Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BENANGIN KEC. TEWEH TIMUR
Jalan Perangkau Nomor : 240 RT. 04 Benangin I Kec. Teweh Timur Kab. Barito Utara
Provinsi Kalimantan Tengah – 73881 Email : pkmbng@baritoutarakab.go.id

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PROGRAM PENYAKIT MENULAR (PTM)

I. Pendahuluan
Puskesmas yang merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
Sebagai penyelenggara pembangunan kesehatan, puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan maupun kelompok dan upaya kesehatan
masyarakat, yang ditinjau dari Sistem Kesehatan Nasional merupakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama (Depkes RI, 2009).
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
di wilayah kerjanya (Perkesmas 75 Tahun 2014). Dalam pelaksanaan kebijakan kesehatan
unuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan diwilayahnya, Puskesmas menyelenggarakan
fungsi Upaya Kesehatan Perseorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat.
Dalam pelaksanaan Upaya Kesehatan Masyarakat perlu pedoman dan acuan dalam
pelaksanaan kegiatan maupun administrasi kegiatan tersebut. Pedoman dan acuan kegiatan
diharapkan dapat dilaksanakan dengan profesional, agar tercapai tujuan program yang
optimal.

II. Latar Belakang

Meningkatnya kasus PTM secara signipikan diperkirakan akan menambah beban


masyarakat dan pemerintah, karena penanganannya membutuhkan biaya yang besar dan
memerlukan teknologi tinggi. Hal ini dapat terlihat dari data Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan (BPJS) tahun 2017, sebanyak 10.801.787 juta orang atau 5,7% peserta
JKN mendapat pelayanan untuk penyakit katastropik dan menghabiskan biaya kesehatan
sebesar 14,6 triliun rupiah atau 21,8% dari seluruh biaya pelayanan kesehatan.
Saat ini, Penyakit Tidak Menular ( PTM ) menjadi penyebab kematian utama. Pada awal
perjalanan PTM seringkali tidak bergejala dan tidak menunjukkan tanda klinis secara khusus
sehingga sudah terlambat atau pada stadium lanjut akibat tidak mengetahui dan menyadari
kondisi kelainan yang terjadi pada dirinya.
Pengendalian factor resiko PTM merupakan upaya untuk mencegah agar tidak terjadi
factor resiko bagi yang belum memiliki factor resiko, mengembalikan kondisi factor resiko
PTM menjadi normal kembali. Salah satu strategi pengendalian PTM yang efisien dan
efektif adalah pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat . Masyarakat
diberikan fasilitas dan bimbingan untuk ikut berpartisipasi dalam pengendalian factor resiko
PTM dengan di bekali pengetahuan dan ketrampilan untuk melakukan deteksi dini,
monitoring factor resiko PTM serta tindak lanjutnya.

III. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus

A. Tujuan Umum

Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan factor dini
resiko PTM ( Penyakit Tidak Menular ).

B. Tujuan Khusus

1. Terselenggaranya pelayanan PTM ( Penyakit Tidak Menular ) secara efektif dan


efisien.
2. Terkendalinya penyakit tidak menular di masyarakat.
3. Adanya kemauan masyarakat untuk mengenali kasus PTM dan berupaya untuk
melakukan tindakan pencegahan.

IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan

A. Kegiatan Pokok

1. Deteksi dini faktor risiko PTM di Posbindu.


2. Program tekan angka obesitas.
3. Pelayanan terpadu PTM ( Pandu PTM.
4. Penerapan Kawasan Tanpa Rokok di sekolah.
5. Pelayanan upaya berhenti merokok
6. Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
7. Deteksi dini dan rujukan kasus katarak

B. Rincian Kegiatan

1. Deteksi Hipertensi dengan memeriksa Tekanan Darah.


2. Deteksi kemungkinan kekurangan Gizi dan Obesitas dengan memeriksa Tinggi
Badan dan Berat Badan.
3. Deteksi kemungkinan Diabetus Melitus dengan Cek Gula Darah.
4. Kegiatan konseling dan penyuluhan.
5. Deteksi dini kanker payudara dan Kanker Leher Rahim pada pengunjung wanita 30-
59 tahun.
6. Sosialisasi dan evaluasi penerapan KTR
7. Deteksi dini kemungkinan katarak dengan cek kesehatan mata melalui E tumbing.
C. Cara melaksanakan kegiatan

1. Kesepakatan menyelenggarakan deteksi dini PTM.


2. Menetapkan kader dan pembagian peran, fungsinya sebagai tenaga pelaksana deteksi
dini PTM.
3. Menetapkan jadwal pelaksanaan deteksi dini PTM.
4. Merencanakan besaran dan sumber pembiayaan.
5. Melengkapi sarana dan prasarana .
6. Melaksanakan kegiatan Pembinaan program PTM.

D. Sasaran.

Sasaran utama adalah kelompok masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM
yang berusia 15 tahun keatas.

E. Jadwal Kegiatan

Pelaksanaan deteksi dini PTM dapat di selenggarakan dalam sebulan sekali . Hari
dan waktu yang di pilih sesuai dengan kesepakatan serta dapat disesuaikan dengan
situasi dan kondisi setempat.

F. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan

Evaluasi pelaksanaan kegiatan program penyakit tidak menular dilaksanakan setiap


bulan dengan hasil dilaporkan kepada Kepala Puskesmas Benangin.

G. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi kegiatan.

Pencatatan kegiatan program penyakit tidak menular dilakukan pada setiap tahapan
kegiatan pada buku register kegiatan, pelaporan dan evaluasi dilaksanakan setiap akhir
bulan.

MENGETAHUI
KEPALA UPT. PUSKESMAS BENANGIN PEMEGANG PROGRAM PTM

IWAYAN SUTENAYA, SKM ERMILA SARI, A.Md.Kep


NIP.19780114 199603 1 004 NIP. 19800102 200003 2 004

Anda mungkin juga menyukai