Anda di halaman 1dari 21

KEPERAWATAN GERONTIK

MAKALAH ROM AKTIF DAN PASIF

Oleh

Nama : Wa Muliasi S.Kep

Nim : 22081219249001

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Segala Puja dan Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan Rahmat dan Hidayahnya kepada penyusun makalah ini sehingga kami dapat

menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan tepat waktu. Kami menyusun makalah ini

dengan maksud agar pembaca dapat memahami dan mengerti serta menambah wawasan

mengenai ROM AKTIF DAN ROM PASIF, serta untuk memenuhi tugas kami sebagai

mahasiswa Profesi Ners untuk menyelesaikan tugas dengan menyusun makalah ini. Saya selaku

penyusun makalah ini mengucapkan maaf sebesar – besarnya jika dalam penyusunan makalah

ini jauh dari kata kesempurnaan yang diharapkan baik bagi para pembaca maupun para

pengajar.

Makassar, 27 desember 2022


penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut World Health Organisation (WHO) lanjut usia adalah tahap akhir dari
perkembangan pada kehidupan manusia. Jumlah lanjut usia secara global diperkirakan lebih
dari 625 juta jiwa, pada tahun 2025 lanjut usia akan mencapai 1,2 Milyar, tanpa disadari
ternyata Indonesia telah memasuki erea pertumbuhan jumlah penduduk lansia, sejak Tahun
2000, penduduk lanjut usia di Indonesia telah mencapai diatas 7% pada tahun 2010, jumlah
lansia diperkirakan naik menjadi 9,58% dengan usia hidup rata-rata 70 Tahun. (Akbar,
Syamsidar, dan Nengsih, 2020).
Menurut World Health Organisation (WHO) yaitu menyatakan bahwa lansia adalah
kelompok orang yang berumur 60-70 tahun. Sedangkan menurut kementrian RI lansia
dikelompokkan menjadi usia lanjut (60-69 tahun) dan usia lanjut dengan resiko tinggi lebih
dari 70 tahun atau lebih dengan masalah-masalah kesehatan. (Kementrian Kesehatan RI
Ratnawati, 2017).
Saat ini jumlah lansia di seluruh dunia 629 juta jiwa dan pada tahun 2025
diperkirakan mencapai 1,2 milyar. Lansia mengalami dampak perubahan epidemiologis.
Atrtis rematoid ditandai dengan adanya peradangan dari lapisan selaput sendi (synovium)
yang mana menyebabkan sakit, kekauan , hangat, bengkak dan merah sehingga dapat terjadi
kehilangan bentuk dan kelurusan pada sendi, yang menghasilkan rasa sakit dan pengurangan
kemampuan bergerak, (Nasution, 2017).
Di Indonesia Lansia adalah sesorang yang usianya diatas 60 tahun, lanjut usia
mengalami perubahan biologis dan fisik, lanjut usia juga sering mengalami penyakit
degenaratif seperti osteoporosis, artritis dan astreotritis. Merupakan sendi dimana sendi
mengalami kekakuan dan peradangan pada keadaan ini dapat mengakibatkan gangguan rasa
nyeri. (Adi, D. Dirga dan Kartika, R. Dwi 2017)
Sulawesi selatan sendiri khususnya kota Makassar di berdasarkan hasil sensus penduduk
(SP) tahun 2018 populasi jumlah penduduk kota makassar secara keseluruhan adalah 1,508
juta penduduk. Berdasarkan data dari hasil sensus penduduk tersebut di perkirakan jumlah
penduduk berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin untuk kota Mkassar jumlah lansia
di perkirakan berjumlah 66.460 jiwa Sensus penduduk (SP) 2018.
Berdasarkan data tahun 2020 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
indonesia dari jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan terdapat 9,60% lansia atau
sekitar 25,64 juta orang. Sejalan dengan peningkatan penduduk yang berusia lanjut atau
lansia, memberikan dampak selain dampak rentan terhadap serangan penyakit juga
memberikan dampak ekonomi yaitu yaitu tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
sangat bergantung pada peningkatan kesejahteraan lansia. Hal ini karena proses menua yang
dialami lansia, memberikan dampak penurunan fisik, psikis, maupun sosial yang akan
mengakibatkan ketergantungan pada lansia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia
data tahun 2020 angka ketergantungan pada lansia lebih banyak pada lansia laki-laki 9,62%
dan pada perempuan 9,16% dimana rasio ketergantungan lansia pada penduduk produktif
yaitu antara usia 15-59 tahun meningkat menjadi 15,01%. Ketergantungan lansia ini dapat
diakibatkan oleh berbagai faktor salah satunya karena terjadi penurunan fungsi tubuh pada
lansia yang akan mengakibatkan penurunan status fungsional lansia.
Latihan Gerak Ronge Of Motion (ROM) merupakan kelunturan latihan gerakan
sendi , kemampuan aktifitas yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot,
dimana pasien dilatih atau dibimbing menggerakan masing-masing persendiannya sesuai
Gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif. Dalam pengertian lain Range Of Motion
atau (ROM) merupakan istilah baku yang digunakan dalam medis untuk menyatakan suatu
batas atau besarnya terjadi pada sendi baik normal maupun abnormal. Karena selain
digunakan untuk menyatakan batas gerak sendi normal ROM juga digunakan untuk
menetapkan adanya kelainan batas gerak sendi abnormal. Terapi kompres hangat dapat
membantu meredakan nyeri, kekuatan otot sendi dan spasme otot dimana panas tersebut.
Memperlihatkan latihan gerak sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan
pergerakan otot. Sehingga dengan latihan Range Of Motion (ROM) memberikan untuk
mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan
persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan masa otot dan tonus otot. Dari
pengertian ini memperlihatkan bahwa pengaruh utama Range Of motion (ROM) terletak
pada upaya untuk meningkatkan kemandirian melalui di antaranya adalah meningkatkan
kekuatan otot, dengan bimbingan dan latihan, dimana ini sangat penting pada orang lanjut
usia atau lansia.
Terapi latihan Range Of Motion dapat meningkatkan kekuatan otot dan mobilitas
fisik.Range Of Motion erat kaitanya mobilitsa fisik lansia dengan hambatan mobilitas fisik
juga memberikan dampak buruk pada system kardiavaskuler, pernapasan, metabolik,
pencernaan dan integumen berupa penurunan kemampuan atau fungsi dan jantung.
Pembuluh darah, paru-paru, terganggunya metabolism tubuh.
Pada aspek lain lansia atau orang yang telah lanjut usia, rentan terhadap berbagai
macam serangan penyakit. Hal ini terjadi karena seiring bertambahnya usia pada lanjut usia
atau lansia terdapat beberapa masalah yang dialami terutama yang disebut dengan sindrom
greatre, salah satu ciri dari sindrom greatre adalah immobility atau yang lebih dikenal
dengan immobilitas. Immobility atau immobilitas adalah gangguan fisik atau suatu keadaan
dimana individu memiliki ruang gerak yang terbatas atau beresiko dalam melakukan gerak.
Dalam keadaan demikian tidak heran jikan terjadi kerentanan serangan penyakit pada orang
lansia. Dalam konteks ini Range Of Motion (ROM) sebgai suatu bentuk latihan gerakan
sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot adalah penting guna
meningkatkan kemandirian pada lansia melalui bimbingan perawat dan latihan sehingga
meskipun dalam usia yang telah lanjut tetap memiliki kemampuan otot dan produktif serta
terhindar dari resiko menderita 14i sindrom greatic, dengan ciri utamanya adalah
immobilitas fisik.
Berdasarkan data yang saya dapatkan di puskesmas btn antara kota makassar melalui
wawancara dengan salah satu petugas puskesmas dari bulan februari-maret rata-rata
sebanyak 30 orang yang berkunjung untuk melakukan pelatihan ROM karena masih banyak
lansia yang belum mampu menerapkan Pelatihan range of motion dalam kehidupan sehari-
hari. Hal yang melatar belakangi peneliti sehingga tertarik untuk melakukan penelitian
terkait dengan “Pengaruh Range Of Motion Aktif Terhadap Peningkatan Kemampuan
Mobilitas Fisik Lansia”
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Range of Motion (ROM)
Range of motion atau rentang gerak merupakan jumlah maksimum gerakan yang
mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh: sagital, frontal, dan
transfersal. Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari depan kebelakang,
membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan. Potongan frontal melewati tubuh dari sisi
kesisi dan membagi tubuh menjadi bagian depan dan belakang. Potongan transfersal adalah
garis horizontal yang membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah.
Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahakan
atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara
normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).

B. Tujuan ROM
1. Mempertahankan atau memelihara kekuatan otot
2. Memelihara mobilitas persendian
3. Merangsang sirkulasi darah
4. Mencegah kelainan bentuk
5. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
6. Memperlancar eliminasi Alvi dan Urin
7. Mengembalikan aktivitas tertentu sehingga pasien dapat kembali normal dan atau dapat
memenuhi kebutuhan gerak harian
8. Memberi kesempatan perawat dan pasien untuk berinteraksi atau berkomunikasi

C. Manfaat ROM
1. Memperbaiki tonus otot
2. Meningkatkan mobilisasi sendi
3. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
4. Meningkatkan massa otot
5. Mengurangi kehilangan tulang

D. Macam-macam Range of Motion (ROM)

1. ROM Pasif
Latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang dilakukan klien dengan bantuan
perawat atau keluarga pada setiap gerakan ROM. Indikasi latihan pasifa dalah pasien
semi-koma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi, tidak mampu
melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah
baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total (Suratun, dkk, 2008). Rentang
gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan
menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan
menggerakkan kaki pasien.

2. ROM Aktif
Latihan ROM aktif adalah Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien
dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi
normal. Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara
menggunakan ototototnya secara aktif .

E. Teknik Gerakan ROM 1. LATIHAN PASIF


a. Latihan pasif anggota gerak atas (Latihan ini di bantu oleh perawat,terapis atau
keluarga)

1) Gerakan menekuk dan meluruskan sendi bahu.


2) Gerakan menekuk dan meluruskan siku.

3) Gerakan memutar pergelangan tangan

4) Gerakan menekuk dan meluruskan pergelangan tangan.

5) Gerakan memutar ibu jari.


6) Gerakan menekuk dan meluruskan jari-jari tangan.

7)

b. Latihan Pasif Anggota Gerak Bawah 1) Gerakan menekuk


dan meluruskan pangkal paha.
1) Gerakan menekuk dan meluruskan lutut.

2) Gerakan untuk pangkal paha.

3) Gerakan memutar pergelangan kaki


2. LATIHAN AKTIF
a. Latihan Aktif Anggota Gerak Atas dan Bawah (mandiri) 1)
Latihan I

1) Latihan II

2) Latihan III
3) Latihan IV

4) LatihanV

5) Latihan VI
6) Latihan VII

7) Latihan VIII

8) Latihan IX
Soal
1. Aapa yang di maksud dengan ROM
2. Sebutkan Tujuan ROM
3. Sebutkan Manfaat ROM
4. Sebutkan macam-macam ROM
5.Coba Demostrasikan teknik gerakan ROM

Jawaban :
1. Pengertian
Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahakan atau
memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan
persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter
& Perry, 2005).

2. Tujuan ROM
a. Mempertahankan atau memelihara kekuatan otot
b. Memelihara mobilitas persendian
c. Merangsang sirkulasi darah
d. Mencegah kelainan bentuk
e. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
f. Memperlancar eliminasi Alvi dan Urin
g. Mengembalikan aktivitas tertentu sehingga pasien dapat kembali normal dan atau dapat
memenuhi kebutuhan gerak harian
h. Memberi kesempatan perawat dan pasien untuk berinteraksi atau berkomunikasi

3. Manfaat ROM
a. Memperbaiki tonus otot
b. Meningkatkan mobilisasi sendi
c. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
d. Meningkatkan massa otot
e. Mengurangi kehilangan tulang
4. Macam –macam ROM
a. ROM Pasif
Latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang dilakukan klien dengan bantuan perawat
atau keluarga pada setiap gerakan ROM
b. ROM Aktif
Latihan ROM aktif adalah Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam
melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi
normal.

5. Teknik gerakan ROM


a. LATIHAN PASIF
Latihan pasif anggota gerak atas (Latihan ini di bantu oleh perawat,terapis atau
keluarga)

1) Gerakan menekuk dan meluruskan sendi bahu.


2) Gerakan menekuk dan meluruskan siku.

3) Gerakan memutar pergelangan tangan

4) Gerakan menekuk dan meluruskan pergelangan tangan.

5) Gerakan memutar ibu jari.


6) Gerakan menekuk dan meluruskan jari-jari tangan.

b. Latihan Pasif Anggota Gerak Bawah


1) Gerakan menekuk dan meluruskan pangkal paha.

2) Gerakan menekuk dan meluruskan lutut.


3) Gerakan untuk pangkal paha.

4) Gerakan memutar pergelangan kaki

b. LATIHAN AKTIF

a. Latihan Aktif Anggota Gerak Atas dan Bawah (mandiri)

1) Latihan I
2) Latihan II

3) Latihan III

4) Latihan IV
5) LatihanV

6) Latihan VI

7) Latihan VII
8) Latihan VIII

9) Latihan IX

Anda mungkin juga menyukai