Anda di halaman 1dari 90

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PADAS
JL Raya Ngawi-Caruban No.38, Pacing, Padas, Ngawi
Telp. (0351)746846, Kode Pos 63281, Email : pkmpadas@ngawikab.go.id

KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUSKESMAS PADAS
NOMOR: 188.4/ /404. 302.4.07/2023

TENTANG
INDIKATOR KINERJA DI UPT PUSKESMAS PADAS

KEPALA UPT PUSKESMAS PADAS

Menimbang : a. bahwa agar dapat mencapai sasaran, tujuan yang telah ditetapkan dan
sebagai dasar perbaikan penyelenggaraan pelayanan dan perencanaan;

b. bahwa perlu adanya indikator dan target pencapaian kinerja di UPT


Puskesmas Padas;

c. bahwa sehubungan dengan maksud tersebut pada butir a dan b di atas,


perlu ditetapkan kebijakan kepala Puskesmas tentang indikator dan
target pencapaian kinerja di UPT Puskesmas Padas.

Mengingat : 1. Undang – undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 39 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan
Pendekatan Keluarga;
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 44 Tahun 2016 tentang
Pedoman Manajemen Pusat Kesehatan Masyarakat;
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Standar pelayanan minimal bidang kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2019 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2022 tentang Mutu
Pelayanan Kesehatan;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2022 tentang
Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium
Kesehatan, Unit Transfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan
Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi.
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 34 Tahun 2023 tentang
Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarkat, Klinik, Laboratorium
Kesehatan, Unit Transfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter Dan
Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
9. Peraturan Bupati Nomor 108 Tahun 2022 tentang Tarif Badan
Layanan Umum Daerah Pusat Kesehatan Masyarakat dan
Laboratorium Kesehatan Daerah;
10. Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi Nomor:
188.4/902/404.302/2023 tentang Indikator dan Target Kinerja
Program Prioritas Nasional Kabupaten Ngawi.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS PADAS TENTANG INDIKATOR
KINERJA DI UPT PUSKESMAS PADAS.
KESATU : Untuk memudahkan pemantauan pelaksanaa semua kegiatan di UPT
Puskesmas Padas perlu ada Indikator Penilaian Kinerja Puskesmas Padas.
KEDUA Indikator Penilaian Kinerja Puskesmas Padas sebagaimana dimaksud pada
Diktum KESATU tercantum dalam Lampiran dan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dengan keputusan ini.
KETIGA : Indikator Indikator Penilaian Kinerja Puskesmas Padas sebagaimana
dimaksud pada Diktum KESATU dipergunakan sebagai Pedoman dalam
penyelenggaraan Penilaian Kinerja di Puskesmas Padas.
KEEMPAT : Ruang Lingkup Indikator Penilaian Kinerja Puskesmas
sebagaimana dimaksud Diktum KESATU meliputi :
a. Administrasi dan Manajemen;
b. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial;
c. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan;
d. Upaya Kesehatan Perseorangan; dan
e. Mutu.
KELIMA : Penilaian Kinerja Puskesmas adalah Penilaian yang dilakukan oleh
Puskesmas sebagai instrumen mawas diri untuk mengukur tingkat capaian
Kinerja Puskesmas yang meliputi:
a. penetapan target;
b. pengumpulan data;
c. pengolahan data;
d. penyajian data; dan
e. analisa Kinerja dan rencana tindak lanjut.

KEENAM : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Padas
Tanggal : Januari 2023

KEPALA UPT PUSKESMAS PADAS

ZAIN RATNA PRIYANTO


LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS PADAS.
NOMOR : 188.4/ /404. 302.4.07/2023.
TANGGAL : Januari 2023
TENTANG : Tentang Indikator Kinerja di UPT Puskesmas Padas.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif di
wilayah kerjanya dan merupakan Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Dalam menyelenggarakan fungsi Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM),
Puskesmas berwenang untuk :
a. Menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan hasil analisis masalah kesehatan
masyarakat kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi dan pemberdayaan masyarakat dalam
bidang kesehatan;
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan
pimpinan wilayah dan sektor lain terkait;
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap institusi, jaringan pelayanan Puskesmas
dan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat;
f. Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumberdaya
manusia Puskesmas;
g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
h. Memberikan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada keluarga, kelompok dan
masyarakat dengan mempertimbangkan faktor biologis, psikologis, sosial, budaya
dan spiritual;
i. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu dan
cakupan Pelayanan Kesehatan;
j. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat kepada dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota, melaksanakan sistem kewaspadaan dini dan
respon penanggulangan penyakit;
k. Melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga; dan
l. Melakukan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama dan
rumah sakit di wilayah kerjanya.
Fungsi tersebut dapat dijalankan melalui pengoordinasian sumber daya
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.
Dalam menyelenggarakan fungsi Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP),
Puskesmas berwenang untuk :
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan, bermutu dan holistik yang mengintegrasikan faktor biologis,
psikologi, sosial dan budaya dengan membina hubungan dokter – pasien yang erat
dan setara;
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan
preventif;
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berpusat pada individu, berfokus pada
keluarga dan berorientasi pada kelompok dan masyarakat;
d. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan kesehatan,
keamanan, keselamatan pasien, petugas, pengunjung, dan lingkungan kerja;
e. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerjasama
inter dan antar profesi;
f. Melaksanakan penyelenggaraan rekam medis;
g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi mutu dan akses pelayanan
kesehatan;
h. Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber daya
manusia Puskesmas;
i. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai indikasi medis dan system rujukan; dan
j. Melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan fasilitas Pelayanan kesehatan di
wilayah kerjanya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Di samping itu Puskesmas juga berfungsi sebagai:
a. Pembina Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di wilayah kerjanya
b. Wahana pendidikan bidang kesehatan, wahana program internsip dan/atau sebagai
jejaring rumah sakit pendidikan
Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana telah disebutkan di atas Puskesmas
menerapkan tahapan manajemen sebagaimana tercantum dalam Permenkes no. 44 tahun 2016
tentang Manajemen Puskesmas.
Manajemen Puskesmas dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahapan, yang meliputi :
1. Perencanaan (P1) yaitu tahap menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dan
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) yang didasari fakta dan data (evidence base).
2. Penggerakan Pelaksanaan (P2) yaitu tahap melaksanakan segala sesuatu yang telah
tercantum dalam RPK dan mendorong pencapaiannya dengan menggerakan semua
sumber daya yang ada melalui Lokakarya Mini baik bulanan maupun tribulanan
secara berkala dan terencana.
3. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3) yaitu tahap memantau perkembangan
pencapaian (yang juga dilakukan melalui Lokakarya Mini secara berkala), melakukan
koreksi pelaksanaan kegiatan dan menilai pencapaian kegiatan dengan melakukan
Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) yang mencakup penilaian kinerja manajemen, UKM
Esensial, UKM pengembangan, UKP dan mutu Puskesmas. Penilaian kinerja ini dilakukan oleh
internal Puskesmas (self assessment).

1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum :
Meningkatkan kinerja Puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam
mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
1.2.2 Tujuan Khusus :

1. Mendapatkan masukan untuk penyusunan rencana kegiatan di tahun yang


akan datang
2. Melakukan identifikasi dan analisis masalah, serta solusi masalah kesehatan di
wilayah kerjanya
3. Menetapkan kegiatan untuk dilaksanakan pada tahun yang akan datang
berdasarkan prioritasnya
4. Mengetahui tingkat kinerja Puskesmas berdasarkan urutan kategori kelompok
penilaian.

1.3. Manfaat

1.3.1. Bagi Puskesmas :

1. Mendapatkan gambaran kemampuan kinerja serta tingkat pencapaian prestasi


Puskesmas
2. Mengetahui masalah dan hambatan dalam penyelenggaraan Puskesmas
berdasarkan kesenjangan pencapaian kinerja Puskesmas (output dan outcome)
sebagai dasar perencanaan.
3. Sebagai dasar untuk melakukan pembinaan kepada penanggung jawab dan
pelaksana Program serta jaringan Puskesmas serta melakukan koordinasi
dengan lintas sektor dan jejaring sehingga pembinaan dan dukungan yang
diberikan lebih terarah.

1.3.2. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota


1. Mendapatkan gambaran tingkat perkembangan prestasi puskesmas di wilayah
kerjanya.
2. Mengetahui masalah dan hambatan dalam penyelenggaraan Puskesmas.
3. Mendapatkan gambaran kemampuan manajemen Puskesmas

4. Sebagai dasar untuk melakukan pembinaan kepada Puskesmas

1.3.3. Bagi Dinas Kesehatan Provinsi

1. Mendapatkan gambaran tingkat perkembangan prestasi puskesmas di


kabupaten/kota yang ada di wilayah kerjanya
2. Mengetahui masalah dan hambatan dalam penyelenggaraan
Puskesmas di kabupaten/kota yang ada di wilayah kerjanya.
3. Mendapatkan gambaran kemampuan manajemen Kabupaten/kota dalam
mengembangkan dan membina Puskesmas di wilayah kerjanya
4. Sebagai dasar untuk melakukan pembinaan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dalam pembinaan Puskesmas.
1.4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Penilaian Kinerja Puskesmas, meliputi :
1.4.1. Indikator dan Penilaian Kinerja :

1.4.2. Pelaksanaan Penilaian Kinerja Puskesmas meliputi penetapan target, pengumpulan


dan pengolahan data, penyajian data, analisa kinerja dan rencana tindak lanjut
1.4.3. Penghitungan Penilaian Kinerja Puskesmas meliputi penilaian, tata cara
penghitungan dan interpretasi nilai PKP
1.4.4. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

Jenis kegiatan Puskesmas yang terdapat dalam lampiran buku Pedoman


Penilaian kinerja Puskesmas ini merupakan jenis kegiatan yang memungkinkan
dilaksanakan di seluruh Puskesmas. Puskesmas dapat menambahkan jenis kegiatan
yang dibutuhkan dan menyesuaikan untuk kegiatan-kegiatan yang di lapangan tidak
ditemukan di lapangan.

Hasil kegiatan Puskesmas yang diperhitungkan meliputi kegiatan- kegiatan yang


dilaksanakan oleh Puskesmas dan jaringan yang ada di wilayah kerja Puskesmas,
baik di dalam maupun luar gedung.

Hasil perhitungan kegiatan tersebut, menggambarkan capaian kinerja yang telah


dilakukan Puskesmas selama kurun waktu tertentu (bulanan, tribulanan, semester
maupun tahunan). Selanjutnya perlu dilakukan analisa terhadap
permasalahan/kesenjangan dari kegiatan yang telah dilakukan Puskesmas, dalam
melakukan analisa ini maka komponen input sumber daya dan lingkungan dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan, baik dalam mencari penyebab masalah
maupun penetapan alternatif pemecahannya.
BAB II
INDIKATOR KINERJA PUSKESMAS

Penilaian Kinerja Puskesmas merupakan suatu upaya memberikan penilaian terhadap


hasil kerja/prestasi dengan cara menilai sendiri hasil kegiatan dan mutu pelayanan di
Puskesmas. Penilaian dilakukan terhadap indikator kinerja yang telah sebelumnya ditetapkan.

Indikator kinerja Puskesmas merupakan acuan minimal yang diperlukan dalam


melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sehingga lebih bermutu,
komprehensif dan berkesinambungan.

Indikator kinerja Puskesmas merupakan indikator yang terdiri dari indikator administrasi
manajemen (admen), UKM esensial, UKM Pengembangan, UKP dan Mutu.

Tabel 1. Indikator Kinerja Puskesmas

NO INDIKATOR PROGRAM
1 2 3
1 Administrasi dan 1. Manajemen Umum
Manajemen 2. Manajemen Peralatan dan Sarana Prasarana
3. Manajemen Keuangan
4. Manajemen Sumber Daya Manusia
5. Manajemen Pelayanan Kefarmasian (Pengelolaan obat,
vaksin, reagen dan bahan habis pakai)
2 UKM Esensial 1. Pelayanan Promosi Kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
3. Pelayanan Kesehatan Keluarga
4. Pelayanan Gizi
5. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
6. Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
(Perkesmas)
3 UKM 1. Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat
Pengembangan 2. Penanganan Masalah Penyalahgunaan Napza
3. Pelayanan Kesehatan Matra
4. Pelayanan Kesehatan Tradisional
5. Pelayanan Kesehatan Olahraga
6. Pelayanan Kesehatan kerja
7. Pelayanan Kefarmasian
4 UKP 1. Pelayanan Non Rawat Inap
2. Pelayanan Gawat Darurat
3. Pelayanan Kefarmasian
4. Pelayanan Laboratorium
5. Pelayanan Rawat Inap
5 Mutu 1. Indikator Nasional Mutu (INM)
2. Sasaran Keselamatan Pasien
3. Pelaporan Insiden
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Puskesmas, Puskesmas harus melaksanakan
manajemen umum Puskesmas yang meliputi Perencanaan, Penggerakan dan Pelaksanaan,
Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian secara efektif dan efisien. Siklus Manajemen
Puskesmas yang berkualitas merupakan rangkaian kegiatan rutin berkesinambungan, yang
dilaksanakan dalam penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan secara bermutu, yang harus
selalu dipantau secara berkala dan teratur, diawasi dan dikendalikan sepanjang waktu, agar
kinerjanya dapat diperbaiki dan ditingkatkan dalam satu siklus “Plan – Do – Cek – Action (P-
D-C-A)”. Siklus Majanemen Puskesmas harus menyesuaikan dengan siklus manajemen di
tingkat Kabupaten/Kota.
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pembahasan PKP dan menetapkan
indikator PKP yang berlaku di Kabupaten/Kota masing-masing. Penetapan besaran target
setiap kegiatan yang akan dicapai masing-masing Puskesmas sifatnya spesifik dan berlaku
untuk Puskesmas yang bersangkutan berdasarkan pembahasan bersama antara Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dengan Puskesmas pada saat penyusunan rencana lima tahunan
Puskesmas.
BAB III
PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

Penilaian Kinerja Puskesmas adalah Penilaian yang dilakukan oleh tenaga Puskesmas
sebagai instrumen mawas diri untuk mengukur tingkat capaian kinerja Puskesmas. Penilaian
Kinerja Puskesmas dilakukan melalui tahapan :
1. Penetapan target
2. Pengumpulan data
3. Pengolahan data meliputi pengisian dan penghitungan capaian hasil PKP
4. Penyajian Data Hasil PKP secara berkala 3 (tiga) bulanan, 6 (enam) bulanan dan
tahunan dalam bentuk grafik sarang laba-laba
5. Analisis hasil kinerja dan rencana tindak lanjut
6. Indikator kinerja Puskesmas merupakan indikator yang terdiri dari indikator
administrasi manajemen (admen), UKM esensial, UKM Pengembangan, UKP dan
Mutu.
3.1 Penetapan Target
Target Puskesmas yaitu tolok ukur dalam bentuk angka nominal atau persentase yang
akan dicapai Puskesmas. Penetapan besar target setiap kegiatan yang akan dicapai
masing-masing Puskesmas sifatnya spesifik dan berlaku untuk Puskesmas yang
bersangkutan berdasarkan pembahasan bersama antara Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota dengan Puskesmas pada saat penyusunan rencana kegiatan Puskesmas.
Penetapan target Puskesmas dilakukan dengan mempertimbangkan :
1. Besarnya masalah yang dihadapi Puskesmas N-4 tahun
2. Keberhasilan tahun lalu
3. Hambatan maupun permasalahan dalam penanganannya
4. Ketersediaan sumberdaya, termasuk pemetaan sumberdaya manusia serta sarana
prasarana
5. Lingkungan fisik (geografis, iklim, transport dll) dan non fisik (sosial budaya, tingkat
pendapatan ekonomi rakyat, pendidikan masyarakat, dll)

Hanya saja pada faktanya penetapan target dan tuntutan pencapaian target juga
harus memperhatikan aspek kebijakan yang ditetapkan oleh pusat, provinsi maupun
kabupaten/kota.

3.2 Pengumpulan Data


Sumber data yang dikumpulkan adalah :
1. Data Dasar
Data dasar wajib dibuat oleh setiap Puskesmas. Data dasar diperlukan untuk
mengetahui kemampuan wilayah dalam upaya kesehatan yang diselenggarakan
Puskesmas, terutama sebagai basis data dalam mengukur tingkat pencapaian
kinerja Puskesmas dan memahami situasi epidemiologi wilayah kerja Puskesmas.
Data dasar meliputi :
a. Data Umum
1) Data Wilayah
2) Data Kependudukan
3) Pendidikan
b. Data Khusus
1) Derajat Kesehatan
2) Ketenagaan
3) Sarana Kesehatan
4) Peran Serta Masyarakat
5) Kesehatan Lingkungan
2. Data Kegiatan
Hasil Kegiatan yang diperhitungkan adalah hasil kegiatan Puskesmas dan
Jaringan yaitu Puskesmas Pembantu, Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes),
Pondok Bersalin Desa (Polindes) dan Puksesmas Keliling di wilayah kerja
Puskesmas pada bulan Januari sampai dengan Desember. Penilaian Kinerja
Puskesmas merupakan rangkaian kegiatan dalam manajemen Puskesmas.
Data yang diperoleh dari data Administrasi dan Manajemen, data program
UKM Esensial, UKM Pengembangan, UKP dan Mutu Puskesmas.
3.3 Pengolahan Data
Pelaksanaan pengolahan data di tingkat Puskesmas dilakukan oleh
Penanggung Jawab Upaya beserta Pelaksana Program dan dilaporkan kepada kepala
Puskesmas.
Kegiatan pengolahan data penilaian kinerja Puskesmas meliputi :
1. Kegiatan untuk meneliti kelengkapan dan kebenaran data yang dikumpulkan
(cleaning and editing)
2. Kegiatan perhitungan khususnya untuk mendapatkan nilai keadaan dan pencapaian
hasil kegiatan Puskesmas (calculating)
3. Kegiatan memasukan data dalam suatu tabulasi/grafik sarang laba-laba yang akan
menjadi suatu informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan (tabulating).
3.4 Penyajian Data Hasil PKP
Perhitungan hasil kegiatan diharapkan dapat memberikan gambaran kepada
masing-masing penanggung jawab dan pelaksana di Puskesmas tentang tingkat
pencapaian hasil dari jenis-jenis kegiatan yang menjadi tanggung jawab dan sebagai
bahan evaluasi / penilaian prestasi kerjanya yang diperhitungkan sendiri.
Untuk memudahkan melihat capaian hasil kinerja Puskesmas, maka cakupan
kegiatan UKM Esensial, UKM Pengembangan, UKP, Manajemen dan Mutu. Kinerja
Puskesmas disajikan dalam bentuk grafik sarang laba-laba yang disajikan secara
periodik tribulanan, semester dan tahunan, sehingga dapat digunakan sebagai bahan
pemantauan dan identifikasi masalah sedini mungkin.
3.5 Analisis Hasil Kinerja dan Rencana Tindak Lanjut
Dari hasil analisis data kinerja, dilaksanakan perumusan masalah dari
kesenjangan antara target dan pencapaian. Dari masalah yang ada dicari akar penyebab
masalah tersebut. Terdapat banyak metode yang dapat dipergunakan untuk mencari akar
penyebab masalah diantaranya adalah fishbone (tulang ikan) atau dapat juga
menggunakan pohon masalah, kemudian disusun alternatif pemecahan masalah sebagai
rencana tindak lanjut dari akar penyebab masalah yang telah diidentifikasi. Dalam
menetapkan pemecahan masalah dapat melalui kesepakatan berdasarkan brainstorming
(curah pendapat). Hasil kesepakatan dipergunakan sebagai bahan penyusunan rencana
usulan kegiatan.
BAB IV
PENGHITUNGAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

Pelayanan Kesehatan di Puskesmas perlu terus ditingkatkan sejalan dengan tuntutan


masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih baik, terutama upaya promotif dan preventif.
Penilaian Kinerja Puskesmas diperlukan agar kita dapat memantau mutu pelayanan kesehatan
yang ada di Puskesmas.
4.1 Penilaian
1. Penilaian administrasi dan manajemen dinilai dengan skor 0, 4, 7 dan 10 sesuai
dengan kriteria yang tercantum dalam masing-masing kolom
2. Penilaian UKM esensial dan UKM pengembangan
3. Penilaian UKP
4. Penilaian Mutu
4.2 Tata Cara Penghitungan Data
1. Penghitungan Penilaian Kinerja Administrasi Manajemen
a. Skor masing-masing penilaian administrasi manajemen dijumlahkan dan di rata-
rata
b. Jumlahkan skor administrasi dan manajemen I – V dibagi 5 sehingga
didapatkan nilai rata-rata untuk kinerja Administrasi dan Manajemen
2. Penghitungan Penilaian Kinerja UKM esensial, UKM pengembangan, UKP dan
Mutu.
Berikut keterangan dan cara penghitungan instrumen penilaian kinerja UKM
Esensial dan UKM Pengembangan
a. Kolom 1 : Nomor
b. Kolom 2 : Upaya pelayanan kesehatan/ program/ variabel/
Subvariabel Program
c. Kolom 3 : Target tahun 2022 (dalam%) atau tahun berjalan
d. Kolom 4 : Satuan sasaran adalah satuan kegiatan program seperti orang, ibu
hamil, bayi, balita dan lainnya sesuai dengan NSPK masing-
masing program
e. Kolom 5 : Total sasaran adalah sasaran target keseluruhan (100%). Sasaran
adalah jumlah populasi atau area di wilayah kerja yang akan
dicakup dalam kegiatan
f. Kolom 6 : Target sasaran adalah jumlah dari sasaran atau area yang
akan diberikan pelayanan oleh Puskesmas, dihitung berdasarkan
faktor koreksi kondisi geografis,jumlah sumber daya, target
indikator kinerja dan pencapaian terdahulu dengan rumus : Target
sasaran (Kolom 6) = Target Tahun 2022 (kolom 3) dikali total
sasaran (kolom 5)
g. Kolom 7 : Pencapaian adalah hasil masing-masing kegiatan Puskesmas
dalam satuan sasaran selama kurun waktu tertentu
h. Kolom 8 : Persentase cakupan riil adalah cakupan yang sebenarnya,
dibandingkan dengan Total sasaran, diperoleh dengan menghitung
pencapaian hasil kegiatan (kolom 7) dibagi total sasaran (kolom 5)
dikali 100%
i. Persentase Penilaian Kinerja Puskesmas (kolom 9 s/d 11), persentase penilaian
kinerja Sub Variabel/Variabel/Program Puskesmas adalah :
j. Penilaian terhadap ketercapaian Target Sasaran, dihitung dari pencapaian
kinerja Puskesmas (kolom 7) dibandingkan dengan Target sasaran (kolom 6)
k. Persentase Kinerja Puskesmas untuk indikator yang mempunyai nilai negatif
mengikuti range nilai kinerja yang sudah tercantum di dalam tabel Indikator
Kinerja Puskesmas Tahun 2022
l. Kolom 9 : Persentase kinerja Sub Variabel adalah Pencapaian dalam satuan
sasaran (kolom 7) dibandingkan dengan target sasaran (kolom 6)
dikali 100%
m. Kolom 10 : Persentase Kinerja Variabel adalah rata-rata persentase kinerja
Sub Variabel (bila ada Sub Variabel), dihitung dari penjumlahan
persentase kinerja Sub Variabel (kolom 9) dibagi sejumlah Sub
Variabel. Apabila tidak mempunyai Sub Variabel, maka kinerja
langsung dituliskan dalam kolom variabel
n. Kolom 11 : Persentase kinerja program adalah hasil kinerja program UKM
esensial, UKM pengembangan, UKP dan mutu puskesmas,
didapat dari hasil penjumlahan kinerja variabel Puskesmas (kolom
10) dibagi sejumlah variabel
o. Kolom 12 : Ketercapaian target : tercapai atau tidak tercapai yang dimaksud
adalah analisa tercapainya cakupan riil dibandingkan dengan
target tahun n
p. Kolom 13 : Analisa akar penyebab masalah
q. Kolom 14 : Rencana Tindak Lanjut

4.3 Interpretasi Hasil Penilaian Kinerja Puskesmas


Penilaian kinerja ditetapkan menggunakan nilai ambang untuk tingkat kelompok Puskesmas,
yaitu :
A. Rata- rata nilai UKM esensial, UKM Pengembangan, UKP dan Mutu
1. Baik, bila tingkat pencapaian hasil : ≥ 91%
2. Cukup, bila tingkat pencapaian hasil : 81 - 90%
3. Kurang, bila tingkat pencapaian hasil : ≤ 80%
B. Manajemen Puskesmas
1. Baik, bila nilai rata-rata : ≥ 8,5
2. Cukup, bila tingkat pencapaian hasil : 5,5 – 8,4
3. Kurang, bila tingkat pencapaian hasil : < 5,5
Untuk mendapatkan satuan yang sama dengan nilai pelayanan kesehatan maka
penilaian variabel dalam administrasi dan manajemen dikali 10%
C. Total Penilaian Kinerja Puskesmas
1. Baik, bila tingkat pencapaian hasil : ≥ 89%
2. Cukup, bila tingkat pencapaian hasil : 75 - 88%
3. Kurang, bila tingkat pencapaian hasil: ≤ 75%
D. 3 (tiga) kelompok tingkat kinerja Puskesmas :
1. Kelompok I : Puskesmas dengan tingkat kinerja baik
2. Kelompok II : Puskesmas dengan tingkat kinerja cukup
3. Kelompok III : Puskesmas dengan tingkat kinerja kurang
BAB V
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

Monitoring, evaluasi Penilaian Kinerja Puskesmas adalah Proses pemantauan dan


penilaian kemajuan keberhasilan dalam mengelola Puskesmas. Proses monitoring dan
evaluasi ini ditujukan untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas serta
untuk menilai perkembangan dan kemajuan yang telah dicapai menuju visi, misi, tata nilai dan
tujuan yang ingin dicapai.

Setiap bulan Koordinator program melakukan evaluasi pelayanan, melaporkan dan


membandingkan kinerja program dengan target yang ingin dicapai, melakukan analisa dan
membuat rencana tindak lanjut sehingga perbaikan dapat segera dilakukan.

Penanggung jawab program melakukan monitoring tindak lanjut rencana kegiatan yang
merupakan kelanjutan dari capaian kinerja yang tidak terpenuhi, dilakukan dengan kejelasan
5W1H (What, who, when, where, why dan How).

Secara berkala tiap 3 (tiga) bulan Puskesmas melakukan evaluasi kinerja tribulan
I/II/III/IV dengan data kumulatif dan melaporkan capaian kinerjanya serta hasil evaluasi ke
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan evaluasi kinerja Puskesmas minimal 2


(dua) kali setahun dan melaporkan hasil evaluasi kinerja Puskesmas ke Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur.

Verifikasi data kinerja Puskesmas oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota merupakan


salah satu bentuk pengawasan dan pembinaan Puskesmas. Pada awal tahun (n+1) dilakukan
verifikasi kinerja Puskesmas oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk memperoleh
informasi tentang kebenaran data, evaluasi, permasalahan kinerja Puskesmas dan
pembinaan program yang ada di Puskesmas. Contoh lembar verifikasi data penilaian kinerja
Puskesmas terlampir (lampiran 12).

Pada akhir tahun kepala Puskesmas melaporkan capaian kinerja Puskesmas dalam
Laporan tahunan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Laporan Tahunan, disusun dengan daftar isi sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Visi, Misi, Motto dan Janji Layanan
1.3 Tujuan dan sasaran strategis

Bab II : Gambaran Umum Puskesmas


2.1 Keadaan Geografis
2.2 Kependudukan, Jumlah Penduduk, piramida penduduk
2.3 Jumlah Pemberdayaan Masyarakat
2.4 Jumlah Jaringan Puskesmas dan Jejaring
2.5 Situasi Upaya/Pelayanan Kesehatan : upaya kesehatan (pelayanan kesehatan,
akses dan mutu pelayanan kesehatan, perilaku hidup masyarakat, keadaan
lingkungan) : UKM Esensial, UKM Pengembangan, UKP dan Mutu
2.6 Persyaratan Pelayanan
2.7 Struktur Organisasi

Bab III : Gambaran Sarana, Prasarana dan Ketenagaan Puskesmas


3.1 Gambaran Kondisi Sarana dan Prasarana
3.2 Gambaran Kondisi Peralatan
3.3 Analisa Sarana dan Peralatan
3.4 Penjelasan Gambaran Ketenagaan
3.5 Analisa Ketenagaan
3.6 Kebutuhan Tenaga Tahun (n) dan Rencana Pemenuhan Kebutuhan
3.7 Gambaran Pelatihan-pelatihan Tenaga Medis, Paramedis dan Non Medis

Bab IV : Pelayanan Non Rawat Inap


4.1 Kunjungan Non Rawat Inap
4.2 Jumlah Kunjungan Pasien Berdasarkan Cara Pembayaran
4.3 Sepuluh Besar Penyakit Non Rawat Inap

Bab V : Pelayanan Rawat Inap


5.1 Kegiatan Rawat Inap
5.2 Jumlah Pasien Rawat Inap Berdasarkan Cara Pembayaran Pasien

Bab VI : Hasil Penilaian Kinerja Puskesmas


6.1 Penilaian Kinerja Administrasi Manajemen
6.2 Penilaian Kinerja UKM Esensial
6.3 Penilaian Kinerja UKM Pengembangan
6.4 Penilaian Kinerja UKP
6.5 Penilaian Kinerja Mutu

Bab VII: Penutup.


Lampiran : Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Padas:
Nomor 188.4/ /404. 302.4.07/2023
Tanggal : Januari 2023.
Tentang : Tentang Indikator Kinerja UPT Puskesmas Padas

Definisi Operasional Kinerja Administrasi dan Manajemen Puskesmas

Skal
No Jenis Definisi Operasional a
Nilai 0 Nilai 4 Nilai 7 Nilai
Variabel 10
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1.1.Manajemen Umum

1 Rencana 5 Rencana 5 (lima) tahunan sesuai visi, Tidak ada Ada, tidak sesuai Ada, sesuai visi, Ada, sesuai visi, misi, tugas pokok dan
(lima) misi, tugas pokok dan fungsi rencana 5 (lima) visi, misi, tugas misi, tugas pokok fungsi Puskesmas bedasarkan pada
tahunan Puskesmas bedasarkan pada analisis tahunan pokok dan fungsi dan fungsi analisis kebutuhan masyarakat
kebutuhan masyarakat akan pelayanan Puskesmas, tidak Puskesmas, tidak
kesehatan sebagai upaya untuk berdasarkan pada berdasarkan pada
meningkatkan derajat kesehatan analisis kebutuhan analisis kebutuhan
masyarakat secara optimal masyarakat masyarakat
2 RUK Tahun RUK (Rencana Usulan Kegiatan) Tidak ada Ada , tidak sesuai Ada, sesuai visi, Ada , sesuai visi, misi, tugas pokok
Puskesmas untuk tahun yad ( N+1) visi, misi, tugas misi, tugas pokok dan fungsi Puskesmas, bedasarkan
(N+1)
dibuat berdasarkan analisa situasi, pokok dan fungsi dan fungsi pada analisis kebutuhan masyarakat
kebutuhan dan harapan masyarakat Puskesmas,tidak Puskesmas, tidak dan kinerja , ada pengesahan kepala
dan hasil capaian kinerja, prioritas berdasarkan pada berdasarkan pada Puskesmas
serta data 2 ( dua) tahun yang lalu analisis kebutuhan analisis kebutuhan
dan data survei, disahkan oleh Kepala masyarakat dan masyarakat dan
Puskesmas kinerja kinerja
3 RPK/POA Dokumen Rencana Pelaksanaan Tidak ada dokumen RPK dokumen RPK dokumen RPK sesuai RUK, ada
bulanan/ Kegiatan (RPK), sebagai acuan Ada tidak sesuai RUK, sesuai RUK, tidak pembahasan dengan LP maupun LS
tahunan pelaksanaan kegiatan yang akan dokumen Tidak ada ada pembahasan dalam penentuan jadwal
dijadwalkan selama 1 (satu) tahun RPK pembahasan dengan LP
dengan memperhatikan visi misi dan dengan LP maupun LS
tata nilai Puskesmas maupun LS, dalam penentuan
dalam penentuan jadwal
jadwal

Skal
No Jenis Definisi Operasional a
Nilai 0 Nilai 4 Nilai 7 Nilai
Variabel 10
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
4 Lokakarya Rapat Lintas Program (LP) membahas Tidak ada Ada, dokumen Ada, dokumen Ada, dokumen yang menindaklanjuti
Mini bulanan review kegiatan, permasalahan tidak memuat corrective actio hasil lokmin bulan sebelumnya
dokumen
(lokmin LP,rencana tindak lanjut (corrective evaluasi bulanan n,dafar hadir,
bulanan) action ) , beserta tindak lanjutnyasecara pelaksanaan notulen hasil
lengkap. Dokumen lokmin awal tahun kegiatan dan lokmin,undangan
memuat penyusunan POA, briefing langkah koreksi rapat lokmin tiap
penjelasan program dari Kapus dan bulan lengkap
detail pelaksanaan program (target,
strategi pelaksana) dan kesepakatan
pegawai Puskesmas. Notulen memuat
evaluasi bulanan pelaksanaan
kegiatan dan langkah koreksi.
5 Lokakarya Mini Rapat lintas program dan Lintas Tidak ada Ada, dokumen Ada Dokumen Ada, dokumen yang menindaklanjuti
tribulanan Sektor (LS) membahas review tidak memuat corrective hasil lokmin yang melibatkan peran
dokumen
(lokmin kegiatan, permasalahan LP, evaluasi bulanan action,dafar hadir, serta LS
tribulanan) corrective action, beserta tindak pelaksanaan notulen hasil
lanjutnya secara lengkap tindak kegiatan dan lokmin,undangan
lanjutnya. Dokumen memuat evaluasi langkah koreksi rapat lokmin
kegiatan yang memerlukan peran LS lengkap
6 Survei Survei meliputi: survei kurang Dilakukan survei Dilakukan survei Dilakukan survei minimal lebih dari
Keluarga Sehat 1. KB dari 30% >30%, >30%,dilakukan 30%, telah dilakukan intervensi awal,
(12 Indikator 2. Persalinan di faskes dilakukan intervensi awal, dilakukan entri data aplikasi, dilakukan
Keluarga 3. Bayi dengan imunisasi dasar intervensi awal dilakukakan entri analisis data dan dilakukan intervensi
Sehat) lengkap, bayi dengan ASI eksklusif dan dilakukan data apalikasi dan lanjut`
4. Balita ditimbang entri data dilakukan analisis
5. Penderita TB, hipertensi dan aplikasi hasil survei
gangguan jiwa mendapat
pengobatan, tidak merokok, JKN, air
bersih dan jamban sehat yang
dilakukan oleh Puskesmas dan
jaringannya
7 Survei Mawas Kegiatan mengenali keadaan dan Tidak dilakukan Ada dokumen Ada dokumen KA Ada SOP SMD, kerangka acuan,
Diri (SMD) masalah yang dihadapi masyarakat KA dan SOP dan SOP SMD, pelaksanaan, rekapan, analisis dan
serta potensi yang dimiliki masyarakat SMD tapi belum dilaksanakan jenis kegiatan yang dibutuhkan
untuk mengatasi masalah dilaksanakan SMD, ada rekapan masyarakat dari hasil SMD.
tersebut.Hasil identifikasi dianalisis hasil SMD, tidak
untuk menyusun upaya, selanjutnya ada analisis dan
masyarakat dapat digerakkan untuk jenis kegiatan
berperan serta aktif untuk memperkuat yang dibutuhkan
upaya perbaikannya sesuai batas masyarakat
kewenangannya.
Skal
No Jenis Definisi Operasional a
Nilai 0 Nilai 4 Nilai 7 Nilai
Variabel 10
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
8 Pertemuan Pertemuan dengan masyarakat dalam Tidak ada Ada pertemuan ada pertemuan ada pertemuan minimal 2 kali setahun,
dengan rangka pemberdayaan (meliputi minimal 2 kali minimal 2 kali ada hasil pembahasan pemberdayaan
pertemuan
masyarakat keterlibatan dalam perencanaan, setahun setahun, ada hasil masyarakat, ada tindaklanjut
dalam rangka pelaksanaan dan evaluasi kegiatan) pembahasan pemberdayaan
pemberdayaan Individu, Keluarga dan Kelompok. untuk
Individu, pemberdayaan
Keluarga dan masyarakat
Kelompok
9 SK Tim mutu Surat Keputusan Kepala Puskesmas Tidak ada SK Ada SK Tim Mutu, Ada SK Tim Mutu Ada SK Tim Mutu dan uraian tugas
dan uraian dan uraian tugas Tim Mutu (UKM Tim, uraian tidak ada uraian dan uraian tugas, serta evaluasi pelaksanaan uraian
tugas Essensial, UKM pengembangan , tugas serta tugas dan evaluasi tidak ada evaluasi tugas
UKP, Administrasi Manajemen, Mutu, evaluasi pelaksanaan pelaksanaan
PPI, Keselamatan Pasien serta Audit pelaksanaan uraian tugas uraian tugas
Internal), serta dilaksanakan evaluasi uraian tugas
terhadap pelaksanaan uraian tugas
minimal sekali setahun
10 Rencana Rencana kegiatan Tidak ada Ada rencana Ada sebagian Ada dokumen rencana program mutu
program mutu perbaikan/peningkatan mutu dan dokumen pelaksanaan dokumen rencana dan keselamatan pasien lengkap
dan keselamatan pasien lengkap dengan rencana kegiatan pelaksanaan dengan sumber dana, sumber daya
keselamatan sumber dana dan sumber daya, jadwal program mutu perbaikan dan kegiatan serta bukti pelaksanaan dan
pasien audit internal,kerangka acuan kegiatan dan peningkatan perbaikan dan evaluasinya
dan notulen serta bukti pelaksanaan keselamatan mutu, tidak ada peningkatan mutu
serta evaluasinya pasien bukti dan bukti
pelaksanaan dan pelaksanaan dan
evaluasinya evaluasi belum
dilakukan
11 Pelaksanaan proses identifikasi, evaluasi, Tidak Melakukan Melakukan Melakukan identifikasi risiko, ada
manajemen pengendalian dan meminimalkan risiko melakukan identifikasi risiko, identifikasi risiko, upaya pencegahan dan penanganan
risiko di di Puskesms proses tidak ada upaya ada upaya risiko, ada dokumen register risiko
Puskesmas manajemen pencegahan dan pencegahan dan lengkap
risiko dan tidak penanganan penanganan
ada dokumen risiko, tidak ada risiko, ada
register risiko dokumen register dokumen register
risiko risiko tidak
lengkap
12 Pengelol Pengelolaan pengaduan meliputi tidak ada media Media dan data Media dan data Media dan data ada, analisa lengkap
aan menyediakan media pengaduan, pengaduan, data tidak lengkap, ada ata lengkap, dengan rencana tindak lanjut, tindak
Pengadu mencatat pengaduan (dari Kotak ada, analisa analisa , rencana analisa sebagian lanjut dan evaluasi
an saran, sms, email, wa, telpon dll), lengkap dengan tindak lanjut, ada, rencana
Pelangga melakukan analisa, membuat rencana rencana tindak tindak lanjut dan tindak lanjut,
n tindak lanjut, tindak lanjut dan evaluasi lanjut, tindak evaluasi belum tindak lanjut dan
lanjut dan ada evaluasi belum
evaluasi ada.

Skal
No Jenis Definisi Operasional a
Nilai 0 Nilai 4 Nilai 7 Nilai
Variabel 10
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
13 Survei Survei Kepuasan adalah kegiatan Tidak ada Data tidak Data Data ada, analisa lengkap dengan
Kepuasan yang dilakukan untuk mengetahui lengkap,analisa , lengkap,analisa rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan
data
Masyarakat kepuasan masyarakat terhadap rencana tindak sebagian ada , evaluasi serta telah dipublikasikan
kegiatan/pelayanan yang telah lanjut, tindak lanjut
rencana tindak
dilakukan Puskesmas dan evaluasi serta lanjut, tindak lanjut
publikasi belum dan evaluasi serta
ada publikasi belum
ada
14 Audit internal Pemantauan mutu layanan sepanjang Tidak dilakukan Dilakukan, Dilakukan, Dilakukan, dokumen lengkap, ada
tahun, meliputi audit input, proses audit internal dokumen lengkap, dokumen analisa, rencana tindak lanjut, tindak
(PDCA) dan output pelayanan, ada tidak ada analisa, lengkap, ada lanjut dan evaluasi
jadwal selama setahun, instrumen, rencana tindak analisa, rencana
hasil dan laporan audit internal lanjut, tindak tindak lanjut, tidak
lanjut dan ada tindak lanjut
evaluasi dan evaluasi
15 Rapat Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) Tidak ada RTM, Dilakukan 1 kali Dilakukan 2 kali Dilakukan > 2 kali setahun, ada
Tinjauan dilakukan minimal 2x/tahun untuk dokumen dan setahun, dokumen setahun, ada notulen, daftar hadir, analisa, rencana
Manajemen meninjau kinerja sistem manajemen rencana notulen, daftar notulen, daftar tindak lanjut (perbaikan/peningkatan
mutu, dan kinerja pelayanan/ upaya pelaksanaan hadir lengkap, ada hadir, ada analisa, mutu), tindak lanjut dan evaluasi
Puskesmas untuk memastikan kegiatan analisa, rencana rencana tindak
kelanjutan, kesesuaian, kecukupan, perbaikan dan tindak lanjut lanjut
dan efektifitas sistem manajemen mutu peningkatan (perbaikan/pening (perbaikan/pening
dan sistem pelayanan, menghasilkan mutu kata n kata n mutu),
luaran rencana perbaikan serta mutu),belum ada tindak lanjut dan
peningkatan mutu tindak lanjut dan belum dilakukan
evaluasi evaluasi
16 Penyajian/ Penyajian/updating data dan informasi Tidak ada data Kelengkapan data Kelengkapan Lengkap pencatatan dan pelaporan,
updating data tentang : capaian program (PKP), KS, dan pelaporan
50% data75% benar
dan informasi hasil survei SMD, IKM,data dasar, data
kematian ibu dan anak, status gizi ,
Kesehatan lingkungan, SPM,
Pemantauan Standar Puskesmas
1.2. Manajemen Peralatan dan Sarana Prasarana

1 Kelengkapan Nilai data kumulatif SPA >60 % dan Nilai data Nilai data Nilai data Nilai data kumulatif SPA >60 % dan
dan Updating >50% berdasarkan data ASPAK yang kumulatif SPA < kumulatif SPA kumulatif SPA kelengkapan alat kesehatan > 50%
data Aplikasi telah diupdate secara berkala 60 % dan <60 % dan >60 % dan berdasarkan data ASPAK yang sudah
Sarana, ( minimal 2 kali dalam setahun, tgl 30 kelengkapan kelengkapan alat kelengkapan alat diupdate dan divalidasi Dinkes
Prasarana, Alat Juni dan 31 Desember tahun berjalan alat kesehatan kesehatan <50 % kesehatan <50 % Kab/Kota
Kesehatan ) dan telah divalidasi Dinkes <50 % dan data berdasarkan data berdasarkan data
(ASPAK) Kab/Kota. ASPAK belum ASPAK yang ASPAK yang
diupdate dan sudah diupdate sudah diupdate
divalidasi dan divalidasi dan divalidasi
Dinkes Dinkes Kab/Kota Dinkes Kab/Kota
Kab/Kota

Skal
No Jenis Definisi Operasional a
Nilai 0 Nilai 4 Nilai 7 Nilai
Variabel 10
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
2 Analisis data Analisis data ASPAK berisi Tidak ada Ada analisis data, Ada analisis data Ada analisis data lengkap dengan
ASPAK dan ketersediaan Sarana , Prasarana dan analisis data rencana tindak SPA , rencana rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan
rencana tindak alkes (SPA) di masing-masing ruangan lanjut, tindak lanjut tindak lanjut, tidak evaluasi
lanjut dan kebutuhan SPA yang belum dan evaluasi ada tindak lanjut
terpenuhi.Tindak lanjut berisi upaya belum ada dan evaluasi
yang akan dilakukan dalam
pemenuhan kebutuhan SPA.
3 Pemelihar Pemeliharaan prasarana terjadwal Tidak ada Ada jadwal Ada jadwal Ada jadwal pemeliharaan dan
aan serta dilakukan, dilengkapi dengan jadwal pemeliharaan dan pemeliharaan dan dilakukan pemeliharaan. Ada bukti
prasarana jadwal dan bukti pelaksanaan pemeliharaan tidak dilakukan dilakukan pelaksanaan.
Puskesma prasarana dan pemeliharaan pemeliharaan.
s tidak dilakukan Tidak ada bukti
pemeliharaan pelaksanaan.
4 Kalibrasi alat Kalibrasi alkes dilakukan sesuai Tidak ada Ada jadwal Ada jadwal Ada jadwal kalibrasi dan dilakukan
kesehatan dengan daftar peralatan yang perlu jadwal kalibrasi kalibrasi dan kalibrasi dan kalibrasi Ada bukti pelaksanaan.
dikalibrasi, ada jadwal, dan bukti dan tidak tidak dilakukan dilakukan
pelaksanaan kalibrasi. dilakukan kalibrasi kalibrasiTidak ada
kalibrasi bukti pelaksanaan.
5 Perbaikan Perbaikan dan pemeliharaan Tidak ada Ada jadwal Ada jadwal Ada jadwal pemeliharaan dan
dan peralatan medis dan non medis jadwal pemeliharaan dan pemeliharaan dan dilakukan pemeliharaan. Ada bukti
pemeliharaa terjadwal dan sudah dilakukan yang pemeliharaan tidak dilakukan dilakukan pelaksanaan.
n peralatan dibuktikan dengan adanya jadwal dan peralatan dan pemeliharaan pemeliharaan.
medis dan bukti pelaksanaan tidak dilakukan Tidak ada bukti
non medis pemeliharaan pelaksanaan.
1.3. Manajemen Keuangan

1 Data Realisasi capaian keuangan yang Tidak ada Data/laporan Data/laporan Ada data/laporan keuangan, analisa
realisasi tidak lengkap, lengkap, ada lengkap dengan rencana tindak lanjut,
disertai bukti data
keuangan belum di lakukan sebagian analisa, tindak lanjut dan evaluasi
analisa, rencana belum ada
tindak lanjut, rencana tindak
tindak lanjut danlanjut, tindak
evaluasi lanjut dan
evaluasi
2 Data keuangan Data pencatatan pelaporan Tidak ada Data dan laporan Data/laporan Data /laporan ada, analisa lengkap
dan laporan pertanggung jawaban keuangan ke tidak lengkap, lengkap,analisa dengan rencana tindak lanjut, tindak
data
pertanggung Dinkes Kab/Kota,penerimaan dan belum ada sebagian ada , lanjut dan evaluasi
jawaban pengeluaran , realisasi capaian analisa, rencana rencana tindak
keuangan yang disertai bukti tindak lanjut, lanjut, tindak lanjut
tindak lanjut dan evaluasi
dan evaluasi belum ada
Skal
No Jenis Definisi Operasional a
Nilai 0 Nilai 4 Nilai 7 Nilai
Variabel 10
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1.4.Manajemen Sumber Daya Manusia

1 Rencana Metode Penghitungan Kebutuhan Tidak ada Ada dokumen Ada dokumen Ada dokumen renbut, dengan hasil < 9
Kebutuhan SDM Kesehatan secara riil sesuai renbut, dengan renbut, dengan jenis nakes (termasuk dokter, dokter
dokumen
Tenaga kompetensinya berdasarkan beban hasil < 4 jenis hasil < 7 jenis gigi, bidan dan perawat) sesuai
(Renbut) kerja nakes dari 9 nakes (termasuk kebutuhan
nakes sesuai dokter, dokter
kebutuhan gigi, bidan dan
perawat) dari 9
nakes sesuai
kebutuhan
2 SK, uraian Surat Keputusan Penanggung Jawab Tidak ada SK Ada SK Ada SK Ada SK Penanggung Jawab dan
tugas pokok dengan uraian tugas pokok dan tugas tentang SO dan Penanggung Penanggung uraian tugas seluruh karyawan
(tanggung integrasi jabatan karyawan uraian tugas Jawab dan Jawab dan
jawab dan uraian tugas uraian tugas
wewenang ) 50% karyawan 75% karyawan
serta uraian
tugas
integrasi
3 Data Data kepegawaian meliputi Tidak ada data Data tidak Data Data lengkap, analisa lengkap dengan
dokumentasi lengkap, tidak ada lengkap,analisa rencana tindak lanjut, tindak lanjut dan
kepegawaian
STR/SIP/SIPP/SIB/SIK/SIPA dan hasil analisa , rencana sebagian ada , evaluasi
pengembangan SDM tindak lanjut, rencana tindak
(sertifikat,Pelatihan, seminar, tindak lanjut dan lanjut, tindak lanjut
workshop, dll),analisa pemenuhan evaluasi dan evaluasi
standar jumlah dan kompetensi SDM belum ada
di Puskesmas, rencana tindak lanjut,
tindak lanjut dan evaluasi nya
Skal
No Jenis Definisi Operasional a
Nilai 0 Nilai 4 Nilai 7 Nilai
Variabel 10
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1.5. Manajemen Pelayanan Kefarmasian (Pengelolaan obat, vaksin, reagen dan bahan habis pakai)
1. SOP SOP pengelolaan sediaan farmasi Tidak ada Ada SOP, tidak Ada SOP, lengkap Ada SOP, lengkap, ada dokumentasi
Pelayanan (perencanaan, permintaan/ pelaksanaan SOP. Dokumen
SOP lengkap
Kefarmasian pengadaan, penerimaan, pelaksanaan: (perencanaan (RKO),
penyimpanan, distribusi, pencatatan permintaan/ pengadaan (LPLPO/SP),
dan pelaporan, dll) dan pelayanan penerimaan ( BAST), penyimpanan
farmasi klinik (Pengkajian Dan (kartu stok), distribusi (LPLPO
Pelayanan Resep , penyiapan obat, unit/SBBK), pencatatan dan
penyerahan obat, pemberian pelaporan (LPLPO, Ketersediaan 40
informasi obat, konseling, evaluasi item obat dan 5 item vaksin, laporan
penggunaan obat (EPO), Visite narkotika psikotropika) dan pelayanan
pemantauan terapi obat (PTO) khusus farmasi klinik (Pengkajian Dan
untuk Puskesmas rawat inap , Pelayanan Resep (skrining resep),
pengelolan obat emergensi dll) penyiapan obat, penyerahan obat,
pemberian informasi obat (lembar
pemberian informasi obat), konseling
(form konseling), evaluasi
penggunaan obat (EPO) (POR dan
ketersediaan obat thd fornas), Visite
untuk dalam gedung dan Home
Pharmacy Care untuk luar gedung
(dokumen catatan penggunaan obat
pasien/dokumen PTO) pemantauan
terapi obat(PTO) (dokumen
PTO)khusus untuk Puskesmas rawat
inap , pengelolan obat emergensi
(ada emergency kit dan buku
monitoring obat emergency)
2. Sarana Sarana prasarana yang terstandar Tidak ada Ada sarana Ada sarana Ada sarana prasarana, lengkap sesuai
Prasarana dalam pengelolaan sediaan farmasi sarana prasarana, tidak prasarana, kebutuhan, penggunaan sesuai SOP
Pelayanan (adanya pallet, rak obat, lemari obat, prasarana lengkap sesuai lengkap sesuai (kondisi terawat, bersih)
Kefarmasian lemari narkotika psikotropika, lemari kebutuhan kebutuhan
es untuk menyimpan obat, APAR,
pengatur suhu, thermohigrometer,
kartu stok) dan sarana pendukung
farmasi klinik (alat peracikan obat,
perkamen, etiket)

KEPALA UPT PUSKESMAS PADAS

ZAIN RATNA PRIYANTO


Definisi Operasional, Cara Penghitungan dan Target Indikator Kinerja UKM Esensial
Puskesmas

No Indikator UKM Definisi Cara Target Th Sumber Data


Esensial Operasional Penghitungan 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2.1.UKM Esensial
2.1.1.Pelayanan Promosi Kesehatan
2.1.1.1 Pengkajian PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

1. Rumah Tangga yang Rumah Tangga (RT) yang dikaji/dilaksanakan survey Jumlah Rumah Tangga yang dikaji 20% Laporan Tahunan
PHBS tatanan RT di wilayah kerja Puskesmas pada PHBS dibagi jumlah sasaran Rumah
dikaji
kurun waktu satu tahun. Pelaksanaan pengkajian pada Tangga dikali 100%
masa pandemi dengan memperhatikan protokol
kesehatan
2. Institusi Pendidikan Institusi Pendidikan (SD/ MI , SLTP / MTs, SLTA/ MA Jumlah Institusi Pendidikan yang dikaji 50% Laporan Tahunan
yang dikaji dan atau sederajat ) yang dikaji/dilaksanakan survey PHBS dibagi jumlah sasaran Institusi
PHBS tatanan Instistusi Pendidikan di wilayah kerja Pendidikan dikali 100%
Puskesmas pada kurun waktu satu tahun
3. Pondok Pesantren Pondok Pesantren yang dikaji/dilaksanakan survey Jumlah Pondok Pesantren yang dikaji 70% Laporan Tahunan
(Ponpes) yang PHBS tatanan Pondok Pesantren di wilayah kerja PHBS dibagi jumlah Ponpes dikali 100%
dikaji Puskesmas pada kurun waktu satu tahun. Pelaksanaan
pengkajian pada masa pandemi dengan memperhatikan
protokol kesehatan
2.1.1.2.Tatanan Sehat

1. Rumah Tangga Rumah Tangga (minimal yang dikaji adalah 20% dari Jumlah Rumah Tangga yang memenuhi 55% Laporan Tahunan
Sehat yang Total Rumah Tangga) yang memenuhi 10 indikator 10 indikator PHBS rumah tangga dibagi
memenuhi 10 PHBS rumah tangga (persalinan ditolong oleh nakes, jumlah sasaran rumah tangga yang dikaji
indikator PHBS bayi diberi ASI eksklusif, menimbang bayi/balita, dikali 100%
menggunakan air bersih, mencuci tangan pakai air
bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat,
memberantas jentik dirumah, makan buah dan sayur
tiap hari, aktivitas fisik tiap hari, tidak merokok) di
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun.

No Indikator UKM Definisi Cara Penghitungan Target Th Sumber Data


Esensial Operasional 2023
2. Institusi Pendidikan
Institusi Pendidikan (minimal yang dikaji adalah 50% Jumlah Institusi Pendidikan yang 74% Laporan Tahunan
yang memenuhi 7 - dari institusi pendidikan yang ada ) yang memenuhi 7 - memenuhi 7- 9 Indikator PHBS Institusi
9 indikator PHBS 9 indikator PHBS Institusi Pendidikan (mencuci tangan Pendidikan dibagi jumlah sasaran
(klasifikasi IV) dengan air yang mengalir & menggunakan sabun, Institusi Pendidikan yang dikaji dikali
menggunakan jamban bersih dan sehat, menggunakan 100%
masker dengan benar, menjaga jarak, melakukan
desinfektan ruang belajar, melakukan cek suhu,
membawa peralatan pribadi dan bekal makan sendiri,
pengaturan sirkulasi udara, memberantas jentik, tidak
merokok di sekolah, mengukur BB dan TB tiap 6
(enam) bulan sekali, membuang sampah pada
tempatnya) di wilayah kerja Puskesmas pada kurun
waktu satu tahun.
3. Pondok Pesantren Pondok Pesantren (minimal yang dikaji adalah 70 % dari Jumlah Ponpes yang memenuhi 13 - 15 50% Laporan Tahunan
yang memenuhi 13- Ponpes yang ada) yang memenuhi 13 - 15 indikator indikator PHBS Ponpes dibagi jumlah
15 indikator PHBS PHBS Pondok Pesantren (kebersihan perorangan, Pondok Pesantren yang dikaji dikali
Pondok Pesantren penggunaan air minum dan air bersih, kebersihan 100%
(Klasifikasi IV) tempat wudhu, menggunakan kamar mandi dan jamban Catatan: tidak dihitung sebagai pembagi
sehat, kebersihan asrama, kebersihan ruang belajar, bila tidak ada Ponpes
kebersihan halaman, tempat penampungan air dan
barang bekas bebas jentik, mengkonsumsi makanan
bergizi seimbang, pemanfaatan Poskestren dan sarana
yankes, tidak merokok, mengetahui informasi kesehatan
prioritas, menjadi peserta dana sehat, membuang
sampah di tempat sampah, kebersihan dapur) di wilayah
kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun.
2.1.1.3.Intervensi/ Penyuluhan

1. Kegiatan intervensi Kelompok RT di Posyandu Balita yang telah diintervensi Jumlah kegiatan penyuluhan kelompok 100% Laporan
pada Kelompok minimal 4 kali per Posyandu terkait 10 indikator PHBS /bentuk intervensi lain terkait 10
Tribulanan
Rumah Tangga bisa dengan penyuluhan kelompok langsung atau indikator PHBS pada rumah tangga
memberikan informasi kesehatan melalui WA grub dan melalui Posyandu Balita yang ada di
atau bentuk intervensi lain (dengan metode apapun) wilayah Puskesmas selama 1 tahun
oleh petugas Puskemas di wilayah kerja Puskesmas dibagi (4 kali jumlah posyandu Balita
pada kurun waktu satu tahun yang ada di wilayah kerja puskesmas)
dikali 100 %
2. Kegiatan intervensi Institusi Pendidikan (SD / MI ; SLTP / MTs, SLTA/MA ) Jumlah kegiatan penyuluhan/bentuk 100% Laporan
pada Institusi yang telah diintervensi minimal 2 kali per institusi intervensi lain pada institusi pendidikan
Semesteran
Pendidikan pendidikan baik dengan penyuluhan dan atau bentuk yang dikaji PHBS selama 1 tahun dibagi
intervensi lainnya (dengan metode apapun) oleh (2 kali jumlah institusi pendidikan yang
petugas Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas pada dikaji PHBS) dikali 100 %
kurun waktu satu tahun
No Indikator UKM Definisi Cara Penghitungan Target Th Sumber Data
Esensial Operasional 2023
3. Kegiatan intervensi Pondok Pesantren yang telah diintervensi minimal 2 kali Jumlah kegiatan penyuluhan/bentuk 100% Laporan
pada Pondok tiap ponpes baik dengan penyuluhan kelompok intervensi lain pada pondok pesantren
Semesteran
Pesantren langsung atau memberikan informasi kesehatan melalui yang dikaji PHBS selama 1 tahun dibagi
WA grub dan atau bentuk intervensi lainnya ( dengan (2 kali jumlah pondok pesantren yang
metode apapun ) oleh petugas Puskesmas di wilayah dikaji PHBS) dikali 100 %
kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun

2.1.1.4.Pengembangan UKBM

1. Posyandu Balita Posyandu Balita yang berstrata Purnama dan Mandiri di Jumlah Posyandu Balita Purnama 76% Laporan Tahunan
PURI (Purnama wilayah kerja Puskesmas dalam waktu 1 tahun dan Mandiri dibagi jumlah Posyandu
Mandiri) Balita dikali 100%
2. Poskesdes/ Poskesdes/Poskeskel yang berstrata Madya, Purnama Jumlah Poskesdes/Poskeskel yang 78% Laporan Tahunan
dan Mandiri di wilayah kerja Puskesmas pada kurun berstrata Madya, Purnama dan
Poskeskel Aktif
waktu satu tahun Mandiri dibagi jumlah
Poskesdes/Poskeskel yang ada
dikali 100%

2.1.1.5 Pengembangan Desa/Kelurahan Siaga Aktif

1. Desa/Kelurahan Desa/Kelurahan Siaga Aktif dengan Strata Pratama, Jumlah Desa/Kelurahan Siaga Aktif 98,3% Laporan Tahunan
Siaga Aktif Madya, Purnama dan Mandiri di wilayah kerja dengan Strata Pratama, Madya,
Puskesmas pada kurun waktu satu tahun Purnama dan Mandiri dibagi jumlah
total desa dikali 100%
2. Desa/Kelurahan Desa/Kelurahan Siaga Aktif dengan Strata Purnama dan Jumlah Desa/Kelurahan Siaga Aktif 17,5% Laporan Tahunan
Siaga Aktif PURI Mandiri di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu Purnama dan Mandiri dibagi jumlah total
(Purnama satu tahun Desa Siaga dikali 100%
Mandiri)
3. Pembinaan Pembinaan Desa/Kelurahan Siaga oleh petugas Jumlah Desa/Kelurahan Siaga yang 100% Laporan
Desa/Kelurahan Puskesmas minimal 2 (dua) kali dalam satu tahun di dibina 2 kali per tahun dibagi jumlah
Semesteran
Siaga Aktif wilayah kerja Puskesmas total desa/Kelurahan Siaga dikali 100 %

2.1.1.6. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

1. Promosi kesehatan Puskesmas dan jaringannya (Puskesmas, Pustu, Jumlah Puskesmas dan jaringannya 100% Laporan Bulanan
untuk program Ponkesdes) memberikan promosi kesehatan program yang melakukan promosi kesehatan
prioritas di dalam prioritas (Penurunan AKI & AKB, Stunting, Covid, program prioritas minimal sebanyak 12
gedung Puskesmas HIV/AIDS, TB, Kusta, Napza, Diabetes Melitus, (dua belas) kali dalam kurun waktu satu
dan jaringannya Hipertensi, Gangguan Jiwa , Imunisasi, Germas dan tahun kepada masyarakat yang datang
(sasaran Posyandu ) kepada masyarakat yang datang ke ke Puskesmas dan jaringannya dibagi
masyarakat) Puskesmas dan jaringannya minimal 12 (dua belas) jumlah Puskesmas dan jaringannya di
kali dalam satu tahun satu wilayah kerja dalam kurun waktu
satu tahun yang sama dikali 100 %

No Indikator UKM Definisi Cara Penghitungan Target Th Sumber Data


Esensial Operasional 2023
2 Pengukuran dan Pengukuran dan pembinaan tingkat perkembangan Jumlah UKBM yang diukur dan dibina 100% Profil Promkes
Pembinaan UKBM adalah penentuan strata UKBM yang terdiri dari tingkat perkembangannya dibagi Jumlah
Tingkat strata Pratama, Madya, Purnama & Mandiri serta UKBM yang ada di satu wilayah kerja
Perkembangan pembinaan tingkat perkembangannya agar meningkat dalam kurun waktu satu tahun dikali 100
UKBM stratanya. UKBM yang diukur dan dibina tingkat %
perkembangannya adalah Posyandu Balita, Posyandu
Lansia, Poskesdes, Pos Kesehatan Pesantren, Saka
Bhakti Husada, yang ada di wilayah kerja Puskesmas,
oleh petugas Puskesmas selama 1 (satu) tahun. Skor
strata berdasarkan Buku Pedoman Pengukuran Tingkat
Perkembangan UKBM yaitu Posyandu Balita (Pratama:
<60; Madya: 64- 74; Purnama: 75-94; Mandiri: 95 -100 );
Poskesdes dan Poskestren
(Pratama: <50; Madya: 50 - 69; Purnama: 70-89;
Mandiri: 90 - 100);
SBH (Pratama: < 30; Madya: 30 - 49; Purnama: 50 - 69;
Mandiri : 70 -
100).
2.1.2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
2.1.2.1.Penyehatan Air

1. Inspeksi Monitoring/ Inspeksi Kesehatan Lingkungan /IKL Jumlah SAM yang di IKL dibagi jumlah 50% Laporan Bulanan
Kesehatan terhadap Sarana Air Minum (SAM),yaitu yang meliputi : SAM yang ada dikali 100 %
Lingkungan - jaringan perpipaan, (PDAM, Hippam / BPSPAM),
Sarana Air Minum - Bukan Jaringan Perpipaan Komunal (sumur
(SAM) pompa tangan, sumur bor dengan pompa,
sumur gali terlindung, sumur gali dengan
pompa),
- Perlindungan Mata Air (PMA),
- Penampungan Air Hujan (PAH)
yang disebut sebagai sistim penyediaan air
bersih/Minum (SPAM) di wilayah kerja Puskesmas
selama kurun waktu tertentu.
2. Sarana Air Minum Sarana Air Minum (SAM) dimana hasil Inspeksi Jumlah SAM yang di IKL dengan hasil 90% Laporan Bulanan
(SAM) yang telah Kesehatan Lingkungan (IKL) secara teknis dalam rendah dan sedang dibagi jumlah SAM
di IKL kategori resiko rendah dan sedang, sehingga aman yang di IKL dikali 100%
untuk dipakai kebutuhan sehari-hari (termasuk untuk
kebutuhan makan dan minum) di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu tertentu
3. Sarana Air Minum Sarana Air Minum (SAM) yang beresiko rendah dan Jumlah SAM yang di uji kualitas airnya 72% Laporan Bulanan
(SAM) yang sedang di uji kualitas airnya (laboratorium/sanitarian kit) dibagi jumlah SAM resiko rendah dan
diperiksa kualitas di wilayah kerja Puskesmas selama kurun waktu tertentu sedang dikali 100%
airnya
4. Sarana Air Minum Sarana Air Minum (SAM) yang sudah diuji kualitas Jumlah SAM yang uji kulitas airnya 15% Laporan Bulanan
(SAM) yang secara fisik, kimia, dan mikrobiologi memenuhi syarat dibagi jumlah SAM
memenuhi syarat (laboratorium/sanitarian kit) memenuhi syarat kesehatan yang diuji kualitas airnya

No Indikator UKM Definisi Cara Penghitungan Target Th Sumber Data


Esensial Operasional 2023
2.1.2.2.Penyehatan Tempat Pengelolaan Pangan (TPP)

1. Pembinaan Tempat Monitoring/ Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) Jumlah TPP yang di IKL dibagi jumlah 68% Laporan Tribulan
Pengelolaan Pangan Tempat Pengelolaan Makanan (TPP) dengan sasaran: TPP yang ada dikali 100 %
(TPP) 1. Jasa Boga / Katering (Gol A, B, dan C)
2. Restoran
3. DAM (Depot Air Minum)
4. TPP Tertentu (Makanan yang tahan hingga 7 hari)
5. Rumah Makan (Gol A1 dan A2)
6. Penyediaan Makanan Keliling Tempat Tidak Tetap
(Gerai Pangan Jajanan Keliling Gol A1, A2, dan B)
7. Restoran dan Penyediaan Makanan Keliling Lainnya
(Sentra Pangan Jajanan/Kantin, Gerai Pangan Jajanan,
dan Dapur Gerai Pangan Jajanan) pada kurun waktu
tertentu
2. TPP yang TPP yang dari segi fisik (sanitasi), penjamah, kualitas Jumlah TPP yang memenuhi syarat 55% Laporan Tribulan
memenuhi makanan memenuhi syarat tidak berpotensi kesehatan dibagi jumlah TPP yang
syarat menimbulkan kontaminasi atau dampak negatif dibina dikali 100 %
kesehatan kesehatan, dengan bukti hasil Inspeksi Kesehatan
Lingkungan (IKL) yang memenuhi syarat kesehatan
selama di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu
tertentu
2.1.2.3. Pembinaan Tempat Fasilitas Umum (TFU)

1. Pembinaan Inspeksi kesehatan lingkungan dan pembinaan yang Jumlah TFU Prioritas yang dibina dibagi 80% Laporan Tribulan
sarana TFU meliputi rekomendasi teknis dll terhadap penanggung jumlah TFU Prioritas yang terdaftar dikali
Prioritas jawab dan petugas pada TFU Prioritas (Puskesmas, 100 %
SD/MI, SMP/MTs) di wilayah kerja Puskesmas pada
kurun waktu tertentu.
2. TFU Prioritas TFU prioritas yang memenuhi syarat kesehatan, Jumlah TFU Prioritas yang 30% Laporan Tribulan
yang dimana secara teknis cukup aman untuk dipergunakan memenuhi syarat kesehatan dibagi
memenuhi dan tidak memiliki resiko negatif terhadap pengguna, jumlah TFU Prioritas yang terdaftar
syarat petugas dan lingkungan sekitar dengan dibuktikan hasil dikali 100 %
kesehatan Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) yang memenuhi
syarat pada kurun waktu tertentu
2.1.2.4.Yankesling (Klinik Sanitasi)

1. Konseling Sanitasi Pelayanan berupa Konseling Sanitasi yang diberikan Jumlah pasien PBL yang dikonseling 10% Laporan Bulanan
kepada pasien/penderita Penyakit yang Berbasis dibagi dengan jumlah Pasien PBL di Puskesmas
Lingkungan (PBL), yaitu ISPA, TBC, DBD, Malaria, wilayah Puskesmas dikali 100 (LB1),
Chikungunya, Flu burung, Filariasis, Diare, % laporan/jumlah
Kecacingan, Kulit, keracunan makanan dan peptisida pasien jumlah
di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu
.

No Indikator UKM Definisi Cara Penghitungan Target Th Sumber Data


Esensial Operasional 2023
2. Inspeksi Inspeksi Kesehatan Lingkungan terhadap sarana pasien Jumlah IKL sarana pasien PBL yang 20% Laporan
Kesehatan PBL yang telah dikonseling dikonseling dibagi dengan jumlah Bulanan
Lingkungan pasien yang dikonseling dikali 100% Puskesmas
PBL
3. Intervensi terhadap Pasien PBL menindaklanjuti hasil inspeksi Jumlah pasien PBL yang menindaklanjuti 40% Laporan
pasien PBL yang di hasil inspeksi dibagi jumlah pasien PBL Bulanan
IKL yang di IKL dikali 100% Puskesmas
2.1.2.5. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ( STBM ) = Pemberdayaan
Masyarakat
1. Desa/kelurahan Desa/Kelurahan yang masyarakatnya sudah tidak ada Jumlah Desa/Kelurahan yang sudah 90% Laporan
yang Stop Buang Air yang berperilaku buang air besar di sembarangan Stop Buang Air Besar Sembarangan Bulanan
Besar Sembarangan tempat tetapi sudah buang air besar di tempat yang (SBS) dibagi jumlah desa/kelurahan yang STBM
(SBS) terpusat/jamban sehat pada kurun waktu tertentu. ada dikali 100 %
2. Desa/ Kelurahan Desa/Kelurahan yang : Jumlah Desa/Kelurahan implementasi 30% Laporan
Implementasi STBM 1. Minimal ada intervensi pemicuan 5 Pilar STBM; STBM 5 Pilar dibagi jumlah Bulanan
5 Pilar 2. Ada Natural Leader terlatih 5 Pilar STBM; desa/kelurahan yang ada dikali 100% STBM
3. Ada rencana aksi kegiatan menuju 5 Pilar STBM.
3. Desa/ Kelurahan ber Desa/Kelurahan yang masyarakatnya : Jumlah Desa/ Kelurahan STBM 5 Pilar 15% Laporan
STBM 5 Pilar 1. Pilar pertama/ Stop BABS 100%; dibagi jumlah Desa/ Kelurahan yang ada Bulanan
2. Keempat pilar lainnya (cuci tangan pakai sabun, dikali 100 % STBM
Mengelola air minum dan makanan yang aman,
Mengelola sampah dengan benar, Mengelola limbah
cair rumah tangga dengan aman) telah mencapai 50%
dari total KK.
dan dibuktikan dengan Berita Acara Verifikasi
2.1.3. Pelayanan Kesehatan Keluarga
2.1.3.1.Kesehatan Ibu

1. Kunjungan Ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan Jumlah Ibu hamil yang mendapatkan 100% Laporan PWS
Pertama Ibu Hamil antenatal sesuai standar (10T) oleh tenaga kesehatan pelayanan ANC sesuai standar (K1)
KIA
(K1) pada masa kehamilan trimester pertama di satu wilayah dibagi sasaran ibu hamil dikali 100%
kerja pada kurun waktu tertentu.
2 Pelayanan Adalah Ibu bersalin yang mendapatkan pelayanan Jumlah persalinan oleh tenaga 100% Laporan PWS-
Persalinan oleh persalinan sesuai standar di fasilitas pelayanan kesehatan yang kompeten di fasilitas
KIA
tenaga kesehatan di kesehatan pelayanan kesehatan dibagi jumlah
fasilitas kesehatan sasaran ibu bersalin dikali 100%
(Pf) - SPM

No Indikator UKM Definisi Cara Penghitungan Target Th Sumber Data


Esensial Operasional 2023
3 Pelayanan Nifas Adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu Jumlah ibu nifas yang memperoleh 4 kali 92% Laporan PWS-
oleh tenaga mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga pelayanan nifas sesuai standar dibagi
KIA
kesehatan (KF) kesehatan, dengan distribusi waktu; 1 kali pada 6 - 48 sasaran ibu bersalin dikali 100%
jam, 1 kali pada 3 - 7 hari, 1 kali
pada 8 - 28 hari dan 1 kali pada 29 - 42 hari
4 Penanganan Adalah penanganan komplikasi kebidanan, penyakit Jumlah ibu hamil,bersalin dan nifas 80% Laporan PWS-
komplikasi menular maupun tidak menular serta masalah gizi yang dengan komplikasi kebidanan yang
KIA
kebidanan (PK) terjadi pada waktu hamil, bersalin dan nifas oleh tenaga mendapatkan penanganan definitif
kesehatan yang mempunyai kompetensiabortus, antara (sampai selesai) dibagi 20% sasaran ibu
lain: perdarahan, Pre eklamsi/ eklamsi, persalinan hamil dikali 100%
macet, infeksi, abortus, malaria, HIV/AIDS, Sifilis,
Hepatitis, TB, hipertensi, diabetes melitus, anemia gizi
besi dan Kurang Energi Kronis (KEK)
5 Ibu hamil yang Adalah Ibu hamil diperiksa Human Imuno Deficiency Jumlah ibu hamil yang diperiksa HIV 95% LAPORAN
diperiksa HIV Virus (HIV) dibagi ibu hamil K1 dikali 100 %
LB3KIA
2.1.3.2. Kesehatan Bayi

1. Pelayanan Neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar Jumlah neonatus yang mendapat 100% Laporan PWS-
Kesehatan pada 6 (enam) sd 48 (empat puluh delapan) jam pelayanan sesuai standar pada 6-48 jam
KIA
Neonatus pertama setelah lahir. Pelayanan yang diberikan meliputi: setelah lahir di bagi sasaran lahir hidup
(KN1) Inisiasi Menyusu Dini (IMD), salep mata, perawatan tali dikali 100%
pusat, injeksi vitamin K1, imunisasi Hepatitis B (HB0)
dan pemeriksaan menggunakan Form Manajemen
Terpadu Bayi Muda (MTBM)
2. Pelayanan Neonatus umur 0-28 hari yang memperoleh Jumlah neonatus umur 0-28 hari yang 100% Laporan PWS
Kesehatan pelayanan kesehatan sesuai standar paling sedikit 3 memperoleh minimal 3 kali pelayanan
KIA
Neonatus 0 - 28 (tiga) kali dengan distribusi waktu : 1 (satu) kali pada sesuai standar dibagi sasaran lahir hidup
hari (KN lengkap) - 6 – 48 jam setelah lahir; dikali 100%
SPM 1 (satu) kali pada hari ke 3 – 7;
1 (satu) kali pada hari ke 8 – 28

No Indikator UKM Definisi Cara Penghitungan Target Th Sumber Data


Esensial Operasional 2023
3. Penanganan Neonatus dengan komplikasi yang mendapat Jumlah neonatus dengan komplikasi 80% Laporan PWS-
komplikasi penanganan sesuai standar oleh tenaga kesehatan yang mendapat penanganan sesuai
KIA
neonatus kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan standar dibagi 15% sasaran lahir hidup
tertentu.Neonatal dengan komplikasi adalah neonatus kali 100%
dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan
kesakitan, kecacatan dan/kematian, dan neonatus
dengan komplikasi meliputi trauma lahir, asfiksia,
ikterus, hipotermi,Tetanus Neonatorum, sepsis, Bayi
Berat Badan Lahir (BBLR) kurang dari 2500 gr, kelainan
kongenital, sindrom gangguan pernafasan maupun
termasuk klasifikasi kuning dan merah pada MTBM .
4. Pelayanan Bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna sesuai Jumlah bayi usia 29 hari- 11 bulan 92% PWS-KIA
kesehatan bayi 29 standar minimal 4 (empat) kali yaitu 1 (satu) kali pada yang telah memperoleh 4 kali
hari - 11 bulan umur 29 hari – 2 bulan; 1 (satu) kali pada umur 3-5 pelayanan kesehatan sesuai standar
bulan, 1 (satu) kali pada umur 6-8 bulan dan 1( satu) kali dibagi sasaran bayi dikali 100%
pada umur 9-11 bulan sesuai standar dan telah lulus KN
lengkap pada kurun waktu tertentu. Pelayanan
kesehatan tersebut meliputi , pemberian Vitamin A 1
(satu) kali, imunisasi dasar lengkap, SDIDTK 4 kali bila
sakit di MTBS.
2.1.3.3. Kesehatan Anak Balita dan Anak Prasekolah
Pelayanan Pelayanan kesehatan balita berusia 0-59 bulan sesuai Jumlah Balita usia 12-23 bulan yang 100% Laporan PWS-
kesehatan balita (0 standar meliputi pelayanan kesehatan balita sehat dan mendapat Pelayanan Kesehatan sesuai
KIA
- 59 bulan) balita sakit Standar 1 + Jumlah Balita usia 24-35
1. Pelayanan kesehatan balita usia 0-11 bulan bulan mendapatkan
sehat meliputi: a). Penimbangan minimal 8 kali pelayanan kesehatan sesuai standar 2 +
setahun Balita usia 36-59 bulan mendapakan
b).pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 pelayanan sesuai standar
kali/tahun. c). Pemantauan perkembangan 3 sesuai standar dalam kurun waktu satu
minimal 2 kali/tahun. tahun dibagi Jumlah balita usia 12 –59
d).Pemberian kapsul vitamin A pada fusia 6-11 bulan 1 bulanpada kurun waktu satu tahun yang
sama dikali 100%
kali setahun.
e) Pemberian imunisasi dasar lengkap.

Pelayanan kesehatan Balita usia 12-23 bulan:


(1) &Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal 4
kali dalam kurun waktu 6 bulan).
(2) &Pengukuran panjang/tinggi badan
minimal 2 kali/tahun (3)&Pemantauan
perkembangan minimal 2 kali/tahun
(4)&Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2
kali setahun. (5)&Pemberian Imunisasi
Lanjutan.

No Indikator UKM Definisi Cara Penghitungan Target Th Sumber Data


Esensial Operasional 2023
Pelayanan kesehatan Balita usia 24-59 bulan:
(1) Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal 4 kali
dalam kurun waktu 6 bulan).
(2) Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2
kali/tahun.
(3) Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/ tahun.
(4) Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun.
d) Pemantauan perkembangan balita.
e) Pemberian kapsul vitamin A.
f) Pemberian imunisasi dasar lengkap.
g) Pemberian imunisasi lanjutan.
h) Pengukuran berat badan dan panjang/tinggi badan.
i) Edukasi dan informasi.
3) Pelayanan kesehatan balita sakit adalah pelayanan
balita menggunakan pendekatan manajemen terpadu
balita sakit (MTBS)
2 Pelayanan Anak pra sekolah umur 60-72 bulan yang memperoleh Jumlah anak umur 60-72 bulan yang 84% Laporan PWS-
kesehatan Anak pra pelayanan sesuai standar meliputi pemantauan memperoleh pelayanan kesehatan
KIA
sekolah (60 - 72 pertumbuhan minimal 8 (delapan) kali dalam 1 (satu) sesuai standar dibagi sasaran anak
bulan) tahun; pemantauan perkembangan minimal 2 (dua) kali prasekolah dikali 100%
dalam 1 (satu) tahun pada kurun waktu tertentu
2.1.3.4. Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja

1. Sekolah setingkat Sekolah setingkat SD/MI/SDLB yang mendapatkan Jumlah sekolah setingkat SD/ MI/ SDLB 100% Laporan
SD/MI/SDLB yang pemeriksaan penjaringan kesehatan di wilayah kerja yang melaksanakan pemeriksaan Penjaringan
melaksanakan Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun ajaran penjaringan kesehatan di wilayah kerja Kesehatan
pemeriksaan pendidikan (contoh: data PKP 2020 menggunakan tertentu dalam kurun waktu satu tahun
penjaringan data Juli 2019 sd Juni 2020) ajaran pendidikan dibagi jumlah seluruh
kesehatan sekolah setingkat SD/MI/ SDLB di
wilayah kerja tertentu dalam kurun
waktu satu tahun ajaran pendidikan
yang sama dikali 100%
2. Sekolah setingkat Sekolah setingkat SMP/MTs/SMPLB yang Jumlah sekolah setingkat SMP/ MTs/ 100% Laporan
SMP/MTs/SMPLB mendapatkan pemeriksaan penjaringan kesehatan di SMPLB yang melaksanakan Penjaringan
yang melaksanakan wilayah kerja tertentu dalam kurun waktu satu tahun pemeriksaan penjaringan kesehatan di Kesehatan
pemeriksaan ajaran pendidikan wilayah kerja tertentu dalam kurun
penjaringan waktu satu tahun ajaran pendidikan
kesehatan dibagi jumlah seluruh sekolah setingkat
SD/MI/ SDLB di wilayah kerja tertentu
dalam kurun waktu satu tahun ajaran
pendidikan yang sama dikali 100%

No Indikator UKM Definisi Cara Penghitungan Target Th Sumber Data


Esensial Operasional 2023
3. Sekolah setingkat Sekolah setingkat SMA/MA/SMK/SMALB yang Jumlah sekolah setingkat SMA/ 100% Laporan
SMA/MA/SMK/SMAL mendapatkan pemeriksaan penjaringan kesehatan di MA/SMK/SMALB yang melaksanakan skrining/penjaring
B yang wilayah kerja tertentu dalam kurun waktu satu tahun pemeriksaan penjaringan kesehatan di an kesehatan
melaksanakan ajaran pendidikan wilayah kerja tertentu dalam kurun
pemeriksaan waktu tahun ajaran pendidikan dibagi
penjaringan jumlah seluruh sekolah setingkat
kesehatan SMA/MA/SMK/ SMALB di wilayah kerja
tertentu dalam kurun waktu satu tahun
ajaran pendidikan yang sama dikali
100%
4. Pelayanan Murid kelas 1 sampai dengan kelas 9 (SD/MI dan Jumlah murid kelas 1 sampai dengan 100% Laporan
Kesehatan pada kelas 9 (SD/MI dan SMP/MTs) dan usia skrining/penjaring
SMP/MTs) dan usia 7
Usia Pendidikan 7 -15 tahun diluar sekolah (pondok an kesehatan
-15 tahun diluar sekolah (pondok pesantren,
Dasar kelas 1 pesantren, panti/LKSA, lapas/LPKA dan (dalam dan luar
panti/LKSA, lapas/LPKA dan lainnya) yang
sampai dengan kelas lainnya) yang mendapat pelayanan sekolah)
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar di
9 dan diluar satuan kesehatan sesuai standar di wilayah
wilayah kerja tertentu dalam kurun waktu satu tahun
pendidikan dasar kerja tertentu dalam kurun waktu satu
ajaran pendidikan. Pelayanan kesehatan sesuai
tahun ajaran pendidikan dibagi jumlah
standar meliputi : skrining kesehatan (penilaian status
semua murid kelas 1 sampai dengan
gizi, penilaian tanda vital, penilaiankesehatan gigi dan
kelas 9 (SD/MI dan SMP/MTs) dan usia 7
mulut dan penilaian ketajaman indera) dan tindak
-15 tahun diluar sekolah (pondok
lanjut hasil skrining kesehatan
pesantren, panti/LKSA, lapas/LPKA dan
(Standar Pelayanan Minimal ke 5) lainnya) di wilayah kerja tertentu dalam
kurun waktu satu tahun ajaran
pendidikan yang sama dikali 100%
5. Pelayanan Remaja usia 10 – 18 tahun yang mendapatkan Jumlah remaja usia 10 - 18 tahun yang 100% Laporan
kesehatan pelayanan kesehatan remaja berupa skrining kesehatan mendapat pelayanan kesehatan remaja pelayanan
remaja sesuai standar, Komunikasi, Informasi dan Edukasi berupa skrining kesehatan sesuai kesehatan
(KIE) , konseling dan pelayanan medis di wilayah kerja standar, KIE, konseling dan pelayanan remaja, Laporan
tertentu dalam kurun waktu satu tahun . medis di wilayah kerja tertentu dalam skrining/penjaring
Skrining kesehatan sesuai standar meliputi : kurun waktu satu tahun dibagi jumlah an kesehatan.
a. pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar semua remaja usia 10 - 18 tahun di
perut, wilayah kerja tertentu dalam kurun
b. pengukuran tekanan darah, waktu tahun yang sama dikali 100%
c. anamnesis perilaku berisiko.
No Indikator UKM Definisi Cara Penghitungan Target Th Sumber Data
Esensial Operasional 2023
2.1.3.5 Pelayanan Kesehatan Lansia

1. Pelayanan Setiap warga negara usia 60 tahun atau lebih yang Jumlah warga negara berusia 60 tahun 100% Laporan
Kesehatan pada mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar atau lebih yang mendapat skrining Pelayanan
Usia Lanjut (usia ≥minimal 1 kali pada kurun waktu satu tahun. kesehatan sesuai standar minimal 1 Kesehatan Usia
60 tahun ) Skrining meliputi : (satu) kali di suatu wilayah kerja dalam Lanjut
(Standar 1. Pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar kurun waktu satu tahun di bagi jumlah
Pelayanan perut semua warga negara berusia 60 tahun
Minimal ke 7) 2. Pengukuran tekanan darah atau lebih di suatu wilayah kerja dalam
3. Pemeriksaan gula darah dan kolesterol. kurun waktu satu tahun yang sama di
4. Pemeriksaan gangguan mental kali 100 %.
5. Pemeriksaan gangguan kognitif
6. Pemeriksaan tingkat kemandirian usia lanjut
7. Anamnesa perilaku berisiko. Tindaklanjut hasil
skrining kesehatan meliputi:
a) Melakukan rujukan jika diperlukan
b) Memberikan penyuluhan kesehatan
2. Pelayanan Setiap warga negara usia 45 tahun sampai 59 tahun Jumlah warga negara usia 45 tahun 100% Laporan
Kesehatan pada Pra yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai sampai 59 tahun yang mendapatkan Pelayanan
usia lanjut (45-59 standar di wilayah kerja dalam kurun waktu satu tahun. pelayanan kesehatan sesuai standar di Kesehatan Usia
tahun) Pelayanan kesehatan sesuai standar meliputi : wilayah kerja tertentu dalam kurun Lanjut dan Pra
1. Edukasi kesehatan waktu satu tahun di bagi Jumlah semua Usia lanjut
2. Skrining faktor resiko yang dilakukan minimal 1 kali warga negara usia 45 tahun sampai 59
dalam setahun. tahun di wilayah kerja tertentu dalam
kurun waktu satu tahun yang sama di
kali 100 %.
2.1.3.6. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)

1. KB aktif Peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai Jumlah Peserta KB aktif dibagi jumlah 70% LB3 USUB
(Contraceptive alokon terus- menerus hingga saat ini untuk PUS dikali 100%
Prevalence Rate/ menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri < 65 % = sesuaia
CPR) kesuburan. capaian 65 % - 70 %
= 100 %
71 % - 75 % = 90 %
76 % - 80 % = 80 %
81 % - 85 % = 70 %
86 % - 90 % = 60 %
90 % - 100 %=50 %
2. Peserta KB baru Pasangan Usia Subur (PUS) yang baru pertama kali Jumlah peserta KB baru dibagi jumlah 10% LB3 USUB
menggunakan metode kontrasepsi termasuk mereka PUS dikali 100%
yang pasca keguguran, sesudah melahirkan, atau pasca
istirahat minimal 3 (tiga) bulan pada kurun waktu
tertentu.

No Indikator UKM Definisi Cara Penghitungan Target Th Sumber Data


Esensial Operasional 2023
3. Akseptor KB Drop Peserta yang tidak melanjutkan penggunaan Jumlah peserta KB aktif yang drop out < 10 % LB3 USUB
kontrasepsi (drop out) dalam 1 (satu) tahun kalender dibagi jumlah KB aktif dikali 100%
Out
diwilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu Jumlah peserta KB yang drop out dibagi
.Kasus drop out tidak termasuk mereka yang ganti jumlah peserta KB aktif dikali 100 %.
cara. Catatan untuk kinerja Puskesmas :
< 10% = 100%;
10 - 12,5% = 75%;
>12,5-15% =50%;
>15 -17,5% =25%
>17,5% = 0%
4. Peserta KB Peserta KB baru atau lama yang mengalami gangguan Jumlah peserta KB yang mengalami < 3 ,5 % LB3 USUB
mengalami kesehatan dan mengarah pada keadaan patologis komplikasi dibagi jumlah KB aktif
komplikasi sebagai akibat dari proses tindakan/ pemberian/ dikali 100%.
pemasangan alat kontrasepsi yang digunakan seperti
perdarahan, infeksi/ abses, flour albus patologis,
Catatan untuk kinerja Puskesmas:
perforasi, translokasi, hematoma, tekanan darah
meningkat, perubahan Hemoglobin, edikalipusi. < 3,5% = 100%;
Komplikasi yang terjadi dalam periode 1 (satu) tahun 3,5 - 4,5% = 75%;
kalender dihitung 1 (satu) kali serta dihitung per metode > 4,5-7,5% = 50%;
(IUD, implant, suntik, pil, MOP dan MOW) di wilayah
> 7,5 -10% = 25%;
kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu
> 10% = 0%
6. PUS dengan 4 T ber PUS dimana istrinya memiliki salah satu kriteria “4T” Jumlah PUS 4T ber KB dibagi jumlah 80% LB3 USUB,
PUS dengan 4T dikali 100 %
KB yaitu : 1) berusia
kurang dari 20 tahun;
2) berusia lebih 35 tahun;
3) telah memiliki anak hidup lebih dari 3 orang; atau
4) jarak kelahiran antara satu anak dengan lainnya
kurang dari 2 tahun.
7. KB pasca persalinan Ibu yang mulai menggunakan alat kontrasepsi langsung jumlah ibu paska persalinan ber KB 60% LB3 USUB
sesudah melahirkan (sampai dengan 42 hari sesudah dibagi Jumlah sasaran ibu bersalin x
melahirkan). 100%
8. CPW dilayanan calon pengantin perempuan yang telah mendapat Jumlah calon pengantin perempuan yang 65% Laporan
kespro catin pelayanan kesehatan reproduksi calon pengantin di telah mendapat pelayanan kesehatan Bulanan
Puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun reproduksi calon pengantin, dibagi Catin
jumlah calon pengantin perempuan yang
terdaftar di KUA/lembaga agama lain di
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu 1 tahun dikali 100%
No Indikator UKM Definisi Cara Penghitungan Target Th Sumber Data
Esensial Operasional 2023
2.1.4.Pelayanan Gizi
2.1.4.1.Pelayanan Gizi Masyarakat

1. Pemberian kapsul Bayi umur 6 - 11 bulan yang mendapat kapsul vitamin A Jumlah balita 6 - 59 bulan yang 89% Sigizi (Indikator
vitamin A dosis berwarna biru dengan kandungan vitamin A sebesar mendapat kapsul Vit. A di bagi Jumlah Kinerja Gizi
tinggi pada balita (6-100.000 Satuan Internasional (SI) dan anak umur 12 balita 6 - 59 bulan di kali 100 /IKG)/51
59 bulan ) sampai 59 bulan yang mendapat kapsul vitamin A %.
berwarna merah dengan kandungan vitamin A sebesar
200.000 SI .
2 Pemberian 90 Ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah jumlah ibu hamil yang mendapat minimal 83% Sigizi (Indikator
tablet Besi pada ibu (TTD) sekurangnya mengandung zat besi setara 90 Tablet Tambah darah di bagi Jumlah Kinerja Gizi
hamil dengan 60 mg besi elemental dan 0,4 mg asam folat ibu hamil yang ada di kali 100 %. /IKG)/77
yang disediakan oleh pemerintah minimal 90 tablet
selama masa kehamilan .
3 Pemberian Tablet Remaja perempuan berusia 12-18 tahun yang Jumlah remaja putri mendapat TTD di 56% Sigizi (Indikator
Tambah Darah pada bersekolah di SMP/SMA atau sederajat mendapat bagi Jumlah seluruh remaja puteri 12-18 Kinerja Gizi
Remaja Putri Tablet tambah darah (TTD) seminggu sekali yang tahun di sekolah di kali 100 %. /IKG)/44
sekurangnya mengandung zat besi setara dengan 60
mg besi elemental dan 0,4 mg asam folat .
2.1.4.2. Penanggulangan Gangguan Gizi

1. Pemberian makanan Balita usia 6 bulan sampai dengan 59 bulan dengan Jumlah balita gizi kurang mendapat 85% Sigizi
tambahan bagi balita kategori status gizi berdasarkan indeks Berat Badan makanan tambahan di bagi jumlah (Indikator
gizi kurang menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan seluruh balita gizi kurang di kali 100 % . Kinerja Gizi
menurut Tinggi Badan (BB/TB) memiliki Z-score -3 SD /IKG)
sampai kurang dari -2 SD yang mendapat tambahan
asupan gizi selain makanan utama.
2 Pemberian Ibu hamil dengan risiko Kekurangan Energi Kronik Jumlah ibu hamil KEK yang mendapat 80% Sigizi
makanan tambahan (KEK) yang di tandai dengan ukuran Lingkar Lengan makanan tambahan di bagi Jumlah (Indikator
pada ibu hamil Atas (LILA) kurang dari 23,5 cm. Yang mendapat sasaran ibu hamil KEK yang ada di Kinerja Gizi
Kurang Energi makanan tambahan asupan zat gizi di luar makanan kali 100 % . /IKG)
Kronik (KEK ) utama.
3 Balita gizi buruk Anak usia 0 - 59 bulan yang memiliki tanda klinis gizi Jumlah gizi buruk pada bayi 0-5 bulan + 88% Sigizi
mendapat perawatan buruk dan atau indeks Berat Badan menurut panjang balita 6 - 59 bulan yang mendapat (Indikator
sesuai standar Badan (BB/Pb) atau Berat badan menurut Tinggi badan perawatan di bagi Jumlah seluruh gizi Kinerja Gizi
tatalaksana gizi (BB/TB) dengan nilai Z-score kurang dari -3 SD atau buruk pada balita 0-59 bulan di kali 100 /IKG)
buruk LILA <11,5 cm pada balita usia 6 - 59 bulan yang di %.
hrawat inap maupun rawat jalan di fasilitas pelayanan
kesehatan dan masyarakat sesuai dengan tata laksana
gizi buruk .

No Indikator UKM Definisi Cara Penghitungan Target Th Sumber Data


Esensial Operasional 2023
4 Pemberian Proses proses asuhan gizi pada (bayi,balita,remaja,bumil,busui, jumlah kasus yang di tangani (12 kasus ) 12 Dokumen PAG
Asuhan Gizi di lansia ) yang mempunyai masalah gizi seperti : di bagi jumlah dokumen yang di buat (12 dokumen
Puskesmas (sesuai pemantauan pertumbuhan,status gizi dan PTM serta dokumen ) ( 100 % )
buku pedoman PMBA
asuhan gizi tahun
2018 warna kuning)
2.1.4.3. Pemantauan Status Gizi

1. Balita yang di Anak yang berusia 0 bulan sampai 59 bulan yang di Jumlah balita di timbang (D) di bagi 80% Sigizi
timbang berat timbang berat badanya (D/S) Jumlah Balita yang ada (S) di kali 100 % (Indikator
badanya ( D/S) Kinerja Gizi
/IKG)
2. Balita ditimbang yang Anak yang berusia 0 bulan sampai 59 bulan yang Jumlah balita naik berat badannya (N) di 86% Sigizi
memiliki grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhan bagi Jumlah seluruh balita yang di (Indikator
naik berat badannya
atau kenaikan berat badan pada bulan ini dibandingkan timbang (D ) di kali 100 % Kinerja Gizi
(N/D) bulan sebelumnya sesuai standar. /IKG)
3 Balita stunting ( Anak umur 0 - 59 bulan dengan kategori status gizi Jumlah balita pendek di bagi Jumlah 16,00% e-PPGBM
pendek dan sangat berdasarkan indeks Panjang Badan menurut Umur balita yang diukur panjang /tinggi badan
pendek ) (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) di kali 100 % .
memiliki Z-score kurang dari -2SD
4 Bayi usia 6 (enam) Bayi yang sampai usia 6 bulan yang hanya diberi ASI Jumlah bayi usia 6 bulan mendapat 50% Sigizi
bulan mendapat saja tanpa makanan atau cairan lain kecuali obat, ASI Eksklusif di bagi jumlah bayi usia 6 (Indikator
ASI Eksklusif vitamin & mineral sejak lahir. bulan di kali 100 % Kinerja Gizi
/IKG)
5 Bayi yang baru Inisiasi Menyusu Dini (IMD ) adalah Proses menyusu di Jumlah bayi baru lahir hidup yang 66% Sigizi
lahir mendapat mulai segera setelah lahir. IMD dilakukan dengan cara mendapat IMD di bagi Jumlah seluruh (Indikator
IMD (Inisiasi kontak kulit ke kulit antara bayi dengan ibunya segera bayi baru lahir hidup di kali 100 % Kinerja Gizi
Menyusu Dini) setelah lahir dan berlangsung minimal 1 (satu) jam. /IKG)
2.1.5.Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
2.1.5.1. Diare

1. Pelayanan Diare Penemuan kasus diare balita di sarana kesehatan di Jumlah penderita balita diare yang 100% Laporan Register
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu. datang dan dilayani di sarana kesehatan PISP (diare)
Balita
dibagi target dikali 100%. Target = (20% pada worksheet
x 843/1000) x jumlah balita (sesuai data DIARE REKAP,
pusdatin) di wilayah kerja puskesmas kolom 16
pada kurun waktu tertentu. Balita adalah
anak usia 0-59 bulan.
2 Cakupan Pemberian Penderita diare balita yang berobat mendapat oralit dan Jumlah penderita diare balita yang 100% Laporan Register
Oralit dan Zinc pada tablet Zinc di sarana kesehatan di wilayah kerja mendapat oralit dan tablet Zinc yang PISP (diare)
Penderita Diare Puskesmas pada kurun waktu tertentu datang dan dilayani di sarana kesehatan pada worksheet
Balita dibagi total penderita diare balita di DIARE REKAP,
sarana kesehatan dikali 100 % kolom 40

No Indikator UKM Definisi Cara Penghitungan Target Th Sumber Data


Esensial Operasional 2023
3 Pelaksanaan LROA aktif bila melakukan minimal 2 ( dua) dari 6 Layanan kegiatan LROA secara terus 100% Laporan register
kegiatan Layanan menerus dalam 3 bulan dengan PISP (diare)
kegiatan LRO, yaitu
Rehidrasi Oral periode pelaporan per tribulan. pada worksheet
1. Layanan konseling rehidrasi diare/promosi upaya
Aktif (LROA) Dalam 1 tribulan, laporan bulanan harus LRO
rehidrasi oral dan pemberian Zinc
ada dan lengkap.
2. Tata laksana diare
Kalau dalam 1 tribulan hanya ada
3. Sosialisasi dan peningkatan kapasitas masyarakat
laporan 1 bulan, maka dianggap tidak
tentang diare dan upaya pencegahan dan
ada LROA.
penanggulangannya
Kalau dalam 1 tahun hanya lapor tribulan
4. Pemberian pelayanan penderita diare dengan
4 saja, dianggap kinerja mencapai 25%.
dehidrasi ringan sampai sedang
5. Observasi penderita diare dengan dehidrasi ringan (Yang dihitung adalah jumlah layanan)
sampai sedang paling sedikit 3 ( tiga) jam
6. Mengajarkan cara penyiapan oralit dan berapa
banyak oralit yang harus diminum kepada orang
tua/pengasuh/ keluarganya
2.1.5.2. Pencegahan dan Penanggulangan Hepatitis B pada Ibu Hamil
1. Deteksi Dini Semua ibu hamil yang diperiksa HBsAg di sarana Pemeriksaan HBsAg pada ibu hamil 100% Pencatatan dan
Hepatitis B pada kesehatan dalam kurun waktu tertentu dengan RDT HBsAg (baik dari Pelaporan
Ibu Hamil Kemenkes atau APBD II) dan Hepatitis B,
pemeriksaan metode lain. Persentase Worksheet
ibu hamil yang diperiksa = jumlah ibu Tahunan, Kolom
hamil yang diperiksa HBsAg dalam 7
kurun waktu tertentu dibagi jumlah ibu
hamil dalam kurun waktu yg sama dikali
100%
2. Tatalaksana bu Semua ibu hamil dengan Hepatitis B Reaktif dirujuk ke Jumlah ibu hamil dengan HBsAg Reaktif 100% Pencatatan dan
Hamil dengan Rumah Sakit yang mampu tatalaksana Hepatitis B dirujuk dalam kurun waktu tertentu dibagi Pelaporan
Hepatitis B Reaktiif dalam kurun waktu tertentu dengan jumlah total ibu hamil dengan Hepatitis B,
HBsAg Reaktif dalam kurun waktu yang Worksheet
sama dikali 100% Tahunan, Kolom
10
2.1.5.3. ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas)

1 Cakupan Kasus Pneumonia balita yang ditemukan dan diberikan Jumlah penderita Pnemonia balita yang 75% Register
Penemuan tatalaksana sesuai standar di wilayah kerja Puskesmas ditangani dibagi target perkiraan balita ISPA/Pneum
penderita pada kurun waktu tertentu. dikali 100%. onia
Pneumonia Target balita = 4,45 % x jml balita
balita
2 Penderita kasus Kasus Pneumonia balita yang ditemukan dan diberikan Jumlah kasus balita Pnemonia 70% Register
pneumonia yang pengobatan antibiotik di wilayah kerja Puskesmas pada yang diberi pengobatan antibiotik ISPA/Pneum
diobati sesuai kurun waktu tertentu. dibagi seluruh kasus pneumonia onia
standart pada balita yang berkunjung ke
fasyankes di kali 100%
No Indikator UKM Definisi Cara Penghitungan Target Th Sumber Data
Esensial Operasional 2023
2.1.5.4.Kusta

1. Pemeriksaan Pemeriksaan kontak serumah dan tetangga sejumlah Jumlah kontak dari kasus Kusta baru lebih dari Register
kontak dari kasus lebih kurang 10 (sepuluh) rumah disekitar penderita yang diperiksa dalam 1 (satu) tahun kohort PB dan
80%
Kusta baru Kusta baru yang diperiksa. dibagi jumlah kontak dari kasus MB
Dengan asumsi jumlah kontak yang ada disekitar Kusta baru seluruhnya dikali 100%
penderita sejumlah 25 (dua puluh lima) orang di wilayah
kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu
2. RFT penderita Kusta Release From Treatment (RFT) bila penderita baru tipe Jumlah penderita baru PB 1 (satu) lebih dari Register
PB 1 (satu) tahun sebelumnya dan tipe MB 2 (dua) tahun sebelumnya dan MB 2 (dua) kohort PB dan
90%
tahun sebelumnya menyelesaikan pengobatan tepat tahun sebelumnya yang menyelesaikan MB
waktu di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu pengobatan dibagi jumlah penderita
tertentu baru PB 1 (satu) tahun sebelumnya dan
MB 2 (dua) tahun sebelumnya yang
seharusnya menyelesaikan pengobatan
dikali 100%,
3 Proporsi tenaga Prosentase tenaga kesehatan yang ada telah Jumlah tenaga kesehatan telah lebih dari Daftar hadir
kesehatan Kusta tersosialisasi Program P2 Kusta dari seluruh tenaga mendapat sosialisasi kusta dibagi
95%
tersosialisasi kesehatan yang ada jumlah seluruh tenaga kesehatan
dikali 100%
4. Kader Posyandu Kader Posyandu yang telah tersosialisasi Program P2 Jumlah kader Posyandu telah mendapat lebih dari Daftar hadir
yang telah Kusta terutama untuk membantu penemuan suspek sosialisasi kusta dibagi jumlah seluruh
95%
mendapat kusta di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu kader Posyandu dikali 100%
sosialisasi kusta tertentu
5. SD/ MI telah SD/ MI yang telah dilakukan screening Kusta pada Jumlah SD / MI telah dilakukan screening 100% Form Surveilans
dilakukan screening kurun waktu tertentu Kusta dibagi jumlah seluruh SD / MI bercak pada
Kusta dikali 100% anak SD
2.1.5.5.TBC

1. Kasus TBC yang Jumlah kasus TBC yang ditemukan, diobati secara Jumlah kasus TBC yang ditemukan, LIHAT TB 01, TB 03 &
ditemukan dan baku dan dilaporkan diobati secara baku dan dilaporkan LAMPIRAN TB 07 SITB
diobati dibagi jumlah kasus TBC yang ditemukan (BERDASA (TBC SO dan
dan diobati dikali 100%. RKAN RO TH 2023)
SURAT
DIR P2PM
DITJEN
P2P
KEMENKE
S RI
TANGGAL
28
FEBRUARI
2023
NOMOR :
PM.01.01/C.I
II/200 4/2023
PERIHAL:
SURAT
PEMBERITA
HUAN
FINALISASI
PERKIRAAN
KASUS TBC
TAHUN
2023
No Indikator UKM Definisi Cara Penghitungan Target Th Sumber Data
Esensial Operasional 2023
2. Persentase Pelayanan orang terduga TBC sesuai standar bagi Jumlah orang terduga TBC yang 100% TB 06
Pelayanan orang orang terduga TBC meliputi : mendapatkan pelayanan TBC sesuai
terduga TBC 1. Pemeriksaan klinis terduga TBC dilakukan minimal 1 standar di fasyankes dalam kurun waktu
mendapatkan kali setahun, adalah pemeriksaan gejala seseorang satu tahun dibagi Jumlah target orang
pelayanan TBC dengan batuk lebih dari 2 minggu disertai dengan terduga TBC yang ada di wilayah kerja
sesuai standar gejala dan tanda lainnya pada kurun waktu satu tahun yang sama
(Standar 2. Pemeriksaan penunjang , adalah pemeriksaan dikali 100% (Jumlah orang terduga TBC
Pelayanan Minimal dahak dan/atau bakteriologis dan/atau radiologis yang ada di wilayah kerja pada kurun
ke 11) 3. Edukasi perilaku beresiko dan pencegahan penularan waktu satu tahun ditentukan oleh Dinas
4. Melakukan rujukan jika diperlukan Kesehatan Kab/Kota masing-masing)
5. Edukasi Etika Batuk
3. Angka Jumlah pasien TBC yang sembuh dan pengobatan Jumlah pasien TBC yang sembuh dan >90% TB 03, TB 08
Keberhasilan lengkap dari semua pasien TBC yang diobati, dicatat pengobatan lengkap dibagi jumlah
SITB
pengobatan dan dilaporkan, berdasarkan data kohort 1 tahun semua kasus TBC yang diobati, dicatat
kasus TBC sebelumnya dan dilaporkan dikali 100% (th 2022)
(Success
Rate/SR)
4 Persentase Jumlah pasien TBC yang dilakukan investigasi kontak Jumlah TBC yang dilakukan >90% TB 16, TB
pasien TBC dari semua pasien TBC yang diobati, dicatat dan investigasi kontak dibagi jumlah 16K, TB 16RK
dilakukan dilaporkan semua pasien TBC yang diobati, SITB (th
Investigasi dicatat dan dilaporkan dikali 100% 2023)
Kontak
2.1.5.6.Pencegahan dan Penanggulangan PMS dan HIV/AIDS

1. Sekolah (SMP dan Sekolah (SMP dan SMA/sederajat) yang sudah disuluh Jumlah sekolah (SMP dan 100% Data dari
SMA/ sederajat) atau dijelaskan tentang penyakit HIV/AIDS di wilayah SMA/sederajat) yang mendapatkan laporan kegiatan
yang sudah kerja Puskesmas selama bulan pada kurun waktu penyuluhan HIV/AIDS dibagi jumlah penyuluhan
dijangkau tertentu seluruh sekolah (SMP dan
penyuluhan SMA/sederajat) di wilayah kerja
HIV/AIDS Puskesmas dikali 100%
2. Orang yang beresiko Setiap orang yang beresiko terinfeksi HIV (ibu hamil, Jumlah orang yang beresiko terinfeksi 100% Data dari SIHA (
terinfeksi HIV TB, pasien Infeksi Menular Sexual/IMS), waria, Warga HIV dibagi jumlah orang beresiko Sistim Informasi
mendapatkan Binaan Pemasyarakatan (WBP), pengguna napza terinfeksi HIV yang mendapatkan HIV AIDS)
pemeriksaan HIV mendapatkan pemeriksaan HIV oleh tenaga kesehatan pemeriksaan HIV sesuai standar di
(SPM ke 12) sesuai kewenangannya di Puskesmas dan jaringannya Puskesmas dan jaringannya dalam kurun
serta lapas/rutan narkotika waktu 1 tahun dikali 100%
2.1.5.7. Demam Berdarah Dengue (DBD)

1. Angka Bebas Jentik Rumah yang bebas jentik di wilayah kerja puskesmas Jumlah rumah bebas jentik dibagi jumlah ≥95% Laporan
pada kurun waktu tertentu rumah yang diperiksa jentiknya dikali 100 PJB Pusk
(ABJ)
%
2. Penderita DBD Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditemukan Jumlah kasus DBD yang ditangani 100% Kewaspadaan
berdasarkan kriteria World Health Organization (WHO) sesuai standar Tatalaksana Pengobatan Dini Rumah
ditangani
dan ditangani sesuai standar Tatalaksana Pengobatan DBD dibagi dengan jumlah seluruh DBD Sakit ( KDRS)
DBD di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu yang terlaporkan di wilayah Puskesmas
tertentu dikali 100%
Catatan: tidak dihitung sebagai pembagi
bila tidak ada kasus

No Indikator UKM Definisi Cara Penghitungan Target Th Sumber Data


Esensial Operasional 2023
3. PE kasus DBD Penyelidikan epidemologi (PE) meliputi kegiatan Jumlah kasus DBD yang dilakukan PE 100% Laporan Form PE
pemeriksaan jentik, pencarian kasus DBD yang lain dibagi jumlah seluruh kasus DBD di
serta menentukan tindakan penanggulangan fokus wilayah Puskesmas dikali 100%.
selanjutnya. yang dilakukan terhadap setiap kasus DBD Catatan: tidak dihitung sebagai pembagi
di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu bila tidak ada kasus DBD
2.1.5.8. Malaria

1. Penderita Malaria Kasus klinis malaria yang diperiksa Sediaan Darah (SD) Jumlah kasus klinis Malaria yang 100% Form
yang dilakukan nya secara laboratorium di wilayah kerja Puskesmas diperiksa SD nya secara laboratorium Rujukan
pemeriksaan SD pada kurun waktu tertentu dibagi jumlah suspect kasus Malaria Pemeriksa
dikali 100% an
Laboratoriu
m
2. Penderita positif Penderita malaria berdasarkan hasil pemeriksaan Jumlah penderita Malaria yang mendapat 100% Laporan E Sismal
Malaria yang laboratorium, yang dalam sediaan darahnya terdapat pengobatan ACT sesuai jenis
online
diobati sesuai Plasmodium baik Plasmodium Falciparum, Vivax atau Plasmodium dibagi jumlah kasus Malaria
pengobatan campuran yang mendapat pengobatan standart dikali 100 %
standar ((Artesunat Combination Therapi (ACT)/DHP dan
primaquin) dengan dosis pengobatan sesuai jenis
Plasmodium di wilayah kerja Puskesmas pada kurun
waktu tertentu
3. Penderita positif Kasus malaria yang dilakukan follow up Jumlah kasus malaria yang telah 100% Register
Malaria yang di pengobatannya pada hari ke 3, 7, 14 dan 28 sampai dilakukan follow up pengobatannya penderita,
follow up hasil pemeriksaan laboratoriumnya negatif di wilayah pada hari ke 3, 7, 14 dan 28 sampai register
kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu hasil pemeriksaan laboratoriumnya laboratorium
negatif dibagi jumlah kasus malaria
dikali 100 %
2.1.5.9. Pencegahan dan Penanggulangan Rabies

1. Cuci luka terhadap Kasus gigitan HPR (Hewan Penular Rabies) yang Jumlah kasus gigitan HPR yang 100% Laporan Bulanan
kasus gigitan HPR dilakukan cuci luka di wilayah kerja Puskesmas pada dilakukan cuci luka dibagi jumlah kasus
kurun waktu tertentu gigitan HPR dikali 100 %
2. Vaksinasi terhadap Kasus gigitan HPR terindikasi yang mendapatkan Jumlah kasus gigitan HPR terindikasi 100% Laporan Bulanan
kasus gigitan HPR vaksinasi di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu yang mendapatkan vaksinasi dibagi
yang berindikasi tertentu jumlah kasus gigitan HPR terindikasi
dikali 100%
2.1.5.10. Pelayanan Imunisasi

1. Persentase bayi Persentase anak usia 0-11 bulan yang Jumlah bayi usia 0-11 bulan yang 100% Kohort bayi
usia 0-11 bulan mendapat imunisasi dasar lengkap meliputi 1 mendapat imunisasi dasar lengkap yang
yang mendapat dosis Hepatitis B pada usia 0-7 hari, 1 dosis terdiri dari: satu dosis Imunisasi Hepatitis
Imunisasi Dasar BCG, 4 dosis Polio tetes (bOPV), 1 dosis Polio B, satu dosis imunisasi BCG, empat
Lengkap (IDL) suntik (IPV), 3 dosis DPT-HB-Hib, serta 1 dosis dosis imunisasi Polio oral, satu dosis
Campak Rubela (MR) di satu wilayah dalam imunisasi IPV, tiga dosis imunisasi DPT-
kurun waktu 1 tahun HB-Hib, dan satu dosis imunisasi
Campak Rubella dalam kurun waktu satu
tahun dibagi 95% jumlah bayi yg
diperkirakan hidup usia 0-11 bulan
(Surviving Infant ) selama kurun waktu yg
sama, dikali 100.

No Indikator UKM Definisi Cara Penghitungan Target Th Sumber Data


Esensial Operasional 2023
2. UCI desa Jumlah desa yang tercapai UCI (Universal Child Jumlah Desa UCI dibagi jumlah Desa di 100% Kohort bayi
Immunization) adalah suatu desa/kelurahan telah wilayah Puskesmas dikali 100 %
tercapai minimal 80 % bayi yang ada di desa tersebut
mendapatkan imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja
Puskesmas selama kurun waktu 1 tahun.
3. Persentase bayi Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat Jumlah bayi usia 0-11 bulan yang 100% kohort bayi
usia 0-11 bulan imunisasi dasar antigen baru, meliputi imunisasi mendapat imunisasi dasar PCV dosis
yang mendapat PCV dan imunisasi rotavirus sesuai dosis jenis terakhir dalam kurun waktu satu tahun,
antigen vaksin yang digunakan dalam kurun waktu 1 dan jumlah bayi usia 0-11 bulan yang
baru tahun mendapat imunisasi dasar rotavirus
dosis terakhir dalam kurun waktu satu
tahun, dibagi 80% jumlah bayi yang
diperkirakan hidup usia 0-11 bulan
(Surviving Infant)
dalam kurun waktu yang sama dikali 100
4. Persentase anak Persentase anak usia 12-24 bulan yang sudah Jumlah anak usia 12-24 bulan yang 100% Kohort baduta
usia 12- 24 bulan mendapat imunisasi lanjutan baduta (bayi usia di mendapat imunisasi lanjutan baduta
yang mendapat bawah 2 tahun) meliputi 1 dosis imunisasi DPT-HB-HiB (bayi usia di bawah 2 tahun) meliputi 1
imunisasi lanjutan serta 1 dosis imunisasi Campak Rubela di satu wilayah dosis imunisasi DPT HB-HiB serta 1
baduta dalam kurun waktu 1 tahun dosis imunisasi Campak Rubela di satu
wilayah dalam
kurun waktu 1 tahun, dibagi 90% jumlah
anak usia 18-24 bulan (Surviving Infant
tahun lalu ) dalam kurun waktu yang
sama, dikali 100
5. Persentase anak Persentase anak usia kelas 6 Sekolah Dasar Jumlah anak usia kelas 6 SD yang 80% Laporan
yang mendapatkan (SD)/MI/sederajat yang sudah mendapat imunisasi mendapat imunisasi lanjutan lengkap imunisasi
imunisasi lanjutan lanjutan lengkap meliputi: 1 dosis imunisasi Difteri yaitu: satu dosis imunisasi DT, satu dosis (BIAS)
lengkap di usia Tetanus (DT), 1 dosis imunisasi Campak Rubela (MR), 2 imunisasi MR, dua dosis Td dalam kurun
sekolah dasar dosis imunisasi Td di satu wilayah dalam kurun waktu 1 waktu satu tahun dibagi jumlah anak usia
tahun kelas 6 SD/MI/Sederajat selama kurun
waktu yang sama dikali 100
6. Persentase wanita TT2+ : Ibu hamil yang telah mempunyai status T2 Jumlah ibu hamil yang sudah memiliki 80% Kohort Ibu
usia subur yang sampai dengan T5. Persentase ibu hamil yang sudah status imunisasi T2+ (berdasarkan hasil Hamil /
memiliki status memiliki status imunisasi T2+ di satu wilayah dalam skrining maupun pemberian selama Laporan TT
imunisasi T2+ kurun waktu 1 tahun masa kehamilan) dalam kurun waktu
satutahun, dibagi jumlah ibu hamil
selama kurun waktu yang sama, dikali
100
7. Pemantauan suhu, Pencatatan suhu, Kondisi Vial Vaccine Monitor (VVM) Jumlah bulan pemantauan (grafik) suhu 100% Buku grafik
VVM, serta Alarm (A/B/C/D) serta Kondisi alarm dingin (V) dengan freeze lemari es pagi dan sore tiap hari suhu per lemari
Dingin pada lemari tag/ freeze alert/ fride tag 2 di lemari es penyimpanan (lengkap harinya,VVM dan alarm es
es penyimpan vaksin 2 (dua) kali sehari pagi dan siang pada buku dingin) dibagi jumlah bulan dalam
vaksin grafik suhu di Puskesmas pada kurun waktu 1 tahun setahun
(12) dikali 100 %
No Indikator UKM Definisi Cara Penghitungan Target Th Sumber Data
Esensial Operasional 2023
8. Ketersediaan buku Ketersediaan buku catatan stok vaksin sesuai jumlah Jumlah buku stok vaksin dan pelarut yg 100% Buku stok vaksin
catatan stok vaksin vaksin dan pelarut serta terisi lengkap sesuai telah diisi lengkap dibagi 12 bulan dikali
sesuai dengan penerimaan dan pengeluarannya ditunjukkan dengan 100 %
jumlah vaksin pengisian buku stok vaksin di wilayah kerja Puskesmas
program imunisasi pada kurun waktu 1 tahun
serta pelarutnya
9. Laporan KIPI Zero Laporan zero reporting KIPI / KIPI ( Kejadian Ikutan Jumlah laporan KIPI non serius 90% Laporan KIPI
reporting / KIPI Non Paska Imunisasi) non serius yang lengkap di wilayah dibagi jumlah laporan 12 bulan dikali
serius kerja Puskesmas pada kurun waktu 1 tahun 100 %
2.1.5.11.Pengamatan Penyakit (Surveillance Epidemiology)

1. Laporan STP yang Laporan STP (SurveilansTerpadu Penyakit) yang tepat Jumlah laporan STP tepat waktu >80% Laporan STP
tepat waktu waktu sampai dengan tanggal 5 ( lima) setiap bulan. (Ketepatan waktu) dibagi jumlah laporan
(12 bln) dikali 100%
2. Kelengkapan laporan Laporan STP yang lengkap 12 ( dua belas) bulan di Jumlah laporan STP yang lengkap > 90% Laporan STP
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu (kelengkapan laporan) dibagi jmlh
STP
laporan (12 bln) dikali 100%
3. Laporan MR01 tepat Laporan MR01 (Campak) yang tepat waktu setiap Jumlah laporan MR01 tepat waktu dibagi >80% Laporan MR01
jumlah laporan (12 bulan) dikali 100 %
waktu minggu
4. Kelengkapan Laporan MR01 yang lengkap di wilayah kerja Jumlah laporan MR01 lengkap > 90% Laporan MR01
laporan MR01 Puskesmas pada kurun waktu tertentu dibagi jumlah laporan (12 bulan)
dikali 100 %
5. Ketepatan Laporan W2 (KLB/Wabah Mingguan) dari unit pelapor Jumlah laporan W2 (format SKDR) yang >80% Laporan W2
Laporan W2 (Puskesmas, Rumah Sakit) yg masuk dengan tepat masuk dari unit pelapor puskesmas, (format SKDR)
(format SKDR) waktu kedalam sistem (SKDR) pada hari senin atau rumah sakit) secara tepat waktu dibagi
selasa pada minggu epidemiologi berikutnya. Minggu jumlah unit pelapor (puskesmas, rumah
epidemiologi adalah dimulai dari hari senin - minggu sakit dikali 100 %
6. Kelengkapan Laporan W2 yang lengkap (52 minggu)di wilayah kerja Jumlah laporan W2 (format SKDR) > 90 % Laporan W2
laporan W2 (format Puskesmas pada kurun waktu tertentu yang masuk dari unit pelapor (format SKDR)
SKDR) puskesmas, rumah sakit) dibagi jumlah
laporan yang harus masuk dari unit
pelapor (puskesmas, rumah sakit dikali
100 %
7. Persent Jumlah Alert direspon ≥ 80% Jumlah Alert yang direspons ≥ 80% > 90 % Laporan W2
ase Alert dibandingkan dengan seluruh Alert di Puskesmas dalam dibagi jumlah seluruh alert di Puskesmas (format SKDR)
yang kurun waktu tertentu dalam kurun waktu tertentu dikali 100%
direspon peringatan
ini KLB/Wabah (alert
systems) minimal
80% di Puskesmas

No Indikator UKM Definisi Cara Penghitungan Target Th Sumber Data


Esensial Operasional 2023
8. Desa/ Kelurahan Desa/ Kelurahan yang mengalami Kejadian Luar Biasa Jumlah desa/kelurahan yang 100% Laporan KLB/ W1
yang mengalami (KLB) yang laporan Wabah (W1) nya diselidiki dan mengalami KLB dan ditanggulangi
KLB ditanggulangi ditanggulangi dalam waktu kurang dari 24 (dua puluh dalam waktu kurang dari 24 (dua puluh
dalam waktu kurang empat) jam oleh Puskesmas dan atau Kabupaten/Kota empat) jam dibagi jumlah
dari 24 (dua puluh dan atau Provinsi. desa/kelurahan yang mengalami KLB
empat) jam dikali 100 %
9. Persentase Jumlah kab/kotayang melakukanpemetaan Jumlah kab/kota yang melakukan 15%
kabupaten/kota risikopenyakit infeksi emerging minimal 1x dalam pemetaan risiko penyakit infeksi
yang memiliki setahundibandingkan dengan jumlah kab/kota pada emerging ≥ 1x dalam setahun dibagi
peta risiko tahun yang sama, dinyatakan dalam persen jumlah kab/kota padatahun yang sama
penyakit infeksi dikali 100%
emerging
2.1.5.12.Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular

1 Fasyankes yang Semua sarana atau tempat yang digunakan untuk Jumlah fasyankes (RS, Puskesmas, 100% terdapat Berita
ada di wilayah menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, yang klinik) yang ada di wilayah Puskesmas Acara Monev
Puskesmas ada di wilayah Puskesmas melaksanakan Kawasan melaksanakan KTR dibagi jumlah KTR (memenuhi
melaksanakan Tanpa Rokok (KTR) (100% bebas asap rokok), yaitu fasyankes (RS, Puskesmas, klinik) di 8 indikator)
KTR 1. Tidak ditemukan orang merokok di dalam gedung wilayah Puskesmas dikali 100%
2. Tidak ditemukan ruang merokok di dalam gedung
3. Tidak tercium bau Rokok
4. Tidak ditemukan puntung rokok
5. Tidak ditemukan penjualan rokok
6. Tidak ditemukan asbak atau korek api
7. Tidak ditemukan iklan atau promosi rokok
8. Ada tanda dilarang merokok
2 Sekolah yang ada Semua sekolah yang ada di wilayah Puskesmas Jumlah sekolah yang ada di wilayah 100% terdapat Berita
di wilayah melaksanakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) (100% Puskesmas melaksanakan KTR dibagi Acara Monev
Puskesmas bebas asap rokok), yaitu jumlah sekolah di wilayah Puskesmas KTR (memenuhi
melaksanakan KTR 1. Tidak ditemukan orang merokok di dalam gedung dikali 100% (SD, SMP, SMA dan yang 8 indikator)
2. Tidak ditemukan ruang merokok di dalam gedung sederajat)
3. Tidak tercium bau rokok
4. Tidak ditemukan puntung rokok
5. Tidak ditemukan penjualan rokok
6. Tidak ditemukan asbak atau korek api
7. Tidak ditemukan iklan atau promosi rokok
8. Ada tanda dilarang merokok

No Indikator UKM Definisi Cara Penghitungan Target Th Sumber Data


Esensial Operasional 2023
3 Tempat Anak Semua tempat atau arena yang diperuntukkan untuk Jumlah Tempat Anak Bermain (PAUD, 100% terdapat Berita
Bermain yang ada di kegiatan anak- anak baik yang ada di ruangan terbuka TK, taman kota) yang ada di wilayah Acara Monev
wilayah Puskesmas ataupun tertutup, yang ada di wilayah Puskesmas Puskesmas melaksanakan KTR dibagi KTR (memenuhi
melaksanakan KTR melaksanakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) (100% jumlah Taman Bermain Anak (PAUD, 8 indikator)
bebas asap rokok), yaitu TK, Taman Kota) di wilayah Puskesmas
1. Tidak ditemukan orang merokok di dalam gedung dikali 100%
2. Tidak ditemukan ruang merokok di dalam gedung
3. Tidak tercium bau rokok
4. Tidak ditemukan puntung rokok
5. Tidak ditemukan penjualan rokok
6. Tidak ditemukan asbak atau korek api
7. Tidak ditemukan iklan atau promosi rokok
8. Ada tanda dilarang merokok
4 Persentase Jumlah penduduk usia 10-18 tahun yang merokok Jumlah penduduk usia 10-18 tahun yang < 8,8 %
merokok diwilayah kerja puskesmas merokok diwilayah kerja puskesmas
penduduk usia 10 dibagi jumlah penduduk usia 10-18
- 18 tahun tahun di wilayah puskesmas dikali 100%
5 Puskesmas Puskesmas yang menyelenggarakan layanan Upaya Jumlah Puskesmas yang 100% SK UBM dan
menyelenggarakan Berhenti Merokok (UBM) dengan minimal terdapat 1 menyelenggarakan layanan Upaya Laporan
layanan Upaya (satu) klien yang berkunjung setiap bulan Berhenti Merokok (UBM) dibagi Bulanan Klien
Berhenti Merokok jumlah puskesmas di wilayah UBM
(UBM) puskesmas dikali 100%
6 Pelayanan Skrining yang dilakukan minimal sekali setahun untuk Jumlah orang usia 15 - 59 tahun di 100% Layanan
Kesehatan Usia penyakit menular dan penyakit tidak menular meliputi : puskesmas yang mendapat pelayanan puskesmas dan
Produktif a. Pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar skrining kesehatan sesuai standar jaringannya
(Standar perut dalam kurun waktu satu tahun dibagi
Pelayanan b. Pengukuran tekanan darah jumlah orang usia 15 - 59 tahun di
Minimal Ke 6) c. Pemeriksaan gula darah wilayah kerja puskesmas dalam kurun
d. Anamnesa perilaku beresiko waktu satu tahun yang sama dikali
Keterangan : wanita usia 30-50 tahun yang sudah 100%
menikah atau mempunyai riwayat berhubungan seksual
berisiko dilakukan pemeriksaan SADANIS dan cek IVA
(Standar Pelayanan Minimal Ke 6)
7 Deteksi Dini Deteksi Dini penyakit Hipertensi yang dilakukan dengan Jumlah penduduk usia ≥ 15 tahun 70%
Penyakit pemeriksaan tekanan darah minimal sekali setahun yang diperiksa tekanan darah dibagi
Hipertensi Jumlah sasaran penduduk usia ≥ 15
tahun
di wilayah kerja puskesmas dalam
kurun waktu satu tahun yang sama
dikali 100%

No Indikator UKM Definisi Cara Penghitungan Target Th Sumber Data


Esensial Operasional 2023
8 Deteksi Dini Obesitas Deteksi Dini Obesitas yang dilakukan dengan Jumlah penduduk usia ≥ 15 tahun yang 70%
pemeriksaan IMT/Lingkar perut minimal sekali setahun. diperiksa Obesitas (IMT/Lingkar Perut)
Klasifikasi IMT berdasarkan Permenkes Nomor 41 dibagi Jumlah sasaran penduduk usia ≥
Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang 15 tahun di wilayah kerja puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun yang
sama dikali 100%
9 Deteksi Dini Deteksi Dini Penyakit Diabetes Melitus dilakukan Jumlah penduduk usia ≥ 40 tahun dan 70%
Penyakit dengan pemeriksaan Gula darah Sewaktu (GDA) tes penduduk usia 15-39 tahun dengan
Diabetes Melitus minimal sekali setahun obesitas yang diperiksa Gula Darah
dibagi Jumlah sasaran penduduk usia
≥ 40 tahu dan penduduk usia 15-39
tahun dengan obesitas di wilayah kerja
puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun yang sama dikali 100% .
Perhitungan penduduk usia 15-39 tahun
dengan obesitas adalah jumlah
penduduk usia 15-39 tahun x prevalensi
obesitas per wilayah (hasil Riskesdas
2018)
10 Deteksi Dini Stroke Deteksi Dini Penyakit Stroke dengan pemeriksaan profil Jumlah penderita Hipertensi dan DM 70%
usia ≥ 40 tahun yang diperiksa Profil
lipid minimal
Lipid dibagi Jumlah penderita Hipertensi
sekali setahun bagi penderita DM adan atau HT usia ≥ dan DM usia ≥ 40 tahun di wilayah kerja
40 tahun puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun yang sama dikali 100%
11 Deteksi Dini Deteksi Dini Penyakit Jantung dengan EKG minimal Jumlah penderita Hipertensi dan DM 70%
Penyakit usia ≥ 40 tahun yang diperiksa EKG
sekali setahun bagi
Jantung dibagi Jumlah penderita Hipertensi dan
penderita DM adan atau HT usia ≥ 40 tahun DM usia ≥ 40 tahun di wilayah kerja
puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun yang sama dikali 100%
12 Deteksi Dini Penyakit Deteksi Dini Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) Jumlah perokok usia ≥ 40 tahun yang 70%
Paru Obstruksi diperiksa PUMA dibagi Jumlah Perokok
bagi perokok usia
Kronis (PPOK) usia ≥ 40 di wilayah kerja puskesmas
≥ 40 tahun dan atau mempunyai riwayat paparan: asap dalam kurun waktu satu tahun yang
rokok, polusi sama dikali 100%. Jumlah Perokok usia
udara, lingkungan tempat kerja ≥ 40 didapatkan dari jumlah penduduk
dan atau Mempunyai gejala dan keluhan batuk usia 40 th+ pada KMK No HK.01.07/
MENKES/ 5675/ 2021 dikalikan proporsi
berdahak, sesak nafas, gejala berlangsung lama merokok (perokok setiap hari + perokok
umumnya semakin memberat dengan Kuesioner PUMA kadang-kadang) pada Riskesdas 2018

No Indikator UKM Definisi Cara Penghitungan Target Th Sumber Data


Esensial Operasional 2023
13 Deteksi Dini Deteksi Dini Kanker Payudara dengan pemeriksaan Jumlah Wanita usia 30 – 50 tahun yang 70% Hasil kegiatan
Kanker SADANIS oleh tenaga kesehatan bagi Wanita Usia dideteksi dini Kanker Payudara dalam 3 SADA NIS di
Payudara Subur (WUS) usia 30 - 50 tahun tahun terakhir dibagi Jumlah sasaran dari Puskesmas dan
penduduk Wanita usia 30 – 50 tahun di jaringan , Bidan
wilayah kerja puskesmas dalam kurun praktek mandiri
waktu satu tahun yang sama dikali 100%. serta OPD lain (
KB, Disnaker)
dsb
14 Deteksi Dini Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dengan pemeriksaan Jumlah Wanita usia 30 – 50 tahun yang 70% Pemeriksa IVA
Kanker Leher IVA Tes atau pap smear bagi Wanita Usia Subur (WUS) dideteksi dini Kanker Leher Rahim tes dalam dan
Rahim usia 30 - 50 tahun dalam 3 tahun terakhir dibagi Jumlah luar gedung di
sasaran dari penduduk Wanita usia 30 FKTP dan
– 50 tahun di wilayah kerja puskesmas jaringan. OPD
dalam kurun waktu satu tahun yang lain (KB,
sama dikali 100%. Disnaker) dsb
serta
Pemeriksaan
papsmear di RS
, laboratorium
swasta dsb
15 Deteksi Dini Deteksi Dini Gangguan Indera (Deteksi dini gangguan Jumlah penduduk usia 7 keatas yang 70% Screning
Gangguan Indera penglihatan dan atau gangguan pendengaran bagi dilakukan deteksi Dini Indera Kesehatan Pada
penduduk usia 7 tahun keatas . Cara Pemeriksaan : (Gangguan Penglihatan dan atau Usia Sekolah di
Deteksi Dini Kelainan Refraksi atau deteksi dini gangguan pendengaran) dibagi Jumlah UKS, Screning
gangguan penglihatan: pemeriksaan tajam penglihatan penduduk usia 7 ke atas di wilayah Kesehatan Pada
yang dilakukan dengan metode hitung jari, dan/atau e- kerja puskesmas dalam kurun waktu Usia Produktif,
tumbling, dan/atau snellen chart. satu tahun yang sama dikali 100%. Screning
Kesehatan Pada
Usia Lanjut,
Deteksi Dini OMSK atau deteksi dini gangguan Pemeriksaan
pendengaran : pemeriksaan tajam pendengaran yang Kesehatan
dilakukan dengan metode berbisik modifikasi dan/atau (Surat
garpu tala dan/atau inspeksi telinga. Kererangan
Sehat) di
Puskesmas,
Pemeriksaan
Mata dan
Telingga di
Puskesmas
16 Prosentase Prosentase penderita TB yang diperiksa Gula Darah Jumlah Penderita TB diperiksa Gula 100% Rekap Medis ,
Penderita TB yang minimal 1 kali dalam masa pengobatan TB di FKTP darahnya dibagi Jumlah penderita TB
TB 01
diperiksa Gula yang berobat di FKTP dalam kurun
darahnya waktu 1 tahun yg sama dikali 100%.
No Indikator UKM Definisi Cara Penghitungan Target Th Sumber Data
Esensial Operasional 2023
2.1.5.13 Pelayanan Kesehatan Jiwa

1 Persentase ● Persentase penduduk usia ≥ 15 tahun dengan risiko Jumlah penduduk usia ≥15 tahun 60 % ● Simkeswa
masalah kesehatan jiwa yang dilakukan skrining dengan risiko masalah kesehatan jiwa puskesmas
penduduk usia
dengan menggunakan instrumen SDQ (untuk usia 15- yang mendapatkan skrining, dibagi
≥ 15 tahun dengan
18 tahun) atau SRQ-20 (usia di atas 18 tahun) dan/atau Jumlah estimasi penduduk ≥15 tahun
risiko masalah
ASSIST, yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan risiko masalah kesehatan
kesehatan jiwa
dan/atau kader kesehatan dan/atau guru terlatih. jiwa, dikali 100%
yang mendapatkan
● Hasil estimasi penduduk ≥15 tahun dengan risiko
skrining
masalah kesehatan jiwa diperoleh dari ¼ (data WHO
yang menyatakan 1 dari 4 orang berisiko mengalami
gangguan jiwa) dikalikan jumlah penduduk usia ≥ 15
tahun di wilayah tersebut dalam kurun waktu yang
sama.
2 Persentase ● Persentase penderita gangguan jiwa (gangguan Jumlah penderita gangguan jiwa 60% ● Simkeswa
penyandang campuran cemas dan depresi serta skizofrenia) yang (penyandang gangguan campuran puskesmas
gangguan jiwa memperoleh layanan di Fasyankes dengan kriteria: cemas dan depresi serta penyandang
yang memperoleh 1) Sesuai dengan Pedoman Penggolongan dan skizofrenia) yang dilayani di fasyankes,
layanan di Diagnosis Gangguan Jiwa Edisi III (1981) dibagi
Fasyankes 2) Nakes (UU No. 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Jumlah estimasi penderita gangguan jiwa
Kesehatan terlatih Membuat pencatatan dan (penyandang gangguan campuran
pelaporan). cemas dan depresi berat dan
● Estimasi penderita gangguan jiwa (penyandang penyandang skizofrenia) yang
gangguan campuran cemas dan depresi berat dan mendapatkan layanan di Fasyankes
penyandang skizofrenia) diperoleh dengan berdasarkan riskedas terbaru,
menghitung : dikali 100%
Prevalensi komposit (provinsi) penderita skizofrenia &
depresi yang berobat (0,648) x Jumlah penduduk total di
wilayah kerja
● Pelayanan kesehatan pada penyandang gangguan
jiwa meliputi :
1) Pemeriksaan kesehatan jiwa
2) Edukasi
3) Rujukan jika diperlukan

No Indikator UKM Definisi Cara Penghitungan Target Th Sumber Data


Esensial Operasional 2023
3 Jumlah kunjungan ● Pasien pasung adalah pasien yang mengalami Jumlah pasien pasung yang dikunjungi 100% ● Simkeswa
pasien pasung tindakan berupa pengikatan dan atau pengekangan petugas atau Kader Kesehatan Jiwa puskesmas
mekanis/fisik lainnya dan/atau penelantaran dan/atau (KKJ) dalam kurun waktu satu tahun,
pengisolasian sehingga merampas kebebasan dan hak dibagi
asasi seseorang, termasuk hak untuk mendapatkan Jumlah pasien pasung yang ada di
pelayanan kesehatan. wilayah kerja puskesmas
● Jumlah kunjungan pasien pasung adalah
dikali 100%
jumlah/banyaknya pasien pasung yang dikunjungi
petugas atau Kader Kesehatan Jiwa (KKJ), minimal 12
kali dalam tahun berlangsung. Jika pada wilayah kerja tidak ditemukan
● Jumlah pasien pasung adalah jumlah riil temuan kasus pasung/nihil (setelah dikonfirmasi
kasus pasung di wilayah kerja, berdasarkan juga dengan data dari Dinas Sosial),
pendataan petugas & konfirmasi dengan data Dinas maka capaian dianggap telah memenuhi
Sosial. target.
4 Persentase kasus ● Pasien pasung adalah pasien yang mengalami Jumlah pasien pasung yang 10 % ● Simkeswa
pasung yang tindakan berupa pengikatan dan/atau pengekangan dibebaskan dalam kurun waktu satu puskesmas
dilepaskan/dibebas mekanis/fisik lainnya dan/atau penelantaran dan/atau tahun,
kan pengisolasian sehingga merampas kebebasan dan hak dibagi
asasi seseorang, termasuk hak untuk mendapatkan Jumlah pasien pasung yang ada di
pelayanan kesehatan. wilayah kerja puskesmas,
● Pelepasan/pembebasan pasung adalah pembebasan
dikali 100%
pasien dari tindakan-tindakan pengikatan dan/atau
pengekangan mekanis/fisik lainnya dan/atau
penelantaran dan/atau pengisolasian, tanpa mengalami
re-pasung/ pemasungan kembali pada tahun Jika pada wilayah kerja tidak ditemukan
berlangsung. kasus pasung/nihil (setelah dikonfirmasi
● Jumlah pasien pasung adalah jumlah riil temuan juga dengan data dari Dinas Sosial),
kasus pasung di wilayah kerja, berdasarkan maka capaian dianggap telah memenuhi
pendataan petugas & konfirmasi dengan data Dinas target.
Sosial).
2.1.6 Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat ( Perkesmas)

1 Keluarga binaan Jumlah keluarga binaan baru dan lanjutan pada bulan Keluarga yang dibina dan mendapat 60% Kartu asuhan
yang mendapatkan ini yang mendapatkan asuhan keperawatan keluarga Asuhan Keperawatan, dibagi jumlah keperawatan
asuhan oleh tim terpadu Puskesmas (medis, paramedis, gizi, keluarga yang mempunyai masalah keluarga
keperawatan kesling, promkes sesuai kebutuhan) Yang termasuk kesehatan dikali 100 % berdasarkan
keluarga binaan adalah keluarga dengan penyakit PMK 31
menular, tidak menular, termasuk jiwa , ibu hamil tahun 2019
resiko tinggi, KEK dan balita resiko tinggi, KEK dan
lain-lain di Puskesmas dan jaringannya pada periode
Januari - Desember.
2 Keluarga yang Jumlah Keluarga binaan pada bulan ini yang telah Keluarga yang dibina dan telah 40%
dibina dan telah Mandiri /mencapai KM IV (adalah keluarga mampu Mandiri/mencapai KM IV, dibagi jumlah
Mandiri/ memenuhi melakukan tindakan preventif dan promotif secara aktif seluruh keluarga yang dibina, dikali
kebutuhan sesuai kasus/anjuran petugas) pada periode Januari - 100%
kesehatan Desember

KEPALA UPT PUSKESMAS PADAS

ZAIN RATNA PRIYANTO


Definisi Operasional, Cara Penghitungan dan Target Indikator Kinerja UKM
Pengembangan Puskesmas

Indikator UKM Target


No Pengembangan Definisi Cara Th Sumber Data
2023
Operasional Penghitungan
2.2.1.Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat

1. PAUD dan TK PAUD dan TK yang mendapat penyuluhan/ Jumlah PAUD dan TK yang mendapat 55% Lap puskesmas
yang mendapat pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut di wilayah kerja penyuluhan/ pemeriksaan kesehatan gigi dan
penyuluhan Puskesmas dalam waktu 1 tahun mulut dibagi jumlah PAUD/TK di wilayah kerja
/pemeriksaan gigi Puskesmas dikali 100%
dan mulut
2. Kunjungan ke Kunjungan petugas Puskesmas terkait kesehatan gigi Jumlah posyandu yang dikunjungi petugas 30% Lap puskesmas
Posyandu terkait dan mulut ke Posyandu (Posyandu Balita dan Puskesmas terkait kesehatan gigi dan mulut
kesehatan gigi dan Lansia) di wilayah kerja Puskesmas dalam waktu 1 ke Posyandu dibagi jumlah Posyandu di
mulut tahun wilayah kerja Puskesmas dikali 100%
2.2.2 Penanganan Masalah Penyalahgunaan Napza

1. Persentase sekolah Sosialisasi/Penyuluhan tentang pencegahan & Jumlah sekolah (setingkat SD, SLTP & SLTA) 10 % ● Laporan
yang mendapatkan penanggulangan bahaya penyalahgunaan NAPZA di wilayah kerja yang mendapatkan puskesmas
sosialisasi/penyuluha kepada siswa sekolah (setingkat SD, SLTP & SLTA), penyuluhan dalam kurun waktu satu ● Sipptimewa
n tentang dengan cakupan materi wajib : tahun,dibagi Jumlah total sekolah (setingkat
pencegahan - Definisi NAPZA SD, SLTP & SLTA) di wilayah kerja,dikali
- Jenis-jenis dan contoh NAPZA 100%
& penanggulangan - Bahaya penyalahgunaan NAPZA
bahaya - Fasilitasi pertolongan/bantuan/perlindungan
penyalahgunaan bagi korban penyalahgunaan NAPZA
NAPZA
2.2.3. Kesehatan Matra

1. Hasil pemeriksaan Jemaah haji yang dilakukan pemeriksaan kesehatan Jumlah hasil pemeriksaan jemaah haji yang 100% Laporan online
kesehatan jamaah yang dientry dalam siskohat (Sistem Komputerisasi dientry dalam siskohat pada 3 (tiga) bulan
haji 3 bulan sebelum Kesehatan Terpadu) pada 3 (tiga) bulan sebelum sebelum operasional dibagi dengan jumlah
operasional terdata. operasional kuota jemaah haji pada tahun berjalan dikali
100 %
Indikator UKM Target
No Pengembangan Definisi Cara Th Sumber Data
2023
Operasional Penghitungan
2.2.4.Pelayanan Kesehatan Tradisional

1. Penyehat Tradisional Penyehat Tradisional yang memiliki STPT (Surat Jumlah Penyehat Tradisional yang memiliki 25% Laporan
yang memiliki STPT Terdaftar Penyehat Tradisional) yang ada di wilayah STPT dibagi jumlah Penyehat Tradisional Tribulan PKT
kerja Puskesmas. Penyehat Tradisional adalah yang ada di wilayah kerja Puskesmas dikali (Pelayanan
seseorang yang memiliki pengetahuan pengobatan 100% Kesehatan
radisional dengan modalitas ketrampilan dan ramuan Tradisional)
yang diperoleh secara turun temurun atau kursus pada
penyehat tradisional senior
2. Panti Sehat Panti Sehat berkelompok yang berijin yang ada di Jumlah Panti Sehat berkelompok yang berijin 15% Laporan
berkelompok yang wilayah Kerja Puskesmas.Panti Sehat adalah tempat dibagi jumlah Panti Sehat berkelompok yang Tribulan PKT
berijin yang digunakan untuk melakukan perawatan kesehatan ada di wilayah kerja Puskesmas dikali 100%
tradisional empiris yang berijin dan yang memberikan
pelayanan lebih dari 1 (satu) orang penyehat tradisional
(Hattra)
3. Pembinaan Penyehat Tradisional yang ada di wilayah kerja Jumlah Penyehat Tradisional yang mendapat 50% Laporan
Penyehat Puskesmas yang mendapat pembinaan (Sosialisasi dan pembinaan oleh petugas kesehatan di bagi Tribulan PKT
Tradisional Kunjungan Lapangan) oleh petugas kesehatan jumlah Penyehat Tradisional yang ada di
wilayah kerja Puskesmas dikali 100%
4. Kelompok Asuhan Desa/Kelurahan yang memiliki Kelompok Asuhan Jumlah Desa/Kelurahan yang memiliki 20% Laporan
Mandiri yang Mandiri dengan SK Kepala Desa/Kelurahan di wilayah kelompok Asuhan Mandiri yang ber SK Tribulan PKT
terbentuk kerja Puskesmas. Kelompok Asuhan Mandiri adalah dibagi dengan jumlah desa/kelurahan yang
kelompok masyarakat yang mampu memelihara dan ada di wilayah kerja Puskesmas dikali 100%
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
mengatasi masalah gangguan kesehatan ringan secara
mandiri oleh individu dalam keluarga, kelompok atau
masyarakat dengan memanfaatkan Taman Obat
Keluarga/TOGA dan akupresur.
5. Kelompok Asuhan Kelompok Asman yang berpartisipasi dalam kegiatan Jumlah Kelompok Asman yang berpartisipasi 1 Laporan
Mandiri yang Posbindu PTM di Wilayah Puskesmas dalam kegiatan Posbindu PTM berupa Tribulan PKT
kelompok
mendukung Program edukasi (KIE) tentang ramuan tradisional dan
Prioritas akupresur terkait PTM sesuai dengan Buku
Kader Posbindu PTM di wilayah Puskesmas
2.2.5.Pelayanan Kesehatan Olahraga

1. Kelompok /klub Kelompok/ klub olahraga, meliputi kelompok olahraga di Jumlah kelompok/klub olahraga yang dibina 40% Data dasar,
olahraga yang sekolah, klub antara lain jantung sehat, senam asma, dibagi jumlah kelompok/ klub olahraga yang SITKO.
dibina senam usila, senam ibu hamil, senam diabetes, senam ada dikali 100% LBKO
osteoporosis, kebugaran jamah haji dan kelompok
olahraga/latihan fisik lainnya yang dibina di wilayah kerja
Puskesmas selama pada kurun waktu tertentu.

Indikator UKM Target


No Pengembangan Definisi Cara Th Sumber Data
2023
Operasional Penghitungan
2. Pengukuran Calon Jamaah Haji (CJH) yang dilakukan pengukuran Jumlah CJH yang dilakukan Pengukuran 90% Data
Kebugaran Calon kebugaran jasmani sesuai dengan pedoman yang ada. Kebugaran Jasmani oleh Puskesmas dasar,
Jamaah Haji pada tahun berjalan dibagi Jumlah CJH Kementeria
yang terdaftar di Puskesmas pada tahun n agama,
berjalan dikali 100 % SITKO
3. Puskemas Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan Jumlah bulan yang mencapai minimal 75 % 30% Data
menyelenggarak dari 4 Indikator layanan kesehatan olahraga Dasar/LB
olahraga internal
an pelayanan internal KO,
, yaitu : 1. perencanaan tahunan dan bulanan; 2.
kesehatan SITKO
peregangan minimal 2-5 kali dalam seminggu ; 3.
Olahraga
senam bersama seminggu sekali; 4. pengukuran
internal
kebugaran jasmani karyawan Puskesmas minimal 1 kali
per tahun)
4 Pengukuran Sekolah Dasar/MI adalah lembaga pendidikan yang Jumlah Sekolah Dasar/MI yang diukur 35% Data dasar,
kebugaran Anak menyelenggarakan program pendidikan enam tahun kebugaran jasmani dibagi jumlah SD/MI yang SITKO.
Sekolah bagi anak usia 6-12 tahun. ada di wilayah kerja x 100 % LBKO
Pengukuran Kebugaran Anak Sekolah /Madarasah
adalah pengukuran kebugaran pada anak kelas 4-6
tahun yang berusia 10 - 12 tahun
2.2.6. Pelayanan Kesehatan Kerja

1 Puskesmas Puskesmas menyelenggarakan K3 Puskesmas (internal) Jumlah bulan yang mencapai minimal 80% 50% Dokumen
menyelenggaraka adalah puskesmas menyelenggarakan K3 di internal dari 11 indikator K3 Fasyankes yang ada pelaksanaan
n K3 Puskesmas sesuai dengan permenkes nomor 52 Tahun 2018 yaitu : pada Permenkes Nomor 52 Tahun 2018 kegiatan K3
(internal) 1) Pengenalan potensi bahaya dan pengendalian risiko dalam satu bulan dibagi 12 bulan dikali 100% puskesmas,
K3 Fasyankes Data dasar
2) Penerapan kewaspadaan standar dan Buku
3) Penerapan prinsip ergonomi Regester
4) pemberian imunisasi Bantu
5) Pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat di Kesehatan
fasyankes Kerja, SITKO
6) Pemeriksaan kesehatan berkala
7) Pengelolaan sarana dan prasarana fasyankes dari
aspek K3
8) Pengelolaan peralatan medis dari aspek K3
9) kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau
bencana, termasuk kebakaran
10) Pengelolan bahan B3 dan limbah B3
11) Pengelolaan limbah domestik
Indikator UKM Target
No Pengembangan Definisi Cara Th Sumber Data
2023
Operasional Penghitungan
2 Puskesmas Puskesmas menyelenggarakan pembinaan K3 adalah Jumlah kantor yang dibina (assement dengan 50% Data dasar dan
menyelenggar pembinaan setiap SDM di puskesmas yang melakukan minimal hasil cukup) K3 Perkantoran dibagi Laporan
akan assesment dengan menggunakan format assesment jumlah total perkantoran (kelurahan dan Pelaksanaan
pembinaan K3 yang sudah ditetapkan. Perkantoran adalah kantor kecamatan) yang ada di wilayah kerja dikali Kegiatan
perkantoran kecamatan dan kantor kelurahan 100% puskesmas dan
Buku Regester
Bantu
Kesehatan
Kerja, SITKO
3. Promotif dan Salah satu atau seluruh kegiatan promosi (penyuluhan, Jumlah kelompok kerja informal (Pos UKK) 50% Data dasar,
preventif yang konseling, latihan olahraga dll) dan/ atau preventif yang dilakukan kegiatan promotif dan/ atau Laporan
dilakukan pada (imunisasi, pemeriksaan kesehatan, APD, ergonomi, preventif yang dilakukan dalam satu bulan Bulanan
kelompok kesehatan pengendalian bahaya lingkungan dll) yang dilakukan dibagi jumlah seluruh Pos UKK (kali 12) di Kesehatan
kerja informal minimal 1 (satu) kali tiap bulan selama 12 ( dua belas) wilayah binaan dikali 100% Pekerja (LBKP)
bulan pada kelompok kesehatan kerja informal dan Buku
Register Bantu
Kesehatan
Kerja, SITKO.
Indikator UKM Target
No Pengembangan Definisi Cara Th Sumber Data
2023
Operasional Penghitungan
2.2.7 Kefarmasian
Edukasi dan Pemberdayaan masyarakat tentang obat pada Gerakan masyarakat cerdas menggunakan obat

1. Kader aktif pada Jumlah kader kesehatan/ kader gema cermat yang % Kader aktif pada kegiatan Edukasi dan 25% Data /notulen
kegiatan Edukasi telah tersosialisasi gema cermat yang aktif menjadi Pemberdayaan masyarakat tentang obat pada kegiatan
dan Pemberdayaan fasilitator kegiatan gema cermat kepada masyarakat Gerakan masyrakat cerdas menggunakan penyuluhan
masyarakat tentang diwilayah kerjanya. obat = Jumlah kader kesehatan aktif yang di
obat pada Gerakan telah tersosialisasikan gema cermat dibagi puskesmas
masyrakat cerdas jumlah kader yang mengikuti sosialisasi x
menggunakan obat 100% .
Contoh :
Kader kesehatan dipuskesmas yang
disosialisasi sebanyak 100 orang
Kader kesehatan yang setelah sosialisasi
aktif sebagai fasilitator gema cermat di
wilayahnya sebanyak 20 orang. Cara
Perhitungan : 20/100 x 100% = 20% Tugas
kader sebagai fasilitor adalah memfasilitasi
kegiatan gema cermat ke masyarakat
diwilayahnya.
Contoh Tugas sebagai fasilitator : Membuat
jadwal pertemuan, Memfasilitasi pertemuan ,
Mengedarkan daftar hadir, Mencatat
pertanyaan masyarakat selama kegiatan
sosialisasi, Mendokumentasikan kegiatan,
Membuat laporan kegiatan gema cermat di
wilayah masing-masing.
2 Jumlah wilayah Jumlah desa/kelurahan di wilayah kerja puskesmas % Jumlah wilayah yang dilakukan Kegiatan 25% Data /notulen
yang dilakukan yang telah tersosialisasi kegiatan gema cermat. Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan kegiatan
Kegiatan Obat = Jumlah desa atau kelurahan yang penyuluhan
Gerakan telah tersosialisasikan gema cermat dibagi di
Masyarakat jumlah desa kelurahan di wilayah kerja x puskesmas
Cerdas 100% Contoh : Puskesmas mempunyai 10
Menggunakan wilayah kerja (desa/kelurahan)
Obat Yang tersosialisi : 5
desa/kelurahan Cara
perhitungan : 5/10 x100% =
50%
Catatan : Perhitungan capaian kumulatif.

KEPALA UPT PUSKESMAS PADAS

ZAIN RATNA PRIYANTO


Definisi Operasional, Cara Penghitungan dan Target Indikator Kinerja UKP
Puskesmas

Target
No Indikator Definisi Cara Th Sumber Data
2023
Operasional Penghitungan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2.3.1. Pelayanan Non Rawat Inap
1. Angka Kontak Indikator untuk mengetahui aksesabilitas dan Perbandingan jumlah peserta terdaftar yang ≥150 per Register
Komunikasi pemanfaatan pelayanan melakukan Pelayanan
primer oleh peserta berdasarkan jumlah peserta jaminan kontak dengan FKTP dengan total Jumlah mil UKP dan
kesehatan Peserta Laporan
(per nomor identitas peserta) yang mendapatkan terdaftar di Puskesmas dikali 1000 (seribu) Pelayanan UKM
pelayanan kesehatan
(kontak sakit maupun sehat) di Puskesmas per bulan Catatan Kinerja Puskesmas :
baik di dalam
gedung maupun di luar gedung tanpa memperhitungkan ≥150 ‰ = 100%
frekuensi
kedatangan peserta dalam satu bulan > 145 - <150 ‰ = 75%
> 140 - 145 ‰ = 50%
> 135 - 140 ‰ = 25%
≤ 135 = 0%
2. Rasio Rujukan Rawat Indikator untuk mengetahui kualitas pelayanan di Perbandingan antara jumlah rujukan kasus ≤2% Register
Jalan Puskesmas sehingga non spesialistik rujukan,
Kasus Non sistem rujukan terselenggara sesuai indikasi medis dan dengan jumlah seluruh rujukan oleh P-Care.
Spesialistik Puskesmas dikali
(RRNS) kompetensinya. Kasus non spesialistik adalah kasus 100%
terkait
144 diagnosa yang harus ditangani di Puskesmas serta Catatan kinerja Puskesmas:
kriteria Time-
Age-Complication-Comorbidity (TACC) . Kelayakan ≤ 2% = 100%
rujukan kasus
tersebut berdasarkan kesepakatan dalam bentuk > 2 - 2,5% = 75%
perjanjian kerjasama
antara BPJS Kesehatan, Puskesmas, Dinkes > 2,5 - 3% = 50%
Kabupaten/Kota dan
organisasi profesi dengan memperhatikan kemampuan > 3 - 3,5% = 25%
pelayanan
Puskesmas serta progresifitas penyakit yang merupakan >3,5% = 0%
keadaan
khusus dan/atau kedaruratan medis
Target
No Indikator Definisi Cara Th Sumber Data
2023
Operasional Penghitungan
3. Rasio Peserta Indikator untuk mengetahui optimalisasi Capaian rasio peserta prolanis DM terkendali ≥ 5% Aplikasi P-
Prolanis penatalaksanaan prolanis oleh Puskesmas dalam ditambah capaian rasio peserta prolanis HT Care,
Terkendali menjaga kadar gula darah puasa bagi pasien diabetes terkendali dibagi 2 Catatan untuk kinerja Laporan
(RPPT) tipe 2 (DM) atau tekanan darah bagi pasien HT. Puskesmas: pelaksanaa
Penyakit kronis masuk Prolanis yaitu Diabetes Melitus ≥ 5% = 100%; n Prolanis
dan Hipertensi.
4 - < 5% = 75%
Aktifitas Prolanis:
3 - < 4% = 50%
(1) Edukasi Klub
(2) Konsultasi Medis 2 - < 3% = 25%
(3) Pemantauan Kesehatan melalui pemeriksaan < 2% = 0%
penunjang
(4) Senam Prolanis
(5) Home visit/kunjungan rumah
(6) Pelayanan Obat secara rutin (obat PRB)
4. Pelayanan Pelayanan kesehatan sesuai standar meliputi : Jumlah penderita hipertensi usia ≥ 15 tahun 100% Register
Kesehatan a. Pengukuran tekanan darah dilakukan minimal satu di wilayah kerjanya yang mendapatkan
Pelayanan
Penderita kali sebulan di fasilitas pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan sesuai standar dibagi
Hipertensi b. Edukasi perubahan gaya hidup dan / atau kepatuhan jumlah estimasi penderita hipertensi usia
(Standar minum obat ≥ 15 tahun yang berada didalam wilayah
Pelayanan c. Melakukan rujukan jika diperlukan. Tekanan Darah kerjanya berdasarkan angka prevalensi
Minimal ke 8) Sewaktu (TDS) lebih dari 140 mmHg ditambahkan Kab/Kota dalam kurun waktu satu tahun yang
pelayanan terapi farmakologi sama dikali 100%.
5. Pelayanan Pelayanan kesehatan sesuai standar yang meliputi : Jumlah penderita Diabetes Mellitus usia > 15 100% Rekam Medik
Kesehatan Penderita a. Pengukuran gula darah dilakukan minimal satu tahun di dalam wilayah kerjanya yang
Diabetes Mellitus kali sebulan di fasilitas pelayanan kesehatan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
(Standar Pelayanan b. Edukasi perubahan gaya hidup dan / atau nutrisi standar dalam kurun waktu satu tahun dibagi
Minimal ke 9) c. Melakukan rujukan jika diperlukan.Gula darah jumlah estimasi penderita Diabetes Mellitus
Sewaktu (GDS) lebih dari 200 mg/dl ditambahkan usia
pelayanan terapi farmakologi ≥15 tahun yang berada di dalam wilayah
kerjanya berdasarkan angka prevalensi
kab/kota dalam kurun waktu satu tahun yang
sama dikali 100%.
6 Persentase Persentase penyandang hipertensi yang tekanan Jumlah penyandang hipertensi yang tekanan 63% Rekam Medis
Penyandang sistol dan diastol turun dari kurang dari 140/90 sistol dan diastol turun dari kurang dari 140/90
Hipertensi Yang mmHg dalam kurun waktu 1 tahun minimal 3 kali (3 mmHg dalam kurun waktu 1 tahun minimal 3
Tekanan Darahnya bulan) dalam 1 tahun kali (3 bulan) dalam 1 tahun dibagi jumlah
Terkendali seluruh penyandang hipertensi dalam kurun
waktu satu tahun yang sama dikalikan 100%

Target
No Indikator Definisi Cara Th Sumber Data
2023
Operasional Penghitungan
7. Persentase Persentase penyandang diabetes melitus yang gula Jumlah penyandang diabetes melitus yang 58% Rekam Medis
Penyandang darah puasa < 126 mg/dl atau gula darah 2 jam pp nya gula darah puasa < 126 mg/dl atau gula darah
Diabetes Melitus < 200 mg/dl sebanyak minimal 3 kali (3 bulan) atau 2 jam pp nya < 200 mg/dl sebanyak minimal 3
Yang Gula HbA1c <7% minimal 1 kali dalam kurun waktu 1 tahun kali (3 bulan) atau HbA1c <7% minimal 1 kali
Darahnya dalam kurun waktu 1 tahun dibagi jumlah
Terkendali seluruh penyandang diabetes mellitus dalam
kurun waktu satu tahun yang sama dikalikan
100 %
8. Rasio gigi tetap Pelayanan kuratif kesehatan gigi dan mulut yang Jumlah gigi tetap yang di tambal permanen >1 Register gigi
yang ditambal dilakukan di Puskesmas, dinilai dengan dibandingkan dengan gigi tetap yang dicabut.
terhadap gigi membandingkan perlakuan tambal/cabut gigi tetap
tetap yang
Catatan kinerja Puskesmas:
dicabut
>1 = 100%
0,75 - 1 = 75 %,
0,5 - < 0,75 = 50 %
0,25 - <0,5 = 25 %
< 0,25 =0%
9. Bumil yang Pelayanan kesehatan gigi ibu hamil minimal 1 kali Jumlah ibu hamil (minimal 1x selama 100% Register gigi
mendapat selama kehamilan di Puskesmas (konseling/ kehamilan) yang mendapat pelayanan
pelayanan pemeriksaan/ perawatan) kesehatan gigi di Puskesmas dibagi jumlah
kesehatan gigi ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas
dikali 100%
10 Kelengkapan Rekam medik yang lengkap dalam 24 jam setelah Jumlah rekam medik rawat jalan yang diisi 100% Rekam Medik
pengisian rekam selesai pelayanan, diisi oleh tenaga medis dan atau lengkap dibagi jumlah rekam medik rawat Pelayanan
.
medik paramedis (identitas, SOAP, KIE, askep, diagnosis, jalan dikali 100% Rawat Jalan
kode ICD X, kajian sosial, pengobatan, tanda tangan)
serta pengisian identitas rekam medik lengkap oleh
petugas rekam medik (nama, nomor rekam medik,
tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, no kartu BPJS)
2.3.2. Pelayanan Gawat Darurat

1 Kelengkapan Kelengkapan pengisian data informed consent meliputi Jumlah informed consent gawat darurat 100% Rekam Medik
identitas pasien, informasi (diagnosis dan tata cara yang diisi lengkap dibagi jumlah informed Pelayanan
pengisian
tindakan kedokteran, tujuan tindakan kedokteran yang consent di pelayanan gawat darurat dikali Gawat
informed consent dilakukan, alternatif tindakan lain dan risikonya, risiko 100% Darurat
dan komplikasi yang mungkin terjadi, prognosis dari
tindakan yang akan dilakukan serta perkiraan
pembiayaan) dan tanda tangan saksi serta pemberi
layanan.

Target
No Indikator Definisi Cara Th Sumber Data
2023
Operasional Penghitungan
2.3.3. Pelayanan Kefarmasian

1. Kesesuaian item Evaluasi kesesuaian item obat yang tersedia di Jumlah item obat di Puskemas yang sesuai 80% Data stok obat
obat yang tersedia Puskesmas terhadap Fornas FKTP. Perhitungan dengan Fornas FKTP dibagi jumlah item
dalam Fornas evaluasi kesesuaian item obat yang tersedia dengan obat yang tersedia di Puskemas dikali 100
Fornas dilakukan setiap bulan. %. Contoh: Jumlah obat
Puskesmas yang sesuai dengan fornas
297 item, yang tersedia 513 item, maka %
kesesuaian =297/513x 100
%= 57,89%
2 . Ketersediaan obat Tersedianya obat untuk pelayanan kesehatan dasar Bila obat tersedia untuk pelayanan di 85% Data stok
40 obat indikator terhadap 40 item obat indikator (Albendazol /Pirantel Puskesmas maka diberi angka 1, bila obat obat/LPLPO,
Pamoat, Alopurinol, Amlodipin/Kaptopril, Amoksisilin 500 tidak tersedia untuk pelayanan di Puskesmas Data pelaporan
mg, Amoksisilin sirup, Antasida tablet kunyah/antasida maka diberi angka 0. Perhitungan diperoleh SELENA
suspensi, Amitriptilin tab, Asam Askorbat (Vitamin C), dengan cara = Jumlah kumulatif item obat
Asiklovir, Betametason salep, Deksametason indikator yang tersedia di Puskesmas dibagi
tablet/deksametason injeksi, Diazepam injeksi 5 mg/ml, 40 dikali 100 %
Diazepam, Dihidroartemsin+piperakuin (DHP) dan
primaquin, Difenhidramin Inj. 10 mg/ml, Epinefrin
(Adrenalin) injeksi 0,1 % (sebagai HCl), Fitomenadion
(Vitamin K) injeksi, Furosemid 40 mg/Hidroklorotiazid
(HCT), Garam Oralit serbuk, Glibenklamid/Metformin,
Hidrokortison krim/salep, Kotrimoksazol (dewasa)
kombinasi tablet/Kotrimoksazol suspensi, Ketoconazol
tab, Klorfeniramin Maleat (CTM) tab, Lidokain inj,
Magnesium Sulfat injeksi, Metilergometrin Maleat injeksi
0,200 mg- 1 ml, Natrium Diklofenak, OAT FDC Kat 1,
Oksitosin injeksi, Parasetamol sirup 120 mg / 5 ml,
Parasetamol 500 mg, Prednison 5 mg, Retinol
100.000/200.000 IU, Salbutamol, Salep Mata/Tetes
Mata Antibiotik, Simvastatin, Tablet Tambah Darah,
Vitamin B6 (Piridoksin), Zinc 20 mg),.Pemilihan obat dan
vaksin 45 item tersebut adalah sesuai dengan Indikator
Kinerja Kementerian pada Direktorat Tata Kelola Obat
Publik dan Perbekkes Ditjen Farmalkes Kemkes RI.
Penilaian ketersediaan obat dan vaksin dilakukan setiap
bulan.
3. Ketersediaan 5 item Tersedianya vaksin untuk pelayanan kesehatan dasar Bila obat tersedia untuk pelayanan di 100% Data stok
vaksin indikator terhadap 5 item vaksin ndikator ( Vaksin Hepatitis B, Puskesmas maka diberi angka 1, bila obat obat/LPLPO,
Vaksin BCG, Vaksin DPT - Hb - HIB, Vaksin Polio, tidak tersedia untuk pelayanan di Puskesmas Data pelaporan
Vaksin Campak/Vaksin Rubella) Pemilihan obat dan maka diberi angka 0 Perhitungan diperoleh SELENA
vaksin 45 item tersebut adalah sesuai dengan Indikator dengan cara = Jumlah kumulatif item obat
Kinerja Kementerian pada Direktorat Tata Kelola Obat indikator yang tersedia di Puskesmas dibagi 5
Publik dan Perbekkes Ditjen Farmalkes Kemkes RI. dikali 100%
Penilaian ketersediaan obat dan vaksin dilakukan setiap
bulan.
Target
No Indikator Definisi Cara Th Sumber Data
2023
Operasional Penghitungan
4 Penggunaan Penggunaan antibiotika pada penatalaksanaan kasus Jumlah Penggunaan Antibiotika pada ISPA ≤ 20 % Resep,
antibiotika pada ISPA non pneumoni per lembar resep terhadap seluruh non Pneumonia dibagi Jumlah kasus ISPA diagnosa
penatalaksanaan kasus tersebut. Penggunaan antibiotik pada non Pneumonia dikali 100 % pasien ,
ISPA non penatalaksanaan kasus ISPA non- pneumonia memiliki Catatan kinerja Puskesmas : Laporan
pneumonia batas toleransi maksimal sebesar 20%. Data sampel POR
≤ 20% = 100%
diambil dari resep 1 kasus per hari dengan urutan bulanan
pertama dengan diagnosa penyakit misal seperti ISPA 21-40 % =75%
ats (acute upper respiratory tract infection) (diagnosa
41-60 % = 50%
dokter/perawat tidak spesifik), pilek (common cold),
batuk-pilek, otitis media, sinusitis atau dalam kode ICD 61-80 % = 25%
X berupa J00, J01, J04, J05, J06, J10, J11. > 80 % = 0%
5. Penggunaan Penggunaan antibiotika pada penatalaksanaan kasus Jumlah penggunaan Antibiotika pada diare ≤8% Resep,
antibiotika pada diare non spesifik terhadap seluruh kasus tersebut. non spesifik dibagi jumlah kasus diare non diagnosa
penatalaksanaan Penggunaan antibiotik pd penatalaksanaan kasus diare spesifik dikali 100 % Catatan kinerja pasien ,
kasus diare non non-spesifik memiliki batas toleransi maksimal 8 %. Puskesmas : Laporan
spesifik Diare Non Spesifik meliputi Gastroenteritis, penyebab ≤8% = 100% POR
tidak jelas, virus, dll (non bakterial). Data sampel diambil bulanan
9 - 20 % = 75%
dari resep 1 kasus per hari dengan urutan pertama
dengan diagnosa penyakit ditulis diare mencret atau 21 - 40 % = 50%
sejenisnya atau dalam kode ICD X berupa A09 dan K52. 41 - 60 % = 25%
> 60% = 0%
6. Penggunaan Injeksi Penggunaan injeksi pada penatalaksanaan kasus Jumlah penggunaan injeksi pada myalgia ≤1% Resep,
pada Myalgia myalgia terhadap seluruh kasus tersebut. Penggunaan dibagi jumlah kasus myalgia dikali 100% diagnosa
injeksi pada penatalaksanaan kasus myalgia dengan Catatan kinerja Puskesmas: pasien ,
batas toleransi maksinal 1%. Data sampel diambil dari Laporan
≤ 1 % = 100%
resep 1 kasus per hari dengan urutan pertama dengan POR
diagnosa penyakit nyeri otot, pegal-pegal sakit 2 - 10 % =75% bulanan
pinggang, atau sejenisnya yang tidak membutuhkan 11 - 20 % = 50%
injeksi (misal vitamin B1) 21 - 30 % = 25%
> 30 % = 0%
7 Rerata item obat rerata item obat per lembar resep terhadap seluruh Jumlah item obat per lembar resep dibagi ≤ 2,6 Resep,
yang diresepkan kasus tersebut. Rerata item obat perlembar resep diagnosa
jumlah resep
dengan batas toleransi 2,6. ( perhitungan sesuai pasien ,
dengan laporan Penggunaan Obat Rasional bulanan Catatan kinerja Puskesmas: Laporan
puskesmas) ≤ 2,6 = 100% POR
2,7 - 4 =75% bulanan
5-7 = 50%
8-9 = 25%
>9 = 0%

Target
No Indikator Definisi Cara Th Sumber Data
2023
Operasional Penghitungan
8 Pengkajian Jumlah kegiatan pengkajian resep ,pelayanan resep dan Jumlah kegiatan pengkajian resep ,pelayanan 80% Resep,
resep,pelayanan pemberian informasi obat yang terdokumentasi. resep dan pemberian informasi obat yang diagnosa
resep dan pemberian terdokumentasi dibagi jumlah resep yang pasien,
informasi obat masuk setiap bulan dikali 100%. dokumentasi
pengkajian
resep dan
pemberian
informasi obat,
Laporan
Pelayanan
Kefarmasian
9 Konseling Jumlah Konseling yang dilakukan pada pasien kronis ( Jumlah Konseling yang dilakukan pada 5% Resep,
penderita DM, Hipertensi, TB, HIV/AIDS, ODGJ) yang pasien kronis ( penderita DM, Hipertensi, TB, diagnosa
terdokumentasi. HIV/AIDS, ODGJ) yang terdokumentasi pasien,
dibagi jumlah pasien kronis( penderita DM, Dokumentasi
Hipertensi, TB, HIV/AIDS, ODGJ) yang konseling,
menerima resep setiap bulan dikali 100% Laporan
Pelayanan
Kefarmasian
10 Pelayanan Informasi Jumlah pelayanan Informasi Obat yang terdokumentasi. Jumlah pelayanan informasi obat yang 80% Dokumentasi
Pelayanan informasi obat adalah kegiatan pelayanan terdokumentasi di bagi jumlah kegiatan PIO, Laporan
Obat
yang dilakukan oleh Apoteker untuk memberikan pelayann informasi obat ( pertanyaan nakes, Pelayanan
informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, masyarakat, leaflet, brosur,penyuluhan) Kefarmasian,
apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnyaserta setiap bulan dikali 100% Laporan
pasien serta pihak lain diluar fasyankes. Kegiatan Gema
cermat.
Target
No Indikator Definisi Cara Th Sumber Data
2023
Operasional Penghitungan
2.3.4.Pelayanan laboratorium

1. Kesesuaian jenis 50 Jenis pelayanan meliputi: Jumlah jenis pelayanan yang tersedia dibagi 60% Surat
pelayanan a. Hemoglobin, Hematokrit, Hitung eritrosit, Hitung Jumlah standar jenis pelayanan (50) dikali Keputusan
laboratorium trombosit, Hitung lekosit, Hitung jenis lekosit, LED, 100% Kepala
dengan standar Masa perdarahan dan Masa pembekuan. Puskesmas
b. Kimia klinik: Glukosa, Protein, Albumin, Bilirubin total, tentang Jenis
Bilirubin direk, SGOT, SGPT, Alkali fosfatase, Asam Layanan
urat,Ureum/BUN, Kreatinin, Trigliserida, Kolesterol
total, Kolesterol HDL dan Kolesterol LDL.
c. Mikrobiologi dan Parasitologi: BTA, Diplococcus
gram negatif, Trichomonas vaginalis, Candida
albicans, Bacterial vaginosis, Malaria, Microfilaria dan
Jamur permukaan.
d. Imunologi: Tes kehamilan, Golongan darah, Widal,
VDRL, HbsAg, Anti Hbs, Anti HIV dan
Antigen/antibody dengue.
e. Urinalisa: Makroskopis (Warna, Kejernihan, Bau,
Volume), pH, Berat jenis, Protein, Glukosa, Bilirubin, KEPALA UPT PUSKESMAS PADAS
Urobilinogen, Keton, Nitrit, Lekosit, Eritrosit dan
Mikroskopik (sedimen).
f. Tinja: Makroskopik, Darah samar dan Mikroskopik.

2. Ketepatan waktu Waktu mulai pasien diambil sample sampai dengan Jumlah pasien dengan waktu tunggu 100% Survey, register
tunggu penyerahan menerima hasil yang sudah diekspertisi sesuai jenis penyerahan hasil pelayanan laboratorium ZAIN RATNA PRIYANTO
hasil pelayanan pemeriksaan dan kebijakan tentang waktu tunggu sesuai jenis pemeriksaan dan kebijakan
laboratorium penyerahan hasil dibagi jumlah seluruh pemeriksaan dikali
100%
3. Kesesuaian hasil Pemeriksaan mutu pelayanan laboratorium oleh Tenaga Jumlah pemeriksaan mutu internal yang 100% Hasil
pemeriksaan baku Puskesmas yang kompeten, dilakukan evaluasi, analisa memenuhi standar minimal 1 (satu) parameter Pemeriksaan
mutu internal (PMI) dan tindak lanjut dari hematologi, Kimia Klinik, serologi, dan Baku Mutu
bakteriologi dibagi jumlah pemeriksaan dalam Internal
1 (satu) bulan dikali 100%
2.3.5.Pelayanan Rawat Inap

1. Bed Prosentase pemakaian tempat tidur rawat inap umum di Jumlah hari perawatan rawat inap umum 10%- Rekam Medik
Occupation Puskesmas rawat inap setiap bulan dalam 1 bulan dibagi hasil kali jumlah tempat Pelayanan
60%
Rate (BOR) tidur dengan jumlah hari dalam 1 bulan dikali Rawat Inap
100 % Umum
Catatan kinerja Puskesmas :
10% - 60% = 100%
>60 - 70% = 75%
>70 - 80% = 50%
>80 - 90% = 25%
<10% atau >90% = 0%

KEPALA UPT PUSKESMAS PADAS

ZAIN RATNA PRIYANTO


DEFINISI OPERASIONAL, CARA PENGHITUNGAN DAN TARGET KINERJA MUTU
PUSKESMAS
Target
No Jenis Variabel Definisi Cara Thn Sumber
2023
Operasional Penghitungan Data
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2.5.1.INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS

1 Kepatuhan Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan Jumlah tindakan kebersihan > 85% Hasil observasi yang
Kebersihan menggunakan sabun dan air mengalir bila tangan tampak kotor tangan yang dilakukan dilakukan setiap bulan,
Tangan atau terkena cairan tubuh, atau menggunakan alkohol (alkohol- dibagi Jumlah total peluang minimal 200 peluang
based handrubs ) dengan kandungan alkohol 60- 80% bila kebersihan tangan yang dalam 1 (satu) bulan.
tangan tidak tampak kotor. seharusnya dilakukan dalam
Kebersihan tangan yang dilakukan dengan benar adalah periode observasi dikali
kebersihan tangan sesuai indikasi dan langkah kebersihan 100%
tangan sesuai rekomendasi WHO. Indikasi adalah alasan
mengapa kebersihan tangan dilakukan. Ada lima indikasi (five
moment ) kebersihan tangan terdiri dari;
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sesudah kontak dengan pasien
3. Sebelum melakukan prosedur aseptik
4. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien
5. Setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien
Peluang adalah periode di antara indikasi di mana tangan
terpapar kuman. Tindakan kebersihan yang tangan dilakukan
sesuai peluang yang diindikasikan.
2 Kepatuhan Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan petugas dalam Jumlah petugas yang patuh 100% Hasil observasi yang
Penggunaan Alat menggunakan APD dengan tepat sesuai indikasi ketika menggunakan APD sesuai dilakukan setiap
Pelindung Diri melakukan tindakan yang memungkinkan tubuh terkena cairan indikasi dalam periode bulan, jumlah
(APD) tubuh atau cairan infeksius lainnya. observasi dibagi Jumlah petugas yang
Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah penilaian seluruh petugas yang diobservasi
terhadap petugas dalam menggunakan APD sesuai indikasi terindikasi menggunakan APD menggunakan
dengan tepat saat memberikan pelayanan kesehatan pada dalam periode observasi dikali rumus Slovin.
periode observasi. 100%
Target
No Jenis Variabel Definisi Cara Penghitungan Thn Sumber Data
2023
Operasional
3 Kepatuhan Identifikasi pasien secara benar adalah proses identifikasi yang Jumlah pemberi pelayanan 100% Hasil observasi yang
Identifikasi dilakukan pemberi pelayanan dengan menggunakan minimal yang melakukan identifikasi dilakukan setiap
Pasien dua penanda identitas seperti: nama lengkap, tanggal lahir, pasien secara benar dalam bulan, jumlah
nomor rekam medik, NIK sesuai dengan yang ditetapkan di periode observasi dibagi petugas yang
Puskesmas. Jumlah pemberi pelayanan diobservasi
Identifikasi pasien secara benar dilakukan antara lain pada: yang diobservasi dalam menggunakan
a. Pemberian pengobatan periode observasi dikali 100% rumus Slovin.
b. Prosedur tindakan
c. Prosedur diagnostik
4 Keberhasilan Keberhasilan pengobatan pasien TB adalah angka yang Jumlah semua pasien TB SO 90% Formulir TB/Sistem
Pengobatan Pasien menunjukkan persentase semua pasien TB yang sembuh dan yang sembuh dan pengobatan Informasi TB (SITB).
TB Semua Kasus pengobatan lengkap di antara semua pasien TB yang diobati lengkap pada tahun berjalan di Dihitungsetiap bulan.
Sensitif Obat (SO) dan dilaporkan sesuai dengan periodisasi waktu pengobatan wilayah keja Puskesmas dibagi Tidak dihitung bila:
TB. Angka ini merupakan penjumlahan dari angka Jumlah semua kasus TB SO pasien TB pindahan
kesembuhan semua kasus dan angka pengobatan lengkap yang diobati pada tahun tidak dilengkapi TB.09
semua kasus yang menggambarkan kualitas pengobatan TB berjalan di wilayah kerja dikali dan TB.09, hasil positif
100% pada bulan 5 atau
bulan 6, dan meninggal
sebelum berakhir masa
pengobatan.
5 Ibu Hamil Yang Ibu hamil yangmendapatkan pelayanan ANC sesuai standar Jumlah ibu hamil yang telah 100% Kohort Ibu, Kartu Ibu,
Mendapatkan adalah ibu hamil yang telah bersalin serta mendapatkan mendapatkan pelayanan ANC PWS KIA, Buku
Pelayanan Ante pelayanan ANC lengkap sesuai dengan standar kuantitas dan lengkap sesuai standar di Register Ibu, e- kohort.
Natal Care (ANC) standar kualitas selama periode kehamilan di wilayah kerja wilayah kerja Puskesmas pada Dihitung setiap bulan.
Sesuai Standar Puskesmas pada tahun berjalan. tahun berjalan dibagi Jumlah Tidak dihitung bila: K1
Pelayanan kesehatan masa hamil dilakukan paling sedikit 6 seluruh ibu hamil yang telah bukan di trimester 1,
(enam) kali. 1 (satu) kali pada trimester pertama, 2 (dua) kali bersalin yang mendapatkan pindah domisili,
pada trimester kedua, 3 (tiga) kali pada trimester ketiga. Ibu pelayanan ANC di wilayah abortus, pindahan tidak
hamil paling sedikit kontak dengan dokter 2 (dua) kali yaitu 1 kerja Puskesmas pada tahun memiliki catatan
(satu) kali di trimester pertama dan 1 (satu) kali di trimester berjalan dikali 100% riwayat kehamilan yang
ketiga. Pelayanan sesuai standar meliputi 10T yaitu: lengkap, meninggal
1. Pengukuran berat badan dan tinggi badan sebelum bersalin, dan
2. Pengukuran tekanan darah prematur.
3. Pengukuran lingkar lengan atas (LiLA)
4. Pengukuran tinggi fundus uteri
5. Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin
6. Imunisasi
7. Pemberian tablet tambah darah
8. Laboratorium (Golongan darah, Hb, Gluko protein urin, HIV)
9. Tata laksana
10. Temu wicara
Target
No Jenis Variabel Definisi Cara Penghitungan Thn Sumber Data
2023
Operasional
6 Kepuasan Pasien Kepuasan pasien adalah hasil pendapat dan penilaian pasien Total nilai persepsi seluruh > 76.61 Hasil survei yang
terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh fasilitas responden dibagi Total unsur dilakukan setiap
pelayanan kesehatan. Pengukuran secara komprehensif yang terisi dari seluruh semester.
tentang tingkat kepuasan pasien terhadap kualitas layanan responden dikali 25
yang diberikan oleh fasyankes terhadap pasien dilakukan
dengan survei kepuasan pasien. Unsur survei kepuasan pasien
menurut Permenpan RB No 14 Tahun 2017 tentang Pedoman
Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara
Pelayanan Publik meliputi:
1. Persyaratan
2. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur
3. Waktu Penyelesaian
4. Biaya/Tarif
5. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan
6. Kompetensi Pelaksana
7. Perilaku Pelaksana
8. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan
9. Sarana dan prasarana
2.5.2.SASARAN KESELAMATAN PASIEN

1 Kepatuhan Petugas melakukan komunikasi efektif di rekam medis antara Jumlah prosentase kepatuhanKEPALA
100%UPT PUSKESMAS
Dokumen rekam PADAS
melakukan lain: penyampaian pesan verbal lewat telpon atau media petugas yang melakukan medik dan ceklis
komunikasi komunikasi dengan SBAR (Situational, Background, Assesment, komunikasi efektif sesuai kepatuhan komunikasi
efektif Recomendation ) pada pelaporan kasus dan TBK (Tulis,Baca, prosedur dibagi jumlah efektif
Konfirmasi) pada saat menerima instruksi dokter : petugas di UGD/ ruang
penyampaian nilai kritis hasil pemeriksaan penunjang , tindakan, ruang bersalin, rawat ZAIN RATNA PRIYANTO
transfer /operan pada waktu serah terima pasien dan rujukan inap serta laboratorium yang
diamati kepatuhannya
2 Pengelolaan Obat Pengelolaan obat obat yang diwaspadai dilakukan dengan Jumlah prosentase kepatuhan 100% Ceklis kepatuhan
obat yang perlu pelabelan obat high alert (obat yang beresiko tinggi),misal : petugas terhadap SOP dalam petugas terhadap
diwaspadai insulin, narkotika, agonis adrenegik, antagonis adrenegik, mengelola label obat high SOP pengelolaan
anestesi (general, inhalasi, IV), antitrombotic, dextrose 20%, alert, LASA dan kadaluarsa) sediaan farmasi
parenteral nutrisi, oral hipoglikemik), obat yang mempunyai dihitung compliance rate pada pelabelan obat
nama, bunyi dan sediaan hampir sama (LASA/ Look Alike Sound petugas high alert, LASA dan
Alike ) dan pelabelan kadaluarsa di ruang farmasi dan gudang kadaluarsa)
obat
3 Memastikan lokasi Untuk memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur Jumlah prosentase kepatuhan 100% Ceklis kepatuhan
pembedahan yang yang benar, pembedahan pada pasien yang benar dilakukan petugas dalam melakukan melakukan double
benar, prosedur doubel check terhadap prosedur pembedahan untuk doubel check pada check pada
yang benar, memastikan lokasi pembedahan yang benar dan pada pasien tindakan/bedah minor dibagi tindakan/bedah minor
pembedahan pada yang benar di UGD/tindakan, persalinan, KIA-KB dan poli gigi, jumlah petugas yang diamati
pasien yang benar agar tidak terjadi kesalahan orang dan salah sisi kepatuhannya (UGD/ruang
pada tindakan, persalinan, KIA- KB
tindakan/bedah dan poli gigi)
minor

KEPALA PUSKESMAS PADAS

ZAIN RATNA PRIYANTO

Anda mungkin juga menyukai