Anda di halaman 1dari 81

i

PENGARUH POSISI JONGKOK TERHADAP LAMA


PERSALINAN KALA II PADA IBU MULTIPARA
DI PUSKESMAS SALE
KABUPATEN REMBANG

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Terapan


Kebidanan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang

OLEH :

NURMINI

NIM : 1904145

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2020

i
ii

HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL

Proposal yang disusun oleh:

Nama : Nurmini

NIM : 1904145

Prodi : Sarjana Terapan Kebidanan

Judul : PengaruhPosisi Jongkok Terhadap Lama Persalinan Kala II

Pada Ibu Multipara Di Puskesmas Sale Kabupaten

Rembang

Telah disetujui oleh pembimbing pada :

Hari :

Tanggal :

Untuk dipertahankan dihadapan tim penguji Proposal Program Sarjana Terapan

Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang.

Pembi Pembimbing II

(Durrotuíi Munnfiah,S SiT,M Keb) (Ns. Eni Kusyati SKp Msi Med)

ii
iii

HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Skripsi yang disusun oleh:

Nama : Nurmini

NIM : 1904145

Prodi : Sarjana Terapan Kebidanan

Judul : Pengaruh Posisi Jongkok Terhadap Lama Persalinan Kala

II Pada Ibu Multipara Di Puskesmas Sale Kabupaten

Rembang

Telah dipertahankan dihadapan tim penguji Proposal Program Studi Sarjana

Terapan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang

pada :

Hari : Senin

Tanggal : 30 Maret 2020

Tim Penguji :

1. (Lestari PujiAstuti S.SiT., M.Kes.) Penguji I .....................

2. (Durrotun Munafiah S.SiT., M.Keb.) Penguji II .....................

3. (Ns. Eni Kusyati, S.Kp. Msi.Med ) Penguji III .....................

iii
iv

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa atas limpahan rahmad dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis

masih diberikan kesempatan untuk dapat menyusun dan menyelesaikan Proposal

Skripsi yang bejudul “Pengaruh Posisi Jongkok Terhadap Lama Persalinan

Kala II Pada Ibu Multipara Di Puskesmas Sale Kabupaten Rembang” yang

merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana terapan kebidanan di

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang.

Dalam penyusunan Proposal ini penulis banyak mendapat bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa

hormat dan terima kasih kepada Bapak/Ibu :

1. Dr . Ns. Fery Agusman, MM, M.Kep, Sp.Kom selaku ketua Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang.

2. Lestari Puji Astuti, S.SiT, M.Kes selaku ketua Program Studi Sarjana Terapan

Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang

3. Durrotun Munafiah S.SiT., M.Keb. selaku Pembimbing I, yang telah

meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing dan mengarahkan selama

penyusunan Proposal ini.

4. NS. Eni Kusyati SKp M.Si. Med. selaku pembimbing II yang telah

meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing dan mengarahkan selama

penyusunan Proposal ini.

iv
v

5. Seluruh staf dan pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada

Semarang yang telah memberikan ilmu, bantuan dan masukan kepada peneliti.

6. Suami serta keluarga tercinta yang tak henti – hentinya memberikan dukungan

dan doa kepada peneliti.

7. Seluruh responden yang telah membantu dalam proses penelitian ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas semua

bantuan yang diberikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Proposal ini masih banyak

terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat terbuka untuk

menerima semua saran dan kritikan yang membangun demi kesempurnaan

Proposal ini. Besar harapan penulis agar Proposal ini bermanfaat bagi profesi

kebidanan khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Wassalamualaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh

Penulis

v
vi

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii
KATA PENGANTAR ............................................................................ iv
DAFTAR ISI ........................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
E. Originalitas Penelitian ................................................................ 7
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Persalinan............................................................. 12
B. Kerangka Teori............................................................................ 29
C. Kerangka Konsep ........................................................................ 30
D. Hipotesis Penelitian .................................................................... 30
BAB III METODENPENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian ......................................................... 31
B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 32
C. Definisi Operasional ................................................................... 32
D. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling...................................... 33
E. Instrumen Penelitian.................................................................... 36
F. Cara Pengumpulan Data .............................................................. 36
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ........................................ 42
H. Etika Penelitian ........................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
vii

DAFTAR TABEL

Nomer Tabel Judul Tabel Halaman


Tabel 1.1 Keaslian Penelitian 7
Tabel 3.1 Definisi Operasional 32

vii
viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar2.1 Posisi Lithotomy ...............................................................................25

Gambar 2.2 Posisi Jongkok ................................................................................27

Gambar 2.3 Kerangka Teori ................................................................................29

Gambar 2.4. Kerangka Konsep ...........................................................................30

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian ......................................................................32

viii
ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Observasi Lama Persalinan Kala II

Lampiran 2 SOP

Lampiran 3 Surat Pernyataan Persetujuan (PSP) Untuk Ikut Serta

Dalam Penelitian (INFORMED CONSENT)

ix
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komplikasi masa kehamilan, persalinan dan nifas merupakan masalah

kesehatan yang penting, jika tidak ditanggulangi bisa menyebabkan kematian

ibu yang tinggi. Salah satu program untuk mendukungupaya tersebut adalah

dengan Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan upaya

pembangunan berkelanjutan yang menjadi acuan dalam kerangka

pembanggunan dan perundingan negara-negara di dunia sebagai pengganti

pembangunan global Millenium Development Goals (MDGs) yang telah

berakhir di tahun 2015. SDGs memiliki beberapa tujuandengan salah satu

outputnya mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) hingga 70 per 100.000

kelahiran hidup (KH) pada tahun 2030. Berdasarkan program SDGs tersebut,

pemerintah Indonesia menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 yang terdiri dari sembilan agenda (Nawa

Citta). Agenda kelima dari Nawa Citta menargetkan AKI kurang dari 306 per

100.000 KH dan menurunkan AKB menjadi dibawah 24 per 1000 KH pada

tahun 2019 1.

Tingginyaangka kelahiran menjadi dasarpentingnyauntukmengetahui

tentang persalinan. Beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya

persalinan lamaadalah kelainan tenaga (kelainan his), kelainan janin, dan

kelainan jalan lahir. Persalinan yang terlalu lama memberikan beberapa

dampak kepada ibu dan janin. Dampak persalinan lama bagi ibu diantaranya

1 1
12

infeksi intrapartum, ruptura uteri, cincin retraksi patologis, pembentukan

fistula, dan cidera otot dasar panggul. Dampak persalinan lama bagi janin

yaitu terjadi kaput suksedaneumdan molase kepala janin 2.

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) Tahun 2018

beberapa penyebab kematian ibu adalah perdarahan (25%), infeksi (13%),

aborsi tidak aman (13%), eklampsia (12%), partus lama (37%). Tenaga kerja

terhambat (8%), penyebab langsung lainnya (8%), dan penyebab tidak

langsung (20%). Penyebab tidak langsung seperti malaria, anemia, HIV/AIDS

dan penyakit kardiovaskuler, mempersulit kehamilan. Data WHOTahun 2018

juga menyebutkan bahwa 80% proses persalinan berjalan dengan normal, 15-

20% terjadi komplikasi persalinan, dan 5%-10% diantaranya membutuhkan

Seksio Caesarea (SC)1.

Mortalitas dan morbiditas ibu hamil, ibu bersalindan nifas masih

merupakan masalah besar terutama dinegara berkembang termasuk Indonesia.

Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa angka kematian ibu merupakan

tolak ukur status kesehatan di suatunegara. Menurut data dari WHO, Angka

Kematian Ibu(AKI) di Indonesia 5,2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan

Malaysia dan 2,4 kali lebih tinggi dibanding dengan Thailand3. Menurut Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Pada tahun 2017 AKI mencapai 88,58

persen per 100 ribu kelahiran hidup atau menurun sekitar 21 persen dibanding

tahun 2016. Secara rinci, AKI di Jateng pada tahun 2013 sejumlah 118,62

persen per 100 kelahiran hidup, tahun 2014 sejumlah 118 persen, tahun 2015

sejumlah 111,16 persen, tahun 2016 sejumlah 109,65 persen, dan tahun 2017

sejumlah 88,58 persen4. Penurunan AKI melampaui target Sustainable

12
13

Development Goals (SDG's). Padahal SDG's menetapkan target pada angka 90

per 100 ribu kelahiran hidup1.

Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) juga mencatat bahwa

partus lama merupakan penyebab kesakitan dan kematian maternal dan

perinatal utama disusul oleh perdarahan, panas tinggi dan eklampsia. Hal ini

menggambarkan pentingnya pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

yangterampil, karena sebagian besar komplikasi terjadipada saat persalinan5.

Partus lama atau macet merupakan salah satu dari beberapa penyebab

dilakukannya tindakan Sectio Caesarea karena bisa berakibat kematian ibu

dan bayi baru lahir. Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari

18jam yang di mulai dari tanda-tanda persalinan. Partus lama akan

menyebabkan infeksi, kehabisan tenaga, dehidrasi pada ibu, kadang dapat

terjadi pendarahan post partum yang dapat menyebabkan kematian ibu. Pada

janin akan terjadi infeksi, cedera dan asfiksia yang dapat meningkatkan

kematian bayi6.

Salah satu faktor yang menyebabkan partus lama adalah penolong

persalinan. Penolong persalinan dapat membantu untuk memperoleh posisi

yang paling nyaman. Beberapa posisi meneran pada proses persalinan

dianjurkandiantaranya adalah posisi duduk, setengah duduk, jongkok, berdiri,

merangkak danposisi lithotomy. Ibu dapat mengubah-ubah posisi secara

teratur selama kalaII karena hal ini dapat membantu kemajuan persalinan,

mencari posisi meneranyang paling efektif dan menjaga sirkulasi utero-

plasenter tetap baik. 7.

13
14

Penelitian Syaflindawati dkk didapatkan hasil bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan dengan nilai p< 0,05. Hasil penelitian didapatkan

rerata lama persalinan kala I fase aktif dengan upright position adalah 161,05

± 40,26 menit dan untuk posisi berbaring adalah 263,68 ± 39,47 menit.

Kesimpulan studi ini ialah upright position dapat mempercepat proses

persalinan kala I fase aktif pada primigravida8.

Penelitian lain yang dilakukan Anggeni menyebutkan diperoleh

distribusi frekuensi ibu bersalin pada posisi persalinan setengah duduk dengan

waktu lama kala II yang normal sebanyak 10 orang (100%) dan distribusi

frekuensi ibu bersalin pada posisi persalinan jongkok dengan waktu lama kala

II yang normal sebanyak 10 orang (100%) sertaada perbedaan posisi

persalinan setengah duduk dan posisi jongkok terhadap lamanya kala II (p

value =0,001 > 0,05)9.

Fenomena yang ada saat ini, mayoritas persalinan menggunakan

posisi lithotomy padahal secara teori ada cara yang lebih efektif yaitu

posisi jongkok. Alasan posisi telentang dan lithotomy tidak dianjurkan karena

pada posisi telentang pembuluh aorta dan vena cava inferior akan tertekan

oleh beban berat janin,uterus, air ketuban dan plasenta. Penekanan pembuluh

darah besar ini akan mengganggu aliran darah ke janin sehingga janin akan

kekurangan suplai oksigen yang berakibat terjadinya asfiksia intra uterus dan

posisi litotomi tidak dianjurkan karena akan menyebabkan nyeri pada

punggung dan kerusakan sarafkaki yang dirasakan setelah proses persalinan

selesai10.

Menurut data pada sistem informasi Puskesmas Sale jumlah ibu hamil

yang melahirkan di Puskesmas Sale tahun 2019 ada 534 ibu bersalin. Dari

14
15

jumlah tersebut sebanyak 196 Ibu bersalin dilakukan rujukan ke Rumah Sakit.

Kasus yang dirujuk adalah 28 kasus karena PE / HDK, 25 kasus karena

serotinus, 13.kasus karena perdarahan, 84 kasua karena Partus lama, 18 kasus

karena KPD, 8 kasus karena kelainan letak, 5 kasus karena CPD, 2 kasus

karena IUFD, 9 kasus karena riwayat SC, 2 kasus karena anemia dan 2 kasus

karena HIV /. Aids

Upaya yang sudah dilakukan di UPT Puskesmas Sale selama ini dalam

menangani partus lama adalah dilakukan rujukan ke RSUD dan pemberian

edukasi oleh bidan kepada ibu bersalin dan keluarganya bahwa dengan

melakukan miring kanan dan kiri serta pengaturan nafas pada setiap ibu

bersalin. Dan ibu bersalin hanya dilakukan posisi terlentag dalam melakukan

pertolongan persalinan. Upaya tersebut ternyata masih belum dapat mengatasi

partus lama. Hal ini didukung dengan rujukan kasus persalinan di Puskesmas

Sale 84 disebabkan karena partus lama11.

Hasil wawancara dengan para bidan di UPT Puskesmas Sale dari 40

persalinan bulan Januari 2020 yang dilakukan rujukan sebanyak 8 kasus

sedangkan rujukan karena persalinan kala II lama adalah sebanyak 5 kasus.

Menurut penulis dari beberapa tindakan yakni edukasi dan posisi berbaring

dalam yang sudah diberikan kurang begitu berdampak secara signifikan dalam

mengurangi partus lama pada ibu bersalin kala II di UPT Puskesmas Sale.

Perlu upaya tambahan selain edukasi dan posisi berbaring untuk menurunkan

kejadian partus lama yaitu dengan pengaturan posisi lain saat meneran pada

kala II yakni posisi jongkok12.

15
16

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah pengaruh posisi jongkok terhadap lama persalinan kala

II pada ibu multipara di Puskesmas Sale Kabupaten Rembang?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh posisi jongkok terhadap lama persalinan

kala II pada ibu multipara di Puskesmas Sale Kabupaten Rembang.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan lama persalinan kala II setelah diberikan posisi

jongkok pada ibu multipara kelompok intervensi di Puskesmas Sale

Kabupaten Rembang

b. Mendeskripsikanlama persalinan kala II setelah diberikan posisi

lithotomy pada ibu multipara kelompok kontrol di Puskesmas Sale

Kabupaten Rembang

c. Menganalisis pengaruh posisi jongkok terhadap lama persalinan kala

II pada ibu multipara di Puskesmas Sale Kabupaten Rembang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penulis memperoleh pengalaman dalam melaksanakan aplikasi

riset khususnya penelitian tentang pelaksanaan tindakan posisi jongkok

untuk mempercepat lama waktu bersalin pada persalinan kala II.

16
17

2. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian dapat dijadikan kebijakan di ruang bersalin

Puskesmas Sale Kabupaten Rembang tentang penanganan lama waktu

bersalinkala II dengan cara memberikan posisi jongkokpada ibu inpartu

kala II.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan bermanfaat untuk menjadi bahan literatur dan daftar

pustaka bagi mahasiswa dan sebagai masukan dalam penanganan lama

waktu bersalin kala II.

E. Originalitas Penelitian

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang pernah

dilakukan adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1
Keaslian Penelitian
Nama Judul Metode Hasil Perbedaan
Peneliti Dan Penelitian
Tahun
Syaflindawati Pengaruh Observasiona Terdapat Penelitian
(2015) Upright l dengan perbedaan sebelumnya:
Position pendekatan yang 1. Variabel
(Jongkok) crosssectiona signifikan pembanding
Terhadap l comparative dengan nilai adalah posisi
p< 0,05. Hasil
Lama Kala I berbaring
penelitian
Fase didapatkan 2. Metode
Aktifpada rerata lama penelitian
Primigravid persalinan kala menggunakan
a di I fase aktif Observasional
Puskesmas dengan upright dengan
Kota position adalah pendekatan
Padang 161,05 ± 40,26 crosssectional
menit dan comparative
untuk posisi 3. Subyek
berbaring penelitian
adalah 263,68

17
18

± 39,47 menit. pada ibu


. primipara kala
I
Penelitian
sekarang :
1. Variabel
pembanding
adalah posisi
lithotomy
2. Metode
penelitian
menggunakan
quasi
eksperimen
dengan
pendekatan
two grup
posttest
design.
3. Subyek
penelitian
pada ibu
multipara
Kala II
Anggeni Perbedaan Desain Dari hasil Penelitian
(2019) Posisi penelitian ini penelitian sebelumnya:
Persalinan dengan diperoleh 1. Variabel
Setengah metode distribusi pembanding
Duduk analitik frekuensi ibu adalah posisi
Dengan comparative bersalin pada setengah
Posisi posisi duduk
Jongkok persalinan 2. Metode
Terhadap setengah penelitian
Lamanya duduk menggunakan
Kala II Di dengan waktu analitik
BPM lama kala II comparative
Erniwaty yang normal 3. Teknik
Babat Supat sebanyak 10 pengumpulan
orang (100%) sampel non
dan distribusi random
frekuensi ibu (nonprobabilit
bersalin pada y) Sampling
posisi Penelitian
persalinan sekarang :
jongkok 1. Variabel
dengan waktu pembanding

18
19

lama kala II adalah posisi


yang normal lithotomy
sebanyak 10 2. Metode
orang (100%) penelitian
serta menggunakan
ada quasi
perbedaan eksperimen
posisi dengan
persalinan pendekatan
setengah two grup post
duduk dan test design.
posisi 3. Teknik
jongkok purposive
terhadap sampling
lamanya kala
II (p value =
0,001 > 0,05)
Martini (2016) Perbedaan Menggunaka Hasil Penelitian
Posisi n metode penelitian sebelumnya:
Miring eksperimen menunjukkan 1. Variabel
Dengan static group bahwa penelitian
Posisi comparison lamanya kala posisi duduk
Setengah II normal dan setengah
Duduk pada posisi miring
Terhadap miring 15 2. Metode
Kemajuan orang penelitian
Persalinan (100%), menggunakan
Kala II Pada posisi static group
Multipara setengah comparison
Di duduk pada 3. Teknik
Puskesmas kala II accidental
Balaraja normal 13 sampling
Tahun 2016 orang (87%)
dan kala II Penelitian
memanjang 2 sekarang :
orang (13%). 1. Variabel
Hasil uji pembanding
statistik adalah posisi
didapatkan lithotomy
nilai P value 2. Metode
0,178 > 0,05 penelitian
artinya tidak menggunakan
ada quasi
perbedaan eksperimen
posisi miring dengan
dengan posisi pendekatan

19
20

setengah two grup post


duduk test design.
terhadap 3. Teknik
kemajuan purposive
persalinan sampling
kala II.
Adapun
perbedaan
lama kala II
antara posisi
miring dan
posisi
setengah
duduk
didapatkan
nilai rata-rata
lamanya kala
II pada posisi
miring 29,5
menit,
sedangkan
rata-rata pada
posisi
setengah
duduk 35,4
menit,
dengan
perbedaan
nilai 5,9
menit
Pantiawati Efektivitas Penelitian ini rata-rata Penelitian
(2016) posisi merupakan responden sebelumnya:
persalinan penelitian yang bersalin 1. Variabel
dengan analitik dengan posisi penelitian
waktu observasiona litotomi posisi litotomi
persalinan
kala II pada
l dengan waktu dan dorsal
ibu bersalin pendekatan persalinan recumbent
primipara di secara cross KALA II 2. Metode
RSKBD sectional adalah 23, 33 penelitian
Panti menit, rata- menggunakan
Nugroho rata analitik
Purbalingga responden observasional
yang bersalin dengan
dengan pendekatan
posisi dorsal secara cross
recumbent sectional

20
21

waktu 3. Teknik total


persalinan sampling
KALA II Penelitian
adalah 22,80 sekarang :
menit, nilai 1. Variabel
þ-value pembanding
berdasarkan adalah posisi
hasil setengah
perhitungan duduk
diatas sebesar 2. Metode
0,069 penelitian
menggunakan
quasi
eksperimen
dengan
pendekatan
two grup post
test design.
3. Teknik
purposive
sampling

BAB II

21
22

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Persalinan

1. Definisi

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan

pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul

dengan pelepasan dan pengeluaran plasenta serta selaput janin dari tubuh

ibu. Persalianan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia

kehamilan cukup bulan (setelah kehamilan 37 minggu) tanpa disertai

adanya penyulit13.

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)

yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan

lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan atau

kekuatan sendiri14.

2. Jenis Persalinan

Berdasarkan caranya, persalinan dapat dikelompokan dalam 4 cara

yaitu sebagai berikut 13:

a. Persalinan spontan adalah persalinan yang berlangsung dengan

kekuatanibu sendiri.

b. Persalinan normal (eutosia) adalah proses kelahiran janin pada

kehamilan cukup bulan (aterm, 37-42 minggu), pada janin letak

memanjang,presentasi belakang kepala yang disusul dengan

pengeluaran plasenta dan seluruh proses kelahiran itu berakhir dalam

2212
23

waktu kurang dari 24 jam tanpa tindakan/pertolongan buatan dan

tanpa komplikasi.

c. Persalinan anjuran adalah persalinan yang terjadi jika kekuatan yang

diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan

rangsangan, yaitu merangsang otot rahim berkontraksi seperti dengan

menggunakan prostaglandin, oksitosin, atau memecahkan ketuban.

d. Persalinan tindakan adalah persalinan yang tidak dapat berjalan

normal secara spontan atau tidak berjalan sendiri, oleh karena terdapat

indikasi adanya penyulit persalinan sehingga persalinan dilakukan

dengan memberikan tindakan menggunakan alat bantu. Persalinan

tindakan terdiri dari:

1) Persalinan Tindakan Pervaginam

Apabila persyaratan pervaginam memenuhi, meliputi ekstraksi

vakum dan forsep untuk bayi yang masih hidup dan embriotomi

untukbayi yang sudah meninggal.

2) Persalinan Tindakan Perabdomen

Apabila persyaratan pervaginam tidak memenuhi, berupa Sectio

Caesarea (SC).

3. Tahapan Persalinan

23
24

Persalinan dibagi menjadi menjadi beberapa tahapan yaitu sebagai

berikut13:

a. Kala I (Tahap Pembukaan)

Kala satu persalinan didefinisikan sebagai permulaan kontraksi

persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks yang

progresif dan diakhiri dengan pembukaan lengkap (10 sentimeter).

Pada preeklampsia berat dapat dilakukan induksi untuk terminasi

kehamilan pada kala I dengan syarat kondisi ibu dan janin dalam

keadaan baik.

In partu (partus mulai) ditandai dengan lendir bercampur darah,

karena serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari

pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar karnalis servikalis karena

pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka. Pada kala ini terbagi

atas dua fase yaitu:

1) Fase Laten: dimana pembukaan serviks berlangsung lambat,

sampai pembukaan 3 cm.

2) Fase aktif: yang terbagi atas 3 subfase yaitu akselerasi, steady dan

deselerasi

Kala I adalah tahap terlama, berlangsung 12-14 jam untuk

kehamilan pertama dan 6-10 jam untuk kehamilan berikutnya. Pada

tahap ini mulut rahim akan menjadi tipis dan terbuka karena adanya

kontraksi rahim secara berkala untuk mendorong bayi ke jalan lahir.

Pada setiap kontraksi rahim, bayi akan semakin terdorong ke bawah

sehingga menyebabkan pembukaan jalan lahir. Kala I persalinan di

24
25

sebut lengkap ketika pembukaan jalan lahir menjadi 10 cm, yang

berarti pembukaan sempurna dan bayi siap keluar dari rahim.

Masa transisi ini menjadi masa yang paling sangat sulit bagi

ibu. Menjelang berakhirnya kala I, pembukaan jalan lahir sudah

hampir sempurna. Kontraksi yang terjadi akan semakin sering dan

semakin kuat. Anda mungkin mengalami rasa sakit yang hebat,

kebanyakan wanita yang pernah mengalami masa inilah yang

merasakan masa yang paling berat. Anda akan merasakan datangnya

rasa mulas yang sangat hebat dan terasa seperti ada tekanan yang

sangat besar ke arah bawah, seperti ingin buang air besar.

Menjelang akhir kala pertama, kontraksi semakin sering dan

kuat, dan bila pembukaan jalan lahir sudah 10 cm berarti bayi siap

dilahirkan dan proses persalinan memasuki kala II14.

b. Kala II (Tahap Pengeluaran Bayi)

Kala II adalah pengeluaran bayi, dimulai dari pembukaan

lengkap sampai bayi lahir. Uterus dengan kekuatan hisnya ditambah

kekuatan meneran akan mendorong bayi hingga lahir. Proses ini

biasanya berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada

multigravida. Diagnosis persalinan kala II ditegakkan dengan

melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah

lengkap dan kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6

cm13.

Kala dua persalinan dimulai dengan dilatasi lengkap serviks

dan diakhiri dengan kelahiran bayi. Pada preeklampsia dengan

25
26

persalinan pervaginam diseleseikan dengan memperpendek kala II,

dapat dibantu dengan alat.

Gejala utama pada ibu bersalin tahap kala II adalah sebagai

berikut14:

1) His semakin kuat dengan interval 2-3 menit, dengan durasi 50-

100 detik.

2) Menjelang akhir kala I, ketuban pecah yang ditandai dengan

pengeluaran cairan secara mendadak.

3) Ketuban pecah saat pembukaan mendekati lengkap diikuti

keinginan meneran karena tertekannya fleksus frankenhouser.

4) Dua kekuatan, yaitu his dan meneran akan mendorong kepala

bayi sehingga kepala bayi membuka pintu: Suboksiput bertindak

sebagai hipomochlion, berturut-turut lahir ubunubun besar, dahi,

hidung, dan muka serta kepala seluruhnya.

5) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar, yaitu

penyesuaian kepala pada punggung.

6) Setelah putaran paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi

ditolong dengan jalan berikut:

a) Pegang kepala pada tulang oksiput dan bagian bawah dagu,

kemudian ditarik curam ke bawah untuk melahirkan bahu

depan, dan curam ke atas untuk melahirkan bahu belakang.

b) Setelah kedua bahu bayi lahir, ketiak dikait untuk melahirkan

sisa badan bayi.

c) Bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban.

26
27

7) Lamanya kala II untuk primigravida 2 jam dan multi gravid 1

jam.

c. Kala III (Tahap Pengeluaran Plasenta)

Kala tiga persalinan dimulai saat proses pelahiran bayi selesai

dan berakhir dengan lahirnya plasenta.Setelah kala II, kontraksi uterus

berhenti sekitar 5 sampai 10 menit. Dengan lahirnya bayi, mulai

berlangsung pelepasan plasenta pada lapisan nitabusch, karena sifat

retraksi otot rahim. Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan

dengan memperhatikan tanda-tanda uterus menjadi bundar, uterus

terdorong ke atas karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim, tali

pusat bertambah panjang, terjadi perdarahan, melahirkan plasenta

dilakukan dengan dorongan ringan kearah dorsokranial.14.

d. Kala IV (Tahap Pengawasan)

Kala empat persalinan yaitu segera setelah plasenta lahir atau

pada jam pertama postpartum. Selama kala IV pada preeklampsia

diperlukan pemantauan yang lebih intensif untuk mengetahui adanya

perdarahan dan Sindrom HELLP akibat komplikasi preeklampsia

berat14.

Kala IV mulai dari lahirnya plasenta selama 1-2 jam. Pada

kalaIV dilakukan observasi terhadap perdarahan pascapersalinan,

paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan

adalah sebagai berikut:

1) Tingkat kesadaran pasien

27
28

2) Pemeriksaan tanda-tanda vital: Tekanan darah, nadi, dan

pernafasan.

3) Kontraksi uterus.

4) Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal jika

jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc.

4. Lama Persalinan

a. Definisi

Panjangnya waktu yang dimulai sejak pembukaan lengkap

sampai terjadi pengeluaran seluruh janin15.

b. Fisologis

Pada tahap kala II persalinan (kala pengeluaran janin)berawal

saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir dengan keluarnya

janin. Median durasinya adalah dimulai dari pembukaan lengkap (10

cm) sampai bayilahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada

primi dan 1jam pada multi. Pada wanita dengan paritas tinggi yang

vagina dan perineumnya sudah melebar, dua atau tiga kali usaha

mengejan setelah pembukaan lengkap mungkin cukup untuk

mengeluarkan janin. Sebaliknya pada seorang wanita dengan panggul

sempit atau janin besar atau dengan kelainan gaya ekspulsif akibat

anesthesia regional maka kala II dapat sangat memanjang15.

c. Efek

Pada kala II memanjang (prolonged expulsive phase) upaya

mengedan ibu menambah risiko pada bayi karena mengurangi jumlah

28
29

oksigen ke plasenta. Dianjurkan secara spontan, mengedan (menahan

nafas terlalu lama tidak dianjurkan). Jika malpresentasi dan tanda

obstruksi bisa disingkarkan, berikan oksitosin drip.

1) Efek lama persalinan yang memanjang pada ibu13 :

a) Sistem tekanan tertutup dan menyebabkan rongga dada, aliran

darah menurun, curah jantung menurun, tekanan darah

menurun, dan aliran darah ke plasenta menurun.

b) Tahanan pembuluh darah kapiler meningkat (kepala dan

wajah, lengan dan kaki) menyebabkan wajah memerah.

c) Kadar O2 ibu menurun dan kadar CO2 meningkat sehingga ibu

mengalami kehabisan nafas, tekanan darah meningkat,

pecahnya pembuluh-pembuluh kapiler di wajah, leher dan

mata (petechial hemorrhages).

2) Efek pada bayi

Kandungan O2 dalam darah arteri menurun dan aliran darah ke

jantung menurun, O2 yang tersedia untuk janin menurun

menyebabkan hipoksia janin14.

d. Batasan Waktu Persalinan

Persalinan kala II lama didefinisikan sebagai persalinan kala

IIyang lebih dari 3 jam dengan analgesia regional dan lebih dari 2 jam

29
30

tanpa analgesia regional pada nullipara sedangkan pada multipara,

keadaan ini didefinisikan sebagai persalinan kala II yang lebih 2 jam

dengan analgesiaregional dan lebih dari 1 jam tanpa analgesia

regional12.

Kala II lama adalah persalinan yang sudah dipimpin

mengejanpada primigravida dibatasi 2 jam dan diperpanjang sampai 3

jam apabila digunakan analgesia regional, sedangkan pada

multigravida dibatasi 1 jam dan diperpanjang sampai 2 jam apabila

digunakan analgesia regional14.

5. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan

Beberapa faktor yang mempengaruhi proses persalinan

adalahsebagai berikut14:

a. Power

Power adalah kekuatan yang mendorong janin keluar.

Kekuatan yang mendorong janin keluar dalam persalinan ialah his,

kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligament,

dengan kerja sama yang baik dan sempurna. Kemampuan Power

dipengaruhi oleh :

1) Kontraksi Uterus (HIS)

Otot rahim terdiri dari 3 lapis, dengan susunan berupa anyaman

yang sempurna. Tediri atas lapisan otot longitudinal dibagian luar,

30
31

lapisan otot sirkular dibagian dalam, dan lapisan otot menyilang

diantara keduannya. Dengan susunan demikian, ketika otot rahim

berkontraksi maka pembuluh darah yang terbuka setelah plasenta

lahir akan terjepit oleh otot dan perdarahan dapat berhenti

2) Kontraksi dinding rahim.

3) Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.

4) Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.

b. Passage

Jalan lahir terdiri atas panggul ibu, yakni bagian tulang

yangpadat, dasar panggul, vagina, dan introitus. Janin harus berhasil

menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relative kaku, oleh

karena itu ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan sebelum

persalinan dimulai. Jalan lahir dibagi atas :

1) Bagian keras : Tulang-tulang panggul.

2) Bagian lunak : Uterus, otot dasar panggul dan perineum.

3) Ruang panggul (Pelvic Cavity) dibagi menjadi 2, yaitu:

a) Pelvis mayor (flase pelvic), diatas linea terminalis.

b) Pelvis minor (true pelvic), dibawah linea terminalis

c. Pasanger

1) Janin

Hubungan janin dengan jalan lahir:

a) Sikap : Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin satu

sama lain. Biasanya tubuh janin berbentuk lonjong (avoid)

kira-kira sesuai dengan kavum uterus.

31
32

b) Letak (situs) : Menujukkan hubungan sumbu janin dengan

sumbu jalan lahir. Bila kedua sumbunya sejajar disebut letak

memanjang, bila tegak lurus satu sama lain disebut letak

melintang.

c) Presentasi dan bagian bawah : Presentasi menunjukkan bagian

janin yang berada dibagian terbawah jalan lahir.

d) Posisi dan Penyebutnya : Posisi menujukan hubugan bagian

janin tertentu (Penyebut, umpamanya ubunubun kecil, dagu

atau sacrum) dengan bagian kiri, kanan, depan, lintang

(lateral) dan belakang dari jalan lahir15.

2) Plasenta

Karena plasenta juga harus melalui jalan lahir, ia juga dianggap

sebagai penumpang yang menyertai janin. Namun plasenta jarang

menghambat proses persalinan pada persalinan normal. Dimana

plasenta memiliki peranan berupa tansport zat dari ibu ke janin,

penghasil hormone yang berguna selama kehamilan, serta sebagai

barier. Melihat pentingnya peranan dari plasenta maka bila terjadi

kelaianan pada plasenta akan menyebabkan kelaianan pada janin

ataupun mengganggu proses persalinan13.

3) Air ketuban

32
33

Merupakan elemen penting dalam proses persalinan. Air ketuban

dapat dijadikan acuan dalam menentukan diagnose kesejahteraan

janin.

d. Posisi

Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan.

Posisi tegak memberi sejumlah keuntungan. Mengubah posisi

membuat rasa letih hilang, memberi rasa nyaman, dan memperbaki

sirkulasi. Beberapa posisi dalam persalinan antara lain 14:

1) Posisi Lithotomy(Berbaring)

2) Posisi jongkok

3) Posisi Setengah Duduk

4) Posisi Lateral (Miring)

e. Faktor Psikologi

Ibu Keadaan psikologi ibu mempengaruhi proses persalinan. Ibu

bersalin yang didampingi oleh suami dan orang-orang yang dicintainya

cenderung mengalami proses persalinan yang lebih lancer

dibandingkan dengan ibu bersalin yang tanpa didampingi oleh suami

atau orang-orang yang dicintainya. Ini menunjukkan bahwa dukungan

mental berdampak positif bagi keadaan psikis ibu, yang berpengaruh

pada kelancaran proses persalinan15.

f. Faktor Penolong

33
34

Kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat untuk

memperlancar proses persalinan dan mencegah kematian maternal

neonatal. Dengan pengetahuan dan kompetensi yang baik diharapkan

kesalahan maupun malpraktek dalam memberikan asuhan tidak

terjadi13.

6. Posisi Persalinan Lithotomy dan Jongkok

a. Posisi Lithotomy (berbaring)

1) Definisi

Posisi lithotomy (berbaring) adalah posisi melahirkan

dimana ibu hamil diminta telentang dengan menggantungkan kedua

pahanya pada penopang khusus untuk bersalin14.

Posisi lithotomy dalam persalinan adalah membaringkan

pasien dalam posisi telentang dengan kedua paha diangkat dan

ditarik ke arah perut, sedangkan kedua tungkai bawah membuat

sudut 90° terhadap paha13.

2) Prosedur

a) Pasien berbaring terlentang dan pakaian bagian bawah dibuka.

b) Kedua kaki diangkat dan ditekuk ke arah perut.

c) Tungkai bawah di tekuk dengan membuat sudut 90° terhadap

paha.

d) Lutut ditekuk paha direnggangkan dan telapak kaki menapak

pada tempat tidur

34
35

Gambar 2.1
Posisi Lithotomy16

3) Manfaat

a) Secara psikologis membuat ibu merasa lebih mantap karena

yang ada dalam persepsinya posisi melahirkan memang seperti

itu.

b) Posisi ini pun membuat penolong leluasa membantu proses

persalinan karena jalan lahir menghadap ke depan.

Dokter/bidan lebih mudah mengukur perkembangan

pembukaan sehingga persalinan bisa diprediksi lebih akurat.

c) Bila diperlukan tindakan episiotomi, dokter lebih leluasa

melakukannya; hasil pengguntingan lebih bagus, terarah, dan

sayatan bisa diminimalkan.

d) Posisi kepala bayi pun lebih mudah dipegang dan diarahkan14.

4) Kekurangan

35
36

a) Bila ini adalah kali pertama ibu melahirkan, posisi berbaring

berpeluang menyulitkan ibu untuk mengejan. Bagaimanapun,

gaya berat tubuh yang berada di bawah dan sejajar dengan

posisi bayi menyulitkannya untuk mengejan.

b) Posisi ini berpeluang mengakibatkan perineum (daerah antara

anus dan vagina) meregang sedemikian rupa sehingga

menyulitkan persalinan.

c) Posisi ini membuat letak pembuluh besar berada di bawah

posisi bayi dan tertekan oleh massa bayi. Apalagi kalau letak

ari-ari juga berada di bawah bayi, ini akan membuat tekanan

pada pembuluh darah menjadi tinggi dan menimbulkan

perlambatan peredaran darah balik ibu.

d) Pengiriman oksigen melalui darah yang mengalir dari ibu ke

janin melalui plasenta pun relatif berkurang14.

5) Posisi jongkok

a) Definisi

Posisi jongkok adalah posisi ibu dalam menghadapi

persalinan dengan posisi jongkok diatas bantalan empuk yang

berguna untuk menahan kepala bayi dan tubuh bayi14.

b) Prosedur

(1) Dimulai dari posisi duduk

(2) Buka kedua kaki selebar bahu ibu bersalin.

(3) Pastikan lutut berada di samping sejajar dengan bahu ibu

36
37

(4) Ibu disuruh mengangkat bokong perlahan dengan pegangan

(5) Jaga agar kaki tetap kuat di atas tempat tidur

(6) Cobalah untuk mendapatkan sandaran dari dinding atau

pegangan

(7) Pastikan suami berada didekat ibu sehingga mereka dapat

segera membantu jika ibu membutuhkannya14.

Gambar 2.2
Posisi Jongkok16
c) Manfaat

(1) Posisi ini memungkinkan rongga panggul membuka lebar

sekitar 25 persen kapasitas panggul biasa. Jika ibu mengejan

sesuai arah sumbu bayi, persalinan akan lebih mudah dan

relatif lebih cepat.

(2) Posisi ini menguntungkan karena pengaruh gravitasi tubuh,

ibu tak harus bersusah payah mengejan. Bayi akan keluar

lewat jalan lahir dengan sendirinya14.

d) Kekurangan:

(1) Bila tidak disiapkan dengan baik, posisi jongkok amat

berpeluang membuat kepala bayi cedera, sebab bayi bisa

37
38

"meluncur" dengan cepat. Supaya hal ini tidak terjadi,

biasanya sudah disiapkan bantalan yang empuk dan steril

untuk menahan kepala dan tubuh bayi.

(2) Dokter/bidan pun sedikit kesulitan bila harus membantu

persalinan melalui episiotomi atau memantau perkembangan

pembukaan.

(3) Robekan jalan lahir bisa tidak beraturan karena proses

persalinan yang terlampau cepat14.

B. Kerangka Teori

38
39

Gambar 2.3 Kerangka Teori

Kala I

Kala II
Persalinan Faktor yang
Kala III mempengaruhi
persalinan
Kala IV

Power Passage Passanger Posisi Psikologi Penolon


g

Penolong Secara
leluasa 1) Posisi Lithotomy(Berbaring) psikologis yakin

1) Rongga 2) Posisi Jongkok Jika ibu


panggul mengejan sesuai
membuka 3) Posisi Setengah Duduk arah sumbu
bayi, persalinan
2) Gaya 4) Posisi Lateral (Miring) akan lebih
gravitasi
mudah dan
relatif lebih
cepat.
Lama Persalinan

Lama Persalinan Lama Persalinan


Lama / Kala II Lama Normal

Komplikasi pada Ibu dan janin


ibu dan janin sejahtera

Resiko kematian ibu dan janin

Keterangan : Cetak Tebal Merupakan Variabel Dalam Penelitian


C. Kerangka Konsep

39
40

Variabel Independent Variabel Dependent

Posisi Jongkok
Lama Persalinan Kala II
Posisi Lithotomy

Gambar 2.4 Kerangka Konsep

Dalam penelitian ini variable yang akan diteliti adalah:

1. Variabel independen

Variabel independent (bebas) adalah variabel yang nilainya menentukan


17
variabel yang lain . Variabel independen dalam penelitian ini adalah

posisi jongkok dan posisi litotomi.

2. Variabel dependen

Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh

variable yang lain 17. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah lama

persalinan kala II.

D. Hipotesis Penelitian

Rumusan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Ha : Ada pengaruh posisi jongkok dibandingkan posisi litotomi terhadap

lama persalinan kala II pada ibu multipara di Puskesmas Sale

Kabupaten Rembang.

H0 : Tidak ada pengaruh posisi jongkok dibandingkan posisi litotomi

terhadap lama persalinan kala II pada ibu multipara di Puskesmas

Sale Kabupaten Rembang

40
41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Rancangan Penelitian

1. Jenis

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yaitu

metode penelitian yang menggunakan data data penelitian berupa angka

angka dan analisis menggunakan statistik. Metode ini sebagai metode

ilmiah karena telah memenuhi kaidah kaidah ilmiah yang konkret/ empiris,

obyektif, terukur, rasional dan sistematis17.

2. Rancangan

Desain penelitian Quasi Eksperimentyaitu suatu penelitian dengan

melakukan percobaan terhadap kelompok eksperimen, kepada tiap

kelompok eksperimen dikenakan perlakuan-perlakuan tertentu dengan


18
kondisi-kondisi yang dapat di kontrol disebut penelitian eksperimen .

Pada penelitian ini kelompok eksperimen diberikan perlakuan posisi

jongkoksedangkan kelompok kontrol diberikan posisi lithotomy.

Desain penelitian menggunakan rancangan Two Group Post Test

With Control Design yaknikelompok subjek untuk dilakukan pengukuran

sesudahdiberikan perlakuan. Berikut adalah gambar rancangan penelitian

yang diadopsi dari Notoatmodjo 18 :

41
31
42

Gambar 3.1
Rancangan Penelitian

R ( Kelompok X1 O1
Eksperiment)

R ( Kelompok X2 O2
Kontrol)
Keterangan :

O1 : Lama persalinan kala IIsetelah diberikan perlakuan posisi jongkok

O2 : Lama persalinan kala II setelah diberikan perlakuan posisi lithotomy

X1 : Perlakuan posisi jongkok

X2 : Perlakuan posisi lithotomy

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu

Penelitian dilakukan pada bulan November 2019 –Juni 2020

2. Tempat

Tempat penelitian di Puskesmas Sale Kabupaten Rembang. Hal ini

disebabkan di Puskesmas Sale proses persalinan hanya pada posisi

berbaring saja

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang

diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut 17.

42
43

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Dan Cara Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional
Posisi Pengaturan Menggunakan check - -
Jongkok posisi yang listberdasarkan standar
menempatkan operasional prosedur
ibu bersalin (SOP) persalinan
dalam posisi posisi jongkok.
jongkok
Posisi Pengaturan Menggunakan check - -
Lithotomy posisi yang listberdasarkan standar
menempatkan operasional prosedur
ibu bersalin (SOP) persalinan
dalam posisi posisi lithotomy.
berbaring
Lama Lamanyawaktu 1. Alat : Lama waktu Rasio
Persalinan yang Menggunakan alat diukur dengan
Kala II dimulai sejak pencatat waktu waktu per menit.
pembukaan (timer)
lengkap sampai 2. Cara Ukur :
terjadi Pengukuran
pengeluaran dimulai setelah ibu
seluruh janin. memasuki kala II
pada pembukaan
10

D. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik

kesimpulannya18.

Populasi dalam penelitian ini adalahibu bersalin yang melakukan

persalinan di Puskesmas Sale Kabupaten Rembang pada bulan April 2020.

Jumlah persalinan di Puskesmas Sale bulan Januari-Desember 2019 adalah

534 ibu bersalin. Dari jumlah tersebut sebesar 277 persalinan multipara

43
44

sehingga rata-rata persalinan perbulan sebesar 44 ibu bersalin.

Berdasarkan catatan kantong persalinan di Puskesmas Sale ibu hamil

dengan hari perkiraan lahir bulan April ada 43 bumil. Dari jumlah tersebut

ada 22 ibu hamil multipara dengan HPL bulan April.

2. Sampel

Sampel adalah subunit populasi survei atau populasi survei itu

sendiri, yang oleh peneliti dipandang mewakili populasi target. Dengan

kata lain, sample adalah elemen-elemen populasi yang dipilih atas dasar

kemampuan mewakilinya18.

Sampel yang diambil adalah seluruh ibu bersalin normal yang

memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk kriteria eklusi. Besarnya

sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus Slovin sebagai

berikut:

N
n:
1 + N e2

Dimana

n = jumlah elemen / anggota sampel

N = jumlah elemen / anggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan)

Populasi yang terdapat dalam penelitian ini berjumlah 22 orang

dan presisi yang ditetapkan atau tingkat signifikansi 0,05, maka besarnya

sampel pada penelitian ini adalah :

44
45

22
n:
1 + 22 x 0,052

22
n:
1 + 22 x 0,0025

n :20,85 dibulatkan menjadi 20 orang

Jumlah sampel keseluruhan pada penelitian ini, sebanyak 20

responden sehingga perhitungan sebanyak 10 ibu bersalin dengan posisi

jongkokdan 10 ibu bersalin dengan posisi litotomi. Kriteria sampel yang

diambil adalah sebagai berikut:

a. Kriteria Inklusi

1) Ibu bersalin kala II

2) Ibu multigravida

3) Ibu dengan kehamilan aterm (37-41 minggu).

4) Tekanan darah < 140/90

5) Bersedia menjadi responden penelitian

b. Kriteria Eksklusi

1) Tidak bersedia menjadi responden penelitian

2) Pasien yang mengalami komplikasi persalinan

3. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan

Purposive Sampling. Metode ini menggunakan kriteria yang telah dipilih

oleh peneliti dalam memilih sampel. Kriteria pemilihan sampel terbagi

45
46

menjadi kriteria inklusi dan eksklusi. Peneliti mengambil sampel yang

memenuhi kriteria inklusi.17.

Untuk menentukan besarnya sampel pada setiap penulis melakukan

dengan cara membagi rata jumlah sampel sebesar 20 menjadi 2 sehingga

didapatkan proporsi ideal 10 ibu bersalin dengan posisi jongkok dan 10 ibu

bersalin dengan posisi litotomi. Penentuan kelompok berdasarkan urutan

yakni dengan membagi berdasarkan kelompok nomer 1 sampai 10 untuk

posisi jongkok dan nomer 11 sampai 20 untuk kelompok posisi litotomi.

E. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini alat yang dipakai dalam pengumpulan data dengan

menggunakan :

1. Lembar observasi lama waktu

Berisi catatan waktu yang di observasi peneliti dalam persalinan kala II.

2. SOP Pengukuran Waktu Persalinan Kala II

Berisi urutan kegiatan pengukuran waktu yang berfungsi sebagai panduan

peneliti dalam melakukan pengukuran waktu kala II.

3. SOP Persalinan Posisi Jongkok

Berisi urutan kegiatan melakukan persalinan posisi jongkok yang berfungsi

sebagai panduan peneliti dalam memberikan persalinan jongkok kepada

responden.

4. SOP Persalinan Posisi Lithotomy

46
47

Berisi urutan kegiatan melakukan persalinan posisi lithotomy yang

berfungsi sebagai panduan peneliti dalam memberikan persalinan lithotomy

kepada responden.

5. Lembar Partograp

Berisi catatan perkembangan persalinan

F. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah dengan data primer

(lembar demografi yang dibagikan responden dan lembar observasi) dan

sekunder (data dan catatan resmi Puskesmas Sale, literature, dan pustakaan).

Adapun prosedur pengumpulan data sebagai berikut :

1. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa:

a. Data Primer

Merupakan data yang diperoleh dari hasil pengukuran langsung

terhadap responden dengan menggunakan lembar observasi sebagai alat

pengumpulan data18. Data primer tersebut secara langsung dari peneliti

dan enumerator dengan cara mengisi lembar observasi lama persalinan

yang akan melahirkan di Puskesmas Sale selanjutnya

didokumentasikan.

b. Data Sekunder

47
48

Data sekunder adalah data yang pengumpulannya bukan

diusahakan sendiri oleh peneliti18. Data ini diperoleh dari register ibu

bersalin yang melahirkan di Puskesmas Sale

2. Tahap persiapan

a. Mengurus perizinan penelitian

b. Setelah mendapat izin dari kepala Puskesmas Sale, peneliti melakukan

pendekatan kepada calon responden untuk memberikan penjelasan,

diharapkan bersedia menjadi responden dan bersedia menandatangani

lembar persetujuan.

3. Tahap pelaksanaan

a. Melakukan koordinasi dengan enumerator untuk persamaan persepsi

mengenai tujuan, cara melakukan serta pengumpulan data penelitian.

b. Melakukan identifikasi terhadap ibu yang akan melahirkan yang

sesuai dengan kriteria inklusi dibantu oleh bidan jaga di UPT

Puskesmas Sale Kabupaten Rembang masuk kriteria inklusi peneliti.

c. Jika peneliti sudah mencocokkan pasien dengan kriteria inklusi, maka

peneliti datang kepada ibu bersalin dan suami yang mendampingi ibu

bersalin tersebut untuk memperkenalkan diri serta menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian kepada suami dan juga istri yang sedang

menghadapi proses melahirkan.

d. Peneliti meminta persetujuan (inform consent) kepada responden yang

sesuai dengan kriteria inklusi. Bagi responden yang menyetujuai

langsung menandatanginya.

48
49

e. Setelah suami atau ibu bersalin menandatangi inform consent,

selanjutnya peneliti memberi penjelasan kepada suami dan ibu

bersalin mengenai prosedur yang akan dilakukan yaitu:

a) Posisi Jongkok

(1) Peneliti menjelaskan prosedur tindakan persalinan dengan

posisi jongkok

(2) Peneliti melakukan langkah–langkah tindakan penolong

persalinan dengan posisi jongkok yang dilakukan

(3) Peneliti menanyakan kepada suami apakah memahami

langkah–langkah terhadap tindakan penolong persalinan

dengan posisi jongkok

(4) Ketika suami atau ibu hamil mengatakan paham dengan apa

yang dijelaskan peneliti, selanjutnya peneliti memberikan

penjelasan bahwa peneliti atau enumerator akan melakukan

tindakan pertolongan persalinan dengan posisi jongkok pada

ibu bersalin kala II.

(5) Peneliti memberikan penjelasan kepada ibu bersalin dan

suami bahwa ibu bersalin yang sudah mendapatkan perlakuan

posisi jongkok merupakan kelompok intervensi dan tidak

akan mendapatkan perlakuan posisi litotomi karena ada

kelompok tersendiri yang secara khusus akan diberikan posisi

lithotomyyaitu sebagai kelompok kontrol.

b) Posisi Lithotomy

49
50

(1) Peneliti memberikan menjelaskan kepada kelompok kontrol

tentang perlakuan posisi lithotomykepada suami dan ibu

bersalin mulai kala II.

(2) Peneliti melakukan langkah–langkah pertolongan persalinan

dengan posisi lithotomysesuai SOP.

(3) Peneliti menayakan kepada suami atau ibu bersalin apakah

memahami langkah–langkah perlakuan posisi litotomi dalam

persalinan.

(4) Peneliti memberikan penjelasan kepada ibu bersalin dan

suami bahwa ibu bersalin yang sudah mendapatkan perlakuan

posisi lithotomymerupakan kelompok kontrol dan tidak akan

mendapatkan perlakuan posisi jongkok karena ada kelompok

tersendiri sebagai kelompok intervensi.

(5) Peneliti melakukan observasi lama waktu kala II yang

dialami responden sesudah dilakukan posisi jongkok dan

posisi lithotomydengan menggunakan lama waktu permenit.

(6) Peneliti mengamati dan mengontrol setiap langkah – langkah

tindakan posisi jongkok dan posisi lithotomydalam

pertolongan persalinan yang dilakukan kepada ibu

bersalinkala IIdan mencatat dalam ceklist prosedur

perlakukan posisi jongkok dan posisi lithotomyyang

dilakukan bidan.

50
51

(7) Peneliti mencatat lama waktu kala II pada tindakan posisi

jongkok dan posisi lithotomydalam pertolongan persalinan

dilembar observasi yang dihitung dalam satuan permenit .

4. Tahap evaluasi

a. Peneliti memeriksa kembali apakah jumlah sampel yang terkumpul

sudah memenuhi target peneliti.

b. Setelah kuesioner terkumpul, data tersebut diolah dengan memasukkan

data hasil penelitian ke dalam tabel.

5. Alur penelitian

Populasi

Sampel
N : 20

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol


N : 10 N : 10

Perlakuan (Posisi Jongkok) Perlakuan (Posisi


Lithotomy)

Post Test Post Test


Ukur Lama Kala II Ukur Lama Kala II

Hasil Hasil

Uji Normalitas
Shapiro Wilk ( N : < 50

Data Normal Data Tidak Normal


Uji Independent T Test Uji Mann Whitney

51
52

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan

Untuk penelitian ini, pengolahan data dilakukan dengan melalui

tahap-tahap sebagai berikut17 :

a. Editing

Yaitu berfungsi untuk meneliti kembali apakah isi lembar

observasi sudah lengkap. Editing dilaksanakan di tempat pengumpulan

data lama persalinan sehingga apabila ada kekurangan dapat segera

dilengkapi.

b. Entry Data

Yaitu kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke

dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat

distribusi frekuensi sederhana atau juga dengan membuat tabel

kontingensi.

c. Coding

Yaitu usaha mengklasifikasi jawaban-jawaban yang ada

menurut macamnya, klasifikasi dilaksanakan dengan jalan menandai

masing-masing dengan kode berupa angka kemudian dimasukkan

dalam tabel guna mempermudah membacanya. Pemberian coding pada

penelitian ini adalah kelompok dengan posisi jongkok diberi kode 1

dan kelompok posisi lithotomydiberi kode 2. Sedangkan lama waktu

tidak diberikan koding.

52
53

d. Tabulating

Yaitu kegiatan memasukkan data-data hasil penelitian kedalam

tabel-tabel sesuai kriteria.

e. Processing

Memasukkan data ke dalam program computerizeduntuk

membantu dalam memberikan analisis dan informasi yang dibutuhkan

dengan proses pengolahan data yang lebih praktis dan tampilan visual

pada outputnya.Data diproses kedalam program komputer dan

dianalisa menggunakan program SPSS versi 17 (Statistical Package

for Social Science).

2. Analisa Data

Analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai

berikut17:

a. Analisa Univariat

Analisa data untuk mengetahui bagaimana gambaran data yang

telah selesai dikumpulkan dengan model tendensi sentral. Data akan

digambarkan berdasarkan nilai pusat data pengamatan (Central

Tendency). Terdapat tiga ukuran pemusatan data yang sering

digunakanmean (rata-rata hitung/rata-rata), median (nilai tengah) dan

modus (nilai yang sering muncul).

b. Analisa Bivariat

Analisis bivariat yaitu analisis yang dilakukan untuk melihat

hubungan dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi.

53
54

Datayang digunakan dalam analisis bivariat ini berbentuk numerik,

sehingga sebelum dilakukan uji hipotesis maka harus diketahui terlebih

dahulu normal tidaknya distribusi data. Bila sampel yang digunakan <

50 maka uji normalitas yang digunakan adalah uji Shapiro Wik. Untuk

mengetahui pengaruh antara variabel dependen dan independen dengan

data berdistribusi normal maka menggunakan uji Independent T-Test.

Sedangkan jika data berdistribusi tidak normal menggunakan Mean

Whitney. Sedangkan interprestasi data adalah sebagai berikut :

1) Nilai p-value > 0,05 maka Ho diterima yang berarti tidak ada

pengaruh posisi jongkok dibandingkan posisi litotomi terhadap

lama persalinan kala II pada ibu multipara di Puskesmas Sale

Kabupaten Rembang.

2) Nilai p-value ≤ 0,05 maka Ho ditolak berarti ada pengaruh posisi

jongkok dibandingkan posisi litotomi terhadap lama persalinan kala

II pada ibu multipara di Puskesmas Sale Kabupaten Rembang19.

H. Etika Penelitian

Setelah penyusunan proposal penelitian disetujui oleh kedua

pembimbing dan diujikan, STIKES Karya Husada Semarang membuat

permohonan kepada di Kepala Puskesmas Sale Kabupaten Rembang untuk

mengadakan penelitian dan Puskesmas Sale Kabupaten Rembang

mengeluarkan ijin melakukan penelitian. Etika kepada calon responden

meliputi20 :

54
55

Apabila bersedia menjadi responden peneliti memohon kesedian untuk

menandatangani persetujuan dan menjawab pertanyaan yang diajukan dengan

benar. Jika calon responden tidak bersedia, peneliti tidak boleh memaksa dan

menghormati calon responden.

1. Inform consent (lembar persetujuan)

Setelah responden mengerti dan jelas tentang tujuan penelitian dan

hak-haknya, maka lembar persetujuan disampaikan kepada calon

responden untuk ditanda tangani.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjagaidentitas responden peneliti tidak mencantumkan

nama, namun menulis kode nama dengan nomor.

3. Confidentialitiy (kerahasiaan)

Peneliti menjamin kerahasiaan semua informasi yang diberikan

oleh responden dan akan dijaga, hanya digunakan untuk kepentingan

peneliti. Peneliti menjaga kerahasiaan identitas maupun hasil penelitian

ibu dan tidak menyebarluaskan kepada masyarakat umum, kecuali hanya

untuk penelitian.

I. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian terlampir.

55
DAFTAR PUSTAKA

1. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2017. Jakarta : Kemenkes


RI; 2017.
2. Affandi. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR; 2017.
3. WHO. Maternal Mortality: World Health Organization; 2018.
4. Kementerian Kesehatan RI.Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta :
Menteri Kesehatan Republik Indonesia; 2018.
5. SDKI. Survei Demografi Kesehatan Indonesia. Jakarta; 2018
6. Kuswanti, I. Asuhan Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar; 2018.
7. Andina, Diah. Asuhan Kebidanan Persalinan. Nuha Medika. Yogyakarta;
2018.
8. Syaflindawati, Rahmatina B, Herman, Jumiarni Ilyas. Pengaruh Upright
Position Terhadap Lama Kala Ifase Aktif Pada Primigravida. Skripsi : Jurnal
Unand; 2015.
9. Anggeni, Utari. Perbedaan Posisi Persalinan Setengah Duduk Dengan Posisi
Jongkok Terhadap Lamanya Kala II Di BPM Erniwaty Babat Supat. Skripsi :
STIKES Mitra Guna Palembang; 2019.
10. Asrina, Siswoyo Putri Shinta, Sulistyorini Dewie, Syamrotul Muflihah Ima,
Nirmala Sari Dian. Asuhan Kebidanan Masa Persalinan.Yogyakarta:Graha
Ilmu; 2017.
11. Puskesmas Sale. Laporan KIA Tahun 2019. Rembang; 2020.
12. Nurasia, Ai, dkk. Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan. Bandung: Retika
Aditama; 2017.
13. Marmi. Intranatal Care Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar; 2018.
14. Pantikawati, dkk. Asuhan Kebidanan I Kehamilan. Nuha Medika. Yogyakarta;
2017.
15. Arsinah, dkk.Asuhan kebidanan masa kehamilan. Graha Ilmu. Yogjakarta;
2017.
16. Lukman, Hakim. Posisi Persalinan. http.blogdokter.com. diakses pada tanggal
10 Februari 2020.

31
17. S Notoatmodjo. Metodologi penelitian kesehatan, Edisi Revisi. Jakarta :
Rineka Cipta; 2018.
18. Suharsimi Arikunto. ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta; 2018.
19. Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan;
Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Salemba
Medika. Surabaya; 2017.
20. Aziz Alimul Hidayat,. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis
Lembar hadir sebagai oponen

32
Lampiran 1

LEMBAR OBSERVASI LAMA WAKTU KALA II


POSISI LITHOTOMY

Lama Waktu Persalinan Kala II


No Nama Responden Umur Ibu
(dalam menit)

10

11

i
LEMBAR OBSERVASI LAMA WAKTU KALA II
POSISI JONGKOK

Lama Waktu Persalinan Kala II


No Nama Responden Umur Ibu
(dalam menit)

10

11

ii
Lampiran 2

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


(SOP)
PERSALINAN KALA II POSISI
LITHOTOMY
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh
STANDAR Ketua STIKES Karya
OPERASIONAL Husada Semarang
PROSEDUR
........................
Posisi lytothomy dalam persalinan adalah
membaringkan pasien dalam posisi telentang
PENGERTIAN dengan kedua paha diangkat dan ditarik ke arah
perut, sedangkan kedua tungkai bawah membuat
sudut 90° terhadap paha
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah
dalam penatalaksanaan persalinan kala II
TUJUAN
dengan posisi lytothomy
1. Secara psikologis membuat ibu merasa
lebih mantap karena yang ada dalam
persepsinya posisi melahirkan memang
seperti itu.
2. Posisi ini pun membuat penolong leluasa
membantu proses persalinan karena jalan
lahir menghadap ke depan. Dokter/bidan
lebih mudah mengukur perkembangan
MANFAAT pembukaan sehingga persalinan bisa
diprediksi lebih akurat.
3. Bila diperlukan tindakan episiotomi, dokter
lebih leluasa melakukannya; hasil
pengguntingan lebih bagus, terarah, dan
sayatan bisa diminimalkan.
4. Posisi kepala bayi pun lebih mudah
dipegang dan diarahkan
1. Persiapan Alat
a. Spuit 3 cc
PERSIAPAN ALAT b. Spuit 5 cc
c. Partus set

iii
d. Heacting set
e. Betadine
f. Kasa steril
g. Handscon steril
h. Sepatu Boat
i. Masker
j. Topi
k. Kaca mata PI
l. Celemek
2. Persiapan Bahan
a. Oksitosin 8 ampul
b. Lidocain
c. Aquapro injeksi
d. Metergin 0,2 mg
1. Berikan salam, perkenalkan diri dan identitas
klien dengan memeriksa identitas klien
dengan cermat
2. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang
PERSIAPAN PASIEN akan dilakukan, berikan kesempatan kepada
klien untuk bertanya dan jawab seluruh
pertanyaan pasien
3. Atur posisi klien sehingga merasa aman dan
nyaman
1. Atur ventilasi dan sirkulasi udara yang baik
2. Jaga privacy
PERSIAPAN UNTUK
3. Siapkan peralatan yang diperlukan
PENOLONG
4. Cuci tangan dan memakai APD
1. Mendengar dan melihat adanya tanda
persalinan kala II.
2. Memberitahukan pada ibu bahwa
pembukaan sudah lengkap dan keadaan
janin baik, bantu ibu untuk menentukan
posisi lithotomy(berbaring).
a. Pasien berbaring terlentang dan
pakaian bagian bawah dibuka.
b. Kedua kaki diangkat dan ditekuk ke
PROSEDUR arah perut.
PELAKSANAAN c. Tungkai bawah di tekuk
dengan membuat sudut 90° terhadap
paha.
d. Lutut ditekuk paha direnggangkan
dan telapak kaki menapak pada
tempat tidur

iv
3. Meminta bantuan keluarga/suami dalam
menyiapkan posisi berbaring untuk
meneran (bila ada rasa ingin meneran dan
terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke
posisi lithotomy(berbaring)
4. Laksanakan bimbingan meneran pada saat
ibu merasakan ada dorongan kuat untuk
meneran :
a. Bimbing ibu agar dapat meneran
secara benar dan efektif.
b. Dukung dan beri semangat pada saat
meneran, serta perbaiki cara meneran
apabila tidak sesuai.
c. Anjurkan keluarga memberi
dukungan dan semangat pada ibu.
d. Berikan cukup asupan cairan per-oral
(minum).
e. Menilai DJJ setiap kontraksi uterus
selesai.
f. Segera rujuk jika bayi belum atau
tidak akan segera lahir segera setelah
120 menit (2 jam) meneran
(primigravida) atau 60 menit (1 jam)
meneran (multigravida).
1. Affandi. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta
: JNPK-KR; 2017.
2. Nurasia, Ai, dkk. Asuhan Persalinan Normal
DOKUMEN TERKAIT
Bagi Bidan. Bandung: Retika Aditama;
2017.

v
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PERSALINAN KALA II POSISI JONGKOK

Tanggal terbit Ditetapkan Oleh


STANDAR Ketua STIKES Karya
OPERASIONAL Husada Semarang
PROSEDUR
........................
Posisi jongkok adalah posisi ibu dalam menghadapi
persalinan dengan posisi jongkok diatas bantalan
PENGERTIAN
empuk yang berguna untuk menahan kepala bayi dan
tubuh bayi
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
penatalaksanaan persalinan kala II dengan posisi
TUJUAN
jongkok
1. Posisi ini memungkinkan rongga panggul
membuka lebar sekitar 25 persen kapasitas
panggul biasa. Jika ibu mengejan sesuai arah
sumbu bayi, persalinan akan lebih mudah dan
relatif lebih cepat.
MANFAAT
2. Posisi ini menguntungkan karena pengaruh
gravitasi tubuh, ibu tak harus bersusah payah
mengejan. Bayi akan keluar lewat jalan lahir
dengan sendirinya
1. Persiapan Alat
a. Spuit 3 cc
b. Spuit 5 cc
c. Partus set
d. Heacting set
e. Betadine
f. Kasa steril
g. Handscon steril
PERSIAPAN ALAT h. Sepatu Boat
i. Masker
j. Topi
k. Kaca mata PI
l. Celemek
m. Bantal
2. Persiapan Bahan
a. Oksitosin 8 ampul

vi
b. Lidocain
c. Aquapro injeksi
d. Metergin 0,2 mg
1. Berikan salam, perkenalkan diri dan identitas klien
dengan memeriksa identitas klien dengan cermat
2. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan
PERSIAPAN PASIEN dilakukan, berikan kesempatan kepada klien untuk
bertanya dan jawab seluruh pertanyaan pasien
3. Atur posisi klien sehingga merasa aman dan
nyaman
1. Atur ventilasi dan sirkulasi udara yang baik
2. Jaga privacy
PERSIAPAN UNTUK
3. Siapkan peralatan yang diperlukan
PENOLONG
4. Cuci tangan dan memakai APD
1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan
kala II.
2. Memberitahukan pada ibu bahwa pembukaan
sudah lengkap dan keadaan janin baik, bantu ibu
untuk menentukan posisi jongkok.
a. Membantu ibu bangun dari tempat tidur
b. Buka kedua kaki selebar bahu ibu bersalin.
c. Posisikan ibu seperti duduk dengan lutut
ditekuk maksimal
d. Pastikan lutut berada disamping sejajar
dengan bahu ibu
e. Angkat bokong perlahan dengan ibu
berpegangan.
f. Jaga agar kaki tetap kuat di atas tempat
tidur
g. Cobalah untuk mendapatkan sandaran dari
PROSEDUR
dinding atau pegangan
PELAKSANAAN
3. Pastikan suami berada di dekat ibu sehingga
mereka dapat segera membantu jika ibu
membutuhkannya.
4. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu
merasakan ada dorongan kuat untuk meneran :
a. Bimbing ibu agar dapat meneran secara
benar dan efektif.
b. Dukung dan beri semangat pada saat
meneran, serta perbaiki cara meneran
apabila tidak sesuai.
c. Anjurkan keluarga memberi dukungan dan
semangat pada ibu.
d. Berikan cukup asupan cairan per-oral
(minum).

vii
e. Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai.
f. Segera rujuk jika bayi belum atau tidak
akan segera lahir segera setelah 120 menit
(2 jam) meneran (primigravida) atau 60
menit (1 jam) meneran (multigravida).
1. Affandi. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta :
JNPK-KR; 2017.
DOKUMEN
2. Nurasia, Ai, dkk. Asuhan Persalinan Normal
TERKAIT
Bagi Bidan. Bandung: Retika Aditama; 2017.

viii
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
(SOP)
PENGUKURAN LAMA PERSALINAN
KALA II
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh
STANDAR
Ketua STIKES Karya
OPERASIONAL
Husada Semarang
PROSEDUR
........................
Pemantauan waktu yang digunakan dalam
PENGERTIAN
penatalaksanaan persalinan pada kala II
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah
TUJUAN dalam pengukuran lama persalinan kala II
1. Untuk mencatat hasil observasi dan
kemajuan persalinan dengan menilai
pembukaan serviks melalui pemeriksaan
dalam
MANFAAT 2. Mendeteksi apakah proses persalinan
berjalan normal, dengan demikian juga
dapat terdeteksi secara dini kemungkinan
terjadinya partus lama.
1. Buku partograf
2. Bollpoint
PERSIAPAN ALAT
3. Timer
1. Berikan salam, perkenalkan diri dan
identitas klien dengan memeriksa identitas
klien dengan cermat
2. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang
PERSIAPAN PASIEN akan dilakukan, berikan kesempatan kepada
klien untuk bertanya dan jawab seluruh
pertanyaan pasien
3. Atur posisi klien sehingga merasa aman dan
nyaman
1. Atur ventilasi dan sirkulasi udara yang baik
2. Jaga privacy
PERSIAPAN UNTUK
3. Siapkan peralatan yang diperlukan
PENOLONG
4. Cuci tangan
1. Siapkan partograf, ballpoint dan timer.
2. Catat waktu dari mulai pembukaan lengkap
PROSEDUR sampai bayi lahir
PELAKSANAAN 3. Pencatatan selama kala II sampai kala III
persalinan

ix
1. Affandi. Asuhan Persalinan Normal.
Jakarta : JNPK-KR; 2017.
2. Nurasia, Ai, dkk. Asuhan Persalinan
DOKUMEN TERKAIT
Normal Bagi Bidan. Bandung: Retika
Aditama; 2017.

x
Lampiran 3
INFORMASI

PENGARUH POSISI JONGKOK TERHADAP LAMA PERSALINAN


KALA II PADA IBU MULTIPARA DI PUSKESMAS SALE
KABUPATEN REMBANG

Tujuan:
Mengetahui pengaruh posisi jongkok terhadap lama persalinan kala II pada ibu
multipara di Puskesmas Sale Kabupaten Rembang.

Tata Cara/Prosedur:
1. Posisi Litothomi: dilakukan pada ibu bersalin mulai kala II sampai selesai
2. Posisi Jongkok : dilakukan pada ibu bersalin mulai kala II sampai selesai

Resiko dan ketidaknyamanan:


Dalam penelitian ini, risiko minimal yang ditimbulkan berupa ketidaknyamanan
yang mungkin timbul karena penelitian ini sangat minim, karena posisi jongkok
dan litothomyyang diberikan sesuai dengan standart operasional prosedur. Adapun
ketika terjadi bahaya akan diatasi sesuai dengan letak permasalahan yang
dihadapi.

Manfaat:
Memberikan pengalaman dalam melaksanakan aplikasi riset khususnya penelitian
tentang pelaksanaan tindakan posisi jongkok untuk mempercepat lama waktu
bersalin pada persalinan kala II.

Kerahasiaan data:
Selama responden ikut dalam penelitian ini, setiap data penelitian ini akan
diperlakukan secara rahasia sehingga tidak memungkinkan diketahui oleh orang
lain. Dalam pengisian data, nama responden diganti dengan kode yang hanya
diketahui oleh peneliti.

Perkiraan jumlah subyek yang akan diikut sertakan:


Jumlah sampel keseluruhan pada penelitian ini, sebanyak 20 responden sehingga
perhitungan sebanyak 10 ibu bersalin dengan posisi jongkokdan 10 ibu bersalin
dengan posisi litotomi.

Kesukarelaan:
Keikut sertaan responden dalam penelitian ini bersifat sukarela disertai tanggung
jawab sampai selesainya penelitian ini. Apabila dalam proses penelitian

xi
berlangsung subjek penelitian ingin mengundurkan diri, diperkenankan
mengundurkan diri.

Subyek dapat dikeluarkan/mengundurkan diri dari penelitian:


Responden bebas menolak ikut dalam penelitian ini. Bila responden telah
memutuskan untuk ikut serta, responden juga dapat mengundurkan diri. Namun
bila responden tidak mengikuti dan memenuhi prosedur yang di berikan oleh
peneliti, keikutsertaan responden dalam penelitian ini akan berakhir.

Penyulit dan kompensasi


Semua biaya yang terkait dalam penelitian ini akan ditanggung oleh peneliti.
Sebagai kompensasi ketidaknyamanan yang akan muncul akibat proses penelitian,
peneliti akan memberikan cinderamata berupa handuk bayi kepada setiap subjek
di akhir penelitian.

Pertanyaan:
Jika ada pertanyaan sehubungan dengan penelitian ini kepada Nurmini Program
Studi Sarjana Terapan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada
Semarang.

xii
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN ( PSP )
UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN
( INFORMED CONSENT )

Saya telah membaca atau memperoleh penjelasan, sepenuhnya menyadari,


mengerti, dan memahami tentang tujuan,manfaat, dan risiko yang mungkin timbul
dalam penelitian, serta telah diberi kesempatan untuk bertanya dan telah dijawab
dengan memuaskan, juga sewaktu waktu dapat mengundurkan diri dari
keikutsertaanya, maka saya setuju / tidak setuju ikut dalam penelitian ini, yang
berjudul:

PENGARUH POSISI JONGKOK TERHADAP LAMA PERSALINAN


KALA II PADA IBU MULTIPARA DI PUSKESMAS SALE
KABUPATEN REMBANG

Saya dengan sukarela memilih untuk ikut serta dalam penelitian ini tanpa tekanan
/ paksaan siapapun. Saya akan diberikan salinan lembar penjelasan dan formulir
persetujuan yang telah saya tanda tangani untuk arsip saya.

Saya setuju:

Ya / Tidak *)

Tgl : Tanda tangan (bila tidak bisa


dapat digunakan cap jempol )

Nama Peserta :
Usia:
Alamat:
Nama Peneliti :

Nama Saksi :

*)coret yang tidak perlu

xiii
Jadwal P

BULAN
NO JADWAL Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
2019 2019 2020 2020 2020 2020 2020 2020
Penentuan
1
tema
Survey
2
pendahuluan
Menyusun
3
Proposal
Semiar
4
Proposal
Perijinan
5
Penilitian
Pengumpulan
6
Data
Pengolahan
7
Data
Seminar
8
Hasil

xiv
xv
xvi
xvii
xviii
xix
xx
xxi
xxii
xxiii
xxiv
xxv

Anda mungkin juga menyukai