Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SENGETI
Jln. Lintas Timur Kelurahan Sengeti Kecamatan Sekernan
Kode Pos: 36381 Email: puskesmassengeti@gmail.com wa.
083146587277

Kerangka Acuan Kerja


Krioterapi Serviks
Tahun 2023

A. Pendahuluan
Krioterapi serviks merupakan Tindakan yang berfungsi untuk merusak
jaringa abnormal, di serviks dengn menggunakan suhu rendah (dingin). Selama
proses ini, cairan karbon dioksida (Co2) yang tepat dingin bersirkulasi melaui
probe yang di tempatkan di jaringan abnormal. Kondisi in membekukan jaingan
selama 3 (tiga) menit yang lalu mencair dan kemudian dibekukan Kembali
selama 3 (tiga) menit.

B. Latar Belakang
Kanker serviks merupakan salah satu pembunuh utama perempuan
Indonesia, bahkan Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara
dengan jumlah kasus kanker serviks terbanyak di asia tenggara.
Sebagaimana tertulis dalam usat data dan informasi Kementrian Kesehatan
2015, dan Globocan tahun 2012 menunjukkan setiap harinya ada 26 wanita di
Indonesia yang meninggal akibat kanker serviks. Ini berarti setiap jam
setidaknya adaseorang peremuan Indonesia ”terbunuh” oleh penyakit ini.
Kanker serviks seringkali terlambat ditemukan. Lebih dari 70% kanker
serviks ditemukan pada stadium lanjut. Padahal jika ditemukan lebih dini saat
masih di fase lesi prakanker, dengan Tindakan krioterapi serviks, angka
kesembuhannya bisa menapai 100% dan tentunya angka harapan hidup menjadi
lebih baik.

C. Tujuan
Umum
Untuk mencegah terjadinya kanker pada Wanita.
Khusus
Krioterapi serviks adalah prosedur medis yang bertujuan untuk
menghancurkan jaringan abnormal berupa lesi acetowhite / lesi putih yang
ditemukan di serviks pada pemeriksaan IVA yang telah dilakukan sebelumnya.
Krioterapi bertujuan untuk menghentikan pertumbuhan jaringan yang dapat
berkembang menjadi kanker serviks, sehingga diharapkan angka kematian akibat
kanker serviks yang terlambat diobati akan menurun.

D. Sasaran
Wanita dengan hasil pemeriksaan IVA positif.

E. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


1. Kegiatan Pokok
Melakukan kegiatan krioterapi serviks sebagai pencegahan jaringan
abnormal serviks berkembang menjadi kanker.
2. Rincian Kegiatan
Menyiapkan alat dan bahan :
a. Meja Gynekologi.
b. Sumber cahaya yang memadai agar cukup menyinari vagina dan leher
Rahim.
c. Spekulum.
d. Nampan atau wadah.
e. Larutan asam asetat 3-5% bila diperlukan.
f. Krioterapi set.
g. Gas CO2.
h. Kapas lidi.
i. Sarung tangan.
j. Larutan klorin untuk dekontaminasi peralatan.
k. Larutan hibicet untuk desinfeksi kriotip.

Langkah – Langkah :
a. Memberitahu klien tentang Tindakan yang akan dilakukan, dan
memastikan klien mengerti dan menyetujui.
b. Petugas memastikan peralatan yang sudah siap digunakan.
c. Menuci tangan.
d. Pasien diposisikan dalam posisi litotomi.
e. Membilas genitalia eksterna dengan air DTT.
f. Beritahu klien bahwa speculum akan dimasukkan dan kemungkinan akan
merasakan tekanan.
g. Dengan lembut masukkan speculum sepenuhnya atau sampai terasa ada
tahanan lalu perlahan – lahan buka bilah/cocor bebek agar leher Rahim
dapat terlihat. Sesuaikan speculum sampai seluruh leher Rahim dapat
terlihat. Hal ini akan sulit bila leher Rahim berukuran besar, pareus,
patulous atau sangant anterior atau tunggu sampai mencair (defrost)
selama 5 menit tanpa melepaskan kriotip dari leher Rahim.
h. Tekan Kembali tombol ”freeze” Selma 3 menit untuk memulai Kembali
proses pembekuan.
i. Setelah itu tekan tombol ”defrost” setiap 15 detik. Jangan menarik kriotip
secara paksa. Tunggu sampai mencair (defrost) dan alat akan terlepas
dengan sendirinya dari leher Rahim (biasanya hanya memakan waktu
kurang dari 30 detik), jangan dipaksa melepaskan kriotipnya.
Catatan : selama kegiatan kriotip, tabung menjadi dingin, bagian luar
tabung akan menunjukkan penrunan tekanan. Semua perubahan tersebut
adalah normal. Bila tekanan pada regulator memperlihatkan bahwa
tekanan gas dibawah 50 kg/cm2, hentikan Tindakan krioterapi. Tunggu
sampai tabung gas Kembali suhu kamar dan tekanan gas naik di 50
kg/cm2. Ada kemungkinan keluar serpihan es dan saluran gas, keadaan
ini normal terjadi dan tidak akan mengganggu Tindakan krioterapi yang
sedang dilakukan.
j. Letakkan kriotip pada larutan hibicet 1:30 daam wadah selama 10 menit
untuk desinfeksi.
k. Diakhir Tindakan, pemeriksaan, periksa leher Rahim secara berhati – hati
untuk memastikan apakah telah terbentuk ”bunga es” yang putih, keras
dan benar – benar beku. Jika tidak, ulangi Langkah 8-11 minimal sekali
dengan menambahkan tekanan pada leher Rahim. Yakinkan bahwa
tekanan gas yang ditampilkan pada pengukur tekanan sudah cukup. Jika
tekanan kurang, minta pasokan ulang gas dan jadwal ulang Tindakan.
l. Setelah Tindakan, tutup katup tabung utama.
m. Periksa apakah leher Rahim terjadi perdarahan. Jika terdapat perdarahan,
tekan area perdarahan dengan kapas lidi bersih. Setelah itu buang kapas
lidi pada tempatnya.
n. Lepaskan speculum dalam larutan klorin 0,5% dalam wadah tertutup
selama 10 menit untuk desinfeksi, atau apabila petugas terbatas dipisahkan
dulu speculum diwadah yang kering dan tertutup karena bila dibiarkan
speculum terendam larutan klorin dalam waktu lebih dari 10 menit dapat
dapat menimmbulkan korosif pada speculum.

Tindak lanjut pasca krioterapi


o. Pasien diberitahu tentang efek samping yang mungkin timbul pasca
krioterapi seperti kram, discharge vagina ( cairan berlebihan ) dan bercak
darah ringan serta penatalaksanaannya.
p. Pasien diingatkan untuk menunda berhubungan seksual selama ± 1 bulan/
sampai tes ulang IVA.
q. Pasien harus Kembali untuk melakukan tes ulang IVA 1 bulan. Pada
kunjungan ini, setelah memperoleh Riwayat masalah, tes IVA harus
dilakukan dan segala macam abnormalitas dicatat. Karena SKK mungkin
tidak dapat dilihat, leher Rahim harus diperiksa secara seksama untuk
menilai seberapa jauh kesembuhannya dan apakah masih terdapat lesi.
F. Jadwal
Tindakan krioterapi dapat dilakukan di poli IVA setiap hari selama jam
kerja puskesemas.

G. Pencatatan, Pelaporan, Monitoring, dan Evaluasi


a. Pencatatan
Hasil Tindakan di catat di dalam status pasien dan register harian.
b. Pelaporan
Hasil pencapaian kegiatan selama 1 bulan kemudian dilaporkan oleh
penanggung jawab program ke penanggung jawab UKM dan di kirim ke
dinas Kesehatan sebagai laporan bulanan.
c. Monitoring
Monitoring dilaksanakan setiap bulan.
d. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan setiap bulan.

Mengetahui Sengeti, 2023


Kepala Puskesmas Sengeti Penanggung Jawab IVA

Sajidin, S.Kep Kasi, Am.Keb

Anda mungkin juga menyukai