Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK GANGGUAN NUTRISI

(OBESITAS)

KEPERAWATAN ANAK

(disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak dengan dosen
pengajar Ns. Eka Afdi Septiyono, S.Kep., M.Kep.)

Disusun oleh :

Kelompok 15/ Kelas C 2017

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019

i
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK GANGGUAN NUTRISI
(OBESITAS)

KEPERAWATAN ANAK

(disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak dengan dosen
pengajar Ns. Eka Afdi Septiyono, S.Kep., M.Kep.)

Disusun oleh :

Kelompok 15/ Kelas C 2017

1. Gilang Ardiansyah Rosandi NIM 172310101112


2. Selavita Kris Agustin NIM 172310101134
3. Iftitah Rahma Ramadhani NIM 172310101164

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah mata kuliah Keperawatan Anak dengan baik.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu, kami ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya dalam pembuatan makalah ini.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca supaya kami dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca serta dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.

04 September 2019

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i


HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................ 2
1.4 Manfaat .............................................................................................. 2
BAB II STUDI LITERATUR ..................................................................... 3
2.1 Definisi ............................................................................................... 3
2.2 Epidemiologi ...................................................................................... 3
2.3 Klasifikasi .......................................................................................... 4
2.4 Etiologi ............................................................................................... 5
2.5 Patofisiologi ....................................................................................... 5
2.6 Manifestasi Klinik .............................................................................. 6
2.7 Penatalaksanaan ................................................................................. 7
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN .......................................................
3.1 Pengkajian ..........................................................................................
3.2 Analisa data ........................................................................................
3.3 Diagnosa keperawatan .......................................................................
3.4 Intervensi keperawatan.......................................................................
3.5 Pendidikan kesehatan .........................................................................
3.6 WOC/Pathway ...................................................................................
BAB IV PENUTUP ......................................................................................
4.1 Kesimpulan ........................................................................................
4.2 Rekomendasi Isu Menarik..................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

iv
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obesitas adalah suatu kondisi dimana terjadi akumulasi lemak yang
berlebih atau abnormal yang dapat menimbulkan efek buruk bagi kesehatan.
Pada tahun 2014 WHO mencatat bahwa 1,9 miliar orang dewasa mengalami
kelebihan berat badan dengan prevalensi 39% mengalami overweight dan
13% mengalami obesitas, serta 41 juta anak balita mengalami overweight dan
obesitas. Obesitas paling banyak terjadi pada wanita dengan prevalensi 15%
dan laki-laki 11% (WHO, 2015).
Penyebab obesitas pada anak belum sepenuhnya diketahui. Diduga
obesitas pada anak disebabkan adanya interaksi antara faktor genetik dan
faktor nongenetik. Faktor genetik diantaranya salah satu atau kedua orang tua
yang mengalami obesitas, memiliki kemungkinan anaknya juga mengalami
obesitas. Faktor nongenetik diantaranya kurangnya aktifitas fisik, perilaku
menetap seperti terlalu lama menonton televisi atau bermain game, nutrisi
yang berlebihan, dan sosial ekonomi. Faktor sosial ekonomi seperti gaya
hidup seperti, pola makan, pendapatan orang tua, tingkat pendidikan orang
tua mempengaruhi terjadinya obesitas pada anak
Obesitas pada anak dapat menyebabkan terjadinya komplikasi seperti
adanya gangguan pernapasan, penyakit kulit, efek pfikologis seperti
gangguan dalam pergaulan, gangguan ortopedi yang berakibat terjadinya
gangguan beraktifitas. Kelebihan berat badan dan obesitas pada anak bila
tidak ditangani dengan baik dapat berlanjut menjadi kelebihan berat badan
dan obesitas pada dewasa.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa definisi obesitas pada anak?
1.2.2 Bagaimana epidemiologi obesitas ?
1.2.3 Bagaimana klasifikasi obesitas pada anak?
1.2.4 Bagaimana etiologi obesitas pada anak?
1.2.5 Bagaimana patofisiologi obesitas?
1.2.6 Bagaimana manifestasi klinik obesitas?
1.2.7 Bagaimana penatalaksanaan pada obesitas?

1
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui
tentang proses keperawatan pada pasien anak dengan obesitas.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi obesitas
2. Mengetahui etiologi obesitas
3. Mengetahui klasifikasi obesitas
4. Mengetahui etiologi obesitas
5. Mengetahui patofisiologi obesitas
6. Mengetahui manifestasi klinik obesitas
7. Mengetahui penatalaksanaan obesitas
1.4 Manfaat
1. Untuk mengetahui definisi obesitas
2. Mengetahui epidemiologi obesitas
3. Untuk mengetahui klasifikasi obesitas
4. Untuk mengetahui etiologi obesitas
5. Untuk mengetahui patofisiologi obesitas
6. Untuk mengetahui manifestasi klinik obesitas
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan obesitas

2
BAB II. STUDI LITERATUR

2.1 Definisi
Obesitas adalah keadaan terdapat timbunana lemak yang
berlebihan. Seorang dikatakan overweight (kelebihan berat badan) bila
berat badannya 10% sampai dengan 20% berat badan normal, sedangkan
seseorang disebut obesitas apabila kelebihan berat badan mencapai lebih
20% dari berat normal. Obesitas adalah kondisi akumulasi lemak yang
abnormal atau berlebihan di jaringan adiposa (Susmiati, 2019).
Obesitas pada anak merupakan masalah kesehatan karena obesitas
dapat dapat menjadi penyakit komorbiditas seperti asma, diabetes,dan
penyakit kardiovaskuler. Obesitas terjadi karena pemasukan energi
berlebih atau adanya pengeluaran energi yang kurang baik untuk
metabolism, termoregulasi dan aktifitas fisik (Kandinasti, 2018).
2.2 Epidemiologi
Obesitas merupakan akumulasi penumpukan lemak yang tidak
normal yang dapat mengganggu kesehatan. Pada tahun 2014 lebih dari 1,9
miliar orang dewasa usia 18 tahun atau lebih mengalami kelebihan berat
badan. Prevalensi obesitas di seluruh dunia meningkat dua kali lipat antara
tahun 1980 dan 2014. Dari jumlah tersebut lebih dari 600 juta mengalami
obesitas. Secara keseluruhan, sekitar 13% dari populasi dewasa di dunia
(11% laki-laki dan 15% perempuan) yang mengalami obesitas dan 39%
dari orang dewasa berusia 18 tahun ke atas (38% pria dan 40% wanita)
mengalami kelebihan berat badan (WHO, 2015).
Tahun 2013, 42 juta anak-anak di bawah usia 5 mengalamai
kelebihan berat badan atau obesitas. Sebelumnya telah diketahui kelebihan
berat badan dan obesitas merupakan masalah bagi negara yang
berpenghasilan tinggi, kelebihan berat badan dan obesitas sekarang
meningkat di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah,
terutama di perkotaan. Di negara-negara berkembang 5 tingkat kenaikan
kelebihan berat badan dan obesitas pada kanak-kanak sudah lebih dari
30% lebih tinggi dari negara-negara maju (WHO, 2015).

3
Di Indonesia Secara nasional masalah kelebihan berat badan pada
anak umur 5-12 tahun masih tinggi yaitu 18,8 persen, terdiri dari gemuk
10,8 persen dan sangat gemuk (obesitas) 8,8 persen. Prevalensi gemuk
terendah di Nusa Tenggara Timur (8,7%) dan tertinggi di DKI Jakarta
(30,1%). Sebanyak 15 provinsi dengan prevalensi sangat gemuk diatas
nasional, yaitu Kalimantan Tengah, Jawa Timur, Banten, Kalimantan
Timur, Bali, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jambi,
Papua, Bengkulu, Bangka Belitung, Lampung dan DKI Jakarta. Tahun
2013 sebesar 0,6 persen balita di Bali mengalami gizi lebih (Riskesdas,
2013).
2.3 Klasifikasi
1. Klasifikasi berdasarkan kelebihan berat badan (Kemenkes RI,
2018)
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
1) Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
2) Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
3) Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat
ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk)
WHO mengklasifikasikan obesitas bberdasarkan IMT ( Indeks Massa
Tubuh), sebagai berikut:
Klasifikasi IMT (kg/m2)
Berat badan kurang <18,5
Kisaran normal 18,5-24,9
Berat badan lebih ≥25,0
Beresiko 25,0-29,9
Obesitas I 30,0-34,9
Obesitas II 35,0-39,9

2. Klasifikasi berdasarkan distribusi jaringan lemak (Surudarma,


2017)
1) Apple-shapedd body (android obesity)

4
Merupakan obesitas dengan distribusi jaringan lemak lebih
banyak di bagian atas yaitu pinggang dan rongga perut,
sehingga tubuh cenderung menyerupai buah apel.
2) Pear-shapedd bodey
Merupakan obesitas dengan distribusi jaringan lemak lebih
banyak dibagian panggul dan paha, sehingga tubuh menyerupai
buah pir.
2.4 Etiologi
Kelebihan berat badan dan obesitas terjadi karena
ketidakseimbangan asupan energi antara pengeluaran energi. Obesitas
adalah hasil dari interaksi yang kompleks antara faktor genetik dan faktor
lingkungan. Faktor genetik menentukan habitus tubuh, nafsu makan,
pemasukan energi, aktivitas fisik, dan pengeluaran energi. Faktor
lingkungan menentukan tingkat ketersediaan makanan, pilihan jenis
makanan, tingkat aktivitas fisik dan untuk jenis aktivitas fisik (Susumiati,
2019).
Tingkat aktivitas fisik pada anak dan dewasa disebabkan oleh
banyaknya kendaraan dan berkuranganya minat untuk berjalan kaki.
Televisi, komputer, video games, dan media hiburan lainnya menyebabkan
anak kurang melakukan aktivitas fisik ditambah lagi dengan persepsi
kurang amannya lingkungan menyebabkan anak untuk tetap diam di dalam
rumah (Kemenkes RI, 2018).
Faktor genetik seperti mutasi beberapa gen yang mengakibatkan
adanya resistensi terhadap leptin, atau adanya mutasi gen yang
mengakibatkan adanya gangguan pada penerimaan hormone ghrelin
sehingga mekanisme pengaturan rasa lapar akan terganggu (Susmiati,
2019).
2.5 Patofisiologi
Obesitas disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan kalori yang
diakibatkan adanya kelebihan asuhan energi. Ketidakseimbangan energi
ini dapat diakibatkan oleh faktor eksogen (nutrisi) dan faktor endogen
(sistim hormonal, sindrom, defek genetik). Pengaturan nafsu makan dan

5
rasa kenyang diatur oleh mekanisme neural dan hormonal yang
dipengaruhi oleh genetik, nutrisi, dan lingkungan. Dalam mengatur
keseimbangan energi, hipotalamus bekerja dengan cara mengendalikan
rasa lapar dan kenyang, mempengaruhi laju pengeluaran energi serta
regulasi sekresi hormon. Proses pengaturan penyimpanan energi terjadi
melalui sinyal-sinyal eferen setelah mendapatkan sinyal aferen dan perifer.
Sinyal ini terbagi menjadi sinyal pendek dan sinyal panjang. Sinyal pendek
mempengruhi porsi makan dan waktu makan, serta berhubungan dengan
factor distensi lambung dan peptide gastrointestinal yang diperankan oleh
CCK (kolesistokinin) sebagai simulator dalam peningkatan rasa lapar.
Sementara sinyal panjang diperankan oleh fat-derifed hormone leptin dan
ghrelin yang mengatur penyimpanan dan keseimbangan energy (Susmiati,
2019).
Energi yang melebihi kebutuhan tubuh akan berpengaruh terhadap
peningkatan jaringan adiposa yang disertai peningkatan kadar leptin.
Hormon leptin berperan sebagai kontrol atau pemberi sinyal bahwa tubuh
telah memiliki energi yang cukup. Pada anak obesitas kadar hormon leptin
tinggi karena tingginya jaringan adiposa. Akan tetapi anak obesitas selalu
merasakan lapar karena resisten terhadap hormon leptin. Sementara
hormon ghrelin diproduksi di lambung dan memberikan sinyal kepada
hipotalamus bahwa tubuh kekurangan energi sehingga timbul rasa lapar
(Surudarma, 2017).
2.6 Manifestasi Klinis
Obesitas dapat terjadi pada berbagai golongan umur termasuk anak. Gejala
yang tampak pada anak yang mengalami obesitas adalah (Soetjiningsih
1995 dalam Surudarma 2017) :
1. Paha tampak besar terutama pada bagian proksimal, tangan relatif kecil
dengan jari berbentuk runcing.
2. Wajah bulat, pipi tembam, dagu rangkap, leher relative pendek.
3. Hidung dan mulut relative tampak kecil dan dagu yang berbentuk
ganda.

6
4. Dada dan payudara membesar, bentuk payudara mirip dengan
payudara yang telah tumbuh.
5. Pendulous abdomen yaitu abdomen membuncit disertai dinding perut
yang berlipat-lipat dan menggantung, terkadang terdapat stretch putih
atau ungu.
6. Terdapat penimbunan lemak berlebih di bawah diafragma dan didalam
dinding dada yang bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan
pernafasan dan sesak nafas meskipun melakukan aktifitas ringan.
7. Pubertas dinigenu valgum yaitu kedua tungkai umumnya membentuk
X dengan kedua pangkal paha bagian dalam saling menempel dan
bergesekan sehingga mngakibatkan laserasi kulit.
8. Pada anak laki-laki : Burried penis, gynaecomastia
2.7 Penatalaksanaan Obesitas
1. Penatalaksanaan Non Farmakologis (Kemenkes RI, 2018)
a. Mengubah gaya hidup
Dapat dilakukan dengan mengubah kebiasaan makan dan
melakukan olahraga teratur sehingga pengeluaran kalori akan
meningkat dan jaringan lemak akan dioksidasi.
b. Terapi diet
Mengatur asupan makanan agar tidak mengkonsumsi kalori dengan
jumlah yang berlebih, dapat dilakukan dengan diet yang
terprogram secara benar. Diet rendah kalori dapat dilakukan
dengan mengurangi konsumsi nasi dan makanan yang berlemak.
c. Aktifitas fisik
Aktifitas fsik merupakan komponen penting dalam upaya
menurunkan berat badan. Pada anak obesitas, aktifitas fisik harus
dimulai secara perlahan dan intensitas ditingkatkan secara
bertahap. Aktifitas fisik dapat dilakuakn dengen berjalan selama 30
menit dengan jangka waktu 3 kali selama satu minggu dan dapat
ditingkatkan intensitasnya selama 45 menit dengan jangka waktu 5
kali dalam satu minggu.
d. Teapi perilaku

7
e. Pembedahan /bedah bariatric (IDAI, 2014)
Tindakan pembedahan merupakan pilihan terakhir untuk mengatasi
obesitas. Prinsip bdah bariatric yaitu mengurangi asupan makanan
(restriksi) atau memeprlambat pengosongan lambung dengan cara
gastric banding dan ventical-banded gastroplasty, mengurangi
absorbs makanna dengan cara membuat gastric bypass dari
lambung ke bagian akhir usus halus. Akan tetapi sampai saat ini
penelitian terus dilanjutkan untuk mengetahui manfaat serta bahaya
bedah ini terhadap anak.
Bedah bariatric dipertimbangkan pada :
i. Remaja yang megalami kegagalan menurunkan berat badan
setelah menjalani program yang terencana ≥6 bulan serta
memenuhi persyaratan antropometri, medis, dan psikologis
ii. Superobes (sesuai definisi WHO jika IMT ≥40)
iii. Secara umum sudah mencapai maturitas tulang (umumnya
perempuan ≥13 tahun dan laki-laki ≥15 tahun)
iv. Menderita komplikasi obesitas yang hanya dapat diatasi
dengan penurunan berat badan.
2. Penatalaksanaan Farmakologis (IDAI, 2014)
Farmakoterapi pada obesitas dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
penekan nafsu makan (sibutramin), penghambat absorbs zat-zat
gizi (orsilat), rekombinan leptin untuk obesitas karena defisiensi
leptin bawaan, serta kelompok obat untuk mengatasi komorbiditas
(metformin). Akan tetapi obat-obat tersebut tidak dapat digunakan
pada anak dibawah 12 tahun.

8
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

Kasus
Anak laki-laki bernama An. S berumur 7 tahun datang dengan keluarganya ke
puskesmas karena terlalu gemuk. BB saat ini adalah 95 Kg dengan tinggi 128
cm Keluarga mengatakan berat badan An. S mengalami peningkatan yang
tidak wajar sejak usia 3 tahun. Nafsu makan An. S terus meningkat, dalam
sehari ia bisa makan 6-7 kali dengan porsi besar dan belum termasuk cemilan,
ditambah dengan kebiasaannya yang jarang bergerak dan lebih suka nonton
TV. Keluarga mengatakan bahwa anaknya sebelum tidur juga minta makan
dan bangun jam 12 malam untuk makan lagi. Pemeriksaan antopometri
menunjukkan IMT 57,983 kg/m2. Perawat melakukan pengkajian dan
diperoleh RR 27 x/menit, Nadi 130 x/menit, TD
3.1 Pengkajian
1. Anamnesa
a. Identifikasi Klien
Nama : An. S
Tanggal MRS : 04 September 2019
b. Nomor rekam medis : 00001456
c. Alamat : Desa Pasirjaya, Cilamaya Kulon,
Karawang
d. Umur : 7 tahun
e. Jenis Kelamin : Laki-laki
f. Keluhan Utama : Kelebihan berat badan
g. Riwayat Penyakit Sekarang : Asma
h. Riwayat Penyakit Dahulu :-
i. Diagnosa Medis : Obesitas
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kondisi fisik anak, meliputi :
- Berat badan 1 minggu yang lalu : 95 Kg
- Berat badan setelah masuk rumah sakit : 95 Kg
- Tinggi badan : 128 cm

9
- TTV :
 Suhu : 380C
 RR : 27 x/menit
 N : 130 x/menit
3. Head to toe
a. Kepala
Inspeksi : Wajah membulat, pipi tembam, dagu rangkap
Distribusi : Normal
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Warna rambut : Hitam
Kulit kepala : Bersih, tidak berketombe
Keadaan rambut: -
Tekstur :-
Lingkar kepala : 49 cm
b. Mata
Inspeksi (Kesejajaran) : Normal
Sklera : Tidak ikterus
Konjungtiva :-
Reaksi pupil thd cahaya : Sensitifitas tinggi
Keadaan mata : Bersih
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
c. Hidung
Inspeksi : Simetris
Warna Kulit : Sawo matang
Pembengkakan : Tidak ada pembengkakan
Mukosa : Lembab
Perdarahan : Tidak ada perdarahan
Keadaan hidung : Bersih
d. Mulut
Inspeksi :-
Keadaan mulut : Tidak ada pembengkakan
e. Telinga

10
Inspeksi : Normal tidak terdapat lesi, bersih
tidak ada serumen
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
f. Leher
Leher pendek, terdapat akumulasi lemak, dan terdapat lipatan kulit
berlebih
g. Tangan
Tagan kecil dengan gerakan terbatas
h. Dada
Inspeksi : dada membusung dengan payudara membesar
Palpasi :-
Perkusi :-
Auskultasi : terdapat wheezing
i. Genitalia
j. Anus dan rectum
k. Tungkai
Tungkai berbentuk x
4. Sistem Tubuh
a. Sistem pernapasan
Mengalami dispnea dengan RR 27 x/menit
b. Sistem pencernaan
c. Sistem neurologi
Normal
d. Sistem kardiologi
Normal
5. Pemeriksaan Penunjang dan Laboratorium
Jenis Nilai Normal Hasil
Pemeriksaan
Pemeriksaan darah lengkap
Hemoglobin 11- 13 g/dL 11,5 g/Dl
Hematokrit 36%- 40% 37%
Leukosit 4000-10.000 5.500 sel/ul

11
sel/ul darah darah
Trombosit 150.000- 200.000 sel/ ul
400.000 sel/ darah
ul darah
Eritrosit 4- 5,5 4,5 juta/
juta/mikroliter micrometer
Pemeriksaan profil lipid
Trigliserida <75 mg/dL 50 mg/dL
Kolesterol total <170 mg/dL 100 mg/Dl
HDL <45 mg/dL 32 mg/dL
LDL <110 mg/dL 64 mg/dL
Pemeriksaan fungsi hati
SGOT 3-45 u/L 21 u/L
SGPT 0- 35 u/L 10 u/L
Pemeriksaan fungsi ginjal
ureum 7- 18 mg/dL 10 mg/ dL
kreatinin 0,3- 0,7 0,3 mg/dL
mg/dL
Asam urat <5 mg/dL 3 mg/dL

3.2 Analisa Data


No. Analisa Data Etiologi Masalah Paraf

α
1. Do : Obesitas Ketidakefe
- RR : 27 ktifan pola
x/menit nafas
Ns.Giselah
Ds : Penurunan ekspansi
- Keluarga paru
mengataka
n anaknya
sesak nafas Sesak nafas

12
RR meningkat

Ketidakefektifan
pola nafas

α
2. Do : Kebiasaan makan Obesitas
- BB 95 Kg berlebih dan kurang
- IMT aktifitas fisik
Ns.Giselah
51,879
Kg/m2
- lingkar Penumpukan
pinggang jaringan lemak
- tebal
lipatan
kulit BB naik
- kadar
lemak
tubuh Obesitas
Ds :
- Keluarga
mengatakan
An. S
memiliki
kebiasaan
makan 6-7 kali
per hari
dengan porsi
banyak
- Keluarga

13
mengatakan
An. S
memiliki
kebiasaan
ngemil dan
jarang
bergerak

α
3. Do : Obesitas Risiko
Ds : konstipasi

Ns.Giselah
Penurunan motilitas
usus

Manakan lama di
usus

Peningkatan
penyerapan air oleh
usus halus

Kadar air dalam


feses menurun

Risiko konstipasi

3.3 Diagnosa Keperawatan


1. Ketidakefektifan pola nafas b.d obesitas

14
2. Obesitas b.d ukuran porsi lebih besar dari yang dianjurkan
3. Risiko konstipasi d.d penurunan motilitas traktus gastrointestinal
3.4 Intervensi Keperawatan
Hari/ Diagnosa Intervensi Rasiona Para
Tanggal/ keperawatan l f
Waktu

α
Jumat/ 04 Ketidakefektifan Manajemen 1. Untuk
September pola nafas b.d asma meng
2019 obesitas 1. Monitor etahui
Ns.Gi
Tujuan : kecepatan, tingka
selah
Setelah dilakukan irama, t
asuhan kedalaman kesuli
keperawatan 2 x dan usaha tan
24 jam pernafasan bernaf
diharapkan status 2. Ajarkan as
pernafasan teknik 2. Agar
adekuat yang tepat pasien
Kriteria hasil : untuk dapat
1. Frekuensi mengguna secara
pernafasan kan efektif
dipertahank pengobata meng
an pada n dan alat gunak
skala 2 dan (inhaler, an
ditingkatka nebulizer, pengo
n ke skala 4 peak flow batan
2. Irama meter) maup
pernafasan 3. Ajarkan un
dipertahank teknik alat
an pada bernafas saat
skala 2 dan atau asma
ditingkatka relaksasi kamb
n ke skala 4 uh

15
3. Kedalaman 3. Agar
inspirasi pasien
dipertahank dapat
an pada memb
skala 2 dan antu
ditingkatka diriny
n ke skala 4 a
4. Suara sendir
perkusi i
nafas ketika
dipertahank asma
an pada kamb
skala 2 dan uh
ditingkatka 4. Agar
n ke skala 4 pengo
5. Volume batan
tidal sesuai
dipertahank denga
an pada n
skala 2 dan tingka
ditingkatka t
n ke skala 4 kebut
6. Kapasitas uhan
vital pengo
dipertahank batan
an pada asma
skala 2 dan
ditingkatka
n ke skala 4
7. Hasil
rontgen
dada

16
dipertahank
an pada
skala 2 dan
ditingkatka
n ke skala 4
8. Tes faal
paru
dipertahank
an pada
skala 2 dan
ditingkatka
n ke skala 4

α
Jumat/ 04 Obesitas b.d Manajemen 1. Meng
September ukuran porsi lebih nutrisi etahui
2019 besar dari yang 1. Monit jumla
Ns.Gi
dianjurkan or h
selah
Setelah dilakukan kalori kalori
perawatan selama dan dan
3 x 24 jam asupan asupa
diharapkan status makan n
nutrisi sesuai yang an maka
dianjurkan 2. Kaji nan
dengan kebias yang
Kriteria hasil : aan dibutu
1. Diet yang konsu hkan
dianjurkan msi klien
2. Manfat cairan 2. Meng
diet klien atur
3. Manfaat 3. Tentuk kebut
yang an uhan
dianjurkan jumlah kalori
4. Tujuan kalori dan

17
diet dan jenis
5. Hubungan jenis nutrisi
antara nutrisi s agar
diet, yang sesuai
olahraga dibutu denga
dan berat hkan n
badan untuk kebut
6. Makanan meme uhan
yang nuhi klien
diperboleh persya 3. Agar
kan dalam ratan klien
diet gizi memu
7. Cairan 4. Berika tuskan
yang n sendir
dihindari pilihan i
dalam diet makan maka
8. Makanan an nan
sesuai sambil sehat
dengan mena yang
keyakinan warka akan
budaya n ia
9. Distribusi bimbin konsu
intake gan msi
makanan terhad untuk
yang ap meny
direkomen pilihan eimba
dasikan makan ngkan
sepanjang an nutrisi
hari sehat nya
10. Porsi 5. Atur 4. Maka
makanan diet nan
yang yang protei

18
direkomen diperlu n
dasikan kan tinggi
11. Interpretas (yaitu dapat
i informasi menye meng
gizi pada diakan enyan
label makan gkan
makanan an meski
12. Pedoman protein pun
untuk tinggi) tidak
persiapan dikon
makanan sumsi
13. Perencana dalam
an menu jumla
berdasark h
an diet yang
yang banya
dianjurkan k
14. Strategi
untuk
mengubah
kebiasaan
diet
15. Rencana
diet untuk
situasi
sosial

α
Jumat/ 04 Risiko konstipasi Konseling
September d.d penurunan nutrisi
2019 motilitas traktus 1. Kaji
Ns.Gi
gastrointestinal asupan
selah
Setelah dilakukan dan
perawatan 3 x 24 kebias

19
jam diharapkan aan
perilaku patuh makan
terhadap diet klien
yang sehat 2. Fasilit
mengalami asi
peningkatan untuk
dengan kriteria mengi
hasil : dentifi
1. Tujuan kasi
diet yang kebias
bisa aan
dicapai yang
2. Kisaran perlu
berat bada diubah
personal 3. Diskus
yang ikan
optimal penget
3. Hubungan ahuan
antara diet, pasien
olahraga, menge
dan berat nai
badan, empat
intake makan
cairan an
yang asar,
sesuasi termas
dengan uk
kebutuhan juga
metabolic persep
4. Intake si
kalori yang tentan
sesaui g

20
dengan perlun
kebutuhan ya
tubuh modifi
5. Makanan kasi
sesuai diet
dengan 4. Berika
pedoman n
gizi inform
6. Pedoman asi
porsi yang
makan dapat
7. Rekomend diteri
asi diet ma
sehat untuk
untuk modifi
lemak, kasi
protein, diet.
dan
karbohidra
t
8. Porsi buah
dan sayur
yang
direkomen
dasikan
9. Strategi
meningkat
kan
kepatuhan
diet

3.5 Implementasi

21
1. Ketidakefektifan pola nafas b.d obesitas
Hari/ Tindakan Respon Paraf
tanggal/
waktu

α
Jumat/ 04 1. Monitor 1. RR : 27 x/ menit
September kecepatan,
2019/ irama,
Ns.Giselah
09.00 WIB kedalaman
dan usaha
pernafasan
2. Ajarkan teknik 2. Anak dan
yang tepat keluarga
untuk memahami cara
menggunakan menggunakan obat
pengobatan maupun alat
dan alat
(inhaler,
nebulizer, peak
flow meter)
3. Ajarkan teknik 3. Anak dapat
bernafas atau melakukan teknik
relaksasi bernafas dalam

2. Obesitas b.d ukuran porsi lebih besar dari yang dianjurkan


Hari/ Tindakan Respon Paraf
tanggal

α
Jumat/ 04 1. Monitor 1. Asupan kalori
September kalori dan anak terhitung
2019/ asupan 2675 Kkal/hari
Ns.Giselah
12.00 WIB makanan
2. Tentukan 2. Kebutuhan

22
jumlah kalori hanya
kalori dan sebesar 1850
jenis nutrisi Kkal/hari, nutrisi
yang yang diprlukan
dibutuhkan yaitu makanan
untuk hijau, merah dan
memenuhi kuning yang
persyaratan terdapat pada
gizi sayuran dan buah
3. Berikan 3. Anak memilih
pilihan salad buah
makanan sebagai cemilan
sambil dan mengganti
menawarkan karbohidrat
bimbingan dengan asupan
terhadap protein tinggi
pilihan
makanan
sehat
4. Atur diet 4. makanan
yang pengganti yang
diperlukan digunakan adalah
(yaitu terlur bebek dan
menyediaka ayam sebagai
n makanan protein hewani
protein dengan berat 60
tinggi) gr yang memiliki
kalori 95 kal,
kacang hijau
sebagai protein
nabati dengan
kandungan 80 kal

23
dalam 25 gr.

3. Risiko konstipasi d.d penurunan motilitas traktus gastrointestinal


Hari/ Tindakan Respon Paraf
tanggal

α
Jumat/ 04 1. Kaji asupan 1. Setiap hari
September dan kebiasaan klien makan 6-7
2019/ makan klien porsi dan
Ns.Giselah
15.00 ditambah
WIB cemilan
2. Kaji asupan 2. klien minum
kebiasaan 1 liter per hari
cairan klien

3. Fasilitasi 3. klien memilih


untuk berolahraga 15
mengidentifik menit saat pagi
asi kebiasaan dan sore
aktifitas yang
perlu diubah
4. Diskusikan 3. klien
pengetahuan mengetahui
pasien empat makanan
mengenai dasar
empat
makanan
dasar,
termasuk juga
persepsi
tentang
perlunya

24
modifikasi
diet
5. Berikan 4. Klien
informasi menerima
yang dapat nformasi diet
diterima untuk sehat yang
modifikasi diberikan
diet.

3.6 Evaluasi
No. Hari/ No. Dx Kep. Evaluasi Paraf
Tgl/Jam

α
1. Jumat/ 04 Ketidakefektifan S : Keluarga
September pola nafas b.d klien
2019/ 10.30 obesitas mengatakan
Ns.Giselah
WIB klien dapat
bernafas lebih
lega

O : RR 24 x/
menit
A : Masalah
teratasi
P : Intervensi
efektif, hentikan
intervensi

α
2. Jumat/ 04 Obesitas b.d S : Keluarga
September ukuran porsi mengatakan
2019/ 13.30 lebih besar dari klien masih tidak
Ns.Giselah
WIB yang dianjurkan bisa mengontrol
keinginan ngemil

25
O:-
A :Masalah
belum teratasi
P : Lanjutkan
intervensi

α
3. Jumat/ 04 Risiko S : Keluarga
September konstipasi d.d klien
2019/ 16.45 penurunan mengatakan
Ns.Giselah
WIB motilitas traktus perlu konseling
gastrointestinal nutrisi setiap
minggu agar
tetap terpantau

O :-
A :masalah
teratasi sebagian
P : intervensi
efektif, lanjutkan
intervensi

3.7 Satuan Acara Penyuluhan (SAP)


Topik : Hipnoterapi untuk diet pada obesitas
Subtopik : Pengertian hipnoteraspi dan diet, tujuan dan manfaat
hipnoterapi, makanan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan pada penderita obesitas
Sasaran : Masyarakat di Desa Sumbersari
Tempat : Balai Desa Sumbersari
Hari/ tanggal : Selasa/ 08 Oktober 2019
Waktu : 15 Menit
Penyuluh : 1. Gilang Ardiansyah Rosandi

2. Selavita Kris Agustin

26
3. Iftitah Rahma Ramadhani

I. Analisa Data
A) Kebutuhan Peserta Didik
Berdasarkan survey yang telah dilakuakn di Desa Sumbersari Kota
Jember, masyarakat di desa sekitaran Sumbersari diketahui bahwa
terdapat beberapa anak penderita obesitas. Kebanyakan orang tua dari
anak penderita obesitas mengeluhkan cemas, panik dan takut ketika
anaknya mengalami obesitas dan mereka juga takut salah dalam
memberikan makanan untuk anakanya yang menderita obesitas.
Sebagian besar warga Desa Sumbersari Kota Jember bersekolah
maksimal lulusan pendidikan Sekolah Pertama sehingga pengetahuan
akan obesitas sangat minim. Dari permasalahan yang terterah, dapat
disimpulkan untuk meningkatkan pengetahuan dan mengurangi
kecemasan Masyarakat Desa Sumbersari Kota Jember kita dapat
mengadakan penyuluhan kesehatan tentang hipnoterapi untuk Diet
pada pasien obesitas pada anak
B) Karakteristik Peserta Didik
Mayarakat Desa Sumbersari Kota Jember dengan rata – rata tingkat
pendidikan tingkat (SMP) Sekolah Menengah Pertama.
II. Tujuan Instruksisonal Umum
Setelah dilakuakn penyuluhan kesehatan, diharapkan orang tua yang
berada di Desa Sumbersari Kota Jember memahami hipnoterapi dna
makanan yang dianjurkan untuk anak penderita obesitas sehingga
menurunkan kecemasan dan kepanikan ketika ingin memberikan makanan
kepada anaknya yang terkena obesitas.
III. Tujuan Instruksiaonal Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 x 15 menit, diharapkan
orang tua di Desa Sumbersari mampu:
a) Dapat mengerti pengertian hipnoterapi dan diet untuk anak obesitas
b) Dapat mengerti tujuan dan manfaat hipnoterapi serta diet pada anak
obesitas

27
c) Dapat mengetahui makanan yang dianjurkan maupun tidak
dianjurkan bagi anak dengan obesitas.
IV. Materi (Terlampir)
a) Pengertian hipnoterapi dan diet untuk anak dengan obesitas
b) Tujuan dan manfaat pemberian hipnoterapi serta diet bagi anak
dengan obesitas
c) Contoh makanan yang dianjurkan maupun tidak dianjurkan bagi
anak dengan obesitas
V. Metode
Ceramah dan diskusi
VI. Media
Leaflet
VII. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan
. Peserta
1 Pembukaan  Memberikan salam  Menjawab
2 menit  Perkenalan salam
 Menjelaskan TIU dan TIK  Mendengar
 Menyebutkan materi yang kan dan
akan diberikan memperhati
kan
2. Inti  Menanyakan (review)  Menjawab
10 menit kepada masyarat tentang pertanyaan
pentingnya makanan penyuluhan
pilihan untuk pasien anak  Mendengar
penderita obesitas. kan dan
 Menjelaskan materi memperhati
tentang : kan
a. Pengertian  Bertanya
Hipnoterapi dan pada
Diet untuk pasien penyuluh
obesitas pada bila masih

28
Anak ada yang
b. Tujuan dan belum jelas
manfaat di
berikannya
Hipnoterapi dan
Diet untuk pasien
obesitas pada
Anak
c. Contoh makanan
yang dianjurkan
dan tidak
dianjurkan untuk
anak dengan
obesitas
3. Penutup  Evaluasi  Menjawab
3 menit  Menyimpulkan pertanyaan
 Mengucapkan salam penutup  Memperhat
ikan
 Menjawab
salam
VIII. Evaluasi
a) Jelaskan pengertian hipnoterapi dan diet bagi anak dengan obesitas
b) Sebutkan tujaun dan manfaat hipnoterapi serta diet bagi anak
dengan obesitas
c) Sebutkan contoh makanan yang dianjurkan maupun tidak
dianjurkan bagi anak dengan obesitas.

29
Materi Penyuluhan Hipnoterapi dan Diet bagi Anak dengan Obesitas

a) Pengertian hipnoterapi dan diet untuk anak dengan obesitas


Hipnoterapi adalah tipe terapi yang menggunakan hipnosis, di mana
kesadaran seseorang pun berubah. Sedangkan, hipnosis adalah rangsangan
terhadap alam bawah saat seseorang menjadi mudah diarahkan, dan
kehilangan kekuatan untuk bereaksi. Diet adalah pengaturan jumlah asupan
makanan yang dikonsumsi oleh seseorang. Kebiasan diet adalah keputusan
kebiasaan seseorang atau suatu budaya untuk memilih makanan apa yang
cocok untuk dimakan
b) Tujuan dan manfaat hipnoterapi dan diet untuk anak obesitas
Tujuan dan manfaat dari Hipnoterapi bisa menyembuhkan penyakit
emosional dan psikologis. Jika pikiran terlalu berat dapat mempengaruhi
sistem dalam tubuh, berpengaruh besar juga untuk kesehatan individu. Dari
sana bisa menjadi alternatif penyembuhan menggunakan hipnoterapi.
Tujuan dan manfaat diet untuk anak obesitas
 Memberikan makanan adekuat untuk meningkatkan berat badan
normal.
 Memberikan makanan tinggi energi dan protein secara bertahap sesuai
dengan kemampuan pasien untuk mencapai keadaan gizi optimal.
 Menurunkan asupan kolestrol dari makanan.
 Memperbaiki pola makan
 Mengurangi berat badan
 Memperbiki pola perilaku dan sikap
 Memperlancar tumbuh kembang anak.
c) Contoh makanan yang diperbolehkan maupun tidak diperbolehkan bagi anak
dengan obesitas.
Makanan yang dianjurkan bagi anak obesitas:
 Makanan dengan sumber karbohidrat separuh dari kebutuhan energy
 Makanan dengan garam beryodium
 Makanan dengan serta dan vitamin tinggi seperti buah dan sayur
Makanan yang tidak dianjurkan bagi anak obesitas :

30
 Makanan dengan Gula halus dan gula olahan. Contohnya seperti roti
putih, gula putih, sereal dan makanan manis seperti kue dan pudding
 Saus yang kaya akan natrium
 The kental dan kopi yang mngandung banyak kafein
 Makanan dengan kandungan lemak jenuh yang tinggi
 Junk food atau makanan dengan kandungan minyak tinggi.
3.8 Way of Cautions (WOC)

Diet tidak Akumulasi


Kurang
seimbang lemak
aktifitas
berlebihan

Peningkatan
Obesitas
BB berlebihan

Penurunan Penekanan
motilitas usus pada difragma

Penyerapan air Ekspansi paru


di usus mengecil
meningkat

Feses keras
RR meningkat

Risiko
konstipasi Ketidakefektif
an pola nafas

31
BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan
Obesitas merupakan suatu keadaan adanya kelebihan berat badan
dan IMT > 30 Kg/m2 pada anak. Obesitas dapat terjadi beberapa factor
yaitu factor genetic atau keturunan, kebiasaan makan, serta aktifitas fisik
yang kurang. Obesitas dapat menimbulkan berbagai komplikasi seperti
penyakit jantung, diabetes mellitus, serta penyakit berbahaya lainnya.
Penanganan obesitas pada anak tidak berfokus pada bagaimana
menurunkan berat badan, akan tetapi lebih difokuskan pada bagaimana
mengubah perilaku anak terkait dengan nutrisi dan kebiasaanya.
5.2 Rekomendasi Isu Menarik
Penelitian menunjukkan bayi yang mendapat ASI tumbuh lebih
cepat pada 2-3 bulan pertama kehidupan selanjutnya, namun secara
keseluruhan sampai usia 6 bulan berat badan bayi yang mendapat ASI
lebih ringan dibanding yang tidak mendapat ASI. Hal ini bukan berarti
bayi yang mendapat ASI mengalami gangguan pertumbuhan, karena
pertumbuhan yang optimal justru pertumbuhan yang ditunjukkan oleh bayi
yang mendapat ASI. Hal ini disebabkan bayi yang mengonsumsi ASI
dapat mengatur sendiri jumlah nutrisi yang diperlukan sesuai dengan rasa
lapar dan kenyang bayi, sedangkan bila diberikan susu formula maka
jumlah nutrisi yang dikonsumsi bayi tergantung pada pemberi baik
orangtua maupun pengasuh. Beberapa penelitian menunjukkan bayi yang
mendapat susu formula akan mengonsumsi jumlah kalori yang lebih besar
dibandingkan bayi yang mendapat ASI. Asupan energi yang berlebihan
akan menyebabkan obesitas dan obesitas akan menyebabkan sel lemak
mengalami hiperplasia (bertambahnya jumlah sel) dan hipertrofi
(bertambahnya ukuran sel). Keadaan hiperplasia dan hipertrofi sel adiposit
akan menyebabkan sel ini menghasilkan adipositokin ( substrat-substark
kimia antara lain hormon seperti leptin, adiponektin) mengalami disfungsi.
Pada keadaan ini kadar hormon leptin meningkat namun tidak mampu
menjalankan fungsinya yaitu mengurangi asupan makanan dan

32
meningkatkan penggunaan energi. Penelitian pada remaja usia 13-16 tahun
yang lahir prematur satu kelompok mendapat susu formula sedangkan
kelompok lain medapat ASI donor memperlihatkan, remaja yang semasa
bayi mendapat ASI mempunyai kadar leptin yang relatif normal.

33
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2014. Diagnosis Tata Laksana dan
Pencegahan Obesitas pada Anak dan Remaja.
http://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-
content/uploads/2017/03/Rekomendasi-Diagnosis-Tata-laksana-dan-
Pencegahan-Obesitas-Pada-Anak-dan-Remaja.pdf. [diakses pada 02
Oktober 2019]

Indonesian Pediatric Society. 2017. Air Susu Ibu dan Perannya dalam
Pencegahan Obesitas. IDAI. http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/air-
susu-ibu-dan-perannya-dalam-pencegahan-obesitas. [diakses pada 02
Oktober 2019]

Kandinasti, S. Ferapti. 2018. Obesitas: Pentingkah Memperhatikan Konsumsi


Makanan di Akhir Pekan. Amerta Nutr : 307-316. https://e-
journal.unair.ac.id/AMNT/article/download/9065/5864. [diakses pada 02
Oktober 2019]

Kemenkes RI. 2018. Epidemi Obesitas.


http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/N2VaaXIxZGZwWFpEL1VlRFdQQ3
ZRZz09/2018/02/FactSheet_Obesitas_Kit_Informasi_Obesitas.pdf.
[diakses pada 02 Oktober 2019]

Riset Kesehatan Dasar. 2013. Jakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. [diakses pada 02 Oktober 2019]

34
Surudarma, I Wayan. 2017. Obesitas Pada Anak.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/2918fe86d470c23f
1c120a6ee430247d.pdf. [diakses pada 02 Oktober 2019]

Susmiati. 2019. Peran Mikrobiota Usus dalam Perkembangan Obesitas. Jurnal


Kedokteran Andalas. 42 (1) : 41-409.
http://jurnalmka.fk.unand.ac.id/index.php/art/article/download/574/331.
[diakses pada 02 Oktober 2019]

World Health Organization. 2015. Obesity And Overweight.


http://wedocs.unep.org/bitstream/handle/20.500.11822/18767/WHO_Obes
ity_and_overweight.pdf. [diakses pada 29 September 2019]

World Health Organization. Global Health Observatory Data on Obesity.


http://www.who.int/gho/ncd/risk_factors/obesity_text/en/. [diakses pada
29 September 2019]

World Obesity Federation. 2019. Obesity Classification.


https://www.worldobesity.org/about/about-obesity/obesity-classification.
[diakses pada 29 September 2019]

35

Anda mungkin juga menyukai