Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

OBESITAS PADA ANAK

Disusun untuk Melengkapi Salah Satu Tugas Perkuliahan dalam Mata Kuliah Bahasa
Indonesia yang Dibina oleh Bapak Peralihan, M.Pd.

OLEH:

NIKMA MAULIDA SARI HASIBUAN

NIM 23030014

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM SARJANA UNIVERSITAS AUFA ROYHAN

PADANGSIDIMPUAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya yang
berlimpah sehingga makalah yang berjudul “Obesitas pada Anak” dapat diselesaikan dengan
baik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Peralihan, M.Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah bahasa Indonesia yang membimbing penulis dalam pengerjaan tugas
makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu penulis dalam pembuatan makalah ini, dan berbagai sumber yang telah penulis
pakai sebagai data dan fakta pada makalah ini.

Penulis menyadari, bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan dari segi penyusun, bahasa, maupun penulisannya. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan isi makalah ini.

Penulis berharap semoga dengan adanya makalah ini, dapat menambah pengetahuan
dan wawasan tentang persepsi penanggulangan Obesitas pada Anak bagi kita semua.

Padangsidimpuan, 29 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN.....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................................2

1.4 Manfaat Penelitian................................................................................................3

BAB II: PEMBAHASAN.........................................................................................................4

2.1 Definisi Obesitas...................................................................................................4

2.2 Faktor Penyebab Obesitas pada Anak...................................................................4

2.3 Pencegahan Obesitas pada Anak...........................................................................6

2.4 Cara Mengatasi Obesitas pada Anak.....................................................................7

BAB III : KESIMPULAN........................................................................................................9

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................9

3.2 Saran......................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Obesitas di Indonesia terjadi pada semua kelompok umur dan strata ekonomi. Obesitas
merupakan masalah yang serius karena dapat berlanjut hingga usia dewasa. Obesitas
merupakan salah satu maslah yang dihadapi Indonesia selain kekurangan nutrisi. Ketimpang
pendapatan yang menyertai pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat memperburuk masalah
yang dihadapi Indonesia tersebut.

Prevalensi obesitas di seluruh dunia menigkat dua kali lipat antara tahun 1980 sampai
2014. Pada tahun 2014 lebih dari 1,9 miliar orang dewasa usia 18 tahun atau lebih mengalami
kelebihan berta badan. Dari jumlah tersebut lebih dari 600 juta mengalami obesitas. Secara
keseluruhan, sekitar 13% populasi dewasa di dunia (11% laki-laki dan 15% perempuan) yang
mengalami obesitas dan 39% dari orang dewasa berusia 18 tahun ke atas (38% pria dan 40%
wanita) mengalami kelebihan berat badan.

Tahun 2013, 42 jukta anak-anak di bawah usia 5 mengalami kelebihan berat bada atau
obesitas. Sebelumnya telah diketahui kelebihahn berta badan dan obesitas merupakan masalah
bagi negara yang berpenghasilan tinggi, keoelbihan berat badan dan obesitas sekarang
meningkat di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, terutama di perkotaan. Di
negara-negara berkembang tingkat kenaikan kelebihan berat babdan dan obesitas pada kanak-
kanak sudah lebih dari 30% lebih tinggi dari negara-negara maju.

Kelebihan berat badan dan obesitas merupakan akumulasi lemak yang tidak normal yang
dapat mengganggu kesehatan. Obesitas merupakan keadaan patologis sebagai akibat dari
konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhannya sehinngga terdapat penmbunan lemak
yang berlebihan dari apa yang diperlukan untuk fungsi tubuh. Asupan energi diperoleh dari
makanan tinggi kalori sedangkan rendahnya pengeluaran energi dapat disebabkan oleh
kurangnya aktivitas fisik.

Penyebab obesitas pada anak belum sepenuhnya diketahui. Diduga obesitas pada anak
disebabkan adanya interaksi antara faktor genetik dan factor non genetic. Faktor genetik
diantaranya salah satu atau kedua orang tua yang mengalami obesitas, memiliki kemungkinan
anaknya juga mengalami obesitas. Faktor nongenetik diantaranya kurangnya aktivitas fisik,
perilaku menetap seperti terlalu lama menonton televisi atau bermain game, nutrisi yang
1
2

berlebihan, dan social ekonomi. Faktor sosial ekonomi seperti gaya hidup seperti, pola makan,
pendapatan orang tua, tingkat pendidikan orang tua mempengaruhi terjadinya obesitas pada
anak.

Pola makan seperti makan dengan jumlah yang besar, makanan tinggi energi seperti tinggi
lemak, tinggi karbohidrat dan salah dalam memilih makanan seperti junk food, makanan
dalam kemasan dan minuman ringan. Kurangnya aktivitas fisik seperti olah raga dan
tingginya perilaku menetap yang disebabkan oleh adanya berbagai media hiburan seperti
televisi, playstation, komputer, gadget dan sebagainya.

Dampak kelebihan berat dan obesitas pada anak lebih ringan dibandingkan kelebihan berat
badan dan obesitas pada orang dewasa. Kelebihan berat badan dan obesitas pada anak dapat
menyebabkan terjadinya komplikasi seperti adanya gangguan pernapasan, penyakit kulit, efek
psikologis seperti gangguan beraktivitas. Kelebihan berat badan dan obesitas pada anak bila
tidak ditangani dengan baik dapat dapat berlanjut menjadi kelebihan berat badan dan obesitas
pada dewasa. Kelebihan berat badan dan obesitas pada dewasa seperti meningkatkan risiko
diabetes melitus, penyakit jantung koroner, hipertensi, dan hiperlipidemia.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis menetapkan beberapa rumusan


masalah sebagai berikut:

1. Ap aitu pengertian dari obesitas?


2. Apa saja penyebab dari obesitas pada anak?
3. Bagaimana pencegahan obesitas pada anak?
4. Bagaimana cara penanggulangan obesitas pada anak?

I.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui pengertian obesitas.


2. Untuk mengetahui penyebab obesitas pada anak.
3. Untuk mengetahui pencegahan obesitas pada anak.
4. Untuk mengetahui cara penanggulangan obesitas pada anak.
3

I.4 Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai:

1. Menjadi sarana informasi untuk meningkatkan wawasan tentang persepsi pengasuh anak
terhadap obesitas pada anak usia dini prasekolah.
2. Menjadi salah satu bahan pembelajaran maupun bahan bacaan yang memiliki keterkaitan
terhadap obesitas dini.
3. Menjadi salah satu bahan referensi untuk mengetahui cara penanggulangan obesitas pada
anak usia dini.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Definisi Obesitas

Kelebihan berat badan dan obesitas merupakan penumpukan lemak yang tidak normal atau
berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan. Obesitas terjadi bila terjadi pertambahan
jumlah sel lemak dan pertambahan ukuran sel lemak. Obesitas disebabkan oleh pemasukan
jumlah makanan yang lebih besar dari pada pemakaiannya oleh tubuh sebagai energi. Energi
yang berlebihan akan disimpan dalam jaringan adiposa.

II.2 Faktor Penyebab Obesitas pada Anak

A. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik merupakan salah satu pengeluaran energi. Tingkat aktivitas fisik yang
rendah dapat menurunkan pengeluaran energi sehingga energi akan disimpan dalam jaringan
lemak. Rendahnya aktivitas fisik dan tingginya perilaku menetap berhubungan dengan
tingginya persentil indeks masa tubuh. Temuan ini secara umum disepakati dengan ulasan
penelitian obesitas pada anak yang menyimpulkan rendahnya aktivitas fisik dan perilaku
menetap merupakan faktor risiko terjadinya obesitas pada anak. Aktivitas fisik secara
independent berhubungan dengan indeks adipositas. Anak yang kurang aktif dalam
melakukan aktivitas fisik lebih cenderung mengalami obesitas.

Anak yang mengalami kelebihan berat badan dan obesitas cenderung memiliki level
aktivitas fisik yang rendah dan diikuti dengan peningkatan level perilaku menetap. Aktivitas
fisik memiliki hubungan negative yang kuat terhadap dan obesitas pada anak laki-laki, tetapi
tidak untuk anak perempuan. Pada anak laki-laki waktu di depan layar dan aktivitas fisik
berbanding lurus dengan risiko kelebihan berat badan, tetapi pada anak perempuan aktivitas
fisik memiliki hubungan yang lebih kuat dengan kelebihan berat badan.

Penelitian review sistematis Mistry dan Puthussery (2015) menemukan dari delapan
studi enam diantaranya menunjukkan hubungan positif antara aktivitas fisik dan kelebihan
berat badan atau obesitas. Contoh kegiatan fisik termasuk olahraga (berjalan cepat, berenang,
berjalan, jogging, ras berjalan, dan aerobik) dan permainan luar ruangan (bola voli, sepak
bola, kriket, bulu tangkis, dan tenis lapangan). Durasi kegiatan berkisar dari kurang dari 2 jam
per minggu sampai kurang dari 30 menit per hari. Meskipun, dua studi tidak menemukan
korelasi positif yang signifikan antara aktivitas fisik dan berat berlebihan atau obesitas, satu

4
5

studi menemukan kegiatan di rumah seperti olahraga teratur untuk menit per hari sebagai
faktor protektif terhadap kelebihan berat badan atau obesitas.

Perilaku menetap meningkatkan risiko terjadinya obesitas. Perilaku menetap seperti


waktu di depan layar seperti menonton televisi, menonton DVD, video games, dan bermain
gadget kurang dari dua jam sehari merupakan tindakan untuk mencegah terjadinya obesitas.
Banyak penelitian telah menemukan bahwa peningkatan waktu di depan layar yaitu lebih dari
dua jam sehari berkorelasi dengan peningkatan massa tubuh. Beberapa studi telah
menemukan perilaku menetap merupakan faktor risiko independen terhadap obesitas. Perilaku
menetap lebih dari empat jam per hari memiliki hubungan positif dengan kelebihan berat
badan atau obesitas. Anak yang menghabiskan waktunya lebih dari empat jam untuk kegiatan
menetap setiap hari dua kali lebih besar kemungkinan kelebihan berat badan atau obesitas
dibandingkan anak-anak yang menghabiskan lebihi sedikit waktu pada kegiatan menetap.
Menonton televisi berjam-jam juga cenderung mendorong anak untuk ngemil makanan yang
berkalori tinggi.

B. Kebiasaan makan

Pola makan anak seperti sering mengonsumsi makanan yang tinggi kalori dan rendah
nutrien memiliki hubungan dengan terjadinya kelebihan berat badan dan obesitas. Dari lima
studi empat diantaranya menunjukkan hubungan yang positif antara mengonsumsi makanan
tinggi kalori seperti makanan cepat/junk food dan terjadinya kelebihan berat badan atau
obesitas.

Peningkatan konsumsi camilan pada anak seperti karbohidrat olahan (gula, tepung
putih, dan lemak jenuh) meningkatkan terjadinya obesitas dan penyakit kronik lainnya.
Konsumsi makanan manis seperti kue, cokelat, hamburgers, cheeseburgers, fried chicken, and
pizza memiliki risiko obesitas general dua puluh lima persen lebih rendah dan sembilan belas
persen lebih rendah dari pada anak yang mengonsumsi makanan cepat saji setiap hari. Anak
yang jarang mengonsumsi minuman manis seperti soda dan minum ringan memiliki risiko
obesitas general 15% lebih rendah dari pada anak yang mengonsumsi minuman manis setiap
hari.

C. Faktor penyebab lainnya

Orang tua obesitas memiliki peran dalam terjadinya obesitas pada anak. Salah satu
dari orang tua kelebihan berat badan atau obesitas, anaknya tiga kali lebih besar kemungkinan
mengalami kelebihan berat badan atau obesitas dari pada orang tua yang tidak kelebihan berat
6

badan atau obesitas. Anak obesitas lima puluh persen memiliki riwayat keluarga kelebihan
berat badan atau obesitas.

Enam studi yang dilakunkan di Asia Selatan empat diantaranya menemukan hubungan
positif antara status social ekonomi dan terjadinya kelebihan berat badan dan obesitas pada
anak. Status sosial ekonomi ditentukan melalui tempat tinggal (perkotaan/pedesaan), biaya
Pendidikan per bulan, riwayat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, kekayaan
menggunakan status sosial demografi, stratifikasi sosial ekonomi, dan pengeluaran keluarga
per bulan. Satu studi menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja dengan sosial ekonomi yang
lebih tinggi dan tinggal di perkotaan delapan belas kali lebih mungkin untuk menjadi
kelebihan berat badan atau obesitas dibandingkan dengan sosial ekonomi rendah dan tinggal
di pedesaan. Status sosial ekonomi yang lebih tinggi di negara berkembang merupakan faktor
penyapihan dini pemberian ASI dan memberikan pengganti ASI. Pemberian ASI yang
panjang berkaitan dengan penurunan adipositas pada masa kanak-kanak kemudian.

II.3 Pencegahan Obesitas pada Anak

Obesitas pada anak dapat dicegah sejak dini, dengan membiasakan pola hidup sehat.
Berikut beberapa tipsnya:

1. Kenalkan anak pada berbagai jenis makanan bergizi

Mengenalkan berbagai jenis makanan bergizi pada anak adalah hal yang sangat penting,
jika ingin anak terhindar dari obesitas. Sejak pertama kali memberi makanan pendamping
ASI, terus kenalkan anak pada berbagai jenis makanan bergizi secara konsisten.

Selalu hadirkan buah dan sayur dalam menu makan dan camilan anak setiap harinya.
Jangan lupa juga untuk memberitahu anakk tentang apa saja manfaat dari makanan yang
dikonsumsi sehari-hari. Dengan begitu, anak bisa memahami bahwa makan tidak hanya untuk
kenyang, tetapi juga untuk sehat.

2. Pastikan anak makan dengan teratur

Selain mengenalkan jenis-jenis makanan sehat, orang tua perlu memastikan anak makan
dengan teratur setiap harinya. Pola makan teratur yang dimaksud terdiri dari makanan utama
tiga kali, dan camilan sehat dua kali. Jadikan ini sebagai kebiasaan yang diikuti oleh seluruh
anggota keluarga.

3. Batasi makanan manis


7

Anak-anak tentu suka makanan manis. Namun, jika orang tua tidak membatasinya,
mereka tentu akan terus menerus mengosumsi makanan manis saat weekend, atau saat ada
momen tertentu. Namun, tetap pertimbangkan jenis makanan yang diberikan pada anak dan
batasi jumlahnya.

4. Olahraga rutin

Sama halnya seperti makan, olahraga juga merupakan kebiasaan baik yang perlu
ditanamkan sejak kecil, sebagai bagian dari pola hidup sehat. Alih-alih memberikan gawai
berisi aneka permainan pada anak, ajaklah ia bermain di luar yang melibatkan fisik, atau
sekadar bersepeda bersama setiap pagi dan sore hari.

5. Tidur yang cukup

Tidur yang cukup penting bagi tumbuh kembang anak, dan juga bisa mencegah obesitas.
Lalu, beberapa waktu tidur yang ideal untuk anak? Tentunya, tergantung pada usianya.
Berikut durasi tidur anak yang disarankan, untuk mencegah obesitas, sesuai usianya:

1. 1-3 tahun: 12-14 jam per hari.


2. 3-5 tahun: 11- 13 jam per hari.
3. 5-12 tahun: 10-11 jam per hari.
4. 12-18 tahun: sekitar 8,5 jam per hari.

Itulah beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua, untuk mencegah obesitas pada anak.
Dalam pencegahan obesitas pada anak, penting untuk menerapkan juga pola hidup sehat pada
seluruh anggota keluarga. Sebab, anak akan meniru setiap perilaku dan kebiasaan orang tua
dan keluarganya sehari-hari. Jadi, jika ingin mencegah obesitas pada anak, mulailah dari diri
sendiri.

II.4 Cara Mengatasi Obesitas pada Anak

Pengukuran Body Mass Index (BMI) menjadi salah satu cara yang bisa dilakukan untuk
memastikan kondisi anak mengalami obesitas atau tidak. Namun, BMI sendiri tidak dapat
menghitung massa otot atau tulang pada tubuh anak.

Untuk itu, diperlukan pemeriksaan lainnya jika anak mengalami beberapa tanda dari
obesitas, seperti riwayat keluarga dengan kondisi obesitas, pola makan anak, tingkat aktivitas
fisik anak, hingga riwayat kesehatan mental anak.

Jika anak didiagnosis mengalami obesitas, sebaiknya jangan khawatir. Selain rutin
melakukan pemeriksaan pada dokter anak, ibu juga bisa melakukan perawatan di rumah untuk
8

membantu menurunkan berat badan anak yang mengalami obesitas. Berikut ini beberapa cara
yang bisa dilakukan:

1. Menjalankan pola makan sehat

Sebaiknya ibu ajak anak untuk menjalankan pola makan sehat. Pastikan anak
mengonsumsi buah dan sayuran setiap hari, membatasi asupan gula atau pemanis buatan,
menghindari makanan cepat saji, dan siapkan porsi yang sesuai dengan kebutuhan anak.

2. Ajak anak untuk berolahraga

Ibu bisa mengajak anak untuk mulai rutin berolahraga. Ajaklah untuk melakukan
olahraga ringan secara perlahan. Misalnya, berenang, jalan kaki, atau berlari. Jika anak masih
enggan untuk diajak berolahraga, tidak ada salahnya ganti olahraga dengan aktivitas fisik
yang menyenangkan.

Ibu bisa membuat permainan yang menyenangkan dan melibatkan gerakan fisik.
Misalnya, mengajak anak bermain bola, bermain lompat tali, atau menari. Pastikan anak
melakukan seluruh kegiatan dengan kondisi kesehatan yang baik.

3. Batasi waktu camilan anak

Ibu juga bisa untuk mulai membatasi waktu camilan untuk anak. Selain itu, pilihlah
makanan sehat yang bisa diberikan pada anak sebagai camilan. Mulai dari potongan buah
segar, telur rebus, atau salad sayur.

4. Jangan paksa anak untuk menghabiskan makanan

Biasanya, anak akan menunjukkan beberapa tanda saat mereka merasa kenyang.
Sebaiknya ibu jangan memaksa anak jika sudah menunjukkan tanda-tanda tersebut.

Jika anak sudah kenyang, hindari memaksa anak untuk menghabiskan makanan yang
ada di piring. Untuk menghindari makanan yang terbuang, ajarkan anak untuk mengambil
makanan dalam porsi kecil terlebih dahulu.

5. Dukung anak untuk hasil yang baik

Jangan lupa untuk memberikan dukungan pada anak agar proses ini dapat berjalan
dengan baik. Berikan pengertian pada anak bahwa kondisi berat badan yang stabil membuat
anak terhindar dari berbagai risiko gangguan kesehatan.
BAB III
KESIMPULAN

III.1 Kesimpulan

Obesitas dan kegemukan merupakan keadaan patologis sebagai akibat dari konsumsi
makanan yang jauh melebihi kebutuhannya sehingga terdapat penimbunan lemak yang
berlebihan dari apa yang diperlukan untuk fungsi tubuh dan dapat mengganggu kesehatan.
Faktor risiko kelebihan berat badan dan obesitas antara lain faktor genetik dan faktor
lingkungan. Faktor yang paling mempengaruhi adalah faktor seperti lingkungan aktivitas
fisik, nutrisi, dan sosial eknomi. Obesitas pada anak memberikan dampak buruk bagi tumbuh
kembang anak. Dampak obesitas pada anak di antaranya memiliki kecenderungan obesitas
pada dewasa dan berpotensi menjadi penyakit kardiovaskuler, hipertensi, resistensi insulin,
diabetes melitus (DM) tipe 2, gangguan ortopedik, obstructive sleep apnea. Kegemukan dan
obesitas pada anak juga memiliki dampak pada psikososial anak seperti terbatas dalam
pergaulan, terbatas dalam aktivitas fisik. Penanganan kelebihan berat badan pada anak harus
dengan obesitas dan peran lingkungan terdekat sangat membantu.

III.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan ialah agar orang tua benar-benar memperhatikan
serta mengontrol kondisi pertumbuhan dan perkembangan dan tubuh anaknya. Mengingat
bahaya yang ditimbulkan dari obesitas pada anak, maka dari itu orang tahu harus mampu
mencegah hal itu dengan memberikan nutrisi seimbang pada anak.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anton, Dirgantara. 2004. Mengatasi Bahaya Obesitas. Yogyakarta: PT Egle Indo Pharma.

Ariani, Angraini. 2008. Prevalensi Obesitas pada Anak Sekolah. Jakarta:PT Gramedia

Bhuryan, Mahmud. 2013. Risk Factors Associated with Overweight and Obesity Among
Urban School Children and Adolescents in Bangladesh. Medan: BMC Pediatrics.

Pramita, Aelia. 2014. Bahaya Berat Badan yang Berlebihan. Bandung: Pusat Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.

Renata, Claudia. 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta: PT Samco Farma.

10

Anda mungkin juga menyukai