Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

KEPERAWATAN ANAK
OBESITAS
Dosen pengampu : Budi Somatri,S.Kep.,Ners.,M.Kep

Disusun oleh :

Sulistya Oftaryani 1120057 Annisa Fitri S 1120065


Ridha Destriyani 1120058 Chriswina Aulia 1120066
Nurul Awalliyah 1120059 Dila Dwi Citra 1120067
Novita Repronika 1120060 Yuniar Fatsa 1120068
Sri Wahyuni 1120061 Sakila Olivia 1120069
Elsa Natalia 1120062 Silpa Aulia 1120070
Hesti Winda 1120063 Ragea Pury 1120071
Rini Ajeng 1120064

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini, tepat pada waktunya, Shalawat
serta salam kami curahkan kepada Nabi kita yaitu Muhammad SAW. yang membawa
kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang lebih baik, berlimpah ilmu
pengetahuan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca,sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah
inisehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena yang kami miliki
sangat kurang.Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan – masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 22 April 2022

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................3
2.1 Pengertian Obesitas......................................................................................................3
2.2 Faktor Penyebab Obesitas pada Anak...........................................................................4
2.3 Pencegahan Obesitas....................................................................................................5

BAB III.......................................................................................................................7
ASUHAN KEPERAWATAN OBESITAS..............................................................7
3.1 Pengkajian....................................................................................................................7
3.2 Analisa Data...............................................................................................................15
3.3 Rumusan Masalah......................................................................................................16
3.4 Perencanaan Keperawatan..........................................................................................17
3.5 Implementasi dan Evaluasi.........................................................................................20

BAB IV.....................................................................................................................23
JURNAL OBESITAS.............................................................................................23
4.1 Judul...........................................................................................................................23
4.2 Abstrak.......................................................................................................................23
4.3 Pendahuluan...............................................................................................................24
4.4 Metode Penelitian.......................................................................................................25
4.5 Hasil dan Pembahasan................................................................................................26

BAB V.......................................................................................................................28
PENUTUP................................................................................................................28
5.1 Kesimpulan.................................................................................................................28
5.2 Saran...........................................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obesitas adalah kondisi akumulasi lemak yang abnormal atau berlebihan
di jaringan adiposa. Obesitas pada anak merupakan masalah kesehatan karena
prevalensi obesitas anak di dunia semakin meningkat. Obesitas pada anak dapat
menjadi penyakit komorbiditas seperti asma, diabetes, dan penyakit
kardiovaskuler. Walaupun mekanisme terjadinya belum sepenuhnya di mengerti,
tetapi telah dikonfirmasi bahwa obesitas terjadi karena pemasukan energi melebihi
pengeluaran energi (soetjiningsih, 1995).
Pemenuhan gizi pada anak memanglah sangat penting dan harus
mendapatkan perhatian khusus sejak kecil. Namun pemenuhan gizi tersebut juga
harus sesuai dengantakarannya. Karena obesitas yang terjadi pada anak bisa
beresiko tinggi menjadi obesitas pada masa dewasa dan dapat berpotensi
menimbulkan penyakit. Jadi obesitas tidak hanya terjadi pada remaja ataupun
orang dewasa, tetapi bisa terjadi pada anak-anak.
Obesitas merupakan salah satu masalah rumit yang seringkali dihadapi
oleh anak-anak maupun remaja. Menurut para ahli, obesitas dipengaruhi oleh
beberapa faktor penyebabnya. Penyebab terjadinya obesitas dipengaruhi oleh
genetik dan lingkungan. Selain itu, obesitas juga dipengaruhi oleh faktor sosial,
faktor gaya hidup, faktor kompensasi, kurang gerak/berolahraga, disfungsi salah
satu fungsi otak, serta pola makan yang berlebihan.
Di samping itu, obesitas bisa dicegah dengan cara yang diantaranya
dengan melakukan olahraga secara teratur maupun mengatur pola makannya. Di
dalam melakukan pencegahan pada anak yang obesitas, dukungan ataupun
dorongan dari orang tua sangatlah berpengaruh dan ini merupakan pencegahan
melalui faktor lingkungan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang di maksud dengan obesitas itu?
2. Apa saja faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya obesitas pada
anak?
3. Bagaimana cara mencegah terjadinya obesitas pada anak?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengeretian dari obesitas.
2. Untuk mengetahui faktor resiko apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya
obesitas pada anak.
3. Untuk mengetahui cara mencegah terjadinya obesitas dikalangan anak.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Obesitas


Massa anak-anak merupakan massa dimana anak sedang melakukan
pertumbuhan. Dalam proses pertumbuhannya, anak memerlukan pemenuhan gizi
yang tepat. Dalam hal ini orang tualah yang berpengaruh besar dalam hal
pemenuhan gizi pada anak. Pemenuhan gizi ini juga harus sesuai takarannya agar
tidak terjadi kelebihan berat badan.
Kelebihan gizi yang menimbulkan obesitas dapat terjadi baik pada anak-
anak hingga usia dewasa. Obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan antara
jumlah energi yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai
fungsi biologis seperti pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, pemeliharaan
kesehatan. Jika keadaan ini berlangsung terus menerus dan dalam jangka waktu
yang cukup lama, maka dampaknya adalah terjadinya obesitas.
Obesitas atau kegemukan merupakan salah satu permasalahan yang sangat
merisaukan remaja. Namun disisi lain obesitas juga banyak terjadi dikalangan
anak-anak. Obesitas adalah kondisi akumulasi lemak yang abnormal atau
berlebihan di jaringan adiposa. Obesitas pada anak merupakan masalah kesehatan
karena prevalensi obesitas anak di dunia semakin meningkat. Obesitas atau
kegemukan terjadi pada saat badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan
penumpukan adipose (jaringan lemak khusus yang disimpan oleh tubuh) secara
berlebihan.
Obesitas pada masa anak dapat meningkatkan kejadian diabetes mellitus
(DM) tipe 2. Obesitas yang terjadi pada anak bisa beresiko tinggi menjadi obesitas
pada massa remaja dan berpotensi mengakibatkan gangguan metabolisme glukosa
dan penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, penyumbatan pembuluh darah,
dan lain-lain. Selain itu, obesitas pada anak khususnya usia 6-7 tahun juga dapat
menurunkan tingkat kecerdasan karena aktifitas dan kreatifitas anak menurun dan
membuat anak malas karena kelebihan berat badan.

3
2.2 Faktor Penyebab Obesitas pada Anak
Obesitas pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor
penyebab obesitas diantaranya yaitu:
a. Faktor Genetik
Obesitas (kegemukan) dapat terjadi karena faktor genetik atau
keturunan dari generasi sebelumnya ke generasi berikutnya didalam sebuah
keluarga. Oleh karena itu, banyak kita jumpai diluar sana bahwa anak yang
gemuk cenderung memiliki orang tua yang gemuk juga. Dalam hal ini, dapat
diketahui bahwa faktor genetik telah berpengaruh dalam menentukan jumlah
unsur sel dalam tubuh. Hal ini dimungkinkan karena pada saat ibu yang
obesitassedang hamil maka unsur sel lemak yang berjumlah besar dan
melebihi ukuran normal, secara otomatis akan diturunkan kepada sang bayi
selama dalam kandungan. Maka tidak heranlah bila bayi yang lahirpun
memiliki unsur lemak tubuh yang relatif sama besar.
b. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ternyata juga mempengaruhi seseorang untuk
menjadi gemuk. Jika seseroang dibesarkan dalam lingkungan yang
menganggap gemuk adalah simbol kemakmuran dan keindahan maka orang
tersebut akan cenderung untuk menjadi gemuk. Selama pandangan tersebut
tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal maka orang yang obesitas tidak akan
mengalami masalah-masalah psikologis sehubungan dengan kegemukan.
c. Faktor Sosial
Faktor sosial dapat berpengaruh terhadap obesitas. Hal ini
dikarenakan pandangan sosial masyarakat bahwa jika dalam anggota keluarga
seseorang ada yang bertubuh gemuk maka, keluarga tersebut dinilai sukses
dan berkarir bagus. Dan ada pula yang beranggapan bahwa gemuk adalah
lambang dari kemakmuran.
d. Faktor Gaya Hidup
Faktor gaya hidup dapat menyebabkan terjadinya obesitas, seperti
pola makan. Pola makan yang berlebihan dapat membuat anak menjadi
kelebihan berat badan. Asupan makanan berlebihan ini berasal dari jenis
makanan olahan serba instan, minuman soft drink, makanan cepat saji
(burger, pizza, hot dog), dan makanan siap saji lainnya yang tersedia di kedai

4
makanan. Selain itu, anak yang kelebihan berat badan atau kegemukan
membuat mereka menjadi malas untuk bergerak apalagi untuk berolah raga.
Olah raga juga termasuk kedalam faktor gaya hidup.

2.3 Pencegahan Obesitas


Adapun beberapa cara/penanganan untuk melakukan pencegahan terhadap
obesitas, anatara lain:
a. Olahraga
Olahraga merupakan latihan yang paling efektif untuk mengurangi
obesitas yang berfungsi membakar lemak tubuh, untuk itu ciri-ciri, takaran,
jenis dan model latihan olahraganya adalah sebagai berikut :
1) Ciri-ciri gerak melibatkan otot besar, dilakukan secara kontinyu dengan
gerakan ritmis.
2) Takaran latihan : intensitasnya 65 % - 75 % detak jantung maksimal,
durasi 20-60 menit, Frekuensi 3-5 kali/minggu. Dengan intensitas 65%-
75% akan terjadi penurunan berat badan secara optimal, sebab lebih dan
50 energi yang diperlukan untuk aktivitas berasal dan pembakaran lemak
tubuh dan setiap berlatih pembakaran lemak yang aman adalah 500-1000
kalori.
3) Jenis latihannya adalah latihan aerobik.
4) Model Iatihannya dapat dipilih antara lain jalan, jogging, bersepeda,
renang, dan semam aerobic. Berbagai model latihan tersebut dapat di
kerjakan di alam terbuka atau di pusat-pusat kebugaran.Agar Penurunan
berat badan untuk mengatasi obesitas dapat optimal, selain latihan diatas
perlu dilengkapi dengan latihan beban untuk mengencangkan otot-otot
tubuh dengan takaran 15 repetisi, di kerjakan sebanyjak 2-3 set untuk
setiap otot recovery 30 detik antar set.
b. Terapi Psikologis
1) Dengan menggunakan CBT ( Cognitif Behavioral Treatment) terapi ini
dapat digunakan seperti halnya dalam mengatasi bulimia nervosa.
Terapi kognitif-perilaku (CBT) merupakan terapi yang
mendasarkan pada teori kognitif perilaku yang menekankan pada
kesaling terkaitan antara pikiran, perasaan dan perilaku, Menurut teori ini

5
psikopatologi terjadi bila terdapat ketidak sesuaian antara tuntutan-
tuntutan lingkungan dengan kapasitas adaptif individu. Teoari ini sangat
efektif karena penderita telah memiliki kesadaran bahwa mereka
memiliki berat badan yang berlebih, pola makan yang tidak normal.
Namun mereka tidak berdaya untuk mengendalikan dorongan makan
pada saat perut terasa lapar sehingga diperlukan penyadaran pikiran dan
perasaan agar subjek mampu mengenali dan kemudian mengevaluasi
atau rnengubah cara berfikir, keyakinan dan perasaannya (mengenali diri
sendiri dan lingkungan) yang salah, dapat mengubah perilaku
maladaptive dengan cara mempelajari ketrampilan pengendalian diri dan
staregi pemecahanmasalah yang efektif.
Misalnya subjek diminta untuk melakukan latihan-latihan
menantang pikiran yang negative seperti membandingkan gambar-
gambar wanita atau pria yang mempunyai tubuh gemuk dan yang
mempunyai tubuh ramping dengan tujuan mernbangkitkán persepsi yang
berhubungan dengan body image-nya.
2) Self Monitoring
Self monitoring ini berhubungan dengan lingkungan di sekitarnya
dalam hal ini adalah keluarga dan terapis.Keluarga berhubungan dengan
pengaturan segala jenis makanan yang dikonsumsi, pengatur waktu
makan dan aktivitas diri. serta keluarga berperan dalam meningkatkan
motivasi dan rasa percaya diri.Sedangkan terapis berperan dalam
mengontrol kemajuan-kemajuan selama perlakuan diberikan dan target-
target yang harus dicapai oleh penderita.

6
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN OBESITAS

3.1 Pengkajian
a. Biodata Identitas Pasien
Nama : Tn. K
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 63Tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Bm Muda kota Padang Sidempuan
Tanggal masuk RS : 13-04-2017
No. Regiser : 1705050057
Ruangan/kamar : ICU
Golongan Darah :B
Tanggal Pengkajian: 13-05-2017
Tanggal lahir : 31-12-1954
Diagnosa Medis : Obesitas
b. Keluhan Utama
Pasien mengatakan mual, tubuh lemas, dan pasien mengatakan sering
mengkonsumsi makan- makanan yang mengandung tinggi garam dan
berlemak.Pasien juga merasa berat badan lebih dari batas normal.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Provocative/Palliative
a) Apa penyebabnya
Pasien mengatakan bahwa penyakitnya di akibatkan karena
kurang energi, kurang zat-zat gizi yang penting dan kurangnya
nutrisi di dalam tubuh.
b) Hal-hal yang memperbaiki keadaan

7
Pasien mengatakan mengurangi porsi makanan berlebih dan
mengurangi makanan tinggi lemak dan garam.
2) Quantity/Quality
a) Bagaimana dirasakan
Klien merasa berat badannya meningkat dari batas berat
badan normal.
b) Bagaimana dilihat
Pasien tampak gemuk dengan BB : 77 kg
3) Severity
Pasien mengatakan bahwa penyakitnya sangat menggangu
kegiatannya sehari-hari dan pekerjaanya.
d. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1) Penyakit yang pernahdialami
Pasien mengatakan bahwa dia tidak memiliki riwayat penyakit
2) Pengobatan atau tindakan yang dilakukan
Pasien mengatakan bahwa dia tidak pernah mendapatkan tindakan
ataupun pengobatan sebelumnya.
3) Pernah dirawat/dioperasi.
Tidak pernah
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Orang tua
Klien mengatakan orang tua tidak memiliki riwayat penyakit .
2) Saudara kandung
Saudara kandung pasien tidak memiliki ada riwayat penyakit .
3) Penyakit keturunan yang ada
Pasien mengatakan tidak ada penyakit turunan pada keluarga.
4) Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Klien mengatakan tidak ada saudara atau anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa.
5) Anggota keluarga yang meninggal
Kedua orang tua pasien.
6) Penyebab meninggal

8
Pasien mengatakan bahwa penyebab meninggal disebabkan karena faktor
usia, bukan karena penyakit apapun.
f. Riwayat Keadaan Psikososial
1) Persepsi pasien tentang penyakitnya
Pasien mengatakan bahwa semua penyakit yang ada pada dirinya karena
kuasa tuhan.
2) Konsep diri
- Gambaran diri : Pasien megatakan bahwa tubuhnya lemas.
- Ideal diri : Pasien mengatakan ingin cepat sembuh.
- Harga diri : Pasien tidak merasa malu akan penyakitnya.
- Perandiri : Dikeluarga klien berperan sebagai kepala keluarga.
- Identitas : Pasien adalah seorang kepala rumah tangga.
3) Keadaan Emosi: Saat dilakukan pengkajian keadaan emosi pasien terlihat
stabil.
4) Hubungan Sosial
- Orang yang berarti: Pasien mengatakan hubungan dengan orang-
orang yang berarti bagi dirinya sangat baik.
- Hubungan dengan keluarga: Baik.
- Hubungan dengan orang lain : Pasien mengatakan orang-orang
disekitarnya ramah dan baik serta hubungannya terjalin baik, dan
pasien cepat akrab dengan orang yang baru dikenal.
- Hambatan dalam berhubungan :Tidak ada hambatan dalam
hubungan dengan orang lain.
5) Spiritual
- Nilai dan keyakinan : Pasien beragama islam, dan pasien sangat
yakin dan percaya kepada allah swt.
- Kegiatan ibadah : Selama dirawat dirumah sakit, pasien melakukan
ibadahsemampunya di tempat tidur.
g. Status Mental
- Tingkat Kesadaran : Compos mentis.
- Penampilan : Rapi
- Pembicaraan : Lambat

9
- Alam perasaan : Sedih
- Afek : Datar
- Interaksi selama wawancara : Baik
- Memori : Daya ingat baik
h. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum : Tn. K tampak lemah dan kurang pergerakan
2) Tanda-tanda vital
- Suhu tubuh : 37 ºC sebelum beraktivitas
- Tekanan darah : 150/100 mmHg sebelum beraktivitas
- Nadi : 80kali/menit sebelum beraktivitas
- Pernafasan : 27 kali/menit sebelum beraktivitas
- TB : 165 cm
- BB : 77kg
3) Pemeriksaan Head to toe
Kepala dan rambut
- Bentuk : Bulat dan simetris.
- Ubun-ubun : Tidak ada benjolan
- Kulit Kepala : Kurang bersih
Rambut
- Penyebaran dan keadaan rambut: Rambut kurang rapih dan
penyebarannya tumbuh merata.
- Bau : Tidak berbau
- Warna kulit : Sawo matang
Wajah
- Warna Kulit : Sawo matang.
- Struktur wajah : Oval dansimetris.
Mata
- Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap dan simetris.
- Palpebra : Tidak ada keainan.
- Konjungtiva dan sclera : Berwarna merah dan berwarna
putih.
- Pupil : Isokor.

10
- Cornea dan iris : Cornea tidak ada kelainan, iris
mulai berwarna putih
- Visus : Tidak dilakukannya pemeriksaan
visus .
- Tekanan bola mata : Tidak dilakukanya pemeriksaan.
Hidung
- Tulang hidung dan posisi septum nasi: Simetris.
- Lubang hidung : Bersih, tidak ada sekret.
- Cuping hidung : Tidak ada cuping hidung.
Telinga
- Bentuk telinga : Daun telinga normal dan simetris.
- Ukuran telinga : Simetris kiri dan kanan.
- Lubang telinga : Lubang telinga paten danbersih.
- Ketajaman pendengaran : Ketajaman pendengaran baik.
Mulut dan faring.
- Keadaan bibir : Mukosa bibir baik (tidak anemis).
- Keadaan gusi dan gigi : Gusi merah, dan gigi tidak lengkap.
- Keadaan lidah : Bersih.
- Orofaring : Pita suara baik.
Leher
- Posisi trachea : Normal.
- Thyroid : Tidak ada pembesaran pada thyroid.
- Suara : Normal.
- Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran limfe.
- Vena jugularis : Tidak ada distensi pembengkakan vena jugularis.
- Denyutnadikarotis : Denyut nadi karotis teraba.
Pemeriksaan intergumen
- Kebersihan : Kurang bersih.
- Kehangatan : Hangat.
- Warna : Warna kulit sawo matang.
- Turgor : Turgor kulit kurang lembab.
- Kelembapan : Tidak ada kelainan pada kulit.

11
- Kelainan pada kulit : Tidak terdapat kelainan pada kulit pasien.
Pemeriksaan thoraks/dada
- Inspeksi thoraks : Bentuk normal, simetris, pernafasan teratur,tidak
ada gangguan nafas.
- Pernafasan (frekuensi, irama) : 27x/menit, dengan irama teratur.
- Tanda kesulitan bernafas : Tidak ada tanda kesulitan bernafas.
Pemeriksaanparu
- Palpasi getaran suara : Gerak dada normal.
- Perkusi : Suararesonan
Pemeriksaan Muskoloskeletal Ektremitas
Simetris, ekstremitas lengkap.
1) Pola Kebiasaan Sehari – hari
Pola Makan dan Minum
- Frekuensi makan / hari : Pasien mengatakan makan 3x sehari,
tetapi ada selingan.
- Nafsu/ selera makan : Nafsu makan sehari-hari baik.
- Nyeri uluhati : Tidak ada rasa sakit pada ulu hati pasien.
- Mual dan muntah : Tidak ada mual dan muntah.
- Waktu pemberian makan : Pagi pada jam 08.00 wib, siang pada jam
12.00, dan malam jam 18.00 wib.
- Jenis makan & jumlah : Jenis makanan pada pasien adalah puding
20% dari total kebutuhan kalori dalam satu hari (makanpagi).
- Waktu pemberian cairan/minum : Pemberian cairan pada pasien
diberikan sesering mungkin.
- Masalah makan dan minum : Pasien tidak merasakan ada
masalah pada saat makan dan minum.
2) Perawatan diri/personal hygiene
- Kebersihan tubuh : Bersih.
- Kebersihan gigi dan mulut: Kurang bersih.
- Kebersihan kuku kaki dan tangan:Kurang bersih.

12
3) Polakegiatan/Aktivitas
- Uraian aktivitas pasien untuk mandi makan, eliminasi, ganti pakaian
dilakukan secara dibantu oleh keluarga klien.
- Uraian aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit Pasien hanya
bisa berdoa selama sakit dan melakukan ibadahnya di tempat tidur
pasien.
4) Pola Eliminasi
a) BAB
- Pola BAB : Pasien BAB 2 kali dalam sehari pagi& malam
hari
- Karakter feses : Normal
- Riwayat perdarahan : Tidakada riwayat perdarahan.
- BAB terakhir : Saat dilakukan pengkajian Pada pukul 06.00 wib.
- Diare : Pasien tidakada mengalami riwayat penyakit diare.
- Penggunaan laksatif : Tidak ada penggunaan laksatif.
b) BAK
- Pola BAK : >2 kali, tetapi yang dilihat pada kateter urin Tn.K
pada pukul 10 siang telah terisi 500 cc.
- Karakter urine : Kuningterang.
- Nyeri/kesulitan BAK : Adanya nyeri disebabkan pemasangan
kateter.
- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih :Tidak ada riwayat
penyakit ginjal.
- Penggunaan diuretik : Tidak ada penggunaan deuretik.
Hasil Pemeriksaan Lab :
- Natrium : 134 mmol/L
- Kalium/K : 2.18 mmol/L
- Hemoglobin : 8.5 g/dl
- Leokosit : 11.02 10³
- Eritrosit : 2.90 10³
- Trombosit : 467 10³

13
Hasil glukosa darah :
- Glukosadarahsewaktu : 270mg/dl
Hasil Kimia Darah
- Ph : 7.50
- O2 saturasi : 100 %
Nilai Normal :
- Natrium : 134 mmol/L
- Klorida : 95 - 105 mEq/L
- Kalium/K : 3.5 - 5.0mmol/L
- Hemoglobin : 14 - 18 gr/dl pada laki-laki
- Leokosit : 4000 - 10.000 mm³
- Eritrosit : 4,6 - 6,2 jt mm³ pada laki-laki
- Trombosit : 200.000 - 400.000 / mel
- Glukosadarah: puasa 70-110 mg/dl
- Ph : 7,35 - 7,45
- O2 saturasi : 95 - 100 %

14
3.2 Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


Keperawatan
1. Ds : Konsentrasi intake makanan pada Nutrisi,
- Tn.K mengatakan menjelang malam hari Ketidakseimbangan:
suka mengkonsumsi lebih dari kebutuhan
makan-makanan yang Jarang berolahraga tubuh
mengandung tinggi
garam dan lemak. Peningkatan berat badan

- Tn.K mengatakan
jarang Nutrisi, Ketidakseimbangan:

berolahraga. lebih dari kebutuhan tubuh

Do :
- Keluarga tidak
memisahkan
makanan untuk
Tn.K
- BB : 77 kg
- TB : 165 cm
- RR : 27x/i
sebelum aktivitas
- berat badan
berlebih 10% dari
berat badan
normal.
2. Ds : Cemas Gangguan pola tidur
- Tn.K mengatakan
sulit tidur dan Perasaan tidak nyaman
badan terasa lemah
Do : Pola tidur tidak teratur

- Adanya lingkaran

15
hitam di bagian Gangguan pola tidur
mata pasien
(kantong mata.)
- Keadaan pasien
yang kurang
bersemangat dan
lemas.

3. Ds : Obesitas Intoleransi aktivitas


- Tn.K mengatakan
kesulitan dalam Gangguan perkembangan otot
melakukan
pergerakan Frekuensi jantung yang tidak

- Tn.K mengatakan normal

kurang energi
dalam gangguan sistem saraf pusat

menjalankan Intoleransi aktivitas

aktivitas.
Intoleransi aktivitas
Do :
- tubuh tampak
cepat letih setelah
melakukan
aktivitas.
- frekuensi jantung
atau tekanan darah
yang tidak normal.

3.3 Rumusan Masalah


Masalah Keperawatan:
1. Gangguan ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh.
2. Gangguan pola tidur.
3. Intoleran aktivitas.

16
Diagnosa Keperawatan Prioritas
1. Gangguan ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh
berhubungandengan asupan yang berlebihan terhadap kebutuhan metabolik
ditandai dengan berat badan Tn.K 10% lebih berat dari badan ideal dan pola
makan yang terlalu berlebihan.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan ditandai dengan
adanyalingkaran disekitar mata Tn.K dan Tn.K sering menguap.
3. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan umun dan gaya hidup
kurang gerak ditandai dengan Tn.K mengatakan kesulitan dalam pergerakan
dan merasa lemah.

3.4 Perencanaan Keperawatan

No Dx Perencanaan Keperawatan
1. Tujuan :
- Pemenuhan nutrisi dapat terpenuhi
dan tidak berlebihan, serta
menurunkan berat badan .
Kriteria hasil :
- Mengerti factor yang meningkatkan
berat badan
- Mempertahankan berat badan dalam
batas normal
- Mentoleransi diet yang di anjurkan
- Memperlihatkan pola makan yang
teratur
Rencana Tindakan Rasional
1. Lakukan hubungan saling percaya antara 1. Menjadikan hubungan
pasien dan keluarga pasien baik antara Pasien dan
2. Kaji makanan yang disukai pasien yaitu: keluarga.
Daging, Telur dan mie instan 2. Mengetahui makanan
3. Anjurkan pasien untuk merubah yang disukai pasien
kebiasaan pola makan tidak pada malam 3. Menjadikan pola makan

17
hari saja. Melainkan makan diwaktu yang yang sehat bagi pasien.
teratur misalnya di pagi dan siang hari. 4. Menjadikan pasien dalam
4. Anjurkan pasien untuk makan dengan gizi gaya hidup yang sehat .
yang seimbang .yaitu dengan
mengkonsumsi sayur-sayuran dan juga
buah-buahan.

No Dx Perencanaan Keperawatan
2. Tujuan :
Menjadikan pasien untuk pola tidur yang
teratur.
Kriteria hasil :
- Jumlah jam tidur dalam batas normal
- lingkaran mata hitam (kantong mata)
memudar .
- Pasien terlihat lebih fresh dan
bersemangat
Rencana Tindakan Rasional
1. Anjurkan pasien untuk tidur dalam waktu 1. Menjadikan pola tidur
yang teratur. yang teratur untuk
2. Anjurkan pasien untuk tidak pasien.
3. Menetapkan rutinitas waktu tidur 2. Menghasilkan pikiran
4. Anjurkan meminum susu hangat sebelum tenang bagi pasien
tidur . 3. Mengetahui waktu tidur
5. Lakukan mandi air hangat sebelum tidur. dan perubahan pola tidur
6. Keadaan tempat tidur yang nyaman, klien.
bersih, dan bantal yang nyaman. 4. Mempercepat pasien
untuk tidur lebih awal
5. Memberi rasa nyaman
dan bersih
6. Memberikan dan
menghasilkan tempat

18
yang nyaman.
No Dx Perencanaan Keperawatan
3. Tujuan :
Mempertahankan kemampuan aktivitas
seoptimal mungkin.
Kriteria hasil :
- Membangkitkan energi kembali
- Meningkatkan pengetahuan dalam
perawatan diri
- Meningkatkan pergerakan
- Menambah semangat untuk
beraktivitas
Rencana Tindakan Rasional
1. Monitor keterbatasan aktivitas dan 1. Merencanakan intervensi
kelemahan saat aktivitas dengan tepat
2. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas 2. Pasien dapat memilih dan
3. Kolaborasi dengan dokter dan fisioterapi merencanakannya sendiri
dalam latihan aktivitas 3. Mengkaji sejauh mana
4. Lakukan istirahat yang adekuat stelah perbedaan
latihan dan aktivitas peningkatan selama
5. Berikan diet yang adekuat dengan aktivitas
kolaborasi ahli pada ahli diet 4. Meningkatkan kerja
sama tim dan
perawatan holistic
5. Membantu
mengembalikan energi

19
3.5 Implementasi dan Evaluasi

Hari / Tgl No Dx Implementasi keperawatan Evaluasi (SOAP)


Kamis 1. 1. Mengajak pasien serta keluarga S :
13/04/201 untuk menjalani hubungan - Pasien mengatakan
7 baik dan saling percaya. cepat lapar dan haus
2. Menegaskan kepada pasien pada malam hari
untuk tidak berlebihan memakan- O :
makanan yang berlemak. - BB : 77 kgsebelum
3. Menganjurkan pasien untuk masuk rumah sakit.
mengatur pola makan yang benar - BB : 76 kg setelah
3x sehari. masuk rumah sakit.
4. Menganjurkan pasien untuk - TD : 150/100 mmHg
selalu makan- makanan dengan masuk rumah sakit
gizi yang seimbang. - berat badan berlebih
5. Memonito ttv. 10% dari berat badan
normal.
6. Mengkaji riwayat nutrisi.
7. Memonitor adanya penurunan A : Masalah belum
teratasi
berat badan yang berlebihan.
P : Intervensi
dilanjutkan

20
Kamis 2. 1. Menegaskan pasien untuk S :Pasien
13/04/201 tetap menjalani pola tidur mengatakan sulit tidur
7 yang teratur. O:
2. Menyarankan pasien agar - Adanya lingkaran
berpikir positif dalam hitam di bagian mata
menjalani masalah yang pasien (kantong mata
dialaminya )
3. Anjurkan pasien untuk - raut wajah pasien
konsisten dalam rutinitas pola yang tampak lemas.
tidur yang dia buat. A : Masalah belum
4. lakukan pengkajian masalah teratasi
gangguan tidur pasien, P : Intevensi dilanjutkan
karakteristik, dan penyebab
kurang tidur.
5. Berikan pengetahuan
kesehatan: jadwal tidur,
mengurangi stress, cemas, dan
latihan relaksasi.

21
Kamis 3. 1. Bantu pasien dalam melakukan S :
13/04/ aktivitas sendiri. Tn. K mengatakan
2017 2. motivasi pasien untuk tetap kesulitan dalam
semangat dan tidak mengeluh. melakukan pergerakan
3. menganjurkan pasien untuk
menggunakan alat bantu gerak O :
seperti : kursi roda. - Adanya
4. Menganjurkan pasien untuk kelemahan
merubah gaya hidup untuk - Adanya masalah
menyimpan energi. sirkulasi atau
5. Catat tanda vital sebelum dan pernafasan
sesudah aktivitas - TTV sebelum
beraktivitas
- TD: 150/100
mmHg
- RR: 27 x/menit
- HR:80 x/menit
- T:37°C
- TT setelah
beraktivitas
- TD:160/100
mmHg
- RR:29 x/menit
- HR:85 x/menit
- T: 37°C
A : Masalah belum
teratasi
P : Intevensi dilanjutkan

22
BAB IV
JURNAL OBESITAS

4.1 Judul
HUBUNGAN kONSUMSI FASTFOOD DENGAN KEJADIAN OBESITAS
PADA ANAK SD DI KOTA MANADO

4.2 Abstrak
Kegemukan saat anak-anak bisa disebabkan akibat makan melebihi
kebutuhan, kurangaktivitas fisik, dan karena pengaruh iklan makanan yang
berlebihan. Gaya hidup masa kini juga bisamenyebabkan kegemukan yaitu adanya
kecenderungan suka mengkonsumsi makan cepat saji ataufast food modern
seperti burger, pizza, frenc fries peneletian bertujuan Untuk mengetahui
hubungan konsumsi fast food dengan kejadian obesitas pada anak SD di Kota
Manado dengan menggunakan metode penelitian survei analitik dengan
menggunakan rancangan Cross sectional (potong lintang), dengan menggunakan
uji menggunakan uji chisquare (x2), pada tingkat kemaknaan 95% (α 0,05). Hasil
penelitian ada hubungan antara hubungan konsumsi fast food dengan kejadian
obesitas pada anak SD di Kota Manado dengan nilai p = 0,024 kesimpulan
Prevalensi Obesitas pada anak SD di Kota Manado pada tahun 2013 adalah laki-
laki 44 orang (32,4%) dan perempuan 24 orang (17,6%) Asupan energi fast food
pada anak > rata-rata dan mengalami obesitas sebesar 33,8% dan tidak mengalami
obesitas sebesar 23,5% Terdapat hubungan antara konsumsi fast food dengan
kejadian obesitas pada Anak SD di kota Manado dengan nilai p = 0,024 saran
Fast food yang menjadi penyebab obesitas anak pada penelitian ini hendaknya
menjadi perhatian bagi pengambil kebijakan untuk lebih memperhatikan
kebiasaan makan anak. Pihak orang tua sebaiknya lebih membatasi anak
mengkonsumsi makanan camilan dalam jumlah berlebih atau makanan yang
tinggi kalori namun rendah serat (fast food dan junk food) serta mengajarkan
hidup sehat dan membiasakan anak berolah raga.

23
4.3 Pendahuluan
Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan ekonomi telah menciptakan
suatu lingkungan dengan gaya hidup cenderung sadentari dan pola makan yang
enak yang tinggi kalori dan lemak. Kelebihan asupan energi disimpan dalam
jaringan lemak, lama kelamaan akan mengakibatkan terjadinya obesitas (Mahdia,
2004). Obesitas terjadi disebabkan banyak faktor.Faktor utamanya adalah ketidak
seimbangan asupanenergi dengan keluaran energi. Di Indonesia, akibat dari
perkembangan teknologi dan sosial ekonomi terjadi perubahan pola makan dari
pola makan tradisional ke pola makan barat seperti fast food yang banyak
mengandung kalori, lemak dan kolesterol (Mahdiah, 2004) Obesitas pada anak
sampai kini masih merupakan masalah, hal ini disebabkan oleh etiologinya yang
kompleks dan multi faktor. Penanganan obesitas anak haruslah terpadu antara
semua aspek etiologi. Semakin dini penanganan obesitas pada anak akan
memberikan hasil yang lebih baik. Penanganan obesitas pada anak lebih sulit dari
pada obesitas dewasa. Pengaturan makan untuk penurunan berat badan anak harus
memperhatikan bahwa anak masih dalam proses tumbuh dan berkembang.
Anjuran makanan untuk mendapatkan berat badan yang stabil atau turun secara
bertahap harus mencukupi kebutuhan semua zat gizi meskipun seringkali anak
mempunyai jenis makanan yang disukai atau tak disukai sehingga membatasi
variasi makanan yang dapat dikonsumsi (Mahdiah, 2004).
Prevalensi obesitas pada anak usia 6 sampai 8 tahun di Rusia adalah 10%,
di Cina 3.4% dan di Inggris 10-17%, bergantung pada umur dan jenis kelamin.
Penelitian yang dilakukan di Malaysia akhir-akhir ini menunjukkan bahwa
prevalensi obesitas mencapai 6,6% untuk kelompok umur 7 tahun dan menjadi
13.8% pada kelompok umur 10 tahun. Prevalensi obesitas pada anak umur 6-14
tahun di Jepang berkisar antara 5% sampai dengan 11% (Anggraini, 2008)
Data yang dikumpulkan Himpunan Obesitas Indonesia (2008) berdasarkan
data dan Departemen Kesehatan pada tahun 1993 jumlah penderita obesitas
meningkat menjadi 6,3% untuk anak laki-laki dan 8% untuk anak perempuan.
Data baru yang dikumpulkan oleh Himpunan Obesitas Indonesia yakni tahun
2008 menunjukkan bahwa prevalensi obesitas untuk anak-anak pada sejumlah

24
Sekolah Dasar di Indonesia adalah 12% menderita obesitas dan 9% kegemukan
dari 1.730 anak (Zulfa, 2011).
Dikota Manado berdasarkan hasil penelitian dengan sampel sebanyak
2835 siswa SLTP terdapat 35,71% obesitas pada usia 11 – 12 tahun dan 64,29%
obesitas pada usia 13-15 tahun. Dengan distribusi prevalensi obesitas terbanyak
pada perempuan sekitar 50,71 % sedangkan pada laki-laki sebanyak 49,29 %
(Basuki, 2005). Para ahli percaya jika kecenderugan ini terus berlangsung pada
tahun 2015 sekitar 2,3 miliar orang dewasa akan kelebihan berat badan dan lebih
dari 700 juta akan obesitas. Skala masalah obesitas memiliki sejumlah kosekuensi
serius bagi individu dan sistem kesehatan pemerintah (Soeria, 2013) Efek
makanan cepat saji terhadap tubuh yakni dapat mempengaruhi tingkat energi
tubuh. Junk food tidak mengandung nutrisi yang dibutuhkan tubuh agar tetap
sehat.Sebagai hasilnya, anda mungkin merasa lelah dan kekurangan energi yang
anda butuhkan untuk menyelesaikan tugas sehari-hari. Tingginya tingkat gula
dalam makanan cepat saji membuat metabolisme tidak terkendali, ketika makan
gula halus, pankreas mengeluarkan insulin dalam jumlah yang tinggi untuk
mencegah lonjakan berbahaya dalam kadar gula darah karena makanan cepat saji
dan junk food tidak mengandung jumlah protein dan karbohidrat yang cukup dan
baik, kadar gula darah akan turun secara tiba-tiba setelah makan, hal ini membuat
merasa mudah marah-marah, lelah," jelasnya.Junk food berkontribusi terhadap
kinerja buruk dan obesitas, Junk food juga mengandung sejumlah besar lemak,
dan sebagai lemak terakumulasi dalam tubuh

4.4Metode Penelitian
Metode penelitian penelitian ini adalah penelitian survei analitik dengan
menggunakan rancangan case control, untuk menganalisis asupan energi sebagai
faktor risiko terjadinya obesitas. penelitian ini dilaksanakan di kota manado, yang
terdiri dari sd inpres 68,sd negeri malalayang, sd negeri winangun, sd
cokroaminoto, sd negeri 11, sd katholik 12 dan sd negeri 02. waktu penelitian ini
di laksanakan selama bulan juni 2013. populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh murid sekolah dasar dari kelas 1 sampai kelas 5 yang berada di 8 sd yang
dijadikan tempat penelitian. sampel merupakan bagian dari populasi yang akan
diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi

25
(hidayat, 2010). sampel pada penelitian ini terdiri 68 murid yang obes (kasus) dan
68 murid yang tidak obes (kontrol).dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis data
yang dipakai yaitu data primer yaitu data yang menyangkut karakteristik subyek
penelitian, data tentang orang tua,tingkat sosial ekonomi keluarga, serta data yang
memuat aktivitas fisik. data sekunder, yaitu data sekunder, yaitu data tentang
jumlah sekolah, alamat sekolah dan jumlah siswa, yang diperoleh dari dinas
pendidikan dan kebudayaan kota manado.

4.5 Hasil dan Pembahasan

Tabel 1. menunjukkan rata-rata asupan energi fast food dari responden


terdistribusi obes sebesar 280,44±256,42, sedangkan tidak obes 87,53±10,61.

Berdasarkan tabel 5.9 mengenai hubungan konsumsi fast food dengan


kejadian obesitas pada anak terlihat bahwa responden yang mengkonsumsi
energi fast food> rata-rata (280,444) dan mengalami obesitas berjumlah 46
responden (33,8%) dan tidak mengalami obesitas berjumlah 32 responden
(23,5%) sedangkan responden yang mengkonsumsi energi fast food ≤ ratarata

26
dan mengalam obesitas berjumlah 22 responden (16,5%) dan tidak mengalami
obesitas berjumlah 36 responden (26,5%) Hasil uji Chi Square (X2 ) pada
tingkat kepercayaan 95% menunjukkan nilai p=0,024. Nilai p ini lebih kecil dari
nilai α = 0,05, menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara konsumsi fast food
dengan terjadinya obesitas.
Hasil analisis antara hubungan konsumsi fast food dengan kejadian
obesitas pada anak terlihat bahwa responden yang mengkonsumsi energi fast
food> rata-rata dan mengalami obesitas berjumlah 46 responden (33,8%) dan
tidak mengalami obesitas berjumlah 32 responden (23,5%) sedangkan responden
yang mengkonsumsi energi fast food ≤ rata-rata dan mengalam obesitas
berjumlah 22 responden (16,5%) dan tidak mengalami obesitas berjumlah 36
responden (26,5%) kemudian dilakukan ujiChi Square (X2 ) pada tingkat
kepercayaan 95% menunjukkan nilai p=0,024. Nilai p ini lebih kecil dari nilai α
= 0,05, hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara konsumsi fast food
dengan terjadinya obesitas pada anak SD di Kota Manado

27
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pada pengkajian kasus padaTn.K adalah berat badan berlebih (10% diatas
berat badan ideal berdasarkan tinggi dan postur tubuh), faktor yang berhubungan
padaTn.K adalah Asupan yang melebihi pengunaan energi, pada kriteria hasil
dilakukan dan mendiskusikan tentang nutrisi yang seharusnya klien sadari, dan
pada intervensi. Selain masalah nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh, klien memiliki
masalah diagnosa keperawatan lain diantaranya yaitu gangguan pola tidur, dan
kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang di derita klien.
Tn.K berumur 63 tahun yang mana diagnosa medis yang di alami
padaTn.K adalah Diabetes Melitus. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data yaitu
keadaan umum Tn.K yaitu tampak lemah dan kurang bergerak, suhu tubuh 37 ºC,
TD: 150/100 mmhg sebelum beraktivitas dan sesudah beraktivitas 160/100
mmHg, HR: 80x / menit sebelum beraktivitas dan sesudah beraktivitas 86 x/
menit, RR: 27 x/ menit sebelum beraktivitas dan sesudah beraktivitas 29 x / menit,
TB : 165cm, BB : 77kg, hasil gula darah sewaktu 270 mg / dl. Frekuensi makan
pada pasien adalah mengatakan 3x sehari, tetapi dengan selingan.

5.2 Saran
Saran yang dapat saya sampaikan pada diagnosa gangguan
ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh adalah menganjurkan klien
untuk lebih meningkatkan aktivitas ringan tapi sering kepada klien, menganjurkan
klien untuk selalu beristirahat secara teratur, mengatur pola makan klien secara
teratur, dan serta mendiskusikan asupan makanan pada klien, dan keluarga dengan
berkolaborasi dengan ahli gizi.

28
DAFTAR PUSTAKA

Soetjiningsih, Ranuh G. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC.


Sartika, Ratu A. 2011. Faktor Resiko Pada Anak 5-15 Tahun Di Indonesia. Jakarta.
Supriyanto, Agus. Obesitas, Faktor Penyebab Dan Bentuk-Bentuk Terapinya.
Yogyakarta.

iv

Anda mungkin juga menyukai