Anda di halaman 1dari 5

DIRECT OBSERVASIONAL PROCEDURE SKILL

(DOPS)

PERAWATAN KATETER

DISUSUN OLEH :

NAMA : SRI RAHAYU

NIM : 190102058

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

PROGRAM DIPLOMA TIGA

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA

TAHUN 2020/2021
A. DEFINISI
Perawatan kateter adalah suatu proses pembersihan area pemasangan kateter
dan selang kateter bagian luar dengan mengeluarkan cairan desinfektan, termasuk
didalamnya kegiatan memeriksa kepatenan dari selang kateter.
Kateter urine yaitu memasukkan selang karet atau plastik (kateter) ke dalam
vesika urinaria (kandung kemih) melalui uretra (Asmadi, 2008).
Kateter urine yaitu tindakan pemasangan kateter urine yang dilakukan dengan
memasukkan selang plastik, karet atau logam melakui uretra ke dalam kandung
kemuh (Potter & Perry, 2006)
B. INDIKASI
Setiap klien yang terpasang kateter.
C. TUJUAN
1. Membuat klien merasa lebih nyaman
2. Menurunkan resiko infeksi saluran perkemihan
3. Memeriksa kepatenan selang kateter
4. Mengetahui karakteristik urin klien : warna, urin, bau
D. KOMPLIKASI
Komplikasi utama yang dapat terjadi pada pemasangan kateter adalah infeksi dan
trauma. Setelah 48 jam pemasangan kateter, kebanyakan bakteri akan mulai
berkolonisasi di dalam kateter, yang dapat memicu terjadinya infeksi. Komplikasi
yang dapat timbul akibat kateter uretra yang terpasang di antaranya:
1. Masalah pada kateter: alergi terhadap bahan kateter, kebocoran urin, obstruksi
kateter
2. Kerusakan ginjal umumnya terjadi pada pasien yang menggunakan kateter
uretra secara jangka panjang
E. LANGKAH PROSEDUR
1. Persiapan Alat :
a. Bak instrumen steril yang berisi :
1) Duk bolong
2) Kain kassa atau depper secukupnya
3) Pinset anatomis (2 buah)
4) Pinset silurgis (1 buah)
5) Kom kecil (2 buah)
6) Kapas lidi (2 buah)
b. Cairan desinfektan
c. Bengkok
d. Plester
e. Gunting perban
f. Cairan NaCl 0.9 %
g. Selimut mandi
h. Korentang pada tempatnya
i. Perlak pengalas
j. Sampiran
k. Sarung tangan steril
l. Pinset bersih
2. Persiapan Lingkungan : Jaga privasi klien
3. Persiapan Klien : Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
a. Beri klien posisi dorsal recumbent (wanita) dan supine (pada pria)
Catatan : posisi ini dilakukan di urutan langkah-langkah
4. Langkah-langkah :
a. Cuci tangan
b. Pasang sarung tangan bersih
c. Pasang perlak pengalas di bawah bokong klien
d. Ganti selimut klien dengan selimut mandi. Ekspose bagian perineal
saja
e. Letakkan bengkok di samping klien
f. Buka kassa yang melindungi penis pria dengan menggunakan bantuan
pinset bersih (jika diperlukan). Jika pada wanita tidak terpasang kassa
g. Buka set steril dengan menggunakan Teknik aseptic
h. Isi kom dengan cairan NaCl 0,9% dan betadin 70%
i. Pasang sarung tangan steril
j. Pasang duk bolong di daerah perineum
k. Peras kassa atau depper steril. Pisahkan pinset untuk memeras dengan
pinset yang digunakan ke klien
l. Bersihkan area perineal. Catat keadaan perineal (adakah tanda-tanda
infeksi : warna, bau, ada pembekakan, konsitensi cairan lendir)
1) Pria :
Pegang penis dengan mantap arah 90⁰ dan tarik preputium
dengan menggunakan tangan non dominan. Bersihkan penis
dan arah meatus uretra ke arah gland penis dengan tangan
dominan.
2) wanita :
buka labia mayora dengan tangan dominan lalu bersihkan
dengan tangan dominan dari arah atas ke bawah. Lakukan hal
ini sama pada labia minora dan meatus uretra
m. Bersihkan selang kateter dari area meatus uretra (±10 cm) dengan
cairan desinfektan
n. Pasang kassa kering dibagian penis pria dengan posisi menyilang
sehingga ujung penis benar-benar tertutup. Pada wanita tidak perlu
dilakukan Fiksasi selang kateter pada posisi yang aman dan nyaman
Pria : di abdomen
Wanita : di paha bagian atas
o. Periksa kepatenan selang kateter dan kantong urin (posisi kantong urin
harus lebih rendah dari vesika urinaria klien, kantong urin digantung
disamping tempat tidur, pastikan tidak dalam keadaan ter-klem,
kantong urin dikosongkan kembali jika terisi penuh atau paling tidak
tiap 8jam)
p. Angkat pengalas bokong
q. Pasang kembali selimut klien
r. Rapihkan alat dan klien
s. Lepaskan sarung tangan
t. Cuci tangan
u. Dokumentasi
F. ANATOMI FISIOLOGI
Anatomi organ saluran kencing terdiri ginjal, pelvis renalis, ureter, kandung
kencing (bladder/ vesica urinaria/ buli-buli), ostium urethra internum (OUI), urethra,
ostium urethra eksternum (OUE). Urin akan mengalir dari 3 proksimal di ginjal,
ureter, baldder yang kemudian melalui urethra dikeluarkan melalui OUE. Traktus
urinarius bagian bawah terdiri dari kemih (bladder), ostium urethra internum (OUI),
urethra, ostium urethra eksternum (OUE).

Vesica urinaria (kandung kencing)


Vesica urinaria merupakan organ yang berfungsi untuk menampung urine
sampai kurang lebih 230-300 ml. Organ ini dapat mengecil atau membesar sesuai isi
urine yang ada. Letak kandung kencing dalam rongga panggul (pelvis major) berada
didepan organ pelvis lainnya dan terletak tepat dibelakang simpisis osis pubis. Organ
ini berbentuk buah piramid dengan 3 sisi, apex vesicae menunjuk ke ventral kranial,
satu facies cranialis merupakan sisi kanan dan kiri dan fundus vesicae sebagai basis
merupakan bagian dorsal caudal. Kira-kira pada sudut cranial kanan dan kiri fundus
terdapat muara ureter, sedangkan sudut caudalnya merupakan awal urethra. Tempat
pada sudut caudal antara awal urethra sampai orificium urethra internum disebut
cervix vesicae.

Anda mungkin juga menyukai