Anda di halaman 1dari 7

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

PEMASANGAN KATETER DI RUANG IGD


RSUD IR SOEKARNO SUKOHARJO

Disusun Oleh :

Yossy Caesar
NIM. SN181187

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2019
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN PEMASANGAN KATETER

1. Data Pengkajian

a. Inisial Pasien : Nn. P (17 tahun)


b. Diagnosa Medis : open fracture femur dextra
c. Tgl Masuk : 29 Maret 2019 . Pukul 15.03 WIB

2. Diagnosa Keperawatan dan Dasar Pemikiran


DS : -
DO :

- Terdapat luka open fracture femur


- Klien tampak lemah

Diagnosa keperawatan :

Defisit perawatan diri : eliminasi berhubungan dengan gangguan


muskuloskeletel (fraktur)

Dasar pemikiran :
Klien mengalami kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan fraktur terbuka pada
femur dextra . Klien mengalami hambatan mobilitas fisik dan tidak dapat melakukan
eliminasi di toilet secara mandiri. Pemasangan kateter bertujuan untuk membantu
menghilangkan distensi kandung kemih dan mengurangi pergerakan pada bagian yang
mengalami fraktur.

3. Tindakan keperawatan yang dilakukan Memasang kateter urin wanita.


Tujuan :
a. Menghilangkan distensi kandung kemih.
b. Sebagai penatalaksanaan kandung kemih inkompeten.
c. Untuk mendapatkan spesimen urin steril
d. Sebagai pengkajian jumlah residu urine, bila kandung kemih tidak mampu
untuk dikosongkan secara lengkap.
e. Memantau pengeluaran urine pada klien yang mengalami gangguan
hemodinamik.

Indikasi :
a. Obstruksi pada aliran urine (missal pembesaran prostat).
b. Perbaikan kandung kemih, uretra dan struktur di sekelilingnya melalui
pembedahan.
c. Retensi urine yang berat
d. Ruam kulit, ulkus, luka iritasi akibat kontak dengan urine.
e. Penderita penyakit terminal yang merasa nyeri ketika linen tempat tidur
diganti.

Kontraindikasi :

a. Terdapat pembengkakan uretra


b. Terdapat keluaran dari ureter.

Prosedur :
Persiapkan alat yang dibutuhkan:
- Bak instrument yang berisi : Sarung tangan steril
- Sarung tangan bersih Satu duk steril
- Satu duk lubang
- Larutan pembersih antiseptic. Kapas
- Pinset Kateter
- Spuit yang sudah terisi aquabidest
- Selang drainase steril dan kantong pengumpul urine.
- Plester
- Selimut mandi
- Pelumas
- Perlak pengalas
- Kantung sampah atau bengkok

1) Cuci tangan
2) Siapkan klien. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada klien dan
keluarga.
3) Jaga privacy klien.
4) Posisi perawat menghadap klien, berada di sebelah kiri tempat tidur
(apabila tangan dominan adalah tangan kanan, maka berdiri di sebelah
kanan).
5) Bantu klien pada posisi dorsal rekumben (terlentang dengan lutu fleksi).
Minta klien untuk merilekskan pahanya sehingga memudahkan rotasi
eksternal. Bila klien tidak dapat mengabdusikan tungkainya pada sendi
panggul (missal arthritis sendi), baringkan klien pada posisi miring (Sim’s)
dengan tungkai atas fleksi pada lutut dan panggul.
6) Selimuti bagian ekstremitas bawah klien.
7) Memasang perlak pengalas dan pispot.
8) Kenakan sarung tangan bersih dan cuci area perinatal dengan sabun dan air
hanyat menggunakan waslap sesuai kebutuhan dan keringkan dengan
handuk.
9) Angkat pispot dan perlak pengalas.
10) Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
11) Buka kateter sesuai petunjuk, pertahankan dasar wadah tetap setril.
12) Gunakan sarung tangan steril.
13) Ambil duk steril dan biarkan tidak melipat. Pastikan bahwa duk ini tidak
menyentuh permukaan yang terkontaminasi.
14) Letakkan duk di atas tempat tidur di antara paha klien. Sisipkan tepi duk
tepat di bawah pantat klien, perhatikan utuk tidak menyentuh permukaan
terkontaminasi dengan tangan yang telah menggunakan sarung tangan.

15) Tutupkan duk berlubang di atas perineum klien, memajankan labia dan
berhati-hati untuk tidak menyentuh permukaan yang terkontaminasi.
16) Letakkan bak instrument steril dan isinya di atas duk steril di antara paha
klien.
17) Buka kemasan yang berisi larutan pembersih antiseptic dan tuangkan isinya
ke kassa.
18) Berikan pelumas pada dasar ujung kateter 2,5 cm sampai 5 cm.
19) Dengan tangan non dominan, hati-hati regangkan labia untuk pemajanan
sempurna meatus uretra. Pertahankan tangan non dominan pada posisi ini
sepanjang prosedur.
20) Dengan tangan dominan, ambil kassa yang sudah diberi larutan antiseptic
dengan pinset dan bersihkan area perineal. Usap dari depan ke belakang
dari klitoris ke arah anus. Gunakan bola kapas bersih baru untuk tiap
usapan, Sepanjang dekat dengan lipatan labia, sepanjang area yang jauh
dari lipatan labia dan pada meatus.
21) Dengan tangan dominan, ambil kateter 7,5 cm sampai 10 cm dan dari
ujung. Letakkan ujung kateter pada wadah penampung urin (urine bag).
22) Minta klien untuk menghindari mengejan dengan cara tarik napas dalam
dan dengan perlahan memasukkan kateter melalui meatus.
23) Dorong kateter sekitar 5 sampai 7,5 cm pada orang dewasa. Urine yang
nampak keluar
24) menandakan bahwa ujung kateter sudah berada di dalam kandung kemih
atau uretra bawah.
25) Dengan tangan non dominan, hubungkan spuit ke port injeksi pada ujung
kateter.
26) Perlahan injeksikan aquabidest.
27) Setelah mengembangkan balon dengan baik, tangan non dominan dan tarik
perlahan untuk merasakan tahanan.
28) Hubungkan ujung kateter ke selang penampung
29) Plester kateter ke sebelah dalam paha klien dengan plester non-alergik.
30) Lepaskan sarung tangan dan rapikan peralatan.
31) Bantu klien ke posisi nyaman.
32) Cuci tangan.

3. Prinsip-prinsip tindakan
a. Pemasangan kateter dilakukan dengan lembut
b. Prinsip tindakan pemasangan kateter adalah steril.
c. Lubrikasi harus adekuat
d. Kateter yang digunakan disesuaikan dengan kondisi klien.
4. Analisa tindakan keperawatan
Pada dasarnya, tindakan pemasangan kateter urine yang dilakukan
pada klien sesuai dengan teori yang ada. Namun, terdapat prosedur yang tidak
dilakukan karena keterbatasan alat seperti duk steril, duk berlubang dan
selimut mandi. Selain itu, tindakan pemasangan kateter hanya dilakukan
dengan satu prinsip saja, yaitu steril. Di dalam teori, pemasangan kateter
dilakukan dengan menggunakan dua prinsip, yaitu bersih dan steril. Prinsip
yang pertama kali digunakan adalah prinsip bersih, yaitu ketika melakukan
perineal hygiene sebelum pemasangan kateter. Prinsip steril kemudian
digunakan selama pemasangan kateter. Meskipun tidak terdapat prosedur
perineal hygiene, area genitalia tetap dibersihkan dengan kassa yang sudah
diberi larutan desinfektan.

5. Bahaya yang dapat terjadi


Prinsip steril yang tidak terjaga selama pemasangan kateter akan meningkatkan
resiko masuknya bakteri dan mikroorganisme lainnya masuk ke dalam saluran
kemih dan menyebabkan infeksi saluran kemih. Selain itu, pemasangan kateter
yang tidak dilakukan dengan lembut dan hati-hati akan menyebabkan luka di
saluran kemih dan area genitalia.

6. Hasil yang didapat dan maknanya

S:
- Klien mengatakan tidak merasa nyeri
O:

- Tampak keluar urine dari kateter yang sudah disalurkan dengan urine bag.
- Urine berwarna kuning kecoklatan
- Tidak ada haluaran darah dalam urine
- Klien kooperatif
A :Masalah teratasi
P:-
7. Tindakan keperawatan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa
keperawatan di atas (mandiri dan kolaboratif).

Mandiri :
a. Bantu klien melakukan eliminasi urine dengan pispot.

8. Evaluasi diri

Perlu lebih memperhatikan kesterilan tindakan untuk mengurangi resiko infeksi


nosokomial pada klien. Selain itu, perlu penjelasan prosedur yang jelas kepada
klien sebelum pemasangan kateter karena tindakan tersebut memungkinkan
adanya rasa ketidaknyamanan selama pemasangan.

Anda mungkin juga menyukai