Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KERJA

KEGIATAN PROGRAM PENANGGULANGAN

PENYAKIT TIDAK MENULAR

PUSKESMASSENGETI

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUARO JAMBI

TAHUN 2023
PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SENGETI
Jln.Lintas Timur Kelurahan Sengeti Kecamatan Sekernan
Kede Pos: 36681 Email : puskesmassengeti@gmail.com wa.083146587277

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


POSBINDU PTM
TAHUN 2023

A. PENDAHULUAN
Dalam rangka meningkat kan taraf kesehatan masyarakat,Puskesmas
memerlukan upaya promosi kesehatan,salah satunya adalah di bidang pencegahn
Penyakit Tidak Menular. Penyakit tidak menulai adalah penyakit yang di sebabkan
oleh perubahan gaya hidup dan pengaruh genetik,serta kumpulan faktor – faktor
risiko penyakit tidk menular seperti kurangya konsumsi makanan sehat,kebasaan
merokok, kurangnya olahraga dan stres.
Program pengendalian penyakit tidak menular sebagai bagian dari program
penyakit dan penyehatan lingkungan pada Restra Kemenkes 2010-2014. Salah satu
misi dari kemenkes yang tertulis dalam rencana strategis restra kemenkes 2010-
2014 adalah adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalaui
pemberdayaan masyarakat termasuk swasta dan masyarakat madani. Di mana
prioritas pembangunan kesehatan yang ketiga adalah pengendalian penyakit
menular dan penyakit tidak menular diikuti penyehtan lingkungan
Dalam program pencegahan penyakit tidak menular perlu dilakukan
perencanaan,monitoring,dan evalusi yang baik.sehingga perlu di susun suatu
Kerangka Acuan Kegiatan POSBINDU Penyakit Tidak Menular sebagai panduan
pelaksanaan program tersbut.
B. Latar Belakang
Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian utama sebesar
36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di seluruh dunia, di mana
sekitar 29 juta (80%) justru terjadi di negara yang sedang berkembang (WHO,
2010). Peningkatan kematian akibat PTM di masa mendatang diproyeksikan akan
terus terjadi sebesar 15% ( 44 juta kematian) dengan rentang waktu antara tahun
2010 dan 2020. Kondisi ini timbul akibat perubahan perilaku manusia dan
lingkungan yang cenderung tidak sehat terutama pada negara-negara berkembang.
Pada awal perjalanan PTM seringkali tidak bergejala dan tidak menunjukkan
tanda klinis secara khusus sehingga datang sudah terlambat atau pada stadium
lanjut akibat tidak mengetahui dan menyadari kondisi kelainan yang terjadi pada
dirinya. Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 menunjukan bahwa 69,6% dari
kasus diabetes melitus dan 63,2% dari kasus hipertensi masih belum terdiagnosis.
Keadaan ini mengakibatkan penanganan menjadi sulit, terjadi komplikasi bahkan
berakibat kematian lebih dini. Dalam kurun waktu tahun 1995 -2007, kematian akibat
PTM mengalami peningkatan dari 41,7% menjadi 59,5%. Riset Kesehatan Dasar
tahun 2013 menunjukkan prevalensi penyakit Stroke 12,1 per 1000, Penyakit
Jantung Koroner 1,5%, Gagal Jantung 0,3%, Diabetes Melitus 6,9%, Gagal Ginjal
0,2%, Kanker 1,4 per 1000, Penyakit Paru Kronik Obstruktif 3,7% dan Cidera 8,2%.
PTM dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risikonya, yaitu merokok,
diet yang tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan konsumsi minuman beralkohol.
Mencegah dan mengendalikan faktor risiko relatif lebih murah bila dibandingkan
dengan biaya pengobatan PTM. Pengendalian faktor risiko PTM merupakan upaya
untuk mencegah agar tidak terjadi faktor risiko bagi yang belum memiliki faktor
risiko, mengembalikan kondisi faktor risiko PTM menjadi normal kembali dan atau
mencegah terjadinya PTM bagi yang mempunyai faktor risiko, selanjutnya bagi yang
sudah menyandang PTM, pengendalian bertujuan untuk mencegah komplikasi,
kecacatan dan kematian dini serta meningkatkan kualitas hidup,.Salah satu strategi
pengendalian PTM yang efisien dan efektif adalah pemberdayaan dan peningkatan
peran serta masyarakat. Masyarakat diberikan fasilitas dan bimbingan untuk ikut
berpartisipasi dalam pengendalian faktor risiko PTM dengan dibekali pengetahuan
dan keterampilan untuk melakukan deteksi dini, monitoring faktor risiko PTM serta
tindak lanjutnya. Kegiatan ini disebut dengan Pos pembinaan terpadu (Posbindu)
PTM.
Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam melakukan
kegiatan deteksi dini dan monitoring faktor risiko PTM serta tindak lanjutnya yang
dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Kegiatan Posbindu PTM
diharapkan dapat meningkatkan sikap mawas diri masyarakat terhadap faktor risiko
PTM sehingga peningkatan kasus PTM dapat dicegah. Sikap mawas diri ini
ditunjukan dengan adanya perubahan perilaku masyarakat yang lebih sehat dan
pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatantidak hanya pada saat sakit, melainkan
juga pada keadaan sehat. Dalam menyelenggarakan Posbindu PTM diperlukan
suatu pedoman yang dapat menjadi panduan bagi penyelenggaraan kegiatan bagi
para pemangku kepentingan serta pelaksana di lapangan.

C. TUJUAN KEGIATAN

1. Tujuan Umum :
Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini
faktor resiko penyakit tidak menular.

2. Tujuan khusus :
a. Terdeteksinya faktor resiko penyakit tidak menular oleh masyarakat sedini
mungkin
b. Terselengaranya penangganan faktor resiko penyakit tidak menular oleh
masyarakat sesegera mungkin
c. Terselenggaranya kegiatan pemantauan faktor risiko penyakit tidak menular
oleh masyarakat sebaik mungkin
d. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan penyakit tidak menular dan cara
pencegahan sebaik mungkin
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

No Kegiatan pokok Rincian kegiata


1 Deteksi dini/ skrining faktor 1. Pendaftran / registrasi
resiko PTM prioritas di 2. Wawancara faktor resiko PTM
masyarakat dan institusi 3. Pengukuran Berat Badan,Tinggi
Badan,Lingkar Perut,indeks
massa tubuh ( IMT )
4. Pemeriksaan Tekanan Darah,Cek
gula darah
5. Identifikasi faktor resiko,konseling
dan tindak lanjut.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Meja I Meliputi kegiatan registrasi peserta posbindu,dengan mendata nama
serta Nomor Kependudukan ( NIK )
2. Meja II meliputi kegiatan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar
perut
3. Meja III meliputi pemeriksaan tekanan darah
4. Meja IV melakukan pemeriksaan gula darah
5. Meja V meliputi identifikasi faktor resiko perilaku seperti merokok,aktivitas
sehari- hari, serat mengidentifikasi faktor – faktor penyakit tidak menular,
melakukan konseling atau edukasi,serat tindak lanjut lainya.
F. SASARAN

Masyarakat baik laki-laki atau perempuan yang usia ≥ 15 tahun yang memiliki
atau tidak memiliki faktor risiko PTM
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
NO KEGIATAN TEMPAT BULAN PENANGGUNG
JAWAB
1 POSBIND 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1
U PTM 2
KEL.SENGETI √ √ √ √ √ √ √ √ √

BUKIT BALING √ √ √ √ √ √ √ √ √

PULAU KAYU √ √ √ √ √ √ √ √ √
ARO
PEMATANG √ √ √ √ √ √ √ √ √
PULAI
GERUNGGUNG √ √ √ √ √ √ √ √ √

SUAK PUTAT √ √ √ √ √ √ √ √ √

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Monitoring dilakukan dengan cara menggali untuk mendapatkan informasi
secara regular berdasarkan indikator kinerja PTM untuk mengetahui apakah
kegiatan yang sedang berlangsung sesuai dengan perencanaan dan prosedur yang
telah di sepakati. Indikator monitoring mencakupi esnsi aktivitas dan target yang di
tetapkan pada pada perencanaan program. Apabila monitoring dilakukan dengan
baik akan bermanfaat dalam memastikan pelaksanaan kegiatan tetap pada jalurnya
( sesuai pedoman dan perencanaan program ). Juga memberikan informasi kepada
pengelola program apabila terjadi hambatan dan penyimpangan, serta sebagai
masukan dalam melakukan evaluasi.
Evaluasi merupakan tahapan yang berkaitan erat dengan kegiatan
monitoring,karena karena kegiatan evalusi dapat menggunakan data yang
disediakan melalui kegiatan monitoring. Dalam merencanakan suatu kegiatan
hendaknya evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan, sehingga dapat
dikatakan sebagai kegaiatan yang lengkap.Evaluasi diarahkan untuk mengendalikan
dan mengontrol ketercapaian tujuan. Evaluasi berhubungan dengan hasil informasi
tentang nilai serta memberikan gambaran tentang manfaat suatu kebijakan. Istilah
evaluasi ini berdekatan dengan penafsiran,pemebrian angka dan penilaian.
Evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah program itu mencapai sasaran
yang diharapkan atau tidak. Evaluasi lebih menekankan pada aspek hasil yang
dicapai ( output ). Evaluasi baru bisa dilakukan jika program itu telah berjalan
setidaknya dalam suatu periode ( tahapan ).pembinaan dan pengawasan dilakukan
sesacara berjejang dari pusat Provinsi,Kabupaten/ kota,kecamataan dan
Desa/Kelurahan. Bentuk pembinaan dan pengawasan dilakukan : KKTP/
Puskesmas melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
posbindu PTM memalui kegaiatan konsultasi,bimbingan teknis, pertemuan
koordinasi.
Indikator yang dipakai dalam pemantauan program pengendalian penyakit
tidak menular di daerah sebagai berikut :
a. Unit yang bertanggung jawab terhadap sirveilans penyakit tidak menular di
daerah provinsi dan kabupaten/kota
b. Tersedianya informasi faktor resiko,angka kesakitan, angka kecacatan
dan angka kematian akibat tidak menulai
c. Tersedianya data capaian indikator
d. Tersedianya data jumlah tenaga dan tenaga terlatih
e. Tersedianya jumlah Sarana dan prasarana penunjang dalam pencegahan
dan pengendalian PTM ( Data RS, FKTR,data desa, data sekolah, alat
penunjang P2PTM, dll ).
f. Terbentuknya jejaring kerja program pencegahan dan pengendalian PTM.
g. Tersedianya data jumlah dan sumber dana program termasuk capaian
realisasi pengunaannya bila bersumber APBN/APBD.
h. Terlaksanakan kegiatan pembinaan dan pengawasan oleh Provinsi dan
kabupaten/kota
i. Adanya kebijakan publik yang mendukung kegaiatan pencegahan
penyakit tidak menular
j. Menurunnya faktor resiko penyebab kejadian penyakit tidak menular

I. PENCATATAN DAN PELAPORAN POSBINDU PTM

Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan Posbindu PTM dilakukan secara


manual dan/atau menggunakan sistem informasi manajemen PTM secara elektronik
melalui aplikasi sehat Indonesiaku ( ASIK ) oleh Petugas Pelaksana Posbindu PTM
maupun oleh Petugas Puskesmas. Petugas Puskesmas mengambil data hasil
pencatatan posbindu PTM atau menerima hasil pencatatan dari petugas pelaksana
posbindu PTM. Hasil pencatatan ini dianalisis untuk digunakan dalam pembinaan,
sekaligus melaporkan ke instansi terkait secara berjenjang. Hasil pencatatan dan
pelaporan kegiatan posbindu PTM merupakan sumber data yang penting untuk
pemantauan dan penilaian perkembangan kegiatan posbindu PTM .Laporan hasil
kegiatan bulanan/ triwulan/ tahunan yang berisi laporan tingkat perkembangan.
Posbindu PTM, proporsi faktor risiko PTM, cakupan kegiatan Posbindu di
tingkat Puskesmas, kab /kota, provinsi dan nasional. Melalui kegiatan surveilans
faktor risiko PTM berbasis posbindu PTM, dilakukan analisis secara sistematis dan
terus menerus terhadap faktor risiko PTM secara efektif dan efisien melalui proses
pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada
peserta, penyelengara program maupun pihak yang bertanggung jawab terhadap
kegiatan posbindu PTM untuk dilakukan intervensi dalam rangka pengembangan
kegiatan, pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM.

Mengetahui, Sengeti, 2023


Kepala UPTD puskesmas Sengeti Koordinator Program PTM

SAJIDIN,SKM RAMITA SAFITRI, AM.KEP


NIP: 19801024200604 1 012 NIP : 19880331 201101 2 006

Anda mungkin juga menyukai