berbicara dengan Anda.

Percaya atau tidak, dengan melakukan kontak mata yang positif orang lain akan mempercayai
kata-kata Anda. Sehingga setiap kalimat yang Anda ucapkan pun akan terdengar lebih
meyakinkan di hadapan orang lain.

3. Lakukan Penyelarasan

Berkomunikasi yang cerdas adalah selalu bisa menempatkan diri sesuai dengan lingkungan atau
orang-orang yang menjadi lawan bicara. Anda tidak bisa menyamakan setiap gaya berbicara
kepada setiap orang yang Anda temui.

Berbicara kepada atasan pasti akan berbeda dengan berbicara kepada bawahan. Begitu pula
ketika berbicara kepada orang tua pasti akan berbeda dengan cara berbicara kepada anak-anak.
Untuk itulah Anda dituntut melakukan penyelarasan setiap kali melakukan komunikasi.

Dengan melakukan penyelarasan, maka Anda akan terbantu untuk menyampaikan apa yang
Anda inginkan. Karena lawan bicara Anda akan lebih mudah memahami setiap kalimat yang
Anda ucapkan.

4. Tambahkan Bahasa Tubuh


Jika Anda sering menonton berita di televisi, pasti akan selalu melihat mimik dan ekspresi dari
pembawa acara yang selalu menyesuaikan dengan berita yang dia kabarkan. Itu merupakan cara
mereka untuk memudahkan penonton televisi memahami isi berita dengan lebih baik.

Ekspresi wajah merupakan bagian dari bahasa tubuh yang sering digunakan untuk


berkomunikasi secara efektif. Karena itu, latihlah menggunakan bahasa tubuh dengan baik untuk
meningkatkan keterampilan berkomunikasi Anda.

Tak hanya ekspresi, tapi juga gerakan tangan dan postur tubuh harus ikut dilakukan saat
berkomunikasi.

Pastikan Anda melakukan bahasa tubuh yang benar dan sesuai dengan apa yang Anda ucapkan.
Perbedaan bahasa tubuh dengan kalimat yang muncul hanya akan membuat orang lain menjadi
bingung.

5. Berbicara dengan Santai

Anda tidak akan pernah berbicara atau berkomunikasi dengan baik ketika berada dalam kondisi
gugup. Karena orang yang gugup cenderung akan berbicara lebih cepat atau bahkan dengan
suara yang pelan. Alhasil, orang lain  pun akan kesulitan memahami apa yang Anda maksudkan.

Karena itu, selalu kondisikan mental Anda dalam posisi santai dan tenang saat berbicara. Ketika
orang lain melihat Anda gugup, mereka pun tidak akan merasa nyaman.

Pikirkan hal-hal yang positif saat akan melakukan pembicaraan. Tarik napas dalam-dalam
beberapa kali juga bisa dilakukan untuk membuat Anda lebih tenang. Saat Anda tenang, otak
akan lebih lancar mengeluarkan kalimat demi kalimat dan orang lain pun akan lebih mudah
memahaminya.

6. Tambahkan Empati
Komunikasi yang baik akan terjadi ketika Anda juga memahami kondisi lawan bicara.
Memahami dan menempatkan diri dalam posisi lawan bicara akan membantu Anda mendapatkan
cara yang paling efektif agar mereka paham yang Anda maksud.

Untuk hal ini Anda memang harus melakukan observasi terhadap calon lawan bicara Anda.
Beruntung jika Anda memang sudah cukup mengenal karakter orang yang menjadi lawan bicara.
Sehingga akan tahu persis kalimat apa saja yang bakal mudah dipahaminya.

Luangkan waktu Anda untuk melihat lingkungan sekitar Anda. Sehingga Anda akan lebih
memahami cara yang lebih efisien saat berkomunikasi dengan mereka.

7. Beri Kesempatan Orang Lain Bicara

Untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi, Anda harus belajar untuk tidak mendominasi
setiap kali berbicara. Karena sebuah komunikasi umumnya dilakukan dua arah. Jika hanya
monolog, maka Anda tidak perlu orang lain dalam berkomunikasi.

Jadi, selalu berikan kesempatan orang lain untuk berbicara. Biarkan mereka mengeluarkan
pendapatnya dengan leluasa. Sehingga terjalin sebuah komunikasi dua arah yang positif di antara
Anda dengan lawan bicara.

Memberi kesempatan orang lain berbicara berarti Anda telah memberi kontribusi yang seimbang
dalam komunikasi tersebut. Melakukan dominasi pembicaraan hanya akan membuat orang lain
tidak nyaman dan malas berkomunikasi dengan Anda.

8. Atur Intonasi Suara

Berbicara dengan suara yang monoton hanya akan membuat orang lain cepat merasa bosan.
Karena itu, pengaturan intonasi suara saat berbicara juga menjadi cara yang cukup efektif agar
orang lain mengerti yang Anda bicarakan.
Lakukan variasi intonasi suara dalam sebuah pembicaraan. Sesuaikan juga dengan kalimat yang
tengah Anda ucapkan. Sehingga orang lain pun akan lebih mudah untuk memahami isi
pembicaraan Anda.

Anda harus tahu kapan berbicara dengan nada rendah, dan kapan harus sedikit menambah nada
tinggi. Tentu saja hal ini bisa didapat melalui latihan dan jam terbang yang semakin tinggi.

9. Kontrol Emosi

Saat Anda berbicara tentang sesuatu yang membangkitkan rasa emosional di dalam diri, jangan
ikut larut di dalamnya. Tetap atur emosi Anda berada dalam kondisi stabil.

Mengapa? Karena saat emosi Anda ikut larut dalam pembicaraan, maka kalimat yang Anda
ucapkan akan cenderung tidak jelas terdengar.

Bukan berarti Anda tidak boleh memasukkan unsur perasaan di dalam pembicaraan. Boleh-boleh
saja, tapi Anda harus bisa mengontrolnya dengan baik. Jangan sampai emosi yang
mengendalikan pembicaraan Anda. Jika itu yang terjadi, dapat dipastikan Anda sudah gagal
dalam berkomunikasi.

 Mengatasi kegugupan di depan panggung

Gugup dan demam panggung adalah hal yang normal dialami setiap pembicara di depan

umum, bahkan pembicara terbaik pun pernah mengalami gugup atau demam panggung pada saat

mereka pertama kali berbicara di depan umum. Rasa gugup dan demam panggung hanya bisa

diatasi dengan proses latihan.


 Membuat ketertarikan pendengar

Unsur penting yang membuat orang tertarik mendengar pembicara adalah: hal-hal baru

(materi pembicaraan menarik). Pembicaraan masuk akal; jangan pernah minta maaf pada para

pendengar sebab itu tidak menarik (jadi pandanglah bahwa pendengar menyenangi Anda dan

pembicaraan Anda); Segar, aktual, dan kadang-kadang diselingi humor.

 Menjaga ketepatan berbicara, kejernihan, dan volume suara

Ucapkan kata-kata Anda dengan jelas dan bicara dengan suara yang cukup kuat agar

semua pendengar dapat mendengar suara Anda dengan jelas. Bicara secara tepat, tidak terlalu

lambat dan tidak terlalu cepat - memudahkan pendengar menerima ide Anda. Suara Anda harus

terdengar mengasikkan (expressiveness) seperti halnya jika Anda berbicara kepada sahabat karib

Anda.

 Mempercayai kemampuan sendiri

Anda harus menghilangkan semua keraguan mengenai kemampuan yang Anda miliki

untuk maju. Mahir berbicara di depan umum membutuhkan keahlian dan latihan.

 Memperbanyak perbendaharaan kata-kata


Penguasaan perbendaharaan kata-kata yang banyak dan pemilihan kata-kata yang tepat

akan mampu meningkatkan kelancaran dan ketepatan berbicara. Isi pembicaraan bertambah

variatif sehingga tidak membosankan.

 Memberi tekanan dalam pembicaraan dan bersemangat (antusias)

Semua gerakan Anda - mata, ekspresi wajah, gerakan tubuh, suara - haruslah Anda

tunjukkan kepada pendengar Anda dengan penuh semangat. Anda harus selalu tampak penuh

perhatian dalam mengkomunikasikan ide Anda.

Bicaralah dengan penuh energy, bergairah, dan tidak ragu. Jangan bicara setengah-

setengah, bimbang, apalagi dengan mulut setengah terbuka. Cara bicara yang tepat adalah

dengan suara yang bulat dan penekanan yang baik.

 Menepati waktu

Berhentilah berbicara sebelum pendengar mengharapkan Anda untuk segera berhenti

berbicara atau turun dari panggung. Tepatilah waktu yang telah ditetapkan (know when to stop

talking).

 Memiliki kelancaran berbicara dan rasa humor


Untuk berbicara dengan lancar, Anda harus berbicara dengan santai, rileks, dan tidak

kaku. Dalam hampir setiap pembicaraan yang efektif harus ada sedikit unsur humor, yaitu

sesuatu yang lucu atau menggelikan hati sehingga dapat menimbulkan tertawa.

 Berbicara dengan menyenangkan dan wajar

Jika tenggorokan Anda kering minumlah sedikit, Jika mulut Anda berbusa atau Anda

berkeringat dan Anda perlu mengelapnya, gunakanlah saputangan, itu untuk menjaga agar Anda

tetap berbicara dengan menyenangkan. Kemudian, Anda perlu bersikap wajar atau tidak

berlebihan dalam menyampaikan kata-kata atau informasi. Hal yang juga penting, pada

umumnya pendengar menginginkan seseorang berbicara dengan jelas, sederhana, dan nyata.

Mereka tidak menyukai kata-kata yang tidak jelas artinya.

 Menggerakkan tubuh secara alami

Gerakan tubuh, apabila dilakukan dengan baik dan sesuai atau alami akan

melipatgandakan kemampuan pembicara karena lebih menarik untuk dipandang. Gerakan tubuh

adalah bahasa non-verbal. Untuk penyampaian pikiran dan perasan tertentu, gerakan tubuh jauh

berarti daripada kata-kata.

 Memakai pakaian yang serasi


Pepatah mengatakan bahwa pakaian mencerminkan kepribadian seseorang. Pendengar

akan menaruh hormat (respect) terhadap pembicra yang memakai pakaian yang serasi dalam hal

potongan, warna, ikat pingang, sepatu, dasi, dan sebagainya.

 Penutupan dan Pengakhiran

Setelah panjang lebar menyampaikan poin-poin penting, berhenti sejenak (pergunakan

transisi yang tepat), lalu mungkin mengatakan, “sekarang saya sampai pada kesimpulan” atau

“Apakah di antara Anda (masih) ada yang pertanyaan?”, dan jangan lupa kata-kata terakhir

“Terima kasih”. Kemudian meninggalkan mimbar dengan senyuman manis.

 3. Kelebihan:
1. pembicara dapat
menyampaikan informasi secara
jelas, karena ada persiapan
sebelumnya,
2. dapat menyampaikan secara
sistematis/berurutan,
3. kemungkinan besar pembicara
dalam menyampaikannya menarik
perhatian pendengar, karena tidak
berpedoman kepada naskah
ataupun hafalan, tetapi tidak
melenceng dari garis besar materi,
4. lebih leluasa dalam
penyampaiannya,
5. pembicara dapat melakukan
kontak mata dengan pendengar,
sehingga akan terlihat apakah
pesan yang disampaikan menarik
atau tidak.

 Kelemahan:
1. perlu memiliki wawasan yang
cukup mengenai tema yang akan
dibicarakan,
2. membutuhkan waktu yang lama
dalam persiapan presentasi,
3. bagi pemula, sulit untuk
dilakukannya karena
membutuhkan keahlian dan
pengalaman yang cukup.
4. Komponen Presentasi.
Dalam suatu presentasi terdapat beberapa
peran yang saling mendukung efektivitas dan
keberhasilan suatu presentasi yang
merupakan komponen dari persentasi, yaitu :
a. Moderator (Chairperson), 
Keberhasilan presentasi tidak saja ditentukan
oleh presenternya, tetapi juga oleh
moderator, bahkann kadang berlangsungnya
presentasi menjadi kacau karena peran
moderatornya. Moderator adalah figure yang
bertugas mengatur mekanisme kelangsungan
urutan dan tatacara penyajian, penjual
idea/gagasan. Moderator harus bertindak
sebagai seorang marketing yang menawarkan
sebuah ide/gagasan beserta pabriknya
(penyajinya) agar audience memberikan
perhatian pada apa, siapa, dan tujuan dari
pembicaraan/presentasi. Karena itu
moderator sebelum menampilkan
presenternya, perlu dibacakan curriculum
vitae (CV) nya agar audience mengetahui
bahwa penyaji tersebut memiliki kompetensi
dibidangnya. Kemampuan menggugah
perhatian hadirin serta membangkitkan
semangat untuk menggali berbagai potensi
dan permasalahan yang dibicarakan, adalah
menjadi tugas seorang moderator.
Pendekatan TIC (Topic, Importance, Speaker)
merupakan kata kunci dalam mengawali
forum presentasi oleh moderator.
b. Penyaji (Presenter), 
Adalah figure yang menyajikan materi
presentasi dan bertanggung jawab penuh
terhadap kelangsungan dan efektivitas
presentasi, ia adalah seorang komunikator
dalam proses komunikasi dalam presentasi.
Karena itu komunikator sebagai yang banyak
mengambil prakarsa pada komunikasi dalam
presentasi harus siap pada posisi “penyampai
pesan/penyaji“ sekaligus sebagai “penerima
pesan“ yang baik sebagai umpan balik dari
audience. Kedua posisi tersebut harus
dimanage dengan baik dan meletakkannya
pada posisi sama pentingnya. Artinya selain
dapat menjadi “pembicara/penyaji” yang
baik, komunikator juga harus dapat menjadi “
pendengar” yang baik.
Komunikator merupakan visi lain dari pesan
itu sendiri, visual pesan kadang ter-
representasikan oleh penyampainya,
meyakinkan apa tidak. Karena itu kata Mc.
GUIRE (1997) ada factor penting yang harus
diperhatikan komunikator yaitu “source
credibility’ (kepercayaan sumber), “Source
Competent “ (Kompetensi sumber) dan
“source attractiviveness” (Daya tarik Sumber)

c. Pendengar/peserta (Audience), 
Adalah kelompok orang yang akan menerima
penyajian materi, yang dating dengan latar
belakang yang beragam seperti, karena
ditugasi pimpinan, ingin mencari kejelasan
atas isu yang akan disampaikan, sekedar
mengikuti trend untuk hadir diforum
‘bergengsi’, dll.
Dari ketiga komponen tersebut, komponen
mana yang paling dominan dalam
menentukan keberhasilan suatu penyajian.
Untuk menjawab ini tergantung dari sudut
kepentingan siapa. Kalau dipandang dari sisi
kepentingan presenter untuk memberikan
pemahaman suatu
program/produk/gagasan/ide bagi audience,
maka peran presenter sangat dominan,
namun kegiatan presentasi ini dipandang dari
sudut kepentingan audience yang ingin tahu
dan ingin memperoleh jawaban dari isu-isu
yang akan disampaikan, maka posisi audience
sangat dominan, hal ini akan terlihat pada
partisipasi aktif dari audience. Posisi
Moderator sangat dibutuhkan keahliannya
dalam menciptakan suasana atau medan
psikhis dalam proses komunikasi dalam
presentasi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai