Anda di halaman 1dari 6

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

PEMASANGAN DOWER CATETER PADA NY. L


DIRUANG IGD RSUD KRMT WONGSONEGORO SEMARANG

Disusun Oleh :

ANDREAN ASFARI (2208085)

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KARYA HUSADA SEMARANG 2023

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN


PEMASANGAN DOWER CATETER PADA TN. A
DIRUANG IGD KRMT WONGSONEGORO SEMARANG

A. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : TN.S
Diagnosa medis : STEMI
Tanggal Masuk : 20 September 2023
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN LANDASAN TEORI
Diagnosa keperawatan : Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
DS :
▪ Pasien mengatakan nyeri pada dada kiri
P : nyeri akibat faktor penyakit

Q : nyeri seperti ditekan

R : nyeri menjalar hingga ke punggung

S:5

T : nyeri menetap

DO:

 TD : 133/77 mmHg, nadi 73 x/menit, RR : 24 x/menit, SpO2: 98 %


 Pasien tampak memegang bagian dada yang terasa nyeri
 Pasien tampak kesakitan

C. LANDASAN TEORI
STEMI (ST-elevation myocardial infarction) adalah jenis serangan jantung yang
terjadi saat pembuluh darah arteri tersumbat secara keseluruhan. Kondisi ini membuat
otot jantung rusak karena tidak mendapatkan suplai darah. Ketika otot jantung tidak
mendapatkan suplai darah, risiko komplikasi tentu akan semakin besar. Bahkan,
kondisi ini tak jarang mengakibatkan kematian jka tidak segera ditangani. STEMI
sendiri terbagi ke dalam dua jenis menurut letaknya, yaitu stemi anterior dan inferior.
Masing-masing jenisnya memiliki perbedaan pada sisi arteri mana yang mengalami
penyumbatan.

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan


Pemasangan dower cateter
2. Prinsip-prinsip tindakan
- Dilakukan dengan prinsip steril
- Persiapan alat
1. Bak instrumen steril berisi :
a. Sarung tangan steri
b. Duk steril 1
c. Duk lubang 1
d. Bola kapas
e. Pinset anatomis 1
f. Selang kateter
g. Spuit berisi aquades atau udara
2. Pelumas atau jely
3. Larutan pembersih antiseptik dalam mangkuk
4. Sampiran
5. Sarung tangan bersih
6. Selimut mandi
7. Perlak
8. Bengkok 2 buah
9. Urin bag dan selang drainase
10. Plester
- Prosedur tindakan
1. Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan, kemudian alat-alat
didekatkan ke klien
2. Pasang sampiran
3. Cuci tangan
4. Pasang pengalas/perlak dibawah bokong klien
5. Pakaian bagian bawah klien dikeataskan/dilepas, dengan posisi klien terlentang.
Kaki sedikit dibuka. Bengkok diletakkan didekat bokong klien
6. Buka bak instrumen, pakai sarung tangan steril, pasang duk steril, lalu bersihkan
alat genitalia dengan kapas sublimat dengan menggunakan pinset.
7. Bersihkan genitalia dengan cara : ambil bola kapas dengan pinsetdan bersihkan area
perineum. Usapkan kapas tersebut dari arah depan kebelakang. Gunakan boleh
kapas bersih baru untuk setiap usapan, diantaranya area sepanjang lipatan labia,
sepanjang area yang jauh dari lipatan labia, dan meatus urinarius.
8. Ambil kateter kemudian olesi dengan jelly. Masukkan kateter kedalam uretra kira-
kira 10 cm secara perlahan-lahan dengan menggunakan pinset sampai urine
keluar. Masukkan cairan Nacl/aquades 20-30 cc atau sesuai ukuran yang tertulis.
Tarik sedikit kateter. Apabila pada saat ditarik kateter terasa tertahan berarti
kateter sudah masuk pada kandung kemih
9. Lepaskan duk, sambungkan kateter dengan urine bag. Lalu ikat disisi tempat tidur
10. Fiksasi kateter
11. Lepaskan sarung tangan
12. Klien dirapikan kembali
13. Alat dirapikan kembali
14. Mencuci tangan
15. Melaksanakan dokumentasi :
- Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar
catatan klien
- Catat tanggal dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang
melakukan dan tanda tangan/paraf pada lembar catatan klien

3. Analisa tindakan keperawatan


Pemasangan dower cateter pada Ny. R dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan
dalam pengukuran balance cairan, memudahkan Ny.R pada saat BAK sehingga dapat
untuk menghemat energy (Oksigen demand) dan untuk memonitor produksi urin sebagai
manifestasi perfusi darah ke ginjal.

4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan dan cara pencegahannya


 Bahaya pemasangan DC :
- Laserasi pada uretra sehingga dapat menyebabkan komplikasi striktur uretra
- Infeksi
- Ruptur uretra
- Ruptur buli
 Cara pencegahan bahaya :
- Sebelum pemasangan harus dipastikan bahwa seluruh permukaan foly cateter telah
diberikan jelly
- Memilih ukuran foly cateter yang sesuai dengan ukuran lubang uretra
- Saat tindakan dilakukan maka selalu menggunakan prinsip aseptic
- Bila ada tahanan saat prosedur tindakan dilakukan maka jangan dipaksakan

5. Hasil yang di dapat dan maknanya


Setelah dilakukan pemasangan dower cateter nampak urine keluar dalam urine bag
dengan warna kuning jernih, tidak pekat dan jumlah urin sebanyak 350 cc. Makna klinis
saat ini adalah bahwa pasien tidak terjadi dehidrasi dan produksi urin masih dalam batas
normal. Makna lainnya adalah walaupun terjadi syok cardiogenik namun belum
membawa efek ke ginjal karena GFR ginjal terbukti masih berjalan dengan baik, namun
bila kondisi syok tersebut tidak dapat diatasi dengan cepat maka tidak menutup
kemungkinan perfusi ke organ vital benar-benar memburuk dan ahirnya dapat terjadi
kematian.
S:

▪ Pasien mengatakan nyeri pada dada kiri


P : nyeri akibat faktor penyakit

Q : nyeri seperti ditekan

R : nyeri menjalar hingga ke punggung

S:5

T : nyeri menetap

O:

 TD : 133/77 mmHg, nadi 73 x/menit, RR : 24 x/menit, SpO2: 98 %


 Pasien tampak memegang bagian dada yang terasa nyeri
 Pasien tampak kesakitan
A: masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

6. Tindakan keperawatan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa


keperawatan
- Mengatur posisi pasien semi fowler
- Memberikan oksigen
- Memasang bedside monitor untuk memantau TTV pasien
- Monitor EKG tiap hari
- Roghten Thorax
- Cek Laboratorium : - CKMB
- Troponin

7. Evaluasi diri
- Selama prosedur pemasangan dower cateter tidak ada hambatan yang berarti
- Foly cateter no 16 dapat masuk dengan mudah dengan tetap menggunakan prinsip
aseptik

Anda mungkin juga menyukai