Disusun Oleh :
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini
tepat pada waktunya Makalah ini membahas Obesitas pada Anak.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
II.II
Klasifikasi................................................................................................................5
BAB IV PENUTUP...............................................................................................20
IV.I Kesimpulan...................................................................................................20
IV.II
Saran..................................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Pada awalnya obesitas di pandang sebagai tren atau gaya hidup sebagai
tanda kesuksesan seseorang, dengan memiliki badan yang gemuk menandakan
seseorang hidup berkecukupn. Namun sekarang obesitas telah menjadi masalah
yang serius karena memicu timbulnya berbagai komplikasi penyakit yang
menyertainya. Masalah obesitas kini telah menjadi perhatian khusus badan
kesehatan dunia
Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun,
tetapi juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh.Pola penyebaran lemak tubuh
pada pria dan wanita cenderung berbeda.Wanita cenderung menimbun lemaknya
di pinggul dan bokong, sehingga memberikan gambaran seperti buah
pir.Sedangkan pada pria biasanya lemak menimbun di sekitar perut, sehingga
memberikan gambaran seperti buah apel.Masalah ini yang menjadikan bahasan
dalam asuhan keperawatan dengan obesitas menjadi sangat menarik untuk di
angkat dan di pelajari kelompok kami, semoga apa yang kami tulis dalam karya
kami dapat menjadi sesuatu yang berguba bagi kami mahasiswa keperawatan
khususnya dan khalayak ramai pada umunya.
B. Klasifikasi
2. Faktor Keturunan
Obesitas bisa diturunkan oleh orang tua. Jadi seorang anak yang
memiliki orang tua atau keluarga yang mengalami obesitas juga
berpotensi untuk mengalami hal sama. Tetapi perlu Anda ketahui
bahwa faktor keturunan tidak lantas membuat seseorang memiliki
berat berlebih. Hal ini akan muncul jika si anak mengkonsumsi kalori
berlebih dari jumlah yang seharusnya ia konsumsi.
Penanganan: Melakukan diet makanan agar jumlah kalori, lemak
maupun zat lain yang dibutuhkan oleh tubuh terpenuhi setiap harinya
dan tidak berlebihan.
D. Etiologi
E. Manifestasi klinis
Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, akan tetapi pada anak
biasanya timbul menjelang remaja dan dalam masa remaja terutama anak wanita,
selain berat badan meningkat dengan pesat, juga pertumbuhan dan perkembangan
lebih cepat (ternyata jika periksa usia tulangnya), sehingga pada akhirnya remaja
yang cepat tumbuh dan matang itu akan mempunyai tinggi badan yang relative
rendah dibandingkan dengan anak yang sebayanya. Bentuk tubuh, penampilan dan
raut muka penderita obesitas :
a. Paha tampak besar, terutama pada bagian proximal, tangan relatif kecil
dengan jari –
jari yang berbentuk runcing.
b. Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut relatif tampak kecil
dengan dagu yang
berbentuk ganda.
c. Dada dan payudara membesar, bentuk payudara mirip dengan
payudara yang telah tumbuh pada anak pria keadaan demikian
menimbulkan perasaan yang kurang menyenangkan.
d. Abdomen, membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk bandul
lonceng, kadang – kadang terdapat strie putih atau ungu.
e. Lengan atas membesar, pada pembesaran lengan atas ditemukan
biasanya pada biseb dan trisebnya
1. Tujuan
Tujuan utama tata laksana obesitas pada anak dan remaja adalah
menyadarkan tentang pola makan yang berlebihan dan aktivitas yang kurang serta
memberikan motivasi untuk memodifikasi perilaku anak dan orang tua. Tujuan
jangka panjang adalah perubahan gaya hidup yang menetap.
2. Pengaturan Makanan
a. Pada bayi.
Sebaiknya diberikan ASI eksklusif, bila menggunakan susu formula
perhatikan takaran dan volume pemberian susu.
makanan padat tidak boleh diberikan kurang dari 4 bulan; bayi mulai
diperkenalkan minum dengan cangkir umur 7 -8 bulan, botol mulai
dihilangkan umur 1 tahun.
Pemberian sayur dan buah jangan sampai terputus.
b. Anak usia pra sekolah (1 - 3 th).
Hindari makan gorengan (krupuk, keripik, dll) dan penambahan lemak
untuk memasak. (mi sal : santan, minyak, margarine)
Pilih daging yang tidak berlemak.
Lebih baik gunakan margarine, keju yang rendah lemak
Hindari penambahan gula pada makanan dan minuman, pemanis
buatan (mis : aspartame) bisa digunakan bila perlu.
Hindari coklat, permen, cake, biskuit, kue kue dan makanan lain
sejenis.
Berikan sayuran setiap makan dan buah untuk makanan selingan.
Gunakan susu rendah lemak atau tanpa lemak.
Pada usia ini (0 - 3 th) tidak perlu diberikan pengurangan kalori dari
kebutuhannya, bayi/anak akan mengalami penurunan BB secara spontan sesuai
dengan pertumbuhannnya. Pengurangan kalori dibawah kebutuhan jika tidak
dirancang dengan baik dapat menimbulkan defisiensi zat gizi yang mungkin dapat
menghambat tumbuh kembang anak yang masih pesat terutama tumbuh kembang
otak.
c. Anak usia sekolah (4 - 6 th).
Hal hal yang dianjurkan sama dengan anak usia pra sekolah. Energi
diberikan sesuai kebutuhan. Dalam keadaan yang terpaksa, misal pernafasan
terganggu, susah bergerak diberikan pengurangan kalori dengan pengawasan yang
ketat.
d. Anak usia remaja
Target penurunan berat badan dapat direncanakan setiap kunjungan,
biasanya 1 - 2 kg/ bulan. Penurunan asupan kalori diberikan bertahap sekitar 300 -
500 Kalori dari asupan makanan sehari-hari .
Penurunan berat badan tidak perlu menghilangkan seluruh kelebihan berat abdan
karena pertumbuhan linier masih berlangsung, penurunan berat badan cukup
sampai berat badan berada 20 % diatas berat badan ideal.
3. Modifikasi Perilaku
a) Monitor diri sendiri, anak dilatih untuk memonitor asupan makan dan
aktivitas fisik, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anak dan
keluarga terhadap gizi dan kegiatan fisik
b) Stimulus kontrol, bermacam macam kejadian yang memicu keinginan
makan atau makan berlebihan, contoh : makan sambil menonton TV,
Makanan dihidangkan di meja. Strategi: TV tidak dipasang di kamar
makan, makanan disimpan di lemari untuk meminimalkan penglihatan
terhadap makanan.
c) Perubahan perilaku, contoh: kebiasaan makan cepat dirubah perlahan
lahan, mengontrol besar porsi sehingga merasa puas dengan besar porsi
sedang dan meminimalkan snack.
d) Memberikan imbalan apabila anak berhasil menurunkan berat badan.
e) Tehnik perilaku kognitif, yaitu mengembangkan teknik pemecahan
masalah, seperti merencanakan untuk situasi dengan resiko tinggi, misal
pada waktu liburan, atau pesta/ pertemuan untuk menekankan agar tidak
makan berlebihan.
A. Kesimpulan
B. Saran
Jadikan kebiasaan yang sehat sebagai hal wajib bagi keluarga. Jika Anda
melakukannya, kebiasaan itu akan menjadi pola hidup bagi anak-anak Anda, yang
akan terbawa hingga dewasa.
Apa yang dapat dilakukan Orang Tua ?
Beli dan sajikan lebih banyak buah dan sayuran daripada makanan yang siap olah.
Batasi minuman ringan, minuman yang manis-manis, dan camilan manis yang
kaya lemak. Sebaliknya, berikan air atau susu rendah lemak dan camilan yang
sehat.
Memasaklah dengan metode rendah lemak, seperti memanggang dan mengukus,
ketimbang menggoreng.
Sajikan makanan dalam porsi yang lebih kecil. Jangan gunakan makanan
sebagai upah atau suap. Jangan sampai anak tidak sarapan, karena dapat membuat
mereka makan berlebihan setelah itu. Makanlah di meja makan. Makan di depan
TV atau layar komputer membuat orang tidak menyadari seberapa banyak yang
dikonsumsi dan apakah ia sudah kenyang.
Anjurkan gerak badan, seperti bersepeda, main bola, dan lompat tali.
Batasi waktu untuk menonton televisi, menggunakan komputer, dan bermain
video game.
Rencanakan kegiatan keluarga yang aktif di luar rumah, seperti pergi ke kebun
binatang, berenang, atau bermain di taman. Suruhlah anak-anak melakukan
pekerjaan fisik.
Berilah contoh dalam pola makan yang sehat dan olahraga.
DAFTAR PUSTAKA