Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KERJA

UPAYA DETEKSI DINI, PREVENTIF DAN RESPONS PENYAKIT

PELAYANAN IVA

UPT PUSKESMAS KABIL

TAHUN ANGGARAN 2023

A. LATAR BELAKANG

1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
b. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Tahun Anggaran 2017
c. Peraturan Pemerintah No.58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
d. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 86 tahun 2019 tentang Petunjuk
Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik Bidang Kesehatan
Tahun Anggaran 2020;
e. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 04 tahun 2019 tentang Standar
Pelayanan Minimal bidang Kesehatan;
f. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 43 tahun 2019 tentang Puskesmas;
g. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 8 Tahun 2016 tentang RPJMD Kota
Batam Tahun 2016-2021;
h. Peraturan Presiden RI Nomor 67 tahun 2021 tentang Penanggulangan
Tuberkulosis
i. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 19 tahun 2022 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri kesehatan Nomor 2 Tahun 2022 Tentang Petunjuk
Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik Bidang Kesehatan
Tahun Anggaran 2022
j. Surat Edaran no 46/SE/VIII/2022 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran (RKA) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
TahunAnggaran 2023
k. Berita Acara Pembahasan Pemetaan DAK Non Fisik Jenis Kesehatan
Tahun 2022
2. Gambaran Umum

Penyakit tidak menular biasanya diketahui oleh penderita sudah dalam kondisi
lanjutan dalam usia. Hal ini disebabkan oleh deteksi dini penyakit tidak menular
sangat kurang karena pada usia produktif masyarakat kurang sadar akan
pentingnya pemeriksaan PTM. Dengan adanya pola PTM yang terus meningkat
maka diperlukan deteksi dini penyakit tidak menular/skrining PTM yang dilakukan
pada usia 15 tahun sampai 59 tahun yang meliputi pemeriksaan tinggi badan dan
berat badan untuk mengetahui indeks massa tubuh /IMT ,pemeriksaan tekanan
darah, pemeriksaan gula darah acak serta pemeriksaan IVA pada perempuan usia
produktif.
Masalah Penyakit Tidak Menular (PTM) di Indonesia cenderung meningkat
dari tahun ketahun, Pada tahun 2016 sekitar 71 persen penyebab kematian di
dunia adalah penyakit tidak menular (PTM) yang membunuh 36 juta jiwa per
tahun. Sekitar 80 persen kematian tersebut terjadi di negara berpenghasilan
menengah dan rendah. 73% kematian saat ini disebabkan oleh penyakit tidak
menular, 35% diantaranya karena penyakit jantung dan pembuluh darah, 12%
oleh penyakit kanker, 6% oleh penyakit pernapasan kronis, 6% karena diabetes,
dan 15% disebabkan oleh PTM lainnya (data WHO, 2018). Menurut Riskesdas
2018 menunjukkan prevalensi Penyakit Tidak Menular mengalami kenaikan jika
dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal
kronis, diabetes melitus, dan hipertensi. Prevalensi kanker naik dari 1,4 permil
(Riskesdas 2013) menjadi 1,8 permil; prevalensi stroke naik dari 7 permil menjadi
10,9 permil; dan penyakit ginjal kronik naik dari 2 permil menjadi 3,8 permil.
Berdasarkan pemeriksaan gula darah, diabetes melitus naik dari 6,9% menjadi
8,5%; dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8% menjadi
34,1%.

Pada kenyataannya saat ini masyarakat Indonesia belum sepenuhnya


menyadari akan kesehatan dirinya, tingkat kepedulian masyarakat akan kesehatan
masih sangat rendah. Masyarakat tidak menyadari adanya ancaman penyakit
tidak menular dan ini akan berdampak pula pada keterlambatan penanganannya
sehingga membuat angka kesakitan dan angka kematian akibat penyakit tidak
menular menjadi tinggi.
Mencegah dan mengendalikan faktor risiko relative lebih murah bila
dibandingkan dengan biaya pengobatan PTM. Pengendalian faktor risiko PTM
merupakan upaya untuk mencegah agar tidak terjadi faktor risiko bagi yang belum
memiliki faktor risiko, mengembalikan kondisi faktor risiko PTM menjadi normal
kembali dan atau mencegah terjadinya PTM bagi yang mempunyai faktor risiko.
Peran serta aktif Masyarakat khususnya Kader kesehatan yang sudah diberikan
pengetahuan dan keterampilan, sangat di perlukan sebagai pelaksana utama di
Posbindu PTM..
Puskesmas Kabil mempunyai 2 kelurahan yaitu Kelurahan Kabil dan
Kelurahan Ngenang dengan jumlah penduduk 52.821 jiwa.Pada tahun 2020
sasaran pelayanan untuk usia produktif 23.884 orang dengan capaian 9361
(37.6%), sedangkan penderita HT dari jumlah sasaran 7050 dengan capaian 551
(7,6%) dan penderita DM dari jumlah sasaran 6000 dengan capaian 169 (25%).
Pada tahun 2021 sasaran pelayanan untuk usia produktif 24.884 orang dengan
capaian 12655 (50.86%), sedangkan penderita IVA tahun 2022 ada yang 2 positif.
Sasaran IVA di 2023 untuk wilayah kerja Puskesmas Kabil 8515, dengan target
sasaran 70% yaitu 5961.
Adapun rincian menu kegiatan IVA Puskesmas Kabil :

No Rincian/Menu Komponen Uraian

a Deteksi dini/Skrining faktor risiko & PTM Kegiatan Deteksi dini/ skrining pada
Prioritas di tempat-tempat umum WUS dan wanita yang sudah pernah
(terintegrasi IVA) menikah.

B. PENERIMA MANFAAT

No Nama Kegiatan Jumlah Penerima Manfaat

a Deteksi dini/Skrining faktor risiko & PTM Prioritas di 20 WUS, wanita yang
tempat-tempat umum (terintegrasi IVA) sudah menikah
lokasi kurang dari 60 tahun

C. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


Metode
Rincian Menu / Tahapan Pelaksanan
No OUTPUT Pelaksanaan
Komponen
Satuan Volume

a Deteksi dini/Skrining faktor Dokumen 20 kali Ceramah, 1. Turun Lapangan


risiko & PTM Prioritas di Tanya jawab, 2. Melakukan
tempat-tempat umum Pemeriksaan wawancara
menelusuri
(terintegrasi IVA) IVA riwayat penyakit,
faktor resiko
perilaku seperti
merokok, aktivitas
sehari-hari, dan
lain sebagainya.
3. Melakukan
pengukuran tinggi
badan, berat
badan, Indeks
massa tubuh,
lingkar perut, dan
analisa lemak
tubuh.
4. Melakukan
pemeriksaan
tekanan darah,
gula darah.
5. Memberikan
konseling

D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Kegiatan Penyediaan Layanan Kesehatan Untuk UKM Dan UKP Rujukan
Tingkat Daerah Kabupaten / Kota, Sub Komponen Deteksi dini/Skrining faktor
risiko & PTM Prioritas di tempat-tempat umum (terintegrasi IVA) di Wilayah Kerja
Puskesmas pada bulan Januari s.d. Desember 2023
E. BIAYA YANG DIPERLUKAN
Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran Bantuan Operasional
Kesehatan Puskesmas Kabil untuk Pagu Deteksi dini/Skrining faktor risiko & PTM
Prioritas di tempat-tempat umum (terintegrasi IVA) sebesar Rp 4.400.000,-
(Empat Juta Empat Ratus Ribu Rupiah)
a. Rincian Belanja

I. Belanja Perjalanan Dinas dalam Kota


Biaya transportasi dalam daerah darat Rp. 4.400.000,-
b. Matrik Pelaksanaan Kegiatan

Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Deteksi dini/Skrining faktor risiko & PTM


a Prioritas di tempat-tempat umum
(terintegrasi IVA)

Batam, 05 Januari 2023


Kepala UPT. Puskesmas Kabil
Kota Batam

Dr.Sanny Tiurni Ari,M.KKK.


NIP. 19721108 200502 2 002

Anda mungkin juga menyukai