INDIKATOR ADVOKASI
Disusun Oleh :
Administrasi Negara 5 - C
Kelompok 3
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan........................................................................................2
D. Manfaat Penulisan......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
1. Devinisi Indikator Advokasi......................................................................3
1.1 Indikator...............................................................................................3
1.2 Advokasi..............................................................................................3
2. Indikator Keberhasilan Advokasi..............................................................4
2.1 Faktor Indikator Keberhasilan Advokasi.............................................4
2.2 Jenis Indikator Keberhasilan Advokasi...............................................6
2.3 Bentuk Kegiatan Keberhasilan Advokasi............................................6
3. Contoh Evaluasi Kegiatan Indikator Keberhasilan Advokasi.................10
3.1 Input...................................................................................................10
3.2 Proses.................................................................................................11
3.3 Output................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Advokasi merupakan suatu upaya pendekatan (approach) atau proses
yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan
dari pihak terkait (Stakeholder), sehingga sepakat untuk memberi
dukungan terhadap pembangunan kesehatan. Sarana kegiatan advokasi
adalah para pemimpin, pihak swasta, organisasi swasta, atau pemerintah
yang memiliki pengaruh di masyarakat. Advokasi dinilai efektif apabila
dilaksanakan dengan prinsip kemitraan, yaitu dengan membentuk jejaring
advokasi atau forum kerjasama. Pengembangan kemitraan adalah upaya
untuk membangun hubungan mitra kerja berdasarkan kesetaraan,
keterbukaan dan saling memberi manfaat.
Dalam pelaksanaan kegiatan advokasi, terdapat kegiatan-kegiatan
yang diharapkan dapat memberikan hasil berupa bentuk dukungan dan
komitmen bersama diantara stakeholder. Dalam pelaksanaan kegiatan
tersebut, terdapat indikator-indikator hasil advokasi untuk menilai dan
memantau input-proses-output dari sebuah kegiatan advokasi. Dalam hal
menilai keberhasilan suatu advokasi melihat pada bentuk indikator segala
bentuk tingkatan mulai dari tingkatan terkecil hingga ruang lingkup publik
dan luas. Jika diambil contoh advokasi yang menjadi ketertarikan penulis
yaitu bidang kesehatan yang mana bidang tersebut memperoleh banyak
sekali informasi tentang advokasi yang menjadikan perubahan-perubahan
kebijakan ataupun pengalihan isu dari sebuah kebijakan bisa dianalisa dan
dievaluasi secara input dan output. Maka dari itu penulis ingin membuat
makalah dengan topik indikator advokasi.
B. Rumusan Masalah
Dari pernyataan di dalam latar belakang pada makalah ini, maka rumusan
dari masalah yang terdapat didalamnya adalah:
1. Apa itu Indikator Advokasi?
1
2. Apa saja faktor dari indikator keberhasilan advokasi?
3. Apa saja contoh dari studi kasus di lingkungan mengenai indikator
advokasi?
C. Tujuan Penulisan
Dari pertanyaan yang diajukan di dalam sebuah rumusan masalah yang
ada pada materi, adapun tujuan dari penulisan makalah ini:
1. Untuk mengetahui secara bahasa, teori ahli dan para tokoh juga
pendapat mengenai apa itu indikator advokasi.
2. Untuk mengetahui faktor keberhasilah indikator advokasi.
3. Untuk mengetahui secara nyata dari studi kasus yang terjadi di
lingkungan secara nyata dan relate berdasarkan fakta yang terjadi.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini, yaitu
Agar dapat dipahami pembaca terkait advokasi juga dapat mengetahui
tingkat keberhasilan menjadi bahan evaluasi jikalau melihat dari setiap
kebijakan pemerintah yang sudah berjalan maupun akan berjalan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Jika dari penjelasan definisi Indikator dan Advokasi maka yang dimaksud
dengan indikator advokasi menjadi tolak ukur keberhasilan dimana
merupakan gambaran dari indikator suatu advokasi. Seperti yang
disampaikan oleh Hopkins (1990) advokasi adalah usaha mempengaruhi
kebijakan publik melalui bermacam-macam bentuk komunikasi persuasif.
Upaya tersebut menjadi proses sebagai komitmen yang dilakukan secara
persuasif dengan menggunakan informasi akurat dan tepat.
4
memetakan dan mengawal jalannya sebuah kebijakan sebelum
disahkan menjadi hukum formal, yaitu:
- Mengerti dan memahami isi dari kebijakan beserta konteksnya,
yaitu dengan memeriksa kebijakan apa saja tujuan dari lahirnya
kebijakan tersebut.
- Pelajari beberapa konsekuensi dari kebijakan tersebut. Siapa saja
yang akan mendapat manfaat dari kebijakan tersebut.
- Siapa yang akan dipengaruhi baik itu sufatnya merugikan ataupun
menguntungkan.
- Siapa aktor-aktor utama, siapa yang mendorong dan apa
kepentingan serta posisi mereka.
- Tentukan jaringan formal maupun informal melalui mana
kebijakan sedang diproses. Jaringan formal bisa termasuk institusi-
institusi seperti komite legislatif dan Public Hearing. Jaringan
informal melalui komunikasi interpersonal dari individu-individu
yang terlibat dalam proses pembetukan kebijakan.
- Mencari tahu apa motivasi para aktor utama dan juga jaringan yang
ada dalam mendukung kebijakan yang telah dibuat.
- Perlu kita pahami bahwa advokasi tidak terjadi seketika. Advokasi
butuh perencanaan yang matang. Agar advokasi yang dilakukan
dapat terwujud secara maksimal, maka kita perlu menggunkan
beberapa strategi. Berikut beberapa strategi dalam melakukan
advokasi:
- Membangun jaringan di antara organisasi-organisasi akar rumput
(grassroots), seperti federasi, perserikatan, dan organisasi
pengayom lainnya.
- Mempererat komunikasi dan kerjasama dengan para pejabat dan
beberapa partai politik yang berorientasi reformasi pada
pemerintahan.
- Melakukan lobi-lobi antar instansi, pejabat, organisasi
kemahasiswaan, organisasi kemasyarakatn.
5
- Melakukan kampanye dan kerja-kerja media sebagai ajang
publikasi
- Melewati aksi-aksi peradilan (Litigasi, class action, dan lain-
lainnya).
- Menerjunkan massa untuk melakukan demonstrasi.
6
Kegiatan advokasi diharapkan menghasilkan suatu produk yaitu
komitmen politik dan dukungan kebijakan dari penentu kebijakan atau
pembuat keputusan. Oleh karena advokasi dalam bentuk kegiatan
maka melalui: input - proses - output (keluaran). Penilaian advokasi
didasarkan pada indikator yang jelas. Indikator komponen evaluasi
berikut ini: (Riyadi, 2011)
a. Input
Kegiatan advokasi sangat ditentukan oleh orang yang melakukan
advokasi (advokator) serta bahan, informasi yang membantu atau
mendukung argumen advokasi. Indikator evaluasi terhadap
advokator atau tenaga kesehatan yang melakukan advokasi, antara
lain:
- Berapa kali petugas kesehatan, pejabat telah melakukan
pelatihan tentang komunikasi, pelatihan tentang advokasi dan
hubungan antar manusia.
- Dinas kesehatan pusat dan daerah berkewajiban memfasilitasi
petugas kesehatan melalui pelatihan advokasi.
- Data hasil studi, survailence atau laporan merupakan pendukung
informasi atau program yang dilaksanakan. Sehingga data
merupakan indicator evaluasi input dalam advokasi.
b. Proses
Merupakan kegiatan untuk melakukan advokasi, oleh sebab itu
proses advokasi harus sesuai dengan bentuk kegiatan advokasi
tersebut. Kegiatan advokasi yang dilaksanakan diharapkan
mendapatkan komitmen dan dukungan, misalnya dalam bentuk
peraturan daerah, undang-undang, surat keputusan, sarana
prasarana, anggaran kesehatan dan sebagainya. Untuk mencapai
kegiatan tersebut, kegiatan advokasi dilakukan dengan cara:
- Lobi Politik
Berbicara secara informal menyampaikan informasi atau
masalah kesehatan dan program yang akan dilaksanakan dengan
7
pejabat atau tokoh politik. Lobi dilakukan dengan membawa dan
menunjukkan data yang akurat.
- Seminar atau Presentasi
Mengadakan seminar dan presentasi masalah kesehatan dan
program yang akan dilaksanakan disajikan secara menarik
dengan gambar atau grafik, sekaligus diskusi untuk membahas
masalah tersebut secara bersama.
- Media
Menggunakan media massa seperti media cetak dan elektronik
untuk menyajikan masalah kesehatan secara lisan, gambar,
dalam bentuk artikel, berita, menyampaikan pendapat diskusi,
dan sebagainya. Media massa dapat memengaruhi masyarakat
serta menjadi tekanan bagi penentu kebijakan dan pengambil
keputusan.
- Perkumpulan Asosiasi Peminat
Asosiasi atau perkumpulan orang yang mempunyai minat dan
keterkaitan terhadap masalah tertentu atau perkumpulan profesi
juga merupakan bentuk advokasi. Misalnya kelompok
masyarakat peduli stunting merupakan kumpulan orang yang
peduli terhadap masalah stunting dimasyarakat. Kemudian
kelompok ini melakukan kegiatan untuk mencegah dampak
stunting pada balita di lingkungannya. Kegiatan tersebut
disamping partisipasi menangani masalah stunting tetapi juga
untuk menarik perhatian pejabat dan pembuat kebijakan agar
peduli terhadap stunting.
8
b. Berapa kali menghadiri rapat atau pertemuan yang membahas
masalah dan program pembangunan termasuk program kesehatan,
siapa yang mengadakan rapat tersebut.
c. Berapa kali seminar atau lokakarya tentang masalah dan program
kesehatan diadakan, siapa yang diundang dalam acara tersebut.
d. Berapa kali pejabat menghadiri seminar atau lokakarya yang
diadakan sektor lain, dan membahas masalah dan program
pembangunan.
e. Seberapa sering media lokal termasuk media elekronik membahas
atau mengeluarkan artikel tentang kesehatan yang terkait dengan
kesehatan.
c. Output
Keluaran atau output advokasi bidang kesehatan, dapat
diklasifikasikan dalam dua bentuk, yakni output dalam bentuk
perangkat lunak dan output dalam bentuk perangkat keras.
1. Indikator output dalam perangkat lunak adalah peraturan-
peraturan atau undang-undang sebagai bentuk kebijakan atau
perwujudan dari komitmen terhadap program kesehatan,
misalnya:
Undang-Undang
Peraturan Pemerintah
Keputusan Presiden
Keputusan Menteri
Peraturan Daerah
Surat keputusan Gubernur, Bupati atau Camat.
2. Indikator output dalam bentuk perangkat keras, antara lain :
Meningkatnya dana atau anggaran untuk pembangunan
kesehatan.
Tersedianya atau dibangunnya fasilitas atau sarana pelayanan
kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, poliklinik dan
sebagainya.
9
Tersedianya sarana dan prasarana kesehatan, misalnya air
bersih, jamban keluarga, jamban umum, tempat sampat dan
sebagainya.
10
anggota masyarakat yang mempunyai kemampuan di
bidang advokasi khususnya di bidang KIA.
3.1.3 Di samping input sumberdaya manusia, evidence
merupakan input yang sangat penting. Hasil-hasi studi, hasil
surveillance atau laporan-laporan yang menghasilkan data,
diolah menjadi informasi, dan informasi dianalisis menjadi
evidence. Evidence inilah dikemas dalam media yang yang
kemudian digunakan untuk memperkuat argumentasi. Data-
data demografi, sosial ekonomi, dan epidemiologi
mempunyai peran sentral. Karena Perencanaan kesehatan
tidak bisa berjalan dengan baik jika tidak didukung dengan
data kuantitatif dan kualitatif yang memadai.
3.2 Proses
Proses advokasi adalah kegiatan untuk melakukan advokasi. Oleh
sebab itu evaluasi proses advokasi harus sesuai dengan bentuk
kegiatan advokasi tersebut. Proses advokasi dalam kesehatan ibu
dan anak sangat erat hubungannya dengan stakeholder dalam
pelayanan KIA. Dengan demikian maka indikator proses advokasi
antara lain:
3.2.1 Berapa kali melakukan lobying dalam rangka memperoleh
komitmen dan dukungan kebijakan terhadap program yang
terkait dengan kesehatan. Dengan siapa saja lobying tersebut
dilakukan. Dalam proses advokasi kesehatan ibu dan anak,
kita dapat melakukan metode lobi terhadap dewan maupun
kepala daerah terkait, serta melakukan hearing atau dialog
dengan dewan. Metode lobying dan metode dialog ini
merupakan metode yang paling banyak dilakukan dalam
advokasi program KIBBLA (Kesehatan Ibu Bayi Baru Lahir
dan Anak) khususnya. Metode lobi dipilih karena cara ini
relatif lebih mudah dan tidak terlalu banyak mengeluarkan
sumberdaya, namun hasil dapat maksimal. Metode dialog
11
dipilih karena tim advokasi dapat memberikan penjelasan
secara langsung dan detail yang menjadi permasalahan terkait
dengan kesehatan ibu dan anak.
3.2.2 Metode seminar maupun workshop. Metode ini juga
memiliki banyak pengaruh dalam advokasi kesehatan ibu dan
anak, walaupun memerlukan tempat, waktu yang tepat namun
metode ini dapat memberikan justifikasi secara ilmiah dan
tekanan politis yang besar terhadap program kesehatan ibu
dan anak.
3.2.3 Metode soasialisasi, kunjungan kesasaran, media dengan
publikasi maupun journalist gathering, biasanya memberikan
advokasi kepada kelompok sasaran yang kurang atau tidak
dalam kapasitasnya untuk mengambil keputusan. Seperti
media posisinya strategis dalam memberikan pengaruh
terhadap sebuah program atau permasalahan kesehatan ibu
bayi baru lahir dan anak. Biasanya apapun permasalahannya
yang terkait dengan kesehatan, jika telah beredar dimedia
massa, akan membuat "gerah" para kepala daerah serta pihak
terkait. Dengan demikian program tersebut akan mendapat
perhatian lebih.
3.3 Output
Keluaran atau output dari advokasi sektor kesehatan, dapat
diklasifikasikan dalam 2 bentuk yaitu perangkat lunak (software)
dan perangkat keras (hardware). Indikator output dalam bentuk
perangkat lunak adalah peraturan atau undang-undang sebagai
bentuk kebijakan atau perwujudan dari komitmen politik terhadap
program kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak (KIA),
misalnya:
3.3.1 Undang-undang
3.3.2 PeraturanPemerintah
3.3.3 Keputusan Presiden
12
3.3.4 Keputusan Menteri atau Dirjen
3.3.5 Peraturan Daerah, Surat Keputusan Gubernur, Bupati atau
Camat.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan advokasi diharapkan menghasilkan suatu produk yaitu komitmen
politik dan dukungan kebijakan dari penentu kebijakan atau pembuat
keputusan. Oleh karena itu advokasi dalam bentuk kegiatan maka melalui:
Input – Proses – Output. Setidaknya advokasi dapat dipahami sebagai
bentuk upaya melakukan pembelaan rakyat (Masyarakat Sipil) dengan
cara sistematis dan terorganisir atas sikap, perilaku, dan kebijakan yang
tidak berpihak pada keadilan dan kenyataan.
14
DAFTAR PUSTAKA
WEB :
https://www.academia.edu/6223516/Advokasi. Chandra, Manik. 2015.
Advokasi.
(https://chandramanick.blogspot.com/2015/03/indikator-hasil-
advokasi.html)
https://redlineindonesia.org/dasar-advokasi/
https://m.merdeka.com/jabar/advokasi-adalah-upaya-pembelaan-berikut-
tujuan-dan-jenisnya-kln.html?page=2
https://www.google.com/amp/s/www.detik.com/edu/detikpedia/d-
6165964/pengertian-indikator-fungsi-dan-contoh-sehari-hari/amp