Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

GAMBARAN KEBERHASILAN PELAKSANAAN ADVOKASI


Dosen Pengampuh : Santi, S. KM., M.Kes.

Disusun Oleh

Nur Amalia (FIK 11.21.007)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI KESEHATAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SAINS ISLAM AL MAWADDAH WARRAHMAH
KOLAKA
TAHUN AKADEMIK 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur pada Allah swt. yang maha kuasa,
karena atas berkat, rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini tepat waktu, makalah ini saya susun dengan sebaik-baiknya agar
dapat dipahami oleh pembaca, makalah ini saya buat dengan semaksimum
mungkin dan akhirnya dapat kami selesaikan tanpa adanya hambatan yang sulit
bagi kami.

Terlepas dari itu semua, tentu saja makalah ini belum mendekati kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran dari pembaca agar
kedepannya saya dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.

Akhirnya, saya sangat mengharap makalah ini dapat berguna bagi semua
pihak, terkhusus bagi mahasiswa yang mengambil jurusan Administrasi
kesehatan, sehingga dapat menjadi inspirasi bagi pembaca.

Kolaka, 28 mei 2023

penulis

ii
DAFTAR ISI
SAMPUL ......................................................................................................i

KATA PENGANTAR ..................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................2
C. Tujuan ..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................3

A. Definisi Advokasi Kesatan...............................................................3


B. Bentuk Keberhasilan Pencegahan Stunting......................................5
C. Identivikasi Indikator Keberhasilan Advokasi Kesehatan................8
D. Gambaran Pelaksanaan Pemantauan DBD ....................................10

BAB III PENUTUP.....................................................................................11

A. Kesimpulan.....................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Tindakan yang diambil sebagai bagian dari advokasi dimaksudkan
untuk mengubah sikap, rencana, atau kebijakan dari semua jenis lembaga.
Advokasi membantu para pembuat keputusan menemukan jawaban atas
masalah-masalah mendesak dengan membawanya ke perhatian masyarakat.
Advokasi mempromosikan tindakan atas isu-isu, meletakkannya di atas meja,
dan menawarkan solusi. Tujuan advokasi dapat mengubah proses internal
organisasi atau keseluruhan sistem. Untuk mewujudkan visi perubahan jangka
panjang, advokasi dapat terdiri dari berbagai inisiatif spesifik jangka pendek.
Berbagai taktik digunakan dalam advokasi untuk memengaruhi pengambilan
keputusan di tingkat organisasi, kotamadya, provinsi, nasional, dan dunia.
Lobbying, pemasaran informasi, pendidikan dan komunikasi,
pengorganisasian masyarakat, dan masih banyak cara lainnya dapat
digunakan sebagai strategi advokasi. Berpartisipasi dalam
mendekati atau membujuk para pengambil keputusan lokal untuk
membuat mereka menyetujui, berkomitmen, dan mengeluarkan kebijakan
untuk mengembangkan atau mendukung program/kegiatan dan melatih tokoh
masyarakat lokal formal dan informal. Tokoh-tokoh ini harus memiliki
keterampilan yang dibutuhkan oleh program atau kegiatan agar berhasil dan
membantu menyebarkan berita. informasi program atau melakukan
penyuluhan kepada masyarakat.
pembuat kebijakan, atau pembuat kebijakan dan pembuat keputusan di
setiap tingkat administrasi pemerintahan, dengan tujuan untuk memahami
bahwa kesehatan adalah masalah sosial, politik, ekonomi, dan lainnya.
Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang masalah kesehatan dan
peningkatan pendanaan untuk perawatan kesehatan adalah dua tujuan utama
advokasi kesehatan di tingkat nasional.

1
B. Rumusan masalah
1. Apa Itu Definisi Advokasi
2. Bagaimana Bentuk Keberhasilan Pencegahan Stunting
3. Tuliskan Identivikasi indikator keberhasilan advokasi Kesehatan
4. Apa Saja Gambaran pelaksanaan pemantauna DBD

C. Tujuan
1. Untuk Memahami Definisi Advokasi
2. Untuk Memahami Bentuk Keberhasilan Pencegahan Stunting
3. Untuk Memahami Identivikasi indikator keberhasilan advokasi
Kesehatan
4. Untuk Memaham Gambaran pelaksanaan pemantauna DBD

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Advokasi
Istilah "advokasi" berasal dari kata "advokat," yang menunjukkan
solusi atau pertahanan situasi. Berdasarkan Johns Hopkins 1990, advokasi
merupakan upaya mengubah kebijaksanaan ketatanegaraan dengan
menggunakan berbagai teknik komunikasi persuasif. WHO (1989). “advokasi
merupakan gabungan untuk mencapai keterkaitan ketatanegaraan tunjangan
kebijaksanaan perolehan masyarakat, atau tunjangan bentuk bagi arahan dan
agenda kebugaran tersendiri, dari tindakan individu dan desain sosial (WHO,
1989). Definisi lain dari advokasi adalah pendekatan (pendekatan) kepada
individu lain yang dianggap berdampak pada hasil dari suatu program atau
kegiatan yang dijalankan. Kunci untuk mengambil tindakan dalam
pembangunan adalah advokasi, namun tidak ada satu pendekatan atau definisi
advokasi yang disepakati atau proses advokasi (WHO, 1992).
Advokasi untuk bangunan merupakan kombinasi dari sosial tindakan
dimaksudkan untuk memenangkan dukungan ketatanegaraan, tunjangan
untuk kebijaksanaan tertentu, perolehan dalam penduduk, atau pertolongan
dari bentuk. Ini memerlukan pengumpulan data dan mengaturnya menjadi
argumen yang meyakinkan; menyajikan argumen kepada pengambil
keputusan dan pendukung potensial lainnya, termasuk masyarakat umum,
melalui berbagai saluran interpersonal dan media; dan menghasut institusi
sosial, pemangku kepentingan, dan pembuat kebijakan untuk mengambil
tindakan dalam mendukung tujuan atau program (WHO, 1992).
Tindakan mempromosikan, mendukung, membela, atau memohon atas
nama orang lain disebut sebagai advokasi. Lembaran informasi ini
memberikan gambaran umum tentang apa itu advokasi, apa yang dimaksud
dengan kegiatan advokasi, dan bagaimana ciri-cirinya.

3
Tindakan yang diambil sebagai bagian dari advokasi dimaksudkan
untuk mengubah sikap, rencana, atau kebijakan dari semua jenis lembaga.
Advokasi membantu para pembuat keputusan menemukan jawaban atas
masalah-masalah mendesak dengan membawanya ke perhatian masyarakat.
Advokasi mempromosikan tindakan atas isu-isu, meletakkannya di atas meja,
dan menawarkan solusi. Tujuan advokasi dapat mengubah proses internal
organisasi atau keseluruhan sistem. Untuk mewujudkan visi perubahan jangka
panjang, advokasi dapat terdiri dari berbagai inisiatif spesifik jangka pendek.
Berbagai taktik digunakan dalam advokasi untuk memengaruhi pengambilan
keputusan di tingkat organisasi, kotamadya, provinsi, nasional, dan dunia.
Lobbying, pemasaran informasi, pendidikan dan komunikasi,
pengorganisasian masyarakat, dan masih banyak cara lainnya dapat
digunakan sebagai strategi advokasi. Berperan dalam ketentuan akan
berpengaruh kebusukan mereka adalah proses advokasi.
Advokasi kesehatan masyarakat adalah upaya metodis untuk
mempengaruhi proses perubahan kebijakan untuk mendukung program
kesehatan. Terlepas dari kenyataan bahwa ada banyak definisi advokasi
kesehatan masyarakat, komponen penting, menurut Christoffel (2000), adalah
fokus pada tindakan kelompok untuk perubahan yang berkelanjutan.
Empat langkah utama advokasi kebijakan termasuk dalam cara berikut
(Johnson, 2009):
a. menyoroti aspek sosial dari masalah tersebut;
b. mengalihkan tanggung jawab tugas dari orang-orang yang terkena
dampak langsung kepada mereka yang memiliki kekuasaan untuk
mengambil keputusan;
c. menghadirkan alternatif kebijakan sebagai solusi; dan
d. memastikan bahwa kebijakan memiliki alternatif yang bisa diterapkan.

4
B. Bentuk Keberhasilan Pencegahan Stunting
Sumber informasi yang beragam dan bentuk informasi kesehatan yang
berbeda-beda seringkali dibutuhkan karena watak penduduk akan bermacam
atau mempunyai keperluan informasi bahkan tidak sama (Rodiah, Arini, &
Syafei, 2018). Menurut penelitian lapangan, penduduk di pedesaan cenderung
lebih menyukai komunikasi langsung dengan pemerintah daerah atau sesama
warga, maupun dengan rekan kerja, kerabat, badan pelajaran dan sebagainya.
Pendudul menerima berita rutin tentang pelaksanaan kebugaran penguasa
area dari posyandu, penggiat lingkungan, dan perangkat desa. Data ini
menunjukkan kecenderungan masyarakat lokus stunting berkomunikasi lebih
efektif dengan pejabat daerah, rekan kerja, kerabat, forum pengajian, arisan,
dan lainnya secara langsung.
Seberapa sering masyarakat menerima informasi tentang stunting
harus diperhitungkan untuk kelancaran kampanye ini. Seberapa
berpengalaman dalam pengetahuan ini adalah lingkungan sekitar? menjadi
komponen kunci pada pemasyarakatan agenda akselerasi Penanggulangan
hiasan Kabupaten Tanah Bumbu. Mengetahui semua ini memungkinkan
penguasa area yang berfungsi menjadi source membuat cacatan agenda
kebugaran tentang hiasan kira-kira akan cocok sama penduduk
Informasi mengenai stunting masih cukup langka jika
membandingkan pada topik kebugaran ialah human immunodeficiency
virus,badan penyelenggara jaminan sosial, KIA dan KIS. Penyelidikan lebih
lanjut mengungkapkan bahwa beberapa individu yang mengetahui akan
hiasan Cuma sudah membaca dan mendengar berita. Kesadaran sumber daya
manusia (SDM) terhadap penyuntingan sebagai program pemerintah masih
minim. Jawaban atas persoalan ini, dari sudut pandang ilmu komunikasi,
adalah memperkuat analisis situasi komunikasi dan analisis kondisi khalayak
sasaran.

5
Secara garis besar, komunikasi kesehatan berbentuk sebagai berikut:
a. Pemasaran kemasyarakatan akan bermaksud untuk mempublikasikan dan
memindahkan kelakuan dengan baik.
b. penyebaran berita dimedia siosial.
c. pembelaan, asisten masyarakat, kumpulan, dan agregat dengan maksud
untuk memperkenalkan kebijakan, peraturan, dan program untuk
reformasi kesehatan. Tim Percepatan Penanggulangan Stunting
Kabupaten Tanah Bumbu melakukan sosialisasi kepada masyarakat
sasaran sebagai bagian dari upaya pendidikan kesehatan kajian ini.
Stunting sebagai masalah, asal-usul, dampak, dan cara pencegahannya
tercakup dalam informasi kesehatan yang disajikan dalam kampanye ini.
Praktik ini juga menekankan pentingnya keluarga yang kuat, yang
memotivasi kedua jenis kelamin untuk berpartisipasi aktif dalam
pengambilan keputusan di rumah.
C. Identivikasi Indikator Keberhasilan Advokasi Kesehatan
Kesibukan yang di inginkan membentuk suatu barang, merupakan keterkaitan
ketatanegaraan atau tunjangan kebijakan atas pencipta keputusan atau
pembuat kebijaksanaan, merupakan penunjuk hasil pembelaan. Aksi advokasi
tentunya memiliki input, proses, dan output.
Berdasarkan 3 faktor tersebut, hasil kerja advokasi harus dievaluasi.
1. Masukan
Masukan Orang (laki-laki) yang akan melakukan advokasi dan materi,
khususnya petunjuk dan berita akan menyokong dan membantu
argumentasi terhadap pembelaan, merupakan dua masukan yang paling
krusial untuk tindakan advokasi. Indikator berikut dapat digunakan
sebagai masukan untuk mengukur kapasitas profesional kesehatan untuk
terlibat dalam advokasi:

6
a. Seberapa sering profesional kesehatan menghadiri pelatihan
advokasi, komunikasi, atau peningkatan keterampilan
interpersonal?
b. Biro kebugaran baik pada tingkat didaerah maupun kecamatan
memiliki tanggung jawab akan mendukung tenaga kebugaran agar
dapat melakukan advokasi.
c. Informasi diolah dari hasil kajian, hasil pengawasan, atau laporan
yang memberikan data menjadi basis bukti, bahakan langsung
diatur pada media khusus atau dimanfaatkan menjadi bahan
pendukung alasan.
d. Berapa banyak seminar dan kegiatan terkait kesehatan lainnya yang
telah Anda hadiri?
e. Berapa banyak pertemuan atau pertemuan yang pernah Anda hadiri
yang membahas topik dan program pembangunan kesehatan, dan
siapa saja pembicaranya?
2. Proses Indikator proses Advokasi meliputi:
a. Kuantitas sumber daya yang telah disiapkan pemangku
kepentingan dan komponen terkait untuk melaksanakan komitmen.
b. Jumlah pemangku kepentingan dan komponen terkait yang
membuat kebijakan atau rencana aksi untuk melaksanakan
komitmen.
c. Jumlah pemangku kepentingan yang berkomitmen dan komponen
terkait.
d. Seberapa sering pemangku kepentingan dan komponen terkait
melakukan kegiatan terkait komitmen?
e. Volume atau jumlah target kegiatan yang dilakukan pemangku
kepentingan dan komponen terkait untuk memenuhi komitmen.

7
3. Hasil Hasil dari advokasi adalah tindakan yang dilakukan oleh banyak
pihak, antara lain:
a. Jumlah tindakan target yang dilakukan untuk setiap pemangku
kepentingan atau aspek terkait.
b. Sejauh mana setiap pemangku kepentingan atau elemen terkait
mendapat keuntungan dari tindakan mereka.
D. Gambaran Pelaksanaan Pemantauna Demam Berdarah Dengue
Penyakit Suatu kondisi menular yang dinyatakan dengan DBD
disebarkan melewati makanan nyamuk, yang sering ditemui disekitar suhu
udara yang stabil atau suhu udara yang berbeda-beda disetiap musim di bumi.
Dengan memberikan informasi prevalensi demam berdarah dikabupaten
Tanjungpinang khususnya Kabupaten Tanjungpinang Timur, dilakukan
dengan advokasi sama bos madrasah dan bimbingan usaha kebugaran
madrasah.
Tim juga memberikan rangkuman statistik meninggal dampak demam
berdarah di dominan sudah terjadi dikabupaten tersebut. diputuskan adanya
penularan demam berdarah di madrasah, tim pengabdian masyarakat juga
menekankan perlunya komite sekolah melakukan pemantauan jentik secara
berkala. Pembina UKS dan pengelola sekolah sepakat untuk mengadakan
acara dan membentuk panitia untuk mengawasi jentik-jentik di sekolah.
1. Survei awal, analisis masalah, mengenal atau persaudaraan sama
madrasah (menciptakan udara positif), atau pembelaan melewati kongres
yang dikunjungi perwakilan madrasah, khususnya bos madrasah atau
penegakan usaha kebugaran madrasah
Pada tanggal 2 Mei 2019, langkah-langkah dimulai untuk
meningkatkan keterlibatan siswa dalam PSN dan pemantauan jentik. Tiga
puluh siswa menghadiri salah satu kelas di mana ada latihan pemicuan.

8
Kesibukan pembawaa dilaksanakan dengan membangkitkan
bimbang peserta terhadap penyakit. Selama kesibukan, kelompok
menguji keahlian semua mengenai demam berdarah sebelum melakukan
brainstorming dengan anggota yang sudah mengalami atau pernah
dipelihara di RS, dan meminta penjelasan dari anggota tentang apa yang
mungkin terjadi jika, misalnya, mereka jatuh sakit atau meninggal
karenanya.
2. Pemicuan harus digunakan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam
PSN dan pemantauan jentik.
Tim pengabdian masyarakat mempelopori pembentukan panitia
dan anggota yang dikenal sebagai "detektif larva" karena para peserta
menganggap DBD berisiko dan perlu ditangani. Sekelompok siswa dan
anggota UKS yang disebut The Larvae Detective bertugas mengatur
inspeksi jentik-jentik mingguan di sekolah-sekolah. Proses komitmen
untuk rutin periksa jentik guna menyetujui tertularnya demam berdarsh,
khususnya di madrasah, juga dilakukan dalam kegiatan ini bersama
santri, penegakan usaha kebugaran madrasah, atau bos madrasah.
3. Mengembangkan Detektif Larva Setelah pembuatan Detektif Larva,
bantuan teknis untuk memantau larva disediakan. Bentuk larva Aedes,
brooding, dan bionomics dijelaskan kepada peserta, dan mereka
berpartisipasi dalam pengalaman langsung dengan mengamati larva di
sekolah.
4. Petunjuk tentang cara memantau larva secara teknis
Untuk mengetahui apakah jentik yang terkumpul adalah Aedes
aegypty atau Aedes albocpictus maka buatan pengontrolan jari renik
dimadrasah menjadi jentik nyamuk diantrakan ke laboratory besar
Program studi D3 Kebugaran alam.

9
Baik sekolah maupun Puskesmas Batu 10 menerima hasilnya.
Untuk meningkatkan komitmen mengubah perilaku dan menimbulkan
rasa takut tertular DBD, temuan pengontrolan jari renik ialah
dipresentasikan dibagian madrasah atau rumah sakit. Pihak sekolah
memberikan respon yang sangat baik dan menganggap penting untuk
menindaklanjuti temuan pertimbangan ialah. Bos madrasah memberi
instruksi cepat bersama-sama.
5. Meninjau situasi, menegaskan kembali komitmen seseorang untuk
mengubah perilaku seseorang, dan memberikan saran

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
advokasi merupakan gabungan untuk mencapai tujuan atau
program kesehatan tertentu, pertama-tama seseorang harus merencanakan
tindakan perseorangan atau masyarakat akan memenangkan kewajiban
ketatanegaraan, bantuan kebijaksanaan, Negara kemasyarakatan, atau
bantuan prosedur. juga harus menciptakan keberhasilan 3. lobbying,
bantuan masyarakat, kumpulan, dan alat agregat dan arahan untuk
mengadopsi kebijaksanaan, aturan, atau agenda-agenda akan menyegarkan
kebugaran. 1. pemasaran sosial yang mencoba mempromosikan atau
meningkatkan perilaku yang bermanfaat. 2. difusi media.

11
DAFTAR PUSTAKA

Mukti, Sugi dkk. “Analisis Komunikasi Kesehatan Terkait Keberhasilan


Pencegahan Stunting Anak Di Kabupten Tanah Bumbu.” Jurnal Ilmiah
Indonesia Vol 7 No. 7 (2022): 2548-1398.
Daswito, Rinaldi. “Upaya Advokasi Dan Peningkatan Dalam Melakukan
Pemantauan Jentik Nyamuk Aedes Pada Siswa SMPN 12 Kota
Tanjongpinang.” Jurnal Salam Sehat Masyarakat (Jssm) Vol 1 No. 1
(2019): 2715-7229.
Suryani, Desri, Yandrizal. 2022. Advokasi Pelayanan Kesehatan. Malang: CV.
Literasi Nusantara Abadi.

12

Anda mungkin juga menyukai