Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS TINDAKAN EMERGENCY PRAKTIK PROFESI NERS

KEPERAWATAN KRITIS DAN GAWAT DARURAT

Nama : Qanitah Fiana Andjani


NIM : P2104056
Ruang : ICU
Tanggal : 01 Agustus 2022

Tindakan Pemasangan kateter urine pria

Indikasi
a. Obstruksi pada aliran urine (missal pembesaran prostat).
b. Perbaikan kandung kemih, uretra dan struktur di sekelilingnya melalui
pembedahan.
c. Retensi urine yang berat
d. Ruam kulit, ulkus, luka iritasi akibat kontak dengan urine.
e. Penderita penyakit terminal yang merasa nyeri ketika linen tempat tidur
diganti

Analisis Tindakan  Alat dan Bahan :

Bak instrument yang berisi :


Sarung tangan steril
Sarung tangan bersih
Satu duk steril
Satu duk lubang
Larutan pembersih antiseptic.
Kapas
Pinset
Kateter
Spuit yang sudah terisi aquabidest
- Selang drainase steril dan kantong pengumpul urine.
- Plester
- Selimut mandi

 Pelaksanaan

1. Cuci tangan
2. Siapkan klien. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada klien dan
keluarga.
3. Jaga privacy klien.
4. Posisi perawat menghadap klien, berada di sebelah kiri tempat tidur
(apabila tangan dominan adalah tangan kanan, maka berdiri di sebelah
kanan).
5. Bantu klien pada posisi dorsal rekumben (terlentang dengan lutu
fleksi). Minta klien untuk merilekskan pahanya sehingga memudahkan
rotasi eksternal. Bila klien tidak dapat mengabdusikan tungkainya pada
sendi panggul (missal arthritis sendi), baringkan klien pada posisi
miring (Sim’s) dengan tungkai atas fleksi pada lutut dan panggul.
6. Selimuti bagian ekstremitas bawah klien.
7. Memasang perlak pengalas dan pispot. Kenakan sarung tangan bersih
dan cuci area perinatal dengan sabun dan air hanyat menggunakan
waslap sesuai kebutuhan dan keringkan dengan handuk.
8. Angkat pispot dan perlak pengalas.
9. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
10. Buka kateter sesuai petunjuk, pertahankan dasar wadah tetap setril.
11. Gunakan sarung tangan steril.
12. Ambil duk steril dan biarkan tidak melipat. Pastikan bahwa duk ini
tidak menyentuh permukaan yang terkontaminasi.
13. Letakkan duk di atas tempat tidur di antara paha klien. Sisipkan tepi
duk tepat di bawah pantat klien, perhatikan utuk tidak menyentuh
permukaan terkontaminasi dengan tangan yang telah menggunakan
sarung tangan.
14. Tutupkan duk berlubang di atas perineum klien, memajankan labia dan
berhati-hati untuk tidak menyentuh permukaan yang terkontaminasi.
15. Letakkan bak instrument steril dan isinya di atas duk steril di antara
paha klien.
16. Buka kemasan yang berisi larutan pembersih antiseptic dan tuangkan
isinya ke kassa.
17. Berikan pelumas pada dasar ujung kateter 2,5 cm sampai 5 cm.

18. Dengan tangan non dominan, hati-hati regangkan labia untuk


pemajanan sempurna meatus uretra. Pertahankan tangan non dominan
pada posisi ini sepanjang prosedur.
19. Dengan tangan dominan, ambil kassa yang sudah diberi larutan
antiseptic dengan pinset dan bersihkan area perineal. Usap dari depan
ke belakang dari klitoris ke arah anus. Gunakan bola kapas bersih baru
untuk tiap usapan, Sepanjang dekat dengan lipatan labia, sepanjang area
yang jauh dari lipatan labia dan pada meatus.
20. Dengan tangan dominan, ambil kateter 7,5 cm sampai 10 cm dan dari
ujung. Letakkan ujung kateter pada wadah penampung urin (urine bag).
21. Minta klien untuk menghindari mengejan dengan cara tarik napas
dalam dan dengan perlahan memasukkan kateter melalui meatus.
22. Dorong kateter sekitar 5 sampai 7,5 cm pada orang dewasa. Urine yang
nampak keluar menandakan bahwa ujung kateter sudah berada di dalam
kandung kemih atau uretra bawah.
23. Dengan tangan non dominan, hubungkan spuit ke port injeksi pada
ujung kateter.
24. Perlahan injeksikan aquabidest.
25. Setelah mengembangkan balon dengan baik, tangan non dominan dan
tarik perlahan untuk merasakan tahanan.
26. Hubungkan ujung kateter ke selang penampung.
27. Plester kateter ke sebelah dalam paha klien dengan plester non-alergik.
28. Lepaskan sarung tangan dan rapikan peralatan.
29. Bantu klien ke posisi nyaman.
30. Cuci tangan.

Kesenjangan Salah satu Tindakan yang sering di lakukan untuk mengetahui :


Praktikdan Teori  Tidak dapat buang air sendiri
 Tidak bisa mengontrol kencing (inkontenensia urine)
 Memiliki masalah pada kandung kemih
 Pasien dengan kondisi koma

Mengetahui,

Pembimbing Klinik

Anda mungkin juga menyukai