Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

HERNIA INGUINALIS LATERAL (KATETER)

Anggy Dyayu Nur Wardhini

1120020106

Dosen Pembimbing :
Priyo Mukti P.W,S.Kep.,Ns.,M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan pendahuluan dengan pasien Hernia Inguinalis Lateral (Kateter). Disahkan dan
disetujui dengan laporan klinik keperawatan yang telah diselenggarakan tanggal 08 Maret
2021.
Nama Mahasiswa : Anggy Dyayu Nur Wardhini
NPM : 1120020106
Kompetensi : Kebutuhan Dasar Manusia (KDM)
Waktu Pelaksanaan : 08 Maret 2021
Metode : Clasroom dengan metode tulisan
Ruang :-

Surabaya, 08 Maret 2021

Anggy Dyayu Nur Wardhini


NPM. 1120020106

Mengetahui,

Pembimbing Akademik

Priyo Mukti P.W,S.Kep.,Ns.,M.Kep


NPP.
BAB 1
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Kateter Urine


1. Pengertian
Kateter urine yaitu memasukkan selang karet atau plastik (kateter) ke dalam
vesika urinaria (kandung kemih) melalui uretra (Asmadi, 2008).
Kateter urine yaitu tindakan pemasangan kateter urine yang dilakukan dengan
memasukkan selang plastik, karet atau logam melalui uretra ke dalam kandung kemuh
(Potter & Perry, 2006).
2. Macam-macam Kateter
Ada tiga macam kateter kandung kemih, yaitu kateter dengan selang
pembuangan satu buah, dengan dua buah dan dengan tiga buah saluran pembuangan.
Saluran pembuangan ini dinamakan lumen. Kateter dengan tiga lumen dengan
sendirinya akan memiliki garis tengah (jadi lebih gemuk) yang lebih besar dibanding
kateter dengan satu lumen. Kateter yang dipakai tergantung pada tujuan memakai
kateter tersebut: kateter dengan satu lumen dipakai untuk tujuan satu kali, kateter
dengan dua lumen adalah kateter yang ditinggal tetap disitu satu lumen dipakai sebagai
saluran pembuangan urine, lumen yang lain dipakai untuk mengisi dan mengosongkan
balon yang dipasang pada ujungnya. Balon ini diisi jika kateter dimasukkan dengan
cara yang tepat. Jumlah air destilasi tertentu, yang menyebabkan kateter tidak dapat
tergeser dan tetap berada dalam kandung kemih. Baru setelah kateter akan dilepas,
balon ini harus dikosongkan. Kateter dengan tiga lumen, terutama dipakai untuk tujuan
membilas kandung kemih. Disini satu lumen dipakai untuk memasukkan cairan
pembilas, satu sebagai saluran pembuangan cairan, dan satu untuk balon penampungan
(Smeltzer & Bare, 2002).
Menurut Kozier (2010), terdapat 4 jenis kateter berdasarkan bahanyang
digunakan, yaitu:
a. Kateter plastik : digunakan sementara karena mudah rusak dan tidak fleksibel.
b. Kateter latex/karet: digunakan untuk penggunaan/pemakaian dalam jangka waktu
singkat (kurang dari 2 atau 3 minggu).
c. Kateter silikon murni/teflon: untuk penggunaan jangka waktu lama 2-3 bulan
karena bahan lebih lentur pada meatus uretra.
d. Kateter PVC (Polyvinylchloride): sangat mahal, untuk penggunaan 4-6 minggu,
bahannya lembut, tidak panas dan nyaman bagi uretra.
3. Perawatan Kateter
Perawatan kateter adalah suatu tindakan keperawatan dalam memelihara kateter
dengan antiseptik untuk membersihkan ujung uretra dan selang kateter bagian luar
serta mempertahankan kepatenan kelancaran aliran urine pada sistem drainasi kateter
(Potter & Perry, 2006).
4. Tujuan Perawatan Kateter
Tujuan perawatan kateter menurut Temple & Johnson (2010) diantaranya yaitu:
a. Mengurangi kontaminasi bakteri di kandung kemih dan mengurangi infeksi
saluran perkemihan.
b. Mempertahankan integritas kulit.
5. Langkah perawatan kateter
Langkah perawatan kateter menurut Potter & Perry (2006) yaitu:
a. Kaji adanya episode inkontinensia usus atau laporan dari klien bahwa ia tidak
nyaman pada daerah insersi kateter. (Adanya pengeluaran kemih yang sering juga
dapat dikaji).
Rasional: Akumulasi sekresi atau feses menyebabkan iritasi pada jaringan
perineum dan menjadi sumber pertumbuhan bakteri.
b. Persiapakan peralatan dan perlengkapan yang diperlukan:
1) Set perawatan kateter
a) Sarung tangan steril
b) Bola kapas steril
c) Handuk dan lap badan yang bersih
d) Air hangat
e) Larutan antiseptik, misalnya poviden iodin 10%.
Rasional: Memastikan prosedur sesuai dengan yang telah diprogamkan.
2) Selimut mandi
Rasional: Digunakan untuk menutupi klien.
3) Alas penyerap yang kedap air
Rasional: Mencegah seprei tempat tidur supaya tidak kotor.
c. Jelaskan prosedur kepada klien. Tawarkan kesempatan untuk melakukan
perawatan diri pada klien.
Rasional: mengurangi ansietas dan meningkatkan kerja sama.
d. Tutup pintu atau gorden pada sisi tempat tidur
Rasional: Mempertahankan privasi klien.
e. Cuci tangan
Rasional: Mengurangi penularan infeksi.
f. Atur posisi klien
1) Wanita: Terlentang dengan lutut ditekuk.
2) Pria: posisi terlentang.
Rasional: Memastikan bahwa jaringan perineum mudah dijangkau.
g. Tempatkan alas kedap air di bawah klien
Rasional: Mencegah seprei tempat tidur supaya tidak kotor.
h. Letakkan selimut mandi pada seprei tempat tidur sehingga hanya daerah perinium
yang terlihat
Rasional: Mencegah pemaparan bagian tubuh yang tidak perlu.
i. Kenakan sarung tangan
Rasional: Sebagai alat pelingung diri
j. Lepaskan peralatan penahan untuk membebaskan selang kateter.
Rasional: Untuk memudahkan saat perawatan kateter.
k. Dengan tangan yang tidak dominan.
1) Wanita: Retraksi labia dengan perlahan untuk memperlihatkan seluruh meatus
uretra dan (insersi kateter, pertahankan posisi tangan selama prosedur.
Rasional: Memungkinkan visualisasi meatus uretra secara keseluruhan.
Meretraksi secara keseluruhan, mencegah kontaminasi meatus pada waktu
dibersihkan.
2) Pria: Retraksi prepusium, jika tidak disirkumsisi dan pegang batang penis tepat
di bawah glans, pertahankan posisi tersebut selama prosedur.
Rasional: Penutupan labia atau penurunan penis secara tidak sengaja selama
proses pembersihan, memerlukan pengulangan prosedur.
l. Kaji meatus uretra dan jaringan di sekelilingnya untuk melihat adanya inflamasi
dan pembengkakan. Catat jumlah, warna, bau dan konsistensinya. Tanyakan
mengenai rasa tidak nyaman atau sensasi terbakar yang dirasakan oleh klien.
Rasional: Menentukan adanya infeksi setempat dan status hygien.
m. Bersihkan jaringan perineum:
1) Wanita: Gunakan lap bersih, sabun dan air. Bersihkan ke arah anus. Ulangi
proses untuk membersihkan labia minora dan kemudian bersihkan di daerah
sekitar meatus uretra dengan gerakan ke arah kateter. Pastikan anda
membersihkan setiap sisi meatus. Keringkan daerah tersebut dengan baik.
2) Pria: Sambil melebarkan meatus uretra, bersihkan daerah di sekitar kateter
terlebih dahulu dan kemudian bersihkan dengan gerakan sirkular di sekitar
meatus glans penis.
Rasional: Tindakan pembersihan dilakukan dari daerah yang kontaminasinya
paling sedikit ke daerah yang kontaminasinya paling banyak.
n. Kaji kembali meatus uretra untuk melihat adanya rabas.
Rasional: Menentukan lengkap atau tidaknya pembersihan.
o. Dengan menggunakan handuk, dan air, bersihkan dengan gerakan sirkular di
sepanjang selang kateter, sepanjang 10 cm.
Rasional: Mengurangi adanya sekresi atau drainase pada permukaan bagian luar
kateter.
p. Oleskan salep antibiotik pada meatus uretra dan pada kateter sepanjang 2,5 cm jika
diprogramkan oleh dokter atau merupakan bagian dari kebijakan lembaga.
Rasional: Mengurangi pertumbuhan mikroorganisme pada tempat insersi.
q. Tempatkan klien dalam posisi nyaman dan aman.
Rasional: Meningkatkan rasa nyaman.
r. Buang perlengkapan dan sarung tangan yang terkontaminasi serta cuci tangan.
Rasional: Mencegah penyebaran infeksi.
s. Catat dan laporkan kondisi jaringan perineum, waktu prosedur dilakukan, respon
klien, dan adanya kelainan yang terjadi.
Rasional: Memberikan data untuk mendokumentasikan prosedur dan
menginformasikan pada staf kesehatan tentang kondisi klien.

B. Asuhan Keperawatan Teori


1. Pengkajian
a. Identitas
Merupakan biodata klien yang meliputi :
1) Nama
2) Umur
3) Jenis kelamin
4) Agama
5) Suku bangsa/ras
6) Pendidikan
7) Pekerjaan
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
2) Riwayat kesehatan sekarang
3) Riwayat kesehatan masa lalu : penyakit pada saat masa kanak-kanak, penyakit
yang terjadi secara berulang-ulang, operasi yang dialami
4) Riwayat kesehatan keluarga
penyakit orang tua/penyakit yang menurun. Genogram keluarga
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
2) Pernafasan (B1: Breath)
Pernafasan perlahan spontan, terjadi penyumbatan jalan nafas dengan secret
atau lendir
3) Cardiovaskuler (B2: Blood)
4) Persarafan (B3: Brain)
Kesadaran GCS
5) Perkemihan eliminasi (B4: Bladder)
Buang air kecil tidak ada masalah
6) Percernaan eliminasi alvi (B5: Bowel)
biasanya terjadi mual, muntah
7) Tulang otot integumen (B6: Bone)
Kekuatan otot perlahan kembali normal

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Penyebab Tanda dan Gejala
Nyeri Akut Agen pencedera fisik Gejala dan Tanda Mayor
Kategori : Psikologis (misal. Abses, Subjektif
Subkategori : Nyeri dan amputasi, terbakar, 1. Mengeluh nyeri
Kenyamanan terpotong, Objektif
Kode : D.0077 mengangkat beban 1. Tampak meringis
Definisi : pengalaman sensorik berat, prosedur 2. Bersikap protektif
atau emosional yang berkaitan operasi, trauma, 3. Gelisah
dengan kerusakan jaringan aktual latihan fisik 4. Frekuensi nadi meningkat
atau fungsional, dengan onset berlebihan) 5. Sulit tidur
mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat Gejala dan Tanda Minor
yang berlangsung kurang dari 3 Subjektif
bulan. (tidak tersedia)
Objektif
1. Tekanan darah meningkat
2. Nafsu makan berubah

Risiko Infeksi Kondisi klinis terkait Faktor Risiko :


Kategori : Lingkungan : 1. Efek prosedur invasif
Subkategori : Kemanan dan Tindakan invasif
Proteksi
Kode : 0142
Definisi : berisiko mengalami
peningkatan terserang organisme
patogenik

Intoleransi Aktivitas Imobilitas Gejala dan Tanda Mayor


Kategori : Fisiologis Subjektif
Subkategori : Aktivitas/istirahat 1. Mengeluh lelah
Kode : D.0056 Objektif
Definisi : ketidakcukupan energi 1. Frekuensi jantung meningkat
untuk melakukan aktivitas >20% dari kondisi istirahat
sehari-hari.
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
1. Merasa tidak nyaman setelah
beraktivitas
2. Merasa lemah
Objektif
1. Tekanan darah berubah >20%
dari kondisi istirahat

Ansietas Kurang terpapar Gejala dan Tanda Mayor


Kategori : Psikologis informasi Subjektif
Subkategori : Integritas Ego 1. Merasa bingung
Kode : D.0080 2. Merasa khawatir dengan
Definisi : kondisi emosi dan akibat dari kondisi yang
pengalaman subyektif individu dihadapi
terhadap obyek yang tidak jelas 3. Sulit berkonsentrasi
dan spesifik akibat antisipasi Objektif
bahaya yang memungkinkan 1. Tampak gelisah
individu melakukan tindakan 2. Tampak tegang
untuk menghadapi ancaman. 3. Sulit tidur

Gejala dan Tanda Minor


Subjektif
1. Mengeluh pusing
2. Merasa tidak berdaya
Objektif
1. Frekuensi nafas meningkat
2. Frekuensi nadi meningkat
3. Tekanan darah meningkat
4. Muka tampak pucat
5. Kontak mata buruk
6. Berorientasi pada masa lalu

3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
SDKI SLKI SIKI
Nyeri Akut Setelah dilakukan intervensi 1x24 Manajemen Nyeri
jam nyeri akut menurun dengan Observasi :
kriteria hasil : 1. Identifikasi lokasi,
a. Keluhan nyeri dari skala 1 karakteristik, durasi,
(meningkat) menjadi skala 5 frekuensi, kualitas,
(menurun). itensitas nyeri.
b. Meringis dari skala 1 2. Identifikasi skala nyeri
(meningkat) menjadi skala 5 3. Identifikasi respon nyeri
(menurun). 4. Identifikasi faktor yang
c. Sikap prospektif dari skala 1 memperberat dan
(meningkat) menjadi skala 5 memperingan nyeri
(menurun). 5. Identifikasi pengaruh nyeri
d. Gelisah dari skala 1 terhadap kualitas hidup
(meningkat) menjadi skala 5 Terapeutik :
(menurun). 1. Berikan teknik non
e. Frekuensi nadi dari skala 1 farmakologi untuk
(memburuk) menjadi skala 5 mengurangi rasa nyeri.
(membaik). 2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri.
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab periode
dan pemicu nyeri.
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri.
3. Ajarkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri.
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu.
Risiko Infeksi Setelah dilakukan intervensi Perawatan Luka
selama 1x24 jam risiko infeksi Observasi :
menurun dengan kriteria hasil : 1. Monitor karakteristik
Tingkat Infeksi luka
a. Nyeri dari skala 1 (meningkat) 2. Monitor tanda-tanda
menjadi skala 5 (menurun). infeksi
Terapeutik :
1. Lepaskan balutan dan
plester secara perlahan
2. Bersihkan dengan
cairan Nacl atau
pembersih nontoksik ,
sesuai kebutuhan
3. Pasang balutan sesuai
jenis luka
4. Pertahankan teknik
steril saat melakukan
perawatan luka
Edukasi :
1. Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
2. Anjurkan
mengkonsumsi
makanan tinggi kalori
dan protein
3. Ajarkan prosedur
perawatan luka secara
mandiri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu

4. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, kegiatan dalam pelaksanaan juga meliput pengumpulan data lanjutan,
mengobservası respon kilen. selama dan sesudah pelaksanaan tindakan dan menilai
data yang baru. Ada beberapa ketrampilan yang dibutuhkan dalam hal Int. Pertama,
ketrampilan kognitif. Ketramplian Kognitif mencangkup pengetahuan keperawatan
yang menyeluruh perawat harus mengetahui alasan untuk setiap Intervensi terapeutik,
memahami respon fisiologıs dan psikologis normal dan abnormal, mampu
mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran dan pemulangan klien, dan mengenali
askep-askep promotif kesehatan klien dan kebutuhan penyakit. Kedua, ketrampilan
Interpersonal, Ketrampilan ini penting untuk tindakan keperawatan yang efektif.
Perawat harus berkomunikasi dengan jelas kepada klien, tim kesehatan lainnya.
Ketiga anggota ketrampilan psikomotor, ketrampilan ini mencangkup kebutuhan
langsung terhadap perawatan kepada klien, seperti keluarganya dan memberikan
suntikan, melakukan penghisapan tendır, mengatur posisi, membantu kilen memenuhi
aktvitas sehari-han dan lain. tain. (Fitn Nur 2018).

5. Evaluasi Keperawatan
Merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang merupakan
perbandingan sistematis dan rencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan untuk
menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak dan untuk
melakukan pengkajian ulang (Wijaya dan Putri, 2013).

Anda mungkin juga menyukai