Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

INDIKATOR ADVOKASI

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah : Komunikasi dan Advokasi Kebijakan Publik
Dosen : Sri Rosmilawati, M.Ikom

Disusun Oleh :
Administrasi Negara 5 - C
Kelompok 3

Chindi Laras 19.11.021363


Irsaddul Ibad 20.11.023133
Sastri Yanti 20.11.023404
Shelvyana Nuraen 20.11.022750

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan khadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehimgga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Komunikasi dan
Advokasi Kebijakan Publik dengan judul: “Indikator Advokasi”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik.
Sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna di
karenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Palangkaraya, 10 November 2022

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan........................................................................................2
D. Manfaat Penulisan......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
1. Devinisi Indikator Advokasi......................................................................3
1.1 Indikator...............................................................................................3
1.2 Advokasi..............................................................................................3
2. Indikator Keberhasilan Advokasi..............................................................4
2.1 Faktor Indikator Keberhasilan Advokasi.............................................4
2.2 Jenis Indikator Keberhasilan Advokasi...............................................6
2.3 Bentuk Kegiatan Keberhasilan Advokasi............................................6
3. Contoh Evaluasi Kegiatan Indikator Keberhasilan Advokasi.................10
3.1 Input...................................................................................................10
3.2 Proses.................................................................................................11
3.3 Output................................................................................................12

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan..............................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Advokasi merupakan suatu upaya pendekatan (approach) atau proses
yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan
dari pihak terkait (Stakeholder), sehingga sepakat untuk memberi
dukungan terhadap pembangunan kesehatan. Sarana kegiatan advokasi
adalah para pemimpin, pihak swasta, organisasi swasta, atau pemerintah
yang memiliki pengaruh di masyarakat. Advokasi dinilai efektif apabila
dilaksanakan dengan prinsip kemitraan, yaitu dengan membentuk jejaring
advokasi atau forum kerjasama. Pengembangan kemitraan adalah upaya
untuk membangun hubungan mitra kerja berdasarkan kesetaraan,
keterbukaan dan saling memberi manfaat.
Dalam pelaksanaan kegiatan advokasi, terdapat kegiatan-kegiatan
yang diharapkan dapat memberikan hasil berupa bentuk dukungan dan
komitmen bersama diantara stakeholder. Dalam pelaksanaan kegiatan
tersebut, terdapat indikator-indikator hasil advokasi untuk menilai dan
memantau input-proses-output dari sebuah kegiatan advokasi. Dalam hal
menilai keberhasilan suatu advokasi melihat pada bentuk indikator segala
bentuk tingkatan mulai dari tingkatan terkecil hingga ruang lingkup publik
dan luas. Jika diambil contoh advokasi yang menjadi ketertarikan penulis
yaitu bidang kesehatan yang mana bidang tersebut memperoleh banyak
sekali informasi tentang advokasi yang menjadikan perubahan-perubahan
kebijakan ataupun pengalihan isu dari sebuah kebijakan bisa dianalisa dan
dievaluasi secara input dan output. Maka dari itu penulis ingin membuat
makalah dengan topik indikator advokasi.

B. Rumusan Masalah
Dari pernyataan di dalam latar belakang pada makalah ini, maka rumusan
dari masalah yang terdapat didalamnya adalah:
1. Apa itu Indikator Advokasi?

1
2. Apa saja faktor dari indikator keberhasilan advokasi?
3. Apa saja contoh dari studi kasus di lingkungan mengenai indikator
advokasi?

C. Tujuan Penulisan
Dari pertanyaan yang diajukan di dalam sebuah rumusan masalah yang
ada pada materi, adapun tujuan dari penulisan makalah ini:
1. Untuk mengetahui secara bahasa, teori ahli dan para tokoh juga
pendapat mengenai apa itu indikator advokasi.
2. Untuk mengetahui faktor keberhasilah indikator advokasi.
3. Untuk mengetahui secara nyata dari studi kasus yang terjadi di
lingkungan secara nyata dan relate berdasarkan fakta yang terjadi.

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini, yaitu
Agar dapat dipahami pembaca terkait advokasi juga dapat mengetahui
tingkat keberhasilan menjadi bahan evaluasi jikalau melihat dari setiap
kebijakan pemerintah yang sudah berjalan maupun akan berjalan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi Indikator Advokasi


1.1 Indikator
Berikut para ahli yang mendefinisikan dan memaparkan penjelasan
mengenai kata indikator baik secara bahasa, pandangan, teori
beberapa, yaitu:
- Menurut Prof. Dr. Moeheriono (2011:30), Indikator adalah
penjelasan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
perusahaan atas keberhasilan tersebut.
- Menurut Rangkuti (2013:87), Indikator adalah ukuran atau
kombinasi ukuran yang memberikan gambaran mengenai proses,
proyek atau produk. Indikator disusun berdasarkan kebutuhan
organisasi. Indikator umumnya memuat perbandingan antara
rencana dengan realisasi.
1.2 Advokasi
Dalam advokasi sebenarnya tidak ada definisi yang baku. Pengertian
advokasi selalu berubah-ubah sepanjang waktu tergantung pada
keadaan, kekuasaan, dan politik pada suatu kawasan tertentu. Advokasi
sendiri segi bahasa adalah Pembelaan.
Ada beberapa pengertian dan penjelasan terkait dengan definisi
advokasi:
- Menurut Johns Hopkins, Advokasi adalah usaha memengaruhi
kebijakan publik melalui bermacam-macam bentuk komunikasi
persuasif
- Menurut Meuthia Ganier, Advokasi adalah usaha-usaha
terorganisir untuk membawa perubahan-perubahan secara
sistematis dalam menyikapi suatu kebijakan, regulasi atau
pelaksanaanya.

3
Jika dari penjelasan definisi Indikator dan Advokasi maka yang dimaksud
dengan indikator advokasi menjadi tolak ukur keberhasilan dimana
merupakan gambaran dari indikator suatu advokasi. Seperti yang
disampaikan oleh Hopkins (1990) advokasi adalah usaha mempengaruhi
kebijakan publik melalui bermacam-macam bentuk komunikasi persuasif.
Upaya tersebut menjadi proses sebagai komitmen yang dilakukan secara
persuasif dengan menggunakan informasi akurat dan tepat.

2. Indikator keberhasilan Advokasi


2.1 Faktor Indikator Keberhasilan Advokasi
Advokasi selamanya menyangkut perubahan yang mengubah beberapa
kebijakan, regulasi, dan cara badan-badan perwakilan melakukan
kebijakan. Dalam melakukan perubahan kebijakan pun tidak semudah
yang kita bayangkan; ada beberapa lapisan yang harus kita lewati
untuk melakukan perubahan tersebut.
- Lapisan Petama, mencakup permintaan tuntutan, atau desakan
perubahan dalam praktik kelembagaan dan program-programnya.
Contoh; Sekelompok komunitas menolak Raperda yang telah
dirancang kepada anggota dewan dan pejabat pemerintahan.
- Lapisan Kedua, mengembangkan kemampuan individu para warga,
ormas, dan LSM. Dengan penolakan dan penentangan adanya
Raperda, anggota komunitas belajar bagaimana
mengkomunikasikan pesan mereka pada segmentasi yang lebih
luas untuk memperkuat basis dukungan kelembagaan mereka.
- Lapisan Ketiga, menata kembali masyarakat.

Kita mengubah pola pikir dan memberdayakan masyarakat marjinal


untuk berinisiatif melakukan perjuangan hak-hak secara mandiri.
Advokasi dikatakan berhasil apabila kita mampu membuat komunitas
kita lebih berdaya dan mampu meneriakkan aspirasinya sendiri. Oleh
karena itu, ada beberapa langkah yang harus kita lakukan untuk

4
memetakan dan mengawal jalannya sebuah kebijakan sebelum
disahkan menjadi hukum formal, yaitu:
- Mengerti dan memahami isi dari kebijakan beserta konteksnya,
yaitu dengan memeriksa kebijakan apa saja tujuan dari lahirnya
kebijakan tersebut.
- Pelajari beberapa konsekuensi dari kebijakan tersebut. Siapa saja
yang akan mendapat manfaat dari kebijakan tersebut.
- Siapa yang akan dipengaruhi baik itu sufatnya merugikan ataupun
menguntungkan.
- Siapa aktor-aktor utama, siapa yang mendorong dan apa
kepentingan serta posisi mereka.
- Tentukan jaringan formal maupun informal melalui mana
kebijakan sedang diproses. Jaringan formal bisa termasuk institusi-
institusi seperti komite legislatif dan Public Hearing. Jaringan
informal melalui komunikasi interpersonal dari individu-individu
yang terlibat dalam proses pembetukan kebijakan.
- Mencari tahu apa motivasi para aktor utama dan juga jaringan yang
ada dalam mendukung kebijakan yang telah dibuat.
- Perlu kita pahami bahwa advokasi tidak terjadi seketika. Advokasi
butuh perencanaan yang matang. Agar advokasi yang dilakukan
dapat terwujud secara maksimal, maka kita perlu menggunkan
beberapa strategi. Berikut beberapa strategi dalam melakukan
advokasi:
- Membangun jaringan di antara organisasi-organisasi akar rumput
(grassroots), seperti federasi, perserikatan, dan organisasi
pengayom lainnya.
- Mempererat komunikasi dan kerjasama dengan para pejabat dan
beberapa partai politik yang berorientasi reformasi pada
pemerintahan.
- Melakukan lobi-lobi antar instansi, pejabat, organisasi
kemahasiswaan, organisasi kemasyarakatn.

5
- Melakukan kampanye dan kerja-kerja media sebagai ajang
publikasi
- Melewati aksi-aksi peradilan (Litigasi, class action, dan lain-
lainnya).
- Menerjunkan massa untuk melakukan demonstrasi.

2.2 Jenis Indikator Keberhasilan Advokasi


Berikut jenis indikator keberhasilan advokasi menurut Argha
Anandha:
2.2.1 Indikator Output: Adanya kepedulian, keterlibatan dan
dukungan, serta kesinambungan upaya kesehatan: baik berupa
kebijakan, tenaga, dana, sarana, kemudahan, keterlibatan dalam
kegiatan / gerakan, dll.
2.2.2 Indikator Proses: Adanya rencana kegiatan dan pelaksanaan
kegiatan advokasi. Juga berupa: Adanya forum, jaringan,
kerjasama, dll.
2.2.3 Indikator Input: Adanya sasaran yang jelas, bahan informasi /
advokasi, serta siapnya pelaku advokasi.

2.3 Bentuk Kegiatan Indikator Keberhasilan Advokasi


Kebijakan (Kebijakan Publik) dikutip dari Hadi (2013):
2.3.1 Tingkat Keluarga: Aturan keluarga.
2.3.2 Tingkat Masyarakat (RT/RW/Desa): Kesepakatan, keputusan,
dana, fasilitas dsb (tertulis dan tidak tertulis).
2.3.3 Tingkat Lokal (Publik): Kecamatan (SK, instruksi, kesepakatan
tertulis dsb), Kab/Kota (Perda, SK Bupati, Instruksi, MOU,
anggaran).
2.3.4 Tingkat Nasional: UU, PP, PERPU, Inpres, SK Menteri,
Instruksi dan sebagainya.
2.3.5 Tingkat Internasional: Deklarasi antar bangsa, pernyataan
bersama kepala negara dan sebaginya.

6
Kegiatan advokasi diharapkan menghasilkan suatu produk yaitu
komitmen politik dan dukungan kebijakan dari penentu kebijakan atau
pembuat keputusan. Oleh karena advokasi dalam bentuk kegiatan
maka melalui: input - proses - output (keluaran). Penilaian advokasi
didasarkan pada indikator yang jelas. Indikator komponen evaluasi
berikut ini: (Riyadi, 2011)
a. Input
Kegiatan advokasi sangat ditentukan oleh orang yang melakukan
advokasi (advokator) serta bahan, informasi yang membantu atau
mendukung argumen advokasi. Indikator evaluasi terhadap
advokator atau tenaga kesehatan yang melakukan advokasi, antara
lain:
- Berapa kali petugas kesehatan, pejabat telah melakukan
pelatihan tentang komunikasi, pelatihan tentang advokasi dan
hubungan antar manusia.
- Dinas kesehatan pusat dan daerah berkewajiban memfasilitasi
petugas kesehatan melalui pelatihan advokasi.
- Data hasil studi, survailence atau laporan merupakan pendukung
informasi atau program yang dilaksanakan. Sehingga data
merupakan indicator evaluasi input dalam advokasi.
b. Proses
Merupakan kegiatan untuk melakukan advokasi, oleh sebab itu
proses advokasi harus sesuai dengan bentuk kegiatan advokasi
tersebut. Kegiatan advokasi yang dilaksanakan diharapkan
mendapatkan komitmen dan dukungan, misalnya dalam bentuk
peraturan daerah, undang-undang, surat keputusan, sarana
prasarana, anggaran kesehatan dan sebagainya. Untuk mencapai
kegiatan tersebut, kegiatan advokasi dilakukan dengan cara:
- Lobi Politik
Berbicara secara informal menyampaikan informasi atau
masalah kesehatan dan program yang akan dilaksanakan dengan

7
pejabat atau tokoh politik. Lobi dilakukan dengan membawa dan
menunjukkan data yang akurat.
- Seminar atau Presentasi
Mengadakan seminar dan presentasi masalah kesehatan dan
program yang akan dilaksanakan disajikan secara menarik
dengan gambar atau grafik, sekaligus diskusi untuk membahas
masalah tersebut secara bersama.
- Media
Menggunakan media massa seperti media cetak dan elektronik
untuk menyajikan masalah kesehatan secara lisan, gambar,
dalam bentuk artikel, berita, menyampaikan pendapat diskusi,
dan sebagainya. Media massa dapat memengaruhi masyarakat
serta menjadi tekanan bagi penentu kebijakan dan pengambil
keputusan.
- Perkumpulan Asosiasi Peminat
Asosiasi atau perkumpulan orang yang mempunyai minat dan
keterkaitan terhadap masalah tertentu atau perkumpulan profesi
juga merupakan bentuk advokasi. Misalnya kelompok
masyarakat peduli stunting merupakan kumpulan orang yang
peduli terhadap masalah stunting dimasyarakat. Kemudian
kelompok ini melakukan kegiatan untuk mencegah dampak
stunting pada balita di lingkungannya. Kegiatan tersebut
disamping partisipasi menangani masalah stunting tetapi juga
untuk menarik perhatian pejabat dan pembuat kebijakan agar
peduli terhadap stunting.

Setelah kegiatan dalam upaya memperoleh advokasi dilaksanakan,


dapat dilakukan evaluasi terhadap proses advokasi yang telah
dilaksanakan. Beberapa indikator dalam proses advokasi antara lain:
a. Berapa kali dilakukan lobi, dan kepada siapa lobi tersebut
dilakukan.

8
b. Berapa kali menghadiri rapat atau pertemuan yang membahas
masalah dan program pembangunan termasuk program kesehatan,
siapa yang mengadakan rapat tersebut.
c. Berapa kali seminar atau lokakarya tentang masalah dan program
kesehatan diadakan, siapa yang diundang dalam acara tersebut.
d. Berapa kali pejabat menghadiri seminar atau lokakarya yang
diadakan sektor lain, dan membahas masalah dan program
pembangunan.
e. Seberapa sering media lokal termasuk media elekronik membahas
atau mengeluarkan artikel tentang kesehatan yang terkait dengan
kesehatan.

c. Output
Keluaran atau output advokasi bidang kesehatan, dapat
diklasifikasikan dalam dua bentuk, yakni output dalam bentuk
perangkat lunak dan output dalam bentuk perangkat keras.
1. Indikator output dalam perangkat lunak adalah peraturan-
peraturan atau undang-undang sebagai bentuk kebijakan atau
perwujudan dari komitmen terhadap program kesehatan,
misalnya:
 Undang-Undang
 Peraturan Pemerintah
 Keputusan Presiden
 Keputusan Menteri
 Peraturan Daerah
 Surat keputusan Gubernur, Bupati atau Camat.
2. Indikator output dalam bentuk perangkat keras, antara lain :
 Meningkatnya dana atau anggaran untuk pembangunan
kesehatan.
 Tersedianya atau dibangunnya fasilitas atau sarana pelayanan
kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, poliklinik dan
sebagainya.

9
 Tersedianya sarana dan prasarana kesehatan, misalnya air
bersih, jamban keluarga, jamban umum, tempat sampat dan
sebagainya.

3. Contoh Evaluasi Kegiatan Indikator Keberhasilan Advokasi


Di bawah ini akan diuraikan tentang evaluasi advokasi serta indikator-
indikator evaluasi tentang tiga komponen bentuk kegiatan indikator
keberhasilan advokasi tersebut menurut Chandra (2015):
3.1 Input
Input untuk kegiatan advokasi yang paling utama adalah orang
(man) yang akan melakukan advocacy (advocator), dan bahan-
bahan (material) yakni data atau informasi yang membantu atau
mendukung argument dalam advokasi. Indikator untuk
mengevaluasi kemampuan tenaga kesehatan dalam melakukan
advokasi sebagai input antara lain:
3.1.1 Beberapa kali petugas kesehatan, terutama para pejabat,
telah mengikuti pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan
pengembangan kemampuan hubungan antar manusia
(human relation). Pada tingkat provinsi apakah kepala
dinas, kepala subdinas, atau kepala seksi telah memperoleh
pelatihan tentang advokasi. Contohnya DPRD bersama
eksekutif dapat membuat regulasi dalam bentuk Peraturan
Daerah terhadap pelayanan KIA terutama masyarakat
miskin yang dapat mengikat semua pihak / stakeholder
untuk mengupayakan pencapaian AKI dan AKB tersebut.
3.1.2 Sebagai institusi, dinas kesehatan baik di tingkat provinsi
maupun kabupaten, juga mempunyai kewajiban untuk
memfasilitasi para petugas kesehatan dengan kemampuan
advokasi melalui pelatihan-pelatihan. Oleh sebab itu
pelatihan advokasi yang diselenggarakan oleh pusat, dinas
provinsi maupun dinas kabupaten juga merupakan indicator
input. Misalnya pemanfaatan kader yang telah dilatih atau

10
anggota masyarakat yang mempunyai kemampuan di
bidang advokasi khususnya di bidang KIA.
3.1.3 Di samping input sumberdaya manusia, evidence
merupakan input yang sangat penting. Hasil-hasi studi, hasil
surveillance atau laporan-laporan yang menghasilkan data,
diolah menjadi informasi, dan informasi dianalisis menjadi
evidence. Evidence inilah dikemas dalam media yang yang
kemudian digunakan untuk memperkuat argumentasi. Data-
data demografi, sosial ekonomi, dan epidemiologi
mempunyai peran sentral. Karena Perencanaan kesehatan
tidak bisa berjalan dengan baik jika tidak didukung dengan
data kuantitatif dan kualitatif yang memadai.

3.2 Proses
Proses advokasi adalah kegiatan untuk melakukan advokasi. Oleh
sebab itu evaluasi proses advokasi harus sesuai dengan bentuk
kegiatan advokasi tersebut. Proses advokasi dalam kesehatan ibu
dan anak sangat erat hubungannya dengan stakeholder dalam
pelayanan KIA. Dengan demikian maka indikator proses advokasi
antara lain:
3.2.1 Berapa kali melakukan lobying dalam rangka memperoleh
komitmen dan dukungan kebijakan terhadap program yang
terkait dengan kesehatan. Dengan siapa saja lobying tersebut
dilakukan. Dalam proses advokasi kesehatan ibu dan anak,
kita dapat melakukan metode lobi terhadap dewan maupun
kepala daerah terkait, serta melakukan hearing atau dialog
dengan dewan. Metode lobying dan metode dialog ini
merupakan metode yang paling banyak dilakukan dalam
advokasi program KIBBLA (Kesehatan Ibu Bayi Baru Lahir
dan Anak) khususnya. Metode lobi dipilih karena cara ini
relatif lebih mudah dan tidak terlalu banyak mengeluarkan
sumberdaya, namun hasil dapat maksimal. Metode dialog

11
dipilih karena tim advokasi dapat memberikan penjelasan
secara langsung dan detail yang menjadi permasalahan terkait
dengan kesehatan ibu dan anak.
3.2.2 Metode seminar maupun workshop. Metode ini juga
memiliki banyak pengaruh dalam advokasi kesehatan ibu dan
anak, walaupun memerlukan tempat, waktu yang tepat namun
metode ini dapat memberikan justifikasi secara ilmiah dan
tekanan politis yang besar terhadap program kesehatan ibu
dan anak.
3.2.3 Metode soasialisasi, kunjungan kesasaran, media dengan
publikasi maupun journalist gathering, biasanya memberikan
advokasi kepada kelompok sasaran yang kurang atau tidak
dalam kapasitasnya untuk mengambil keputusan. Seperti
media posisinya strategis dalam memberikan pengaruh
terhadap sebuah program atau permasalahan kesehatan ibu
bayi baru lahir dan anak. Biasanya apapun permasalahannya
yang terkait dengan kesehatan, jika telah beredar dimedia
massa, akan membuat "gerah" para kepala daerah serta pihak
terkait. Dengan demikian program tersebut akan mendapat
perhatian lebih.

3.3 Output
Keluaran atau output dari advokasi sektor kesehatan, dapat
diklasifikasikan dalam 2 bentuk yaitu perangkat lunak (software)
dan perangkat keras (hardware). Indikator output dalam bentuk
perangkat lunak adalah peraturan atau undang-undang sebagai
bentuk kebijakan atau perwujudan dari komitmen politik terhadap
program kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak (KIA),
misalnya:
3.3.1 Undang-undang
3.3.2 PeraturanPemerintah
3.3.3 Keputusan Presiden

12
3.3.4 Keputusan Menteri atau Dirjen
3.3.5 Peraturan Daerah, Surat Keputusan Gubernur, Bupati atau
Camat.

Sedangkan indikator output dalam bentuk perangkat keras, antara lain:


 Meningkatnya dana atau anggaran untuk pembangunan
kesehatan.
 Tersedianya atau dibangunnya kualitas atau sarana pelayanan
kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, poliklinik dan
sebagainya
 Tersedianya sarana dan prasarana kesehatan ibu dan anak
(KIA) seperti stiker P4K, buku KIA, serta posyandu.
Dilengkapinya peralatan kesehatan seperti laboratorium,
peralatan pemeriksaan fisik dan mobil ambulance untuk
penanggulangan rujukan ibu saat melahirkan.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan advokasi diharapkan menghasilkan suatu produk yaitu komitmen
politik dan dukungan kebijakan dari penentu kebijakan atau pembuat
keputusan. Oleh karena itu advokasi dalam bentuk kegiatan maka melalui:
Input – Proses – Output. Setidaknya advokasi dapat dipahami sebagai
bentuk upaya melakukan pembelaan rakyat (Masyarakat Sipil) dengan
cara sistematis dan terorganisir atas sikap, perilaku, dan kebijakan yang
tidak berpihak pada keadilan dan kenyataan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Pratomo, Hadi. 2013. Draf Akhir Advokasi Kesehatan dan Keluarga


Berencana. FKM UI, Jakarta.
Ryadi, A.L.S., dan Wijayanti, T. 2011. Dasar-Dasar Epidemiologi.
Salemba Medika. Jakarta.

WEB :
https://www.academia.edu/6223516/Advokasi. Chandra, Manik. 2015.
Advokasi.
(https://chandramanick.blogspot.com/2015/03/indikator-hasil-
advokasi.html)
https://redlineindonesia.org/dasar-advokasi/
https://m.merdeka.com/jabar/advokasi-adalah-upaya-pembelaan-berikut-
tujuan-dan-jenisnya-kln.html?page=2
https://www.google.com/amp/s/www.detik.com/edu/detikpedia/d-
6165964/pengertian-indikator-fungsi-dan-contoh-sehari-hari/amp

Anda mungkin juga menyukai